DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK |
|
Salinan
Surat Keputusan DIREKTUR
JENDERAL PAJAK |
Nomor
: KEP - |
Jakarta,
........................................... |
DIREKTUR
JENDERAL PAJAK |
|
Membaca |
: |
Surat
Permohonan
.............................................................................. ............................................................ ............................................................ |
|
|
|
|
|
Mengingat |
: |
1. |
Pasal
7 ayat (2) huruf b Undang-undang Nomor 13 Tahun 1985 tentang Bea Meterai; |
|
|
2. |
Keputusan
Menteri Keuangan Nomor : 104/KMK.04/1986 tentang pelunasan Bea Meterai dengan
menggunakan cara lain; |
|
|
3. |
Keputusan
Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-04/PJ.3/1986- 8-3-86 tentang pelimpahan
wewenang pemberian izin pelunasan Bea Meterai dengan menggunakan cara lain. |
MEMUTUSKAN :
Menetapkan |
: |
Memberi izin kepada |
|
|
|
|
Nama/Nama Perusahaan |
: |
.......................................... |
|
|
Jenis Usaha |
: |
.......................................... |
|
|
Alamat/Tempat kedudukan |
: |
.......................................... |
|
|
NPWP |
: |
.......................................... |
|
|
untuk
menggunakan mesin teraan meterai |
||
|
|
Merk |
: |
.......................................... |
|
|
Type/model |
: |
.......................................... |
|
|
Tahun pembikinan |
: |
.......................................... |
|
|
Nomor Mesin |
: |
.......................................... |
yang akan dipakai untuk melunasi Bea Meterai atas
dokumen yang akan digunakan dengan syarat-syarat sebagai berikut :
1. |
Mesin
teraan meterai baru dapat digunakan setelah : |
|
|
a. |
dilunasi
jumlah Bea Meterai sebesar Rp. ............ (................................)
yang penyetorannya dilakukan dengan menggunakan Surat Setoran bentuk KPU 8A. |
|
b. |
dilakukan
pemasangan segel atas mesin teraan meterai sesuai dengan Berita Acara
pemasangan Segel mesin teraan meterai. |
2. |
Pemilik
atau pemakai mesin teraan meterai setiap bulan harus menyampaikan laporan
pemakaian mesin teraan meterai kepada Direktur Pajak Tidak Langsung atau
Kepala Inspeksi Pajak setempat. |
|
3. |
Pemilik
atau pemakai mesin teraan meterai diharuskan pula melaporkan kepada pejabat
yang disebut pada butir 2 dalam hal : |
|
|
a. |
mesin
teraan meterai karena sesuatu hal tidak dipergunakan lagi; |
|
b. |
terjadi
perubahan alamat atau tempat kedudukan dari pemilik atau pemakai mesin teraan
meterai atau tempat kedudukan perusahaan. |
4. |
Pejabat
yang ditunjuk oleh Direktur Pajak Tidak Langsung atau Kepala Inspeksi Pajak
setempat sewaktu-waktu dapat melakukan penelitian atau pemeriksaan atas
pencatatan yang bertalian dengan pemakaian mesin teraan meterai yang
dipergunakan. |
|
5. |
Pelanggaran
terhadap ketentuan pada butir 1 sampai dengan 4 dapat mengakibatkan selain
dari dicabutnya izin pemakaian mesin teraan meterai yang telah diterbitkan
juga pengenaan sanksi-sanksi lain berdasarkan ketentuan yang diatur dalam
Undang-undang Nomor 13 Tahun 1985. |
A.n. DIREKTUR JENDERAL PAJAK .................................................................. .................................................................. ---------------------------------------------------- NIP
........................................................... |
Salinan surat keputusan ini disampaikan kepada :
1.
2.
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
-----------------------------------------------------------------------
BERITA ACARA
TENTANG
PEMASANGAN SEGEL MESIN TERAAN
METERAI
NOMOR:
.........................................
1. |
Pada hari ini tanggal
.................................19 .......... telah dilakukan pemasangan
segel sebuah mesin teraan meterai merk ................................
Type/Tahun .......................... Nomor
Mesin ............................ |
|||
2. |
Atas penyegelan mesin teraan meterai pada butir
1 telah disetor di Kas Negara/Bank *) sejumlah Rp. .........................
( ..................................) sebagai pembayaran dimuka Bea
Meterai dengan menggunakan Surat Setoran KPU 8A tanggal
...................... Yang buktinya dilampirkan bersama ini. |
|||
3. |
Pemakaian
mesin teraan meterai pada butir 1 dimulai dengan angka pembilang
.............. sampai dengan ...................... |
|||
4. |
a. |
Bilamana
angka pembilang akhir mesin teraan meterai akan mencapai angka akhir dari
angka yang tercantum pada butir 3, pemilik atau pemakai mesin teraan meterai
dalam waktu sekurang-kurangnya 7 hari menjelang berakhirnya angka pembilang
akhir, mengajukan permohonan perpanjangan dengan keharusan melakukan
penyetoran Bea Meterai sejumlah tersebut pada butir 2 diatas; |
||
|
b. |
Bilamana
angka pembilang akhir telah terlampaui, pemilik atau pemakai mesin teraan
meterai belum juga melakukan penyetoran Bea Meterai sebagaimana tersebut pada
butir 4a diatas, maka pemilik atau pemakai mesin teraan meterai wajib
melunasi Bea Meterai atas selisih angka pembilang tersebut, ditambah dengan
denda sebesar 200 % (dua ratus persen) dari jumlah yang kurang dibayar
berdasarkan pasal 8 ayat (1) Undang-undang Nomor 13 Tahun 1985. |
||
5. |
Apabila
ternyata angka pembilang menunjukan angka bilangan yang tidak benar atau
terjadi sesuatu kerusakan pada mesin teraan meterai, pemilik atau pemakai
mesin teraan meterai harus segera menghentikan mesin teraan meterai dan
melaporkan hal itu kepada Direktur Pajak Tidak Langsung cq Kepala Inspeksi
Pajak setempat atau pejabat yang ditunjuk untuk itu. |
|||
6. |
Mesin
teraan meterai pada butir 1 dipergunakan oleh : |
|||
|
Nama/nama perusahaan |
: |
.......................................... |
|
|
Jenis Usaha |
: |
.......................................... |
|
|
Alamat/tempat kedudukan |
: |
.......................................... |
|
|
N P W P |
: |
.......................................... |
|
Jakarta, ..................
19 .............. A.n. DIREKTUR JENDERAL PAJAK ................................................... NIP
............................................. |
*) Coret yang tidak perlu
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
BERITA ACARA PEMBUKAAN DAN
PEMASANGAN SEGEL MESIN METERAI
1. |
Pada
hari ini tanggal ........................... 19 .......... telah dilakukan
pembukaan dan pemasangan segel atas sebuah mesin teraan merk ...............
type/tahun .................. Nomor mesin .............. Karena angka
pembilang keseluruhan telah selesai terpakai, dengan angka pembilang akhir
nomor ................ |
||
2. |
Untuk
pemakaian selanjutnya telah disetor lagi pada Kas Negara/Bank *) pada tanggal
............. sebesar Rp. .............. ( ........................... )
dengan menggunakan Surat Setoran KPU 8A sebagaimana bukti terlampir. |
||
3. |
Pemakaian
mesin teraan meterai pada butir 2 dimulai dengan angka pembilang
...................... sampai dengan ........................... |
||
4. |
Mesin
teraan meterai pada butir 1 diatas dipergunakan oleh : |
||
|
Nama/nama perusahaan |
: |
.......................................... |
|
Jenis Usaha |
: |
.......................................... |
|
Alamat/tempat kedudukan |
: |
.......................................... |
|
N P W P |
: |
.......................................... |
Jakarta, ..................
19 .............. A.n. DIREKTUR JENDERAL PAJAK ................................................... NIP
............................................. |
*) Coret yang tidak perlu.