LAMPIRAN I |
WEWENANG
DIREKTUR JENDERAL PAJAK YANG DILIMPAHKAN
KEPADA PARA PEJABAT PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK (KPP)
NO. |
WEWENANG
DIREKTUR JENDERAL PAJAK |
DASAR
HUKUM |
DILIMPAHKAN
KEPADA |
KETERANGAN |
||||||||||||
1. |
Memberikan bukti penerimaan pendaftaran WP dan bukti
penerimaan laporan usaha untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak |
Pasal 2 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3)
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 s.t.d.t.d. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 |
Koordinator Pelaksana pada Seksi TUP atau Petugas
yang ditunjuk oleh Kepala KPP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepdirjen Nomor
KEP-515/PJ/2000 s.t.d.d. Kepdirjen Nomor KEP-225/PJ/2001, Kepdirjen Nomor
KEP-161/PJ/2001, dan Kepdirjen Nomor KEP-338/PJ/2001 |
||||||||||||
2. |
Memberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan
menerbitkan NPWP secara jabatan |
Pasal 2 ayat (1) dan ayat (4) Undang-Undang Nomor
6 Tahun 1983 s.t.d.t.d. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 |
Kasi TUP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepdirjen Nomor
KEP-338/PJ/2001 |
||||||||||||
3. |
Menerbitkan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak |
Pasal 2 ayat (2) dan ayat (4) Undang-Undang Nomor
6 Tahun 1983 s.t.d.t.d. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 |
Kasi 2UP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepdirjen Nomor
KEP-161/PJ/2001 |
||||||||||||
4. |
Menerbitkan Keputusan Penghapusan NPWP dan
Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak |
Pasal 2 ayat (5) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983
s.t.d.t.d. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 |
Kepala KPP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepdirjen Nomor
KEP-161/PJ/2001 |
||||||||||||
5. |
Memberikan Surat Ijin Perpanjangan Jangka Waktu
Penyampaian SPT Tahunan PPh |
Pasal 3 ayat (4) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983
s.t.d.t.d. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 |
Kepala KPP |
|
||||||||||||
6. |
Mengeluarkan Surat Permintaan Kelengkapan SPT
Tahunan PPh dan kelengkapan SPT Masa PPN |
Pasal 4 ayat (5) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983
s.t.d.t.d. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 |
|
|
||||||||||||
7. |
Mengeluarkan Surat Pemberitahuan Hasil
Penelitian/Pemeriksaan SPT Tahunan PPh dan SPT Masa PPN |
Pasal 4 ayat (5), Pasal 13 ayat (1), Pasal 14
ayat (1) huruf b, Pasal 17, Pasal 17A, dan Pasal 17B ayat (1) Undang-Undang Nomor
6 Tahun 1983 s.t.d.t.d. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 |
|
|
||||||||||||
8. |
Mengeluarkan Surat Permintaan Penjelasan mengenai
biaya perusahaan dan bukti-bukti pembayaran pajak |
Pasal 4 ayat (4), Pasal 13 ayat (1), Pasal 15
ayat (1), Pasal 17 dan Pasal 17A Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 s.t.d.t.d. Undang-Undang
Nomor 16 Tahun 2000 |
Kasi PPh terkait |
- |
||||||||||||
9. |
Menerbitkan Surat Teguran atas SPT Tahunan PPh
yang belum disampaikan oleh Wajib Pajak |
Pasal 3 ayat (3), ayat (5a) dan Pasal 13 ayat (1)
huruf b Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 s.t.d.t.d. Undang-Undang Nomor 16
Tahun 2000 |
Kasi TUP |
- |
||||||||||||
10. |
Menerbitkan Surat Teguran atas SPT Masa PPh Pasal
23/Pasal 26 dan SPT Masa PPN |
Pasal 3 ayat (3), ayat (5a) dan Pasal 13 ayat (1)
huruf b Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 s.t.d.t.d. Undang-Undang Nomor 16
Tahun 2000 |
|
- |
||||||||||||
11. |
Membubuhkan tanggal penerimaan dan tanda tangan pada
SPT yang disampaikan langsung serta memberikan bukti penerimaan SPT Tahunan
PPh yang disampaikan langsung/melalui pos oleh Wajib Pajak |
Pasal 6 ayat (1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983
s.t.d.t.d. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 |
Koordinator Pelaksana pada Seksi TUP atau Petugas
yang ditunjuk oleh Kepala KPP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu Nomor
534/KMK.04/2000, Kepmenkeu Nomor 536/KMK.04/2000, Kepdirjen Nomor
KEP-35/PJ/2000 s.t.d.d. Kepdirjen Nomor KEP-455/PJ/2000, Kepdirjen Nomor
KEP-214/PJ/2001, dan Kepdirjen Nomor KEP-215/PJ/2001 |
||||||||||||
12. |
Memberikan bukti penerimaan permohonan Wajib
Pajak untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak |
Pasal 9 ayat (4) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983
s.t.d.t.d. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 |
Koordinator Pelaksana pada Seksi Penagihan atau
Petugas yang ditunjuk oleh Kepala KPP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepdirjen Nomor
KEP-325/PJ/2001 |
||||||||||||
13. |
Menerbitkan keputusan kepada Wajib Pajak untuk mengangsur
atau menunda pembayaran pajak |
Pasal 9 ayat (4) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983
s.t.d.t.d. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 |
Kepala KPP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepdirjen Nomor
KEP-325/PJ/2001 |
||||||||||||
14. |
Menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar
(SKPLB) PPh/PPN/PPnBM |
Pasal 17, Pasal 17B ayat (1) Undang-Undang Nomor
6 Tahun 1983 s.t.d.t.d. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 |
Kepala KPP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu Nomor
538/KMK.04/2000 |
||||||||||||
15. |
Menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar
(SKPLB) yang telah melewati jangka waktu 12 (dua belas) bulan atau jangka
waktu lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak |
Pasal 17B ayat (2) UU No.6/1983 s.t.d.t.d. UU
No.16/2000 |
Kepala KPP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
538/KMK.04/2000 |
||||||||||||
16. |
Menerbitkan Surat Keputusan Pengembalian
Kelebihan Pembayaran Pajak (SKPKPP) |
Pasal 11 ayat (1), Pasal 17 dan Pasal 17B ayat
(1) dan (2) UU No.6/1983 s.t.d.t.d. UU No.16/2000 |
Kepala KPP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
538/KMK.04/2000 |
||||||||||||
17. |
Menerbitkan Tanda Pengenal Pemeriksa |
Pasal 29 ayat (2) dan Pasal 31 UU No.6/1983
s.t.d.t.d. UU No.16/2000 |
Kepala KPP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No. 545/KMK.04/2000,
Kepdirjen No. 722/PJ/2001, dan Kepdirjen No.KEP-741/PJ/2001 |
||||||||||||
18. |
Menerbitkan Surat Perintah Pemeriksaan Pajak |
Pasal 29 ayat (2) dan Pasal 31 UU No.6/1983
s.t.d.t.d. UU No.16/2000 |
Kepala KPP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
545/KMK.04/2000, Kepdirjen No. 722/PJ/2001, dan Kepdirjen No.KEP-741/PJ/2001 |
||||||||||||
19. |
Menerbitkan Surat Perintah Pengamanan |
Pasal 29 ayat (2) dan Pasal 44 UU No.6/1983
s.t.d.t.d. UU No.16/2000 |
Kepala KPP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
545/KMK.04/2000, Kepdirjen No. 722/PJ/2001, dan Kepdirjen No.KEP-741/PJ/2001 |
||||||||||||
20. |
Menerbitkan Surat Perintah Pemeriksaan Bukti
Permulaan |
Pasal 29 ayat (2) dan Pasal 31 UU No. 6/1983
s.t.d.t.d. UU No.16/2000 |
Kepala KPP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
545/KMK.04/2000, Kepdirjen No. 722/PJ/2001, dan Kepdirjen No.KEP-741/PJ/2001 |
||||||||||||
21. |
Menerbitkan Surat Panggilan dalam rangka
Pemeriksaan Kantor |
Pasal 29 ayat (3) dan Pasal 31 UU No. 6/1983
s.t.d.t.d. UU No.16/2000 |
Kepala KPP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
545/KMK.04/2000, Kepdirjen No. 722/PJ/2001, dan Kepdirjen No.KEP-741/PJ/2001 |
||||||||||||
22. |
Melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban perpajakan dan atau untuk tujuan lain. |
Pasal 13 ayat (1), Pasal 17, Pasal 17A; Pasal 17B
ayat (1), dan Pasal 29 ayat (1) UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU No.16/2000 |
Kasi PPh OP, Kasi PPh Badan, Kasi Pemotongan dan
Pemungutan PPh, Kasi PPN, & PTLL, Koordinator Pelaksana dan Pelaksana
pada Seksi PPh OP, PPh Badan, Pemotongan dan Pemungutan PPh, dan PPN &
PTLL |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
545/KMK.04/2000, Kepdirjen No. 722/PJ/2001, dan Kepdirjen No.KEP-741/PJ/2001 |
||||||||||||
23. |
Melakukan penyegelan tempat atau ruangan
tertentu. |
Pasal 30 UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU No.16/2000 |
Kasi PPh OP, Kasi PPh Badan, Kasi Pemotongan dan
Pemungutan PPh, Kasi PPN, & PTLL, Koordinator Pelaksana dan Pelaksana
pada Seksi PPh OP, PPh Badan, Pemotongan dan Pemungutan PPh, dan PPN &
PTLL |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
545/KMK.04/2000, Kepdirjen No. 722/PJ/2001, dan Kepdirjen No.KEP-741/PJ/2001 |
||||||||||||
24. |
Meminta keterangan dan atau bukti-bukti yang
diperlukan dari pihak ketiga yang mempunyai hubungan dengan Wajib Pajak yang
diperiksa. |
Pasal 35 ayat (1) UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU
No.16/2000 |
Kepala KPP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No. 545/KMK.04/2000,
Kepdirjen No. 722/PJ/2001, dan Kepdirjen No.KEP-741/PJ/2001 |
||||||||||||
25. |
Memberitahukan hasil pemeriksaan pajak kepada
Wajib Pajak yang diperiksa. |
Pasal 29 ayat (1) dan Pasal 31 UU No. 6/1983
s.t.d.t.d. UU No.16/2000 |
Kepala KPP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
545/KMK.04/2000, Kepdirjen No. 722/PJ/2001, dan Kepdirjen No.KEP-741/PJ/2001 |
||||||||||||
26. |
Menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
(SKPKB) |
Pasal 13 ayat (1) UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU
No.16/2000 |
Kepala KPP |
- |
||||||||||||
27. |
Menerbitkan Surat Tagihan Pajak (STP) |
Pasal 14 ayat (1) UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU
No.16/2000 |
|
|
||||||||||||
28. |
Menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN) |
Pasal 17A UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU No.16/2000 |
Kepala KPP |
- |
||||||||||||
29. |
Menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan (SKPKBT) |
Pasal 15 ayat (1) UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU
No.16/2000 |
Kepala KPP |
- |
||||||||||||
30. |
Memberikan bukti penerimaan surat permohonan
pembetulan surat ketetapan pajak, Surat Tagihan Pajak, Surat Keputusan
Keberatan, Surat Keputusan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi,
Surat Keputusan Pengurangan atau Pembetulan Ketetapan Pajak yang tidak benar,
atau Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak |
Pasal 16 ayat (1) UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU
No.16/2000 |
Koordinator Pelaksana pada Seksi Penerimaan dan
Keberatan atau petugas yang ditunjuk oleh Kepala KPP |
- |
||||||||||||
31. |
Menerbitkan keputusan pembetulan kesalahan tulis,
kesalahan hitung dan atau kekeliruan dalam penerapan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan yang terdapat dalam surat ketetapan pajak,
Surat Tagihan Pajak atau surat keputusan (SK) dalam rangka pelaksanaan Pasal
16, 26, dan 36 KUP |
Pasal 16 ayat (2), Pasal 26, dan Pasal 36 UU No.
6/1983 s.t.d.t.d. UU No.16/2000 |
Kepala KPP sepanjang SKP, STP dan SK diterbitkan
oleh Kepala KPP. |
- |
||||||||||||
32. |
Menerbitkan Surat Teguran kepada Wajib Pajak
untuk melunasi pajak yang terutang. |
Pasal 22 ayat (2) huruf a UU No. 6/1983
s.t.d.t.d. UU No. 16/2000 dan penjelasannya. |
Kepala KPP |
Setelah 7 (tujuh) hari sejak saat jatuh tempo
pembayaran |
||||||||||||
33. |
Menyampaikan Surat Paksa kepada Penanggung Pajak. |
Pasal 22 ayat (2) huruf a UU No. 6/1983
s.t.d.t.d. UU No. 16/2000 dan penjelasannya. |
Juru Sita |
- |
||||||||||||
34. |
Membuat daftar usulan penghapusan piutang pajak. |
Pasal 24 UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU No. 16/2000. |
Kepala KPP |
Tata caranya dituangkan dalam Kepmenkeu No.
565/KMK.04/2000 dan KEP-625/PJ/2001 |
||||||||||||
35. |
Memberikan bukti penerimaan Surat Permohonan Kebenaran
Wajib Pajak |
Pasal 25 ayat (5) UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU No.
16/2000. |
Koordinator Pelaksana pada Seksi Penerimaan dan
Keberatan atau Petugas yang ditunjuk oleh Kepala KPP |
- |
||||||||||||
36. |
Mengeluarkan Surat Permintaan Kelengkapan kepada Wajib
Pajak untuk melengkapi Surat Keberatannya |
Pasal 25 ayat (2) UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU No.
16/2000. |
Kasi Penerimaan dan Keberatan |
- |
||||||||||||
37. |
Memberitahukan secara tertulis kepada Wajib Pajak
bahwa surat keberatannya tidak dapat dipertimbangkan karena tidak memenuhi
persyaratan formal |
Pasal 25 ayat (4) UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU No.
16/2000. |
Kepala KPP |
- |
||||||||||||
38. |
Memberikan jawaban secara tertulis hal-hal yeng menjadi
dasar pengenaan pajak, penghitungan rugi, pemotongan atau pemungutan pajak
atas permintaan Wajib Pajak |
Pasal 25 ayat (6) UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU No.
16/2000. |
Kepala KPP |
- |
||||||||||||
39. |
Menerbitkan keputusan atas keberatan yang diajukan
oleh Wajib Pajak atas surat ketetapan pajak Pajak Penghasilan dan pemotongan
atau pemungutan oleh pihak ketiga berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan |
Pasal 26 ayat (1) UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU No.
16/2000. |
Kepala KPP sesuai batasan yang ditentukan oleh
Kepala Kanwil atasannya. |
- |
||||||||||||
40. |
Menerbitkan keputusan atas keberatan yang
diajukan oleh Pengusaha Kena Pajak atas surat ketetapan pajak PPN/PPnBM |
Pasal 26 ayat (1) UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU No.
16/2000. |
Kepala KPP sesuai batasan yang ditentukan oleh
Kepala Kanwil atasannya. |
- |
||||||||||||
41. |
Menerbitkan keputusan atas keberatan yang
diajukan oleh Wajib Pajak yang tidak diputuskan setelah melewati jangka waktu
12 (dua belas) bulan |
Pasal 26 ayat (1), ayat (3), dan ayat (5) UU No.
6/1983 s.t.d.t.d. UU No. 16/2000. |
Kepala KPP sepanjang yang menjadi wewenangnya
yang setelah melewati jangka waktu 12 (dua belas) bulan tidak diputuskan. |
- |
||||||||||||
42. |
Memberikan bukti penerimaan surat permohonan
pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi dan bukti penerimaan surat
permohonan pengurangan atau pembatalan surat ketetapan pajak yang tidak benar |
Pasal 36 ayat (1) UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU No.
16/2000. |
Koordinator Pelaksana pada Seksi Penerimaan dan
Keberatan atau Petugas yang ditunjuk oleh Kepala KPP |
- |
||||||||||||
43. |
Menerbitkan keputusan atas permohonan pengurangan
atau penghapusan sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan |
Pasal 36 ayat (1) huruf a dan ayat (2) UU No.
6/1983 s.t.d.t.d. UU No. 16/2000. |
Kepala KPP sesuai batasan yang ditentukan oleh
Kepala Kanwil atasannya. |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
186/KMK.04/1998, Kepmenkeu No. 542/KMK.04/2000, dan Kepdirjen No.
KEP-268/PJ/2001. |
||||||||||||
44. |
Menerbitkan keputusan pengurangan atau pembatalan
surat ketetapan pajak yang tidak benar baik karena permohonan Wajib Pajak
maupun secara jabatan kecuali atas Keputusan Keberatan |
Pasal 36 ayat (1) huruf b dan ayat (2) UU No.
6/1983 s.t.d.t.d. UU No. 16/2000. |
Kepala KPP sesuai batasan yang ditentukan oleh
Kepala Kanwil atasannya. |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
186/KMK.04/1998, Kepmenkeu No. 542/KMK.04/2000, dan Kepdirjen No.
KEP-268/PJ/2001. |
||||||||||||
45. |
Menerbitkan keputusan persetujuan/penolakan
perubahan tahun pajak/tahun buku |
Pasal 28 ayat (6) UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU No.
16/2000. |
Kepala KPP |
Tata caranya ditetapkan dalam SE-14/PJ.313/1991 |
||||||||||||
46. |
Penunjukan orang pribadi sebagai pemotong Pajak
Penghasilan Pasal 23 |
Pasal 23 ayat (3) UU No. 7/1983 s.t.d.t.d. UU No.
17/2000. |
Kepala KPP |
- |
||||||||||||
47. |
Memberikan persetujuan kepada Wajib Pajak untuk diperbolehkan
melakukan penyusutan mulai pada bulan harta tersebut dipergunakan dalam
perusahaan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan atau pada
saat harta yang bersangkutan mulai menghasilkan |
Pasal 11 ayat (4) UU No. 7/1983 s.t.d.t.d. UU No.
17/2000. |
Kepala KPP |
- |
||||||||||||
48. |
Menerbitkan keputusan pembebasan dari pemotongan
dan pemungutan oleh pihak lain (PPh Pasal 21, Pasal 22, dan Pasal 23) |
Pasal 20 UU No. 7/1983 s.t.d.t.d. UU No.17/2000
dan Pasal 10 PP 138/2000 |
Kepala KPP |
- |
||||||||||||
49. |
Menerbitkan keputusan penghitungan besarnya
angsuran pajak dalam Tahun Pajak berjalan dalam hal-hal tertentu. |
Pasal 25 ayat (6) UU No. 7/1983 s.t.d.t.d. UU
No.17/2000 |
Kepala KPP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
522/KMK.04/2000 dan Kepdirjen No. KEP-537/PJ/2000 |
||||||||||||
50. |
Menerbitkan Surat Pemberitahuan Uang
Pewarganegaraan |
Keppres No. 23/1980 |
Kepala KPP |
- |
||||||||||||
51. |
Menerbitkan Surat Keterangan Bebas Fiskal Luar
Negeri (SKBFLN) |
Pasal 25 ayat (8) UU No. 7/1983 s.t.d.t.d. UU
No.17/2000 dan Pasal 3 PP 42/2000 s.t.d.d. PP No. 41/2001, Kepmenkeu No.
390/KMK.04/2000, Kepmenkeu No. 555/KMK.04/2000, Kepdirjen No. KEP-34/PJ/2001,
Kepdirjen No. KEP-35/PJ/2001, Kepdirjen No. KEP-36/PJ/2001, Kepdirjen No.
KEP-37/PJ/2001, Kepdirjen No. KEP-38/PJ/2001, dan Kepdirjen No.
KEP-39/PJ/2001 |
Kepala KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat
pelabuhan keberangkatan ke luar negeri di luar kewenangan Kanwil IV |
Tata caranya ditetapkan dalam SE-39/PJ.41/2000 |
||||||||||||
52. |
Memberikan persetujuan kepada Wajib Pajak untuk
diperbolehkan membukukan kerugian sejumlah nilai sisa buku harta sebagai
beban masa diterimanya hasil penggantian asuransi |
Pasal 11 ayat (9) UU No. 7/1983 s.t.d.t.d. UU
No.17/2000 |
Kepala KPP |
- |
||||||||||||
53. |
Menentukan kembali besarnya penghasilan dan
pengurangan serta menentukan uang sebagai modal untuk menghitung besarnya
Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak yang mempunyai hubungan istimewa
dengan Wajib Pajak lainnya. |
Pasal 18 ayat (3) UU No. 7/1983 s.t.d.t.d. UU
No.17/2000 |
Kepala KPP |
- |
||||||||||||
54. |
Menerbitkan Surat Keputusan Persetujuan tentang
penggunaan nilai buku atas pengalihan harta dalam rangka penggabungan,
peleburan atau pemekaran usaha dari Wajib Pajak yang bergerak di bidang usaha
perbankan atau Wajib Pajak yang akan menjual sahamnya di Bursa Efek. |
Pasal 10 ayat (3) UU No. 7/1983 s.t.d.t.d. UU
No.17/2000 dan Pasal 2 Kepmenkeu No. 422/KMK.04/1998 s.t.d.d. Kepmenkeu No.
469/KMK.04/1998 |
Kepala KPP |
Sepanjang WP-WP yang melakukan penggabungan,
peleburan atau pemekaran usaha tersebut terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak
yang sama |
||||||||||||
55. |
Menerbitkan keputusan persetujuan/penolakan
perubahan metode pembukuan |
Pasal 28 ayat (6) UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU No.
16/2000 |
Kepala KPP |
- |
||||||||||||
56. |
Menerbitkan Surat Keterangan Fiskal |
Pasal 20 UU No. 7/1983 s.t.d.t.d. UU No. 17/2000 |
Kepala KPP |
|
||||||||||||
57. |
Menerbitkan Surat Keputusan Pengembalian
Pendahuluan Kelebihan Pajak (SKPPKP) PPh/PPN |
Pasal 17C ayat (1) UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU
No. 16/2000 |
Kepala KPP |
|
||||||||||||
58. |
Menerbitkan Surat Ijin Pembubuhan Tanda Bea
Meterai Lunas dengan menggunakan Mesin Teraan Meterai |
Pasal 7 ayat (2) huruf b UU No. 13/1985 dan
Kepmenkeu No. 133b/KMK.04/2000 |
Kepala KPP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepdirjen No.
KEP-122b/PJ.2000 |
||||||||||||
59. |
Menerbitkan Surat Ijin Pembubuhan Tanda Bea
Meterai Lunas dengan menggunakan Teknologi Percetakan |
Pasal 7 ayat (2) huruf b UU No. 13/1985 dan
Kepmenkeu No. 133b/KMK.04/2000 |
Kepala KPP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepdirjen No.
KEP-122c/PJ.2000 |
||||||||||||
60. |
Menerbitkan Surat Ijin Pembubuhan Tanda Bea
Meterai Lunas dengan menggunakan Sistem Komputerisasi |
Pasal 7 ayat (2) huruf b UU No. 13/1985 dan
Kepmenkeu No. 133b/KMK.04/2000 |
Kepala KPP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepdirjen No.
KEP-122d/PJ.2000 |
||||||||||||
61. |
Meminta secara tertulis kepada Ketua Badan
Pengawas Pasar Modal untuk memblokir rekening efek pada Kustodian |
Pasal 5 ayat (4) huruf a PP 135/2000 |
Kepala KPP |
Dengan menyebutkan nama pemegang rekening atau
nomor pemegang rekening penanggung pajak, sebab dan alasan perlunya
pemblokiran |
||||||||||||
62. |
Menerbitkan surat pengalihan Bea Meterai atas cek
dan bilyet giro |
Pasal 7 ayat (2) UU No. 13/1985 dan Kepmenkeu No.
133b/KMK.04/2000 |
Kepala KPP |
- |
||||||||||||
63. |
|
Pasal 16B UU No. 8/1983 s.t.d.t.d. UU No. 18/2000
dan PP 146/2000 |
Kepala KPP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
10/KMK.04/2001 s.t.d.d. Kepmenkeu No. 63/KMK.01/2002 |
||||||||||||
64. |
Menerbitkan Surat Keterangan Bebas (SKB) PPN bagi
pengusaha yang melakukan impor dan atau menerima penyerahan barang modal
berupa mesin dan peralatan yang diperlukan secara langsung dalam proses menghasilkan
Barang Kena Pajak, baik dalam keadaan terpasang maupun terlepas, tidak
termasuk suku cadang. |
Pasal 16B UU No. 8/1983 s.t.d.t.d. UU No. 18/2000
dan PP No. 12/2001 |
Kepala KPP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
155/KMK.03/2001 |
||||||||||||
65. |
Menerbitkan Surat Keterangan Bebas Pajak
Penjualan Atas Barang Mewah (SKB PPn BM) atas impor/penyerahan kendaraan
bermotor yang dibebaskan dari pengenaan PPn BM |
Kepmenkeu No. 569/KMK.04/2000 s.t.d.d. Kepmenkeu
No. 460/KMK.03/2001 |
Kepala KPP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepdirjen No.
KEP-586/PJ/2001 |
||||||||||||
66. |
Menerbitkan Surat Keterangan PPN dan PPn BM Tidak
Dipungut kepada Pengusaha Di dalam Kawasan Berikat di Dalam Wilayah Kawasan
Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) |
PP No. 20/2000 s.t.d.d. PP No. 147/2000 |
Kepala KPP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
200/KMK.04/2000 s.t.d.d. Kepmenkeu No. 11/KMK.04/2001 dan Kepdirjen No.
KEP-229/PJ/2001 |
Catatan: |
||
s.t.d.d. |
= |
sebagaimana telah diubah dengan |
s.t.d.t.d. |
= |
sebagaimana telah diubah terakhir dengan |
Kepmenkeu |
= |
Keputusan Menteri Keuangan |
Kepdirjen |
= |
Keputusan Direktur Jenderal Pajak |
LAMPIRAN II |
WEWENANG
DIREKTUR JENDERAL PAJAK YANG DILIMPAHKAN
KEPADA PARA PEJABAT PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK WAJIB PAJAK BESAR (KPP WP
BESAR)
NO. |
WEWENANG
DIREKTUR JENDERAL PAJAK |
DASAR
HUKUM |
DILIMPAHKAN
KEPADA |
KETERANGAN |
||||||||||
1. |
Memberikan bukti penerimaan pendaftaran WP dan
bukti penerimaan laporan usaha untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak |
Pasal 2 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) UU
No.6/1983 s.t.d.t.d. UU No.16/2000 |
petugas pada Seksi Pelayanan atau Petugas yang
ditunjuk oleh Kepala KPP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepdirjen No.
KEP-515/PJ/2000 s.t.d.d. Kepdirjen No. KEP-225/PJ/2001, Kepdirjen No.
KEP-161/PJ/2001, dan Kepdirjen No. KEP-338/PJ/2001 |
||||||||||
2. |
Memberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan
menerbitkan NPWP secara jabatan |
Pasal 2 ayat (1) dan ayat (4) UU No.6/1983
s.t.d.t.d. UU No.16/2000 |
Kasi Pelayanan |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepdirjen No.
KEP-338/PJ/2001 |
||||||||||
3. |
Menerbitkan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak |
Pasal 2 ayat (2) dan ayat (4) UU No.6/1983
s.t.d.t.d. UU No.16/2000 |
Kasi Pelayanan |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepdirjen No.
KEP-161/PJ/2001 |
||||||||||
4. |
Menerbitkan Keputusan Penghapusan NPWP dan
Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak. |
Pasal 2 ayat (5) UU No.6/1983 s.t.d.t.d. UU
No.16/2000 |
Kepala KPP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepdirjen No.
KEP-161/PJ/2001 |
||||||||||
5. |
Memberikan Surat Ijin Perpanjangan Jangka Waktu
Penyampaian SPT Tahunan PPh |
Pasal 3 ayat (4) UU No.6/1983 s.t.d.t.d. UU
No.16/2000 |
Kepala KPP |
- |
||||||||||
6. |
Mengeluarkan Surat Permintaan Kelengkapan SPT |
Pasal 4 ayat (5) UU No.6/1983 s.t.d.t.d. UU
No.16/2000 |
Kasi Pelayanan |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No. 534/KMK.04/2000,
Kepmenkeu No. 536/KMK.04/2000, Kepdirjen No. KEP-35/PJ/2000 s.t.d.d.
Kepdirjen No. KEP-455/PJ/2000, Kepdirjen No. KEP-214/PJ/2001, dan Kepdirjen
No. KEP-215/PJ/2001 |
||||||||||
7. |
Mengeluarkan Surat Pemberitahuan Hasil Penelitian
SPT. |
Pasal 4 ayat (5), Pasal 13 ayat (1), Pasal 14
ayat (1) huruf b, dan Pasal 17C ayat (1) UU No.6/1983 s.t.d.t.d. UU
No.16/2000 |
Kasi Pengawasan dan Konsultasi |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
534/KMK.04/2000, Kepmenkeu No. 536/KMK.04/2000, Kepdirjen No. KEP-35/PJ/2000
s.t.d.d. Kepdirjen No. KEP-455/PJ/2000, Kepdirjen No. KEP-214/PJ/2001 dan
Kepdirjen No. KEP-215/PJ/2001 |
||||||||||
8. |
Mengeluarkan Surat Permintaan Penjelasan mengenai
biaya permohonan dan bukti-bukti pembayaran pajak |
Pasal 4 ayat (4), Pasal 13 ayat (1), dan Pasal 15
ayat (1) UU No.6/1983 s.t.d.t.d. UU No.16/2000 |
Kasi Pengawasan dan Konsultasi |
Dalam rangka penelitian SPT |
||||||||||
9. |
Menerbitkan Surat Teguran atas SPT yang belum
disampaikan oleh Wajib Pajak |
Pasal 3 ayat (3), ayat (5a), dan Pasal 13 ayat
(1) huruf b UU No.6/1983 s.t.d.t.d. UU No.16/2000 |
Kasi Pengawasan dan Konsultasi |
- |
||||||||||
10. |
Membubuhkan tanggal penerimaan dan tanda tangan pada
SPT yang disampaikan langsung serta memberikan bukti penerimaan SPT yang
disampaikan langsung atau melalui pos oleh Wajib Pajak |
Pasal 6 ayat (1) UU No.6/1983 s.t.d.t.d. UU
No.16/2000 |
Petugas pada Seksi Pelayanan atau Petugas yang ditunjuk
oleh Kepala KPP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
534/KMK.04/2000, Kepmenkeu No. 536/KMK.04/2000, Kepdirjen No. KEP-35/PJ/2000
s.t.d.d. Kepdirjen No. KEP-455/PJ/2000, Kepdirjen No. KEP-214/PJ/2001, dan
Kepdirjen No. KEP-215/PJ/2001 |
||||||||||
11. |
Memberikan bukti penerimaan permohonan Wajib
Pajak untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak |
Pasal 9 ayat (4) UU No.6/1983 s.t.d.t.d. UU
No.16/2000 |
Petugas pada Seksi Pelayanan atau Petugas yang
ditunjuk oleh Kepala KPP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepdirjen No.
KEP-325/PJ/2001 |
||||||||||
12. |
Menerbitkan keputusan kepada Wajib Pajak untuk
mengangsur atau menunda pembayaran pajak |
Pasal 9 ayat (4) UU No.6/1983 s.t.d.t.d. UU
No.16/2000 |
Kepala KPP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepdirjen No.
KEP-325/PJ/2001 |
||||||||||
13. |
Menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar
(SKPLB) PPh/PPN/PPn BM |
Pasal 17 dan Pasal 17B ayat (1) UU No.6/1983
s.t.d.t.d. UU No.16/2000 |
Kepala KPP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
538/KMK.04/2000 |
||||||||||
14. |
Menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar
(SKPLB) yang telah melewati jangka waktu 12 (dua belas) bulan atau jangka
waktu lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak |
Pasal 17B ayat (2) UU No.6/1983 s.t.d.t.d. UU
No.16/2000 |
Kepala KPP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
538/KMK.04/2000 |
||||||||||
15. |
Menerbitkan Surat Keputusan Pengembalian
Kelebihan Pembayaran Pajak (SKPKPP) |
Pasal 11 ayat (1), Pasal 17, dan Pasal 17B ayat
(1) dan ayat (2) UU No.6/1983 s.t.d.t.d. UU No.16/2000 |
Kepala KPP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
538/KMK.04/2000 |
||||||||||
16. |
Menerbitkan Tanda Pengenal Pemeriksa |
Pasal 29 ayat (2) dan Pasal 31 UU No.6/1983
s.t.d.t.d. UU No.16/2000 |
Kepala KPP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
545/KMK.04/2000, Kepdirjen No. KEP-722/PJ/2001, dan Kepdirjen No.
KEP-741/PJ/2001 |
||||||||||
17. |
Menerbitkan Surat Perintah Pemeriksaan Pajak |
Pasal 29 ayat (2) dan Pasal 31 UU No.6/1983
s.t.d.t.d. UU No.16/2000 |
Kepala KPP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
545/KMK.04/2000, Kepdirjen No. KEP-722/PJ/2001, dan Kepdirjen No.
KEP-741/PJ/2001 |
||||||||||
18. |
Menerbitkan Surat Perintah Pengamatan |
Pasal 29 ayat (2) dan Pasal 44 UU No.6/1983
s.t.d.t.d. UU No.16/2000 |
Kepala KPP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
545/KMK.04/2000, Kepdirjen No. KEP-722/PJ/2001, dan Kepdirjen No. KEP-741/PJ/2001 |
||||||||||
19. |
Menerbitkan Surat Panggilan dalam rangka
Pemeriksaan Kantor |
Pasal 29 ayat (3) dan Pasal 31 UU No.6/1983
s.t.d.t.d. UU No.16/2000 |
Kepala KPP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No. 545/KMK.04/2000,
Kepdirjen No. KEP-722/PJ/2001, dan Kepdirjen No. KEP-741/PJ/2001 |
||||||||||
20. |
Melakukan Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan
pemenuhan kewajiban perpajakan dan atau untuk tujuan lain |
Pasal 13 ayat (1), Pasal 17, Pasal 17A, Pasal 17B
ayat (1), dan Pasal 29 ayat (1) UU No.6/1983 s.t.d.t.d. UU No.16/2000 |
Pejabat Fungsional Pemeriksa Pajak |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
545/KMK.04/2000, Kepdirjen No. KEP-722/PJ/2001, dan Kepdirjen No.
KEP-741/PJ/2001 |
||||||||||
21. |
Melakukan penyegelan tempat atau ruangan tertentu |
Pasal 30 UU No.6/1983 s.t.d.t.d. UU No.16/2000 |
Pejabat Fungsional Pemeriksa Pajak |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
545/KMK.04/2000, Kepdirjen No. KEP-722/PJ/2001, dan Kepdirjen No. KEP-741/PJ/2001 |
||||||||||
22. |
Meminta keterangan dan atau bukti-bukti yang
diperlukan dari pihak ketiga yang mempunyai hubungan dengan Wajib Pajak yang
diperiksa |
Pasal 35 ayat (1) UU No.6/1983 s.t.d.t.d. UU
No.16/2000 |
Kepala KPP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
545/KMK.04/2000, Kepdirjen No. KEP-722/PJ/2001, dan Kepdirjen No.
KEP-741/PJ/2001 |
||||||||||
23. |
Memberitahukan hasil pemeriksaan pajak kepada
Wajib Pajak yang diperiksa |
Pasal 29 ayat (1) dan Pasal 31 UU No.6/1983
s.t.d.t.d. UU No.16/2000 |
Kepala KPP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
545/KMK.04/2000, Kepdirjen No. KEP-722/PJ/2001, dan Kepdirjen No.
KEP-741/PJ/2001 |
||||||||||
24. |
Menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
(SKPKB) |
Pasal 13 ayat (1) UU No.6/1983 s.t.d.t.d. UU
No.16/2000 |
Kepala KPP |
- |
||||||||||
25. |
Menerbitkan Surat Tagihan Pajak (STP) |
Pasal 14 ayat (1) UU No.6/1983 s.t.d.t.d. UU
No.16/2000 |
|
|
||||||||||
26. |
Menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN) |
Pasal 17A UU No.6/1983 s.t.d.t.d. UU No.16/2000 |
Kepala KPP |
- |
||||||||||
27. |
Menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar
Tambahan (SKPKBT) |
Pasal 15 ayat (1) UU No.6/1983 s.t.d.t.d. UU
No.16/2000 |
Kepala KPP |
- |
||||||||||
28. |
Memberikan bukti penerimaan surat permohonan pembetulan
surat ketetapan pajak, Surat Tagihan Pajak, Surat Keputusan Keberatan, Surat
Keputusan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi, Surat Keputusan
pengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak yang tidak benar, atau Surat
Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak |
Pasal 16 ayat (1) UU No.6/1983 s.t.d.t.d. UU
No.16/2000 |
Petugas pada Seksi Pelayanan atau Petugas yang
ditunjuk oleh Kepala KPP |
- |
||||||||||
29. |
Menerbitkan keputusan pembetulan kesalahan tulis,
kesalahan hitung dan atau kekeliruan dalam penerapan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan yang terdapat dalam surat ketetapan pajak,
Surat Tagihan Pajak atau surat keputusan (SK) dalam rangka pelaksanaan Pasal
16 UU KUP. |
Pasal 16 ayat (2) UU No.6/1983 s.t.d.t.d. UU
No.16/2000 |
Kepala KPP sepanjang SKP, STP, dan SK diterbitkan
KPP yang bersangkutan |
- |
||||||||||
30. |
Menerbitkan Surat Teguran kepada Wajib Pajak
untuk melunasi pajak yang terutang. |
Pasal 22 ayat (2) huruf a UU No.6/1983 s.t.d.t.d.
UU No.16/2000 dan penjelasannya. |
Kepala KPP |
Setelah 7 (tujuh) hari sejak saat jatuh tempo
pembayaran |
||||||||||
31. |
Menyampaikan Surat Paksa kepada Penanggung Pajak. |
Pasal 22 ayat (2) huruf a UU No.6/1983 s.t.d.t.d.
UU No.16/2000 dan penjelasannya. |
Juru Sita |
- |
||||||||||
32. |
Membuat daftar usulan penghapusan piutang pajak |
Pasal 24 UU No.6/1983 s.t.d.t.d. UU No.16/2000 |
Kepala KPP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
565/KMK.04/2000 dan KEP-625/PJ/2001 |
||||||||||
33. |
Memberikan bukti penerimaan Surat Permohonan
Keberatan Wajib Pajak |
Pasal 25 ayat (5) UU No.6/1983 s.t.d.t.d. UU
No.16/2000 |
Petugas pada Seksi Pelayanan atau Petugas yang
ditunjuk oleh Kepala KPP |
- |
||||||||||
34. |
Memberikan jawaban secara tertulis hal-hal yang
menjadi dasar pengenaan pajak, penghitungan rugi, pemotongan atau pemungutan
pajak atas permintaan Wajib Pajak |
Pasal 25 ayat (6) UU No.6/1983 s.t.d.t.d. UU
No.16/2000 |
Kepala KPP |
- |
||||||||||
35. |
Memberikan bukti penerimaan surat permohonan
pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi dan bukti penerimaan surat
permohonan pengurangan atau pembatalan surat ketetapan pajak yang tidak benar |
Pasal 36 ayat (1) UU No.6/1983 s.t.d.t.d. UU
No.16/2000 |
Petugas pada Seksi Pelayanan atau Petugas yang
ditunjuk oleh Kepala KPP |
- |
||||||||||
36. |
Menerbitkan keputusan persetujuan/penolakan
perubahan tahun pajak/tahun buku |
Pasal 28 ayat (6) UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU No.
16/1983 |
Kepala KPP |
Tata caranya ditetapkan dalam SE-14/PJ.313/1991 |
||||||||||
37. |
Penunjukan orang pribadi sebagai pemotong Pajak
Penghasilan Pasal 23 |
Pasal 23 ayat (3) UU No. 7/1983 s.t.d.t.d. UU No.
17/2000 |
Kepala KPP |
- |
||||||||||
38. |
Memberikan persetujuan kepada Wajib Pajak untuk
diperbolehkan melakukan penyusutan mulai pada bulan harta tersebut
dipergunakan dalam perusahaan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan dan pada saat harta yang bersangkutan mulai menghasilkan. |
Pasal 11 ayat (4) UU No. 7/1983 s.t.d.t.d. UU No.
17/2000 |
Kepala KPP |
- |
||||||||||
39. |
Menerbitkan keputusan pembebasan dari pemotongan
dan pemungutan oleh pihak lain (PPh Pasal 21, Pasal 22, dan Pasal 23) |
Pasal 20 UU No. 7/1983 s.t.d.t.d. UU No. 17/2000
dan Pasal 10 PP 138/2000 |
Kepala KPP |
- |
||||||||||
40. |
Menerbitkan keputusan penghitungan besarnya
angsuran pajak dalam Tahun Pajak berjalan dalam hal-hal tertentu |
Pasal 25 ayat (6) UU No. 7/1983 s.t.d.t.d. UU No.
17/2000 |
Kepala KPP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
522/KMK.04/2000 dan Kepdirjen No. KEP-537/PJ/2000 |
||||||||||
41. |
Memberikan persetujuan kepada Wajib Pajak untuk
diperbolehkan membubuhkan kerugian sejumlah nilai sisa buku harta sebagai
beban masa diterimanya hasil penggantian asuransi. |
Pasal 11 ayat (9) UU No. 7/1983 s.t.d.t.d. UU No.
17/2000 |
Kepala KPP |
- |
||||||||||
42. |
Menentukan kembali besarnya penghasilan dan pengurangan
serta menentukan utang sebagai modal untuk menghitung besarnya Penghasilan
Kena Pajak bagi Wajib Pajak yang mempunyai hubungan istimewa dengan Wajib
Pajak lainnya. |
Pasal 18 ayat (3) UU No. 7/1983 s.t.d.t.d. UU No.
17/2000 |
Kepala KPP |
- |
||||||||||
43. |
Menerbitkan Surat Keputusan Persetujuan tentang
penggunaan nilai buku atas pengalihan harta dalam rangka penggabungan,
peleburan atau pemekaran usaha dari Wajib Pajak yang bergerak di bidang usaha
perbankan atau Wajib Pajak yang akan menjual sahamnya di Bursa Efek |
Pasal 10 ayat (3) UU No. 7/1983 s.t.d.t.d. UU No.
17/2000 dan Pasal 2 Kepmenkeu No. 422/KMK.04/1998 s.t.d.d. Kepmenkeu No.
469/KMK.04/1998 |
Kepala KPP |
Sepanjang WP-WP yang melakukan penggabungan, peleburan
atau pemekaran usaha tersebut terdaftar pada KPP WP Besar yang sama |
||||||||||
44. |
Menerbitkan keputusan persetujuan/penolakan
perubahan metode pembukuan |
Pasal 28 ayat (6) UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU No.
16/2000 |
Kepala KPP |
- |
||||||||||
45. |
Menerbitkan Surat Keterangan Fiskal |
Pasal 20 UU No. 7/1983 s.t.d.t.d. UU No. 17/2000 |
Kepala KPP |
|
||||||||||
46. |
Menerbitkan Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan
Kelebihan Pajak (SKPPKP) PPh/PPN |
Pasal 17C ayat (1) UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU
No. 16/2000 |
Kepala KPP |
|
||||||||||
47. |
Menerbitkan Surat Ijin Pembubuhan Tanda Bea
Meterai Lunas dengan menggunakan Mesin Teraan Meterai |
Pasal 7 ayat (2) huruf b UU No. 13/1985 dan
Kepmenkeu No. 133b/KMK.04/2000 |
Kepala KPP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepdirjen No. KEP-122b/PJ/2000 |
||||||||||
48. |
Menerbitkan Surat Ijin Pembubuhan Tanda Bea
Meterai Lunas dengan menggunakan Teknologi Percetakan |
Pasal 7 ayat (2) huruf b UU No. 13/1985 dan
Kepmenkeu No. 133b/KMK.04/2000 |
Kepala KPP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepdirjen No.
KEP-122c/PJ/2000 |
||||||||||
49. |
Menerbitkan Surat Ijin Pembubuhan Tanda Bea
Meterai Lunas dengan menggunakan Sistem Komputerisasi |
Pasal 7 ayat (2) huruf b UU No. 13/1985 dan
Kepmenkeu No. 133b/KMK.04/2000 |
Kepala KPP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepdirjen No.
KEP-122d/PJ/2000 |
||||||||||
50. |
Meminta secara tertulis kepada Ketua Badan
Pengawas Pasar Modal untuk memblokir rekening efek para Kustodian |
Pasal 5 ayat (4) huruf a PP 135/2000 |
Kepala KPP |
Dengan menyebutkan nama pemegang rekening atau
nomor pemegang rekening penanggung pajak, sebab dan alasan perlunya
pemblokiran |
||||||||||
51. |
Menerbitkan surat pengalihan Bea Meterai atas cek
dan bilyet giro |
Pasal 7 ayat (2) UU No. 13/1985 dan Kepmenkeu No.
133b/KMK.04/2000 |
Kepala KPP |
- |
||||||||||
52. |
|
Pasal 16B UU No. 8/1983 s.t.d.t.d. UU No. 18/2000
dan PP 146/2000 |
Kepala KPP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
10/KMK.04/20001 s.t.d.d. Kepmenkeu No. 63/KMK.01/2002 |
||||||||||
53. |
Menerbitkan Surat Keterangan Bebas (SKB) PPN bagi
pengusaha yang melakukan impor dan atau menerima penyerahan barang modal
berupa mesin dan peralatan yang diperlukan secara langsung dalam proses
menghasilkan Barang Kena Pajak, baik dalam keadaan terpasang maupun terlepas,
tidak termasuk suku cadang |
Pasal 16B UU No. 8/1983 s.t.d.t.d. UU No. 18/2000
dan PP No. 12/2001 |
Kepala KPP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
155/KMK.03/2001 |
||||||||||
54. |
Menerbitkan Surat Keterangan Bebas Pajak
Penjualan Atas Barang Mewah (SKB PPn BM) atas impor/penyerahan kendaraan
bermotor yang dibebaskan dari pengenaan PPn BM |
Kepmenkeu No. 569/KMK.04/2000 s.t.d.d. Kepmenkeu
No. 460/KMK.03/2001 |
Kepala KPP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepdirjen No.
KEP-586/PJ/2001 |
||||||||||
55. |
Menerbitkan Surat Keterangan PPN dan PPn BM Tidak
Dipungut kepada Pengusaha Di dalam Kawasan Berikat di Dalam Wilayah Kawasan Pengembangan
Ekonomi Terpadu (KAPET) |
PP No. 20/2000 s.t.d.d. PP No. 147/2000 |
Kepala KPP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
200/KMK.04/2000 s.t.d.d. Kepmenkeu No. 11/KMK.04/2001 dan Kepdirjen No.
KEP-229/PJ/2001 |
Catatan: |
||
s.t.d.d. |
= |
sebagaimana telah diubah dengan |
s.t.d.t.d. |
= |
sebagaimana telah diubah terakhir dengan |
Kepmenkeu |
= |
Keputusan Menteri Keuangan |
Kepdirjen |
= |
Keputusan Direktur Jenderal Pajak |
LAMPIRAN III |
WEWENANG
DIREKTUR JENDERAL PAJAK YANG DILIMPAHKAN
KEPADA PARA PEJABAT PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (KPPBB)
NO. |
WEWENANG
DIREKTUR JENDERAL PAJAK |
DASAR
HUKUM |
DILIMPAHKAN
KEPADA |
KETERANGAN |
||||
1. |
Memberikan bukti penerimaan SPOP |
Pasal 9 ayat (2) UU No. 12/1985 s.t.d.d. UU No.
12/1994 |
Koordinator Pelaksana pada Seksi Pengolahan Data
dan Informasi atau Petugas yang ditunjuk oleh Kepala KPPBB |
- |
||||
2. |
Memberikan Surat Ijin Perpanjangan Jangka Waktu
Penyampaian SPOP |
Pasal 3 ayat (4) UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU No.
16/2000 |
Kepala KPPBB |
- |
||||
3. |
Menerbitkan Surat Teguran SPOP |
Pasal 9 ayat (2) UU No. 12/1985 s.t.d.d. UU No.
12/1994 |
Kasi Pendataan dan Penilaian |
|
||||
4. |
Menetapkan Subjek Pajak sebagai Wajib Pajak atas suatu
objek yang belum jelas diketahui Wajib Pajaknya |
Pasal 4 ayat (3) UU No. 12/1985 s.t.d.d. UU No.
12/1994 |
Kepala KPPBB |
- |
||||
5. |
Membatalkan ketetapan sebagai Wajib Pajak suatu
objek yang belum jelas diketahui Wajib Pajaknya |
Pasal 4 ayat (5) UU No. 12/1985 s.t.d.d. UU No.
12/1994 |
Kepala KPPBB |
- |
||||
6. |
Menerbitkan keputusan penolakan atas keterangan
tertulis bahwa ia bukan Wajib Pajak atas suatu objek pajak |
Pasal 4 ayat (6) UU No. 12/1985 s.t.d.d. UU No.
12/1994 |
Kepala KPPBB |
- |
||||
7. |
Menerbitkan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang
(SPPT) |
Pasal 10 ayat (1) UU No. 12/1985 s.t.d.d. UU No.
12/1994 |
Kepala KPPBB |
- |
||||
8. |
Menerbitkan Surat Ketetapan Pajak PBB (SKP PBB) |
Pasal 10 ayat (2) UU No. 12/1985 s.t.d.d. UU No.
12/1994 |
Kepala KPPBB |
- |
||||
9. |
Menerbitkan keputusan untuk mengurangkan atau
membatalkan surat ketetapan pajak yang tidak benar baik karena permohonan
Wajib Pajak maupun secara jabatan kecuali atas keputusan keberatan |
Pasal 36 ayat (1) huruf b UU No. 6/1983
s.t.d.t.d. UU No. 16/2000 |
Kepala KPPBB untuk jumlah pokok pajak sesuai
batasan yang ditetapkan oleh Direktur PBB & BPHTB |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No. 186/KMK.04/1998,
Kepmenkeu No. 542/KMK.04/2000 dan Kepdirjen No. KEP-268/PJ/2001 |
||||
10. |
Memberikan bukti penerimaan Surat Permohonan
Keberatan PBB |
Pasal 15 ayat (4) UU No. 12/1985 s.t.d.d. UU No.
12/1994 |
Koordinator Pelaksana pada Seksi Keberatan dan
Pengurangan atau Petugas yang ditunjuk Kepala KPPBB |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepdirjen No.
KEP-59/PJ/2000 dan SE-13/PJ.6/2000 |
||||
11. |
Memberikan bukti penerimaan surat permohonan
pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi, dan bukti penerimaan surat
permohonan pengurangan atau pembatalan surat ketetapan pajak yang tidak
benar. |
Pasal 36 ayat (1) huruf b UU No. 6/1983
s.t.d.t.d. UU No. 16/2000 |
Koordinator Pelaksana pada Seksi Keberatan dan
Pengurangan atau Petugas yang ditunjuk Kepala KPPBB |
- |
||||
12. |
Memberikan keterangan secara tertulis hal-hal
yang menjadi dasar pengenaan pajak kepada Wajib Pajak |
Pasal 15 ayat (5) UU No. 12/1985 s.t.d.d. UU No.
12/1994 |
Kasi Keberatan dan Pengurangan |
- |
||||
13. |
Menerbitkan keputusan atas Surat Keberatan yang
diajukan oleh Wajib Pajak PBB terhadap SPPT dan SKP PBB |
Pasal 16 ayat (1) dan ayat (3) UU No. 12/1985
s.t.d.d. UU No. 12/1994 |
Kepala KPPBB untuk jumlah pokok pajak sesuai
batasan yang ditetapkan oleh Direktur PBB & BPHTB |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepdirjen No.
KEP-59/PJ/2000 dan SE-13/PJ.6/2000 |
||||
14. |
Menerbitkan keputusan atas permohonan pengurangan
sanksi administrasi PBB |
Pasal 20 UU No. 12/1985 s.t.d.d. UU No. 12/1994 |
Kepala KPPBB untuk jumlah sanksi administrasi
sesuai batasan yang ditetapkan oleh Direktur PBB & BPHTB |
- |
||||
15. |
Memberikan bukti penerimaan surat permohonan
peninjauan kembali surat ketetapan pajak |
Pasal 16 UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU No. 16/2000 |
Koordinator Pelaksana pada Seksi Keberatan dan
Pengurangan atau Petugas yang ditunjuk Kepala KPPBB |
- |
||||
16. |
Menerbitkan keputusan pembetulan kesalahan tulis,
kesalahan hitung, dan/atau kekeliruan dalam penerapan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan yang terdapat dalam SPPT dan/atau SKP PBB atau
Surat Tagihan Pajak |
Pasal 16 UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU No. 16/2000
dan Pasal 11 UU No. 12/1985 s.t.d.d. UU No. 12/1994 |
Kepala KPPBB |
- |
||||
17. |
Menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar PBB
(SKPPLB PBB) |
Pasal 17 UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU No. 16/2000
dan Pasal 22 UU No. 21/1997 s.t.d.d. UU No. 20/2000 |
Kepala KPPBB sepanjang penerbitan SKPLB PBB yang
belum melewati jangka waktu 12 (dua belas) bulan |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
538/KMK.04/2000 |
||||
18. |
Menerbitkan Surat Perintah Membayar Kembali Pajak
PBB (SPMKP PBB) |
Pasal 11 ayat (2) UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU No.
16/2000 |
Kepala KPPBB |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
538/KMK.04/2000 |
||||
19. |
Menerbitkan Surat Tagihan Pajak (STP) PBB |
Pasal 11 ayat (4) UU No. 12/1985 s.t.d.d. UU No.
12/1994 |
Kepala KPPBB |
- |
||||
20. |
Menerbitkan keputusan atas surat keberatan Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) yang diajukan oleh Wajib Pajak |
Pasal 17 ayat (1) UU No. 21/1997 s.t.d.d. UU No.
20/2000 |
Kepala KPPBB untuk jumlah pokok pajak sesuai
batasan yang ditetapkan Direktur PBB & BPHTB |
- |
||||
21. |
Menerbitkan bukti penerimaan Surat Permohonan
Keberatan BPHTB |
Pasal 16 UU No. 21/1997 s.t.d.d. UU No. 20/2000 |
Koordinator Pelaksana pada Seksi Keberatan dan
Pengurangan atau Petugas yang ditunjuk Kepala KPPBB |
- |
||||
22. |
Menerbitkan Surat Ketetapan BPHTB Kurang Bayar
(SKBKB) |
Pasal 11 UU No. 21/1997 s.t.d.d. UU No. 20/2000 |
Kepala KPPBB |
- |
||||
23. |
Menerbitkan Surat Ketetapan BPHTB Kurang Bayar
Tambahan (SKBKBT) |
Pasal 12 UU No. 21/1997 s.t.d.d. UU No. 20/2000 |
Kepala KPPBB |
- |
||||
24. |
Menerbitkan Surat Tagihan BPHTB (STB) |
Pasal 13 UU No. 21/1997 s.t.d.d. UU No. 20/2000 |
Kepala KPPBB |
- |
||||
25. |
Menerbitkan Surat Ketetapan BPHTB Lebih Bayar
(SKBLB) |
Pasal 22 UU No. 21/1997 s.t.d.d. UU No. 20/2000 |
Kepala KPPBB |
- |
||||
26. |
Menerbitkan Surat Ketetapan BPHTB Nihil (SKBN) |
Pasal 22 ayat (1) huruf a UU No. 21/1997 s.t.d.d.
UU No. 20/2000 |
Kepala KPPBB |
- |
||||
27. |
Menerbitkan Surat Perintah Membayar Kelebihan
BPHTB (SPMKB) |
Pasal 22 ayat (5) UU No. 21/1997 s.t.d.d. UU No.
20/2000 |
Kepala KPPBB |
- |
||||
28. |
Menerbitkan SKPKPB (Surat Keputusan Pengembalian
Kelebihan Pembayaran BPHTB) |
Pasal 22 ayat (5) UU No. 21/1997 s.t.d.d. UU No.
20/2000 |
Kepala KPPBB |
- |
||||
29. |
Menerbitkan Surat Keputusan Imbalan Bunga BPHTB
(SKIB) |
Pasal 22 ayat (5) UU No. 21/1997 s.t.d.d. UU No. 20/2000
dan Kepmenkeu No. 633/KMK.04/1997 |
Kepala KPPBB |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepdirjen No.
KEP-24/PJ.6/1997 |
||||
30. |
Menerbitkan Surat Perintah Membayar Imbalan Bunga
(SPMIB) BPHTB |
Pasal 19 dan Pasal 22 ayat (4) UU No. 21/1997 s.t.d.d.
UU No. 20/2000 dan Kepmenkeu No. 633/KMK.04/1997 |
Kepala KPPBB |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepdirjen No.
KEP-24/PJ.6/1997 |
||||
31. |
Membuat Daftar Usulan Penghapusan Piutang PBB |
Pasal 24 UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU No. 16/2000 |
Kepala KPPBB |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
565/KMK.04/2000 |
||||
32. |
Meminta secara tertulis kepada Ketua Badan
Pengawas Pasal Modal untuk memblokir rekening efek pada Kustodian |
Pasal 5 ayat (4) huruf a PP 135/2000 |
Kepala KPPBB |
Dengan menyebutkan nama pemegang rekening atau
nomor pemegang rekening sebagai Penanggung Pajak, sebab dan alasan perlunya
pemblokiran |
Catatan: |
||
s.t.d.d. |
= |
sebagaimana telah diubah dengan |
s.t.d.t.d. |
= |
sebagaimana telah diubah terakhir dengan |
Kepmenkeu |
= |
Keputusan Menteri Keuangan |
Kepdirjen |
= |
Keputusan Direktur Jenderal Pajak |
LAMPIRAN IV |
WEWENANG
DIREKTUR JENDERAL PAJAK YANG DILIMPAHKAN
KEPADA PARA PEJABAT PADA KANTOR PEMERIKSAAN DAN PENYIDIKAN PAJAK (KARIKPA)
NO. |
WEWENANG
DIREKTUR JENDERAL PAJAK |
DASAR
HUKUM |
DILIMPAHKAN
KEPADA |
KETERANGAN |
1. |
Menerbitkan Tanda Pengenal Pemeriksa |
Pasal 29 ayat (2) dan Pasal 31 UU No. 6/1983
s.t.d.t.d. UU No. 16/2000 |
Kepala Karikpa |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
545/KMK.04/2000, Kepdirjen No. KEP-722/PJ/2001, dan Kepdirjen No.
KEP-741/PJ/2001 |
2. |
Menerbitkan Surat Perintah Pemeriksaan Pajak |
Pasal 29 ayat (2) dan Pasal 31 UU No. 6/1983
s.t.d.t.d. UU No. 16/2000 |
Kepala Karikpa |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
545/KMK.04/2000, Kepdirjen No. KEP-722/PJ/2001, dan Kepdirjen No.
KEP-741/PJ/2001 |
3. |
Menerbitkan Surat Perintah Pengamatan |
Pasal 29 ayat (1) dan Pasal 44 UU No. 6/1983
s.t.d.t.d. UU No. 16/2000 |
Kepala Karikpa |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
545/KMK.04/2000, Kepdirjen No. KEP-722/PJ/2001, dan Kepdirjen No.
KEP-741/PJ/2001 |
4. |
Menerbitkan Surat Perintah Pemeriksaan Bukti
Permulaan |
Pasal 29 ayat (2) dan Pasal 31 UU No. 6/1983
s.t.d.t.d. UU No. 16/2000 |
Kepala Karikpa |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
545/KMK.04/2000, Kepdirjen No. KEP-722/PJ/2001, dan Kepdirjen No.
KEP-741/PJ/2001 |
5. |
Melakukan Pemeriksaan Lengkap untuk menguji
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan atau untuk tujuan lain |
Pasal 29 ayat (1) UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU No.
16/2000 |
Pejabat Fungsional Pemeriksa Pajak |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
545/KMK.04/2000, Kepdirjen No. KEP-722/PJ/2001, dan Kepdirjen No.
KEP-741/PJ/2001 |
6. |
Melakukan penyegelan tempat atau ruangan tertentu
|
Pasal 30 UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU No. 16/2000 |
Pejabat Fungsional Pemeriksa Pajak |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
545/KMK.04/2000, Kepdirjen No. KEP-722/PJ/2001, dan Kepdirjen No.
KEP-741/PJ/2001 |
7. |
Meminta keterangan dan atau bukti-bukti yang
diperlukan dari pihak ketiga yang mempunyai hubungan dengan Wajib Pajak yang
diperiksa |
Pasal 35 ayat (1) UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU No.
16/2000 |
Kepala Karikpa |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
545/KMK.04/2000, Kepdirjen No. KEP-722/PJ/2001, dan Kepdirjen No.
KEP-741/PJ/2001 |
8. |
Memberitahukan Hasil Pemeriksaan Pajak kepada
Wajib Pajak yang diperiksa |
Pasal 29 ayat (1) dan Pasal 31 UU No. 6/1983
s.t.d.t.d. UU No. 16/2000 |
Kepala Karikpa |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
545/KMK.04/2000, Kepdirjen No. KEP-722/PJ/2001, dan Kepdirjen No.
KEP-741/PJ/2001 |
9. |
Menentukan kembali besarnya penghasilan dan
pengurangan serta menentukan utang sebagai modal untuk menghitung besarnya
Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak yang mempunyai hubungan istimewa dengan
Wajib Pajak lainnya |
Pasal 18 ayat (3) UU No. 7/1983 s.t.d.t.d. UU No.
17/2000 |
Kepala Karikpa |
- |
Catatan: |
||
s.t.d.d. |
= |
sebagaimana telah diubah dengan |
s.t.d.t.d. |
= |
sebagaimana telah diubah terakhir dengan |
Kepmenkeu |
= |
Keputusan Menteri Keuangan |
Kepdirjen |
= |
Keputusan Direktur Jenderal Pajak |
LAMPIRAN V |
WEWENANG
DIREKTUR JENDERAL PAJAK YANG DILIMPAHKAN
KEPADA PARA PEJABAT PADA KANTOR PENYULUHAN DAN PENGAMATAN POTENSI PERPAJAKAN
(KP4)
NO. |
WEWENANG
DIREKTUR JENDERAL PAJAK |
DASAR
HUKUM |
DILIMPAHKAN
KEPADA |
KETERANGAN |
||||
1. |
Memberikan bukti penerimaan pendaftaran WP dan
bukti penerimaan laporan usaha untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak |
Pasal 2 ayat (1) dan ayat (2) UU No. 6/1983
s.t.d.t.d. UU No. 16/2000 |
Kepala KP4 atau Petugas TU atau Petugas lain yang
ditunjuk Kepala KP4 |
|
||||
2. |
Memberikan tanggal penerimaan SPT yang
disampaikan langsung oleh WP dan memberikan bukti penerimaan SPT Tahunan PPh
yang disampaikan langsung/melalui pos oleh Wajib Pajak |
Pasal 6 UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU No. 16/2000 |
Kepala KP4 atau Petugas TU atau Petugas lain yang
ditunjuk Kepala KP4 |
|
||||
3. |
Memberikan bukti penerimaan permohonan WP untuk
mengangsur atau menunda pembayaran pajak |
Pasal 9 ayat (4) UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU No.
16/2000 |
Kepala KP4 atau Petugas TU atau Petugas lain yang
ditunjuk Kepala KP4 |
|
||||
4. |
Memberikan bukti penerimaan surat permohonan
pembetulan surat ketetapan pajak, Surat Tagihan Pajak, Surat Keputusan
Keberatan, Surat Keputusan Pengurangan atau Penghapusan Sanksi administrasi,
Surat Keputusan Pengurangan atau Pembatalan Ketetapan Pajak yang tidak benar,
Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak |
Pasal 16 ayat (1) UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU No.
16/2000 |
Kepala KP4 atau Petugas TU atau Petugas lain yang
ditunjuk Kepala KP4 |
Meneruskan ke KPP |
||||
5. |
Memberikan bukti penerimaan surat permohonan
pengurangan/penghapusan sanksi administrasi atau pengurangan/pembatalan surat
ketetapan pajak yang tidak benar |
Pasal 36 ayat (1) UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU No.
16/2000 |
Kepala KP4 atau Petugas TU atau Petugas lain yang
ditunjuk Kepala KP4 |
Meneruskan ke KPP |
||||
6. |
Memberikan bukti penerimaan surat permohonan
keberatan Wajib Pajak |
Pasal 25 ayat (5) UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU No.
16/2000 |
Kepala KP4 atau Petugas TU atau Petugas lain yang
ditunjuk Kepala KP4 |
Meneruskan ke KPP |
||||
7. |
Mencari dan mengumpulkan data perpajakan |
Pasal 1 angka 24 dan Pasal 29 UU No. 6/1983
s.t.d.t.d. UU No. 16/2000 |
Kepala KP4 |
Meneruskan ke KPP/KPPBB |
||||
8. |
Memberikan bukti penerimaan Surat Pemberitahuan
Objek Pajak (SPOP) |
Pasal 9 ayat (2) UU No. 12/1985 s.t.d.d. UU No.
12/1994 |
Kepala KP4 atau Petugas TU atau Petugas lain yang
ditunjuk Kepala KP4 |
Meneruskan ke KPPBB |
||||
9. |
Memberikan bukti penerimaan Surat Permohonan
Keberatan Wajib Pajak Pajak Bumi dan Bangunan |
Pasal 15 ayat (4) UU No. 12/1985 s.t.d.d. UU No.
12/1994 |
Kepala KP4 atau Petugas TU atau Petugas lain yang
ditunjuk Kepala KP4 |
Meneruskan ke KPPBB |
||||
10. |
Memberikan bukti penerimaan Surat Permohonan
Keberatan Wajib Pajak BPHTB |
Pasal 16 UU No. 21/1997 s.t.d.d. UU No. 20/2000 |
Kepala KP4 atau Petugas TU atau Petugas lain yang
ditunjuk Kepala KP4 |
Meneruskan ke KPPBB |
Catatan: |
||
s.t.d.d. |
= |
sebagaimana telah diubah dengan |
s.t.d.t.d. |
= |
sebagaimana telah diubah terakhir dengan |
Kepmenkeu |
= |
Keputusan Menteri Keuangan |
Kepdirjen |
= |
Keputusan Direktur Jenderal Pajak |
LAMPIRAN VI |
WEWENANG
DIREKTUR JENDERAL PAJAK YANG DILIMPAHKAN
KEPADA PARA PEJABAT PADA KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
NO. |
WEWENANG
DIREKTUR JENDERAL PAJAK |
DASAR
HUKUM |
DILIMPAHKAN
KEPADA |
KETERANGAN |
||||
1. |
Menerbitkan keputusan atas keberatan yang
diajukan Wajib Pajak sehubungan dengan ketetapan pajak Pajak Penghasilan |
Pasal 26 ayat (1) UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU No.
16/2000 |
Kepala Kantor Wilayah DJP, atas batasan wewenang
yang tidak dilimpahkan kepada Kepala KPP bawahannya |
- |
||||
2. |
Menerbitkan keputusan mengenai beberapa Surat
Keberatan, pembetulan atau pembatalan surat ketetapan Pajak Penghasilan (PPh,
PPh Pasal 21, PPh Pasal 22 dan PPh Pasal 23/26) dan/atau Pajak Pertambahan
Nilai/Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPN/PPn BM) terhadap beberapa surat
ketetapan pajak atau Surat Tagihan Pajak mengenai Tahun Pajak yang sama atau
Tahun Pajak yang berlainan yang diajukan bersamaan oleh Wajib Pajak yang
sama, yang salah satu wewenang penyelesaiannya pada Kantor Wilayah DJP |
Pasal 16, Pasal 26 ayat (1), dan Pasal 36 ayat
(1) UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU No. 16/2000 |
Kepala Kantor Wilayah DJP |
- |
||||
3. |
Menerbitkan keputusan atas keberatan yang
diajukan oleh Pengusaha Kena Pajak sehubungan dengan Surat Keputusan Pajak
PPN/PPn BM |
Pasal 26 ayat (1) UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU No.
16/2000 |
Kepala Kantor Wilayah DJP, atas batasan wewenang
yang tidak dilimpahkan kepada Kepala KPP bawahannya |
- |
||||
4. |
Menerbitkan keputusan mengenai keberatan yang
diajukan oleh Wajib Pajak yang tidak diputuskan setelah melewati jangka waktu
12 (dua belas) bulan |
Pasal 26 ayat (1), ayat (3), dan ayat (5) UU No.
6/1983 s.t.d.t.d. UU No. 16/2000 |
Kepala Kantor Wilayah DJP, atas batasan wewenang
penyelesaian keberatan yang tidak dilimpahkan kepada Kepala KPP bawahannya |
- |
||||
5. |
Menerbitkan keputusan mengenai permohonan
pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi berupa bunga, denda dan
kenaikan |
Pasal 36 ayat (1) huruf a dan ayat (2) UU No.
6/1983 s.t.d.t.d. UU No. 16/2000 |
Kepala Kantor Wilayah DJP, atas batasan wewenang
yang tidak dilimpahkan kepada Kepala KPP bawahannya |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
542/KMK.04/2000 dan Kepdirjen No. KEP-268/PJ/2001 |
||||
6. |
Menerbitkan keputusan pengurangan atau pembatalan
Surat Ketetapan Pajak yang tidak benar baik karena permohonan Wajib Pajak
maupun secara jabatan, kecuali atas keberatan yang telah diajukan banding |
Pasal 36 ayat (1) huruf b UU No. 6/1983
s.t.d.t.d. UU No. 16/2000 |
Kepala Kantor Wilayah DJP, atas batasan wewenang
yang tidak dilimpahkan kepada Kepala KPP bawahannya |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
542/KMK.04/2000 dan Kepdirjen No. KEP-268/PJ/2001 |
||||
7. |
Membuat, menandatangani dan menyampaikan Uraian
Banding Direktur Jenderal Pajak kepada Badan Peradilan Pajak |
Pasal 27 UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU No. 16/2000 |
Kepala Kantor Wilayah DJP |
- |
||||
8. |
Menerbitkan Tanda Pengenal Pemeriksa |
Pasal 29 ayat (2) dan Pasal 31 UU No. 6/1983
s.t.d.t.d. UU No. 16/2000 |
Kepala Kantor Wilayah DJP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
545/KMK.04/2000, Kepdirjen No. KEP-722/PJ/2001, dan Kepdirjen No.
KEP-741/PJ/2001 |
||||
9. |
Menerbitkan Surat Perintah Pemeriksaan Pajak |
Pasal 29 ayat (2) dan Pasal 31 UU No. 6/1983
s.t.d.t.d. UU No. 16/2000 |
Kepala Kantor Wilayah DJP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
545/KMK.04/2000, Kepdirjen No. KEP-722/PJ/2001, dan Kepdirjen No.
KEP-741/PJ/2001 |
||||
10. |
Menerbitkan Surat Perintah Pengamatan |
Pasal 29 ayat (2) dan Pasal 44 UU No. 6/1983
s.t.d.t.d. UU No. 16/2000 |
Kepala Kantor Wilayah DJP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
545/KMK.04/2000, Kepdirjen No. KEP-722/PJ/2001, dan Kepdirjen No.
KEP-741/PJ/2001 |
||||
11. |
Menerbitkan Surat Perintah Pemeriksaan Bukti
Permulaan |
Pasal 29 ayat (2) dan Pasal 31 UU No. 6/1983
s.t.d.t.d. UU No. 16/2000 |
Kepala Kantor Wilayah DJP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
545/KMK.04/2000, Kepdirjen No. KEP-722/PJ/2001, dan Kepdirjen No.
KEP-741/PJ/2001 |
||||
12. |
Menerbitkan Surat Perintah Penyidikan |
Pasal 44 UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU No. 16/2000 |
Kepala Kantor Wilayah DJP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
545/KMK.04/2000, Kepdirjen No. KEP-722/PJ/2001, dan Kepdirjen No.
KEP-741/PJ/2001 |
||||
13. |
Melakukan Pemeriksaan Pajak untuk menguji
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain |
Pasal 29 ayat (1) UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU No.
16/2000 |
Pejabat Fungsional Pemeriksa Pajak |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
545/KMK.04/2000, Kepdirjen No. KEP-722/PJ/2001, dan Kepdirjen No.
KEP-741/PJ/2001 |
||||
14. |
Melakukan penyegelan tempat atau ruangan tertentu |
Pasal 30 UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU No. 16/2000 |
Pejabat Fungsional Pemeriksa Pajak |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
545/KMK.04/2000, Kepdirjen No. KEP-722/PJ/2001, dan Kepdirjen No.
KEP-741/PJ/2001 |
||||
15. |
Meminta keterangan dan/atau bukti-bukti yang
diperlukan dari pihak ketiga yang mempunyai hubungan dengan Wajib Pajak yang
diperiksa |
Pasal 35 ayat (1) UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU No.
16/2000 |
Kepala Kantor Wilayah DJP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
545/KMK.04/2000, Kepdirjen No. KEP-722/PJ/2001, dan Kepdirjen No.
KEP-741/PJ/2001 |
||||
16. |
Memberitahukan Hasil Pemeriksaan kepada Wajib
Pajak yang diperiksa |
Pasal 31 UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU No. 16/2000 |
Kepala Kantor Wilayah DJP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
545/KMK.04/2000, Kepdirjen No. KEP-722/PJ/2001, dan Kepdirjen No.
KEP-741/PJ/2001 |
||||
17. |
Menetapkan tempat tinggal Orang Pribadi atau
tempat kedudukan badan |
Pasal 2 ayat (6) UU No. 7/1983 s.t.d.t.d. UU No.
17/2000 |
Kepala Kantor Wilayah DJP |
- |
||||
18. |
Menerbitkan Surat Keterangan Bebas Fiskal Luar
Negeri (SKBFLN) |
Pasal 25 ayat (8) UU No. 7/1983 s.t.d.t.d. UU No.
17/2000, Pasal 3 PP 42/2000 s.t.d.d. PP No. 41/2001, Kepmenkeu No.
390/KMK.04/2000, Kepmenkeu No. 555/KMK.04/2000, Kepdirjen No. KEP-34/PJ/2001,
Kepdirjen No. KEP-35/PJ/2001, Kepdirjen No. KEP-36/PJ/2001, Kepdirjen No.
KEP-37/PJ/2001, Kepdirjen No. KEP-38/PJ/2001, dan Kepdirjen No. KEP-39/PJ/2001. |
Kepala Kantor Wilayah IV DJP khusus untuk
pelabuhan keberangkatan ke luar negeri di wilayah Jakarta, Tangerang, dan
Bekasi |
Tata caranya ditetapkan dalam SE-39/PJ.41/2000 |
||||
19. |
Menentukan kembali besarnya penghasilan dan
pengurangan serta menentukan utang sebagai modal untuk menghitung besarnya
Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak yang mempunyai hubungan istimewa
dengan Wajib Pajak lainnya |
Pasal 18 ayat (3) UU No. 7/1983 s.t.d.t.d. UU No.
17/2000 |
Kepala Kantor Wilayah DJP |
- |
||||
20. |
Memberikan persetujuan atas permohonan stiker PPN |
Pasal 1 angka 17 UU No. 8/1983 s.t.d.t.d. UU No. 18/2000
dan Kepmenkeu No. 567/KMK.04/2000 |
Kepala Kantor Wilayah DJP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepdirjen No.
KEP-552/PJ/2001 |
||||
21. |
Menetapkan Klasifikasi Bumi dan Bangunan |
Pasal 6 ayat (2) dan Pasal 2 ayat (2) UU No.
12/1985 s.t.d.d. UU No. 12/1994 |
Kepala Kantor Wilayah DJP |
- |
||||
22. |
Menerbitkan keputusan atas Surat Keberatan yang
diajukan oleh Wajib Pajak PBB terhadap SPPT dan SKP PBB |
Pasal 16 UU No. 12/1985 s.t.d.d. UU No. 12/1994 |
Kepala Kantor Wilayah DJP untuk jumlah pokok pajak
sesuai batasan yang ditetapkan oleh Direktur PBB & BPHTB |
Termasuk apabila telah melewati jangka waktu 12
(dua belas) bulan belum diterbitkan keputusan oleh Kepala KPPBB |
||||
23. |
Menerbitkan keputusan atas permohonan pengurangan
sanksi administrasi PBB |
Pasal 20 UU No. 12/1985 s.t.d.d. UU No. 12/1994 |
Kepala Kantor Wilayah DJP untuk jumlah sanksi
administrasi sesuai batasan yang ditetapkan oleh Direktur PBB & BPHTB |
- |
||||
24. |
Menerbitkan Surat Keputusan Persetujuan tentang
penggunaan nilai buku atas pengalihan harta dalam rangka penggabungan,
peleburan atau pemekaran usaha dari Wajib Pajak yang bergerak di bidang usaha
Perbankan atau Wajib Pajak yang akan menjual sahamnya di Bursa Efek |
Pasal 10 ayat (3) UU No. 7/1983 s.t.d.t.d. UU No.
17/2000 dan Kepmenkeu No. 422/KMK.04/1998 s.t.d.d. Kepmenkeu No.
469/KMK.04/1998 |
Kepala Kantor Wilayah DJP |
Sepanjang WP-WP yang melakukan penggabungan,
peleburan atau pemekaran usaha tersebut terdaftar pada beberapa Kantor
Pelayanan Pajak dalam wilayah Kanwil yang sama |
||||
25. |
Menerbitkan surat persetujuan perubahan metode
pembukuan dan/atau tahun Buku yang ke-2 (dua) dan seterusnya. |
Pasal 28 ayat (6) UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU No.
16/2000 |
Kepala Kantor Wilayah DJP |
Tata caranya ditetapkan dalam SE-40/PJ.42/1998 |
||||
26. |
Menerbitkan keputusan atas surat keberatan PBHTB
yang diajukan oleh Wajib Pajak |
Pasal 17 ayat UU No. 21/1997 s.t.d.d. UU No.
20/2000 |
Kepala Kantor Wilayah DJP untuk jumlah pokok
pajak sesuai batasan yang ditetapkan oleh Direktur PBB & BPHTB |
- |
||||
27. |
Menerbitkan Surat Keterangan Fiskal (Tax
Clearance) |
Pasal 20 UU No. 7/1983 s.t.d.t.d. UU No. 17/2000 |
Kepala Kantor Wilayah DJP |
|
||||
28. |
Menerbitkan keputusan pembetulan kesalahan tulis,
kesalahan hitung dan/atau kekeliruan dalam penerapan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan yang terdapat dalam surat keputusan (SK) dalam rangka pelaksanaan
Pasal 16, 26, dan 36 KUP |
Pasal 16, Pasal 26, dan Pasal 36 UU No. 6/1983
s.t.d.t.d. UU No. 16/2000 |
Kepala Kantor Wilayah DJP, sepanjang surat
keputusan yang dibetulkan diterbitkan oleh Kepala Kanwil |
- |
||||
29. |
Menetapkan satu tempat atau lebih sebagai tempat
pajak terutang |
Pasal 12 ayat (2) UU No. 8/1983 s.t.d.t.d. UU No.
18/2000 |
Kepala Kantor Wilayah DJP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepdirjen Pajak No.
KEP-638/PJ/2001 |
||||
30. |
Menerbitkan keputusan mengenai penunjukan tempat
lain sebagai tempat pengkreditan Pajak Masukan atas perolehan Barang Kena
Pajak dan atau Jasa Kena Pajak, baik atas permohonan tertulis dari Pengusaha
Kena Pajak ataupun secara jabatan |
Pasal 12 ayat (1) UU No. 8/1983 s.t.d.t.d. UU No.
18/2000 dan Pasal 12 ayat (2) PP No. 143 Tahun 2000 |
Kepala Kantor Wilayah DJP yang membawahi KPP
tempat Pajak Masukan dimohonkan untuk dikreditkan |
- |
||||
31. |
Menerbitkan keputusan mengenai penunjukan tempat
lain sebagai tempat pajak terutang atas ekspor Barang Kena Pajak baik atas
permohonan tertulis dari Pengusaha Kena Pajak ataupun secara jabatan |
Pasal 12 ayat (1) UU No. 8/1983 s.t.d.t.d. UU No.
18/2000 dan Pasal 14 ayat (3) PP No. 143 Tahun 2000 |
Kepala Kantor Wilayah DJP yang membawahi KPP
tempat Pajak terutang tersebut dimohonkan untuk diperhitungkan |
- |
Catatan: |
||
s.t.d.d. |
= |
sebagaimana telah diubah dengan |
s.t.d.t.d. |
= |
sebagaimana telah diubah terakhir dengan |
Kepmenkeu |
= |
Keputusan Menteri Keuangan |
Kepdirjen |
= |
Keputusan Direktur Jenderal Pajak |
LAMPIRAN VII |
WEWENANG
DIREKTUR JENDERAL PAJAK YANG DILIMPAHKAN
KEPADA PARA PEJABAT PADA KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK WAJIB PAJAK
BESAR
(KANTOR WILAYAH DJP WP BESAR)
NO. |
WEWENANG
DIREKTUR JENDERAL PAJAK |
DASAR
HUKUM |
DILIMPAHKAN
KEPADA |
KETERANGAN |
||||
1. |
Mengeluarkan Surat Permintaan Kelengkapan kepada
Wajib Pajak untuk melengkapi Surat Keberatannya |
Pasal 25 ayat (2) UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU No.
16/2000 |
Kepala Bidang Keberatan dan Banding |
- |
||||
2. |
Memberitahukan secara tertulis kepada Wajib Pajak
bahwa surat keberatannya tidak dapat dipertimbangkan karena tidak memenuhi
persyaratan formal |
Pasal 25 ayat (4) UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU No.
16/2000 |
Kepala Kantor Wilayah DJP-DJP |
- |
||||
3. |
Menerbitkan keputusan atau keberatan yang
diajukan Wajib Pajak sehubungan dengan ketetapan pajak |
Pasal 26 ayat (1) UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU No.
16/2000 |
Kepala Kantor Wilayah DJP-DJP |
- |
||||
4. |
Menerbitkan keputusan mengenai keberatan yang
diajukan oleh Wajib Pajak yang tidak diputuskan setelah melewati jangka waktu
12 (dua belas) bulan |
Pasal 26 ayat (1), ayat (3), dan ayat (5) UU No.
6/1983 s.t.d.t.d. UU No. 16/2000 |
Kepala Kantor Wilayah DJP |
- |
||||
5. |
Menerbitkan keputusan mengenai permohonan
pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi berupa bunga, denda, dan
kenaikan |
Pasal 36 ayat (1) huruf a dan ayat (2) UU No.
6/1983 s.t.d.t.d. UU No. 16/2000 |
Kepala Kantor Wilayah DJP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
542/KMK.04/2000 dan Kepdirjen No. KEP-268/PJ/2001 |
||||
6. |
Menerbitkan keputusan pengurangan atau pembatalan
Surat Ketetapan Pajak yang tidak benar baik karena permohonan Wajib Pajak
maupun secara jabatan, kecuali atas keberatan yang telah diajukan banding |
Pasal 36 ayat (1) huruf b UU No. 6/1983
s.t.d.t.d. UU No. 16/2000 |
Kepala Kantor Wilayah DJP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
542/KMK.04/2000 dan Kepdirjen No. KEP-268/PJ/2001 |
||||
7. |
Membuat, menandatangani dan menyampaikan Uraian
Banding Direktur Jenderal Pajak kepada Badan Peradilan Pajak |
Pasal 27 UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU No. 16/2000 |
Kepala Kantor Wilayah DJP |
- |
||||
8. |
Menerbitkan Tanda Pengenal Pemeriksa |
Pasal 29 ayat (2) dan Pasal 31 UU No. 6/1983
s.t.d.t.d. UU No. 16/2000 |
Kepala Kantor Wilayah DJP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
545/KMK.04/2000, Kepdirjen No. KEP-722/PJ/2001, dan Kepdirjen No.
KEP-741/PJ/2001 |
||||
9. |
Menerbitkan Surat Perintah Pemeriksaan Pajak |
Pasal 29 ayat (2) dan Pasal 31 UU No. 6/1983
s.t.d.t.d. UU No. 16/2000 |
Kepala Kantor Wilayah DJP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
545/KMK.04/2000, Kepdirjen No. KEP-722/PJ/2001, dan Kepdirjen No.
KEP-741/PJ/2001 |
||||
10. |
Menerbitkan Surat Perintah Pengamatan |
Pasal 29 ayat (2) dan Pasal 44 UU No. 6/1983
s.t.d.t.d. UU No. 16/2000 |
Kepala Kantor Wilayah DJP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
545/KMK.04/2000, Kepdirjen No. KEP-722/PJ/2001, dan Kepdirjen No.
KEP-741/PJ/2001 |
||||
11. |
Menerbitkan Surat Perintah Pemeriksaan Bukti
Permulaan |
Pasal 29 ayat (2) dan Pasal 31 UU No. 6/1983
s.t.d.t.d. UU No. 16/2000 |
Kepala Kantor Wilayah DJP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
545/KMK.04/2000, Kepdirjen No. KEP-722/PJ/2001, dan Kepdirjen No.
KEP-741/PJ/2001 |
||||
12. |
Menerbitkan Surat Perintah Penyidikan |
Pasal 44 UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU No. 16/2000 |
Kepala Kantor Wilayah DJP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
545/KMK.04/2000, Kepdirjen No. KEP-722/PJ/2001, dan Kepdirjen No.
KEP-741/PJ/2001 |
||||
13. |
Melakukan Pemeriksaan dalam rangka pemeriksaan
Bukti Permulaan atau tujuan lain |
Pasal 29 ayat (1) UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU No.
16/2000 |
Pejabat Fungsional Pemeriksa Pajak |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
545/KMK.04/2000, Kepdirjen No. KEP-722/PJ/2001, dan Kepdirjen No.
KEP-741/PJ/2001 |
||||
14. |
Melakukan penyegelan tempat atau ruangan tertentu |
Pasal 30 UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU No. 16/2000 |
Pejabat Fungsional Pemeriksa Pajak |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
545/KMK.04/2000, Kepdirjen No. KEP-722/PJ/2001, dan Kepdirjen No.
KEP-741/PJ/2001 |
||||
15. |
Meminta keterangan dan atau bukti-bukti yang
diperlukan dari pihak ketiga yang mempunyai hubungan dengan Wajib Pajak yang
diperiksa atau disidik |
Pasal 35 ayat (1) UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU No.
16/2000 |
Kepala Kantor Wilayah DJP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
545/KMK.04/2000, Kepdirjen No. KEP-722/PJ/2001, dan Kepdirjen No.
KEP-741/PJ/2001 |
||||
16. |
Memberitahukan Hasil Pemeriksaan kepada Wajib
Pajak yang diperiksa |
Pasal 31 UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU No. 16/2000 |
Kepala Kantor Wilayah DJP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
545/KMK.04/2000, Kepdirjen No. KEP-722/PJ/2001, dan Kepdirjen No.
KEP-741/PJ/2001 |
||||
17. |
Menetapkan tempat tinggal orang pribadi atau
tempat kedudukan badan |
Pasal 2 ayat (6) UU No. 7/1983 s.t.d.t.d. UU No.
17/2000 |
Kepala Kantor Wilayah DJP |
- |
||||
18. |
Menentukan kembali besarnya penghasilan dan
pengurangan serta menentukan utang sebagai modal untuk menghitung besarnya
Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak yang mempunyai hubungan istimewa
dengan Wajib Pajak lainnya |
Pasal 18 ayat (3) UU No. 7/1983 s.t.d.t.d. UU No.
17/2000 |
Kepala Kantor Wilayah DJP |
- |
||||
19. |
Menerbitkan Surat Keputusan Persetujuan tentang
penggunaan nilai buku atas pengalihan harta dalam rangka penggabungan,
peleburan atau pemekaran usaha dari Wajib Pajak yang bergerak di bidang usaha
perbankan atau Wajib Pajak yang akan menjual sahamnya di Bursa Efek |
Pasal 10 ayat (3) UU No. 7/1983 s.t.d.t.d. UU No.
17/2000 dan Kepmenkeu No. 422/KMK.04/1998 s.t.d.d. Kepmenkeu No.
469/KMK.04/1998 |
Kepala Kantor Wilayah DJP |
Sepanjang WP-WP yang melakukan penggabungan,
peleburan atau pemekaran usaha tersebut terdaftar pada beberapa Kantor
Pelayanan Pajak dalam wilayah Kanwil yang sama |
||||
20. |
Menerbitkan surat persetujuan perubahan metode
pembukuan dan/atau tahun buku yang ke-2 (dua) dan seterusnya |
Pasal 28 ayat (6) UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU No.
16/2000 |
Kepala Kantor Wilayah DJP |
Tata caranya ditetapkan dalam SE-40/PJ.42/1998 |
||||
21. |
Menerbitkan Surat Keterangan Fiskal (Tax
Clearance) |
Pasal 20 UU No. 7/1983 s.t.d.t.d. UU No. 17/2000 |
Kepala Kantor Wilayah DJP |
|
||||
22. |
Menerbitkan keputusan pembetulan kesalahan tulis,
kesalahan hitung dan/atau kekeliruan dalam penerapan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan yang terdapat dalam surat keputusan (SK) dalam
rangka pelaksanaan Pasal 16, 26 dan 36 KUP |
Pasal 16, Pasal 26, dan Pasal 36 UU No. 6/1983
s.t.d.t.d. UU No. 16/2000 |
Kepala Kantor Wilayah DJP sepanjang surat keputusan
yang dibetulkan diterbitkan oleh Kepala Kantor Wilayah DJP |
- |
||||
23. |
Menetapkan satu tempat atau lebih sebagai tempat
pajak terutang |
Pasal 12 ayat (2) UU No. 8/1983 s.t.d.t.d. UU No.
18/2000 |
Kepala Kantor Wilayah DJP |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepdirjen No.
KEP-638/PJ/2001 |
||||
24. |
Menerbitkan keputusan mengenai penunjukan tempat
lain sebagai tempat pengkreditan Pajak Masukan atas perolehan Barang Kena
Pajak dan atau Jasa Kena Pajak, baik atas permohonan tertulis dari Pengusaha
Kena Pajak ataupun secara jabatan |
Pasal 12 ayat (1) UU No. 8/1983 s.t.d.t.d. UU No.
18/2000 dan Pasal 12 ayat (2) PP No. 143 Tahun 2000 |
Kepala Kantor Wilayah DJP yang membawahi KPP WP
Besar tempat Pajak Masukan dimohonkan untuk dikreditkan |
- |
||||
25. |
Menerbitkan keputusan mengenai penunjukan tempat
lain sebagai tempat pajak terutang atas ekspor Barang Kena Pajak baik atas
permohonan tertulis dari Pengusaha Kena Pajak ataupun secara jabatan |
Pasal 12 ayat (1) UU No. 8/1983 s.t.d.t.d. UU No.
18/2000 dan Pasal 14 ayat (3) PP No. 143 Tahun 2000 |
Kepala Kantor Wilayah DJP yang membawahi KPP WP
Besar tempat pajak terutang tersebut dimohonkan untuk diperhitungkan |
- |
Catatan: |
||
s.t.d.d. |
= |
sebagaimana telah diubah dengan |
s.t.d.t.d. |
= |
sebagaimana telah diubah terakhir dengan |
Kepmenkeu |
= |
Keputusan Menteri Keuangan |
Kepdirjen |
= |
Keputusan Direktur Jenderal Pajak |
LAMPIRAN VIII |
WEWENANG
DIREKTUR JENDERAL PAJAK YANG DILIMPAHKAN
KEPADA DIREKTUR PAJAK PENGHASILAN
NO. |
WEWENANG
DIREKTUR JENDERAL PAJAK |
DASAR HUKUM |
DILIMPAHKAN
KEPADA |
KETERANGAN |
1. |
Membuat, menandatangani dan menyampaikan Uraian
Banding Direktur Jenderal Pajak kepada Badan Peradilan Pajak |
Pasal 27 UU No. 6/1983 s.t.d.d. UU No. 16/2000 |
Direktur Pajak Penghasilan |
Sepanjang penyelesaian keberatan diputuskan oleh
Kantor Pusat DJP |
2. |
Menetapkan tempat tinggal orang pribadi atau
tempat kedudukan badan |
Pasal 2 ayat (6) UU No. 7/1983 s.t.d.d. UU No.
17/2000 |
Direktur Pajak Penghasilan |
- |
Catatan: |
||
s.t.d.d. |
= |
sebagaimana telah diubah dengan |
s.t.d.t.d. |
= |
sebagaimana telah diubah terakhir dengan |
Kepmenkeu |
= |
Keputusan Menteri Keuangan |
Kepdirjen |
= |
Keputusan Direktur Jenderal Pajak |
LAMPIRAN IX |
WEWENANG
DIREKTUR JENDERAL PAJAK YANG DILIMPAHKAN
KEPADA DIREKTUR PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK TIDAK LANGSUNG LAINNYA
(DIREKTUR PPN DAN PTLL)
NO. |
WEWENANG
DIREKTUR JENDERAL PAJAK |
DASAR
HUKUM |
DILIMPAHKAN
KEPADA |
KETERANGAN |
||||||||||
1. |
Membuat, menandatangani dan menyampaikan Uraian Banding
Direktur Jenderal Pajak kepada Badan Peradilan Pajak |
Pasal 27 UU No. 6/1983 s.t.d.d. UU No. 16/2000 |
Direktur PPN dan PTLL |
Sepanjang penyelesaian keberatan diputuskan oleh
Kantor Pusat DJP |
||||||||||
2. |
|
Pasal 16B UU No. 8/1983 s.t.d.d. UU No. 18/2000
dan PP 146/2000 |
Direktur PPN dan PTLL |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
10/KMK.04/2001 |
Catatan: |
||
s.t.d.d. |
= |
sebagaimana telah diubah dengan |
s.t.d.t.d. |
= |
sebagaimana telah diubah terakhir dengan |
Kepmenkeu |
= |
Keputusan Menteri Keuangan |
Kepdirjen |
= |
Keputusan Direktur Jenderal Pajak |
LAMPIRAN X |
WEWENANG
DIREKTUR JENDERAL PAJAK YANG DILIMPAHKAN
KEPADA DIREKTUR PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN
BANGUNAN (DIREKTUR PBB DAN BPHTB)
NO. |
WEWENANG
DIREKTUR JENDERAL PAJAK |
DASAR
HUKUM |
DILIMPAHKAN
KEPADA |
KETERANGAN |
1. |
Menandatangani dan menyampaikan Uraian Banding
Direktur Jenderal Pajak kepada Badan Peradilan Pajak |
Pasal 17 ayat (1) UU No. 12/1985 s.t.d.d. UU No.
12/1994 dan Pasal 27 ayat (1) UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU No. 16/2000 |
Direktur PBB dan BPHTB |
Tata caranya ditetapkan dalam SE-17/PJ.6/1997 |
Catatan: |
||
s.t.d.d. |
= |
sebagaimana telah diubah dengan |
s.t.d.t.d. |
= |
sebagaimana telah diubah terakhir dengan |
Kepmenkeu |
= |
Keputusan Menteri Keuangan |
Kepdirjen |
= |
Keputusan Direktur Jenderal Pajak |
LAMPIRAN XI |
WEWENANG
DIREKTUR JENDERAL PAJAK YANG DILIMPAHKAN
KEPADA PARA PEJABAT PADA DIREKTORAT PEMERIKSAAN, PENYIDIKAN, DAN PENAGIHAN
PAJAK (DIREKTUR P4)
NO. |
WEWENANG
DIREKTUR JENDERAL PAJAK |
DASAR
HUKUM |
DILIMPAHKAN
KEPADA |
KETERANGAN |
1. |
Menerbitkan Tanda Pengenal Pemeriksa |
Pasal 29 ayat (2) dan Pasal 31 UU No. 6/1983
s.t.d.t.d. UU No. 16/2000 |
Direktur P4 |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
545/KMK.04/2000, Kepdirjen No. KEP-722/PJ/2001, dan Kepdirjen No.
KEP-741/PJ/2001 |
2. |
Menerbitkan Surat Perintah Pemeriksaan Pajak |
Pasal 29 ayat (2) dan Pasal 31 UU No. 6/1983
s.t.d.t.d. UU No. 16/2000 |
Direktur P4 |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
545/KMK.04/2000, Kepdirjen No. KEP-722/PJ/2001, dan Kepdirjen No.
KEP-741/PJ/2001 |
3. |
Menerbitkan Surat Perintah Pengamatan |
Pasal 29 ayat (1) dan Pasal 44 UU No. 6/1983
s.t.d.t.d. UU No. 16/2000 |
Direktur P4 |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
545/KMK.04/2000, Kepdirjen No. KEP-722/PJ/2001, dan Kepdirjen No.
KEP-741/PJ/2001 |
4. |
Menerbitkan Surat Perintah Pemeriksaan Bukti
Permulaan |
Pasal 29 ayat (1) dan Pasal 31 UU No. 6/1983
s.t.d.t.d. UU No. 16/2000 |
Direktur P4 |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
545/KMK.04/2000, Kepdirjen No. KEP-722/PJ/2001, dan Kepdirjen No.
KEP-741/PJ/2001 |
5. |
Melakukan Pemeriksaan Lengkap untuk menguji
kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain |
Pasal 29 ayat (1) UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU No.
16/2000 |
Pejabat Fungsional Pemeriksa Pajak |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No. 545/KMK.04/2000,
Kepdirjen No. KEP-722/PJ/2001 |
6. |
Melakukan penyegelan tempat atau ruangan tertentu |
Pasal 30 UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU No. 16/2000 |
Pejabat Fungsional Pemeriksa Pajak |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No. 545/KMK.04/2000,
Kepdirjen No. KEP-722/PJ/2001, dan Kepdirjen No. KEP-741/PJ/2001 |
7. |
Meminta keterangan dan/atau bukti-bukti yang
diperlukan dari pihak ketiga yang mempunyai hubungan dengan Wajib Pajak yang
diperiksa |
Pasal 35 ayat (1) UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU No.
16/2000 |
Direktur P4 |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
545/KMK.04/2000, Kepdirjen No. KEP-722/PJ/2001, dan Kepdirjen No.
KEP-741/PJ/2001 |
8. |
Memberitahukan Hasil Pemeriksaan Pajak kepada
Wajib Pajak yang diperiksa |
Pasal 31 UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU No. 16/2000 |
Direktur P4 |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
545/KMK.04/2000, Kepdirjen No. KEP-722/PJ/2001, dan Kepdirjen No.
KEP-741/PJ/2001 |
9. |
Menentukan kembali besarnya penghasilan dan pengurangan
serta menentukan utang sebagai modal untuk menghitung besarnya Penghasilan
Kena Pajak bagi Wajib Pajak yang mempunyai hubungan istimewa dengan Wajib
Pajak lainnya |
Pasal 18 ayat (3) UU No. 7/1983 s.t.d.t.d. UU No.
17/2000 |
Direktur P4 |
- |
10. |
Menerbitkan Surat Perintah Penyidikan |
Pasal 44 UU No. 6/1983 s.t.d.t.d. UU No. 16/2000 |
Direktur P4 |
Tata caranya ditetapkan dalam Kepmenkeu No.
545/KMK.04/2000, Kepdirjen No. KEP-722/PJ/2001, dan Kepdirjen No.
KEP-741/PJ/2001 |
Catatan: |
||
s.t.d.d. |
= |
sebagaimana telah diubah dengan |
s.t.d.t.d. |
= |
sebagaimana telah diubah terakhir dengan |
Kepmenkeu |
= |
Keputusan Menteri Keuangan |
Kepdirjen |
= |
Keputusan Direktur Jenderal Pajak |