LAMPIRAN

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

INDONESIA NOMOR 486/KMK.03/2003

TENTANG PAJAK PENGHASILAN YANG DITANGGUNG

OLEH PEMERINTAH ATAS PENGHASILAN PEKERJA DARI

PEKERJAAN

 

 

CONTOH CARA PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI PEKERJAAN YANG TERUTANG OLEH PEKERJA, YANG DITANGGUNG OLEH PEMERINTAH DAN YANG HARUS DIPOTONG OLEH PEMBERI KERJA

 

1.

Saefudin adalah pegawai tetap di PT Insan Selalu Lestari. Ia memperoleh gaji beserta tunjangan berupa uang sebulan sebesar Rp. 1.400.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp 25.000,00 sebulan. Saefudin menikah tetapi belum mempunyai anak (status K/0).

 

 

a.

Penghitungan PPh Pasal 21 terutang :

 

 

 

Gaji dan tunjangan sebulan

 

Rp   1.400.000,00

 

 

Pengurangan:

 

 

 

Biaya jabatan (5% x Rp 1.400.000,00)

Rp 70.000,00

 

 

 

Iuran Pensiun 

Rp 25.000,00

 

 

 

 

 

Rp        95.000,00

 

 

Penghasilan Neto sebulan

 

Rp   1.305.000,00

 

 

Penghasilan neto setahun

12 x Rp 1.305.000,00

Rp 15.660.000,00

 

 

 

PTKP setahun:

 

 

 

 

-

untuk WP sendiri

Rp 2.880.000,00

 

 

 

-

tambahan WP kawin   

Rp 1.440.000,00

 

 

 

 

 

 

Rp   4.320.000,00

 

 

Penghasilan Kena Pajak setahun

 

Rp 11.340.000,00

 

 

PPh Pasal 21 terutang setahun :

5% x Rp 11.340.000,00

Rp      567.000,00

 

 

PPh Pasal 21 terutang sebulan

 

Rp        47.250,00

 

 

b.

Penghitungan PPh Pasal 21 ditanggung oleh Pemerintah :

 

 

 

Penghasilan sebulan ditanggung oleh Pemerintah

 

Rp   1.000.000,00

 

 

Pengurangan:

 

 

 

Biaya jabatan (5% x Rp 1.000.000,00)

Rp       50.000,00

 

 

 

Iuran Pensiun 

Rp       25.000,00

 

 

 

 

 

Rp        75.000,00

 

 

Penghasilan Neto sebulan :

 

Rp      925.000,00

 

 

PTKP sebulan:

 

 

 

 

-

untuk WP sendiri

Rp 240.000,00

 

 

 

-

tambahan WP kawin

Rp 120.000,00

 

 

 

 

 

 

Rp      360.000,00

 

 

Penghasilan Kena Pajak sebulan

 

Rp      565.000,00

 

 

PPh Pasal 21 Ditanggung Pemerintah sebulan: 5% x Rp 565.000,00 

Rp        28.250,00

 

 

c.

 

PPh Pasal 21 yang harus dipotong oleh Pemberi Kerja

Rp 47.250,00 - Rp 28.250 =

Rp        19.000,00

 

2.

 

Mariko Hutadjulu adalah pegawai tetap di PT Tiurmas Lampung Indah. Ia memperoleh gaji bulan Desember sebesar Rp 1.200.000,00, menerima THR sebesar Rp. 600.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp 25.000,00 sebulan. Mariko Hutadjulu menikah tetapi belum mempunyai anak (status K/0).

 

 

a.

Penghitungan PPh Pasal 21 terutang:

 

 

 

1)

PPh atas Gaji dan THR

 

 

 

 

Gaji setahun (12 X Rp. 1.200.000,00) 

Rp 14.400.000,00

 

 

 

 

THR     

Rp      600.000,00

 

 

 

 

Total Penghasilan setahun

 

Rp 15.000.000,00

 

 

 

 

Pengurangan:

 

 

 

 

 

Biaya jabatan (5% x Rp 15.000.000,00)

Rp 750.000,00

 

 

 

 

Iuran Pensiun (12 X Rp.25.000,00)

Rp 300.000,00

 

 

 

 

 

 

Rp   1.050.000,00

 

 

 

Penghasilan Neto

 

Rp 13.950.000,00

 

 

 

 

PTKP setahun:

 

 

 

 

 

-

untuk WP sendiri        

Rp 2.880.000,00

 

 

 

 

-

tambahan WP kawin   

Rp 1.440.000,00

 

 

 

 

 

 

 

Rp   4.320.000,00

 

 

 

Penghasilan Kena Pajak setahun

Rp   9.630.000,00

 

 

 

PPh Pasal 21 terutang setahun: 5% x Rp 9.630.000,00

Rp      481.500,00

 

 

 

PPh Pasal 21 terutang sebulan atas Gaji dan THR

 

Rp        40.125,00

 

 

2)

PPh Pasal 21 atas Gaji

 

 

 

 

Gaji

 

 

Rp   1.200.000,00

 

 

 

Pengurangan:

 

 

 

 

 

Biaya jabatan (5% x Rp 1.200.000,00)

Rp   60.000,00

 

 

 

 

Iuran Pensiun

Rp   25.000,00

 

 

 

 

 

 

Rp        85.000,00

 

 

 

Penghasilan Neto sebulan      

 

Rp   1.115.000,00

 

 

 

Penghasilan neto setahun 12 x Rp 1.115.000,00

 

 

Rp 13.380.000,00

 

 

 

PTKP setahun:

 

 

 

 

 

-

untuk WP sendiri        

Rp 2.880.000,00

 

 

 

 

-

tambahan WP kawin   

Rp 1.440.000,00

 

 

 

 

 

 

 

Rp  4.320.000,00

 

 

 

Penghasilan Kena Pajak setahun

Rp  9.060.000,00

 

 

 

PPh Pasal 21 terutang setahun : 5% x Rp 9.060.000,00        

Rp     453.000,00

 

 

 

PPh Pasal 21 terutang sebulan atas Gaji

Rp       37.750,00

 

 

 

3)

PPh atas THR

(Rp.40.125,00 - Rp. 37.750,00)

 

 

Rp.        2.375,00

 

 

b.

Penghitungan PPh Pasal 21 ditanggung oleh Pemerintah :

 

 

 

 

Penghasilan sebulan ditanggung oleh Pemerintah

 

Rp  1.000.000,00

 

 

 

Pengurangan:

 

 

 

 

Biaya jabatan  (5% x Rp 1.000.000,00)          

Rp  50.000,00

 

 

 

Iuran Pensiun

Rp  25.000,00

 

 

 

 

 

Rp       75.000,00

 

 

Penghasilan Neto sebulan :

 

 

Rp     925.000,00

 

 

PTKP sebulan:

 

 

 

 

-

untuk WP sendiri        

Rp 240.000,00

 

 

 

-

tambahan WP kawin   

Rp 120.000,00

 

 

 

 

 

 

Rp     360.000,00

 

 

Penghasilan Kena Pajak sebulan:

 

Rp     565.000,00

 

 

PPh Pasal 21 ditanggung pemerintah sebulan :

5% x Rp 565.000,00

 

 

Rp       28.250,00

 

c.

PPh Pasal 21 terutang sebulan atas Gaji dan THR

= Rp 40.125,00 - Rp 28.250

 

 

Rp      11.875,00

3.

Sudir Gunanto adalah pegawai tetap di PT Jawa Sumatera Cemerlang. Ia memperoleh gaji bulan Desember sebesar Rp 1.200.000,00, serta menerima bonus sebulan gaji, yaitu sebesar Rp. 1.200.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp 25.000,00 sebulan. Sudir Gunanto belum menikah.

 

Karena Penghasilan Sudir Gunanto dalam Bulan Desember totalnya melebihi Rp. 2.000.000,00 (gaji Rp. 1.200.000,00 dan bonus Rp. 1.200.000,00 sehingga total penghasilan Rp. 2.400.000,00) maka seluruh penghasilan Sudir Gunanto pada bulan Desember terutang PPh Pasal 21 dan harus dipotong, disetor dan dilaporkan oleh Pemberi Kerja. Dengan demikian pada Desember tersebut tidak ada Pajak Penghasilan yang Ditanggung Pemerintah.

 

4.

Sokhid adalah juga pegawai tetap PT Insan Selalu Lestari. Ia memperoleh gaji beserta tunjangan berupa uang sebulan sebesar 900.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp 12.500,00 sebulan. Sokhid menikah tetapi belum mempunyai anak (status K/0).

 

Karena penghasilan Sokhid sebulan kurang dari Rp 1.000.000,00 sebulan, maka seluruh PPh Pasal 21 yang terutang atas penghasilan tersebut ditanggung oleh Pemerintah.

 

5.

Anuri adalah pegawai tetap PT Dinda Dimana. Ia memperoleh gaji beserta tunjangan berupa uang sebulan sebesar Rp 2.050.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp 30.000,00 sebulan. Anuri belum menikah (status TK/0).

 

Karena penghasilan Anuri sebulan lebih dari Rp 2.000.000,00 maka seluruh PPh Pasal 21 yang terutang atas penghasilan tersebut harus dipotong oleh Pemberi Kerja.

 

6.

Rini bulan Agustus 2003 bekerja sebagai buruh harian pada PT Yana Putri Merayu. Ia bekerja selama 6 hari dan menerima upah sehari sebesar Rp 100.000,00. Misalkan Upah Minimum yang berlaku di wilayah Propinsi DKI Jakarta sebesar Rp 631.554,00 sebulan. Rini belum menikah (status TK/0).

 

a.

Penghitungan PPh Pasal 21 terutang:

 

 

Upah sehari

Rp 100.000,00

 

 

Dikurangi : 1/10 x UMP = 1/10x Rp 631.554,00          

Rp   63.154,00

 

 

Penghasilan Kena Pajak sehari          

Rp   36.846,00

 

 

PPh Pasal 21 terutang sehari 5% x Rp 36.000,00      

Rp     1.800,00

 

 

 

Jumlah PPh Pasal 21 terutang selama 6 hari adalah 6 hari x Rp 1.800,00 = Rp 10.800,00

 

 

b.

Karena jumlah upah yang diterima oleh Rini dalam bulan Agustus 2003 belum melebihi jumlah penghasilan bruto sebesar Rp. 1.000.000,00 sebulan, maka seluruh PPh Pasal 21 yang terutang atas upah tersebut ditanggung oleh Pemerintah.

 

7.

Eko pada bulan Agustus 2003 bekerja sebagai buruh harian pada PT Dayat Harini Perkasa. Ia bekerja selama 15 hari dan menerima upah sehari sebesar Rp 100.000,00. Misalkan ketentuan Upah Minimum yang berlaku di wilayah Propinsi DKI Jakarta sebesar Rp 631.554,00 sebulan. Eko belum menikah (status TK/0).

 

a.

Penghitungan PPh Pasal 21 terutang:

 

 

Upah sehari    

Rp 100.000,00

 

 

Dikurangi : PTKP sehari = 1/360 x Rp 2.880.000,00   

Rp     8.000,00

 

 

Penghasilan Kena Pajak sehari          

Rp   92.000,00

 

 

PPh Pasal 21 terutang sehari 5% x Rp 92.000,00

 

Rp     4.600,00

 

b.

Penghitungan PPh Pasal 21 yang tanggung oleh Pemerintah:

 

 

Batas upah sehari yang PPh-nya ditanggung oleh Pemerintah

=1/26 x Rp. 1.000.000,00

 

Rp    38.462,00

 

 

Dikurangi : PTKP sehari = 1/360 x Rp 2.880.000        

Rp      8.000,00

 

 

Penghasilan Kena Pajak sehari          

Rp    30.462,00

 

 

PPh Pasal 21 DTP sehari 5% x Rp 30.000,00

 

Rp      1.500,00

 

c.

PPh Pasal 21 yang harus dipotong oleh Pemberi Kerja :

(Rp 4.600,00 - Rp 1.500,00) x 15 hari = Rp 46.500,00

 

 

 

 

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

 

ttd,-

 

BOEDIONO

 

 

Salinan sesuai dengan aslinya

KEPALA BIRO UMUM

u.b.

KEPALA BAGIAN T.U DEPARTEMEN

 

ttd

 

KOEMORO WARSITO, S.H.

NIP 060041898