II.
|
PETUNJUK PENGISIAN
|
|
1.
|
LAJUR BAGIAN ATAS SPT MASA PPn
BM
|
|
|
|
Masa
Pajak................................20..........
|
|
Pembetulan Masa
Pajak...................20........Ke.........
|
Penjelasan, lihat petunjuk
pengisian SPT Masa PPN (Formulir 1195) Nomor III.1 (halaman 5).
|
|
|
2.
|
KODE A.
IDENTITAS PENGUSAHA KENA PAJAK
|
|
|
1.
|
NPWP
|
|
|
|
Diisi Nomor
Pokok Wajib Pajak (NPWP) sesuai dengan yang tercantum pada Kartu Nomor Pokok
Wajib Pajak (KP.PDIP.4-20). Dalam hal KP.PDIP.4-20 belum diperoleh, diisi
dengan NPWP yang tercantum pada Bukti Pendaftaran wajib Pajak (KP.PDIP.4-21).
|
|
|
2.
|
Nama
PKP
|
|
|
|
Diisi
dengan nama lengkap orang pribadi atau badan yang wajib mengisi SPT Masa PPN
sesuai dengan Surat Keputusan/Pemberitahuan tersebut pada butir 8.
|
|
|
3.
|
Alamat
dan Kode Pos
|
|
|
|
Diisi dengan
alamat lengkap dan kode pos dari PKP sesuai dengan Surat
Keputusan/Pemberitahuan tersebut pada butir 8.
|
|
|
4.
|
Nomor
Telepon
|
|
|
|
Diisi
dengan nomor telepon PKP.
|
|
|
5.
|
Nomor
Faksimile
|
|
|
|
Diisi dengan
nomor faksimile PKP.
|
|
|
6.
|
Merek
Usaha
|
|
|
|
Diisi
dengan merek usaha PKP.
|
|
|
7.
|
Nomor
Ijin Sentralisasi dan Tanggal
|
|
|
|
Diisi
dengan nomor dan tanggal surat ijin sentralisasi yang diterbitkan oleh
Direktur Jenderal Pajak.
|
|
|
8.
|
Jenis
Usaha
|
|
|
|
Diisi semua jenis usaha yang
menjadi kegiatan PKP.
Misalnya : - Industri minyak goreng,
- Importir,
- Konsultan.
|
|
|
|
Catatan : Dengan mencantumkan jenis usaha baru di SPT
ini, maka PKP tidak perlu lagi melaporkan tambahan jenis usaha tersebut.
|
|
|
|
-
|
Klasifikasi
Lapangan Usaha (KLU)
|
|
|
|
|
Diisi
dengan kode Klasifikasi Lapangan Usaha PKP.
Untuk pertama
kalinya kode ini diisi oleh KPP dan selanjutnya diisi oleh PKP sendiri.
|
|
|
|
-
|
Perubahan
Identitas
|
|
|
|
|
Dalam
hal terdapat perubahan nama, alamat, nomor telepon, dan jenis usaha yang
mengalami perubahan, penambahan atau pengurangan, maka nomor 2, 3, 4, dan 7
diisi nama, alamat, nomor telepon, dan jenis usaha yang baru, kemudian diisi
tanda X pada kotak nama baru, alamat baru, nomor telepon baru, dan jenis
usaha yang mengalami perubahan, penambahan atau pengurangan.
|
|
|
9.
|
Nomor
Surat Pengukuhan dan Tanggal Berlaku
|
|
|
|
Diisi
dengan nomor pengukuhan dan tanggal mulai berlakunya pengukuhan PKP sesuai
dengan Surat Keputusan/Pemberitahuan Kepala Kantor Pelayanan Pajak tentang Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak.
|
|
3.
|
KODE B. EKSPOR DAN PENYERAHAN
DALAM NEGERI
|
|
|
PERHATIAN :
|
|
|
Kolom
"s.d. Bulan ini" berakhir pada akhir Masa Pajak tahun buku yang bersangkutan,
sehingga untuk setiap awal tahun buku kolom ini diisi dengan angka yang sama
dengan kolom "Bulan ini". Lihat contoh petunjuk pengisian Formulir
1195 kode B butir 2, halaman 7 dan 8.
|
|
|
1.
|
Ekspor.
|
|
1.1.
|
Dengan LC
|
|
Penjelasan, lihat petunjuk pengisian SPT Masa PPN
(Formulir 1195) kode B.I. 1.1 (halaman 8).
|
1.2.
|
Tanpa L/C
|
|
Penjelasan, lihat petunjuk pengisian SPT Masa PPN
(Formulir 1195) kode B. 1.1.2 (halaman 8).
|
|
2.
|
Penyerahan Dalam Negeri.
|
|
2.1.
|
Penyerahan kepada
Pemungut Pajak Pertambahan Nilai
Atas penyerahan BKP
Kendaraan Bermotor Yang Tergolong Mewah
|
|
2.1.1
|
Dikenakan tarif 10%
|
|
|
Diisi dengan jumlah
Dasar Pengenaan Pajak atas penyerahan BKP Yang Tergolong Mewah di dalam
negeri yang dikenakan tarif 10%.
|
|
2.1.2
|
Dikenakan tarif 20%
|
|
|
Diisi dengan jumlah
Dasar Pengenaan Pajak atas penyerahan BKP Yang Tergolong Mewah di dalam
negeri yang dikenakan tarif 20%
|
|
2.1.3
|
Dikenakan tarif 30%
|
|
|
Diisi dengan jumlah
Dasar Pengenaan Pajak atas penyerahan BKP Yang Tergolong Mewah di dalam
negeri yang dikenakan tarif 30%.
|
|
2.1.4
|
Dikenakan tarif 40%
|
|
|
Diisi dengan jumlah
Dasar Pengenaan Pajak atas penyerahan BKP Yang Tergolong Mewah di dalam
negeri yang dikenakan tarif 40%.
|
|
2.1.5
|
Dikenakan tarif 50%
|
|
|
Diisi dengan jumlah
Dasar Pengenaan Pajak atas penyerahan BKP Yang Tergolong Mewah di dalam
negeri yang dikenakan tarif 50%.
|
|
2.1.6
|
Dikenakan tarif 60%
|
|
|
Diisi dengan jumlah
Dasar Pengenaan Pajak atas penyerahan BKP Yang Tergolong Mewah di dalam
negeri yang dikenakan tarif 60%.
|
|
2.1.7
|
Dikenakan tarif 75%
|
|
|
Diisi dengan jumlah
Dasar Pengenaan Pajak atas penyerahan BKP Yang Tergolong Mewah di dalam
negeri yang dikenakan tarif 75%.
|
|
2.1.8
|
Dikenakan tarif
....%
|
|
|
Diisi dengan jumlah
Dasar Pengenaan Pajak atas penyerahan BKP Yang Tergolong Mewah di dalam
negeri yang dikenakan tarif ....%.
|
|
2.1.9
|
Jumlah (2.1.1. +
2.1.2. + 2.1.3. + 2.1.4. + 2.1.5. +2.1.6. +2.1.7. + 2.1.8.)
|
|
|
Diisi dengan penjumlahan
angka-angka pada (kode B 2.1.1. + 2.1.2. + 2.1.3. + 2.1.4. + 2.1.5. +
2.1.6. + 2.1.7. + 2.1.8.).
|
2.2.
|
Penyerahan kepada
pihak lain yang bukan Pemungut Pajak Pertambahan Nilai.
|
|
2.2.1.
|
Dikenakan tarif 10%
|
|
|
Diisi dengan jumlah
Dasar Pengenaan Pajak atas penyerahan BKP Yang Tergolong Mewah di dalam
negeri yang dikenakan tarif 10%.
|
|
2.2.2.
|
Dikenakan tarif 20%
|
|
|
Diisi dengan jumlah
Dasar Pengenaan Pajak atas penyerahan BKP Yang Tergolong Mewah di dalam
negeri yang dikenakan tarif 20%.
|
|
2.2.3.
|
Dikenakan tarif 30%
|
|
|
Diisi dengan jumlah
Dasar Pengenaan Pajak atas penyerahan BKP Yang Tergolong Mewah di dalam
negeri yang dikenakan tarif 30%.
|
|
2.2.4.
|
Dikenakan tarif 40%
|
|
|
Diisi dengan jumlah
Dasar Pengenaan Pajak atas penyerahan BKP Yang Tergolong Mewah di dalam
negeri yang dikenakan tarif 40%.
|
|
2.2.5.
|
Dikenakan tarif 50%
|
|
|
Diisi dengan jumlah
Dasar Pengenaan Pajak atas penyerahan BKP Yang Tergolong Mewah di dalam
negeri yang dikenakan tarif 50%.
|
|
2.2.6.
|
Dikenakan tarif 60%
|
|
|
Diisi dengan jumlah
Dasar Pengenaan Pajak atas penyerahan BKP Yang Tergolong Mewah di dalam
negeri yang dikenakan tarif 60%.
|
|
2.2.7.
|
Dikenakan tarif 75%
|
|
|
Diisi dengan jumlah
Dasar Pengenaan Pajak atas penyerahan BKP Yang Tergolong Mewah di dalam
negeri yang dikenakan tarif 75%.
|
|
2.2.8.
|
Dikenakan tarif ...%
|
|
|
Diisi dengan jumlah
Dasar Pengenaan Pajak atas penyerahan BKP Yang Tergolong Mewah di dalam
negeri yang dikenakan tarif ... %.
|
|
2.2.9.
|
Jumlah (2.2.1. +
2.2.2. + 2.2.3. + 2.2.4. + 2.2.5. + 2.2.6. + 2.2.7. + 2.2.8.)
|
|
|
Diisi dengan penjumlahan
angka-angka pada (kode B 2.2.1. + 2.2.2. + 2.2.3. + 2.2.4. + 2.2.5. +
2.2.6. + 2.2.7. + 2.2.8.).
|
|
3.
|
Penyerahan yang PPn BM-nya
Tidak Dipungut/Dibebaskan.
|
|
Diisi dengan jumlah Dasar
Pengenaan Pajak atas penyerahan BKP Yang Tergolong Mewah di dalam negeri
yang PPn BM-nya Tidak Dipungut/ Dibebaskan sesuai dengan tarif PPn BM 10%,
20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 75%,atau ...%.
Termasuk juga untuk penyerahan kepada Perwakilan Negara Asing atau
Perwakilan Organisasi Internasional lainnya setelah mendapat persetujuan
untuk diberikan fasilitas perpajakan oleh Direktur Jenderal Pajak.
|
4.
|
Jumlah Penyerahan Dalam
Negeri (2.1.9. + 2.2.9. + 3).
|
|
Diisi dengan penjumlahan
Dasar Pengenaan Pajak pada kode B (2.1.9. + 2.2.9. + 3).
|
5.
|
Dikurangi Retur Penjualan.
|
|
Diisi dengan jumlah
penyerahan yang tercantum dalam Nota Retur dalam Masa Pajak yang sama
dengan Masa Pajak dibuataya Nota Retur atau dalam Masa Pajak diterimanya Nota
Retur tersebut, baik retur BKP Yang Tergolong Mewah yang berasal dari
penyerahan dalam tahun buku berjalan maupun tahun buku sebelumnya.
|
6.
|
Jumlah Ekspor dan Penyerahan
Dalam Negeri (1.1. + 1.2. + 4 - 5).
|
|
Diisi dengan penjumlahan
Dasar Pengenaan Pajak pada (kode B 1.1. + 1.2. + 4) dikurangi Dasar
Pengenaan Pajak pada kode B.5.
|
|
|
4.
|
KODE C. PPn BM ATAS PENYERAHAN
DALAM NEGERI
|
|
|
1.
|
Dengan
tarif 10% yaitu 10% x (jumlah kode B.2.1.1 + B.2.2.1)
Diisi
dengan jumlah PPn BM yang terutang sebagai hasil perkalian tarif 10% dari
Dasar Pengenaan Pajak tersebut pada (Kode B 2.1.1 + B.2.2.1).
|
2.
|
Dengan
tarif 20% yaitu 20% x (jumlah kode B.2.1.2 + B.2.2.2)
Diisi
dengan jumlah PPn BM yang terutang sebagai hasil perkalian tarif 20% dari
Dasar Pengenaan Pajak tersebut pada (Kode B 2.1.2 + B.2.2.2).
|
3.
|
Dengan
tarif 30% yaitu 30% x (jumlah kode B.2.1.3 + B.2.2.3)
Diisi
dengan jumlah PPn BM yang terutang sebagai hasil perkalian tarif 30% dari Dasar
Pengenaan Pajak tersebut pada (Kode B 2.1.3 + B.2.2.3).
|
4.
|
Dengan
tarif 40% yaitu 40% x (jumlah kode B.2.1.4 + B.2.2.4)
Diisi
dengan jumlah PPn BM yang terutang sebagai hasil perkalian tarif 40% dari
Dasar Pengenaan Pajak tersebut pada (Kode B.2.1.4 + B.2.2.4).
|
5.
|
Dengan
tarif 50% yaitu 50% x (jumlah kode B.2.1.5 + B.2.2.5)
Diisi
dengan jumlah PPn BM yang terutang sebagai hasil perkalian tarif 50% dari
Dasar Pengenaan Pajak tersebut pada (Kode B.2.1.5 + B.2.2.5).
|
6.
|
Dengan
tarif 60% yaitu 60% x (jumlah kode B.2.1.6 + B.2.2.6)
Diisi
dengan jumlah PPn BM yang terutang sebagai hasil perkalian tarif 60%
dari Dasar Pengenaan Pajak tersebut pada (Kode B.2.1.6 + B.2.2.6).
|
7.
|
Dengan
tarif 75% yaitu 75% x (jumlah kode B.2.1.7 + B.2.2.7)
Diisi
dengan jumlah PPn BM yang terutang sebagai hasil perkalian tarif 75% dari
Dasar Pengenaan Pajak tersebut pada (Kode B.2.1.7 + B.2.2.7),
|
8.
|
Dengan
tarif ... % yaitu ... % x (jumlah kode B.2.1.8 + B.2.2.8)
Diisi
dengan jumlah PPn BM yang terutang sebagai hasil perkalian tarif ...% dari
Dasar Pengenaan Pajak tersebut pada (Kode B.2.1.8 + B.2.2.8).
|
9.
|
Jumlah
(1 + 2 + 3 + 4 + 5 + 6 + 7 + 8)
|
|
Diisi
dengan penjumlahan angka-angka pada (Kode C.1 + C.2 + C.3 + C.4 + C.5 + C.6
+ C.7 + C.8).
|
10.
|
Dikurangi
PPn BM Atas Retur Penjualan
|
|
Diisi
dengan jumlah PPn BM yang tercantum dalam Nota Retur dalam Masa Pajak yang
sama dengan Masa Pajak dibuatnya Nota Retur atau dalam Masa Pajak diterimanya
Nota Retur tersebut, baik retur BKP Yang Tergolong Mewah yang berasal dari
penyerahan dalam Tahun Buku berjalan maupun Tahun Buku sebelumnya.
|
11.
|
Dikurangi
PPn BM Yang Dipungut Oleh Pemungut PPN
|
|
11.1.
|
SSP sudah diterima
(terlampir)
|
|
Diisi dengan jumlah
PPn BM yang telah dipungut dan disetor oleh Pemungut PPN sesuai dengan
lembar ketiga SSP yang dilampirkan (hanya menyangkut SSP untuk Masa Pajak
yang dilaporkan, Lihat Lampiran Pajak Keluaran III Formulir 1195 A3).
|
11.2
|
SSP belum diterima
|
|
Diisi dengan jumlah
PPn BM yang telah dipungut oleh Pemungut PPN akan tetapi SSP yang
bersangkutan belum diterima oleh PKP sampai saat jatuh tempo penyampaian SPT
Masa Pajak yang bersangkutan. Lihat Lampiran Pajak Keluaran III Formulir
1195 A3.
|
|
|
CATATAN :
|
|
Jika
kemudian setelah penyampaian SPT Masa PPn BM temyata diterima SSP-nya, maka
tidak perlu lagi dilaporkan pada kode C.11.1. dan C11.2. SPT Masa PPn BM
Masa Pajak diterimanya SSP tersebut, tetapi cukup dilampirkan pada kode F.4
dengan menyebutkan jumlah lembar SSP dan jumlah rupiah PPn BM-nya.
|
12.
|
PPn BM Yang Kurang/Lebih
Dibayar (9 -10 -11.1 - 11.2)
|
|
12.1
|
PPn BM Yang Kurang
dibayar
Diisi dengan angka
pada kode C.9 dikurangi angka-angka pada kode C. 10, C. 11.1, C 11.2,
dalam hal hasilnya positif.
|
12.2
|
PPn BM Yang lebih
dibayar
Diisi dengan angka
pada kode C.9 dikurangi angka-angka pada kode C. 10, C. 11.1, C 11.2,
dalam hal hasilnya negatif.
|
|
|
Telah
disetor tanggal: ..........
Diisi
sesuai tanggal penyetoran pada Bank Persepsi/Kantor Pos dan Giro yang tercantum
pada SSP yang bersangkutan dalam hal terjadi PPn BM yang kurang dibayar.
|
|
|
5.
|
KODE D. PPn BM ATAS IMPOR DAN
PEROLEHAN DALAM NEGERI
|
|
|
1.
|
Dengan Tarif 10%
|
|
Diisi dengan jumlah PPn BM
yang dibayar atas impor dan perolehan dalam negeri BKP Yang Tergolong Mewah
yang dikenakan tarif 10%.
|
2.
|
Dengan Tarif 20%
Diisi dengan jumlah PPn BM yang dibayar atas impor dan perolehan dalam negeri
BKP Yang Tergolong Mewah yang dikenakan tarif 20%.
|
3.
|
Dengan Tarif 30%
Diisi dengan jumlah PPn BM yang dibayar atas impor dan perolehan dalam
negeri BKP Yang Tergolong Mewah yang dikenakan tarif 30%.
|
4.
|
Dengan Tarif 40%
Diisi dengan jumlah PPn BM yang dibayar atas impor dan perolehan dalam
negeri BKP Yang Tergolong Mewah yang dikenakan tarif 40%.
|
5.
|
Dengan Tarif 50%
|
|
Diisi dengan jumlah PPn BM
yang dibayar atas impor dan perolehan dalam negeri BKP Yang Tergolong Mewah
yang dikenakan tarif 50%.
|
6.
|
Dengan Tarif 60%
Diisi dengan jumlah PPn BM yang dibayar atas impor dan perolehan dalam
negeri BKP Yang Tergolong Mewah yang dikenakan tarif 60%.
|
7.
|
Dengan Tarif 75%
Diisi dengan jumlah PPn BM yang dibayar atas impor dan perolehan dalam
negeri BKP Yang Tergolong Mewah yang dikenakan tarif 75%.
|
8.
|
Dengan Tarif... %
Diisi dengan jumlah PPn BM yang dibayar atas impor dan perolehan dalam
negeri BKP Yang Tergolong Mewah yang dikenakan tarif...%.
|
9.
|
Jumlah (1 + 2 + 3 + 4 + 5 +
6 + 7 + 8)
Diisi dengan penjumlahan angka-angka pada (Kode D.1 + D.2 + D.3 + D.4 +
D.5+ D.6+ D.7+ D.8).
|
|
|
6.
|
KODE E. PERHITUNGAN PEMBETULAN
(HANYA DIISI JIKA TERDAPAT PEMBETULAN)
|
|
|
1.
|
Jumlah pajak terutang yang
telah dilunasi.
Diisi dengan cara menyajikan jumlah kekurangan pajak terutang yang telah
dilunasi sebelum dilakukan pembetulan terakhir pada masa pajak yang sama.
|
2.
|
Hasil pembetulan hanya
dicantumkan pada "Bulan ini".
|
|
1.
|
|
kurang dibayar
|
2.
|
|
lebih dibayar
|
|
|
|
|
Diisi tanda X pada :
|
|
|
Kotak angka 1 : apabila
hasil pembetulan menimbulkan PPn BM yang kurang dibayar.
|
|
|
Kotak angka 2 : apabila
hasil pembetulan menimbulkan PPn BM yang lebih dibayar.
|
|
|
Jumlah pada Kode E.I telah
dilunasi tanggal .................
|
|
|
Diisi sesuai tanggal
penyetoran pada Bank Persepsi/Kantor Pos dan Giro yang tercantum pada SSP yang
bersangkutan.
|
|
|
1.
|
Contoh
pembetulan SPT Masa PPn BM yang menimbulkan PPn BM yang Kurang Dibayar.
|
|
|
|
Diberi tanda X pada
[ ] apabila hasil pembetulan menimbulkan PPn BM yang Kurang
Dibayar.
|
|
|
|
Jumlah PPn BM yang Kurang
Dibayar terjadi apabila jumlah PPn BM yang harus dibayar fada Kode C.I 2 SPT
Pembetulan lebih besar dari Kode C. 12 SPT yang salah.
|
|
|
|
|
Contoh
1 :
|
|
|
|
|
PPn BM yang harus dibayar
|
|
(Kode C.12 SPT Masa PPn BM
yang salah) ...........
|
Rp 1.800.000,00
|
PPn BM yang harus dibayar
|
|
(Kode C.12 SPT Masa PPn BM
Pembetulan) .........
|
Rp 2.000.000.00
|
Hasil Pembetulan
|
|
(Kode E.I) PPn BM yang
Kurang Dibayar ...............
|
Rp
200.000,00
|
|
|
Contoh
2 :
|
|
PPn BM yang harus dibayar
(Kode C. 12 SPT Masa PPn BM yang salah) ...........
|
Rp (500.000,00)
|
PPn BM yang harus dibayar
(Kode C.12 SPT Masa PPn BM Pembetulan) ..........
|
Rp 2.000.000.00
|
Hasil Pembetulan
(Kode E. 1) PPn BM yang Kurang Dibayar ...............
|
Rp 2.500.000.00
|
Confoh
3 :
|
|
PPn BM yang harus dibayar
(telah dikembalikan)
(Kode C, 12 SPT Masa PPn BM yang salah) ...........
|
Rp (3.000.000,00)
|
PPn BM yang harus dibayar
(Kode C.12 SPT Masa PPn BM Pembetulan) ..........
|
Rp (2.000.000.00)
|
Hasil Pembetulan
(Kode E.I) PPn BM yang Kurang Dibayar ..............
|
Rp 1.000.000,00
|
Contoh
4 :
|
|
PPn BM yang harus dibayar
(belum dikembalikan)
(Kode C. 12 SPT Masa PPn BM yang salah) ...........
|
Rp (3.000.000,00)
|
PPn BM yang harus dibayar
(Kode C. 12 SPT Masa PPn BM Pembetulan) ..........
|
Rp (2.000.000.00)
|
Hasil Pembetulan
(Kode E.I) PPn BM yang Kurang Dibayar ...............
|
Rp 1.000.000.00
|
Hasil pembetulan (Kode E.1)
PPn BM yang kurang dibayar sebesar Rp. 1.000.000,00 tidak perlu disetor
karena PPn BM yang harus disetor (Kode C.12 SPT yang salah) sebesar
(Rp.3.000.000,00) belum dikembalikan. Dengan demikian PKP dapat mengajukan
permohonan pengembalian sebesar Rp. 2.000.000,00
|
|
|
|
2.
|
Contoh
pembetulan SPT Masa PPn BM yang menimbulkan PPn BM yang Lebih Dibayar (Kode
E.2).
|
|
|
|
Diberi tanda X pada Q apabila
hasil pembetulan menimbulkan PPn BM yang Lebih Dibayar.
|
|
|
|
Jumlah PPn BM Lebih Dibayar
terjadi apabila jumlah PPn BM yang harus dibayar pada Kode C.I 2 SPT
Pembetulan lebih kecil dari Kode C.12 SPT yang salah.
|
|
|
|
|
Contoh
1 :
|
|
PPn BM yang harus dibayar
(Kode C. 12 SPT Masa PPn BM yang salah) ...........
|
Rp 2.000.000,00
|
PPn BM yang harus dibayar
(Kode C.I 2 SPT Masa PPn BM Pembetulan) ..........
|
Rp 1.800.000.00
|
Hasil Pembetulan
(Kode E.2) PPn BM yang Lebih Dibayar .................
|
Rp 200.000.00
|
Contoh
2 :
|
|
PPn BM yang harus dibayar
(Kode C.12 SPT Masa PPn BM yang salah) ...........
|
Rp 2.000.000,00
|
PPn BM yang harus dibayar
(Kode C.12 SPT Masa PPn BM Pembetulan) .........
|
.
Rp (500.000,00)
|
Hasil Pembetulan
(Kode E.2) PPn BM yang Lebih Dibayar ..................
|
Rp 2.500.000,00
|
Contoh
3 :
|
|
PPn BM yang harus dibayar
(telah dikembalikan)
(Kode C. 12 SPT Masa PPn BM yang salah) ...........
|
Rp (2.000.000,00)
|
PPn BM yang harus dibayar
(Kode C.12 SPT Masa PPn BM Pembetulan) ..........
|
Rp (3.000.000.00)
|
Hasil Pembetulan
(Kode E.2) PPn BM yang Lebih Dibayar ..................
|
Rp 1.000.000.00
|
Contoh
4 :
|
|
PPn BM yang harus dibayar
(belum dikembalikan)
(Kode C. 12 SPT Masa PPn BM yang salah) ...........
|
Rp (2.000.000,00)
|
PPn BM yang harus dibayar
(Kode C.12 SPT Masa PPn BM Pembetulan) ..........
|
Rp (3.000.000.00)
|
Hasil Pembetulan
(Kode E.2) PPn BM yang Lebih Dibayar ..................
|
Rp 1.000.000.00
|
Hasil pembetulan (Kode E.2) PPn BM yang Lebih Dibayar
sebesar Rp 1.000.000,00 tidak perlu dikembalikan, karena PPn BM yang
harus disetor (Kode C.12 SPT yang salah) sebesar (Rp 2.000.000,00) belum
dikembalikan. Dengan demikian PKP dapat mengajukan permohonan pengembalian
sebesar Rp 3.000.000,00.
|
CATATAN
:
Apabila hasil pembetulan menimbulkan Lebih dibayar, maka kelebihan pembayaran
PPn BM tersebut dapat dikembalikan dengan mengajukan permohonan tertulis
secara tersendiri.
|
|
|
7.
|
KODE F.
LAMPIRAN
|
|
|
1.
|
Diisi
tanda X pada [ ] jika terdapat penyerahan yang PPn BM-nya Tidak
Dipungut/ Dibebaskan sebagaimana tersebut pada Kode B.3.Dokumen yang harus
dilampirkan adalah Surat Keterangan tentang PPn BM yang Tidak
Dipungut/Dibebaskan.
|
|
|
2.
|
Diisi
tanda X pada [ ] dan lampirkan Surat Kuasa Khusus tersebut
pada Kode G.2 jika SPT Masa PPn BM ini ditandatangani oleh kuasa.
|
|
|
3.
|
Diisi
tanda X pada [ ] sesuai dengan lembar ketiga SSP yang
dilampirkan.
|
|
|
4.
|
Diisi
tanda X pada [ ] dan lampirkan lembar ketiga SSP yang diterima
dalam masa Pajak ini dari Kode C.I 1.2 SPT Masa PPn BM masa-masa pajak
sebelumnya dengan menyebutkan jumlah lembar dan nilai rupiahnya.
|
|
|
5.
|
Diisi
tanda X pada [ ] dan lampirkan Daftar Rincian Kendaraan Bermotor
sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor
KEP-199/PJ/2000 tanggal 21 Juli 2000 tentang Pelaporan Pemungutan PPN
Dan PPn BM Atas Penyerahan Kendaraan Bermotor.
|
|
|
6.
|
Diisi
tanda X pada [ ] jika ada dokumen lain yang perlu
dilampirkan selain dokumen tersebut pada nomor 1 sampai dengan 4.
|
|
8.
|
KODE G. PERNYATAAN
|
|
|
...............................,Tgl...........................
20..........
|
|
|
Diisi dengan
tempat (nama kota), tanggal, bulan, dan tahun Formulir 1101 BM
ditandatangani.
|
|
|
Tanda
tangan :
|
|
|
Nama
jelas :
|
|
|
Diisi
dengan nama jelas PKP atau kuasanya dan ditandatangani.
|
|
|
Cap Perusahaan
(jika ada)
|
|
|
Stempel/cap
PKP (jika ada)
|
|
|
1.
|
[
] PKP
|
|
|
|
Diisi
dengan tanda X pada kotak, jika yang mengisi dan menandatangani Formulir 1101
BM adalah Pengusaha Kena Pajak sendiri. Untuk Badan Usaha, formulir ini
ditandatangani oleh pengurus atau direksi.
|
|
|
2.
|
[
] Kuasa
|
|
|
|
Diisi
dengan tanda X pada kotak jika yang mengisi dan menandatangani Formulir 1101
BM adalah kuasa, berdasarkan Surat Kuasa Khusus dari PKP.
|
|
9.
|
KODE H.
DIISI OLEH DINAS
|
|
|
Kode
ini hanya diisi oleh petugas Direktorat Jenderal Pajak sesuai dengan petunjuk
pengisian SPT Masa PPN (Formulir 1195) Kode L (halaman 28).
|