LAMPIRAN
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA |
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Yth. Kepala Kantor Pelayanan
Pajak |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
A. |
Identitas Pemotong Pajak : |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
B. |
Pajak
Penghasilan Pasal 22 yang telah dipungut untuk masa pajak
. (3)
tahun
(4) dan telah disetor tanggal
.. (5) adalah sebagai
berikut: |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
URAIAN |
MAP/KJS |
Nilai
Objek Pajak |
Tarif |
PPh
yang dipungut |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
(1) |
(2) |
(3) |
(4) |
(5) |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
1. |
Badan Usaha Industri/Eksportir |
0112/100 |
....................... |
.......... |
....................... |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
2. |
Usaha Industri Rokok |
0112/402 |
....................... |
.......... |
....................... |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
3. |
Pembelian Barang Oleh Bendaharawan/Badan
Tertentu Yang Ditunjuk |
0112/100 |
....................... |
.......... |
....................... |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
4. |
Nilai
Impor Bank Devisa/Ditjen Bea dan Cukai *) |
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
a. |
API |
0113/100 |
....................... |
.......... |
....................... |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
b. |
Non API |
0113/100 |
....................... |
.......... |
....................... |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
5. |
Hasil Lelang (Ditjen Bea dan Cukai) |
0112/100 |
....................... |
.......... |
....................... |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
6. |
Penjualan Migas Oleh Pertamina / Badan Usaha Selain
Pertamina |
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
a. |
SPBU/Agen/Penyalur (Final) |
0112/401 |
....................... |
.......... |
....................... |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
b. |
Pihak lain (Tidak Final) |
0112/100 |
....................... |
.......... |
....................... |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
JUMLAH |
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Terbilang (6)
..................................... |
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
*) |
Coret yang tidak perlu |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
C. |
Lampiran : (7) |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
( ) |
Daftar
Surat Setoran Pajak PPh Pasal 22 (Khusus untuk Bank Devisa,
Bendaharawan/Badan Tertentu Yang Ditunjuk dan Pertamina/Badan Usaha Selain
Pertamina), |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
( ) |
Surat
Setoran Pajak (SSP) dan /atau Surat Setoran Pabean, Cukai, dan Pajak Dalam
Rangka Impor (SSPCP) yang disetor oleh Importir atau Pembeli Barang
sebanyak
..lembar, (Khusus untuk Bank Devisa, Bendaharawan/Badan Tertentu
Yang Ditunjuk dan Pertamina/Badan Usaha Selain Pertamina), |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
( ) |
Surat
Setoran Pajak (SSP) dan /atau Surat Setoran Cukai atas Barang Kena Cukai dan
PPN Hasil Tembakau Buatan Dalam Negeri (SSCP) yang disetor oleh Pemungut Pajak
sebanyak
..lembar, (Khusus untuk Badan Usaha Industri/Eksportir Tertentu,
Ditjen Bea dan Cukai), |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
( ) |
Surat
Kuasa Khusus, |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
( ) |
Daftar Bukti
Pemungutan PPh Pasal 22 dan /atau Bukti Pembayaran Pabean, Cukai dan Pajak
Dalam Rangka Impor (BPPCP) (Khusus untuk Badan Usaha Industri/Importir
Tertentu dan Ditjen Bea dan Cukai), |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
( ) |
Bukti Pemungutan
PPh Pasal 22 dan /atau Bukti Pembayaran Pabean, Cukai dan Pajak Dalam Rangka
Impor (BPPCP), (Khusus untuk Badan Usaha Industri/Eksportir Tertentu dan
Ditjen Bea dan Cukai) |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
( ) |
Dalam hal
ada penjualan retur agar dilengkapi dengan lampiran rincian penjualan dan
retur penjualan, |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
( ) |
Risalah
Lelang, dalam hal pelaksanaan lelang. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
D. |
Pernyataan : Dengan ini saya menyatakan bahwa
pemberitahuan di atas adalah benar, lengkap dan tidak bersyarat. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
,
20
(8) Pemungut Pajak/Kuasa (9)
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
F.1.1.32.02
PETUNJUK
PENGISIAN FORMULIR
SPT MASA PPh PASAL 22
(F.1.1.32.02)
Umum :
(1) |
Diisi dengan nama Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) tempat Pemungut Pajak terdaftar. |
(2) |
Diisi dengan identitas lengkap
(NPWP, nama, dan alamat) Pemungut Pajak. |
(3) |
Diisi dengan masa pajak
dilakukannya pemungutan PPh Pasal 22. Dalam hal PPh Pasal 22 dipungut oleh
Ditjen Bea dan Cukai, diisi dengan tanggal periode yang dilaporkan (secara
mingguan). |
(4) |
Diisi dengan tahun
dilakukannya pemungutan. |
(5) |
Diisi dengan tanggal
penyetoran pajak yang telah dipungut. Dalam hal penyetoran dilakukan lebih
dari satu kali, diisi dengan tanggal penyetoran terakhir. |
(6) |
Diisi dengan jumlah Pajak
Penghasilan Pasal 22 yang dipungut. |
(7) |
Diisi dengan tanda X dalam ( )
sesuai yang dilampirkan. Dalam hal SPT ditandatangani oleh bukan Wajib Pajak,
harap dilampirkan Surat Kuasa Khusus bermaterai cukup. |
(8) |
Diisi dengan tempat dan
tanggal dibuatnya SPT. |
(9) |
Coret yang tidak perlu. |
(10) |
Diisi dengan tanda tangan,
nama dan cap Pemungut Pajak atau Kuasa. |
Khusus :
SPT disampaikan oleh pemungut pajak atas transaksi-transaksi yang
terutang PPh Pasal 22 sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
|
Industri/Eksportir
Tertentu & Industri Rokok |
Bendaharawan/Badan
Tertentu |
Bank
Devisa/Ditjen Bea Cukai Impor & Lelang |
Pertamina/BU
Selain Pertamina |
|
Penyetoran |
Paling lambat tanggal 10 bulan takwim berikutnya |
Pada hari yang sama dengan pelaksanaan pembayaran atas
penyerahan barang |
Sehari setelah pemungutan pajak dilakukan (khusus DJBC) |
Sebelum Surat Perintah Pengeluaran Barang ditebus |
|
Pelaporan |
Paling lambat 20 hari setelah Masa Pajak berakhir |
a. |
Bendaharawan paling lambat 14
hari setelah Masa Pajak berakhir, |
Secara mingguan paling lambat 7 hari setelah batas waktu
penyetoran pajak berakhir (DJBC) |
Paling lambat 20 hari setelah Masa Pajak berakhir |
b. |
Badan Tertentu paling lambat
20 hari setelah Masa Pajak berakhir. |
Paling lambat 20 hari setelah Masa Pajak berakhir (Bank
Devisa) |
|
||
Kolom (1) |
Diisi jenis usaha industri semen/kertas/baja/otomotif atas
penjualan hasil produksi di DN atau pembelian bahan oleh industri/eksportir
yang bergerak dalam sektor perkebunan, pertanian, perikanan dan
industri/eksportir tertentu lainnya sesuai ketentuan yang berlaku. Khusus
industri rokok, cukup jelas. |
Cukup Jelas |
Coret yang tidak diperlukan |
Cukup Jelas |
|
Kolom (2) |
Kode Mata Anggaran Penerimaan (MAP)/Kode Jenis Pajak dan
kode Jenis Setoran yang harus diisi pada masing-masing Surat Setoran Pajak
(SSP). |
||||
Kolom (3) |
Diisi Jumlah penjualan/ pembelian Neto Dalam Negeri |
Diisi Jumlah Pembelian Barang, tidak termasuk PPN/PPnBM |
Diisi Jumlah Nilai Impor. (Cost, Insurance and Freight +
Bea Masuk + Pungutan Lainnya yang dikenakan berdasarkan ketentuan
perundang-undangan pabean di bidang impor) |
Diisi Jumlah Rupiah Penjualan Migas sesuai dengan
lampiran Daftar Surat Setoran Pajak. |
|
Kolom (4) |
Diisi dengan tarif sesuai dengan ketentuan yang berlaku. |
||||
Kolom (5) |
Diisi dengan PPh Pasal 22 yang dipungut sebesar Tarif x
Penjualan/Pembelian Bruto |
Diisi dengan PPh yang dipungut sebesar Tarif x Pembelian
tidak termasuk PPN/PPnBM |
Diisi dengan jumlah PPh Pasal 22 atas impor yang
dipungut sebesar Tarif x Nilai Impor. |
Diisi dari jumlah PPh Pasal 22 yang dipungut dari
lampiran Daftar Surat Setoran Pajak. |