|
LAMPIRAN
I |
|
PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL PAJAK |
|
NOMOR |
: |
PER-27/PJ/2009 |
|
TANGGAL |
: |
07
April 2009 |
TATA CARA PEMBERITAHUAN KEPADA
WAJIB PAJAK DAN/ATAU
PENGUSAHA KENA PAJAK
- KPP Lama agar segera mengirimkan surat pemberitahuan kepada
Wajib
Pajak paling lama 5 (lima) hari kerja setelah tanggal SMT tentang
perpindahan status terdaftar Wajib Pajak di KPP Wajib Pajak Besar Orang
Pribadi termasuk nama, alamat dan nomor telepon KPP Wajib Pajak Besar
Orang Pribadi disertai dengan penjelasan umum tentang kebijakan dalam
rangka pemindahan Wajib Pajak dan/atau Pengusaha Kena Pajak sesuai
contoh formulir pada Lampiran I-1 Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini.
- KPP Lama agar mengkompilasi pengiriman dan penerimaan surat
pemberitahuan tersebut, termasuk bukti penerimaan surat dan bukti
pengembalian surat dari pegawai Direktorat Jenderal Pajak, PT. Pos
Indonesia atau perusahaan jasa kurir lainnya yang menyampaikan surat
pemberitahuan tersebut dalam hal alamat Wajib Pajak tidak diketemukan.
- KPP Lama membuat Daftar Pengiriman Surat Pemberitahuan
sesuai
formulir pada Lampiran I-2 Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini dan
menyampaikannya kepada KPP Wajib Pajak Besar Orang Pribadi paling lama
15 (lima belas) hari kerja sejak SMT dengan tembusan kepada Kepala
Kanwil Lama dan Kepala Kanwil DJP WP Besar.
DIREKTUR JENDERAL PAJAK,
ttd.
DARMIN NASUTION
NIP 130605098
|
LAMPIRAN
I-1 |
|
PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL PAJAK |
|
NOMOR |
: |
PER-27/PJ/2009 |
|
TANGGAL |
: |
07
April 2009 |
|
DEPARTEMEN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK........(1)
KANTOR PELAYANAN PAJAK ...................(2)
.............................................
.............................................
....................................... (3) |
.............................................
.............................................
.............................. (4) |
|
Nomor |
: |
....................... (5) |
........,............. 200.... (6) |
Sifat |
: |
Sangat Segera |
|
Hal |
: |
Pemberitahuan Tempat Terdaftar |
|
Yth.
…………………………
(7)
…………………………
(8)
Sehubungan dengan dilakukannya pemindahan tempat pendaftaran bagi Wajib
Pajak dan/atau tempat pelaporan usaha bagi Pengusaha Kena Pajak, maka
dengan ini kami
beritahukan bahwa sejak tanggal ......................(9), Saudara
terdaftar di Kantor
Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Orang Pribadi dengan Nomor Pokok
Wajib Pajak (NPWP) .................... (10) yang
beralamat di.............(11), dengan nomor telepon
....................(12).
Berkenaan dengan hal tersebut di atas, terdapat beberapa hal yang perlu
kami informasikan, yaitu:
- Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Orang Pribadi
selanjutnya
akan mengirimkan kepada Saudara Surat Keterangan Terdaftar (SKT), NPWP
dan Surat Pengukuhan
Pengusaha Kena Pajak dalam hal Saudara telah dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak.
Apabila Saudara belum mendapatkan dokumen-dokumen dimaksud, Saudara
dapat menghubungi
atau datang langsung ke Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Orang
Pribadi di
alamat tersebut di atas.
- Demi kelancaran dan kemudahan dalam pemenuhan kewajiban
perpajakan,
kami menghimbau untuk menggunakan NPWP baru dalam pemenuhan kewajiban
perpajakan
Saudara, sejak diterimanya SKT, NPWP dan Surat Pengukuhan Pengusaha
Kena Pajak.
- Apabila Saudara membutuhkan informasi lebih lanjut atas
pemindahan
tempat terdaftar ini, Saudara dapat menghubungi Kantor Pelayanan Pajak
kami dengan
Saudara...................(13) pada nomor telepon
.........................(14) atau langsung datang
ke Kantor Pelayanan Pajak kami atau ke Kantor Pelayanan Pajak Wajib
Pajak Besar Orang Pribadi.
Demikian disampaikan pemberitahuan ini untuk diketahui. Kami
mengucapkan terima kasih atas kerjasama Saudara atas pemenuhan
kewajiban perpajakan yang telah
Saudara laksanakan selama ini di Kantor Pelayanan Pajak kami.
Kepala Kantor
......................... (15)
NIP ......................
Tembusan : Kepala KPP WP Besar Orang Pribadi
PETUNJUK PENGISIAN SURAT PEMBERITAHUAN
KEPADA WAJIB PAJAK MENGENAI PEMINDAHAN
TEMPAT TERDAFTAR
Angka
1 |
: |
Diisi
dengan nama Kanwil atasan Unit KPP yang menerbitkan
Surat Pemberitahuan kepada Wajib Pajak. |
Angka
2 |
: |
Diisi
dengan nama Unit KPP yang menerbitkan Surat
Pemberitahuan kepada Wajib Pajak. |
Angka
3 |
: |
Diisi
dengan alamat lengkap Unit KPP yang membuat dan
mengeluarkan Surat Pemberitahuan kepada Wajib Pajak. |
Angka
4 |
: |
Diisi
dengan nomor telepon dan faksimili Unit KPP yang
membuat dan mengeluarkan Surat Pemberitahuan kepada Wajib Pajak. |
Angka
5 |
: |
Diisi
dengan nomor Surat Pemberitahuan kepada Wajib Pajak. |
Angka
6 |
: |
Diisi
dengan tanggal, bulan dan tahun dibuatnya Surat
Pemberitahuan kepada Wajib Pajak. |
Angka
7 |
: |
Diisi
dengan nama Wajib Pajak. |
Angka
8 |
: |
Diisi
dengan alamat Wajib Pajak. |
Angka
9 |
: |
Diisi
dengan tanggal SMT. |
Angka
10 |
: |
Diisi
dengan NPWP Baru. |
Angka
11 |
: |
Diisi
dengan alamat KPP Wajib Pajak Besar Orang Pribadi. |
Angka
12 |
: |
Diisi
dengan nomor telepon KPP Wajib Pajak Besar Orang
Pribadi. |
Angka
13 |
: |
Diisi
dengan nama Account Representative atas Wajib Pajak di
KPP Lama. |
Angka
14 |
: |
Diisi
dengan nomor telepon KPP Lama dari Account
Representative atas Wajib Pajak di KPP Lama yang dapat dihubungi. |
Angka
15 |
: |
Diisi
dengan nama, NIP, dan tanda tangan Kepala Kantor serta
cap jabatan. |
|
LAMPIRAN
I-2 |
|
PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL PAJAK |
|
NOMOR |
: |
PER-27/PJ/2009 |
|
TANGGAL |
: |
07
April 2009 |
|
DEPARTEMEN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK........(1)
KANTOR PELAYANAN PAJAK ...................(2)
|
DAFTAR PENGIRIMAN SURAT PEMBERITAHUAN KEPADA WAJIB PAJAK
ATAS PERUBAHAN TEMPAT TERDAFTAR
UNTUK DISAMPAIKAN KE KPP WP BESAR ORANG PRIBADI
No. |
Nama Wajib Pajak |
NPWP |
Alamat |
Diterima/Tidak Diterima |
Diterima oleh/surat
kembali |
Tgl Terima/Tgl
Kembali |
(1) |
(2) |
(3) |
(4) |
(5) |
(6) |
1. |
...................................... |
|
|
|
|
2. |
...................................... |
|
|
|
|
................................20...(3)
Kepala Kantor
...................................... (4)
NIP................................
Tembusan:
- Kepala Kantor Wilayah .........................(5)
- Kepala Kantor Wilayah DJP WP Besar
- Pertinggal
PETUNJUK PENGISIAN DAFTAR PENGIRIMAN
SURAT PEMBERITAHUAN KEPADA WAJIB PAJAK
ATAS PERUBAHAN TEMPAT TERDAFTAR
Angka
1 |
: |
Diisi
dengan nama Kanwil atasan Unit KPP yang membuat dan
mengeluarkan Daftar Pengiriman Surat Pemberitahuan kepada Wajib Pajak
Atas Perubahan Tempat Terdaftar. |
Angka
2 |
: |
Diisi
dengan nama Unit KPP (dengan alamat yang lengkap
termasuk nomor telepon dan faksimili) yang membuat dan mengeluarkan
Daftar Pengiriman Surat Pemberitahuan kepada Wajib Pajak Atas Perubahan
Tempat Terdaftar. |
Angka
3 |
: |
Diisi
dengan tempat, tanggal, bulan dan tahun dibuatnya
Daftar Pengiriman Surat Pemberitahuan kepada Wajib Pajak Atas Perubahan
Tempat Terdaftar. |
Angka
4 |
: |
Diisi
dengan nama, NIP, dan tanda tangan Kepala Kantor serta
cap jabatan. |
Angka
5 |
: |
Diisi
dengan pejabat Kepala Kanwil atasan Unit KPP yang
membuat dan mengeluarkan Daftar Pengiriman Surat Pemberitahuan kepada
Wajib Pajak. |
KOLOM |
|
|
Kolom
1 |
: |
Cukup
jelas. |
Kolom 2 |
: |
Diisi
dengan nama Wajib Pajak yang dikirimi surat
pemberitahuan. |
Kolom 3 |
: |
Diisi
dengan Nomor Pokok Wajib Pajak. |
Kolom 4 |
: |
Diisi
dengan alamat Wajib Pajak dan atau Nomor Pokok
Pengusaha Kena Pajak. |
Kolom 5 |
: |
Diisi
dengan penerima surat apabila surat diterima oleh Wajib
Pajak dan surat kembali apabila surat tidak diterima. |
Kolom 6
|
: |
Diisi
dengan tanggal surat pemberitahuan diterima atau
tanggal kembali berdasarkan keterangan dari pengantar. |
|
LAMPIRAN
II |
|
PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL PAJAK |
|
NOMOR |
: |
PER-27/PJ/2009 |
|
TANGGAL |
: |
07
April 2009 |
TATA CARA PENANGANAN BERKAS WAJIB
PAJAK
- KPP Lama dan KPP WP Besar Orang Pribadi
- KPP Lama bertanggung jawab atas kelengkapan dan keutuhan
seluruh Berkas Wajib Pajak dan Data Wajib Pajak yang akan
diadministrasikan di KPP WP Besar Orang Pribadi.
- KPP Lama melakukan inventarisasi dan pembenahan Berkas
Wajib
Pajak dan Data Wajib Pajak yang akan diadministrasikan di KPP WP Besar
Orang Pribadi.
- KPP Lama harus mengembalikan seluruh berkas yang dipinjam
dari
Wajib Pajak yang telah selesai digunakan dalam proses pemberian
pelayanan yang terkait dengan permohonan Wajib Pajak dan pemeriksaan.
- Tata cara pemindahan Berkas Wajib Pajak dan Data Wajib
Pajak:
- KPP Lama meneliti dan memberi tanda khusus dengan warna
yang berbeda pada berkas Wajib Pajak, meliputi:
- Berkas Induk, anak berkas, dan berkas lainnya di
Seksi Pelayanan (hijau)
- Berkas pemeriksaan serta berkas surat/dokumen di
Seksi Pemeriksaan (merah)
- Berkas penagihan secara lengkap dan berkas
surat/dokumen lainnya di Seksi Penagihan (biru)
- Berkas data Wajib Pajak di Seksi PDI (kuning)
- Berkas pengawasan pembayaran masa, berkas keberatan,
dan
berkas surat/dokumen lainnya di seksi Pengawasan dan konsultasi (putih).
- KPP Lama mengisi dan melengkapi Daftar Isi Berkas Wajib
Pajak
pada setiap berkas sesuai check list sesuai formulir pada Lampiran II-1
Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini;
- KPP Lama membuat daftar berkas yang akan diserahkan
kepada
KPP WP Besar Orang Pribadi sebagai lampiran Berita Acara Serah Terima
Berkas sesuai formulir pada Lampiran II-3 Peraturan Direktur Jenderal
Pajak ini;
- Penyerahan Berkas Wajib Pajak berikut Berita Acara
Serah
Terima Berkas, termasuk berkas-berkas yang diminta dan telah diserahkan
oleh Wajib Pajak yang sedang dalam proses yang tanggung jawab
penyelesaiannya berada pada KPP Wajib Pajak Besar Orang Pribadi, harus
sudah diselesaikan oleh KPP Lama paling lama 1 (satu) hari sebelum SMT;
- Berkas Wajib Pajak yang sedang dalam proses
penyelesaian
menjadi tanggung jawab KPP Lama, termasuk berkas-berkas yang diminta
dan telah diserahkan oleh Wajib Pajak, harus sudah dikirim oleh KPP
Lama secara lengkap paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah proses
tersebut diselesaikan atau 7 (tujuh) hari kerja sebelum batas akhir
penyelesaian, kecuali yang telah diatur dalam Lampiran Peraturan
Direktur Jenderal ini.
- KPP WP Besar Orang Pribadi agar segera
mengadministrasikan
Berkas Wajib Pajak yang telah diterima paling lama 1 (satu) bulan sejak
diterimanya Berkas Wajib Pajak, agar tidak terjadi permasalahan dalam
pelayanan kepada Wajib Pajak dan permasalahan dalam penyelesaian proses
administrasi lainnya.
- Kanwil Lama dan Kanwil DJP Wajib Pajak Besar
- Kanwil Lama bertanggung jawab atas kelengkapan dan
keutuhan seluruh berkas Wajib Pajak dan Data Wajib Pajak di Kanwil Lama.
- Kanwil Lama melakukan inventarisasi dan pembenahan Berkas
Wajib Pajak dan Data Wajib Pajak di Kanwil Lama.
- Kanwil Lama harus mengembalikan seluruh berkas yang
dipinjam
dari Wajib Pajak yang telah selesai digunakan dalam proses pemberian
pelayanan yang terkait dengan permohonan Wajib Pajak, pemeriksaan,
pemeriksaan bukti permulaan dan penyidikan kepada Wajib Pajak paling
lambat 3 (tiga) hari kerja setelah proses tersebut diselesaikan.
- Tata cara pemindahan Berkas Wajib Pajak dan Data Wajib
Pajak:
- Kanwil Lama mengisi dan melengkapi Daftar Isi Berkas
Wajib
Pajak pada setiap berkas sesuai check list sesuai formulir pada
Lampiran II-2 Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini;
- Kanwil Lama membuat daftar berkas yang akan diserahkan
kepada
Kanwil DJP Wajib Pajak Besar sebagai lampiran Berita Acara Serah Terima
Berkas sesuai formulir pada Lampiran II-3 Peraturan Direktur Jenderal
Pajak ini;
- Penyerahan Berkas Wajib Pajak berikut Berita Acara
Serah
Terima Berkas, termasuk berkas-berkas yang diminta dan telah diserahkan
oleh Wajib Pajak yang sedang dalam proses yang tanggung jawab
penyelesaiannya berada pada Kanwil DJP Wajib Pajak Besar, harus sudah
diselesaikan oleh Kanwil Lama paling lama 1 (satu) hari sebelum SMT;
- Berkas Wajib Pajak yang menjadi tanggung jawab Kanwil
Lama
dalam penyelesaian proses, termasuk berkas-berkas yang diminta dan
telah diserahkan oleh Wajib Pajak, harus sudah dikirim oleh Kanwil Lama
secara lengkap paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah proses tersebut
diselesaikan atau 7 (tujuh) hari kerja sebelum batas akhir
penyelesaian, kecuali yang telah diatur dalam Lampiran Peraturan
Direktur Jenderal ini.
- Berkas Wajib Pajak yang masih digunakan oleh Kanwil
Lama
untuk menyelesaikan proses pekerjaan sebagaimana diatur dalam lampiran
IV s.d. Lampiran X Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini, termasuk
berkas-berkas yang diminta dan telah diserahkan oleh Wajib Pajka, harus
sudah dikirim oleh Kanwil Lama ke Kanwil DJP Wajib Pajak Besar secara
lengkap paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah proses tersebut
diselesaikan.
DIREKTUR JENDERAL PAJAK,
ttd.
DARMIN NASUTION
NIP 130605098
|
LAMPIRAN
II-3 |
|
PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL PAJAK |
|
NOMOR |
: |
PER-27/PJ/2009 |
|
TANGGAL |
: |
07
April 2009 |
|
DEPARTEMEN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
.................................................................................
.............................................
.............................................
|
Telepon .....................
Faksimili ....................
|
|
BERITA ACARA SERAH TERIMA BERKAS
WAJIB PAJAK
Nomor: BA- ……… .....(1)
Pada hari ini ……… tanggal
……, bulan
……, tahun ……
jam…… bertempat
di …….........., kami masing-masing:
- ……(nama pejabat), ..… (NIP
dan jabatan), selanjutnya disebut Pihak Pertama
dan
- ……(nama pejabat), ..… (NIP
dan jabatan), selanjutnya disebut Pihak Kedua,
telah melaksanakan:
- Serah terima/pengalihan berkas Wajib Pajak sesuai daftar
terlampir, dimana Pihak Pertama menyerahkan berkas Wajib Pajak kepada
Pihak Kedua atau sama dengan Pihak Kedua menerima penyerahan berkas
Wajib Pajak dari Pihak Pertama;
- Kelengkapan berkas yang telah diserahkan dari Pihak Pertama
kepada Pihak Kedua untuk selanjutnya menjadi tanggung jawab Pihak Kedua.
Demikian Berita Acara ini dibuat dengan sesungguhnya berdasarkan
ketentuan dalam Peraturan Direktur Jenderal Nomor PER-27/PJ/2009
tentang Tata Cara Penatausahaan Wajib Pajak Dan/Atau Pengusaha Kena
Pajak Dalam Rangka Pemindahan Wajib Pajak Dan/Atau Pengusaha Kena Pajak
Ke Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Orang Pribadi.
Setelah dibacakan, dijelaskan dan dimengerti oleh yang bersangkutan,
kemudian dikukuhkan dengan membubuhkan tanda tangan berikut ini.
Pihak Kedua,
(nama jabatan)
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP ……………
|
Mengetahui/Mengesahkan:
(nama jabatan)
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP …………… |
Dibuat di
...........................
pada tanggal
……………..
Pihak Pertama,
(nama jabatan)
(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP ....................
|
|
LAMPIRAN
III |
|
PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL PAJAK |
|
NOMOR |
: |
PER-27/PJ/2009 |
|
TANGGAL |
: |
07
April 2009 |
TATA CARA PEMBAYARAN DAN
PENYETORAN PAJAK OLEH WAJIB PAJAK
- pembayaran dan penyetoran pajak yang dilakukan oleh Wajib
Pajak
sejak Saat mulai Terdaftar (SMT), menggunakan NPWP baru sejak tanggal
SMT.
- Apabila pembayaran dan penyetoran pajak dilakukan oleh
Wajib
Pajak dengan menggunakan NPWP lama sampai dengan 2 (dua) bulan sejak
SMT, baik SSP sebagai pembayaran dalam lampiran SPT, sebagai SPT maupun
SSP dalam pembayaran skp atau STP, pembayaran dan penyetoran tersebut
dianggap sah.
- Terhadap penggunaan NPWP lama dalam dokumen pembayaran
(SSP)
sebagaimana dimaksud pada butir 2, KPP Lama agar melakukan
Pemindahbukuan (Pbk) secara jabatan dengan mencantumkan NPWP baru, dan
menyampaikan bukti pemindahbukuan kepada Wajib Pajak melalui KPP Wajib
Pajak Besar Orang Pribadi.
DIREKTUR JENDERAL PAJAK,
ttd.
DARMIN NASUTION
NIP 130605098
|
LAMPIRAN
IV |
|
PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL PAJAK |
|
NOMOR |
: |
PER-27/PJ/2009 |
|
TANGGAL |
: |
07
April 2009 |
TATA CARA PELAPORAN, PENERIMAAN,
DAN PEREKAMAN
SURAT PEMBERITAHUAN
(SPT), SSP DAN DATA ALAT KETERANGAN
1. |
SPT
yang meliputi SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi, SPT Tahunan PPh
Pasal 21, SPT Masa PPh Pasal 21/26, Pasal 22, Pasal 23/26, Pasal 25,
Pasal 4 ayat (2), Pasal 15, PPN dan PPnBM, yang disampaikan oleh Wajib
Pajak sejak SMT, diterima dan diproses oleh KPP Wajib Pajak Besar Orang
Pribadi dengan menerbitkan Bukti Penerimaan Surat dan Lembar Pengawasan
Arus Dokumen. |
2. |
Apabila
SPT disampaikan oleh Wajib Pajak ke KPP Lama dengan menggunakan
NPWP Lama atau NPWP Baru setelah SMT, baik dalam bentuk media kertas
atau media elektronik (e-SPT/e-filing), KPP Lama agar tetap menerima
SPT tersebut sampai dengan 2 (dua) bulan sejak SMT. Penerimaan SPT
tersebut dilakukan dengan merekam data SPT ke dalam aplikasi sistem
informasi perpajakan melalui menu penerimaan surat lain-lain yang
meliputi data NPWP dengan kode KPP Wajib Pajak Besar Orang Pribadi,
nama Wajib Pajak, jenis SPT, tanggal penerimaan SPT, jumlah pembayaran,
dan nomor NTPN, serta menerbitkan Bukti Penerimaan Surat. |
3. |
Apabila
SPT sebagaimana dimaksud pada butir 2 disampaikan melalui media
elektronik (e-SPT), KPP Lama agar meng-copy seluruh data yang
disampaikan oleh Wajib Pajak ke dalam media elektronik lain, dan
digabungkan dengan Induk SPT untuk dikirim ke KPP Wajib Pajak Besar
Orang Pribadi. |
4. |
KPP
Lama membuat Surat Pengantar Pengiriman SPT dengan menggunakan
formulir sesuai Lampiran IV-1 Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini
dalam rangkap 5 dengan dilampiri hasil cetakan (print out) register
harian penerimaan surat lain-lain dan memberi tanda khusus atas
penerimaan SPT. |
5. |
Surat
Pengantar Pengiriman SPT sebagaimana dimaksud pada butir 4 wajib
dikirim oleh KPP Lama ke:
- KPP Wajib Pajak Besar Orang Pribadi, beserta SPT yang
diterima sesuai hasil cetakan register harian penerimaan surat
lain-lain;
- Kanwil Lama;
- Kanwil DJP Wajib Pajak Besar; dan
- Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan.
paling lama 3 (tiga) hari kerja berikutnya setelah diterimanya SPT. |
6. |
KPP
Wajib Pajak Besar Orang Pribadi menerima Surat Pengantar Pengiriman
SPT beserta SPT sebagaimana dimaksud pada butir 5 dan mengecek jumlah
SPT sesuai hasil cetakan register harian dari KPP Lama. |
7. |
Atas
SPT yang diterima sebagaimana dimaksud pada butir 6, KPP Wajib
Pajak Besar Orang Pribadi merekam tanggal penerimaan SPT sesuai tanggal
penerimaan di KPP Lama dan memproses sesuai ketentuan
pengadministrasian SPT yang berlaku. |
8. |
Kanwil
lama dan Kanwil DJP Wajib Pajak Besar mengkompilasi dan memantau
pelaksanaan penerimaan, pengiriman dan pengadministrasian SPT oleh KPP
Lama dan KPP Wajib Pajak Besar Orang Pribadi agar terlaksana dengan
baik. |
9. |
Direktorat
TIP mengkompilasi penerimaan SPT oleh KPP Lama dan KPP Wajib
Pajak Besar Orang Pribadi dan melakukan pengecekan secara sistem atas
jumlah SPT diterima dan tanggal penerimaan serta segera menyelesaikan
masalah perekaman yang muncul. |
10. |
Apabila
SPT disampaikan oleh Wajib Pajak ke KPP Wajib Pajak Besar Orang
Pribadi setelah SMT dengan menggunakan NPWP Lama, KPP Wajib Pajak Besar
Orang Pribadi agar meminta kepada Wajib Pajak untuk menambahkan kode
KPP Wajib Pajak Besar Orang Pribadi di atas atau di bawah kode KPP Lama
dengan mencoret kode KPP lama pada NPWP yang tercantum dalam
seluruh lembar SPT dan Surat Setoran Pajak (kecuali Faktur
Pajak)
sedemikian rupa sehingga Kode KPP Lama masih tetap dapat terbaca dan
kemudian menerima serta memproses SPT sesuai ketentuan peneriman SPT
yang berlaku. |
11. |
Apabila
SPT disampaikan sebagaimana dimaksud pada butir 10 dengan
menggunakan media elektronik, KPP WP Besar Orang Pribadi agar meng-copy
data yang disampaikan oleh Wajib Pajak dan melakukan perubahan
sedemikian rupa sehingga kode KPP Lama dalam NPWP berubah menjadi kode
KPP Wajib Pajak Besar Orang Pribadi untuk selanjutnya dilakukan loading
data pada aplikasi sistem informasi perpajakan. |
12. |
Dalam
jangka waktu 2 (dua) bulan sejak SMT, KPP Lama tetap menerima
bukti pembayaran (SSP) dengan menggunakan NPWP lama, baik sebagai
lampiran SPT, sebagai SPT, atau sebagai pembayaran skp dan/atau STP
yang disampaikan Wajib Pajak. |
13. |
SSP
yang diterima oleh KPP Lama sebagaimana dimaksud dalam butir 12
direkam oleh KPP Lama. Khusus terhadap SSP yang bukan merupakan
lampiran SPT direkam di menu penerimaan surat lain-lain yang meliputi
data NPWP dengan kode KPP Wajib Pajak Besar Orang Pribadi, Nama WP,
Jenis pembayaran (Kode MAP), Nomor skp dan/atau STP, Tanggal pembayaran
SSP, Jumlah Pembayaran, serta menerbitkan Bukti Penerimaan Surat. |
14. |
KPP
Lama membuat Surat Pengantar Pengiriman SSP dengan menggunakan
formulir sesuai Lampiran IV-2 Peraturan Direktur Jenderal ini dalam
rangkap 5 dengan dilampiri hasil cetakan (print out) register harian
penerimaan surat lain-lain dan memberi tanda khusus atas penerimaan SSP. |
15. |
Surat
Pengantar Pengiriman SSP sebagaimana dimaksud pada butir 14 wajib
dikirim oleh KPP Lama ke:
- KPP Wajib Pajak Besar Orang Pribadi, beserta SSP yang
diterima sesuai hasil cetakan register harian penerimaan surat
lain-lain;
- Kanwil Lama;
- Kanwil DJP Wajib Pajak Besar; dan
- Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan.
paling lama 3 (tiga) hari kerja berikutnya setelah diterimanya SSP. |
16. |
Perekaman
SPT dan data dalam bentuk Alat Keterangan yang diterima di
KPP Lama sampai dengan 5 (lima) hari kerja sebelum SMT menjadi tanggung
jawab KPP Lama. |
17. |
Perekaman
SPT dan data dalam bentuk Alat Keterangan yang diterima di
KPP Lama sejak 4 (empat) hari kerja sebelum SMT menjadi tanggung jawab
KPP Wajib Pajak Besar Orang Pribadi. |
18. |
Perekaman
SPT Masa PPh Pasal 21/26, Pasal 22, Pasal 23/26, Pasal 25,
Pasal 4 ayat (2), Pasal 15, SPT Masa PPN dan SPT Tahunan PPh
sebagaimana dimaksud pada butir 1 dan butir 10 serta data dalam bentuk
Alat Keterangan yang diterima di KPP Wajib Pajak Besar Orang Pribadi
sejak SMT menjadi tanggung jawab KPP Wajib Pajak Besar Orang Pribadi. |
19. |
Perekaman
SPT Masa PPh Pasal 21/26, Pasal 22, Pasal 23/26, Pasal 25,
Pasal 4 ayat (2), Pasal 15, PPN dan PPnBM dan SPT Tahunan PPh yang
diterima oleh KPP Wajib Pajak Besar Orang Pribadi sebagaimana dimaksud
pada butir 7 menjadi tanggung jawab KPP Wajib Pajak Besar Orang Pribadi. |
20. |
Apabila
SPT yang diterima KPP Wajib Pajak Besar Orang Pribadi
sebagaimana pada butir 7 terdapat media elektronik sebagai lampiran SPT
yang disampaikan melalui media elektronik (e-SPT), KPP Wajib Pajak
Besar Orang Pribadi merekam data dalam media elektronik tersebut dengan
mengubah sedemikian rupa sehingga Kode KPP Lama dalam NPWP berubah
menjadi Kode KPP Wajib Pajak Besar Orang Pribadi untuk selanjutnya
dilakukan pengunggahan (upload) data pada aplikasi sistem informasi
perpajakan dengan terlebih dahulu mengubah database (format access atau
*.mdb) melalui aplikasi e-SPT oleh Account Representatif (AR) atau
Operator Concole (OC) untuk membuat file pelaporan (*.csv). |
21. |
KPP
Lama mengirimkan daftar Wajib Pajak e-filing ke KPP Wajib Pajak
Besar Orang Pribadi untuk diterbitkan pemberian nomor eFIN dan
ditembuskan ke Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan paling lambat
1 (satu) hari kerja sebelum SMT. |
22. |
KPP
Wajib Pajak Besar Orang Pribadi memberitahukan nomor eFIN baru kepada
Wajib Pajak bersamaan dengan pengiriman SKT. |
DIREKTUR JENDERAL PAJAK,
ttd.
DARMIN NASUTION
NIP 130605098
|
LAMPIRAN
IV-1 |
|
PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL PAJAK |
|
NOMOR |
: |
PER-27/PJ/2009 |
|
TANGGAL |
: |
07
April 2009 |
|
DEPARTEMEN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK........(1)
KANTOR PELAYANAN PAJAK ...................(2)
.............................................
.............................................
Kotak Pos .........
Homepage .......................
|
Telepon
.....................
...............
Faksimili ....................
|
|
Yth. Kepala KPP ...........(3)
……………………………..
…………………………….. |
..……..…,
…….. 200.. (4)
|
SURAT PENGANTAR PENGIRIMAN SPT
SP-
……/ ……/......(5)
No. |
SPT |
Jenis SPT |
Tanggal
Penerimaan |
Jumlah
Pembayaran |
Jumlah
lembar |
Nama
Wajib Pajak |
NPWP |
(1) |
(2) |
(3) |
(4) |
(5) |
(6) |
(7) |
|
|
|
|
|
|
|
Diterima tanggal
………………(7)
Yang menerima
.......………............(8)
.…………………...
(9)
NIP ....................... |
Kepala Kantor,
.…………………...
(6)
NIP ....................... |
Nomor Telepon : .........................(10)
Nomor Faksimili : .........................(11)
Tembusan:
- Direktur Teknologi Informasi Perpajakan,
- Kepala Kantor Wilayah .........................(12)
- Kepala Kantor Wilayah DJP Wajib Pajak Besar
- Pertinggal
PETUNJUK PENGISIAN
SURAT PENGANTAR
PENGIRIMAN SPT
Angka
1 |
: |
Diisi
dengan nama Kanwil atasan Unit KPP yang membuat dan mengeluarkan Surat
Pengantar Pengiriman SPT |
Angka
2 |
: |
Diisi
dengan nama Unit KPP yang membuat dan mengeluarkan Surat Pengantar
Pengiriman SPT |
Angka
3 |
: |
Diisi
dengan nama Unit KPP yang menerima Surat Pengantar Pengiriman SPT |
Angka
4 |
: |
Diisi
dengan tempat, tanggal, bulan dan tahun dibuatnya Surat Pengantar
Pengiriman SPT |
Angka
5 |
: |
Diisi
dengan nomor Surat Pengantar |
Angka
6 |
|
Diisi
dengan nama, NIP, dan tanda tangan Kepala Kantor serta cap jabatan |
Angka
7 |
: |
Diisi
dengan tanggal, bulan dan tahun diterimanya Surat Pengantar Pengiriman
SPT |
Angka
8 |
: |
Diisi
nama jabatan yang menerima Surat Pengantar Pengiriman SPT |
Angka
9 |
: |
Diisi
dengan nama, NIP, dan tanda tangan nama pejabat dan cap jabatan yang
menerima Surat Pengantar Pengiriman SPT |
Angka
10 |
: |
cukup
jelas |
Angka
11 |
: |
cukup
jelas |
Angka
12 |
: |
Diisi
dengan pejabat Kepala Kanwil atasan Unit KPP yang membuat dan
mengeluarkan Surat Pengantar Pengiriman SPT |
KOLOM |
|
|
Kolom
1 |
: |
Cukup
jelas |
Kolom
2 |
: |
Diisi
dengan nama Wajib Pajak |
Kolom
3 |
: |
Diisi
dengan Nomor Pokok Wajib Pajak |
Kolom
4 |
: |
Diisi
dengan jenis SPT yang dikirim/disampaikan seperti SPT Kurang Bayar, SPT
Lebih Bayar dan SPT Nihil) |
Kolom
5 |
: |
Diisi
dengan tanggal penerimaan SPT di KPP Lama |
Kolom
6 |
: |
Diisi
dengan jumlah pembayaran pajak |
Kolom
7 |
: |
Diisi
dengan jumlah lembar SPT beserta lampirannya yang dikirim/disampaikan |
|
LAMPIRAN
IV-2 |
|
PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL PAJAK |
|
NOMOR |
: |
PER-27/PJ/2009 |
|
TANGGAL |
: |
07
April 2009 |
|
DEPARTEMEN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK........(1)
KANTOR PELAYANAN PAJAK ...................(2)
.............................................
.............................................
Kotak Pos .........
Homepage .......................
|
Telepon
.....................
.....................
Faksimili ....................
|
|
Yth. Kepala KPP ...........(3)
……………………………..
…………………………….. |
..…..…,
…….. 200.. (4)
|
SURAT PENGANTAR PENGIRIMAN SSP
SP- ……/ ……/......(5)
No. |
SSP |
Jenis
Pembayaran |
Nomor
skp/STP |
Tanggal
Pembayaran |
Jumlah
Pembayaran |
Jumlah
lembar |
Nama
Wajib Pajak |
NPWP |
(1) |
(2) |
(3) |
(4) |
(5) |
(6) |
(7) |
(8) |
|
|
|
|
|
|
|
|
Diterima tanggal
………………(7)
Yang menerima
.......………............(8)
.…………………...
(9)
NIP ....................... |
Kepala Kantor,
.…………………...
(6)
NIP ....................... |
Nomor Telepon : .........................(10)
Nomor Faksimili : .........................(11)
Tembusan:
- Direktur Teknologi Informasi Perpajakan,
- Kepala Kantor Wilayah .........................(12)
- Kepala Kantor Wilayah DJP Wajib Pajak besar
- Pertinggal
PETUNJUK PENGISIAN
SURAT PENGANTAR PENGIRIMAN SSP
Angka
1 |
: |
Diisi
dengan nama Kanwil atasan Unit KPP yang membuat dan mengeluarkan Surat
Pengantar Pengiriman SSP |
Angka
2 |
: |
Diisi
dengan nama Unit KPP yang membuat dan mengeluarkan Surat Pengantar
Pengiriman SSP |
Angka
3 |
: |
Diisi
dengan nama Unit KPP yang menerima Surat Pengantar Pengiriman SSP |
Angka
4 |
: |
Diisi
dengan tempat, tanggal, bulan dan tahun dibuatnya Surat Pengantar
Pengiriman SSP |
Angka
5 |
: |
Diisi
dengan nomor Surat Pengantar |
Angka
6 |
: |
Diisi
dengan nama, NIP, dan tanda tangan Kepala Kantor serta cap jabatan |
Angka
7 |
: |
Diisi
dengan tanggal, bulan dan tahun diterimanya Surat Pengantar Pengiriman
SSP |
Angka
8 |
: |
Diisi
nama jabatan yang menerima Surat Pengantar Pengiriman SSP |
Angka
9 |
: |
Diisi
dengan nama, NIP, dan tanda tangan nama pejabat dan cap jabatan yang
menerima Surat Pengantar Pengiriman SSP |
Angka
10 |
: |
cukup
jelas |
Angka
11 |
: |
cukup
jelas
|
Angka
12 |
: |
Diisi
dengan pejabat Kepala Kanwil atasan Unit KPP yang membuat dan
mengeluarkan Surat Pengantar Pengiriman SSP |
KOLOM |
|
|
Kolom
1 |
: |
Cukup
jelas |
Kolom
2 |
: |
Diisi
dengan nama Wajib Pajak |
Kolom
3 |
: |
Diisi
dengan Nomor Pokok Wajib Pajak |
Kolom
4 |
: |
Diisi
dengan jenis pembayaran |
Kolom
5 |
: |
Diisi
dengan nomor skp dan/atau STP |
Kolom
6 |
: |
Diisi
dengan tanggal pembayaran |
Kolom
7 |
: |
Diisi
dengan jumlah pembayaran |
Kolom
8 |
: |
Diisi
dengan jumlah lembar SSP yang dikirim/disampaikan |
|
LAMPIRAN V |
|
PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL PAJAK |
|
NOMOR |
: |
PER-27/PJ/2009 |
|
TANGGAL |
: |
07
April 2009 |
TATA CARA PENERBITAN SURAT
KETERANGAN TERDAFTAR (SKT), NPWP DAN/ATAU
SURAT PENGUKUHAN
PENGUSAHA KENA PAJAK (PKP), DAN PENGGUNAAN FORMULIR
PERPAJAKAN SERTA FAKTUR
PAJAK
- KPP Wajib Pajak Besar Orang Pribadi menerbitkan SKT, NPWP
dan
Surat Pengukuhan PKP paling lama 5 (lima) hari kerja setelah tanggal
SMT dengan tanggal SMT sebagai tanggal mulai terdaftar dan tanggal
dikukuhkan.
- Dokumen sebagaimana dimaksud pada butir 1 dilampiri dengan
surat pengantar sesuai contoh formulir pada Lampiran V-1.
- Dokumen sebagaimana dimaksud pada butir 1 disampaikan
kepada
Wajib Pajak oleh KPP Wajib Pajak Besar Orang Pribadi paling lama 15
(lima belas) hari kerja setelah SMT.
- Formulir Perpajakan
- Wajib Pajak wajib menggunakan Formulir Perpajakan Baru.
- Wajib Pajak masih dapat menggunakan Formulir Perpajakan
Lama
setelah diberlakukannya Surat Keterangan Terdaftar, sampai dengan
Formulir Perpajakan Lama tersebut habis atau paling lambat tanggal 31
Desember sesuai tahun SMT.
- Penggunaan Formulir Perpajakan Lama sebagaimana dimaksud
pada
butir 4 huruf b dilakukan dengan mengganti Kode KPP pada NPWP Lama yang
tertera dalam Formulir Perpajakan Lama.
- Penggantian Kode KPP pada NPWP Lama sebagaimana dimaksud
pada
butir 4 huruf c dilakukan dengan mencoret Kode KPP tempat Wajib Pajak
terdaftar sebelumnya dan menggantikan dengan Kode KPP WP Besar Orang
Pribadi di atas atau di bawahnya sedemikian rupa sehingga Kode KPP
tempat Wajib Pajak terdaftar sebelumnya masih tetap dapat terbaca.
- Faktur Pajak
- Pengusaha Kena Pajak wajib melaporkan saat mulai
digunakannya
Nomor Seri Faktur Pajak Baru kepada Kepala KPP WP Besar Orang Pribadi
sebelum menerbitkan Faktur Pajak baru.
- Nomor Seri Faktur Pajak Baru sebagaimana dimaksud pada
butir 5
huruf a, untuk penerbitan yang pertama dimulai dengan nomor 00000001.
- Pengusaha Kena Pajak masih dapat menggunakan Faktur Pajak
Lama sampai paling lambat 3 (tiga) bulan setelah SMT.
- Penggunaan Faktur Pajak Lama sebagaimana dimaksud pada
butir 5 huruf c dilakukan dengan cara menambahkan:
- Kode KPP WP Besar Orang Pribadi, di atas atau di bawah
Kode KPP Lama pada kolom NPWP Lama, dan
- Nomor Seri Faktur Pajak Baru, di atas atau di bawah
kolom
Nomor Seri Faktur Pajak Lama dengan cara diketik tanpa coretan atau
koreksi apapun yang dapat mengakibatkan Faktur Pajak menjadi cacat.
- Faktur Pajak Standar yang diterbitkan oleh Pengusaha Kena
Pajak
sampai dengan 3 (tiga) bulan setelah SMT dan masih menggunakan Kode
Nomor Seri Faktur Pajak dengan Kode KPP lama serta nomor urut sesuai
dengan penomoran Faktur Pajak Standar pada KPP lama, tetap dianggap sah
sepanjang memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan,
dan bagi pembeli yang menggunakan Faktur Pajak Standar tersebut tetap
dapat mengkreditkan PPN yang tercantum pada Faktur Pajak Standar
tersebut sepanjang memenuhi ketentuan tentang pengkreditan atas Pajak
Masukan.
- Pemberitahuan
- Pengusaha Kena Pajak wajib menyampaikan pemberitahuan
secara
tertulis nama pejabat yang berhak menandatangani Faktur Pajak Standar
dengan identitas KPP WP Besar Orang Pribadi kepada Kepala KPP WP Besar
Orang Pribadi paling lambat tanggal 20 bulan ketiga setelah SMT.
- Pengusaha Kena Pajak dapat menunjuk lebih dari 1 (satu)
orang pejabat yang berhak menandatangani Faktur Pajak Standar.
- Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada butir 6 huruf a
harus
dilampiri dengan contoh tanda tangan masing-masing pejabat yang berhak
menandatangani Faktur Pajak Standar.
- dalam hal Pengusaha Kena Pajak tidak atau terlambat
menyampaikan pemberitahuan nama pejabat yang berhak menandatangani
Faktur Pajak Standar sebagaimana dimaksud pada butir 6.a. maka Faktur
Pajak Standar yang diterbitkan sampai dengan diterimanya pemberitahuan
merupakan Faktur Pajak Cacat.
DIREKTUR JENDERAL PAJAK,
ttd.
DARMIN NASUTION
NIP 130605098
|
LAMPIRAN V-1 |
|
PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL PAJAK |
|
NOMOR |
: |
PER-27/PJ/2009 |
|
TANGGAL |
: |
07
April 2009 |
|
DEPARTEMEN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK........(1)
KANTOR PELAYANAN PAJAK ...................(2)
.............................................
.............................................
........................................ (3)
|
.............................................
.............................................
........................................ (4) |
|
Nomor
Sifat
Lampiran
Hal |
:
:
:
: |
…………….…….
(5)
Sangat Segera
………………..….
(7)
Pemberitahuan Tempat Terdaftar |
.……..…,
…….. 200.... (6)
|
Yth.
…………………………
(8)
………………………….
(9)
Sehubungan dengan dilakukannya pemindahan tempat terdaftar bagi Wajib
Pajak dan/atau tempat pelaporan usaha bagi Pengusaha Kena Pajak sesuai
dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor
KEP-......................, dengan ini kami beritahukan bahwa sejak
tanggal ......................(10), Saudara terdaftar pada Kantor
Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Orang Pribadi dengan NPWP
.................... (11).
Berkenaan dengan hal tersebut di atas, dengan ini disampaikan hal-hal
sebagai berikut:
- Sejak tanggal ...................(12), Kantor Pelayanan
Pajak
Wajib Pajak Besar Orang Pribadi adalah tempat melaksanakan hak dan
kewajiban perpajakan Saudara;
- Demi kelancaran dan kemudahan dalam pemenuhan kewajiban
perpajakan, kami menghimbau untuk menggunakan NPWP Baru dalam pemenuhan
kewajiban perpajakan Saudara sejak diterimanya surat pemberitahuan ini
dan Surat Keterangan Terdaftar, NPWP dan/atau Surat Pengukuhan PKP
sebagaimana terlampir;
- Dalam hal Saudara telah memiliki Formulir Perpajakan
dan/atau
Faktur Pajak Standar dengan identitas NPWP Lama yang telah dicetak dan
belum digunakan atau memiliki sistem informasi yang akan mencetak
Formulir Perpajakan dan/atau Faktur Pajak Standar dengan identitas NPWP
Lama dengan ketentuan sebagai berikut:
- Formulir Perpajakan:
1) |
Wajib
Pajak masih dapat menggunakan Formulir Perpajakan Lama setelah
diberlakukannya Surat Keterangan Terdaftar, sampai dengan Formulir
Perpajakan Lama tersebut habis atau paling lambat tanggal 31 Desember
...........(13) |
2) |
Penggunaan
Formulir Perpajakan Lama tersebut dilakukan dengan mengganti
Kode KPP pada NPWP yang tertera dalam Formulir Perpajakan Lama yaitu
dengan mencoret Kode KPP Lama dan menggantikan dengan Kode KPP Wajib
Pajak Besar Orang Pribadi di atas atau di bawahnya sedemikian rupa
sehingga Kode KPP Lama masih tetap dapat terbaca. |
3) |
Kode
KPP Lama pada NPWP Lama adalah 3 angka setelah digit ke 9 pada
NPWP Lama dan Kode KPP Wajib Pajak Besar Orang Pribadi pada NPWP Baru
adalah 3 angka setelah digit ke 9 pada NPWP Baru.
Contoh :
NPWP Lama : 01.234.567.8-001.000
NPWP Baru : 01.234.567.8-093.000
^
^
l l
l l
Kode KPP Lama
Kode KPP Wajib Pajak Besar
Orang Pribadi |
- Faktur Pajak Standar
1) |
Pengusaha
Kena Pajak masih dapat menggunakan Faktur Pajak Standar Lama
sampai habis atau paling lambat tanggal 31 Desember
..................(14). |
2) |
Penggunaan
Faktur Pajak Standar Lama tersebut dilakukan dengan cara menambahkan:
- Kode KPP Wajib Pajak Besar Orang Pribadi, di
atas atau di bawah Kode KPP Lama pada kolom NPWP Lama, dan
- Nomor Seri Faktur Pajak Standar Baru, di atas
atau di bawah kolom Nomor
Seri Faktur Pajak Lama dengan cara diketik sedemikian rupa tanpa
coretan atau koreksi apapun yang dapat mengakibatkan Faktur Pajak
Standar menjadi cacat.
|
3) |
Pengusaha
Kena Pajak wajib melaporkan saat mulai digunakannya Nomor
Seri Faktur Pajak Standar Baru kepada Kepala KPP Wajib Pajak Besar
Orang Pribadi paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya setelah bulan
diterbitkannya Faktur Pajak Standar baru. |
4) |
Nomor
Seri Faktur Pajak Standar Baru untuk penerbitan yang pertama dimulai
dengan nomor 00000001. |
- Penggunaan formulir Bukti Pemotongan/Pemungutan
1) |
Formulir
Bukti Pemotongan/Pemungutan yang telah dicetak dan belum
digunakan oleh Wajib Pajak masih dapat menggunakan formulir Bukti
Pemotongan/ Pemungutan sampai habis atau paling lambat tanggal 31
Desember 2009; |
2) |
Penggunaan
formulir Bukti Pemotongan/Pemungutan tersebut dilakukan
dengan cara menambahkan Kode KPP Wajib Pajak Besar Orang Pribadi, di
atas atau di bawah Kode KPP Lama pada kolom NPWP Lama pemotong pajak,
dengan cara diketik tanpa coretan atau koreksi apapun |
- Faktur Pajak Standar yang diterbitkan oleh Pengusaha Kena
Pajak
sampai dengan 3 (tiga) bulan setelah tanggal terdaftar dan masih
menggunakan Kode KPP Lama dan Nomor Seri dengan penomoran Faktur Pajak
Standar pada KPP Lama sebagaimana dimaksud dalam butir 3 huruf b, tetap
dianggap sah sepanjang memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan, dan bagi pembeli yang menggunakan Faktur Pajak Standar
tersebut tetap dapat mengkreditkan PPN yang tercantum pada Faktur Pajak
Standar tersebut sepanjang memenuhi ketentuan sebagai Pajak Masukan
yang dapat dikreditkan.
- Bagi Pengusaha Kena Pajak yang menerbitkan Faktur Pajak
secara
sistem, maka Faktur Pajak hasil cetakan secara sistem yang masih
menggunakan kode dan nomor seri Faktur Pajak KPP Lama tetap dapat
digunakan dan dianggap sah sampai Pengusaha Kena Pajak tersebut selesai
melakukan perubahan sistem, paling lambat 6 (enam) bulan setelah
tanggal terdaftar.
- Bukti Pemotongan/Pemungutan sebagaimana dimaksud pada butir
3
huruf c yang diterbitkan Wajib Pajak pemotong pajak atau diterima oleh
Wajib Pajak penerima penghasilan, yang dipindahkan ke KPP Wajib Pajak
Besar Orang Pribadi dengan identitas KPP Lama, tetap dianggap sah
sepanjang memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan,
paling lama 3 (tiga) bulan setelah tanggal terdaftar.
- Untuk informasi dan ketentuan lebih lengkap atas hal-hal
yang
terkait dengan pemindahan tempat terdaftar ini, Saudara dapat
menghubungi kami dengan Sdr.......................(15) di nomor telepon
.....................(16).
Bersama surat ini terlampir kami sampaikan Surat Keterangan Terdaftar,
Kartu NPWP dan Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak dalam hal
Saudara/perusahaan Saudara sebelumnya telah dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak, sebagai identitas dalam melaksanakan pemenuhan
kewajiban perpajakan di Kantor Pelayanan Pajak yang baru.
Demikian disampaikan untuk diketahui.
Kepala Kantor
............................. (17)
NIP ......................
Tembusan : Kepala KPP..........................(18) (tanpa lampiran)
PETUNJUK PENGISIAN SURAT PENGANTAR PENGIRIMAN
SKT, NPWP DAN SURAT PENGUKUHAN PKP KEPADA WAJIB
PAJAK MENGENAI PEMINDAHAN TEMPAT TERDAFTAR
Angka
1 |
: |
Diisi
dengan nama Kanwil atasan Unit KPP yang membuat dan mengeluarkan Surat
Pengantar kepada Wajib Pajak |
Angka
2 |
: |
Diisi
dengan nama Unit KPP yang membuat dan mengeluarkan Surat Pengantar
kepada Wajib Pajak |
Angka
3 |
: |
Diisi
dengan alamat lengkap Unit KPP yang membuat dan mengeluarkan Surat
Pengantar kepada Wajib Pajak |
Angka
4 |
: |
Diisi
dengan nomor telepon dan faksimili Unit KPP yang membuat dan
mengeluarkan Surat Pengantar kepada Wajib Pajak |
Angka
5 |
: |
Diisi
dengan nomor Surat Pengantar kepada Wajib Pajak |
Angka
6 |
: |
Diisi
dengan tanggal, bulan dan tahun dibuatnya Surat Pengantar kepada Wajib
Pajak |
Angka
7 |
: |
Diisi
dengan jumlah lampiran |
Angka
8 |
: |
Diisi
dengan nama Wajib Pajak |
Angka
9 |
: |
Diisi
dengan alamat Wajib Pajak |
Angka
10 |
: |
Diisi
dengan tanggal SMT |
Angka
11 |
: |
Diisi
dengan NPWP Baru |
Angka
12 |
: |
Diisi
dengan tahun SMT |
Angka
13 & 14 |
: |
Diisi
tahun SMT |
Angka
15 |
: |
Diisi
dengan nama Account Representative atas Wajib Pajak di KPP Wajib Pajak
Besar Orang Pribadi |
Angka
16 |
: |
Diisi
dengan nomor telepon KPP Wajib Pajak Besar Orang Pribadi dari Account
Representative atas Wajib Pajak di KPP Wajib Pajak Besar Orang Pribadi
yang dapatdihubungi. |
Angka
17 |
: |
Diisi
dengan nama, NIP, dan tanda tangan Kepala Kantor serta cap jabatan |
Angka
18 |
: |
Diisi
dengan Nama KPP Lama |
|
LAMPIRAN VI |
|
PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL PAJAK |
|
NOMOR |
: |
PER-27/PJ/2009 |
|
TANGGAL |
: |
07
April 2009 |
TATA CARA PELAYANAN PERMOHONAN
PERPAJAKAN
- Pelayanan Permohonan Wajib Pajak
- Jenis pelayanan yang diberikan oleh KPP adalah:
- Surat Keterangan Bebas Pajak Penghasilan (SKB PPh);
- Surat Keterangan Fiskal;
- Surat Keterangan Bebas Pajak Pertambahan Nilai (SKB
PPN);
- Keputusan Pengurangan Angsuran Pajak Penghasilan Pasal
25;
- Pelunasan Bea Materai dengan Cara Lain;
- Pemindahbukuan (Pbk);
- Penerbitan Surat Perintah Membayar Imbalan Bunga
(SPMIB);
- Perubahan Metode Pembukuan dan atau Tahun Buku Yang
Pertama;
- Penundaan Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan;
- Penundaan Jatuh Tempo Pembayaran;
- Permohonan perpajakan lainnya.
- Jenis pelayanan yang diberikan oleh Kanwil adalah:
- Perubahan Metode Pembukuan dan atau Tahun Buku Yang
Kedua dan Seterusnya;
- Permintaan Penebusan Stiker Lunas PPN;
- Penetapan sebagai Daerah Terpencil;
- Ijin untuk Penyelenggaraan Pembukuan dengan Menggunakan
Bahasa Asing dan Mata Uang Selain Rupiah;
- Penetapan sebagai Wajib Pajak Kriteria Tertentu (Wajib
Pajak Patuh).
- Penyelesaian Permohonan oleh KPP
- KPP Lama wajib menginventarisasi status penyelesaian
permohonan
sebagaimana dimaksud pada butir A.1 untuk dilaporkan ke KPP WP Besar
Orang Pribadi paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum SMT dengan
menggunakan formulir sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran VI-1, dan
check list berkas kelengkapan sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran
VI-2 Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini.
- Permohonan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada butir
A.1 yang
jatuh temponya 7 hari kerja sampai dengan 30 hari kerja yang telah
diterima sebelum SMT diselesaikan oleh KPP Lama.
- Permohonan Wajib Pajak selain yang dimaksud pada butir
B.2 yang
telah diterima sebelum SMT namun sampai dengan tanggal SMT belum
diterbitkan Keputusan atau Surat Persetujuan/Penolakan oleh KPP Lama
yang tanggal jatuh temponya kurang dari 3 (tiga) bulan setelah SMT,
diproses sampai dengan Uraian Penelitian oleh KPP Lama.
- Permohonan Wajib Pajak selain yang dimaksud pada butir
B.2 yang
telah diterima sebelum SMT namun sampai dengan tanggal SMT belum
diterbitkan Keputusan atau Surat Persetujuan/Penolakan oleh KPP Lama
yang tanggal jatuh temponya lebih dari 3 (tiga) bulan setelah SMT,
berkas permohonannya harus dikirim ke KPP WP Besar Orang Pribadi paling
lambat 1 (satu) hari kerja sebelum SMT.
- Uraian Penelitian atas permohonan Wajib Pajak sebagaimana
dimaksud pada butir B.3 dan berkas kelengkapannya sebagaimana dimaksud
pada butir B.1 dikirimkan ke KPP WP Besar Orang Pribadi paling lambat
15 (lima belas) hari sebelum batas jangka waktu penyelesaian dengan
menggunakan Surat Pengantar Khusus.
- Berkas permohonan wajib pajak dan daftar inventarisasi
serta
check list sebagaimana diatur dalam butir B.1 dikirim oleh KPP Lama ke
KPP WP Besar Orang Pribadi sesuai dengan tata cara pemindahan berkas
sebagaimana diatur pada Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Pajak
ini.
- Permohonan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada butir
A.1
selain yang diatur pada butir B.2 diproses oleh KPP WP Besar Orang
Pribadi sesuai dengan daftar inventarisasi dan check list yang telah
dibuat oleh KPP Lama sesuai ketentuan yang berlaku.
- KPP WP Besar Orang Pribadi menerbitkan Keputusan atau
Surat
Persetujuan/Penolakan atas permohonan Wajib Pajak berdasarkan Uraian
Penelitian yang dibuat oleh KPP Lama.
- Penyelesaian Permohonan oleh Kanwil:
- Kanwil Lama wajib menginventarisasi status penyelesaian
permohonan sebagaimana dimaksud pada butir A.2 untuk dilaporkan ke
Kanwil DJP Wajib Pajak Besar paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum
SMT dengan menggunakan formulir sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran
VI-3, dan check list berkas sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran VI-4
Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini.
- Permohonan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada butir
A.2 yang
jatuh temponya 7 hari kerja sampai dengan 30 hari kerja yang telah
diterima sebelum SMT diselesaikan oleh Kanwil Lama.
- Permohonan Wajib Pajak selain yang dimaksud pada butir
C.2 yang
telah diterima sebelum SMT namun sampai dengan tanggal SMT belum
diterbitkan Keputusan atau Surat Persetujuan/Penolakan oleh Kanwil Lama
yang tanggal jatuh temponya kurang dari 3 (tiga) bulan setelah SMT,
diproses sampai dengan Uraian Penelitian oleh Kanwil Lama.
- Permohonan Wajib Pajak selain yang dimaksud pada butir
C.2 yang
telah diterima sebelum SMT namun sampai dengan tanggal SMT belum
diterbitkan Keputusan atau Surat Persetujuan/Penolakan oleh Kanwil Lama
yang tanggal jatuh temponya lebih dari 3 (tiga) bulan setelah SMT,
berkas permohonannya harus dikirim ke kanwil DJP Wajib Pajak Besar
paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum SMT.
- Permintaan Penebusan Stiker Lunas PPN (khusus bagi Wajib
Pajak
yang dipindahkan ke KPP WP Besar Orang Pribadi di wilayah DKI Jakarta)
- permohonan yang diterima paling lambat 1(satu) hari
kerja
sebelum SMT diproses oleh Kanwil Lama sampai dengan Perum Peruri
menyerahkan Stiker Lunas PPN sesuai dengan Surat Permintaan Pencetakan
Stiker Lunas Pajak Pertambahan Nilai kepada Perum Peruri;
- Permohonan yang diterima sejak tanggal SMT dikirimkan
oleh
Kanwil Lama ke Kanwil DJP Wajib Pajak Besar paling lambat 1(satu) hari
kerja setelah permohonan diterima dengan menggunakan Surat Pengantar
Khusus.
- Uraian Penelitian atas permohonan Wajib Pajak sebagaimana
dimaksud pada butir C.3 dan berkas kelengkapannya sebagaimana dimaksud
pada butir C.1 dikirimkan ke KPP WP Besar Orang Pribadi paling lambat
15 (lima belas) hari sebelum batas jangka waktu penyelesaian dengan
menggunakan Surat Pengantar Khusus.
- Berkas permohonan Wajib Pajak dan daftar inventarisasi
serta
check list sebagaimana diatur dalam butir C.1 dikirim oleh Kanwil Lama
ke Kanwil DJP Wajib Pajak Besar sesuai dengan tata cara pemindahan
berkas sebagaimana diatur pada Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal
Pajak ini.
- Permohonan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud pada butir
A.2
selain yang diatur pada butir C.2 diproses oleh Kanwil DJP Wajib Pajak
Besar sesuai dengan daftar inventarisasi dan check list yang telah
dibuat oleh Kanwil Lama sesuai ketentuan yang berlaku.
- Berkas permohonan wajib pajak kriteria tertentu yang
telah
selesai diproses Kanwil Lama, paling lama 1(satu) hari sebelum SMT
dikirim ke Kanwil DJP Wajib Pajak Besar.
- Kanwil DJP Wajib Pajak Besar menerbitkan Keputusan atau
Surat
Persetujuan/Penolakan atas permohonan Wajib Pajak berdasarkan Uraian
Penelitian yang dibuat oleh Kanwil Lama.
|
LAMPIRAN VI-1 |
|
PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL PAJAK |
|
NOMOR |
: |
PER-27/PJ/2009 |
|
TANGGAL |
: |
07
April 2009 |
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KPP.................................................…………………........
(1)
DAFTAR INVENTARISASI PROSES
PENYELESAIAN PERMOHONAN WAJIB PAJAK
UNTUK DISAMPAIKAN KE KPP
WP BESAR ORANG PRIBADI
No. |
Jenis Permohonan |
Nama
Wajib Pajak |
NPWP |
Tanggal
Jatuh Tempo |
Status
Penyelesaian |
(1) |
(2) |
(3) |
(4) |
(5) |
(6) |
A. |
Surat
Keterangan Bebas Pajak Penghasilan (SKB PPh) |
1. .............................. |
|
|
|
2. ............................. |
|
|
|
3. ............................. |
|
|
|
B. |
Surat
Keterangan Fiskal |
1. .............................. |
|
|
|
2. ............................. |
|
|
|
3. ............................. |
|
|
|
C. |
Surat
Keterangan Bebas Pajak Pertambahan Nilai (SKB PPN) |
1. .............................. |
|
|
|
2. ............................. |
|
|
|
3. ............................. |
|
|
|
D. |
Keputusan
Pengurangan Angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 |
1. .............................. |
|
|
|
2. ............................. |
|
|
|
3. ............................. |
|
|
|
(1) |
(2) |
(3) |
(4) |
(5) |
(6) |
E. |
Pelunasan
Bea Materai dengan Cara
Lain |
1. .............................. |
|
|
|
2. ............................. |
|
|
|
3. ............................. |
|
|
|
F. |
Pemindahbukuan
(Pbk) |
1. .............................. |
|
|
|
2. ............................. |
|
|
|
3. ............................. |
|
|
|
G. |
Penerbitan
Surat Perintah Membayar Imbalan Bunga (SPMIB) |
1. .............................. |
|
|
|
2. ............................. |
|
|
|
3. ............................. |
|
|
|
H. |
Perubahan
Metode Pembukuan dan atau Tahun Buku Yang Pertama |
1. .............................. |
|
|
|
2. ............................. |
|
|
|
3. ............................. |
|
|
|
1. .............................. |
|
|
|
2. ............................. |
|
|
|
I. |
Penundaan
Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan |
1. .............................. |
|
|
|
2. ............................. |
|
|
|
3. ............................. |
|
|
|
J. |
Penundaan
Jatuh Tempo Pembayaran |
1. .............................. |
|
|
|
2. ............................. |
|
|
|
3. ............................. |
|
|
|
K. |
Permohonan
perpajakan lainnya |
1. .............................. |
|
|
|
|
|
2. ............................. |
|
|
|
|
|
3. ............................. |
|
|
|
................................20...(2)
Kepala Kantor
...................................... (3)
NIP................................
PETUNJUK PENGISIAN
DAFTAR INVENTARISASI PROSES PENYELESAIAN
PERMOHONAN WAJIB PAJAK
Angka
1 |
: |
Diisi
dengan nama Unit yang membuat dan mengeluarkan Daftar Inventarisasi
Proses Penyelesaian Permohonan Wajib Pajak |
Angka
2 |
: |
Diisi
dengan tempat, tanggal, bulan dan tahun dibuatnya Daftar Inventarisasi
Proses Penyelesaian Permohonan Wajib Pajak |
Angka
3 |
: |
Diisi
dengan nama, NIP, dan tanda tangan Kepala Kantor serta cap jabatan |
KOLOM |
|
|
Kolom
1 |
: |
Cukup
jelas |
Kolom
2 |
: |
Cukup
jelas |
Kolom
3 |
: |
Diisi
dengan nama Wajib Pajak yang mengajukan permohonan |
Kolom
4 |
: |
Diisi
dengan Nomor Pokok Wajib Pajak |
Kolom
5 |
: |
Diisi
dengan tanggal jatuh tempo penyelesaian permohonan Wajib Pajak |
Kolom
6 |
: |
Diisi
dengan keterangan status penyelesaian permohonan Wajib Pajak |
|
LAMPIRAN VI-2 |
|
PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL PAJAK |
|
NOMOR |
: |
PER-27/PJ/2009 |
|
TANGGAL |
: |
07
April 2009 |
|
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KPP ..................................................... (1)
|
CHECK LIST BERKAS
PROSES PENYELESAIAN PERMOHONAN WAJIB PAJAK
UNTUK DISAMPAIKAN KE KPP WP BESAR ORANG PRIBADI
NAMA WP |
:
................................................. (2) |
NPWP |
:
................................................. (3) |
No |
Berkas/Dokumen |
Ada |
Tidak |
Jumlah Lembar |
(1) |
(2) |
(3) |
(4) |
(5) |
A. Surat
Keterangan Bebas Pajak Penghasilan (SKB PPh) Pasal ...... |
1. |
Surat Permohonan SKB PPh Lengkap |
|
|
|
2. |
LPAD |
|
|
|
3. |
Uraian Penelitian |
|
|
|
4. |
................................................................... |
|
|
|
B. Surat
Keterangan Fiskal |
1. |
Surat Permohonan Surat Keterangan Fiskal Lengkap |
|
|
|
2. |
LPAD |
|
|
|
3. |
Uraian Penelitian |
|
|
|
4. |
............................................................. |
|
|
|
C. Surat
Keterangan Bebas Pajak Pertambahan Nilai (SKB PPN) |
1. |
Surat Permohonan SKB PPN Lengkap |
|
|
|
2. |
LPAD |
|
|
|
3. |
Uraian Penelitian |
|
|
|
4. |
............................................................. |
|
|
|
D. Pengurangan
Angsuran Pajak Penghasilan Pasal 25 |
1. |
Surat Permohonan Pengurangan Angsuran PPh Pasal 25
Lengkap |
|
|
|
2. |
LPAD |
|
|
|
3. |
Uraian Penelitian |
|
|
|
4. |
............................................................. |
|
|
|
(1) |
(2) |
(3) |
(4) |
(5) |
E. Pelunasan Bea
Materai dengan Cara Lain |
1. |
Surat Permohonan
Wajib Pajak Lengkap |
|
|
|
2. |
LPAD |
|
|
|
3. |
Uraian Penelitian |
|
|
|
4. |
............................................................. |
|
|
|
F. Pemindahbukuan
(Pbk) |
1. |
Surat Permohonan
Pbk Lengkap |
|
|
|
2. |
LPAD |
|
|
|
3. |
Uraian Penelitian |
|
|
|
4. |
............................................................. |
|
|
|
G. Penerbitan
Surat Perintah Membayar Imbalan Bunga (SPMIB) |
1. |
SKPLB |
|
|
|
2. |
SKPKB |
|
|
|
3. |
STP |
|
|
|
4. |
SKPKBT |
|
|
|
5. |
SKPPKP |
|
|
|
6. |
SPMKP |
|
|
|
7. |
Surat Keputusan
Keberatan |
|
|
|
8. |
Surat Putusan
Banding |
|
|
|
9. |
Keputusan
Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administrasi |
|
|
|
10. |
LPAD |
|
|
|
11. |
Surat Konfirmasi
Utang Pajak |
|
|
|
12. |
Nota Penghitungan |
|
|
|
13. |
............................................................. |
|
|
|
H. Perubahan
Metode Pembukuan dan atau Tahun Buku Yang Pertama |
1. |
Surat Permohonan
Lengkap |
|
|
|
2. |
LPAD |
|
|
|
3. |
Uraian Penelitian |
|
|
|
4. |
................................................................ |
|
|
|
I. Penundaan
Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan |
1. |
Surat Permohonan |
|
|
|
2. |
LPAD |
|
|
|
3. |
Uraian Penelitian |
|
|
|
4. |
Surat Permintaan
Kelengkapan Data |
|
|
|
5. |
................................................................ |
|
|
|
J. Penundaan
Jatuh Tempo Pembayaran |
1. |
Surat Permohonan
Lengkap |
|
|
|
2. |
LPAD |
|
|
|
3. |
Uraian Penelitian |
|
|
|
4. |
................................................................ |
|
|
|
1. |
Surat Permohonan
Lengkap |
|
|
|
2. |
LPAD |
|
|
|
K. Permohonan
perpajakan lainnya |
1. |
Surat Permohonan |
|
|
|
2. |
LPAD |
|
|
|
3. |
Uraian Penelitian |
|
|
|
4. |
Surat Permintaan
Kelengkapan Data |
|
|
|
5. |
................................................................ |
|
|
|
6. |
................................................................ |
|
|
|
................................20...(4)
Kepala Kantor
...................................... (5)
NIP................................
Uraian |
Nama |
NIP |
Paraf |
Disiapkan oleh |
Petugas Seksi |
|
|
|
Diteliti oleh |
1. Kepala Seksi .......... |
|
|
|
2. Kepala Seksi .......... |
|
|
|
3. .......................... |
|
|
|
Disegel oleh |
Kepala Seksi Pelayanan |
|
|
|
Subtim Pemberkasan |
|
|
|
PETUNJUK PENGISIAN CHECK LIST BERKAS
PROSES PENYELESAIAN PERMOHONAN
WAJIB PAJAK
Angka
1 |
: |
Diisi
dengan nama Unit KPP yang membuat dan mengeluarkan Check list Berkas
Inventarisasi Proses Penyelesaian Permohonan Wajib Pajak |
Angka
2 |
: |
Diisi
dengan nama Wajib Pajak |
Angka
3 |
: |
Diisi
dengan Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak |
Angka
4 |
|
Diisi
dengan tempat, tanggal, bulan dan tahun dibuatnya Daftar Inventarisasi
Proses Penyelesaian Permohonan Wajib |
Angka
5 |
: |
Diisi
dengan nama, NIP, dan tanda tangan Kepala Kantor serta cap jabatan. |
KOLOM |
|
|
Kolom
1 |
: |
Cukup
jelas |
Kolom
2 |
: |
Cukup
jelas |
Kolom
3 |
: |
Diisi
dengan tanda check (�ã), jika berkas/dokumen yang dimaksud
ada |
Kolom
4 |
: |
Diisi
dengan tanda check (�ã), jika berkas/dokumen yang dimaksud
tidak ada |
Kolom
5 |
: |
Diisi
dengan angka jumlah lembar berkas/dokumen |
|
LAMPIRAN VI-3 |
|
PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL PAJAK |
|
NOMOR |
: |
PER-27/PJ/2009 |
|
TANGGAL |
: |
07
April 2009 |
|
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
Kanwil ..................................................... (1)
|
DAFTAR INVENTARISASI PROSES PENYELESAIAN PERMOHONAN WAJIB PAJAK
UNTUK DISAMPAIKAN KE KPP WP BESAR ORANG PRIBADI
No. |
Jenis Permohonan |
Nama
Wajib Pajak |
NPWP |
Tanggal
Jatuh Tempo |
Status
Penyelesaian |
(1) |
(2) |
(3) |
(4) |
(5) |
(6) |
A. |
Perubahan Metode Pembukuan dan
atau Tahun Buku Yang Kedua dan Seterusnya |
1. .............................. |
|
|
|
2. ............................. |
|
|
|
3. ............................. |
|
|
|
B. |
Permintaan Penebusan Stiker Lunas PPN |
1. ............................. |
|
|
|
2. ............................. |
|
|
|
3. ............................. |
|
|
|
C. |
Penetapan sebagai Daerah Terpencil |
1. ............................. |
|
|
|
2. ............................. |
|
|
|
3. ............................. |
|
|
|
D. |
Ijin untuk Penyelenggaraan Pembukuan dengan
Menggunakan
Bahasa Asing dan Mata Uang Selain Rupiah |
1. ............................. |
|
|
|
2. ............................. |
|
|
|
3. ............................. |
|
|
|
E. |
Penetapan sebagai Wajib Pajak
Kriteria Tertentu (Wajib Pajak Patuh) |
1. ............................. |
|
|
|
2. ............................. |
|
|
|
3. ............................. |
|
|
|
................................20...(2)
Kepala Kantor
...................................... (3)
NIP................................
PETUNJUK PENGISIAN
DAFTAR INVENTARISASI PROSES PENYELESAIAN
PERMOHONAN WAJIB PAJAK
Angka
1 |
: |
Diisi
dengan nama Unit Kanwil yang membuat dan mengeluarkan Daftar
Inventarisasi Proses Penyelesaian Permohonan Wajib Pajak |
Angka
2 |
: |
Diisi
dengan tempat, tanggal, bulan dan tahun dibuatnya Daftar Inventarisasi
Proses Penyelesaian Permohonan Wajib Pajak |
Angka
3 |
: |
Diisi
dengan nama, NIP, dan tanda tangan Kepala Kantor serta cap jabatan |
KOLOM |
|
|
Kolom
1 |
: |
Cukup
jelas |
Kolom
2 |
: |
Cukup
jelas |
Kolom
3 |
: |
Diisi
dengan nama Wajib Pajak yang mengajukan permohonan |
Kolom
4 |
: |
Diisi
dengan Nomor Pokok Wajib Pajak |
Kolom
5 |
: |
Diisi
dengan tanggal jatuh tempo penyelesaian permohonan Wajib Pajak |
Kolom
6 |
: |
Diisi
dengan keterangan status penyelesaian permohonan Wajib Pajak |
|
LAMPIRAN VI-4 |
|
PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL PAJAK |
|
NOMOR |
: |
PER-27/PJ/2009 |
|
TANGGAL |
: |
07
April 2009 |
|
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
Kanwil ..................................................... (1)
|
CHECK LIST BERKAS
PROSES PENYELESAIAN PERMOHONAN WAJIB PAJAK
UNTUK DISAMPAIKAN KE KPP WP BESAR ORANG PRIBADI
NAMA WP |
:
................................................. (2) |
NPWP |
:
................................................. (3) |
No |
Berkas/Dokumen |
Ada |
Tidak |
Jumlah Lembar |
(1) |
(2) |
(3) |
(4) |
(5) |
A. Perubahan
Metode Pembukuan dan atau Tahun Buku Yang Kedua dan Seterusnya |
1. |
Surat Permohonan Lengkap |
|
|
|
2. |
LPAD |
|
|
|
3. |
Uraian Penelitian |
|
|
|
4. |
................................................................... |
|
|
|
B. Permintaan
Penebusan Stiker Lunas PPN |
1. |
Surat Permohonan Lengkap |
|
|
|
2. |
LPAD |
|
|
|
3. |
Uraian Penelitian |
|
|
|
4. |
............................................................. |
|
|
|
C. Penetapan
sebagai Daerah Terpencil |
1. |
Surat Permohonan Lengkap |
|
|
|
2. |
LPAD |
|
|
|
3. |
Uraian Penelitian |
|
|
|
4. |
............................................................. |
|
|
|
D. Ijin
untuk Penyelenggaraan Pembukuan dengan Menggunakan Bahasa Asing dan
Mata Uang Selain Rupiah |
1. |
Surat Permohonan Lengkap |
|
|
|
2. |
LPAD |
|
|
|
3. |
Uraian Penelitian |
|
|
|
4. |
............................................................. |
|
|
|
E. Penetapan
sebagai Wajib Pajak Kriteria Tertentu (Wajib Pajak Patuh) |
1. |
Surat Permohonan
Wajib Pajak Lengkap |
|
|
|
2. |
LPAD |
|
|
|
3. |
Uraian Penelitian |
|
|
|
4. |
............................................................. |
|
|
|
................................20...(4)
Kepala Kantor
...................................... (5)
NIP................................
Uraian |
Nama |
NIP |
Paraf |
Disiapkan oleh |
Petugas Seksi |
|
|
|
Diteliti oleh |
1. Kepala Seksi .......... |
|
|
|
2. Kepala Seksi .......... |
|
|
|
3. .......................... |
|
|
|
Disegel oleh |
Kepala Seksi Pelayanan |
|
|
|
Subtim Pemberkasan |
|
|
|
PETUNJUK PENGISIAN CHECK LIST BERKAS
PROSES PENYELESAIAN PERMOHONAN
WAJIB PAJAK
Angka
1 |
: |
Diisi
dengan nama Unit Kanwil yang membuat dan mengeluarkan Check list Berkas
Inventarisasi Proses Penyelesaian Permohonan Wajib Pajak |
Angka
2 |
: |
Diisi
dengan nama Wajib Pajak |
Angka
3 |
: |
Diisi
dengan Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak |
Angka
4 |
: |
Diisi
dengan tempat, tanggal, bulan dan tahun dibuatnya Daftar Inventarisasi
Proses Penyelesaian Permohonan Wajib |
Angka
5 |
: |
Diisi
dengan nama, NIP, dan tanda tangan Kepala Kantor serta cap jabatan. |
KOLOM |
|
|
Kolom
1 |
: |
Cukup
jelas |
Kolom
2 |
: |
Cukup
jelas |
Kolom
3 |
: |
Diisi
dengan tanda check (�ã), jika berkas/dokumen yang dimaksud
ada |
Kolom
4 |
: |
Diisi
dengan tanda check (�ã), jika berkas/dokumen yang dimaksud
tidak ada |
Kolom
5 |
: |
Diisi
dengan angka jumlah lembar berkas/dokumen |
|
LAMPIRAN VII |
|
PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL PAJAK |
|
NOMOR |
: |
PER-27/PJ/2009 |
|
TANGGAL |
: |
07
April 2009 |
TATA CARA PENGADMINISTRASIAN DAN
PELAKSANAAN PEMERIKSAAN,
PEMERIKSAAN BUKTI
PERMULAAN DAN PENYIDIKAN PAJAK
- Administrasi Pemeriksaan
- Kepala KPP Lama wajib menginvestarisasi seluruh tunggakan
pemeriksaan
yang belum selesai per 1 (satu) hari kerja sebelum SMT dan mengirimkan
inventarisasi tersebut ke Kepala KPP Wajib Pajak Besar Orang Pribadi
paling lama 5 (lima) hari kerja setelah SMT dengan menggunakan formulir
sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran VII-1.
- Terhadap tunggakan pemeriksaan yang Surat Pemberitahuan
Pemeriksaan
belum disampaikan kepada Wajib Pajak atau Surat Panggilan Dalam Rangka
Pemeriksaan belum dikirimkan kepada Wajib Pajak maka pemeriksaannya
dialihkan ke KPP Wajib Pajak Besar Orang Pribadi dengan menggunakan
formulir VII-3.
- Pengalihan LP2 atas tunggakan pemeriksaan sebagaimana
dimaksud pada angka 2 dilakukan oleh Direktur Pemeriksaan dan Penagihan.
- Terhadap tunggakan pemeriksaan yang Surat Pemberitahuan
Pemeriksaan
telah disampaikan kepada Wajib Pajak atau Surat Panggilan Dalam Rangka
Pemeriksaan telah dikirimkan kepada Wajib Pajak, berlaku ketentuan
sebagai berikut:
- Terhadap tunggakan pemeriksaan atas SPT Lebih Bayar
yang jatuh tempo
penyelesaian permohonannya paling lama 3 (tiga) bulan setelah SMT KPP
Wajib Pajak Besar Orang Pribadi, tunggakan pemeriksaan tersebut harus
diselesaikan oleh KPP Lama (Pemeriksa Lama) sampai dengan penerbitan
Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dan Nota Penghitungan paling lama 1
(satu) bulan setelah SMT KPP Wajib Pajak Besar Orang Pribadi.
- Terhadap tunggakan pemeriksaan atas SPT Lebih Bayar
selain sebagaimana
dimaksud pada huruf a harus diselesaikan paling lama 1 (satu) bulan
sebelum tanggal jatuh tempo dan mengirimkan Laporan Hasil Pemeriksaan
(LHP) dan Nota Penghitungan paling lama 1 (satu) hari kerja setelah
tanggal LHP ke KPP Wajib Pajak Besar Orang Pribadi.
- Terhadap tunggakan selain sebagaimana dimaksud pada
huruf a dan huruf b
harus diselesaikan dengan memperhatikan jangka waktu pemeriksaan sesuai
ketentuan dan mengirimkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dan Nota
Penghitungan paling lama 1 (satu) hari kerja setelah tanggal LHP ke KPP
Wajib Pajak Besar Orang Pribadi.
- LHP dan Nota Penghitungan sebagaimana dimaksud pada
huruf a, b, dan c dibuat dengan ketentuan :
1) |
Identitas
Wajib Pajak dalam LHP dan Nota Penghitungan menggunakan NPWP
yang baru sebagai Wajib Pajak pada KPP Wajib Pajak Besar Orang Pribadi. |
2) |
Penyerahan
LHP dan Nota Penghitungan ke KPP Wajib Pajak Besar Orang
Pribadi menggunakan check list berkas sebagaimana ditetapkan dalam
Lampiran VII-2. |
3) |
Penerbitan
skp dan/atau STP atas Nota Penghitungan sebagaimana dimaksud
pada angka 1) dilaksanakan oleh KPP Wajib Pajak Besar Orang Pribadi. |
- Kepala KPP Lama wajib menginventarisasi pemeriksaan yang
telah selesai
sebelum SMT KPP Wajib Pajak Besar Orang Pribadi dan menyerahkan Laporan
Pemeriksaan Pajak (LHP), Kertas Kerja Pemeriksaan Pajak (KKP), serta
berkas pemeriksaan lainnya ke KPP Wajib Pajak Besar Orang Pribadi
paling lama 5 (lima) hari kerja setelah SMT KPP Wajib Pajak Besar Orang
Pribadi dengan Surat Pengantar Khusus, dan melakukan check list berkas
sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran VII-2.
- Administrasi Pemeriksaan Bukti Permulaan
- Kepala Kanwil Lama wajib menginvestarisasi seluruh
tunggakan
pemeriksaan Bukti Permulaan yang belum selesai per 1 (satu) hari kerja
sebelum SMT dan mengirimkan inventarisasi tersebut ke Kepala Kanwil
Wajib Pajak Besar paling lama 5 (lima) hari kerja setelah SMT dengan
menggunakan formulir sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran VII-1.
- Terhadap tunggakan pemeriksaan Bukti Permulaan yang Surat
Pemberitahuan
Pemeriksaan Bukti Permulaan belum disampaikan kepada Wajib Pajak maka
pemeriksaannya dialihkan ke Kanwil DJP Wajib Pajak Besar dengan
menggunakan formulir VII-3.
- Pengalihan LP2 atas tunggakan pemeriksaan sebagaimana
dimaksud pada angka 2 dilakukan oleh Direktur Intelijen dan Penyidikan.
- Terhadap tunggakan pemeriksaan Bukti Permulaan yang Surat
Pemberitahuan Pemeriksaan telah disampaikan kepada Wajib Pajak maka
pemeriksaannya telah diselesaikan oleh Kanwil Lama.
- Dalam hal tindak lanjut Pemeriksaan Bukti Permulaan
berupa skp
maka Laporan Pemeriksaan Bukti Permulaan (LPBP) dan Nota Penghitungan
harus disampaikan ke KPP Wajib Pajak Besar Orang Pribadi paling lambat
1 (satu) hari kerja setelah tanggal LPBP, dengan ketentuan sebagai
berikut :
1) |
Identitas
Wajib Pajak dalam LPBP dan Nota Penghitungan menggunakan NPWP yang baru
sebagai Wajib Pajak pada KPP Wajib Pajak Besar Orang Pribadi |
2) |
Penyerahan
LPBP dan Nota Penghitungan ke KPP Wajib Pajak Besar Orang Pribadi
menggunakan check list berkas sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran
VII-2 |
3) |
Penerbitan
skp dan/atau STP atas Nota Penghitungan sebagaimana dimaksud pada angka
1) dilaksanakan oleh KPP Wajib Pajak Besar Orang Pribadi. |
- Kepala Kanwil Lama wajib menginventarisasikan pemeriksaan
yang
telah selesai sebelum SMT KPP Wajib Pajak Besar Orang Pribadi dan
menyerahkan LPBP, Kertas Kerja Pemeriksaan Bukti Permulaan (KKP), serta
berkas pemeriksaan lainnya ke Kanwil Wajib Pajak Besar paling lama 5
(lima) hari kerja setelah SMT KPP Wajib Pajak Besar Orang Pribadi
dengan Surat Pengantar Khusus, dan melakukan checlist berkas
sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran VII-2.
- Administrasi Penyidikan
- Kepala Kanwil Lama wajib menginventarisasi seluruh
tunggakan
penyidikan yang belum selesai per 1(satu) hari kerja sebelum SMT dan
mengirimkan inventarisasi tersebut ke Kepala Kanwil Wajib Pajak Besar
paling lama 5 (lima) hari kerja setelah SMT dengan menggunakan formulir
sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran VII-1.
- Terhadap tunggakan Penyidikan yang Surat Pemberitahuan
Dimulainya Penyidikan belum dibuat, maka penyidikannya dialihkan ke
Kanwil Wajib Pajak Besar dengan menggunakan formulir VII-3.
- Terhadap tunggakan Penyidikan yang Surat Pemberitahuan
Dimulainya Penyidikan telah dibuat maka penyidikannya tetap
diselesaikan oleh Kanwil Lama.
- Dalam hal penyidikan tidak ditindaklanjuti dengan
penyerahan
berkas perkara ke Kejaksaan, LPBP dan Nota Penghitungan yang
diselesaikan setelah SMT menggunakan NPWP baru sebagai Wajib Pajak KPP
Wajib Pajak Besar Orang Pribadi. Penerbitan skp dan/atau STP maupun
produk hukum lainnya dilaksanakan KPP Wajib Pajak Besar Orang Pribadi.
- Dalam hal penyidikan ditindaklanjuti dengan penyerahan
berkas
perkara ke Kejaksaan, proses selanjutnya tetap menjadi tanggung jawab
penyidik.
- Lain-lain
Terhadap
Usulan Pemeriksaan Bukti Permulaan berlaku ketentuan sebagai berikut :
- Usulan pemeriksaan Bukti Permulaan yang berasal
dari
pemeriksaan dan tidak disetujui sebelum SMT, maka pemeriksaannya tetap
diselesaikan oleh KPP Lama dengan ketentuan sebagaimana diatur pada
romawi I angka 4.
- Usulan pemeriksaan Bukti Permulaan yang belum
disetujui
sampai SMT, maka usulan tersebut dialihkan ke Kanwil DJP Wajib Pajak
Besar.
- Usulan pemeriksaan Bukti Permulaan
yang disetujui
sebelum SMT, maka Instruksi Pemeriksaan Bukti Permulaan diterbitkan
oleh Kanwil Lama kepada Pemeriksa Bukti Permulaan Kanwil Lama.
|
DIREKTUR JENDERAL PAJAK,
ttd.
DARMIN NASUTION
NIP 130605098
|
LAMPIRAN VII-1 |
|
PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL PAJAK |
|
NOMOR |
: |
PER-27/PJ/2009 |
|
TANGGAL |
: |
07
April 2009 |
|
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
.................... (1)
KANTOR.................................................................................
(2)
|
DAFTAR INVENTARISASI PELAKSANAAN PEMERIKSAAN
/PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN/PENYIDIKAN
UNTUK DISAMPAIKAN KE KPP/KANWIL: ....................................
(3)
- YANG SURAT PEMBERITAHUAN PEMERIKSAAN/PEMERIKSAAN BUKTI
PERMULAAN
ATAU SURAT PEMBERITAHUAN DIMULAINYA PENYIDIKAN BELUM DISAMPAIKAN KEPADA
WAJIB PAJAK ATAU SURAT PANGGILAN DALAM RANGKA PEMERIKSAAN BELUM
DIKIRIMKAN KEPADA WAJIB PAJAK
No. |
Nama WP |
NPWP |
Jenis
SPT |
Tahun Pajak/Masa
Pajak |
Nomor
LP2 |
Jenis
Pemeriksaan |
Keterangan |
(1) |
(2) |
(3) |
(4) |
(5) |
(6) |
(7) |
(8) |
1.
2.
3.
... |
|
|
|
|
|
|
|
- YANG SURAT PEMBERITAHUAN PEMERIKSAAN/PEMERIKSAAN BUKTI
PERMULAAN
ATAU SURAT PEMBERITAHUAN DIMULAINYA PENYIDIKAN TELAH DISAMPAIKAN KEPADA
WAJIB PAJAK ATAU SURAT PANGGILAN DALAM RANGKA PEMERIKSAAN TELAH
DIKIRIMKAN KEPADA WAJIB PAJAK
No. |
Nama WP |
NPWP |
Jenis
SPT |
Tahun Pajak/Masa
Pajak |
Nomor
LP2 |
Jenis
Pemeriksaan |
Keterangan |
(1) |
(2) |
(3) |
(4) |
(5) |
(6) |
(7) |
(8) |
1.
2.
3.
... |
|
|
|
|
|
|
|
........................, .............. 20... (4)
Kepala Kantor
............................ (5)
NIP ......................
Tembusan :
- Direktur Pemeriksaan dan Penagihan
- Kepala Kanwil........ (6)
PETUNJUK PENGISIAN
DAFTAR INVENTARISASI PELAKSANAAN
PEMERIKSAAN
Angka
1 |
: |
Diisi
dengan nama Kantor Wilayah DJP |
Angka
2 |
: |
Diisi
dengan nama Unit KPP yang membuat dan mengeluarkan Daftar Inventarisasi
Pelaksanaan Pemeriksaan/Pemeriksaan Bukti Permulaan/Penyidikan |
Angka
3 |
: |
Diisi
dengan nama Unit KPP yang menerima Daftar Inventarisasi Pelaksanaan
Pemeriksaan/Pemeriksaan Bukti Permulaan/Penyidikan |
Angka
4 |
: |
Diisi
dengan tempat, tanggal, bulan dan tahun dibuatnya Daftar Inventarisasi
Pelaksanaan Pemeriksaan/Pemeriksaan Bukti Permulaan/Penyidikan |
Angka
5 |
: |
Diisi
dengan nama, NIP, dan tanda tangan Kepala Kantor serta cap jabatan. |
Angka 6 |
: |
Diisi dengan nama Kantor Wilayah DJP |
KOLOM |
|
|
Kolom
1 |
: |
Cukup
jelas |
Kolom
2 |
: |
Diisi
dengan nama Wajib Pajak yang diperiksa/disidik |
Kolom
3 |
: |
Diisi
dengan Nomor Pokok Wajib Pajak |
Kolom
4 |
: |
Diisi
dengan jenis SPT |
Kolom
5 |
: |
Diisi
dengan tahun/masa pemeriksaan pajak |
Kolom
6 |
: |
Diisi
dengan Nomor LP2 |
Kolom
7 |
: |
Diisi
dengan jenis pemeriksaan yang dilaksanakan |
|
LAMPIRAN VII-2 |
|
PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL PAJAK |
|
NOMOR |
: |
PER-27/PJ/2009 |
|
TANGGAL |
: |
07
April 2009 |
|
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
.................... (1)
KANTOR.................................................................................
(2)
|
CHECK LIST BERKAS PELAKSANAAN PEMERIKSAAN
/PEMERIKSAAN BUKTI PERMULAAN
YANG SUDAH SELESAI SAMPAI DENGAN PENERBITAN LHP DAN NOTA PENGHITUNGAN
UNTUK DISAMPAIKAN KE KPP/KANWIL: ......................................
(3)
Nama WP |
:
........................................ (4) |
NPWP |
:
........................................ (5) |
Jenis Pemeriksaan |
:
........................................ (6) |
No dan tgl SP3 |
:
........................................ (7) |
No dan tgl LHP |
:
........................................ (8) |
Jenis Pajak |
:
........................................ (9) |
Masa/Tahun Pajak |
:
........................................ (10) |
NO |
DOKUMEN |
ADA/TIDAK |
JUMLAH |
KETERANGAN |
(1) |
(2) |
(3) |
(4) |
(5) |
1 |
Surat Perintah Pemeriksaan (SP2) |
|
|
|
2 |
Surat Tugas |
|
|
|
3 |
Surat Pemberitahuan Pemeriksaan |
|
|
|
4 |
Surat Panggilan Pemeriksaan |
|
|
|
5 |
Surat Peminjaman Buku, Catatan & Dokumen |
|
|
|
6 |
Surat Permohonan Peminjaman Berkas WP dari Pelayanan |
|
|
|
7 |
Surat Peminjaman/Pengembalian Berkas Data PDI |
|
|
|
8 |
Tanda Terima Peminjaman Dokumen WP |
|
|
|
9 |
Tanda Terima Pengembalian Dokumen WP |
|
|
|
10 |
Daftar Tunggakan Pajak |
|
|
|
11 |
Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan |
|
|
|
12 |
Risalah Pembahasan Tim Pembahas UP3 |
|
|
|
13 |
Risalah Pembahasan Tim Pembahas Kanwil |
|
|
|
14 |
Surat Tanggapan Hasil Pemeriksaan |
|
|
|
15 |
Berita Acara Pemeriksaan (Mis. Closing Conference) |
|
|
|
16 |
Ikhtisar Hasil Pembahasan Akhir |
|
|
|
17 |
Lembar Persetujuan Hasil Pemeriksaan |
|
|
|
18 |
Laporan Hasil Pemeriksaan |
|
|
|
19 |
Kertas Kerja Pemeriksaan |
|
|
|
20 |
Alat Keterangan |
|
|
|
21 |
Surat Permintaan Konfirmasi |
|
|
|
22 |
Surat Pernyataan Penolakan Pemeriksaan Pajak |
|
|
|
23 |
Berita Acara Penolakan Pemeriksaan |
|
|
|
24 |
Berita Acara Penolakan Membantu Kelancaran Pemeriksaan |
|
|
|
25 |
Surat Peringatan Permintaan data I/II |
|
|
|
26 |
Surat Panggilan Menandatangani Hasil Pemeriksaan I/II |
|
|
|
27 |
Nota Penghitungan |
|
|
|
28 |
Pemberitahuan Perubahan Tingkat Resiko PKP |
|
|
|
29 |
.............. |
|
|
|
30 |
.............. |
|
|
|
........................ 20 ..... (11)
Kepala Kantor
..................................(12)
NIP .........................
Uraian |
Nama |
NIP |
Paraf |
Disiapkan oleh |
Petugas Seksi |
|
|
|
Diteliti oleh |
1. Kepala Seksi .......... |
|
|
|
2. Kepala Seksi .......... |
|
|
|
3. .......................... |
|
|
|
Disegel oleh |
Kepala Seksi Pelayanan |
|
|
|
Subtim Pemberkasan |
|
|
|
PETUNJUK PENGISIAN
CHECK LIST BERKAS PELAKSANAAN
PEMERIKSAAN
Angka
1 |
: |
Diisi
dengan nama Kantor Wilayah DJP |
Angka
2 |
: |
Diisi
dengan nama Unit Pelaksana Pemeriksaan Pajak yang membuat dan
mengeluarkan Check list Berkas Pelaksanaan Pemeriksaan/Pemeriksaan
BuktiPermulaan |
Angka
3 |
: |
Diisi
dengan nama Unit Pelaksana Pemeriksaan Pajak yang menerima Check list
Berkas Pelaksanaan Pemeriksaan/Pemeriksaan Bukti Permulaan |
Angka
4 |
: |
Diisi
dengan nama Wajib Pajak yang diperiksa |
Angka
5 |
: |
Diisi
dengan Nomor Pokok Wajib Pajak |
Angka 6 |
: |
Diisi dengan nama jenis pemeriksaan yang dilaksanakan |
Angka 7 |
: |
Diisi dengan Nomor dan Tanggal Surat Perintah
Pemeriksaan |
Angka 8 |
: |
Diisi dengan Nomor dan Tanggal Laporan Hasil
Pemeriksaan (jika proses pemeriksaannya sudah sampai diterbitkannya LHP) |
Angka 9 |
: |
Diisi dengan nama jenis pajak |
Angka 10 |
: |
Diisi dengan tahun/masa pemeriksaan pajak |
Angka 11 |
: |
Diisi dengan tempat, tanggal bulan dan tahun dibuatnya
Check list Berkas Pelaksanaan Pemeriksaan/Pemeriksaan Bukti Permulaan |
Angka 12 |
: |
Diisi dengan nama, NIP, dan tanda tangan Kepala Kantor
serta cap jabatan. |
KOLOM |
|
|
Kolom
1 |
: |
Cukup
jelas |
Kolom
2 |
: |
Cukup
jelas |
Kolom
3 |
: |
Diisi
dengan "Ada" jika dokumen yang dimaksud ada atau "Tidak" jika dokumen
yang bersangkutan tidak ada. |
Kolom
4 |
: |
Diisi
dengan angka jumlah lembar dokumen |
Kolom
5 |
: |
Diisi
dengan hal lain yang perlu menjadi catatan |
|
LAMPIRAN VII-3 |
|
PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL PAJAK |
|
NOMOR |
: |
PER-27/PJ/2009 |
|
TANGGAL |
: |
07
April 2009 |
|
DEPARTEMEN KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK ........................ (1)
KANTOR.................................................................................
(2)
|
Nomor |
: |
......................................
(3) |
.............,
..........20........ (4) |
Sifat |
: |
Segera |
|
Lampiran |
: |
......................................
(5) |
|
Hal |
: |
Pengalihan
Unit Pelaksana
Pemeriksaan/Pemeriksaan Bukti Permulaan/Penyidikan |
|
Yth. Kepala Kantor...............................
Jalan ..................... (6)
Dengan ini disampaikan bahwa pemeriksaan/Pemeriksaan Bukti
Permulaan/Penyidikan terhadap Wajib Pajak :
Nama |
: |
.............................................................
(7) |
NPWP |
: |
|
Tahun Pajak |
: |
|
Kode
Pemeriksaan |
: |
|
dialihkan pemeriksaan/Penyidikannya dari
.............................................. (11) ke
............................ (12) dengan alasan
.................................... (13)
Demikian untuk menjadi perhatian.
Kepala Kantor
NIP .......................... (14)
NIP ...........................
Tembusan :
- ................................. (15)
- dst
PETUNJUK PENGISIAN
SURAT PEMBERITAHUAN PENGALIHAN UNIT
PELAKSANA PEMERIKSAAN
Angka
1 |
: |
Diisi
dengan nama Kantor Wilayah DJP |
Angka
2 |
: |
Diisi
dengan nama Unit yang mengalihkan Pemeriksaan/Pemeriksaan Bukti
Permulaan/Penyidikan |
Angka
3 |
: |
Diisi
dengan nomor surat |
Angka
4 |
: |
Cukup
jelas |
Angka
5 |
: |
Cukup
jelas |
Angka
6 |
: |
Diisi
dengan nama dan alamat unit yang menerima pengalihan pemeriksaan |
Angka
7 |
: |
Diisi
dengan nama Wajib Pajak yang akan diperiksa |
Angka
8 |
: |
Diisi
dengan Nomor Pokok Wajib Pajak yang baru sebagai Wajib Pajak Kantor
Pelayanan Pajak |
Angka
9 |
: |
Diisi
dengan Tahun Pajak yang diperiksa |
Angka
10 |
: |
Diisi
dengan Kode Pemeriksaan |
Angka
11 |
: |
Diisi
dengan unit yang mengalihkan Pemeriksaan/Pemeriksaan Bukti
Permulaan/Penyidikan |
Angka
12 |
: |
Diisi
dengan unit yang menerima pengalihan Pemeriksaan/Pemeriksaan Bukti
Permulaan/Penyidikan |
Angka
13 |
: |
Diisi
dengan alasan pengalihan pelaksanaan Pemeriksaan/Pemeriksaan Bukti
Permulaan/Penyidikan |
Angka
14 |
: |
Diisi
dengan nama, NIP dan tanda tangan Kepala Kantor serta cap jabatan |
Angka
15 |
: |
Tembusan
dikirim antara lain kepada :
- Direktur Pemeriksaan dan Penagihan/Direktur Intelijen
dan Penyidikan
- Kepala Kanwil
|
|
LAMPIRAN VIII |
|
PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL PAJAK |
|
NOMOR |
: |
PER-27/PJ/2009 |
|
TANGGAL |
: |
07
April 2009 |
TATA CARA PELAKSANAAN PENAGIHAN
AKTIF DAN PEMBERIAN PERSETUJUAN
ATAU PENOLAKAN ANGSURAN ATAU PENUNDAAN PEMBAYARAN UTANG PAJAK
KEPADA WAJIB PAJAK
A. |
Kanwil
Lama dan Kanwil DJP Wajib Pajak Besar
Dalam pengisian laporan perkembangan tunggakan pajak Kanwil Lama dan
Kanwil DJP Wajib Pajak Besar untuk Wajib Pajak yang pindah dari KPP
Lama ke KPP WP Besar Orang Pribadi, pada KPP Lama agar diisikan ke
kolom Wajib Pajak Pindah, sedangkan untuk KPP WP Besar Orang Pribadi
diisikan ke kolom Penambahan (tidak dimasukkan ke kolom saldo tunggakan
awal). |
B. |
KPP
Lama dan KPP WP Besar Orang Pribadi
- KPP Lama menyelesaikan semua
perekaman Surat Tagihan Pajak dan Surat Ketetapan Pajak, bukti
pemindahbukuan, keputusan keberatan, keputusan banding, surat keputusan
Pengurangan/Penghapusan sanksi administrasi, pengurangan/pembatalan
ketetapan pajak dan Surat Setoran Pajak lembar ketiga pada aplikasi
sistem informasi perpajakan sebelum SMT;
- Setelah proses perekaman dalam butir B angka 1
selesai, database tersebut segera di-back-up dalam bentuk Compact Disk;
- KPP
Lama menginventarisasi seluruh berkas penagihan dan memisahkan berkas
penagihan yang akan dipindahkan ke KPP WP Besar Orang Pribadi;
- Berkas
penagihan sebagaimana dimakdud pada butir B angka 3 dilengkapi dengan
dokumen pendukung yaitu jumlah utang pajak beserta rincian ketetapan
pajaknya, rincian pembayaran (SSP/bukti pembayaran yang lain), serta
tindakan penagihan yang telah dilakukan antara lain meliputi Surat
Teguran, Surat Paksa, Surat Perintah Melakukan Penyitaan (SPMP),
lelang, pencegahan dan pemblokiran;
- KPP Lama membuat berita acara
pemindahan berkas penagihan dan melakukan pemindahan berkas penagihan
ke KPP WP Besar Orang Pribadi;
- KPP Lama dan KPP WP Besar Orang Pribadi masing-masing
membuat Daftar Penunggak Pajak;
- KPP
Lama dan KPP WP Besar Orang Pribadi masing-masing membuat rincian saldo
akhir tunggakan pajak untuk per tahun pajak dan per jenis pajak;
- Rincian
sebagaimana dalam butir B angka 7 nilainya harus sama dengan jumlah
saldo akhir tunggakan semula yaitu sebelum terjadinya pemindahan Wajib
Pajak dan jumlahnya harus sama juga dengan Daftar Penunggak Pajak
sebagaimana dimaksud dalam butir B angka 6.
- Pemindahan berkas penagihan ke KPP WP Besar Orang
Pribadi, KPP Lama wajib melampirkan:
- Berkas penagihan masing-masing Wajib Pajak dengan
dokumen-dokumen pendukungnya sebagaimana dimaksud dalam butir B angka 4;
- Berita Acara Pemindahan Berkas Penagihan
sebagaimana dimaksud pada butir B angka 5;
- Daftar Penunggak Pajak sebagaimana dimaksud dalam
butir B angka 6;
- Rincian saldo akhir tunggakan pajak per tahun pajak
dan per jenis pajak sebagaimana dimaksud dalam butir B angka 7;
- Setelah
dilakukannya pemindahan berkas penagihan, maka KPP WP Besar Orang
Pribadi meneliti kebenaran dari data-data Wajib Pajak dan mencocokkan
kebenaran jumlah utang pajaknya dengan dokumen-dokumen pendukungnya
serta jumlah tunggakan pajak yang pindah dari KPP Lama;
- Apabila
terjadi ketidakcocokkan antara isi berkas penagihan yang dikirim dengan
dokumen yang ada, maka KPP WP Besar Orang Pribadi segera melakukan
konfirmasi ke KPP Lama dengan tembusan ke Kanwil Lama dan Kanwil DJP
Wajib Pajak Besar. KPP Lama wajib meneliti ulang kembali dan
selanjutnya memberitahukan kepada KPP WP Besar Orang Pribadi data yang
telah teruji kebenarannya tersebut;
- Semua tindakan penagihan yang
sedang dilakukan oleh KPP Lama, menjadi tanggung jawab KPP WP Besar
Orang Pribadi terhitung sejak SMT;
- Semua kegiatan penagihan aktif,
yang dimulai dari penerbitan Surat Teguran sampai dengan pelaksanaan
lelang dilakukan sampai dengan SMT oleh KPP Lama, penerbitan Surat
Teguran sampai dengan pelaksanaan lelang sejak SMT dilakukan oleh KPP
WP Besar Orang Pribadi;
- Terhadap usulan pemberitahuan saldo kekayaan
Penanggung
Pajak yang tersimpan pada bank yang belum mendapat tanggapan dari Bank
Indonesia, usulan penghapusan tunggakan pajak, pencegahan dan
penyanderaan yang belum terbit Keputusan Menteri Keuangan, KPP Lama
agar memberitahukan ke Kanwil Lama, Kanwil DJP Wajib Pajak Besar dan
Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan c.q. Subdirektorat Penagihan bahwa
penanganan Wajib Pajak tersebut dipindahkan ke KPP WP Besar Orang
Pribadi.
|
DIREKTUR JENDERAL PAJAK,
ttd.
DARMIN NASUTION
NIP 130605098
|
LAMPIRAN
IX |
|
PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL PAJAK |
|
NOMOR |
: |
PER-27/PJ/2009 |
|
TANGGAL |
: |
07
April 2009 |
TATA CARA PELAKSANAAN PENYELESAIAN PERMOHONAN PEMBETULAN,
KEBERATAN, PENGURANGAN ATAU PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI,
PENGURANGAN ATAU PEMBATALAN SURAT KETETAPAN PAJAK YANG TIDAK BENAR,
PENGURANGAN ATAU PEMBATALAN SURAT TAGIHAN PAJAK, PEMBATALAN HASIL
PEMERIKSAAN PAJAK ATAU SURAT KETETAPAN PAJAK, BANDING, GUGATAN, DAN
PENINJAUAN KEMBALI KE MAHKAMAH AGUNG
- Pelaksanaan Penyelesaian oleh KPP
- KPP Lama wajib melakukan inventarisasi berkas permohonan
atas
pembetulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 Undang-Undang Nomor 6
Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2007 yang menjadi arestasi KPP dan belum selesai dengan membuat Daftar
Nominatif Arestasi KPP yang diserahkan kepada KPP Wajib Besar Orang
Pribadi paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum SMT (Lampiran IX-1)
- Permohonan pembetulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 yang menjadi arestasi KPP dan belum
selesai, berlaku ketentuan sebagai berikut:
- Permohonan pembetulan yang jatuh temponya paling lama 2
(dua)
bulan setelah SMT diselesaikan oleh KPP Lama dan Laporan Penelitianya
harus diterima oleh KPP Wajib Besar Orang Pribadi paling lambat 14
(empat belas) hari kerja sebelum jatuh tempo, untuk kemudian ditetapkan
Surat Keputusannya oleh KPP Wajib Pajak Besar Orang Pribadi.
- Permohonan pembetulan yang jatuh temponya lebih dari 2
(dua)
bulan setelah SMT, permohonan tersebut dialihkan ke KPP Wajib Pajak
Besar Orang Pribadi disertai dengan Daftar Pengawasan Pengiriman Berkas
Wajib Pajak (Lampiran IX-3) paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum
SMT;
- Pelaksanaan Surat Keputusan yang berkaitan dengan
permohonan atau
jabatan atas pembetulan, keberatan, pengurangan atau penghapusan sanksi
administrasi, dan pengurangan atau pembatalan surat ketetapan pajak
yang tidak benar, pengurangan atau pembatalan STP, pembatalan hasil
pemeriksaan pajak atau surat ketetapan pajak, yang diterbitkan sebelum
SMT dan tindak lanjutnya belum dilaksanakan oleh KPP Lama, berlaku
ketentuan sebagai berikut:
- Pelaksanaan Surat Keputusan yang jatuh temponya paling
lama 15
(lima belas) hari setelah SMT diselesaikan oleh KPP Lama paling lambat
1 (satu) hari kerja sebelum SMT ;
- Pelaksanaan Surat Keputusan yang jatuh temponya lebih
dari dari
15 (lima belas) hari setelah SMT dialihkan ke KPP Wajib Pajak Besar
Orang Pribadi paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum SMT
- Pelaksanaan Putusan Banding, Gugatan, atau Peninjauan
Kembali ke
Mahkamah Agung yang diterima oleh KPP Lama sebelum SMT dan belum
ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan yang berlaku , berlaku
ketentuan sebagai berikut:
- Pelaksanaan putusan yang jatuh temponya paling lama 15
(lima
belas) hari setelah SMT diselesaikan oleh KPP Lama paling lambat 1
(satu) hari kerja sebelum SMT ;
- Pelaksanaan putusan yang jatuh temponya lebih dari dari
15 (lima
belas) hari setelah SMT dialihkan ke KPP Wajib Pajak Besar Orang
Pribadi paling lambat 1 (satu) hari kerja kerja sebelum SMT.
- Pelaksanaan Penyelesaian oleh Kanwil
- Kanwil Lama wajib melakukan inventarisasi berkas
permohonan
pembetulan, keberatan, pengurangan atau penghapusan sanksi
administrasi, dan pengurangan atau pembatalan surat ketetapan pajak
yang tidak benar, pengurangan atau pembatalan STP, pembatalan hasil
pemeriksaan pajak atau surat ketetapan pajak sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 yang menjadi arestasi Kanwil dan
belum selesai dengan membuat Daftar Nominatif Arestasi Kanwil yang
diserahkan kepada Kanwil Wajib Besar Orang Pribadi paling lambat 1
(satu) hari kerja sebelum SMT (Lampiran IX-2)
- Permohonan pembetulan, keberatan, pengurangan atau
penghapusan
sanksi administrasi, dan pengurangan atau pembatalan surat ketetapan
pajak yang tidak benar, pengurangan atau pembatalan STP, pembatalan
hasil pemeriksaan pajak atau surat ketetapan pajak sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata
Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 yang menjadi arestasi Kanwil dan
belum selesai, berlaku ketentuan sebagai berikut :
- Permohonan pembetulan, keberatan, pengurangan atau
penghapusan sanksi administrasi, dan pengurangan atau pembatalan
ketetapan pajak yang tidak benar, pengurangan atau pembatalan STP,
pembatalan hasil pemeriksaan pajak atau surat ketetapan pajak, yang
jatuh temponya, paling lama 2 (dua) bulan setelah SMT diselesaikan oleh
Kanwil Lama dan Laporan Penelitiannya harus diterima oleh Kanwil Wajib
Besar Orang Pribadi paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sebelum
jatuh tempo, untuk kemudian ditetapkan Surat Keputusannya oleh Kanwil
Wajib Pajak Besar Orang Pribadi.
- Permohonan pembetulan, keberatan, pengurangan atau
penghapusan sanksi administrasi, dan pengurangan atau pembatalan surat
ketetapan pajak yang tidak benar, pengurangan atau pembatalan STP,
pembatalan hasil pemeriksaan pajak atau surat ketetapan pajak, yang
jatuh temponya lebih dari 2 (dua) bulan setelah SMT, permohonan
tersebut dialihkan ke Kanwil Wajib Pajak Besar disertai dengan Daftar
Pengawasan Berkas Wajib Pajak (Lampiran IX-2) paling lambat 1 (satu)
hari kerja sebelum SMT.
- Permintaan Surat Uraian Banding (SUB) atas banding dari
Pengadilan Pajak yang menjadi wewenang Kanwil Lama dan belum dijawab,
berlaku ketentuan sebagai berikut :
- Permintaan yang jatuh temponya paling lama 1 (satu)
bulan
setelah SMT diselesaikan oleh Kanwil Lama paling lambat 1 (satu) hari
kerja sebelum SMT;
- Permintaan yang jatuh temponya lebih dari 1
(satu)
bulan setelah SMT dialihkan ke Kanwil Wajib Pajak Besar paling lambat 1
(satu) hari kerja sebelum SMT.
- Permintaan Surat Tanggapan (ST) atas gugatan dari
Pengadilan
Pajak yang menjadi wewenang Kanwil Lama dan belum dijawab, berlaku
ketentuan sebagai berikut :
- Permintaan yang jatuh temponya paling lama 15 (lima
belas) hari setelah SMT
diselesaikan oleh Kanwil Lama paling lambat 1 (satu) hari kerja sebelum
SMT;
- Permintaan yang jatuh temponya lebih dari 15
(lima
belas) hari setelah SMT dialihkan ke Kanwil Wajib Pajak Besar paling
lambat 1 (satu) hari kerja sebelum SMT.
- Lain-lain
- Dalam pelaksanaan penyelesaian pembetulan, keberatan,
pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi, dan pengurangan atau
pembatalan surat ketetapan pajak yang tidak benar, pengurangan atau
pembatalan STP, pembatalan hasil pemeriksaan pajak atau surat ketetapan
pajak sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983
tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007
tetap mengacu pada Peraturan Dirjen Pajak Nomor : PER-01/PJ.07/2007
tanggal 8 Oktober 2007 dan Surat Edaran Nomor SE-02/PJ.07/2007 tanggal
8 Oktober 2007 dan peraturan-peraturan pelaksanaan dari UU KUP yang
baru.
- Tindak lanjut dan pelaksanaan atas Surat Keputusan yang
berkaiatan dengan pembetulan, keberatan, pengurangan atau penghapusan
sanksi administrasi, dan pengurangan atau pembatalan surat ketetapan
pajak yang tidak benar, pengurangan atau pembatalan STP, pembatalan
hasil pemeriksaan pajak atau surat ketetapan pajak harus memperhatikan
jatuh tempo penerbitan SPMKP dan/atau SPMIB sesuai ketentuan berlaku
dalam hal terdapat kelebihan pajak atau kelebihan pembayaran yang harus
dikembalikan.
- Tindak Lanjut atau Pelaksanaan atas Putusan banding atau
Gugatan dari Pengadilan Pajak dan Putusan Peninjauan Kembali ke MA
harus memperhatikan jatuh tempo penerbitan SPMKP dan/atau SPMIB sesuai
ketentuan berlaku dalam hal terdapat kelebihan pajak atau kelebihan
pembayaran yang harus dikembalikan.
DIREKTUR JENDERAL PAJAK,
ttd.
DARMIN NASUTION
NIP 130605098
|
LAMPIRAN
IX-1 |
|
PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL PAJAK |
|
NOMOR |
: |
PER-27/PJ/2009 |
|
TANGGAL |
: |
07
April 2009 |
DAFTAR NOMINATIF PEMBETULAN PASAL 16 KUP
ARESTASI KPP
KPP…………….
No. |
Nama
WP |
NPWP |
Jenis
Pajak |
Tahun
/Masa
Pajak |
No.
& Tgl.
SKP atau SK
yang
Dibetulkan |
Tgl
Diterima
Surat
Permohonan |
Nama
Account
Representatif dan
Seksi Waskon
(Lama) |
Keterangan |
(1) |
(2)
|
(3)
|
(4) |
(5) |
(6) |
(7) |
(8)
|
(9) |
A |
Diselesaikan Oleh
KPP Lama |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
B |
Diteruskan atau
Dikirim ke Ke KPP WP Besar Orang Pribadi |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
......................................
Kepala Kantor,
……………………
NIP.
Tembusan:
- Kepala Kanwil Lama
- Kepala Kanwil WP Besar Orang Pribadi
- Direktur Keberatan dan Banding
|
LAMPIRAN
IX-2 |
|
PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL PAJAK |
|
NOMOR |
: |
PER-27/PJ/2009 |
|
TANGGAL |
: |
07
April 2009 |
DAFTAR NOMINATIF PERMOHONAN PEMBETULAN, KEBERATAN, PENGURANGAN ATAU
PENGHAPUSAN SANKSI ADMINISTRASI, PENGURANGAN ATAU PEMBATALAN SURAT
KETETAPAN PAJAK YANG TIDAK BENAR,PENGURANGAN ATAU PEMBATALAN SURAT
TAGIHAN PAJAK, PEMBATALAN HASIL PEMERIKSAAN PAJAK ATAU SURAT KETETAPAN
PAJAK
ARESTASI KANWIL
KANWIL………….
No. |
Nama
WP |
NPWP |
Jenis
Pajak |
Tahun/
Masa
Pajak |
No. & Tgl.
Ketetapan
Pajak atau
Keputusan |
Tgl Diterima
Surat
Permohonan |
Nama Penelaah
Keberatan (Lama) |
Keterangan |
(1) |
(2) |
(3) |
(4) |
(5) |
(6) |
(7) |
(8) |
(9) |
A |
Diselesaikan Oleh
KPP Lama |
|
|
|
|
1 |
Pasal 16 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2 |
Pasal 25 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3 |
Pasal 36(1)a |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4 |
Pasal 36(1) b |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5 |
Pasal 36(1) c |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6 |
Pasal 36(1) d |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
B |
Diteruskan atau
Dikirim ke Ke KPP WP Besar Orang Pribadi |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1 |
Pasal 16 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2 |
Pasal 25 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3 |
Pasal 36(1)a |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4 |
Pasal 36(1) b |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5 |
Pasal 36(1) c |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6 |
Pasal 36(1) d |
|
|
|
|
|
|
|
.......................................
Kepala Kantor,
……………………
NIP.
Tembusan:
- Kepala Kanwil Lama
- Kepala Kanwil WP Besar Orang Pribadi
- Direktur Keberatan dan Banding
|
LAMPIRAN
IX-3 |
|
PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL PAJAK |
|
NOMOR |
: |
PER-27/PJ/2009 |
|
TANGGAL |
: |
07
April 2009 |
DAFTAR PENGAWASAN PENGIRIMAN BERKAS WAJIB PAJAK
………….
NPWP………………
KPP/KANWIL*) …………
I. |
IDENTITAS
WAJIB PAJAK
Nama Wajib Pajak |
: |
NPWP |
: |
Alamat |
: |
|
II. |
PERMOHONAN
WAJIB PAJAK
No. |
Nomor
& Tgl. Surat |
Jenis
Permohonan
(Pasal 16,
Pasal 25,
Pasal 36 (1)) |
Jenis Pajak/
Tahun Pajak |
No. &
Tgl. SKP/
SK |
Keterangan |
1. |
|
|
|
|
|
2. |
|
|
|
|
|
3. |
|
|
|
|
|
|
III. |
KELENGKAPAN
BERKAS
No. |
Uraian |
Ada |
Tidak Ada |
Keterangan |
1. |
Asli surat WP |
|
|
|
2. |
Asli LPAD |
|
|
|
3. |
Copy LPP dan KKP |
|
|
|
4. |
Copy STP/SKP/Bukti Pemotongan atau Pemungutan |
|
|
|
5. |
Dokumen
berupa lampiran sesuai SE- 02/PJ.07/2007 (sebutkan satu per satu) |
|
|
|
6. |
Dokumen WP
terkait dengan peminjaman data (sebutkan satu per satu) |
|
|
|
7. |
Ringkasan perkembangan proses penyelesaian |
|
|
|
8. |
Sebutkan dokumen lainnya |
|
|
|
|
Yang menerima,
Nama…………
NIP………….. |
…….,
tanggal…….bulan….tahun…
Yang menyerahkan,
Kepala Seksi Pengurangan dan
Keberatan
Nama…………
NIP………….. |
*) Coret yang tidak perlu
|
LAMPIRAN X |
|
PERATURAN
DIREKTUR JENDERAL PAJAK |
|
NOMOR |
: |
PER-27/PJ/2009 |
|
TANGGAL |
: |
07
April 2009 |
TATA CARA PELAKSANAAN
PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN PAJAK TERHADAP
WAJIB PAJAK KRITERIA
TERTENTU SEBAGAIMANA DIATUR DALAM PASAL 17C DAN 17D
UNDANG-UNDANG NOMOR 6
TAHUN 1983 TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA
PERPAJAKAN DAN
PERUBAHANNYA YANG DIPINDAHKAN KE KPP WAJIB PAJAK BESAR
ORANG PRIBADI
- Permohonan pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak yang
diterima sebelum SMT diproses oleh KPP Lama.
- Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak
(SKPPKP)
yang belum diterbitkan sampai dengan SMT atas permohonan sebagaimana
dimaksud pada butir 1 tetap diproses oleh KPP Lama, namun penerbitan
SKPKPP tersebut dilakukan oleh KPP Wajib Pajak Besar Orang Pribadi.
- Berkas penelitian Permohonan Pengembalian Kelebihan
Pembayaran
Pajak sebagaimana dimaksud pada butir 2 wajib dikirim ke KPP Wajib
Pajak Besar Orang Pribadi paling lambat 15 (lima belas) hari sebelum
jatuh tempo penerbitan SKPPKP.
- Permohonan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak yang
diterima sejak SMT diproses oleh KPP Wajib Pajak Besar Orang Pribadi.
- Berkas Permohonan Pengembalian Pembayaran Pajak yang telah
diterbitkan SKPPKP sebelum SMT, harus dikirim ke KPP Wajib Pajak Besar
Orang Pribadi paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sebelum jatuh tempo
penerbitan SPMKP, dengan menggunakan Surat Pengantar Khusus.
DIREKTUR JENDERAL PAJAK,
ttd.
DARMIN NASUTION
NIP 130605098