LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 32/KMK.01/2007 TENTANG
PELIMPAHAN WEWENANG KEPADA DIREKTUR JENDERAL
BEA DAN CUKAI
UNTUK DAN ATAS
NAMA MENTERI KEUANGAN MENANDATANGANI |
PELIMPAHAN WEWENANG
MENTERI KEUANGAN KEPADA
DIREKTUR JENDERAL BEA
DAN CUKAI
NO |
MATERI YANG DILIMPAHKAN |
|
1. |
Penetapan pembebasan
bea masuk dan cukai atas barang : |
|
|
a. |
Penetapan pembebasan bea masuk dan cukai atas impor barang
kiriman hadiah untuk keperluan ibadah umum, amal, sosial atau kebudayaan oleh
lembaga yang belum ditetapkan Menteri Keuangan; |
|
b. |
Impor barang pindahan (Keputusan Menteri Keuangan Nomor
137/KMK.05/1997); |
|
c. |
Impor peti atau kemasan lain yang berisi jenazah atau
abu jenazah (Keputusan Menteri Keuangan Nomor 138/KMK.05/1997); |
|
d. |
Impor persenjataan, amunisi termasuk suku cadang dan
perlengkapan militer serta barang dan bahan yang dipergunakan untuk menghasilkan
barang yang diperuntukan bagi keperluan pertahanan dan keamanan negara
(Keputusan Menteri Keuangan Nomor 139/KMK.05/1997); |
|
e. |
Penetapan pembebasan bea masuk dan cukai atas impor barang
kiriman hadiah untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan
oleh Perguruan Tinggi, Lembaga, dan Badan yang belum ditetapkan Menteri
Keuangan. |
|
f. |
Penetapan pembebasan bea masuk dan cukai atas impor
obat-obatan yang diimpor dengan menggunakan anggaran pemerintah yang
diperuntukan bagi kepentingan masyarakat. |
2. |
Penetapan pembebasan atau keringanan bea masuk dan cukai
atas : |
|
|
a. |
Impor barang yang belum mengalami kerusakan, penurunan mutu,
kemusnahan, atau penyusutan volume atau berat (Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 132/KMK.05/1997); |
|
b. |
Impor kembali barang yang telah diekspor (Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 133/KMK.05/1997); |
|
c. |
Impor bibit dan benih untuk pembangunan dan pengembangan
industri pertanian, peternakan atau perikanan (Keputusan Menteri Keuangan
Nomor 135/KMK.05/1997); |
|
d. |
Impor peralatan dan bahan yang digunakan untuk mencegah
pencemaran lingkungan (Keputusan Menteri Keuangan Nomor 136/KMK.05/1997); |
|
e. |
Impor bahan terapi manusia, pengelompokan darah, dan
bahan penjenisan jaringan (Keputusan Menteri Keuangan Nomor 145/KMK.05/1997); |
|
f. |
Barang logam uang untuk Bank |
|
g. |
Mesin, barang, dan bahan dalam rangka Pengembangan
Industri/Industri Jasa; |
|
h. |
Importasi Barang dalam rangka Perjanjian (Basic
Agreement on The Asean Industrial Cooperation); |
|
i. |
Impor bahan baku/bahan penolong dan bagian/komponen
untuk perakitan mesin dan motor berputar; |
|
j. |
Impor barang dan atau bahan di Kawasan Pengembangan
Ekonomi Terpadu (KAPET); |
|
k. |
Impor barang untuk keperluan olahraga yang diimpor oleh induk
organisasi olahraga nasional. |
3. |
Penetapan pembebasan bea masuk dan bea masuk tambahan,
tidak dipunut PPN dan PPnBM serta PPh ditanggung Pemerintah atas impor barang
proyek pemerintah yang dibiayai dengan hibah/dana pinjaman luar negeri. |
|
4. |
Pemberitahuan Beroperasinya Pengusaha di Kawasan
Berikat. |
|
5. |
Pencabutan Pemberitahuan Beroprasinya Pengusaha di
Kawasan Berikat. |
|
6. |
Pemberian Persetujuan Pemindahtanganan Barang Modal/Asset
Asal Impor Kewajiban Membayar Bea Masuk. |
|
7. |
Penangguhan Bea Masuk dan Tidak Dipungut PPN, PPnBM, dan
PPh Pasal 22 Impor atas Impor Barang Modal atau Peralatan dan atau Peralatan Perkantoran
di Kawasan Berikat. |
|
8. |
Penangguhan Bea Masuk dan Tidak Dipungut PPN, PPnBM, dan
PPh Pasal 22 Impor atas Impor Barang atau Peralatan dalam rangka Pembangunan/Konstruksi
Gudang Berikat. |
|
9. |
Persetujuan dan Pencabutan Daftar Putih atas PKB atau
PDKB. |
|
10. |
Pemberian Izin sebagai Penyelenggara Gudang Berikat atau
Penyelenggara Gudang Berikat Merangkap Pengusaha pada Gudang Berikat atau
Pengusaha pada Gudang Berikat. |
|
11. |
Pencabutan Pemberian Izin sebagai Penyelenggara Gudang
Berikat atau Penyelenggara Gudang Berikat Merangkap Pengusaha pada Gudang
Berikat atau Pengusaha pada Gudang Berikat. |
|
12. |
Penetapan Izin Prinsip Pendirian Gudang Berikat. |
|
13. |
Pencabutan Izin Prinsip Pendirian Gudang Berikat. |
|
14. |
Persetujuan Sebagai Penyelenggara Entrepot untuk Tujuan
Pameran. |
|
15. |
Pencabutan Persetujuan Sebagai Penyelenggara Entrepot
untuk Tujuan Pameran. |
|
16. |
Persetujuan Pemberian Fasilitas Pabean, Cukai, dan
Perpajakan atas Penyelenggaraan Pameran Internasional. |
|
17. |
Pemberian Izin Tidak Mengekspor Kembali Barang-barang
eks Pameran Internasional. |
|
18. |
Persetujuan Pengusaha Toko Bebas Bea. |
|
19. |
Pencabutan Persetujuan Pengusaha Toko Bebas Bea. |
|
20. |
Perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan tentang
Pemberian Izin sebagai PGB atau PGB merangkap PPGB atau PPGB. |
|
21. |
Penetapan Izin Prinsip Pendirian Kawasan Berikat. |
|
22. |
Pencabutan Izin Prinsip Pendirian Kawasan Berikat. |
|
23. |
Perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan tentang
Penetapan sebagai Kawasan Berikat dan Pemberian Persetujuan Penyelenggara
Kawasan Berikat Merangkap Pengusaha di Kawasan Berikat. |
|
24. |
Penetapan sebagai Kawasan Berikat dan Pemberian
Persetujuan Penyelenggara Kawasan Berikat Merangkap Pengusaha di Kawasan
Berikat. |
|
25. |
Pencabutan Penetapan sebagai Kawasan Berikat dan Pemberian
Persetujuan Penyelenggara Kawasan Berikat Merangkap Pengusaha di Kawasan
Berikat. |
|
26. |
Penetapan Pengembalian atas Bea Masuk yang telah
dibayar. |
|
27. |
Penyelesaian perpanjangan penangguhan pembayaran bea masuk
dan pajak dalam rangka impor. |
|
28. |
Pemberian keputusan pembebasan atas impor barang untuk
keperluan usaha hulu minyak dan gas bumi, pengusahaan sumber daya panas bumi,
dan pertambangan lainnya serta penyelesaiannya. |
|
29. |
Penetapan ketentuan Pemindahtanganan Barang Modal Bagi
Perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA)/Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
dan Perusahaan Non PMA/PMDN. |
|
30. |
Penetapan Keringanan Bea Masuk Atas Impor Bahan |
|
31. |
Penetapan Keringanan Bea Masuk Atas Impor Bahan |
|
32. |
Penetapan Keringanan Bea Masuk Atas Impor Bahan Baku dan
Bagian Tertentu untuk Pembuatan Bagian Alat-alat Besar serta Bagian Tertentu
untuk Perakitan Alat-alat Besar. |
|
33. |
Penetapan Keringanan Bea Masuk Atas Impor Bahan Baku
Untuk Pembuatan Komponen, Peralatan dan Karoseri Kendaraan Bermotor Khusus. |
|
34. |
Pembebasan Bea Masuk dan Tidak Dipungut Pajak dalam
Rangka Impor atas Impor Barang Untuk Pengembangan Proyek Pulau Bintan dan
Pulau Karimun. |
|
35. |
Penetapan izin terpadu Tempat Penimbunan Sementara
(TPS). |
|
36. |
Penetapan izin perubahan Gudang Berikat. |
|
37. |
Penetapan izin perubahan TBB. |
|
38. |
Penetapan izin Perubahan ETP. |
|
39. |
Pembebasan Bea Masuk atas Pemindahtanganan Barang Modal
dari Kawasan Berikat ke Daerah Pabean Indonesia Lainnya yang telah melebihi
jangka waktu 2 (dua) tahun sejak menjadi aset perusahaan. |
|
40. |
Penunjukan tempat lain yang berfungsi sebagai Tempat Penimbunan
Pabean. |
|
41. |
Penetapan sewa gudang barang yang disimpan di Tempat
Penimbunan Pabean. |
|
42. |
Persetujuan barang dapat dimusnahkan atau untuk tujuan
lain atas barang yang dikuasai Negara. |
|
43. |
Penetapan Persyaratan dapat diterimanya segel atau tanda
pengaman yang digunakan instansi pabean di negara lain atau pihak lain. |
|
44. |
Penetapan izin untuk dapat menggunakan jaminan tertulis
yang jangka waktunya terus menerus. |
|
45. |
Penetapan izin Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan. |
|
46. |
Pembebasan BM atas impor barang oleh Pemerintah Pusat
atau Pemerintah Daerah ditujukan untuk kepentingan umum [Pasal 26 ayat (1)
huruf j UU Nomor 10 Tahun 1995]. |
|
47. |
Pembebasan BM atas impor barang yang diberikan
pembebasan BM berdasarkan Pasal 25 ayat (2) dan Pasal (2) UU Nomor 10 Tahun
1995. |
|
48. |
Penetapan penundaan Pembayaran Piutang Negara dalam
rangka Impor. |
|
49. |
Keputusan pemberian NPPBKC sebagai pengusaha pabrik
hasil tembakau atau importir hasil tembakau. |
|
50. |
Pemberitahuan penolakan permohonan NPPBKC sebagai
pengusaha pabrik hasil tembakau atau importir hasil tembakau. |
|
51. |
Keputusan pembekuan NPPBKC sebagai pengusaha pabrik
hasil tembakau atau importir hasil tembakau. |
|
52. |
Keputusan pencabutan
pembekuan NPPBKC sebagai pengusaha pabrik hasil tembakau atau importir
hasil tembakau. |
|
53. |
Keputusan pencabutan NPPBKC sebagai pengusaha pabrik
hasil tembakau atau importir hasil tembakau. |
|
54. |
Persetujuan perubahan luas tanah dan/atau perubahan atas
bangunan/lokasi pabrik hasil tembakau atau tempat usaha importir hasil
tembakau dan penambahan jenis hasil tembakau. |
|
55. |
Persetujuan pembuatan hasil tembakau di luar pabrik bagi
pengusaha pabrik hasil tembakau yang telah memiliki NPPKBC. |
|
56. |
Keputusan pemberian penundaan pembayaran cukai atas
pemesanan pita cukai. |
|
57. |
Penetapan kenaikan harga jual eceran hasil tembakau yang
harga transaksi pasarnya melebihi harga jual eceran. |
|
58. |
Keputusan pemberian NPPKBC sebagai pengusaha pabrik etil
alkohol dan pengusaha tempat penyimpanan. |
|
59. |
Keputusan perubahan NPPBKC sebagai pengusaha pabrik etil
alkohol dan pengusaha tempat penyimpanan. |
|
60. |
Keputusan pencabutan NPPBKC sebagai pengusaha pabrik
etil alkohol dan pengusaha tempat penyimpanan. |
|
61. |
Keputusan pemberian NPPBKC sebagai pengusaha pabrik dan
importir minuman mengandung etil alkohol. |
|
62. |
Keputusan perubahan NPPBKC sebagai pengusaha pabrik dan
importir minuman mengandung etil alkohol. |
|
63. |
Keputusan pencabutan NPPBKC sebagai pengusaha pabrik dan
importir minuman mengandung etil alkohol. |
|
64. |
Keputusan pemberian pembebasan cukai etil alkohol untuk
digunakan sebagai bahan |
|
65. |
Keputusan perubahan pembebasan cukai etil alkohol untuk
digunakan sebagai bahan |
|
66. |
Keputusan pemberian pembebasan cukai etil alkohol untuk
keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan. |
|
67. |
Keputusan perubahan pembebasan cukai etil alkohol yang
digunakan untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan. |
|
68. |
Keputusan perubahan pembebasan cukai etil alkohol yang
dipergunakan untuk tujuan sosial. |
|
69. |
Keputusan pemberian pembebasan cukai etil alkohol yang
diberikan atas Barang Kena Cukai untuk dikonsumsi oleh penumpang atau awak sarana
pengangkut yang berangkat langsung ke luar daerah pabean baik melalui darat,
laut, maupun udara. |
|
70. |
Keputusan perubahan pembebasan cukai etil alkohol yang
diberikan atas Barang Kena Cukai untuk dikonsumsi oleh penumpang atau awak
sarana pengangkut yang berangkat langsung ke luar daerah pabean baik melalui
darat, laut, maupun udara. |
|
71. |
Kewenangan penyedian pita cukai. |
|
72. |
Pengembalian cukai atas pita cukai yang rusak atau tidak
dengan penerbitan tanda bukti penerimaan pengembalian pita cukai (CK-3). |
|
73. |
Penandatanganan MoU (Memorandum of Understanding),
Agreement, MoC (Memorandum of Cooperation) dengan negara lain yang berkaitan
dengan kerja sama teknis kepabeanan
sebagai pelaksanaan dari perjanjian yang sudah berlaku. |
Salinan sesuai dengan aslinya, Kepala Biro Umum u.b. Kepala Bagian T.U. Departemen ttd. Antonius Suharto NIP 060041107 |
MENTERI KEUANGAN ttd. SRI MULYANI INDRAWATI |