LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 05/PMK.03/2005 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN KEMBALI KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK

 

 

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

1.

Lembar 1 ke KPPN

2.

Lembar 2 ke KPPN

3.

Lembar 3 ke WP

4.

Lembar 4 KPP

 

SURAT PERINTAH MEMBAYAR KELEBIHAN PAJAK

(SPMKP)

 

Nomor : …………………………………………(1)

No. Urut SKPKPP : ……………………………… (3)

Tahun Anggaran : …………………………(2)

 

 

BA, Eselon, Kode Satker (4)

:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

……………………………………………………………………(5)

 

MEMERINTAHKAN KEPADA

 

KPPN

:

 

 

 

………………………………… (6)

 

Untuk membayar kembali/memindahbukukan KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK pada Mata Anggaran Pengembalian Pendapatan Pajak :

(7)

 

 

 

 

 

 

(8)………………………………………Tahun……………(9) kepada :

 

Nama Wajib Pajak

:

………………………………………………………………

(10)

Alamat

:

………………………………………………………………

(11)

 

 

………………………………………………………………

 

NPWP

:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

(12)

Pemilik Rekening pada Bank

:

………………………………………………………………

(13)

Nomor Rekening

:

………………………………………………………………

(14)

Sejumlah

:

Rp………………………………………………

(15)

 

 

………………………………………………………………

(16)

 

 

Atas beban Rekening Kas Negara A/Bendahara Umum pada Bank Operasional I KPPN

di …………………………………………… (17)

 

 

Telah diterbitkan SP2D (19)

Tanggal …………………… Nomor :

…………………………’’, dan paraf Kepala

Seksi Perbendaharaan

 

…………………, tgl,…………………………

A.n. DIREKTUR JENDERAL PAJAK

Kepala ………………………………………

 

 

(18)

 

__________________________

NIP :

 

S.2.0.24.01

 

 


 

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 05/PMK.03/2005 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN KEMBALI KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK

 

PETUNJUK PENGISIAN

SURAT PERINTAH MEMBAYAR KELEBIHAN PAJAK (S.2.0.24.01)

 

NO.

URAIAN ISIAN

1

Diisi Nomor SPM KP yang diterbitkan

2

Diisi Tahun Anggaran SPM KP yang diterbitkan

3

Diisi Nomor Urut SKPKPP yang ditetapkan

4

Diisi dengan 2 (dua) digit Kode Bagian Anggaran, 2 (dua) digit Kode Eselon I dan 6 (enam) Kode Satuan Kerja (KPP yang bersangkutan) :

Sebagai contoh : KPP Gambir dengan kode kantor 123456 maka akan kolom yang bersangkutan akan terisi menjadi :

1

5

 

0

4

 

1

2

3

4

5

6

5

Diisi dengan uraian KPP yang bersangkutan (misalnya : Kantor Pelayanan Pajak Gambir)

6

Diisi dengan Kode KPPN diikuti uraian KPPN Pembayar (misalnya : KPPN I (018) Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Jakarta I)

7

Diisi 6 (enam) digit Kode Mata Anggaran Pengembalian Pendapatan Pendapatan Pajak sesuai dengan jenis Pendapatan Pajak yang dikembalikan.

(Misalnya : Pengembalian Pendapatan PPh Pasal 21 kodenya diisi (411921)

8

Diisi uraian Mata Anggaran Pengembalian Pendapatan Pajak sesuai dengan kode jenis Pendapatan Pajak yang dikembalikan.

(Misalnya : 411921 Pengembalian Pendapatan PPh Pasal 21)

9

Diisi dengan tahun SPM KP yang bersangkutan.

10

Diisi dengan Nama Wajib Pajak Penerima SPM KP yang bersangkutan.

11

Diisi dengan Alamat Wajib Pajak yang bersangkutan.

12

Diisi kode NPWP Wajib Pajak Penerima SPMKP

13

Diisi dengan uraian Bank dimana bank yang akan ditunjuk oleh Wajib Pajak untuk dicairkannnya SPMKP.

14

Diisi dengan nomor rekening bank Wajib Pajak yang bersangkutan

15

Diisi angka Rupiah uang yang akan diterima

16

Diisi dengan huruf jumlah uang yang akan diterima

17

Diisi lokasi dimana KPPN yang dituju untuk dimintakan SP2D nya

18

Diisi Tanggal, tahun dan KPP yang bersangkutan , nama Penandatangan SPMKP dan NIP

19

Diisi cap

’’Telah diterbitkan SP2D

 

 

Tanggal………… Nomor :………’’,

 

 

dan paraf Kepala Seksi Perbendaharaan KPPN yang bersangkutan

 

 


 

LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 05/PMK.03/2005 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN KEMBALI KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK

 

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KANTOR PELAYANAN PAJAK…………………………………1)

 

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK

NOMOR : ……………………………2)

TENTANG

PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK……………3)

KEPADA …………………………………4)

 

DIREKTUR JENDERAL PAJAK

 

MEMBACA

:

a.

Surat Permohonan……………………………………………………5) tanggal ………………………6) Nomor …………………………………7) mengenai pengembalian kelebihan pembayaran pajak.

 

 

b.

SKPLB/PLB ……………… 8) Masa/Tahun Pajak…………………………9) sebesar Rp……………………10).

 

 

c.

Berdasarkan …………………………………………………11) Nomor ………………………12) tanggal……………………13)

 

 

 

 

MENIMBANG

:

a.

Bahwa pajak yang akan dikembalikan telah ditatausahakan;

 

 

b.

Bahwa atas kelebihan tersebut telah diperhitungkan dengan hutang pajak sebesar Rp…………………14) dan masih terdapat sisa kelebihan pembayaran yang harus dikembalikan;

 

 

 

 

MENGINGAT

:

1.

Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 16 Tahun 2000;

 

 

2.

Undang-undang Nomor …………………………………………15)

 

 

3.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor    /KMK.03/2002 tentang Tata Cara Pembayaran Kembali Kelebihan Pajak;

 

 

4.

…………………………………………………………………………………………………………

 

MEMUTUSKAN :

 

MENETAPKAN

:

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK TENTANG PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK ……………………………………………………… (17)

 

 

MASA/TAHUN PAJAK : ………………………………… 18) KEPADA : …………………………………………… 19)

 

 

NOMOR POKOK WAJIB PAJAK

:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

20)

 

 

NOMOR PENGUKUHAN

:

…………………………………………………… 21)

 

 

Pasal 1

 

Kepada …………………………… 22) diberikan pengembalian kelebihan pembayaran pajak …………………………… 23)  Masa/Tahun Pajak …………………………… 24) sebesar Rp………………………… ( ………………………………………………………………………… ) 25)

 

 

Pasal 2

 

Pengembalian kelebihan pembayaran pajak tersebut pada Pasal 1, dilakukan oleh Bank ……………………………… 26) di ………………………………………… 27) dan dipindahbukukan ke Rekening Wajib Pajak Nomor …………………………………… 28) pada Bank ………………………… 29) di ………………………………30)

 

 

 

 

 

Ditetapkan di

:

…………………………………

31)

 

Pada tanggal

:

…………………………………

32)

A.n.

DIREKTUR JENDERAL PAJAK

KEPALA KANTOR

 

Surat Keputusan ini disampaikan kepada

 

 

1.

Wajib Pajak

 

 

2.

KPPN mitra kerja KPP

………………………………………

33)

3.

Arsip KPP

NIP

 

 

S.2.0.23.01

 


 

LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 05/PMK.03/2005 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN KEMBALI KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK

 

PETUNJUK PENGISIAN SKPKPP (S.2.0.23.01)

 

 

 

 

 

Angka

1

:

Diisi dengan nama KPP yang bersangkutan.

Angka

2

:

Diisi nomor SKPKPP

Angka

3

:

Diisi jenis pajak yang dikembalikan

Angka

4

:

Diisi nama WP yang bersangkutan sesuai dengan SKPLB

Angka

5, 6, & 7

:

Diisi nama WP, tanggal dan nomor surat permohonan

Angka

8, 9, & 10

:

Diisi Jenis Pajak, Masa/Tahun Pajak dan jumlah kelebihan, sesuai dengan SKPLB/PLB (salah satu) yang bersangkutan 

Angka

11,12, & 13

:

Diisi surat yang mendasari penerbitan SKPKPP (“SKPLB” atau “SK Keberatan” atau “Putusan Banding” atau “Putusan Peninjauan Kembali”), serta nomor dan tanggal surat tersebut.

Angka

14

:

Diisi jumlah pajak yang telah diperhitungkan, apabila tidak ada perhitungan karena tidak ada utang pajak yang harus diperhitungkan, maka diisi ( --- ) 

Angka

15

:

Diisi nomor dan tahun Undang-undang Pajak ybs.

Angka

16

:

Diisi dasar hukum yang berkaitan dengan penerbitan SKPKPP, selain yang sudah disebutkan

Angka

17, 18

:

Diisi sesuai dengan angka 8 dan angka 9

Angka

19, 20

:

Diisi nama dan NPWP sesuai dengan SKPLB/surat keputusan yang mendasari penerbitan SKPKPP

Angka

21

:

Diisi nomor pengukuhan pengusaha kena pajak untuk PPN

Angka

22

:

Diisi sesuai dengan angka 19

Angka

23, 24

:

Diisi sesuai dengan angka 17 dan angka 18

Angka

25

:

Diisi jumlah kelebihan pembayaran pajak yang dapat dikembalikan, yaitu sebesar kelebihan pajak setelah dilakukan perhitungan dengan utang pajak (dengan angka dan huruf)

Angka

26, 27

:

Diisi nama dan tempat kedudukan Bank Pembayar

Angka

28, 29, 30

:

Diisi nomor rekening Wajib Pajak, nama Bank dan tempat kedudukan Bank tujuan transfer/pemindahbukuan (sesuai permintaan WP)

Angka

31, 32

:

Diisi tempat kedudukan KPP dan tanggal penerbitan SKPKPP

Angka

33

:

Diisi nama dan NIP dan tanda tangan kepala KPP