LAMPIRAN I Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : Kep-586/PJ./2001 Tanggal :
29 Agustus 2001 |
TATACARA PEMBERIAN DAN PENATAUSAHAAN PEMBEBASAN
PAJAK
PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH ATAS IMPOR ATAU
PENYERAHAN KENDARAAN BERMOTOR
A. |
UMUM |
|
|
1. |
Pajak
Penjualan Atas Barang Mewah (PPn BM) yang terutang atas impor atau penyerahan
Kendaraan Bermotor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3), dapat
dibebaskan setelah memperoleh Surat Keterangan Bebas Pajak Penjualan Atas
Barang Mewah (SKB PPn BM) yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Pajak untuk
setiap kali melakukan impor atau setiap penyerahan. |
|
2. |
SKB PPn
BM tidak diberikan kepada pemohon yang dalam perolehan/pembelian kendaraan
bermotornya telah dipungut PPn BM. |
|
3. |
Pembeli
kendaraan bermotor yang telah dipungut PPn BM oleh pabrikan kendaraan bermotor
atau oleh pihak lain selain pabrikan kendaraan bermotor melalui perhitungan
dalam Dasar Pengenaan Pajak PPN, maka pembeli tersebut dapat mengajukan
restitusi PPn BM. |
|
4. |
Permohonan
untuk memperoleh SKB PPn BM diajukan kepada Direktur Jenderal Pajak c.q.
Kepala Kantor Pelayanan Pajak dengan formulir permohonan sebagimana contoh
pada Lampiran II Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini. |
|
5. |
Kepala
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) berhak untuk meminta kelengkapan dokumen yang diperlukan
sebagaimana dimaksud dalam butir B dan C. |
B. |
TATACARA
PEMBEBASAN PPn BM ATAS IMPOR ATAU PENYERAHAN KENDARAAN BERMOTOR SEBAGAIMANA
DIMAKSUD DALAM PASAL 2 AYAT (3) |
|||
|
1. |
Permohonan
SKB PPn BM diajukan oleh TNI/POLRI untuk impor atau pembelian kendaraan
bermotor yang digunakan untuk keperluan dinas atau patroli TNI/POLRI dan oleh
Sekretariat Negara untuk impor atau pembelian kendaraan bermotor yang
digunakan untuk keperluan Protokoler Kenegaraan, Kepada Direktur Jenderal
Pajak c.q Kepala Kantor Pelayanan Pajak dimana Bendaharawan TNI/POLRI atau
Bendaharawan Sekretariat Negara terdaftar, dengan dilengkapi dokumen-dokumen
sebagai berikut : |
||
|
|
a. |
Surat Permohonan
yang ditandatangani oleh pejabat yang berwenang; |
|
|
|
b. |
Tujuan
penggunaan kendaraan dimaksud; |
|
|
|
c. |
Asal dana
yang digunakan untuk pengadaan kendaraan dimaksud untuk kendaraan dinas TNI/POLRI,
kendaraan patroli TNI/POLRI dan kendaraan protokoler kenegaraan (fotokopi
DIK/SKOP yang telah dilegalisasi); |
|
|
|
d. |
Kontrak
atau Surat Perintah Kerja Untuk pengadaan kendaraan dimaksud; |
|
|
|
e. |
Surat Kuasa
Khusus bila menunjuk orang lain untuk pengurusan SKB PPn BM; |
|
|
|
f. |
Khusus
untuk impor kendaraan bermotor, dilengkapi dengan dokumen impor berupa : |
|
|
|
|
- |
Invoice; |
|
|
|
- |
Dokumen Kontrak
Pembelian yang bersangkutan atau dokumen yang dapat dipersamakan; |
|
|
|
- |
Dokumen
pembayaran yang berupa Letter of Credit (L/C) atau bukti transfer atau bukti
lainnya yang berkaitan dengan pembayaran tersebut. |
|
2. |
Permohonan
SKB PPn BM diajukan oleh importir atau pembeli kendaraan bermotor yang
digunakan untuk kendaraan ambulan kendaraan tahanan, kendaraan pemadam
kebakaran, kendaraan jenazah, dan kendaraan angkutan umum, kepada Direktur
Jenderal Pajak c.q Kepala Kantor Pelayanan Pajak di tempat importir atau
pembeli kendaraan bermotor terdaftar (berdomisili), dengan dilengkapi
dokumen-dokumen sebagai berikut : |
||
|
|
a. |
Fotokopi
kartu NPWP; |
|
|
|
b. |
Perjanjian
jual-beli kendaraan bermotor angkutan umum yang memuat keterangan-keterangan
antara lain : |
|
|
|
|
(1) |
Nama
Penjual; |
|
|
|
(2) |
Nama
Pembeli; |
|
|
|
(3) |
Jenis dan
spesifikasi kendaraan yang dibeli. |
|
|
c. |
Ijin Usaha
dan Ijin Trayek yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang (untuk
kendaraan angkutan umum selain taksi) atau Persetujuan (Ijin) Prinsip yang
dikeluarkan oleh Pemerintah daerah setempat (untuk taksi); |
|
|
|
d. |
Surat
pernyataan yang menyatakan bahwa kendaraan dimaksud tidak akan diubah
penggunaanya dan apabila ternyata diubah, bersedia dikenakan sanksi sesuai
dengan ketentuan yang berlaku; |
|
|
|
e. |
Khusus
untuk impor kendaraan bermotor, dilengkapi dengan dokumen impor berupa : |
|
|
|
|
- |
Invoice; |
|
|
|
- |
Dokumen
Kontrak Pembelian yang bersangkutan atau dokumen yang dapat dipersamakan; |
|
|
|
- |
Dokumen
pembayaran yang berupa Letter of Credit (L/C) atau bukti transfer atau bukti lainnya
yang berkaitan dengan pembayaran tersebut. |
|
3. |
SKB PPn
BM atas pembelian kendaraan bermotor yang dibebaskan dari pengenaan PPn BM
sebagaimana contoh pada Lampiran III Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini
diterbitkan oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat pemohon terdaftar, atas
nama Direktur Jenderal Pajak dalam 4 (empat) rangkap dengan peruntukan
sebagai berikut : |
||
|
|
- |
Lembar
ke-1 : untuk PKP Penjual kendaraan bermotor; |
|
|
|
- |
Lembar ke-2
: untuk Kantor Pelayanan Pajak dimana PKP Penjual kendaraan bermotor
terdaftar; |
|
|
|
- |
Lembar
ke-3 : untuk Wajib Pajak pemohon SKB PPn BM; |
|
|
|
- |
Lembar
ke-4 : untuk Kantor Pelayanan Pajak Penerbit SKB PPn BM . |
|
|
4. |
SKB PPn BM
atas impor kendaraan bermotor yang dibebaskan dari pengenaan PPn BM
sebagaimana contoh pada Lampiran IV Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini
diterbitkan oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat Pemohon terdaftar, atas
nama Direktur Jenderal Pajak dalam 3 (tiga) rangkap dengan peruntukan sebagai
berikut : |
||
|
|
- |
Lembar
ke-1 : untuk Bank .... atau Kantor Pelayanan Bea dan Cukai .....; |
|
|
|
- |
Lembar
ke-2 : untuk Wajib Pajak Pemohon SKB PPn BM; |
|
|
|
- |
Lembar ke-3
: untuk Kantor Pelayanan Pajak Penerbit SKB PPn BM. |
C. |
TATACARA
RESTITUSI PPn BM ATAS IMPOR ATAU PENYERAHAN KENDARAAN BERMOTOR SEBAGAIMANA DIMAKSUD
DALAM PASAL 3 AYAT (2) YANG SUDAH DIPUNGUT PPn BM SEBELUM MENDAPATKAN SKB PPn
BM |
|||
|
1. |
Distributor/Dealer/Agen/Penyalur
yang menjual kendaraan bermotor yang digunakan untuk kendaraan dinas TNI/POLRI,
kendaraan patroli TNI/POLRI, kendaraan Protokoler Kenegaraan, kendaraan
ambulan, kendaraan tahanan, kendaraan pemadam kebakaran, kendaraan jenazah,
dan kendaraan angkutan umum yang memperoleh SKB PPn BM, dapat mengajukan
surat permohonan restitusi atas PPn BM yang telah dibayar kepada Kepala
Kantor Pelayanan Pajak ditempat Distributor atau Dealer atau Agen atau
Penyalur dikukuhkan dengan dilengkapi dokumen-dokumen sebagai berikut : |
||
|
|
a. |
Fotokopi
kartu NPWP dan fotokopi pengukuhan sebagai PKP; |
|
|
|
b. |
Fotokopi
Faktur Pajak yang diterbitkan oleh pabrikan atau importir kepada distributor
atau dealer atau penyalur, yang di dalamnya dicantumkan PPn BM yang dipungut
oleh pabrikan atau telah dibayar pada waktu impor oleh importir; |
|
|
|
c. |
Asli dan
fotokopi bukti pungutan PPn BM (untuk kendaraan bermotor eks CKD); |
|
|
|
d. |
Bukti SKB
PPn BM atas nama pembeli kendaraan bermotor dimaksud; |
|
|
|
e. |
Kontrak atau
SPK atau Perjanjian Jual-Beli untuk pengadaan kendaraan bermotor dimaksud; |
|
|
|
f. |
Surat
Keterangan yang memuat nama, alamat dan NPWP importir kendaraan bermotor yang
diterbitkan oleh penjual kendaraan bermotor dimaksud (khusus kendaraan bermotor
eks impor kendaraan CBU). |
|
|
2. |
Pengusaha
angkutan umum yang telah dipungut PPn BM atas impor atau pembelian kendaraan
bermotor sebelum/tanpa mendapatkan SKB PPn BM, dapat mengajukan permohonan restitusi
atas PPn BM yang telah dibayar kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak di tempat
importir atau pembeli kendaraan bermotor terdaftar (berdomisili) dengan
dilengkapi dokumen-dokumen sebagai berikut : |
||
|
|
a. |
Fotokopi
kartu NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak); |
|
|
|
b. |
Fotokopi
Surat perjanjian jual beli atau yang sejenis; |
|
|
|
c. |
Fotokopi
STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan) yang menyatakan kendaraan bermotor
tersebut untuk angkutan umum (plat dasar kuning) dan atau Surat Tanda Uji Kendaraan
dari DLLAJR yang menyatakan kendaraan bermotor tersebut untuk angkutan umum; |
|
|
|
d. |
Asli dan
fotokopi Faktur Pajak dari Dealer atau Distributor atau Agen atau Penyalur kepada
pembeli yang didalamnya dicantumkan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang
dikenakan oleh APM/ATPM atau Pabrikan kepada Dealer atau Distributor atau
Agen atau Penyalur, atau PPn BM yang telah dibayar pada waktu impor oleh
importir; |
|
|
|
e. |
Asli dan
fotokopi bukti pungutan PPn BM (untuk kendaraan bermotor eks CKD); |
|
|
|
f. |
Ijin
Usaha dan Ijin Trayek yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang (untuk
kendaraan angkutan umum selain taksi) atau Persetujuan (Ijin) Prinsip yang dikeluarkan
oleh Pemerintah Daerah setempat (untuk taksi); |
|
|
|
g. |
Khusus
atas impor kendaraan bermotor yang dilakukan sendiri oleh pengusaha angkutan
umum, dilengkapi dengan dokumen impor berupa : |
|
|
|
|
- |
Invoice, Pemberitahuan
Impor Barang, Surat Setoran Pajak; |
|
|
|
- |
Dokumen
Kontrak Pembelian yang bersangkutan atau dokumen yang dapat dipersamakan; |
|
|
|
- |
Dokumen
pembayaran yang berupa Letter of Credit (L/C) atau bukti transfer atau bukti lainnya
yang berkaitan dengan pembayaran tersebut; |
|
|
|
kecuali
dokumen-dokumen sebagaimana dimaksud dalam butir 2 huruf b, huruf d, dan
huruf e; |
|
|
|
h. |
Surat
pernyataan yang menyatakan bahwa kendaraan dimaksud tidak akan diubah penggunaanya
dan apabila ternyata diubah bersedia dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan
yang berlaku; |
|
|
|
i. |
Surat
Keterangan yang memuat nama, alamat dan NPWP importir kendaraan bermotor yang
diterbitkan oleh penjual kendaraan bermotor dimaksud (khusus kendaraan
bermotor eks impor kendaraan CBU). |
|
|
3. |
TNI/POLRI
yang telah dipungut PPn BM atas impor atau Pembelian kendaraan bermotor yang
digunakan untuk keperluan kendaraan dinas atau patroli TNI/POLRI atau Sekretariat
Negara yang telah dipungut PPn BM atas impor atau pembelian kendaraan
bermotor yang digunakan untuk keperluan Protokoler Kenegaraan dapat
mengajukan permohonan restitusi atas PPn BM yang telah dibayar kepada Kepala
Kantor Pelayanan Pajak dimana Bendaharawan TNI/POLRI atau Bendaharawan
Sekretariat Negara terdaftar dengan dilengkapi dokumen-dokumen sebagai
berikut : |
||
|
|
a. |
Fotokopi
kartu NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak) bendaharawan TNI/POLRI atau bendaharawan
Sekretariat Negara; |
|
|
|
b. |
Asal dana
yang digunakan untuk pengadaan kendaraan dimaksud untuk kendaraan dinas
TNI/POLRI, kendaraan Patroli TNI/POLRI dan kendaraan protokoler kenegaraan
(fotokopi DIK/SKOP yang telah dilegalisasi); |
|
|
|
c. |
Kontrak atau
Surat Perintah Kerja untuk pengadaan Kendaraan dimaksud; |
|
|
|
d. |
Fotokopi
STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan) yang menyatakan kendaraan bermotor
tersebut untuk keperluan dinas atau patroli TNI/POLRI atau untuk keperluan
protokoler kenegaraan; |
|
|
|
e. |
Asli dan
fotokopi Faktur Pajak dari Dealer atau Distributor atau Agen atau penyalur
kepada pembeli yang didalamnya dicantumkan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah
yang dikenakan oleh APM/ATPM atau Pabrikan kepada Dealer atau Distributor atau
Agen atau Penyalur, atau PPn BM yang telah dibayar pada waktu impor oleh
importir; |
|
|
|
f. |
Asli dan
fotokopi bukti pungutan PPn BM (untuk kendaraan bermotor eks CKD); |
|
|
|
g. |
Khusus atas
impor kendaraan bermotor yang dilakukan sendiri oleh TNI/POLRI atau
Sekretariat Negara, dilengkapi dengan dokumen impor berupa : |
|
|
|
|
- |
Invoice,
Pemberitahuan Impor Barang, Surat Setoran Pajak; |
|
|
|
- |
Dokumen Kontrak
Pembelian yang bersangkutan atau dokumen yang dapat dipersamakan; |
|
|
|
- |
Dokumen
pembayaran yang berupa Letter of Credit (L/C) atau bukti transfer atau bukti
lainnya yang berkaitan dengan pembayaran tersebut; |
|
|
|
kecuali dokumen-dokumen
sebagaimana dimaksud dalam butir 3 huruf c, huruf e, dan huruf f; |
|
|
|
h. |
Surat
pernyataan yang menyatakan bahwa kendaraan dimaksud tidak akan diubah
penggunaanya dan apabila ternyata diubah bersedia dikenakan sanksi sesuai
dengan ketentuan yang berlaku; |
|
|
|
i. |
Surat
Keterangan yang memuat nama, alamat dan NPWP importir kendaraan bermotor yang
diterbitkan oleh penjual kendaraan bermotor dimaksud (khusus kendaraan
bermotor eks impor kendaraan CBU). |
|
|
4. |
Importir/pembeli
yang telah dipungut PPn BM atas impor atau pembelian kendaraan ambulan,
kendaraan tahanan, kendaraan pemadam kebakaran, dan kendaraan jenazah, dapat
mengajukan permohonan restitusi atas PPn BM yang telah dibayar kepada Kepala
Kantor Pelayanan Pajak di tempat impotir atau pembeli kendaraan bermotor
terdaftar (berdomisili) dengan dilengkapi dokumen-dokumen sebagai berikut : |
||
|
|
a. |
Fotokopi
kartu NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak); |
|
|
|
b. |
Fotokopi surat perjanjian
jual beli atau yang sejenis; |
|
|
|
c. |
Fotokopi
STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan) yang menyatakan kendaraan bermotor
tersebut digunakan untuk kendaraan ambulan atau untuk kendaraan tahanan atau untuk
kendaraan pemadam kebakaran atau untuk kendaraan jenazah; |
|
|
|
d. |
Asli dan
fotokopi Faktur Pajak dari Dealer atas Distributor atau Agen atau Penyalur
kepada pembeli yang didalamnya dicantumkan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah yang
dikenakan oleh APM/ATPM atau pabrikan kepada Dealer atau Distributor atau
Agen atau Penyalur, atau PPn BM yang telah dibayar pada waktu impor oleh
importir; |
|
|
|
e. |
Asli dan
fotokopi bukti pungutan PPn BM (untuk kendaraan bermotor eks CKD); |
|
|
|
f. |
Khusus
atas impor kendaraan bermotor yang dilakukan sendiri oleh pemakai kendaraan
bermotor, dilengkapi dengan dokumen impor berupa : |
|
|
|
|
- |
Invoice,
Pemberitahuan Impor Barang, Surat Setoran Pajak; |
|
|
|
- |
Dokumen Kontrak
Pembelian yang bersangkutan atau dokumen yang dapat dipersamakan; |
|
|
|
- |
Dokumen
pembayaran yang berupa Letter of Credit (L/C) atau bukti transfer atau bukti
lainnya yang berkaitan dengan pembayaran tersebut; |
|
|
|
kecuali dokumen-dokumen
sebagaimana dimaksud dalam butir 4 huruf b, huruf d, dan huruf e; |
|
|
|
g. |
Surat
Pernyataan yang menyatakan bahwa kendaraan dimaksud tidak akan diubah
penggunaanya dan apabila ternyata diubah bersedia dikenakan sanksi sesuai dengan
ketentuan yang berlaku; |
|
|
|
h. |
Surat
keterangan yang memuat nama, alamat dan NPWP importir kendaraan bermotor yang
diterbitkan oleh penjual kendaraan bermotor dimaksud (khusus Kendaraan
bermotor eks impor kendaraan CBU). |
|
|
5. |
Pengajuan
permohonan restitusi PPn BM ini, harus dilakukan paling lambat 12 (dua belas)
bulan setelah bulan terjadinya penyerahan kendaraan kepada pembeli atau
setelah bulan terjadinya impor (untuk impor yang dilakukan sendiri). Untuk
menentukan saat penyerahan dimaksud, berpedoman pada Bukti Tanda Terima
penyerahan kendaraan kepada pembeli. Contoh : Penyerahan
kendaraan bermotor oleh Dealer "A" Kepada PO "B"
dilakukan tanggal 15 September 2001, maka batas akhir pengajuan permohonan
restitusi PPn BM adalah tanggal 14 September 2002. |
||
|
6. |
Atas
permohonan restitusi tersebut harus diterbitkan surat ketetapan pajak paling
lambat 2 (dua) bulan setelah tanggal diterimanya permohonan secara lengkap. |
||
|
7. |
Konfirmasi kebenaran Faktur Pajak Untuk memperoleh
kepastian bahwa PPn BM yang telah dipungut telah disetor ke Kas Negara, maka
Kepala KPP yang memproses permohonan restitusi tersebut di atas harus
melakukan konfirmasi kepada : |
||
|
|
a. |
Kepala KPP dimana pemungut PPn BM dikukuhkan sebagai PKP dengan
mengirimkan fotokopi bukti pungutan PPn BM, yang dilakukan paling lambat 3
(tiga) hari kerja setelah permohonan diterima lengkap. Kepala KPP yang
menerima permintaan konfirmasi diwajibkan untuk menjawab permintaan
konfirmasi paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah tanggal diterimanya
permintaan konfirmasi. Untuk
dapat menjawab permintaan konfirmasi dimaksud, Kepala KPP agar melakukan
penelitian antara lain dengan membandingkan fotokopi bukti pungutan PPn BM
yang dikirim dengan Daftar Rincian Kendaraan Bermotor yang merupakan lampiran
SPT Masa PPN dan SPT Masa PPn BM untuk Masa Pajak yang berkenaan (untuk eks
impor kendaraan CKD); atau |
|
|
|
b. |
Kepala KPP dimana importir dikukuhkan sebagai PKP dengan mengirimkan
informasi tentang spesifikasi kendaraan bermotor eks impor kendaraan CBU,
seperti jenis kendaraan bermotor, nomor rangka (NIK) dan nomor mesin, yang
dilakukan paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah permohonan diterima
lengkap. Kepala KPP yang menerima permintaan konfirmasi diwajibkan untuk
menjawab permintaan konfirmasi paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah
tanggal diterimanya permintaan konfirmasi. Untuk dapat menjawab permintaan konfirmasi dimaksud, Kepala KPP agar
melakukan penelitian terhadap SPT Masa importir dimaksud dan dokumen impor
(PIB dan Lembar ke-tiga Surat Setoran Pajak) yang dilampirkan dalam SPT Masa
tersebut. |
LAMPIRAN II Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : Kep-586/PJ./2001 Tanggal :
29 Agustus 2001 |
Nomor
Surat :
Lampiran
:
Hal
: Permohonan Surat
Keterangan Bebas (SKB)
PPn BM Atas Impor atau Pembelian
Kendaraan Bermotor
Yth.
Direktur Jenderal Pajak
c.q.
Kepala Kantor Pelayanan Pajak………………
……………………………………………………………
……………………………………………………………
Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 569/KMK.04/2000
tanggal 26 Desember 2000 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 460/KMK.03/2001 tanggal 28 Agustus 2001, dengan ini kami :
Nama
Pembeli/ Pengimpor |
: |
Alamat |
: |
N.P.W.P |
: |
Nama Pengurus/
Penanggung Jawab |
: |
mengajukan
permohonan untuk diberikan Surat Keterangan Bebas PPn BM atas impor/ Pembelian
*) kendaraan dinas TNI/POLRI/ patroli TNI/POLRI / Protokoler Kenegaraan / ambulan
/ tahanan / pemadam kebakaran/ jenazah/ angkutan umum *) :
No. |
Merk/Type |
Jenis/Model |
Tahun Pembuatan |
Tahun Perakitan |
Isi Silinder |
Nomor Rangka (NIK) |
Nomor Mesin |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
8 |
|
|
|
|
|
|
|
|
yang
diimpor dari atau dibeli dari :
Nama |
: |
Alamat |
: |
NPWP/
NPPKP |
: |
Terlampir
disampaikan dokumen-dokumen :
1. |
…………………………………………………………… |
2. |
…………………………………………………………… |
3. |
…………………………………………………………… |
4. |
…………………………………………………………… |
5. |
…………………………………………………………… |
6. |
…………………………………………………………… |
|
……………, …………………………… |
UNTUK DINAS
Diterima tanggal ………………… Petugas, |
Pemohon, ……………………………… |
*)
Coret yang tidak perlu
LAMPIRAN III Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : Kep-586/PJ./2001 Tanggal :
29 Agustus 2001 |
Lembar ke-………… : Untuk ……………
DEPERTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH ……………… KANTOR PELAYANAN PAJAK ………………… |
SURAT KETERANGAN BEBAS (SKB)
PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH
Nomor : KET- / /
Kepala Kantor Pelayanan Pajak atas nama Direktur Jenderal Pajak dengan
ini menerangkan bahwa :
Nama |
: |
Alamat |
: |
N.P.W.P |
: |
Sesuai
dengan surat permohonan Nomor …………………… tanggal …………………… dan berdasarkan
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 569/KMK.04/2000 tanggal 26 Desember 2000
sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
460/KMK.03/2001 tanggal 28 Agustus 2001, maka diberikan pembebasan Pajak
Penjualan Atas Barang Mewah yang terutang atas pembelian kendaraan dinas
TNI/POLRI/ patroli TNI/POLRI / Protokoler Kenegaraan / ambulan / tahanan /
pemadam kebakaran/ jenazah/ angkutan umum *) tersebut di bawah ini :
No. |
Merk/Type |
Jenis/Model |
Tahun Pembuatan |
Tahun Perakitan |
Isi Silinder |
Nomor Rangka (NIK) |
Nomor Mesin |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
8 |
|
|
|
|
|
|
|
|
Surat
Keterangan ini agar diserahkan kepada:
Nama
Pengusaha Kena Pajak Penjual |
: |
|
Alamat |
: |
|
N.P.W.P |
: |
|
Demikian
untuk dipergunakan seperlunya.
………………, ……………………… Kepala Kantor, ………………………………… NIP. …………………………… |
*)
Coret yang tidak perlu
LAMPIRAN IV Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : Kep-586/PJ./2001 Tanggal :
29 Agustus 2001 |
Lembar ke-……… : Untuk ………………
DEPERTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH …………………. KANTOR PELAYANAN PAJAK……………………… |
SURAT KETERANGAN BEBAS (SKB)
PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH
Nomor : KET- / /
Kepala Kantor Pelayanan Pajak atas nama Direktur Jenderal Pajak dengan
ini menerangkan bahwa :
Nama |
: |
|
Alamat |
: |
|
N.P.W.P |
: |
|
Sesuai
dengan surat permohonan Nomor ……………….. .tanggal ………………… dan berdasarkan
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 569/KMK.04/2000 tanggal 26 Desember 2000
sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor
460/KMK.03/2001 tanggal 28 Agustus 2001, maka diberikan pembebasan Pajak
Penjualan Atas Barang Mewah yang terutang atas impor kendaraan dinas TNI/POLRI/
patroli TNI/POLRI / Protokoler Kenegaraan / ambulan / tahanan / pemadam
kebakaran/ jenazah/ angkutan umum *) tersebut di bawah ini :
No. |
Merk/ Type |
Jenis/ Model |
Tahun Pembuatan |
Tahun Perakitan |
Isi Silinder |
Nomor Rangka (NIK) |
Nomor Mesin |
No. & Tanggal Invoice |
No. & Tanggal B / L /AWB |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
8 |
9 |
10 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Surat
Keterangan ini agar diserahkan kepada Bank …………………/ Kantor Pelayanan Bea dan
Cukai ……………, bersama dengan PIB.
Demikian
untuk dipergunakan seperlunya.
………………, ……………………… Kepala Kantor, ………………………………… NIP. …………………………… |
*) Coret
yang tidak perlu