LAMPIRAN
I PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL PAJAK |
||
NOMOR |
: |
PER-45/PJ./2007 |
TENTANG |
: |
TATA
CARA PEMINDAHAN WAJIB PAJAK
DALAM RANGKA PENAMBAHAN WAJIB
PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN
PAJAK WAJIB PAJAK BESAR SATU,
KANTOR PELAYAN PAJAK WAJIB PAJAK
BESAR DUA, KANTOR PELAYANAN PAJAK
MADYA JAKARTA PUSAT DAN KANTOR PELAYANAN
PAJAK MADYA BEKASI |
TATA CARA PEMINDAHAN BERKAS WAJIB PAJAK,
BERKAS DATA WAJIB PAJAK, DAN INFORMASI PERPAJAKAN WAJIB PAJAK DARI KANTOR PELAYANAN PAJAK LAMA KE KANTOR
PELAYANAN PAJAK BARU |
1. |
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Lama bertanggung
jawab atas keutuhan dan kelengkapan Berkas Wajib Pajak, Berkas Data Wajib
Pajak, dan informasi perpajakan Wajib Pajak yang akan diadministrasikan pada
KPP Baru. |
2. |
Unit Pelaksana Pemeriksaan Pajak (UP3) yang
melaksanakan pemeriksaan terhadap Wajib Pajak yang diadministrasikan pada KPP
Baru bertanggung jawab atas keutuhan dan kelengkapan Berkas Wajib Pajak,
Berkas Data Wajib Pajak, dan informasi perpajakan Wajib Pajak. |
3. |
Berkas Wajib Pajak yang tidak dalam proses
sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini,
diserahkan ke KPP Baru paling lambat tanggal 5 April 2007. |
4. |
Berkas Wajib Pajak yang masih digunakan oleh
KPP Lama atau UP3 Lama untuk menyelesaikan proses pemeriksaan, penagihan,
pembetulan, pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi, pengurangan
atau pembatalan ketetapan pajak yang tidak benar, keberatan, banding,
Peninjauan Kembali, dan atau pemusatan PPN terutang, harus sudah diterima
oleh KPP Baru secara lengkap 3 (tiga) hari kerja setelah proses tersebut
diselesaikan atau 7 (tujuh) hari kerja sebelum jatuh tempo penyelesaian
melalui KPP Lama, kecuali yang telah diatur dalam Lampiran IV Peraturan Direktur
Jenderal Pajak ini. |
DIREKTUR
JENDERAL, ttd, DARMIN
NASUTION NIP 130605098 |
LAMPIRAN
II PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL PAJAK |
||
NOMOR |
: |
PER-45/PJ./2007 |
TENTANG |
: |
TATA CARA PEMINDAHAN WAJIB PAJAK DALAM RANGKA PENAMBAHAN
WAJIB PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK WAJIB PAJAK BESAR SATU, KANTOR
PELAYAN PAJAK WAJIB PAJAK BESAR DUA, KANTOR PELAYANAN PAJAK MADYA JAKARTA
PUSAT DAN KANTOR PELAYANAN PAJAK MADYA BEKASI |
PELAKSANAAN PEREKAMAN DATA DAN SURAT PEMBERITAHUAN
(SPT) WAJIB PAJAK YANG DIPINDAHKAN KE KANTOR
PELAYANAN PAJAK BARU |
A. |
PEREKAMAN DATA DALAM BENTUK ALAT KETERANGAN |
|
|
1. |
Alat Keterangan yang diterima sebelum tanggal 9
April 2007 direkam oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Lama. |
|
2. |
Alat Keterangan yang diterima sejak tanggal 9
April 2007 direkam oleh KPP Baru. |
B. |
PEREKAMAN SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK
PENGHASILAN PASAL 21/26, PASAL 22, PASAL 23/26, PASAL 4 AYAT (2), PASAL 15,
DAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI |
|
|
1. |
SPT Masa yang diterima oleh KPP Lama sebelum
tanggal 9 April 2007 harus sudah selesai direkam oleh KPP Lama paling lambat
tanggal 5 April 2007. |
|
2. |
SPT Masa yang diterima sejak tanggal 9 April
2007 direkam oleh KPP Baru. |
C. |
PEREKAMAN SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN PAJAK
PENGHASILAN (SPT TAHUNAN PPh) |
|
|
1. |
SPT Tahunan PPh Tahun 2005 (fan tahun
sebelumnya yang diterima oleh KPP Lama sebelum tanggal 9 April 2007 harus
sudah selesai direkam oleh KPP Lama paling lambat tanggal 5 April 2007. |
|
2. |
SPT Tahunan PPh Tahun 2005 dan tahun sebelumnya
yang diterima sejak tanggal 9 April 2007 direkam oleh KPP Baru. |
|
DIREKTUR
JENDERAL, ttd, DARMIN
NASUTION NIP 130605098 |
LAMPIRAN
III PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL PAJAK |
||
NOMOR |
: |
PER-45/PJ./2007 |
TENTANG |
: |
TATA CARA PEMINDAHAN WAJIB PAJAK DALAM RANGKA
PENAMBAHAN WAJIB PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK WAJIB PAJAK BESAR SATU,
KANTOR PELAYAN PAJAK WAJIB PAJAK BESAR DUA, KANTOR PELAYANAN PAJAK MADYA
JAKARTA PUSAT DAN KANTOR PELAYANAN PAJAK MADYA BEKASI |
PELAKSANAAN PEMBERIAN SURAT KETERANGAN
BEBAS, SURAT KETERANGAN FISKAL KEPUTUSAN PENGURANGAN ANGSURAN
PAJAK PENGHASILAN PASAL 25, PELUNASAN BEA METERAI DENGAN CARA
LAIN, PEMINDAHBUKUAN (Pbk), DAN PENERBITAN SURAT PERINTAH MEMBAYAR
IMBALAN BUNGA (SPMIB) BAGI WAJIB PAJAK YANG DIPINDAHKAN KE KANTOR
PELAYANAN PAJAK BARU |
A. |
SURAT
KETERANGAN BEBAS PAJAK PENGHASILAN (SKB PPh) |
||
|
1. |
PPh
Pasal 22 |
|
|
|
a. |
Permohonan Pembebasan PPh Pasal 22 yang
diterima sebelum tanggal 9 April 2007 diproses oleh Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) Lama. |
|
|
b. |
Surat Persetujuan/Penolakan Pembebasan PPh
Pasal 22 yang belum diterbitkan sampai dengan tanggal 9 April 2007 atas permohonan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a tetap diproses oleh KPP Lama, namun
penandatanganan Surat Persetujuan/Penolakan Pembebasan PPh Pasal 22 tersebut
dilakukan oleh Kepala KPP Baru . |
|
|
c. |
Berkas Permohonan SKB PPh Pasal 22 sebagaimana dimaksud
dalam huruf b wajib dikirim ke KPP Baru paling lambat 5 (lima) hari kerja
sebelum jatuh tempo penerbitan Surat Persetujuan/Penolakan Pembebasan PPh
Pasal 22. |
|
|
d. |
Permohonan Pembebasan PPh Pasal 22 yang diterima
sejak tanggal 9 April 2007 diproses oleh KPP Baru. |
|
|
e. |
Berkas Persetujuan/Penolakan Pembebasan PPh
Pasal 22 yang telah diterbitkan Surat Persetujuan/Penolakan Pembebasan PPh
Pasal 22 sebelum tanggal 9 April 2007, harus dikirim ke KPP Baru paling
lambat tanggal 5 April 2007 dengan menggunakan Surat Pengantar Khusus. |
|
2. |
PPh Pasal 23 |
|
|
|
a. |
Permohonan Pembebasan PPh Pasal 23 yang
diterima sebelum tanggal 9 April 2007 diproses oleh KPP Lama. |
|
|
b. |
Surat Persetujuan/Penolakan Pembebasan PPh
Pasal 23 yang belum diterbitkan sampai dengan tanggal 9 April 2007 atas
permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a tetap diproses oleh KPP Lama,
namun penandatanganan Surat Persetujuan/Penolakan Pembebasan PPh Pasal 23
tersebut dilakukan oleh Kepala KPP Baru. |
|
|
c. |
Berkas Permohonan SKB PPh Pasal 23 sebagaimana
dimaksud dalam huruf b wajib dikirim ke KPP Baru paling lambat 5 (lima) hari kerja
sebelum jatuh tempo penerbitan Surat Persetujuan/Penolakan Pembebasan PPh
Pasal 23. |
|
|
d. |
Permohonan Pembebasan PPh Pasal 23 yang
diterima sejak tanggal 9 April 2007 diproses oleh KPP Baru. |
|
|
e. |
Berkas Persetujuan/Penolakan Pembebasan PPh
Pasal 23 yang telah diterbitkan Surat Persetujuan/Penolakan Pembebasan PPh
Pasal 23 sebelum tanggal 9 April 2007, harus dikirim ke KPP Baru paling
lambat tanggal 5 April 2007 dengan menggunakan Surat Pengantar Khusus. |
B. |
SURAT KETERANGAN FISKAL |
||
|
1. |
Permohonan Surat Keterangan Fiskal yang
diterima sebelum tanggal 9 April 2007 diproses oleh KPP |
|
|
2. |
Surat Persetujuan/Penolakan Surat Keterangan Fiskal
yang belum diterbitkan sampai dengan tanggal 9 April 2007 atas permohonan
sebagaimana dimaksud dalam angka 1 tetap diproses oleh KPP Lama, namun
penandatanganan Surat Persetujuan/ Penolakan Surat Keterangan Fiskal tersebut
dilakukan oleh Kepala KPP Baru. |
|
|
3. |
Berkas Permohonan Surat Keterangan Fiskal
sebagaimana dimaksud dalam angka 2 wajib dikirim ke KPP Baru paling lambat 3
(tiga) hari kerja sebelum jatuh tempo penerbitan Surat Persetujuan/Penolakan
Surat Keterangan Fiskal. |
|
|
4. |
Permohonan Surat Keterangan Fiskal yang
diterima sejak tanggal 9 April 2007 diproses oleh KPP Baru. |
|
|
5. |
Berkas Persetujuan/Penolakan Surat Keterangan
Fiskal yang ,telah diterbitkan Surat Persetujuan/Penolakan Surat Keterangan
Fiskal sebelum, tanggal 9 April 2007, harus dikirim ke KPP Baru paling lambat
tanggal 5 April 2007 dengan menggunakan Surat Pengantar Khusus. |
|
C. |
SURAT KETERANGAN BEBAS PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
DAN ATAU PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH (SKB PPN DAN ATAU PPnBM) ' |
||
|
1. |
Permohonan Pembebasan PPN dan atau PPnBM yang
diterima sebelum tanggal 9 April 2007 diproses oleh KPP Lama. |
|
|
2. |
Surat Persetujuan/Penolakan Pembebasan PPN dan
atau PPnBM yang belum diterbitkan sampai dengan tanggal 9 April 2007 atas
permohonan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 tetap diproses oleh KPP Lama,
namun penandatanganan Surat Persetujuan/ Penolakan Pembebasan PPN dan atau
PPnBM tersebut dilakukan oleh Kepala KPP Baru. |
|
|
3. |
Berkas Permohonan SKB PPN dan atau PPnBM
sebagaimana dimaksud dalam angka 2 wajib dikirim ke KPP Baru paling lambat 2
(dua) hari kerja sebelum jatuh tempo penerbitan .Surat Persetujuan/Penolakan
Pembebasan PPN dan atau PPnBM. |
|
|
4. |
Permohonan Pembebasan PPN dan atau PPnBM yang
diterima sejak tanggal 9 April 2007 diproses oleh KPP Baru . |
|
|
6. |
Berkas Persetujuan/Penolakan Pembebasan PPN dan
atau PPnBM yang telah diterbitkan Surat Persetujuan/Penolakan Pembebasan PPN
dan atau PPnBM sebelum tanggal 9 April 2007, harus dikirim ke KPP Baru paling
lambat tanggal 5 April 2007 dengan menggunakan Surat Pengantar Khusus. |
|
D. |
KEPUTUSAN PENGURANGAN ANGSURAN PAJAK
PENGHASILAN PASAL 25 |
||
|
1. |
Permohonan Pengurangan Angsuran PPh Pasal 25 yang
diterima sebelum tanggal 9 April 2007 diproses oleh KPP Lama. |
|
|
2. |
Surat Persetujuan/Penolakan Pengurangan
Angsuran PPh Pasal 25 yang belum diterbitkan sampai dengan tanggal 9 April
2007 atas permohonan sebagaimana dimaksud dalam angka 1 tetap diproses oleh
KPP Lama, namun penandatanganan Surat Persetujuan/Penolakan Pengurangan
Angsuran PPh Pasal 25 tersebut dilakukan oleh Kepala KPP Baru. |
|
|
3. |
Berkas Permohonan Pengurangan Angsuran PPh Pasal
25 sebagaimana dimaksud dalam angka 2 wajib dikirim ke KPP Baru paling lambat
5 (lima) hari kerja sebelum jatuh tempo penerbitan Surat
Persetujuan/Penolakan Pengurangan Angsuran PPh Pasal 25. |
|
|
4. |
Permohonan Pengurangan Angsuran PPh Pasal 25 yang
diterima sejak tanggal 9 April 2007 diproses oleh KPP Baru. |
|
|
5. |
Berkas Persetujuan/Penolakan Pengurangan
Angsuran PPh Pasal 25 yang telah diterbitkan Surat Persetujuan/Penolakan
Pengurangan Angsuran PPh Pasal 25 sebelum tanggal 9 April 2007, harus dikirim
ke KPP Baru paling lambat tanggal 5 April 2007 dengan menggunakan Surat
Pengantar Khusus. |
|
E. |
PELAYANAN PELUNASAN BEA METERAI DENGAN CARA
LAIN |
||
|
1. |
Permohonan pelunasan Bea Meterai dengan cara lain
yang diterima sebelum tanggal 9 April-2007 diselesaikan oleh KPP Lama. |
|
|
3. |
Laporan-laporan bulanan sehubungan dengan
pelunasan Bea Meterai dengan cara lain yang jatuh temponya sebelum tanggal 9
April 2007 diselesaikan oleh KPP Lama. |
|
|
4. |
Salinan laporan pelunasan Bea Meterai dengan
cara lain untuk bulan-bulan sebelum tanggal 9 April 2007, oleh KPP Lama wajib
dikirimkan ke KPP Baru paling lambat tanggal 5 April 2007 dengan menggunakan
Surat Pengantar Khusus. |
|
F. |
PEMINDAHBUKUAN (Pbk) |
||
|
1. |
Permohonan Pbk yang diterima sebelum tanggal 9
April 2007 diproses oleh KPP Lama. |
|
|
2. |
Berkas Permohonan Pbk yang belum diselesaikan
sampai dengan tanggal 9 April 2007 tetap diproses oleh KPP Lama, namun
penerbitan Bukti Pbk tersebut dilakukan oleh Kepala KPP Baru. |
|
|
3. |
Berkas Permohonan Pbk sebagaimana dimaksud
dalam angka 2 wajib dikirim ke KPP Baru paling lambat 5 (lima) hari kerja
sebelum jatuh tempo penerbitan Bukti Pbk. |
|
|
4. |
Permohonan. Pbk yang diterima sejak tanggal 9
April 2007 diproses oleh KPP Baru. |
|
|
5. |
Berkas Permohonan Pbk yang telah diterbitkan
sebelum tanggal 9 April 2007, harus dikirim ke KPP Baru paling lambat tanggal
5 April 2007 dengan menggunakan Surat Pengantar Khusus. |
|
G. |
PENERBITAN SPMIB |
||
|
1. |
Atas SPMIB yang belum diterbitkan sebelum
tanggal 9 April 2007, proses rekonsiliasinya diselesaikan oleh KPP Lama,
sedangkan penerbitan SKPIB/SPMIB dilaksanakan oleh KPP Baru berdasarkan
rekonsiliasi KPP Lama. |
|
|
2. |
Hasil rekonsiliasi KPP Lama sebagaimana
dimaksud dalam angka 1, harus dikirim ke KPP Baru paling lambat 7 (tujuh)
hari kerja sebelum jatuh tempo penerbitan SKPIB/SPMIB. |
|
|
DIREKTUR
JENDERAL, ttd, DARMIN
NASUTION NIP 130605098 |
LAMPIRAN
IV PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL PAJAK |
||
NOMOR |
: |
PER-45/PJ./2007 |
TENTANG |
: |
TATA CARA PEMINDAHAN WAJIB PAJAK DALAM RANGKA
PENAMBAHAN WAJIB PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK WAJIB PAJAK BESAR SATU,
KANTOR PELAYAN PAJAK WAJIB PAJAK BESAR DUA, KANTOR PELAYANAN PAJAK MADYA
JAKARTA PUSAT DAN KANTOR PELAYANAN PAJAK MADYA BEKASI |
ADMINISTRASI DAN PELAKSANAAN PEMERIKSAAN
PAJAK TERHADAP WAJIB PAJAK YANG DIPINDAHKAN KE KANTOR PELAYANAN
PAJAK BARU |
A. |
ADMINISTRASI
PEMERIKSAAN PAJAK |
|||||
|
1. |
SPT Tahunan PPh Badan, SPT Tahunan PPh Pasal 21,
SPT Masa PPh dan SPT Masa PPN, yang disampaikan oleh Wajib Pajak ke Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) Baru, sejak tanggal 9 April 2007, diterima dan diproses
oleh KPP Baru. |
||||
|
2. |
Kepala Unit Pelaksana Pemeriksaan Pajak (UP3)
Lama wajib mendinventarisasi status pelaksanaan pemeriksaan seluruh SPT
Tahunan PPh Badan, SPT Tahunan PPh Pasal 21, SPT Masa PPh dan SPT Masa PPN
yang sedang dalam proses pemeriksaan per tanggal 5 April 2007 untuk
dilaporkan kepada Kepala KPP Baru paling lambat tanggal 10 (sepuluh) hari
kerja setelah tanggal 9 April 2007, dengan menggunakan formulir sebagaimana
ditetapkan dalam Lampiran IV-1. |
||||
|
3. |
Dalam hal proses pemeriksaan sebagaimana
dimaksud dalam angka 2 telah selesai maka Laporan Pemeriksaan Pajak (LPP) dan
Nota Penghitungan yang dihasilkan oleh UP3 Lama wajib disampaikan ke KPP Baru
paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah tanggal LPP atau sudah harus
diterima oleh KPP Baru paling lambat 2 (dua) hari kerja sebelum tanggal jatuh
tempo penerbitan skp dan atau STP yang bersangkutan. |
||||
|
4. |
Penerbitan surat ketetapan pajak (skp) dan atau
Surat Tagihan Pajak (STP) sebelum tanggal 9 April 2007 dilakukan oleh KPP
Lama dengan identitas NPWP Lama. |
||||
|
5. |
Penerbitan skp dan atau STP sejak tanggal 9 April
2007 dilakukan oleh KPP Baru dengan identitas NPWP baru sebagai Wajib Pajak
KPP Baru berdasarkan Laporan Pemeriksaan Pajak (LPP) dan Nota Penghitungan
yang dihasilkan oleh UP3 Lama paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah LPP
dan Nota Penghitungan diterima. |
||||
|
6. |
Atas skp dan atau STP yang telah diterbitkan
oleh KPP Lama namun SKPKPP dan SPMKP belum diterbitkan sampai dengan tanggal
9 April 2007, maka penyelesaian Perhitungan Lebih Bayar (PIb) dan Pemindahbukuan
(Pbk) dilaksanakan oleh KPP Lama sedangkan penandatanganan Bukti Pbk, SKPKPP,
dan SPMKP dilaksanakan oleh Kepala KPP Baru dengan identitas NPWP baru
sebagai Wajib Pajak KPP Baru sesuai dengan ketentuan jangka waktu
penyelesaian SKPKPP dan SPMKP |
||||
|
7. |
Atas LPP yang sudah diselesaikan sebelum
tanggal 9 April 2007 namun Lembar Penugasan Pemeriksaan (LP2) belum terbit,
maka pengisian LP2 dilakukan oleh UP3 Lama. |
||||
|
8. |
Atas LPP yang diselesaikan oleh UP3 Lama sejak tanggal
9 April 2007 namun LP2 belum terbit, maka pengisian LP2 dilakukan oleh KPP
Baru. |
||||
B. |
PELAKSANAAN PEMERIKSAAN PAJAK |
|||||
|
1. |
Pemeriksaan SPT Lebih Bayar |
||||
|
|
1.1. |
SPT Pajak Penghasilan |
|||
|
|
|
Surat Perintah Pemeriksaan Pajak (SP3) yang
diterbitkan sebelum tanggal 9 April 2007 tetapi LPP-nya belum diselesaikan
sampai dengan tanggal 9 April 2007 diatur sebagai berikut: |
|||
|
|
|
a. |
Pemeriksaan harus diselesaikan oleh UP3 Lama
sampai dengan penerbitan LPP dan Nota Penghitungan untuk kemudian dikirim KPP
Baru paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum tanggal jatuh tempo
penyelesaian. |
||
|
|
|
b. |
Identitas Wajib Pajak dalam LPP dan Nota Penghitungan
menggunakan NPWP yang baru sebagai Wajib Pajak KPP Baru. |
||
|
|
|
c. |
Penerbitan skp dan atau SIP dilaksanakan oleh
KPP Baru. |
||
|
|
|
d. |
Penerbitan Bukti Pemindahbukuan (Pbk), SKPKPP,
dan SPMKP dilaksanakan oleh KPPBaru. |
||
|
|
1.2. |
SPT PPN dan PPn BM |
|||
|
|
|
Untuk permohonan restitusi PPN dan PPnBM yang
diajukan sebelum tanggal 9 April 2007, diatur sebagai berikut: |
|||
|
|
|
a. |
Pemeriksaan harus diselesaikan oleh UP3 Lama sampai
dengan penerbitan LPP dan Nota Penghitungan paling lambat 6 (enam) bulan
terhitung sejak tanggal 9 April 2007. |
||
|
|
|
b. |
LPP dan nota penghitungan dikirim ke KPP Baru paling
lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum tanggal jatuh tempo atau paling lambat 6
(enam) bulan terhitung sejak tanggal 9 April 2007. |
||
|
|
|
c. |
Identitas Wajib Pajak dalam LPP dan Nota
Penghitungan menggunakan NPWP yang baru sebagai Wajib Pajak KPP Baru. |
||
|
|
|
d. |
Penerbitan skp dan atau STP dilaksanakan oleh
KPP Baru. |
||
|
|
|
e. |
Penerbitan Bukti Pemindahbukuan (Pbk), SKPKPP,
dan SPMKP dilaksanakan oleh KPP Baru. |
||
|
2. |
Pemeriksaan Bukti Permulaan |
||||
|
|
a. |
Penugasan Pemeriksaan Bukti Permulaan dari
Direktorat Intelijen dan Penyidikan yang belum diterbitkan SP3 oleh UP3 Lama
sampai dengan tanggal 9 April 2007, pelaksanaan pemeriksaannya dialihkan ke
Kantor Wilayah dengan menggunakan Surat Pengalihan secara khusus, dilampiri
dengan fotokopi Permintaan Pemeriksaan. |
|||
|
|
b. |
Pemeriksaan Bukti Permulaan yang telah dimulai
sebelum tanggal 9 April 2007 tetapi LPP-nya belum diselesaikan sampai dengan
tanggal 9 April 2007 diatur sebagai berikut: |
|||
|
|
|
(1) |
Pemeriksaan diselesaikan oleh UP3 Lama. |
||
|
|
|
(2) |
Dalam hal pemeriksaan bukti permulaan tidak
ditingkatkan menjadi penyidikan pajak, LPP dan Nota Penghitungan dibuat dengan
menggunakan NPWP baru sebagai Wajib Pajak KPP Baru. Penerbitan skp dan atau
STP maupun produk hukum lainnya dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam
huruf A angka 3, 5, dan 6. |
||
|
|
|
(3) |
Dalam hal pemeriksaan Bukti Permulaan ditingkatkan
menjadi penyidikan pajak, Laporan Pemeriksaan Bukti Permulaan dan berkas
Wajib Pajak dialihkan ke Kantor Wilayah. |
||
|
3. |
Pemeriksaan selain Pemeriksaan SPT Lebih Bayar
dan Pemeriksaan Bukti Permulaan |
||||
|
|
a. |
Kepala UP3 Lama wajib menginventarisasi status
pelaksanaan pemeriksaan yang sedang dalam proses pemeriksaan per tanggal 9
April 2007 untuk dilaporkan kepada Kepala KPP Baru paling lambat tanggal 30
April 2007. |
|||
|
|
b. |
Penugasan atau LP2 yang sampai dengan tanggal 9
April 2007 belum diterbitkan Surat Perintah Pemeriksaan Pajak (SP3) segera
dikembalikan ke Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan paling lambat tanggal 30
April 2007 dengan menggunakan formulir sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran
IV-2 untuk kemudian pelaksanaan pemeriksaannya dialihkan dari UP3 Lama ke KPP Baru. |
|||
|
|
c. |
Penugasan atau LP2 yang sampai dengan tanggal 9
April 2007 telah diterbitkan SP3 tetapi belum disampaikan kepada .Wajib
Pajak, dibuatkan LPP sumir, untuk selanjutnya LP2 tersebut segera
dikembalikan ke Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan paling lambat tanggal 30
April 2007 dengan menggunakan formulir sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran
IV-2 sebagai dasar penerbitan LP2 pengganti untuk dilaksanakan oleh KPP Baru. |
|||
|
|
d. |
Penugasan atau LP2 yang telah dimulai sebelum
tanggal 9 April 2007 tetapi LPP-nya belum diselesaikan sampai tanggal 9 April
2007, pemeriksaan tersebut tetap dilaksanakan oleh UP3 Lama dengan ketentuan sebagai
berikut: |
|||
|
|
|
(1) |
Apabila pemeriksaan diselesaikan dalam kurun
waktu 60 hari setelah tanggal 9 April 2007 maka: |
||
|
|
|
|
* |
LPP dan Nota Penghitungan dikirimkan ke KPP
Baru; |
|
|
|
|
|
* |
Identitas Wajib Pajak dalam LPP dan Nota
Penghitungan menggunakan NPWP baru sebagai Wajib Pajak KPP Baru; |
|
|
|
|
|
* |
Penerbitan skp dan atau STP dilaksanakan oleh
KPP Baru. |
|
|
|
|
|
* |
Penerbitan Bukti Pbk, SKPKPP, dan SPMKP dilaksanakan
oleh KPP Baru. |
|
|
|
|
(2) |
Apabila pemeriksaan belum diselesaikan kurun
waktu 60 hari setelah tanggal 9 April 2007 maka pemeriksaan dialihkan ke KPP
Baru dengan ketentuan sebagai berikut: |
||
|
|
|
|
* |
UP3 Lama menerbitkan LPP Sumir yang memuat
kemajuan pemeriksaan. |
|
|
|
|
|
* |
Berkas Wajib Pajak, Kertas Kerja Pemeriksaan
yang telah diselesaikan dan LPP Sumir diserahkan ke KPP Baru paling lambat 67
(enam puluh tujuh) hari setelah tanggal 9 April 2007 dan mengembalikan LP2 ke
Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan untuk diproses pengalihan pelaksanaan
pemeriksaannya. |
|
|
|
|
|
* |
Pemeriksaan dilanjutkan oleh KPP Baru dengan menerbitkan
SP3 berdasarkan LP2 dari Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan. |
|
|
4. |
Penyidikan |
||||
|
|
a. |
Penugasan Penyidikan dari Direktorat Intelijen
dan Penyidikan yang belum dimulai oleh UP3 Lama sampai dengan tanggal 9 April
2007 dialihkan ke Kantor Wilayah dengan menggunakan Surat Pengalihan secara
khusus, dilampiri fotokopi Penugasan Penyidikan. |
|||
|
|
b. |
Penugasan Penyidikan yang telah dimulai sebelum
tanggal 9 April 2007 diatur sebagai berikut: |
|||
|
|
|
(1) |
Penyidikan diselesaikan oleh UP3 Lama. |
||
|
|
|
(2) |
Dalam hal penyidikan tidak ditindaklanjuti
dengan penyerahan berkas penyidikan ke Kejaksaan Agung, LPP dan Nota
Penghitungan yang diselesaikan setelah tanggal 9 April 2007 menggunakan NPWP
baru sebagai Wajib Pajak KPP Baru. Penerbitan skp dan atau STP maupun produk hukum lainnya dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan dalam huruf A angka 3, 5, dan 6. |
||
|
|
|
(3) |
Dalam hal penyidikan ditindaklanjuti dengan
penyerahan berkas penyidikan ke Kejaksaan Agung, proses selanjutnya tetap
menjadi tanggung jawab penyidik. |
||
C. |
LAIN-LAIN |
|||||
|
1. |
Kantor Wilayah |
||||
|
|
a. |
Mengkompilasi tugas Pemeriksaan Bukti Permulaan
yang ditingkatkan menjadi penyidikan pajak dan yang dialihkan dari UP3 Lama. |
|||
|
|
b. |
Mengusulkan penerbitan LP2 kepada Direktorat
Intelijen dan Penyidikan atas pemeriksaan Bukti Permulaan yang ditingkatkan
menjadi penyidikan pajak dan yang dialihkan dari UP3 Lama. |
|||
|
2. |
KPP Baru melaksanakan tugas sebagai berikut: |
||||
|
|
a. |
Mengkompilasi tugas pemeriksaan pajak yang dialihkan
dari UP3 Lama. |
|||
|
|
b. |
Mengusulkan penerbitan LP2 kepada Direktorat
Pemeriksaan dan Penagihan atas pemeriksaan pajak yang dialihkan dari UP3
Lama. |
|||
|
DIREKTUR
JENDERAL, ttd, DARMIN
NASUTION NIP 130605098 |
|||||
LAMPIRAN
IV-1 PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL PAJAK |
||
NOMOR |
: |
PER-45/PJ./2007 |
TENTANG |
: |
TATA CARA PEMINDAHAN WAJIB PAJAK DALAM RANGKA PENAMBAHAN
WAJIB PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK WAJIB PAJAK BESAR SATU, KANTOR
PELAYAN PAJAK WAJIB PAJAK BESAR DUA, KANTOR PELAYANAN PAJAK MADYA JAKARTA
PUSAT DAN KANTOR PELAYANAN PAJAK MADYA BEKASI |
DAFTAR INVENTARISASI PELAKSANAAN PEMERIKSAAN |
No. |
Nama WP |
NPWP/NPPKP |
Jenis SPT |
Tahun Pajak/ Masa Pajak |
UP3 |
Nomor LP2 |
Jenis Pemeriksaan |
Keterangan |
(1) |
(2) |
(3) |
(4) |
(5) |
(6) |
(7) |
(8) |
(9) |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
……………………………
20 … (2) |
||
|
|
|
|
|
|
Kepala
Kantor ………………………………..
(3) NIP |
PETUNJUK PENGISIAN DAFTAR INVENTARISASI PELAKSANAAN PEMERIKSAAN |
||
Angka
1 |
: |
Diisi dengan nama Unit Pelaksana Pemeriksaan Pajak
yang membuat dan mengeluarkan Daftar Inventarisasi Pelaksanaan Pemeriksaan. |
Angka
2 |
: |
Diisi dengan tempat, tanggal, bulan dan tahun
dibuatnya Daftar Inventarisasi Pelaksanaan Pemeriksaan. |
Angka
3 |
: |
Diisi dengan nama, NIP, dan tanda tangan Kepala
serta cap jabatan. |
KOLOM |
: |
|
Kolom
1 |
: |
Cukup jelas |
Kolom
2 |
: |
Diisi dengan nama Wajib Pajak yang diperiksa. |
Kolom
3 |
: |
Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak dan atau Nomor
Pokok Pengusaha Kena Pajak |
Kolom
4 |
: |
Diisi dengan jenis SPT (misal: SPT Lebih
Bayar). |
Kolom
5 |
: |
Diisi dengan tahun pajak yang diperiksa. |
Kolom
6 |
: |
Diisi dengan nama Unit Pelaksana Pemeriksaan
Pajak yang memeriksa Wajib Pajak. |
Kolom
7 |
: |
Diisi dengan nomor LP2 |
Kolom
8 |
: |
Diisi dengan jenis pemeriksaan'(misal:
Pemeriksaan Khusus) |
LAMPIRAN
IV-2 PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL PAJAK |
||
NOMOR |
: |
PER-45/PJ./2007 |
TENTANG |
: |
TATA CARA PEMINDAHAN WAJIB PAJAK DALAM RANGKA
PENAMBAHAN WAJIB PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK WAJIB PAJAK BESAR SATU,
KANTOR PELAYAN PAJAK WAJIB PAJAK BESAR DUA, KANTOR PELAYANAN PAJAK MADYA
JAKARTA PUSAT DAN KANTOR PELAYANAN PAJAK MADYA BEKASI |
|
DEPARTEMEN
KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT
JENDERAL PAJAK ……………………………………………………….
(1) |
Nomor |
: |
|
…………...,……………..
20 …… |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
Sifat |
: |
Segera |
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
Lampiran |
: |
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||
Hal |
: |
Pengalihan
Unit Pelaksana Pemeriksaan
Pajak |
||||||||||||||||||||||||||||||||||
Yth.
Kepala Kantor …………………… |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Jalan
…………………………………..(5) |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Dengan
ini disampaikan bahwa pemeriksaan terhadap Wajib Pajak: |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Nama |
: |
…………………………………………………………………………… |
(6) |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
NPWP |
: |
|
(7) |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
Tahun
Pajak |
: |
|
(8) |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
Kode
Pemeriksaan |
: |
|
(9) |
|||||||||||||||||||||||||||||||||
dialihkan
pemeriksaannya dari …………………………………….(10)
ke ……………………………. …….(11) |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
dengan
alasan …………………………………. …………………..(12) |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Demikian
untuk menjadi perhatian. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Kepala
Kantor |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
………………………….
(13) |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
NIP |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tembusan: 1.
……………. (14) dst |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
PETUNJUK PENGISIAN SURAT PEMBERITAHUAN PENGALIHAN UNIT
PELAKSANA PEMERIKSAAN PAJAK |
Angka
1 |
: |
Diisi dengan nama Unit Pelaksana Pemeriksaan
Pajak (UP3) yang mengalihkan pemeriksaan. |
|
Angka
2 |
: |
Diisi dengan nomor surat. |
|
Angka
3 |
: |
Cukup jelas. |
|
Angka
4 |
: |
Cukup jelas. |
|
Angka
5.: |
: |
Diisi dengan nama dan alamat KPP Lama, Karikpa
atau Kantor Wilayah (tergantung jenis pemeriksaan). |
|
Angka
6 |
: |
Diisi dengan nama Wajib Pajak yang akan
diperiksa. |
|
Angka
7 |
: |
Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang baru
sebagai Wajib Pajak KPP Madya. |
|
Angka
8 |
: |
Diisi dengan Tahun Pajak yang diperiksa. |
|
Angka
9 |
: |
Diisi dengan Kode Pemeriksaan. |
|
Angka
10 |
: |
Diisi dengan UP3 lama. |
|
Angka
11 |
: |
Diisi dengan UP3 baru. |
|
Angka
12 |
: |
Diisi dengan alasan pengalihan{pelaksanaan
pemeriksaan pajak. |
|
Angka
13 |
: |
Diisi dengan nama, NIP, dan tanda tangan Kepala
serta cap jabatan. |
|
Angka
14 |
: |
Tembusan dikirim kepada: |
|
|
1. |
Direktur Pemeriksaan, Penyidik`an dan Penagihan
Pajak |
|
|
2. |
Kepala Kantor Wilayah terkait, |
|
|
3. |
Kepala KPP terkait, dan |
|
|
4. |
Kepala Karikpa terkait. |
LAMPIRAN
V PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL PAJAK |
||
NOMOR |
: |
PER-45/PJ./2007 |
TENTANG |
: |
TATA CARA PEMINDAHAN WAJIB PAJAK DALAM RANGKA PENAMBAHAN
WAJIB PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK WAJIB PAJAK BESAR SATU, KANTOR
PELAYAN PAJAK WAJIB PAJAK BESAR DUA, KANTOR PELAYANAN PAJAK MADYA JAKARTA
PUSAT DAN KANTOR PELAYANAN PAJAK MADYA BEKASI |
PELAKSANAAN PENGEMBALIAN KELEBIHAN
PEMBAYARAN PAJAK TERHADAP WAJIB PAJAK KRITERIA TERTENTU SEBAGAIMANA
DIATUR DALAM PASAL 17C UNDANG-UNDANG KETENTUAN UMUM PERPAJAKAN
YANG DIPINDAHKAN KE KANTOR PELAYANAN PAJAK BARU |
|||
A. |
PELAKSANAAN
PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK PENGHASILAN |
||
|
1. |
Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran
Pajak Penghasilan yang diterima sebelum tanggal 9 April 2007 diproses oleh
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Lama. |
|
|
2. |
Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan
Kelebihan Pajak (SKPPKP) yang belum diterbitkan sampai dengan tanggal 9 April
2007 atas permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a tetap diproses oleh
KPP Lama, namun penerbitan SKPKPP tersebut dilakukan oleh KPP Baru. |
|
|
3. |
Berkas penelitian Permohonan Pengembalian Kelebihan
Pembayaran Pajak |
|
|
|
a. |
Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam huruf b
wajib dikirim ke KPP Baru paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sebelum jatuh
tempo penerbitan SKPPKP. |
|
4. |
Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak
Penghasilan yang diterima sejak tanggal 9 April 2007 diproses oleh KPP Baru. |
|
|
5. |
Berkas Permohonan Pengembalian Kelebihan
Pembayaran Pajak Penghasilan yang telah diterbitkan SKPPKP sebelum tanggal 9 April
2007, harus dikirim ke KPP Madya paling lambat tanggal 5 April 2007 dengan
menggunakan Surat Pengantar Khusus. |
|
B. |
PELAKSANAAN PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN
PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) DAN ATAU PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH
(PPnBM) |
||
|
1. |
Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran
PPN dan atau PPnBM yang diterima sebelum tanggal 9 April 2007 diproses oleh
KPP Lama. |
|
|
2. |
SKPPKP yang belum diterbitkan sampai dengan tanggal
9 April 2007 atas permohonan sebagaimana dimaksud dalam huruf a tetap
diproses oleh KPP Lama, namun penerbitan SKPKPP tersebut dilakukan oleh KPP
Baru. |
|
|
3. |
Berkas penelitian Permohonan Pengembalian Kelebihan
Pembayaran PPN dan atau PPnBM sebagaimana dimaksud dalam huruf b wajib
dikirim ke KPP Baru paling lambat 3 (tiga) hari kerja sebelum jatuh tempo
penerbitan SKPPKP |
|
|
4. |
Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran
PPN dan atau PPnBM yang diterima sejak tanggal 9 April 2007 diproses oleh KPP
Baru. |
|
|
5. |
Berkas Permohonan Pengembalian Kelebihan
Pembayaran PPN dan atau PPnBM yang telah diterbitkan SKPPKP sebelum tanggal 9
April 2007, harus dikirim ke KPP Baru paling lambat tanggal 5 April 2007
dengan menggunakan Surat Pengantar Khusus. |
|
DIREKTUR JENDERAL, ttd, DARMIN NASUTION NIP 130605098 |
LAMPIRAN
VI PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL PAJAK |
||
NOMOR |
: |
PER-45/PJ./2007 |
TENTANG |
: |
TATA CARA PEMINDAHAN WAJIB PAJAK DALAM RANGKA
PENAMBAHAN WAJIB PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK WAJIB PAJAK BESAR SATU,
KANTOR PELAYAN PAJAK WAJIB PAJAK BESAR DUA, KANTOR PELAYANAN PAJAK MADYA
JAKARTA PUSAT DAN KANTOR PELAYANAN PAJAK MADYA BEKASI |
PELAKSANAAN PENAGIHAN AKTIF DAN PEMBERIAN
ANGSURAN ATAU PENUNDAAN PEMBAYARAN UTANG PAJAK KEPADA
WAJIB PAJAK YANG DIPINDAHKAN KE KANTOR PELAYANAN PAJAK BARU |
|||
A. |
STP BUNGA PENAGIHAN |
||
|
1. |
Penerbitan STP Bunga Penagihan sebelum tanggal
9 April 2007 dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Lama |
|
|
2. |
Penerbitan STP Bunga Penagihan sejak tanggal 9
April 2007 dilakukan oleh KPP Baru. |
|
B. |
SURAT TEGURAN |
||
|
1. |
Penerbitan Surat Teguran sebelum tanggal 9
April 2007 dilakukan oleh KPP Lama |
|
|
2. |
Penerbitan Surat Teguran sejak tanggal 9 April
2007 dilakukan oleh KPP Baru. |
|
C. |
PENAGIHAN PAJAK SEKETIKA DAN SEKALIGUS |
||
|
1. |
Penerbitan Surat Penagihan Pajak Seketika dan
Sekaligus sebelum tanggal 9 April 2007 dilakukan oleh KPP Lama. |
|
|
2. |
Penerbitan Surat Penagihan Pajak Seketika dan
Sekaligus sejak tanggal 9 April 2007 dilakukan oleh KPP Baru. |
|
D. |
SURAT PAKSA |
||
|
1. |
Penerbitan dan penyampaian Surat Paksa sebelum
tanggal 9 April 2007 dilakukan oleh KPP Lama. |
|
|
2. |
Penerbitan dan penyampaian Surat Paksa sejak
tanggal 9 April 2007 dilakukan oleh KPP Baru. |
|
E. |
SURAT PERINTAH MELAKSANAKAN PENYITAAN (SPMP) |
||
|
1. |
Penerbitan dan pelaksanaan SPMP sebelum tanggal
9 April 2007 dilakukan oleh KPP Lama. |
|
|
2. |
Penerbitan dan pelaksanaan SPMP sejak tanggal 9
April 2007 dilakukan oleh KPP Baru. |
|
F. |
PENGUMUMAN LELANG |
||
|
1. |
Proses Pengumuman Lelang atas objek sita yang
sesuai ketentuan sudah harus dilakukan sebelum tanggal 9 April 2007
dilaksanakan oleh KPP Lama. |
|
|
2. |
Proses Pengumuman Lelang atas objek sita yang sesuai
ketentuan sudah harus dilakukan sejak tanggal 9 April 2007, dilaksanakan oleh
KPP Baru. |
|
G. |
PELAKSANAAN LELANG |
||
|
1. |
Pelaksanaan Lelang atas objek sita yang sesuai
ketentuan sudah harus dilelang sebelum tanggal 9 April 2007 harus dihadiri/disaksikan
oleh Pejabat KPP Lama. |
|
|
2. |
Pelaksanaan Lelang atas objek sita yang sesuai
ketentuan sudah harus dilelang sejak tanggal 9 April 2007 harus
dihadiri/disaksikan oleh Pejabat KPP Lama dan Pejabat KPP Baru. |
|
|
3. |
Pembayaran Pajak dari hasil pelelangan objek
sita yang dimiliki oleh Wajib Pajak KPP Baru yang disetor sejak tanggal 9
April 2007, menggunakan identitas NPWP baru sebagai Wajib Pajak KPP Baru. |
|
H. |
PEMBERIAN ANGSURAN ATAU PENUNDAAN PEMBAYARAN UTANG
PAJAK |
||
|
1. |
Permohonan Angsuran atau Penundaan Pembayaran
Utang Pajak yang diterima sebelum tanggal 9 April 2007 diproses oleh KPP
Lama. |
|
|
2. |
Penerbitan Keputusan atas permohonan Angsuran atau
Penundaan Pembayaran Utang Pajak sebelum tanggal 9 April 2007 dilakukan oleh
KPP Lama. |
|
|
3. |
Dalam hal permohonan Angsuran atau Penundaan
Pembayaran Utang Pajak yang diterima sebelum tanggal 9 April 2007 belum
diterbitkan keputusannya, diatur sebagai berikut: |
|
|
|
a. |
Berkas permohonan Angsuran atau Penundaan
Pembayaran Utang Pajak tersebut harus dikirim ke KPP Baru paling lambat 5
(lima) hari kerja sebelum jatuh tempo penerbitan Surat Persetujuan/Penolakan
Angsuran atau Penundaan Pembayaran Pajak dengan Surat Pengantar Khusus. |
|
|
b. |
Penerbitan Keputusan atas permohonan Angsuran
atau Penundaan Pembayaran Utang Pajak dilakukan oleh KPP Baru. |
|
4. |
Permohonan Angsuran atau Penundaan Pembayaran Utang
Pajak yang diterima sejak tanggal 9 April 2007 diproses oleh KPP Baru. |
|
DIREKTUR JENDERAL, ttd, DARMIN NASUTION NIP 130605098 |
LAMPIRAN
VII PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL PAJAK |
||
NOMOR |
: |
PER-45/PJ./2007 |
TENTANG |
: |
TATA CARA PEMINDAHAN WAJIB PAJAK DALAM RANGKA
PENAMBAHAN WAJIB PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK WAJIB PAJAK BESAR SATU,
KANTOR PELAYAN PAJAK WAJIB PAJAK BESAR DUA, KANTOR PELAYANAN PAJAK MADYA JAKARTA
PUSAT DAN KANTOR PELAYANAN PAJAK MADYA BEKASI |
PELAKSANAAN PENYELESAIAN PEMBETULAN,
KEBERATAN, BANDING, PENGURANGAN/PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI DAN
PENGURANGAN/ PEMBATALAN KETETAPAN PAJAK YANG TIDAK BENAR TERHADAP WAJIB PAJAK
YANG DIPINDAHKAN KE KANTOR PELAYANAN PAJAK BARU |
|||
A. |
PERMOHONAN PEMBETULAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD
DALAM PASAL 16 UNDANG-UNDANG' KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN (UU
KUP) |
||
|
1. |
Permohonan Pembetulan yang jatuh temponya paling
lambat tanggal 27 April 2007 harus diselesaikan oleh Kantor Pelayanan Pajak
(KPP) Lama sebelum tanggal 9 April 2007. |
|
|
2. |
Permohonan Pembetulan beserta dokumen
kelengkapannya selain sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan belum
diselesaikan oleh KPP Lama sampai dengan tanggal 9 April 2007 diatur sebagai
berikut: |
|
|
|
(a) |
Dialihkan ke Kantor Wilayah dengan Berita Acara
Serah Terima secara khusus paling lambat tanggal 16 April 2007 sepanjang surat
keputusan yang dibetulkan diterbitkan oleh Kepala Kantor Wilayah. |
|
|
(b) |
Dialihkan. ke KPP Baru dengan Berita Acara
Serah Terima secara khusus paling lambat tanggal 16 April 2007 sepanjang surat
keputusan yang dibetulkan diterbitkan oleh KPP Lama. |
|
3. |
Permohonan Pembetulan yang diselesaikan sebelum
tanggal 9 April 2007 dan tindak lanjutnya belum dilaksanakan oleh KPP Lama
sampai dengan tanggal 9 April 2007, diatur sebagai berikut: |
|
|
|
a. |
Surat Keputusan Pembetulan beserta Berkas
Permohonan Pembetulan dikirim ke KPP Baru dengan tembusan ke Kantor Wilayah
dengan menggunakan Surat Pengantar Khusus paling lambat 5 (lima) hari kerja
sebelum tanggal jatuh tempo. |
|
|
c. |
Dalam hal SK Pembetulan perlu ditindaklanjuti
dengan penerbitan Bukti Pbk atau SKPKPP dan SPMKP, penerbitannya dilaksanakan
oleh KPP Baru. |
B. |
PERMOHONAN KEBERATAN SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM
PASAL 25 UU KUP |
||
|
1. |
Permohonan Keberatan yang jatuh temponya paling
lambat tanggal 1 Juni 2007 harus diselesaikanoleh KPP Lama sebelum tanggal 9
April 2007. |
|
|
2. |
Permohonan Keberatan beserta dokumen
kelengkapannya selain sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan belum diselesaikan
oleh KPP Lama sampai dengan tanggal 9 April 2007, dialihkan ke Kantor Wilayah
dengan Berita Acara Serah Terima secara khusus paling lambat tanggal 1 Mei
2007. |
|
|
3. |
Permohonan Keberatan yang diselesaikan sebelum
tanggal 9 April 2007 dan tindak lanjutnya belum dilaksanakan, diatur sebagai
berikut: |
|
|
|
a. |
Surat Keputusan Keberatan dan Berkas Keberatan
dikirim ke KPP Baru dengan tembusan ke Kantor Wilayah dengan menggunakan
Surat Pengantar Khusus harus dikirim ke KPP Baru paling lambat 5 (lima) hari
kerja sebelum tanggal jatuh tempo. |
|
|
b. |
Dalam hal SK Pembetulan perlu ditindaklanjuti
dengan penerbitan Bukti. Pbk atau SKPKPP dan SPMKP, penerbitannya dilaksanakan oleh KPP Baru. |
C. |
PERMOHONAN BANDING SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM
PASAL 27 UU KUP: |
||
|
1. |
Permintaan Uraian Banding yang diterima sebelum
tanggal 9 April 2007 diselesaikan oleh KPP Lama. |
|
|
2. |
Permintaan Uraian Banding dan fotokopi laporan penelitian
keberatannya yang diterima sejak tanggal 9 April 2007 diselesaikan oleh
Kantor Wilayah. |
|
|
3. |
Putusan Banding yang diterirna sebelum tanggal
9 April 2007 ditindaklanjuti oleh KPP Lama. |
|
|
4. |
Putusan Banding yang diterima sejak tanggal 9
April 2007 ditindaklanjuti oleh KPP Baru. |
|
|
5. |
Putusan Banding yang diterima oleh KPP Lama
sejak tanggal 9 April 2007 dikirimkan ke KPP Baru dengan tembusan ke Kantor
Wilayah paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak tanggal terima putusan
tersebut. |
|
|
6. |
Putusan Banding yang diterima oleh KPP Lama
tetapi belum selesai ditindaklanjuti sampai dengan, tanggal 9 April 2007,
harus dikirim ke KPP Baru paling lambat 5 (lima) hari kerja sebelum tanggal
jatuh tempo dan penyelesaian penerbitan Pemindahbukuan (Pbk), Perhitungan
Lebih (Plb), SKPKPP dan SPMKP, serta SPMIB dilaksanakan oleh KPP Baru. |
|
D. |
PERMOHONAN PENGURANGAN/PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI
ATAU PENGURANGAN/ PEMBATALAN KETETAPAN PAJAK YANG TIDAK BENAR SEBAGAIMANA
DIMAKSUD DALAM PASAL 36 UU KUP |
||
|
1. |
Permohonan Pengurangan/Penghapusan Sanksi
Administrasi atau Pengurangan/Pembatalan Ketetapan Pajak Yang Tidak Benar
yang jatuh temponya paling lambat tanggal 23 April 2007 harus diselesaikan
oleh KPP Lama sebelum tanggal 9 April 2007. |
|
|
2. |
Permohonan Pengurangan/Penghapusan Sanksi
Administrasi atau Pengurangan/Pembatalan Ketetapan Pajak Yang Tidak Benar selain
sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan belum diselesaikan oleh KPP Lama sampai
dengan tanggal 9 April 2007,;dialihkan ke Kantor Wilayah dengan Berita Acara
Serah Terima secara khusus paling lambat tanggal 13 April 2007. |
|
|
3. |
Permohonan Pengurangan/Penghapusan Sanksi
Administrasi atau Pengurangan/ Pembatalan Ketetapan Pajak Yang Tidak Benar
yang diselesaikan sebelum tanggal 9 April 2007 dan tindak lanjutnya belum
dilaksanakan oleh KPP Lama sampai dengan tanggal 9 April 2007, diatur sebagai
berikut: |
|
|
|
a. |
Surat Keputusan Pengurangan/Penghapusan Sanksi
Administrasi atau Pengurangan/Pembatalan Ketetapan Pajak Yang tidak Benar dan
berkas permohonannya dikirim ke KPP Baru dengan tembusan ke Kantor Wilayah dan
menggunakan Surat Pengantar Khusus paling lambat 5 (lima) hari kerja sebelum
tanggal jatuh tempo. |
|
|
b. |
Dalam hal Surat Keputusan
Pengurangan/Penghapusan Sanksi Administrasi atau Pengurangan/Pembatalan Ketetapan
Pajak Yang Tidak Benar perlu ditindaklanjuti dengan penerbitan Bukti Pbk,
SKPKPP, dan SPMKP, penerbitannya dilaksanakan oleh KPP Baru. |
DIREKTUR JENDERAL, ttd, DARMIN NASUTION NIP 130605098 |