Lampiran
Keputusan Direktur Jenderal Pajak

Nomor

:

KEP-02/PJ.1/2000

Tanggal

:

Januari 2000

 

BENTUK SURAT PEMBERITAHUAN MASA DAN BUKTI PEMOTONGAN PAJAK

PPh PASAL 21, 22, 23 DAN 26

  

No.

Jenis Formulir

Kode Formulir

Ukuran

Lampiran

1

2

3

4

5

 

I. 

Surat Pemberitahuan Masa

 

 

 

1.

 

SPT Masa PPh Pasal 21 dan Pasal 26

KP.PPh. 1.1/SPT-2000

Folio

2 lembar

2.

 

SPT Masa PPh Pasal 22 Belanja Negara (Oleh Bendaharawan

Badan Lain)

KP.PPh.1.4/SPT-2000

Folio

2 lembar

3.

 

SPT Masa PPh Pasal 23 dan 26

KP.PPh.1.9/SPT-2000

Folio

3 lembar

 

II. 

Bukti Pemotongan / Pemungutan

 

 

 

4.

 

PPh Pasal 23

KP.PPh.2.0.BP-2000

Folio

3 lembar

 

 

 

     


 

 

 

 

Lembar ke-1

Kantor Pelayanan Pajak

Lembar ke-2

untuk Pemotong Pajak

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
____________________________________

 

 

 

 

 

Kepada Yth.
Sdr. Kepala Kantor Pelayanan Pajak
.................................................... (1)
di
.....................................................

 

 

SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) MASA PPh PASAL 21 DAN PASAL 26

  

Bersama ini diberitahukan bahwa jumlah PPh Pasal 21 dan Pasal 26 atas Pegawai yang telah dipotong dan disetor untuk masa bulan .............................................. tahun ............. (2) adalah sebesar Rp. ................................ (.....................................................................................................) dengan perincian dan penjelasan sebagai berikut :

 

A.  PPh Pasal 21 dan Pasal 26 yang telah dipotong :

 

Golongan Pegawai

Jumlah Pegawai

Jumlah Penghasilan

PPh yang dipotong

1

2

3

4

1.

Pegawai Tetap

.....................

Rp. .........................

Rp. .........................

2.

Mantan Pegawai yang menerima Jasa Produksi Tantiem, Gratifikasi dan ................

.....................

Rp. .........................

Rp. .........................

3.

Pensiunan dan Penerima Pembayaran berkala lainnya.

.....................

Rp. .........................

Rp. .........................

4.

Pegawai Harian / Mingguan

.....................

Rp. .........................

Rp. .........................

5.

Pegawai Satuan

.....................

Rp. .........................

Rp. .........................

6.

Pegawai Borongan

.....................

Rp. .........................

Rp. .........................

7.

Pegawai Honorer

.....................

Rp. .........................

Rp. .........................

8.

Penerima Honorarium

.....................

Rp. .........................

Rp. .........................

9.

Penarikan Iuran Dana Pensiun pada Dana Pensiun

.....................

Rp. .........................

Rp. .........................

10.

Pegawai dengan status Wajib Pajak Luar Negeri

.....................

Rp. .........................

Rp. .........................

11.

Penerima Imbalan Jasa (Orang Pribadi)

.....................

Rp. .........................

Rp. .........................

JUMLAH

Rp. .........................

Rp. .........................

Diperhitungkan kelebihan setor tahun/bulan **) sebelumnya

Rp. ......................*)

PPh Pasal 21 dan Pasal 26 atas Pegawai dengan status Wajib Pajak Luar Negeri yang masih harus disetor/kelebihan setor tahun/bulan sebelumnya yang belum diperhitungkan.

Rp. ....................**)

 

KP.PPh1.1/SPT-2000   

 

 


 

 

PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR
SPT MASA PPh PASAL 21 DAN PASAL 26
(KP.PPh.1.1/SPT-2000)

 

 

Umum

(1)

Diisi dengan nama Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat Pemotong Pajak terdaftar

(2)

Diisi dengan bulan dan tahun dilakukannya pemotongan

(3)

Diisi dengan jumlah PPh yang dipotong

(4)

dan (5)diisi oleh Petugas yang menerima SPT Masa di KPP

(6)

Diisi dengan tanggal dibuatnya SPT Masa ini

(7)

Diisi dengan identitas lengkap Pemotong Pajak

(8)

Diisi dengan tanda tangan, nama dan cap Pemotong Pajak.

 

Khusus :

SPT Masa ini disampaikan oleh Pemotong Pajak PPh Pasal 21 dan Pasal 26 seperti yang dimaksud dalam KEP-281/PJ/1998 Pemotong Pajak wajib menghitung, memotong dan menvetor PPh Pasal 21 dan Pasal 26 yang terutang untuk setiap bulan takwim Penyetoran pajak dilakukan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak ke Bank Persepsi atau Kantor Pos dan Giro selambat-lambatnya pada tanggal 10 bulan takwim berikutnya dan wajib melaporkan penyetoran tersebut dengan menggunakan SPT Masa ke KPP setempat, selambat-lambatnya tanggal 20 bulan berikutnya :

Bagian A dan B

Kolom 1

:

Golongan Pegawai

 

 

Cukup jelas sesuai dengan KEP-281/PJ/1998

Kolom 2

:

Jumlah Pegawai

 

 

Diisi dengan banyaknya pegawai pemotong pajak

Kolom 3

:

Jumlah Penghasilan Bruto

 

 

Diisi dengan jumlah penghasilan bruto yang dibayarkan kepada pegawai

Kolom 4

:

PPh yang dipotong

 

 

Diisi dengan jumlah PPh yang dipotong yaitu sebesar Tarif x jumlah penghasilan / upah / komisi sesuai dengan KEP-281/PJ/1998

 

 

  

 


B.  PPh Pasal 21 yang dipotong final :

 

Penerima Pegawai

Jumlah Pegawai

Jumlah Penghasilan

PPh yang dipotong

1

2

3

4

1.

Penerima Uang Pesangon, Uang Tebusan Pensiun, Tunjangan Hari Tua/Tabungan Hari Tua yang dibayarkan sekaligus, dan Hadiah atau Penghargaan Perlombaan.

.....................

Rp. .........................

Rp. .........................

2.

Petugas Dinas Luar Asuransi dan Petugas Penjaja Barang yang menerima Komisi

.....................

Rp. .........................

Rp. .........................

3.

Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil, Anggota ABRI dan Pensiunan yang menerima Honorarium dan Imbalan lain yang dibebankan kepada Keuangan Negara / Daerah

.....................

Rp. .........................

Rp. .........................

JUMLAH

 

Rp. .........................

Rp. .........................

   

C. 

Lampiran :

 

1.

Daftar Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 dan Pasal 26.

 

2.

Lembar ke-3 Surat Setoran Pajak (SSP PPh Pasal 21/26).

 

3.

Lembar ke-2 Bukti Pemotongan PPh Pasal 21 dan / atau Pasal 26 sebanyak ......... (..............................................) lembar.

 

D.

Pernyataan

 

Dengan ini saya menyatakan bahwa pemberitahuan di atas adalah benar, lengkap, dan tidak bersyarat.

 

 

DIISI OLEH KPP

 

.................................., ......................... 20.....(6)

Diterima tanggal, ......................................., 20..... (4)

 

Pemotong Pajak, (7)

 

Petugas,

 

 

Tanda tangan, nama dan cap

 

 

............................................. (5)

NIP.

 

Nama

:

............................................................

N P W P

:

............................................................

Alamat 

:

............................................................

 

 

 

Tanda tangan, nama dan cap

 

 

................................................... (8)

 

*)

Untuk Pemotong PPh Pasal 21 Bendaharawan

 

Pemerintah tidak perlu mengisi.

**)

Coret yang tidak perlu.

 

KP.PPh.1.4/SPT-2000

 

 


 

 

PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR
SPT MASA PPh PASAL 22 BELANJA NEGARA
(Oleh Bendaharawan/Badan Lain)
(KP.PPh.1.4/SPT-2000)

 

 

Umum

(1)

Diisi dengan nama Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat Pemotong Pajak terdaftar

(2)

Diisi dengan bulan dan tahun dilakukannya pemungutan

(3)

Diisi dengan jumlah PPh Pasal 22 yang telah dipungut.

(4)

dan (5) diisi oleh Petugas penerima SPT Masa PPh Pasal 22 di KPP

(6)

Diisi dengan tanggal dibuatnya SPT Masa ini

(7)

Diisi dengan identitas lengkap Pemungut Pajak

(8)

Diisi dengan tanda tangan, nama dan cap Pemotong Pajak.

 

Khusus :

 

SPT Masa ini disampaikan oleh Bendaharawan/Badan lain baik di tingkat Pemerintah Pusat maupun Daerah, BUMN dan BUMD sebagai Pemungut PPh yang terutang atas pembelian barang dan belanja negara. PPh Pasal 22 dipungut pada setiap dilakukan pembayaran oleh Bendaharawan. Penyetoran Pajak dilakukan oleh pemungut pajak ke Bank Persepsi atau Kantor Pos dan Giro dengan menggunakan formulirPemo Surat Setoran Pajak. Pelaporan wajib dilakukan dengan menggunakan SPT Masa ini ke Kantor Pelayanan Pajak tempat pemungut pajak terdaftar, selambat-lambatnya 14 hari setelah Masa Pajak berakhir (Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No.450/KMK.04/1997 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No. 444/KMK.04/1999).

 

Bagian A dan B

Kolom 1

:

Uraian, cukup jelas

Kolom 2

:

Harga Pembelian, tidak termasuk PPN/PPnBM.

Kolom 3

:

Tarif, cukup jelas sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No.450/KMK.04/1997 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan R.I. No.444/KMK.04/1999.

Kolom 4

:

PPh yang dipungut

 

 

Diisi dengan PPh yang dipungut sebesar Tarif x Harga Pembelian tidak termasuk PPN/PPnBM.

 

 

 


 

 

 

 

Lembar ke-1

Kantor Pelayanan Pajak

Lembar ke-2

untuk Pemotong Pajak

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
____________________________________________

 

 

 

 

 

Kepada Yth.
Sdr. Kepala Kantor Pelayanan Pajak
..................................................... (1)
di
.........................................................

 

     

SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) MASA PPh PASAL 22 BELANJA NEGARA

(Oleh Bendaharawan / Badan Lain)

 

Bersama ini diberitahukan bahwa jumlah PPh Pasal 22 yang telah dipungut dan disetor untuk masa bulan ....................... tahun ............ (2) adalah sebesar Rp. ....................................... (3) (...........................................................................................) dengan perincian dan penjelasan sebagai berikut :

 

A.  PPh Pasal 22 yang dipungut :

 

Uraian

Harga Pembelian
(Tidak termasuk PPN/PPnBM)

Tarif

PPh Pasal 22 yang dipungut

(1)

(2)

(3)

(4)


   Barang
 


   Rp. ......................................
 


1,5 %
 


   Rp. .....................................
 

  

C.

Lampiran :

 

Lembar ke-3 SSP sebagai Bukti Pemungutan PPh Pasal 22 sebanyak ..................... (................................................) lembar.
  

D.

Pernyataan :

 

Dengan ini saya menyatakan bahwa pemberitahuan di atas adalah benar, lengkap, dan tidak bersyarat.

 

 

DIISI OLEH KPP

 

.................................., ......................... 20.....(6)

Diterima tanggal, ......................................., 20..... (4)

 

Pemotong Pajak, (7)

 

Petugas,

 

 

Tanda tangan, nama dan cap

 

 

............................................. (5)

NIP.

 

Nama

:

............................................................

N P W P

:

............................................................

Alamat 

:

............................................................

 

 

 

Tanda tangan, nama dan cap

 

 

................................................... (8)

 

KP.PPh.1.9/SPT-2000

 

 


 

 

PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR
SPT MASA PPh PASAL 23 DAN PASAL 26
(KP.PPh.1.9/SPT-2000)

 

 

Umum

(1)

Diisi dengan nama Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat Pemotong Pajak terdaftar

(2)

Diisi dengan bulan dan tahun dilakukannya pemotongan

(3)

Diisi dengan jumlah PPh yang telah dipotong

(4)

dan (5) diisi oleh Petugas penerima SPT Masa PPh Pasal 23 dan Pasal 26 di KPP

(6)

Diisi dengan tanggal dibuatnya SPT Masa ini

(7)

Diisi dengan identitas lengkap Pemotong Pajak

(8)

Diisi dengan tanda tangan, nama dan cap Pemotong Pajak.

Khusus :

SPT Masa ini disampaikan oleh Pemotong Pajak PPh Pasal 23 dan Pasal 26 seperti yang dimaksud dalam KEP-50/PJ/1994. Penyetoran pajak dilakukan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak ke Bank Persepsi atau Kantor Pos dan Giro selambat-lambatnya pada tanggal 10 bulan berikutnya dan wajib melaporkan penyetoran tersbut dengan menggunakan SPT Masa ini ke KPP setempat, selambat-lambatnya tanggal 20 bulan berikutnya.

 

Kolom 1

:

Uraian

 

 

cukup jelas sesuai dengan UU No.10/1994

Kolom 2

:

Jumlah Penghasilan Bruto

 

 

Diisi sesuai dengan besarnya penghasilan bruto yang dibayarkan

Kolom 3

:

Tarif

 

 

Diisi dengan tarif yang berlaku

 

 

Bagian A : Contoh

 

 

Kolom 3, Sewa dan Penghasilan sehubungan dengan penggunaan harta

 

 

tarif x Perkiraan Penghasilan Neto = 15% x 40%

 

 

Bagian B : Contoh

 

 

Kolom 3, Premi asuransi : tarif x Perkiraan Penghasilan Neto = 20% x 50%

 

 

              Reasuransi       : tarif x Perkiraan Penghasilan Neto = 20% x 40%.
  

Kolom 4

:

PPh yang dipotong

 

 

Diisi dengan PPh yang dipotong yaitu sebesar Tarif x Jumlah Penghasilan Bruto.

 

 


 

 

 

 

Lembar ke-1

Kantor Pelayanan Pajak

Lembar ke-2

untuk Pemotong Pajak

 

 

 

Lembar ke-3

untuk Pemotong Pajak

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
____________________________________________

 

 

 

 

 

Kepada Yth.
Sdr. Kepala Kantor Pelayanan Pajak
..................................................... (1)
di
.........................................................

 

 

BUKTI PEMOTONGAN PPh PASAL 23

Nomor :                                                        (2)

  

Nama Wajib Pajak

:

...................................................................................................................... (3)

N P W P

:

......................................................................................................................

Alamat

:

......................................................................................................................

 

   

No

Jenis
Penghasilan

Jumlah
Penghasilan Bruto

Perkiraan
Penghasilan Neto *)

Tarif

PPh yang dipotong
(Tarif x Perkiraan
Penghasilan Neto x
Penghasilan Bruto)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

1.

Bunga

Rp. .......................

.......... %

15%

Rp. .......................

2.

Dividen

Rp. .......................

.......... %

15%

Rp. .......................

3.

Royalti

Rp. .......................

.......... %

15%

Rp. .......................

4.

Sewa dan Penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta

Rp. .......................

.......... %

15%

Rp. .......................

5.

Jasa Teknis

Rp. .......................

.......... %

15%

Rp. .......................

6.

Jasa Manajemen

Rp. .......................

.......... %

15%

Rp. .......................

7.

Jasa Konsultan hukum/pajak

Rp. .......................

.......... %

15%

Rp. .......................

8.

Jasa lain ex NK Dirjen Pajak No.KEP-128/PJ/1997

Rp. .......................

.......... %

15%

Rp. .......................

9.

Hadian dan penghargaan

Rp. .......................

.......... %

15%

Rp. .......................

10.

...........................................

Rp. .......................

.......... %

15%

Rp. .......................

 

JUMLAH

 

 

 

Rp. .......................

 (.....................................................................................................................................................)

 

 

Perhatian :

1.

Jumlah Pajak Penghasilan Pasal 23 yang dipotong di atas merupakan angsuran atas Pajak Penghasilan yang terutang untuk tahun pajak yang bersangkutan. Simpanlah bukti pemotongan ini baik-baik dan beritahukanlah jumlah yang telah dipotong ini dalam Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh.

2.

Harap diisi dengan : benar dan lengkap, terutama NPWP dan Alamat lengkap penerima penghasilan.

 

.................................., ......................... 20.....(4)

 

Pemotong Pajak, (5)

 

Nama

:

...................................................

N P W P

:

...................................................

Alamat 

:

...................................................

 

Tanda tangan, nama dan cap

 

 

................................................... (6)

*) 60% / 40% / 30% / 10%, sesuai KEP-128/PJ/1997

 

KP.PPh.2.6/BP-2000

  

 


 

 

PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR
BUKTI PEMOTONGAN PPh PASAL 23
(KP.PPh.2.6/BP-2000)

 

 

Umum

(1)

Diisi dengan nama Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

(2)

Diisi dengan Nomor Bukti Pemotongan sesuai dengan urutan yang dibuat oleh Pemotong Pajak

(3)

Diisi dengan Identitas Wajib Pajak yang dipotong PPh Pasal 23

(4)

Diisi dengan tanggal dibuatnya Bukti Pemotongan Pajak

(5)

Diisi dengan identitas lengkap Pemotong Pajak

(6)

Diisi dengan tanda tangan, nama dan cap Pemotong Pajak.

 

Khusus :

Sesuai Pasal 23 Undang-Undang No.7 tahun 1983 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang No.10 tahun 1994, bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri dan Orang Pribadi Dalam Negeri yang ditunjuk membayarkan jenis penghasilan yang merupakan obyek PPh Pasal 23 kepada Wajib Pajak Dalam Negeri lainnya wajib memotong PPh Pasal 23. Saat memotong Pajak Penghasilan. Pemotong Pajak wajib membuat Bukti Pemotongan ini (KP.PPh.2.6/BP-99) dalam rangkap 3 (tiga).

 

Lembar ke 1

:

Untuk Wajib Pajak

 

 

Sebagai bukti bahwa WP telah dipotong PPh Pasal 23, dan jumlah PPh Pasal 23 yang telah dipotong dapat dikreditkan dengan Pajak Penghasilan yang terutang pada akhir tahun pajak dalam Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh.

Lembar ke 2

:

Untuk KPP

 

 

Bukti Pemotongan ini merupakan lampiran yang harus disertakan dalam SPT Masa PPh Pasal 23 (KP.PPh.1.9/SPT/1999).

Lembar ke 3

:

Untuk Pemotong Pajak

 

 

Sebagai bukti bahwa Pemotong Pajak telah memenuhi kewajibannya sesuai dengan Pasal 23 Undang-undang PPh (arsip sesuai nomor urut).
  

Kolom 1      

:

Nomor

 

 

cukup jelas

Kolom 2      

:

Jenis Penghasilan

 

 

Cukup jelas sesuai dengan jenis-jenis penghasilan Pasal 4 (1) Undang-undang No.10/1994 jo Pasal 23 Undang-Undang No.10 Tahun 1994 tentang Pajak Penghasilan jo Keputusan Dirjen Pajak No.KEP-128/PJ/1997.

Kolom 3      

:

Jumlah Penghasilan Bruto

 

 

Diisi sesuai dengan jumlah penghasilan yang terutang PPh Pasal 23.

Kolom 4      

:

Perkiraan Penghasilan Neto

 

 

Diisi dengan Perkiraan Penghasilan Neto sesuai Keputusan Direktur Jenderal Pajak No. KEP-128/PJ/1997

Kolom 5      

:

Tarif

 

 

Diisi dengan tarif PPh Pasal 23, yaitu sebesar 15%

Kolom 6      

:

PPh yang dipotong

 

 

Diisi dengan jumlah PPh Pasal 23 yang dipotong, yaitu sebesar : Tarif (%) x Perkiraan Penghasilan Neto x Penghasilan Bruto.