Lampiran 1

Surat Edaran Dirjen Pajak

Nomor

:

SE-03/PJ.7/2005

Tanggal

:

11 April 2005

 

DAFTAR KODE KRITERIA PEMERIKSAAN RUTIN

 

Jenis Pemeriksaan

PL

PSL

PSK

OP

Badan

OP

Badan

OP

Badan

SPT Tahunan / Masa Lebih Bayar

2081

2082

1081

1082

0081

0082

SPT Tahunan PPh menyatakan Rugi Tidak Lebih Bayar

2071

2072

1071

1072

0071

0072

Perubahan Tahun Buku / Metode pembukuan

2011

2012

1011

1012

0011

0012

Revaluasi Aktiva Tetap

2211

2212

1211

1212

 

 

Penggabungan, Pemekaran, pengambilalihan usaha, likuidasi,

penutupan usaha, atau akan meninggalkan Indonesia selama-lamanya

2031

2032

1031

1032

 

 

Tidak menyampaikan SPT Tahunan / Masa

2061

2062

1061

1062

0061

0062

Kegiatan membangun sendiri

 

 

1261

1262

 

 

 


 

Lampiran 2

Surat Edaran Dirjen Pajak

Nomor

:

SE-03/PJ.7/2005

Tanggal

:

11 April 2005

 

 

 

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

…………………………………………………………….(1)

Nomor

:

 

………………

Sifat

:

Segera

 

Lampiran

:

 

 

Hal

:

Pemberitahuan Perluasan Pemeriksaan

Karena SPT Tahunan PPh Menyatakan Rugi

 

 

Yth. Direktur P4

Jl. Gatot Subroto No.40-42

Jakarta

 

 

Sehubungan dengan Surat Perintah Pemeriksaan Pajak nomor: ………………………. tanggal ……………..(2), dengan ini diberitahukan bahwa Pemeriksaan terhadap Wajib Pajak :

1.

Nama

:

………………………………………

(3)

2.

NPWP

:

………………………………………

(4)

3.

Alamat

:

………………………………………

(5)

4.

Tahun Pajak

:

………………………………………

(6)

5.

Kode Pemeriksaan

:

………………………………………

(7)

 

diperluas ke Tahun Pajak …………………………… (8) karena diketahui bahwa SPT Tahunan PPh tahun tersebut menyatakan Rugi.

 

Demikian untuk dapat dimaklumi.

 

 

 

 

 

 

Kepala Kantor

 

 

 

…………………………………

NIP. ……………………… (9)

 

Tembusan:

……………………………… (10)

 

 

 


 

PETUNJUK PENGISIAN

PEMBERITAHUAN PERLUASAN PEMERIKSAAN KARENA SPT TAHUNAN PPh

MENYATAKAN RUGI

(Lampiran 2)

 

Angka (1)

:

Diisi dengan nama Unit Pelaksana Pemeriksaan Pajak

Angka (2)

:

Diisi dengan nomor dan tanggal Surat Perintah Pemeriksaan Pajak

Angka (3)

:

Diisi dengan Nama Wajib Pajak

Angka (4)

:

Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang diperiksa

Angka (5)

:

Diisi dengan alamat Wajib Pajak

Angka (6)

:

Diisi dengan tahun pajak yang diperiksa

Angka (7)

:

Diisi dengan Kode Pemeriksaan atas tahun pajak yang sedang dilakukan

pemeriksaan.

Angka (8)

:

Diisi dengan tahun pajak yang akan diperiksa karena perluasan pemeriksaan

yang disebabkan oleh adanya SPT Tahunan PPh – Rugi.

Angka (9)

:

Diisi dengan nama, NIP dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan.

Angka (10)

:

Diisi dengan tembusan kepada :

 

 

1.

Kepala Kantor Wilayah atasannya;

 

 

2.

Kepala KPP terkait, dalam hal pemeriksaan dilakukan oleh Kepala Karikpa dan Kantor Wilayah DJP.

 

 

3.

Kepala Karikpa terkait, dalam hal pemeriksaan dilakukan oleh Kepala KPP dan Kantor Wilayah DJP.

 


 

Lampiran 3

Surat Edaran Dirjen Pajak

Nomor

:

SE-03/PJ.7/2005

Tanggal

:

11 April 2005

 

 

 

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

…………………………………………………………….(1)

Nomor

:

 

………………

Sifat

:

Segera

 

Lampiran

:

 

 

Hal

:

Daftar Nominatif Wajib Pajak

yang akan diperiksa

 

 

Yth. Kepala Kantor Wilayah ……………

……………………………………… (2)

 

Sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka III huruf A Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor: SE-03/PJ.7/2005 tanggal 11 April 2005 tentang Kebijakan Pemeriksaan Rutin, bersama ini terlampir disampaikan Daftar Nominatif Wajib Pajak (yang akan diperiksa) untuk bulan ……………………(3).

 

Demikian untuk dimaklumi.

 

 

 

 

 

Kepala Kantor

 

 

 

…………………………………

NIP. ……………………… (4)

 

Tembusan:

 

 

1.

Kepala Karikpa ………………………… (5)

 

 

 


 

PETUNJUK PENGISIAN

DAFTAR NOMINATIF WAJIB PAJAK

(YANG AKAN DIPERIKSA)

(Lampiran 3)

 

Angka (1)

:

Diisi dengan nama KPP yang menyampaikan Daftar Nominatif Wajib Pajak (yang akan diperiksa).

Angka (2)

:

Diisi dengan nama Kantor Wilayah DJP atasannya.

Angka (3)

:

Diisi dengan masa laporan yang bersangkutan.

Angka (4)

:

Diisi dengan nama, NIP dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan.

Angka (5)

:

Diisi dengan nama Karikpa terkait.

 

 


 

Lampiran 3.1

Surat Edaran Dirjen Pajak

Nomor

:

SE-03/PJ.7/2005

Tanggal

:

11 April 2005

 

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KANTOR PELAYANAN PAJAK ………………

DAFTAR NOMINATIF WAJIB PAJAK

 

No.

Urut

 

Cakupan Pemeriksaan Rutin dan Nama Wajib Pajak

 

NPWP

 

Tahun/ Masa Pajak

 

Keterangan

 

I.

SPT Tahunan/Masa menyatakan Lebih Bayar

 

 

 

1

…………………………………………………………

 

 

 

2

…………………………………………………………

 

 

 

II.

SPT Tahunan PPh yang menyatakan Rugi Tidak Lebih Bayar

 

 

 

1

…………………………………………………………

 

 

 

2

…………………………………………………………

 

 

 

III

Bagian Tahun Pajak akibat perubahan Tahun Buku/Metode Pembukuan

 

 

 

1

…………………………………………………………

 

 

 

2

…………………………………………………………

 

 

 

IV

SPT Tahunan PPh untuk tahun pajak saat WP melakukan penilaian kembali aktiva tetap

 

 

 

1

…………………………………………………………

 

 

 

2

…………………………………………………………

 

 

 

V.

SPT Tahunan PPh untuk tahun pajak saat WP melakukan penggabungan, pemekaran, pengambil alihan usaha, likuidasi, penutupan usaha, atau akan meninggalkan Indonesia selamalamanya

 

 

 

1

…………………………………………………………

 

 

 

2

…………………………………………………………

 

 

 

VI.

WP OP atau Badan yang tidak menyampaikan SPT Tahunan/Masa dalam batas waktu yang ditentukan dalam Surat Teguran

 

 

 

1

…………………………………………………………

 

 

 

2

…………………………………………………………

 

 

 

VII.

Wajib Pajak Orang Pribadi atau Badan melakukan kegiatan membangun sendiri

 

 

 

1

…………………………………………………………

 

 

 

2

…………………………………………………………

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kepala Kantor

 

 

 

…………………………………

NIP. ……………………… (6)

 

 


 

PETUNJUK PENGISIAN

DAFTAR NOMINATIF WAJIB PAJAK

(Lampiran 3.1)

 

 

 

Angka (1)

:

Diisi dengan nomor urut Wajib Pajak untuk masing-masing cakupan Pemeriksaan Rutin.

Angka (2)

:

Diisi dengan nama Wajib Pajak Orang Pribadi dan Badan yang akan diperiksa untuk masing-masing cakupan Pemeriksaan Rutin. Apabila untuk suatu cakupan pemeriksaan dalam masa laporan yang bersangkutan tidak ada Wajib Pajak yang akan diperiksa, maka cakupan pemeriksaan pada kolom ini diisi dengan Nihil.

Angka (3)

:

Cukup jelas

Angka (4)

:

Cukup jelas

Angka (5)

:

Untuk masing-masing nomor urut cakupan Pemeriksaan Rutin, diisi dengan :

 

 

I.

Tanggal SPT Tahunan/Masa disampaikan dan jumlah Lebih Bayar (Rp) dan jenis pajak yang menyatakan Lebih Bayar, misalnya SPT PPh Tahunan, SPT PPh 21 atau PPN Masa Januari.

 

 

II.

Jumlah Rugi (Rp).

 

 

III.

Bagian tahun pajak sebelum perubahan (lihat Batang tubuh Angka Romawi II.huruf A Angka 3).

 

 

IV.

Tanggal surat keputusan penilaian kembali aktiva tetap;

 

 

V.

bulan dan tahun dilakukannya penggabungan, pemekaran, pengambilalihan usaha, likuidasi, penutupan usaha atau saat akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya. Khusus untuk likuidasi, penggabungan atau pengalihan usaha dapat diisi dengan bulan dan tahun saat diumumkan di media massa.

 

 

VI.

Keterangan :

 

 

 

-

ada transaksi perpajakan dan jumlah transaksi (Rp)

 

 

 

-

tidak ada transaksi perpajakan.

 

 

VII.

Alamat tempat bangunan berada.

Angka (6)

:

Diisi dengan nama, NIP dan tanda tangan pejabat serta cap jabatan