Lampiran 
Keputusan Direktur Jenderal Pajak 

Nomor

:

KEP-240/PJ/2002 

Tanggal

:

30 April 2002

 

TABEL PENYEMPURNAAN FORMULIR PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN DAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PENGHASILAN

No.

Lama

Baru 

 

 

Nama Formulir

Kode Formulir

Nama Formulir

Kode Formulir

1.

Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2),

F.1.1.32.04

Surat Pemberitahuan (SPT) Masa Pajak Penghasilan Pasal 4 ayat (2),

F.1.1.32.04

2.

Bukti Pemungutan Pajak Penghasilan Penjualan Saham dan atau obligasi yang diperdagangkan di bursa efek (Final)

F.1.1.33.11

Bukti Pemotongan PPh Final Pasal 4 ayat (2) Atas Penjualan Saham Yang Diperdagangkan Di Bursa Efek 

F.1.1.33.11

 

3.

-

-

Bukti Pemotongan PPh Final Pasal 4 ayat (2) atas Bunga Dan Diskonto Obligasi Yang Tidak diperdagangkan Dan Atau Dilaporkan Perdagangannya Di Bursa Efek.

F.1.1.33.17

4.

-

-

Lampiran Bukti Pemotongan PPh Pasal 23/26 Atas Bunga Dan Diskonto Obligasi Yang Tidak diperdagangkan Dan Tidak Dilaporkan Perdagangannya Di Bursa efek

F.1.1.33.18

 

     


 

 

PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR SPT MASA
PAJAK PENGHASILAN FINAL PASAL 4 AYAT (2)
(F.1.1.32.04)  

    

Umum :

(1)

Diisi dengan nama Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat Pemotongan Pajak / Wajib Pajak terdaftar.

(2)

Diisi dengan identitas lengkap (NPWP, nama dan alamat) Pemotongan Pajak/Wajib Pajak.

(3)

Diisi dengan masa dan tahun pajak dilakukannya pemotongan.

(4)

Diisi dengan tanggal penyetoran pajak yang telah dipotong.

(5)

Beri tanda X dalam (          ) sesuai yang dilampirkan. Dalam hal SPT ditandatangani oleh bukan Pemotong Pajak/Wajib Pajak yang bersangkutan harap dilampirkan Surat Kuasa Khusus bermeterai cukup.

(6)

Diisi dengan tempat dan tanggal dibuatnya SPT Masa.

(7)

Coret yang tidak perlu

(8)

Diisi dengan tanda tangan, nama, dan cap Pemotong Pajak/Wajib Pajak, atau kuasanya.

 

Khusus :

Kolom (1)

Uraian, cukup jelas;

Kolom (2)

MAP/KJS, diisi dengan Kode Mata Anggaran Penerimaan (MAP)/Kode Jenis Pajak dan Kode Jenis Setoran yang harus diisi pada Surat Setoran Pajak (SSP);

Kolom (3)

Nilai Objek Pajak, diisi dengan jumlah bruto bunga deposito/tabungan, diskonto Sertifikat Bank Indonesia, jasa giro, transaksi penjualan saham, bunga/diskonto obligasi, hadiah undian, nilai sewa tanah dan atau bangunan, imbalan atas jasa konstruksi;

Kolom (4)

Tarif, cukup jelas;

Kolom (5)

PPh yang dipotong/dipungut/disetor sendiri, diisi dengan jumlah Pajak Penghasilan yang dipotong yaitu sebesar Tarif (kolom 4) X Nilai Objek Pajaknya (kolom 3).

 

Selain Pemotong Pajak, Surat Pemberitahuan (SPT) masa ini wajib diisi dan dilaporkan oleh Wajib Pajak yang menurut ketentuan yang berlaku harus menyetor sendiri Pajak Penghasilan Final Pasal 4 ayat (2) yang terutang. SPT Masa ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) :

lembar ke 1

:

Untuk Kantor Pelayanan Pajak.

lembar ke 2

:

Arsip Pemotong Pajak/Wajib Pajak

 

Penyetoran dilakukan dengan menggunakan SSP ke Bank Persepsi atau Kantor Pos dan Giro.

Jadwal penyetoran PPh dan pelaporan SPT untuk masing-masing jenis penghasilan adalah sebagai berikut :

Jenis Penghasilan

Penyetoran

Pelaporan

Bunga Deposito/Tabungan, Diskonto SBI, Bunga/Diskonto Obligasi

Paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir.

Paling lambat 20 hari setelah masa pajak berakhir.

Transaksi Penjualan Saham

Paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya setelah bulan terjadinya transaksi penjualan saham.

Paling lambat tanggal 25 bulan berikutnya setelah bulan terjadinya transaksi penjualan saham. 

Hadiah Undian

Paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya setelah bulan saat terutangnya pajak.

Paling lambat 20 hari setelah masa pajak berakhir.

 

Persewaan Tanah Dan Atau Bangunan

Paling lambat tanggal 10 (bagi Pemotong Pajak) atau tanggal 15 (bagi WP pengusaha persewaan) dari bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir.

Paling lambat 20 hari setelah masa pajak berakhir.

 

Jasa Konstruksi Usaha Kecil

Paling lambat tanggal 10(bagi Pemotong Pajak) dan tanggal 15 (bagi WP usaha kecil jasa konstruksi) bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir.

Paling lambat 20 hari setelah masa pajak berakhir.

 


 

Lembar ke-1 untuk

:

Kantor Pelayanan Pajak

Lembar ke-2 untuk

:

Arsip Pemotong Pajak/Wajib Pajak

 

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

 

Yth. Kepala Kantor Pelayanan Pajak
………………………………… (1)

di
…………………………………

 

SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) MASA

PAJAK PENGHASILAN FINAL PASAL 4 AYAT (2)

 

 

A.

Identitas Pemotongan Pajak/Wajib Pajak:

 

NPWP

:

………………………………………………

Nama

:

………………………………………………

Alamat

:

………………………………………………

B.

Pajak Penghasilan Final Pasal 4 ayat (2) yang telah dipotong/dipungut/terutang untuk masa …………………… tahun ……………………(3) dan telah disetor tanggal …………………………(14) adalah sebagai berikut :

 

URAIAN

MAP/KJS

Nilai Objek Pajak
(Rp)

Tarif
(%)

PPh yang dipotong/
dipungut disetor sendiri
(Rp)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

1.

Bunga Deposito/Tabungan, Diskonto SBI
dan Jasa Giro :

 

 

 

 

 

a.

Bunga Deposito/Tabungan

 

 

 

 

 

 

-

Yang ditempatkan di  DN

0118/404

…………………………

…………………………

…………………………

 

 

-

Yang ditempatkan di LN

 

…………………………

…………………………

…………………………

 

b.

Diskonto Sertifikat Bank Indonesia

 

…………………………

…………………………

…………………………

 

c.

Jasa Giro

 

…………………………

…………………………

…………………………

2.

Transaksi Penjualan Saham :

 

 

 

 

 

a.

Saham Pendiri

0118/406

…………………………

…………………………

…………………………

 

b.

Bukan Saham Pendiri

 

…………………………

…………………………

…………………………

3.

Bunga/Diskonto Obligasi

0118/406

…………………………

…………………………

…………………………

4.

Hadiah Undian

0118/405

…………………………

…………………………

…………………………

5.

Persewaan Tanah dan atau Bangunan (bagi penyewa sebagai pemotong pajak)

0118/403

…………………………

…………………………

…………………………

6.

Persewaan Tanah dan atau Bangunan (bagi Wajib Pajak pengusaha persewaan tanah dan/atau bangunan):

 

 

 

 

 

a.

PPh yang disetor sendiri

0118/403

…………………………

…………………………

…………………………

 

b.

PPh yang dipotong oleh pihak lain

 

…………………………

…………………………

…………………………

7.

Penyerahan Jasa Konstruksi Usaha Kecil (bagi penerima jasa sebagai pemotong pajak).

0118/409

…………………………

…………………………

…………………………

8.

Penyerahan Jasa Konstruksi Usaha Kecil (bagi Wajib Pajak pengusaha kecil jasa konstruksi) :

 

…………………………

…………………………

…………………………

 

a.

PPh yang disetor sendiri

0118/409

…………………………

…………………………

…………………………

 

b.

PPh yang dipotong oleh pihak lain

 

…………………………

…………………………

…………………………

Jumlah

 

Terbilang :

 

 

C.

Lampiran : (5)

 

(   )

Surat Setoran Pajak (SSP) lembar ke-3.

 

(   )

Daftar Bukti Pemotongan PPh Final Pasal 4 ayat (2).

 

(   )

Surat Kuasa Khusus.

 

Pernyataan :
Dengan ini saya menyatakan bahwa pemberitahuan di atas adalah benar, lengkap dan tidak bersyarat.

 







F.1.1.32.04

……………………………………20……………(6)
Pemotongan Pajak/Wajib Pajak/Kuasa(7)
Tanda tangan, nama dan cap


……………………………………(8)

 


 

 

PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR
BUKTI PEMOTONGAN PPh FINAL PASAL 4 AYAT (2) ATAS
PENJUALAN SAHAM YANG DI PERDAGANGKAN DI BURSA EFEK
(F.1.1.33.11)

      

Umum :

(1)

Diisi dengan nama Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat Pemotong Pajak terdaftar

(2)

Diisi dengan Nomor Bukti Pemotongan sesuai administrasi yang dibuat oleh Penyelenggara Bursa Efek

(3)

Diisi dengan Identitas Wajib Pajak yang menerima penghasilan dari penjualan saham yang dimilikinya

(4)

Diisi dengan tanggal, bulan dan tahun dibuatnya Bukti Pemotongan Pajak

(5)

Diisi dengan identitas lengkap Pemotong Pajak

(6)

Diisi dengan tanda tangan, nama dan cap Pemotong Pajak

 

Khusus :

Sesuai dengan ketentuan  yang berlaku, pemotongan Pajak Penghasilan Final Pasal 4 ayat (2) atas penjualan saham dilakukan oleh Penyelenggara Bursa Efek melalui Perusahaan Efek (Broker), yaitu Perusahaan Efek yang telah menjadi Anggota Bursa yang melakukan transaksi jual beli saham di Bursa Efek baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan orang lain. Bukti Pemotongan ini dibuat rangkap 3 (tiga) oleh Pemotong Pajak pada saat menerima pelunasan transaksi penjualan saham. 

lembar ke 1

:

Untuk Wajib Pajak yang dipotong

lembar ke 2

:

Untuk Penyelenggara Bursa Efek

lembar ke 3

:

Arsip Pemotong Pajak

 

Kolom (1)

cukup jelas;

Kolom (2)

cukup jelas;

Kolom (3)

diisi dengan jumlah nilai seluruh transaksi penjualan;

Kolom (4)

cukup jelas;

Kolom (5)

diisi dengan jumlah Pajak Penghasilan Final Pasal 4 ayat (2) yang dipotong, yaitu sebesar Tarif  x  Nilai Tansaksi Penjualan. 

 

 


 

Lembar ke-1 untuk

:

Wajib Pajak yang dipotong

Lembar ke-2 untuk

:

Penyelenggara Bursa Efek

Lembar ke-3 untuk

:

Arsip Pemotong Pajak

 

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR PELAYANAN PAJAK
................................................................
(1)

 

BUKTI PEMOTONGAN PPh FINAL PASAL 4 AYAT (2) ATAS

PENJUALAN SAHAM YANG DIPERDAGANGKAN DI BURSA EFEK

Nomor : …………………………………………… (2)

 

NPWP

:

 ………………………… ………………………… (3)

Nama Wajib Pajak

:

……………………………………………………

Alamat

:

……………………………………………………

 

No.

URAIAN

Nilai Transaksi Penjualan

Tarif

PPh Yang Dipotong

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

1.

Saham Pendiri

Rp …………………………………

0,5%

Rp …………………………………

2.

Bukan saham Pendiri

Rp …………………………………  

0,1%

Rp …………………………………

Jumlah :

 

Rp …………………………………

Terbilang …………………………………………………………………………………………………

 

 

……………………………………20………………(4)

Pemotongan Pajak :(5)

NPWP

:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Nama

:

…………………………………

Tanda tangan, nama dan cap

 

 

 

……………………………………… (6)

Perhatian:
Bukti Pemotongan ini dianggap sah apabila diiisi dengan lengkap dan benar

 

F.1.1.33.11


 

 

PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR
BUKTI PEMOTONGAN PPh FINAL PASAL 4 AYAT (2)
ATAS BUNGA DAN DISKONTO OBLIGASI YANG DI PERDAGANGKAN
DAN ATAU DILAPORKAN PERDAGANGANNYA DI BURSA EFEK
(F.1.1.33.17)

      

Umum :

Formulir ini harus diisi untuk semua penerima bunga dan diskonto obligasi yang diperdagangkan dan atau dilaporkan perdagangannya di bursa efek termasuk pihak-pihak yang dikecualikan dari pemotongan :

(1)

Diisi dengan nama Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat Pemotongan Pajak terdaftar

(2)

Diisi dengan Nomor Bukti Pemotongan sesuai administrasi yang dibuat oleh Pemotong Pajak.

(3)

Diisi dengan Identitas Wajib Pajak yang menerima penghasilan sehubungan dengan penjualan obligasi yang dimilikinya

(4)

Beri tanda silang pada kotak, apabila pembeli obligasi adalah pihak-pihak yang dikecualikan dari pemotongan.

(5)

Diisi dengan tanggal dibuatnya Bukti Pemotongan

(6)

Diisi dengan identitas Pemotong Pajak dalam hal ini adalah Perantara Perdagangan Efek

(7)

Diisi dengan tanda tangan, nama dan cap Perantara Perdagangan Efek

 

Khusus :

Sesuai dengan ketentuan  yang berlaku pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) atas penghasilan  yang diterima atau diperoleh dari obligasi dilakukan oleh penerbit obligasi, perusahaan efek, bank, dana pensiun, reksadana, dan pihak yang melakukan pencatatan mutasi hak kepemilikan obligasi (sub registry). Bukti Pemotongan ini dibuat rangkap 4 (empat) oleh Pemotong Pajak pada saat obligasi diterima atau diperoleh.

Lembar ke-1 untuk

:

Wajib Pajak yang dipotong

Lembar ke-2 untuk

:

Penyelenggara Bursa Efek

Lembar ke-3 untuk

:

Arsip Pemotong Pajak

Lembar ke-4 untuk

:

Pembeli/Pemegang Obligasi

 

Kolom 1 : Uraian, terdiri atas

Huruf a

:

Nama obligasi, cukup jelas.

Huruf b

:

Jumlah nilai nominal, cukup jelas

Huruf c

:

Nomor seri, cukup jelas

Huruf d

:

Tingkat bunga/tahun, cukup jelas

Huruf e

:

Tanggal jatuh tempo bunga terakhir, cukup jelas

Huruf f

:

Tanggal perolehan, cukup jelas

Huruf g

:

Tanggal penjualan, cukup jelas

Huruf h

:

Jumlah harga perolehan bersih (tanpa bunga), cukup jelas

Huruf i

:

Jumlah harga jual bersih (tanpa bunga), cukup jelas

Huruf j

:

Diskonto (i-h), cukup jelas

Huruf k

:

Bunga, cukup jelas

 

Kolom 2 : Bunga/Diskonto, cukup jelas 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


 

Lembar ke-1 untuk

:

Wajib Pajak yang dipotong

Lembar ke-2 untuk

:

Penyelenggara Bursa Efek

Lembar ke-3 untuk

:

Arsip Pemotong Pajak

Lembar ke-4 untuk

:

Pembeli/Pemegang Obligasi

 

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR PELAYANAN PAJAK
...............................................................(1)

 

BUKTI PEMOTONGAN PPh FINAL PASAL 4 AYAT (2) ATAS BUNGA DAN DISKONTO
OBLIGASI YANG DIPERDAGANGKAN DAN ATAU DILAPORKAN PERDAGANGANNYA
DI BURSA EFEK   

Nomor : …………………………………………… (2)

 

NPWP

:

……………………………………

Nama Wajib Pajak

:

…………………………………… (3)

Alamat

:

……………………………………

 

Uraian

Bunga/Diskonto

(1)

(2)

a.

Nama obligasi

……………………………

 

b.

Jumlah nilai nominal

……………………………

 

c.

Nomor seri

……………………………

 

d.

Tingkat bunga/tahun

……………………………

 

e.

Tanggal jatuh tempo bunga terakhir

……………………………

 

f.

Tanggal perolehan

 

 

 

 

 

 

 

g.

Tanggal penjualan

 

 

 

 

 

 

 

h.

Jumlah harga perolehan bersih (tanpa bunga)

……………………………

 

i.

Jumlah harga jual bersih (tanpa  bunga)

……………………………

 

j.

Diskonto (i - h)

 

……………………………

k.

Bunga

 

……………………………

 

 

Jumlah :

 

 

PPh Final (20% X jumlah bunga/diskonto) =   ………………………………………

Terbilang : …………………………………………………………………………………………………

 

PPh Final tidak dipotong (Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2002) (4)

 

 

……………………………………20………………(5)

Pemotongan Pajak :(6)

NPWP

:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Nama

:

…………………………………

 

Perhatian:

1.

Setiap nama obligasi dengan tanggal perolehan yang berbeda dibuat Bukti Pemotongan tersendiri.

2.

Bukti Pemotongan ini dianggap sah apabila diisi dengan lengkap dan benar.

3.

Bukti Pemotongan tetap dibuat meskipun PPh Final tidak dipotong bagi bank, dana pensiun dan reksadana yang memenuhi syarat.

Tanda tangan, nama dan cap

 

 

 

………………………………………

F.1.1.33.17


 

 

PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR
LAMPIRAN BUKTI PEMUNGUTAN PPh PASAL 23/26 ATAS BUNGA DAN DISKONTO OBLIGASI YANG DI PERDAGANGKAN DAN ATAU DILAPORKAN PERDAGANGANNYA
DI BURSA EFEK
(F.1.1.33.18) 

    

Umum :

Formulir ini harus diisi untuk semua penerima bunga dan diskonto obligasi termasuk pihak-pihak yang dikecualikan dari pemotongan :

(1)

Diisi dengan nama Kantor Pelayanan Pajak (KPP).

(2)

Diisi dengan Nomor Bukti Pemotongan sesuai dengan urutan yang dibuat oleh Penyelenggara Bursa Efek.

(3)

Diisi dengan Identitas Wajib Pajak yang menerima penghasilan sehubungan dengan penjualan obligasi yang dimilikinya

(4)

Dipindahkan ke formulir Bukti Pemotongan PPh Pasal 23 (kode formulir F.1.1.33.06) atau Bukti Pemotongan PPh Pasal 26 (kode formulir F.1.1.33.08).

(5)

Beri tanda silang sesuai dengan pembeli obligasi, apabila pembeli obligasi adalah pihak-pihak yang dikecualikan dari pemotongan, beri tanda silang pada kolom PPh Final tidak dipotong.

(6)

Diisi dengan tanggal dibuatnya Bukti Pemotongan

(7)

Diisi dengan identitas Pemotongan Pajak dalam hal ini adalah Perantara Perdagangan Efek

(8)

Diisi dengan tanda tangan, nama dan cap Perantara Perdagangan Efek

 

Khusus :

Sesuai dengan ketentuan  yang berlaku pemotongan Pajak Penghasilan (PPh) atas penghasilan  yang diterima atau diperoleh dari obligasi yang dilakukan oleh penerbit obligasi, perusahaan efek, bank, dana pensiun, reksadana, dan pihak yang melakukan pencatatan mutasi hak kepemilikan obligasi (sub registry). Bukti Pemotongan ini dibuat rangkap 3 (tiga) oleh Pemotong Pajak pada saat obligasi diterima atau diperoleh.  

Lembar ke-1 untuk

:

Wajib Pajak yang dipotong

Lembar ke-2 untuk

:

Arsip Pemotong Pajak

Lembar ke-3 untuk

:

Untuk Pembeli/Pemegang Obligasi

 

Kolom 1 : Uraian, terdiri atas :

Huruf a

:

Nama obligasi, cukup jelas.

Huruf b

:

Jumlah nilai nominal, cukup jelas

Huruf c

:

Nomor seri, cukup jelas

Huruf d

:

Tingkat bunga/tahun, cukup jelas

Huruf e

:

Tanggal jatuh tempo bunga terakhir, cukup jelas

Huruf f

:

Tanggal perolehan, cukup jelas

Huruf g

:

Tanggal penjualan, cukup jelas

Huruf h

:

Jumlah harga perolehan bersih, cukup jelas

Huruf i

:

Jumlah harga jual bersih, cukup jelas

Huruf j

:

Diskonto (i-h), cukup jelas

Huruf k

:

Bunga, cukup jelas

 

Kolom 2 : Bunga/Diskonto, cukup jelas 

 


 

Lembar ke-1 untuk

:

Wajib Pajak yang dipotong

Lembar ke-2 untuk

:

Arsip Pemotong Pajak

Lembar ke-3 untuk

:

Untuk Pembeli/Pemegang Obligasi

 

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR PELAYANAN PAJAK
...............................................................(1)

 

LAMPIRAN BUKTI PEMOTONGAN PPh PASAL 23/26
ATAS BUNGA DAN DISKONTO OBLIGASI YANG DIPERDAGANGKAN DAN
TIDAK DILAPORKAN PERDAGANGANNYA DI BURSA EFEK

Nomor : …………………………………………… (2)

 

NPWP

:

……………………………………

Nama Wajib Pajak

:

…………………………………… (3)

Alamat

:

……………………………………

Pemotongan PPh *)

 

 

Pasal 23

 

 

Pasal 26

 

Uraian

Bunga/Diskonto

(1)

(2)

a.

Nama obligasi

……………………………

 

b.

Jumlah nilai nominal

……………………………

 

c.

Nomor seri

……………………………

 

d.

Tingkat bunga/tahun

……………………………

 

e.

Tanggal jatuh tempo bunga

……………………………

 

f.

Tanggal perolehan

 

 

 

 

 

 

 

g.

Tanggal penjualan

 

 

 

 

 

 

 

h.

Jumlah harga perolehan bersih (tanpa bunga)

……………………………

 

i.

Jumlah harga jual bersih (tanpa  bunga)

……………………………

 

j.

Diskonto (i - h)

 

……………………………

k.

Bunga

 

……………………………

 

 

Jumlah :

…………………………… (4)

 

PPh Final (20% X jumlah bunga/diskonto) =   ………………………………………

Terbilang : …………………………………………………………………………………………………

 

PPh Pasal 23 / tidak dipotong (Pasal 23 ayat (4) huruf a dan d Undang-undang PPh)  (5)

 

 

……………………………………20………………(6)

Pemotongan Pajak :(7)

NPWP

:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Nama

:

…………………………………

 

Perhatian:

1.

Setiap nama obligasi dengan tanggal perolehan yang berbeda dibuat Lampiran Bukti Pemotongan tersendiri.

2.

Lampiran Bukti Pemotongan ini dianggap sah apabila diisi dengan lengkap dan benar.

3.

Lampiran Bukti Pemotongan tetap dibuat meskipun PPh Pasal 23 tidak dipotong bagi bank dana reksadana yang memenuhi syarat.

Tanda tangan, nama dan cap

 

 

 

……………………………………… (8)

*) Beri tanda silang pada kotak yang sesuai

 

F.1.1.33.18