Lampiran I |
||
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak |
||
Nomor |
: |
SE-90/PJ.6/1991 |
Tanggal |
: |
23 Desember 1991 |
PETUNJUK
PELAKSANAAN PENGENAAN PBB USAHA DIBIDANG PERKEBUNAN, PERHUTANAN, PERTAMBAHAN,
PERIKANAN DAN PETERNAKAN
Penggolongan dan Penentuan
Besarnya Nilai Jual Objek Pajak
A. |
BUMI |
||||||||||
|
1. |
Usaha Bidang Perkebunan |
|||||||||
|
|
1.1. |
Tanah
tidak produktip yaitu tanah yang tidak dapat ditanami, seperti : tanah rawa, tanah
cadas, tanah garapan, jurang dan tanah lainnya yang tidak dapat dimanfaatkan
oleh perkebunan, nilai jual objek pajaknya ditentukan sama dengan kelas 50. |
||||||||
|
|
1.2. |
Tanah yang
tidak ditanami yaitu tanah yang dapat menghasilkan, tetapi tidak ditanami
komoditas perkebunan, seperti tanah bero dan tanah cadangan, nilai jualnya
ditentukan sama dengan nilai jual objek pajak tanah
disekitarnya/disekelilingnya. |
||||||||
|
|
1.3. |
Tanah
yang belum ditanami yaitu tanah yang dapat menghasilkan, tetapi belum
ditanami komoditas perkebunan, seperti : tanah persiapan tanaman, nilai
jualnya ditentukan sama dengan nilai jual objek pajak tanah
disekitarnya/disekelilingnya. |
||||||||
|
|
1.4. |
Tanah
yang sudah ditanami komoditas perkebunan berumur panjang, tetapi belum
menghasilkan, nilai jualnya ditentukan sama dengan nilai jual objek pajak
tanah disekitarnya/disekelilingnya. |
||||||||
|
|
1.5. |
Tanah yang
ditanami komoditas perkebunan yang berumur panjang dan telah menghasilkan,
nilai jualnya ditentukan sebesar nilai jual objek pajak tanah seperti pada
butir 2 s/d 4 ditambah Standar Investasi Tanaman sesuai dengan Keputusan
Direktur Jenderal Pajak. |
||||||||
|
|
1.6. |
Tanah
yang ditanami komoditas perkebunan yang berumur pendek seperti tembakau,
tebu, rosella, jahe, ubi kayu dan sejenisnya, nilai jualnya ditentukan satu
kelas lebih tinggi dari tanah sekitarnya. |
||||||||
|
|
1.7. |
Tanah emplasemen
yaitu tanah dan pekarangan yang diatasnya terdapat bangunan-bangunan yang
digunakan untuk usaha Perkebunan, nilai jual objek pajaknya ditentukan
berdasarkan klasifikasi yang ditetapkan oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Pajak. |
||||||||
|
|
1.8. |
Tanah
yang tidak dimanfaatkan seperti : hutan lindung, hutan suaka alam, hutan
wisata, tanah kuburan, tidak dikenakan PBB. |
||||||||
|
|
1.9. |
Ketentuan
tersebut diatas dapat diberlakukan untuk perkebunan rakyat. |
||||||||
|
2. |
Usaha Bidang Perhutanan |
|||||||||
|
|
2.1. |
Areal Hutan Produksi, terdiri
dari : |
||||||||
|
|
|
a. |
Areal Blok Tebangan yaitu areal
yang dikenakan IHH berdasarkan Rencana Karya Tahunan, penentuan nilai jual objek
pajaknya dikaitkan dengan pembayaran Iuran Hasil Hutan (IHH). |
|||||||
b. |
Areal Non Blok Tebangan yaitu
areal di luar areal Rencana Karya Tahunan yang telah direncanakan blok-blok tebangan
selama masa jangka waktu Hak Pengusahaan Hutan, nilai jual objek pajaknya
ditentukan sama dengan kelas 50. |
||||||||||
c. |
Areal Hutan Lainnya yang
hasilnya belum dikenakan IHH yaitu areal di luar Hak Pengusahaan Hutan, misalnya
hutan adat, hutan marga, nilai jual objek pajaknya ditentukan sebesar nilai
kapitalisasi objek pajak yaitu 10 x harga jual kayu yang menghasilkan dalam
satu tahun sebelum tahun pajak yang bersangkutan. |
||||||||||
d. |
Areal Hutan Cadangan yaitu areal
hutan yang belum ditetapkan sebagai hutan tetap oleh Menteri Kehutanan, nilai
jual objek pajaknya ditentukan sama dengan kelas 50. |
||||||||||
|
|
2.2. |
Areal Hutan tidak produktip,
terdiri dari : |
||||||||
|
|
|
a. |
Areal Hutan Penyangga; |
|||||||
b. |
Areal Hutan Payau; |
||||||||||
c. |
Areal Hutan yang digunakan
pihak ketiga; |
||||||||||
d. |
Areal Hutan tidak produktip
lainnya; |
||||||||||
|
|
|
e. |
Areal Waduk/Danau. |
|||||||
|
|
|
Nilai jual objek pajaknya ditentukan
pada kelas 50. |
||||||||
|
|
2.3. |
Areal
yang digunakan untuk emplasemen. |
||||||||
|
|
2.4. |
Log
Ponds ialah tempat penimbunan kayu di perairan untuk menunggu pengangkutan lebih
lanjut, nilai jual objek pajaknya ditentukan berdasarkan klasifikasi yang
ditetapkan oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak. |
||||||||
|
3. |
Usaha Bidang Pertambangan |
|||||||||
|
|
a. |
Pertambahan Minyak dan Gas
Bumi |
||||||||
|
|
|
a.1. |
Tanah Kosong yaitu tanah yang
tidak termasuk dalam kategori tanah kosong yang dilakukan pada tahap
penyelidikan umum, eksplorasi, penambangan, tanah pengamanan dan tanah emplasemen,
nilai jual objek pajaknya ditentukan berdasarkan harga jual rata-rata tanah
di sekitar/sekelilingnya. |
|||||||
|
|
|
a.2. |
Tanah/perairan
untuk Penyelidikan Umum yaitu areal di dalam wilayah penyelidikan secara geologi
umum atau geofisika di daratan, perairan atau dari udara, segala sesuatu
dengan maksud untuk membuat peta geologi umum atau untuk menetapkan
tanda-tanda adanya bahan galian pada umumnya. Tanah/perairan
untuk eksplorasi adalah tanah di dalam Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) yang
diperkirakan mengandung bahan galian dan karenanya perlu diteliti/diselidiki
secara geologi pertambangan guna menetapkan lebih teliti/seksama jumlah
cadangan, kadar, dan sifat bahan galian. Tanah/perairan Penyelidikan
Umum dan Eksplorasi, nilai jual objek pajaknya ditentukan sebagai berikut : |
|||||||
|
|
|
|
- |
Untuk daratan (on shore) sama
dengan kelas 47 |
||||||
|
|
|
|
- |
Untuk perairan (off shore)
sama dengan kelas 50 |
||||||
|
|
|
a.3. |
Tanah/perairan
penambangan yaitu tanah di dalam Wilayah Kerja Pertambangan yang berada dalam
tahap eksploitasi penambangan untuk menghasilkan bahan galian pada tahun
pajak berjalan, nilai jual objek pajaknya ditentukan sebesar 10 x Hasil Bruto
dalam satu tahun sebelum tahun pajak yang bersangkutan. |
|||||||
|
|
|
a.4. |
Tanah/perairan
Non Producing Open yaitu tanah/perairan di dalam Wilayah Kerja Pertambangan
yang telah selesai dieksplorasi dan sewaktu-waktu siap untuk ditambang, nilai
jual objek pajaknya ditentukan berdasarkan nilai jual tanah di
sekitar/sekelilingnya. |
|||||||
|
|
|
a.5. |
Tanah/perairan
Non Producing Plug and Abandon yaitu tanah/perairan di dalam Wilayah Kerja
Pertambangan yang telah selesai dieksploitasi dan untuk sementara
ditinggalkan/ditutup, nilai jual objek pajaknya ditentukan berdasarkan nilai
jual tanah di sekitar/sekelilingnya. |
|||||||
|
|
|
a.6. |
Tanah
pengamanan yaitu tanah di dalam maupun di luar Wilayah Kerja Pertambangan yang
digunakan sebagai pengamanan bangunan maupun tanah untuk pengamanan
lingkungan, nilai jual objek pajaknya ditetapkan berdasarkan harga jual
rata-rata tanah di sekitar/sekelilingnya. |
|||||||
|
|
|
a.7. |
Tanah Emplasemen
yaitu tanah dan pekarangan di dalam maupun di luar Wilayah Kerja Pertambangan
yang diatasnya didirikan bangunan-bangunan kantor, pabrik, gudang, perumahan
dan bangunan lain yang dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan usaha bidang
pertambangan, nilai jual objek pajaknya ditentukan berdasarkan klasifikasi
yang ditetapkan oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak. |
|||||||
|
|
b. |
Pertambangan
Bukan Minyak dan Gas Bumi. |
||||||||
|
|
|
b.1. |
Objek Pertambangan
yang dikelola berdasarkan Kuasa Pertambangan (KP). |
|||||||
|
|
|
|
a). |
Tanah
Kosong yaitu tanah yang tidak termasuk dalam kategori tanah kosong yang
dilakukan pada tahap penyelidikan umum, eksplorasi, penambangan, tanah pengamanan
dan tanah emplasemen, nilai jual objek pajaknya ditentukan berdasarkan harga
jual rata-rata tanah di sekitar/sekelilingnya. |
||||||
|
|
|
|
b). |
Tanah/Perairan
untuk Penyelidikan Umum yaitu areal di dalam Wilayah Kerja Pertambangan yang sedang/akan
dilaksanakan penyelidikan secara geologi umum atau geofisika di daratan,
perairan atau dari udara, segala sesuatu dengan maksud untuk membuat peta
geologi umum atau untuk menetapkan tanda-tanda adanya bahan galian pada
umumnya, nilai jual objek pajaknya ditentukan sebesar 2% x kelas 50. |
||||||
|
|
|
|
c). |
Tanah/Perairan
untuk Eksplorasi yaitu tanah di dalam Wilayah Kerja Pertambangan yang
diperkirakan mengandung bahan galian dan karenanya perlu diteliti/diselidiki secara
geologi pertambangan guna menetapkan lebih teliti/seksama jumlah cadangan,
kadar, dan sifat bahan galian, nilai jual objek pajaknya ditentukan sesuai
dengan tahap kegiatan sebagai berikut : |
||||||
|
|
|
|
|
- |
tahun ke
satu s/d ke tiga masing-masing adalah sebesar 10% x kelas 50; |
|||||
|
|
|
|
|
- |
tahun
ke empat s/d ke lima masing-masing adalah sebesar 15% x kelas 50. |
|||||
|
|
|
|
d). |
Tanah/perairan
persiapan fasilitas eksploitasi (konstruksi) yaitu tanah/perairan yang
dipergunakan untuk membangun sarana dn prasarana yang berhubungan langsung
dengan kegiatan penambangan, nilai jual objek pajaknya ditentukan sesuai
dengan tahap kegiatan tahun ke satu s/d tahun ke tiga masing-masing adalah
sebesar 20% x kelas 50. |
||||||
|
|
|
|
e). |
Tanah/perairan
Non Producing Plug and Abandon adalah tanah/perairan didalam Wilayah Kerja
Pertambangan yang telah selesai dieksploitasi dan untuk sementara ditinggalkan/ditutup,
nilai jual objek pajaknya ditentukan berdasarkan nilai jual tanah di
sekitar/sekelilingnya. |
||||||
|
|
|
|
g). |
Tanah
Pengamanan adalah tanah di dalam maupun di luar Wilayah Kerja Pertambangan
yang digunakan sebagai tanah pengamanan bangunan maupun tanah untuk
pengamanan lingkungan, nilai jual objek pajaknya ditetapkan berdasarkan harga
jual rata-rata tanah di sekitar/sekelilingnya. |
||||||
|
|
|
|
h). |
Tanah
emplasemen adalah tanah dan pekarangan di dalam maupun di luar Wilayah Kerja
Pertambangan yang diatasnya didirikan bangunan-bangunan kantor, pabri, gudang,
perumahan dan bangunan lain yang dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan usaha
bidang pertambangan, nilai jual objek pajaknya ditentukan berdasarkan
klasifikasi yang ditetapkan oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Pajak. |
||||||
|
|
|
|
i). |
Tanah/perairan
Penambangan yang dieksploitasi yaitu tanah di dalam Wilayah Kerja
Pertambangan yang berada dalam tahap eksploitasi penambangan untuk
menghasilkan bahan galian pada tahun pajak berjalan, nilai jual objek
pajaknya ditentukan dengan cara menetapkan nilai kapitalisasi objek pajak
sebesar 10 x Harga Jual Hasil Tambang di mulut tambang (Run of Min) dalam
satu tahun sebelum tahun pajak yang bersangkutan. |
||||||
|
|
|
b.2. |
Objek
Pertambangan yang dikelola berdasarkan Kontrak Karya (KK) Penentuan
nilai jual objek pajak dan pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan bidang usaha
pertambangan yang terikat dengan Kontrak Karya adalah berdasarkan ketentuan
yang diatur dalam setiap Kontrak Karya. |
|||||||
|
|
|
b.3. |
Objek Pertambangan yang dikelola
berdasarkan Kontrak Kerja Sama Batubara (KKS). |
|||||||
|
|
|
|
a). |
Tanah
Kosong yaitu tanah yang tidak termasuk dalam kategori tanah kosong yang
dilakukan pada tahap penyelidikan umum, eksplorasi, penambangan, tanah pengamanan
dan tanah emplasemen, nilai jual objek pajaknya ditentukan berdasarkan harga
jual rata-rata tanah di sekitar/sekelilingnya. |
||||||
|
|
|
|
b). |
Tanah
tahap pra produksi yaitu areal di dalam Wilayah Kerja Pertambangan yang sedang/akan
dilaksanakan kegiatan-kegiatan penyelidikan umum/eksplorasi yang dikelola
berdasarkan isi perjanjian/kontrak kerja sama antara pemerintah RI dengan
perusahaan kontraktor yang belum diatur berdasarkan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 1985 tidak ditetapkan, oleh karena pembayaran PBB-nya dilaksanakan
sejak tahap persiapan fasilitas eksploitasi (tahap konstruksi). Besarnya
pembayaran PBB didasarkan pada ketentuan Iurang Tetap (Lumpsum Payment)
setiap tahun. |
||||||
|
|
|
|
c). |
Tanah Pengamanan
adalah tanah di dalam maupun di luar Wilayah Kerja Pertambangan yang
digunakan sebagai tanah pengamanan bangunan maupun tanah untuk pengamanan
lingkungan, nilai jual objek pajaknya ditetapkan berdasarkan harga jual
rata-rata tanah di sekitar/sekelilingnya. |
||||||
|
|
|
|
d). |
Tanah
Emplasemen adalah tanah dan pekarangan di dalam maupun di luar Wilayah Kerja
Pertambangan yang diatasnya didirikan bangunan-bangunan kantor, pabrik, gudang,
perumahan dan bangunan lain yang dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan usaha
bidang pertambangan, nilai jual objek pajaknya ditentukan berdasarkan
klasifikasi yang ditetapkan oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Pajak. |
||||||
|
|
|
|
e). |
Tanah/perairan
Penambangan yang dieksploitasi yaitu tanah di dalam Wilayah Kerja
Pertambangan yang berada dalam tahap eksploitasi penambangan untuk
menghasilkan bahan galian pada tahun pajak berjalan, nilai jual objek
pajaknya ditentukan dengan cara menetapkan nilai kapitalisasi objek pajak
sebesar 10 x Harga Jual Hasil Tambang di mulut tambang (Run of Mine) dalam
satu tahun sebelum tahun pajak yang bersangkutan. |
||||||
|
|
|
b.4. |
Objek
Pertambangan Galian C Nilai
Jual Objek Pajak atas Tambang Galian C ditentukan dengan cara menetapkan nilai
kapitalisasi objek pajak sebesar 10 x Harga Jual dalam satu tahun sebelum
tahun pajak yang bersangkutan. |
|||||||
|
4. |
Usaha Bidang Perikanan dan
Peternakan |
|||||||||
|
|
4.1. |
Tanah Perikanan
dan Peternakan yaitu tanah yang dimiliki/dikuasai/dimanfaatkan oleh badan
dan/atau perorangan untuk menjalankan kegiatan usaha bidang Perikanan dan
Peternakan, seperti : kolam/empang, tanah penggembalaan, tanah yang ditanami
tumbuhan makanan ternak, dan lain-lain, nilai objek pajaknya ditentukan sama
dengan nilai jual rata-rata tanah di sekitar/sekelilingnya berdasarkan
klasifikasi yang ditetapkan oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Pajak. |
||||||||
|
|
4.2. |
Tanah emplasemen
yaitu tanah dan pekarangan di dalam maupun di luar wilayah perikanan dan
peternakan yang diatasnya didirikan bangunan-bangunan yang dimanfaatkan untuk
mendukung kegiatan usaha bidang perikanan dan peternakan, nilai jual objek
pajaknya ditentukan berdasarkan klasifikasi yang ditetapkan oleh Kepala
Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak. |
||||||||
|
|
4.3. |
Perairan
laut yaitu perairan laut tepi pantai dan lepas pantai yang mempunyai potensi untuk
penangkapan dan pengembangan ikan, udang, ubur-ubur, rumput laut, tiram
mutiara dan sebagainya, nilai jual objek pajaknya ditentukan
setinggi-tingginya kelas 45 sebagaimana tercantum pada Lampiran I Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 1147/KMK.04/1991 tanggal 22 Nopember 1991. |
||||||||
|
|
4.4. |
Perairan
darat yaitu sungai/danau/empang/kolam (perairan pedalaman) yang digunakan
untuk kegiatan usaha dibidang pembibitan dan pembudidayaan/pemeliharaan ikan air
tawar, nilai jual objek pajaknya ditentukan sama dengan nilai jual rata-rata
tanah di sekitar/sekelilingnya berdasarkan klasifikasi yang ditetapkan oleh
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak. |
||||||||
|
|
4.5. |
Tambak Intensif adalah tambak
yang pengelolaannya telah menggunakan banyak alat bantu, seperti kincir air,
pompa, genset, paka, dan pupuk. |
||||||||
|
|
|
a. |
Kepadatan penebaran benur |
: |
15 s/d 30 ekor per M2. |
|||||
b. |
Luas tiap petak |
: |
0,30 s/d 0,5 Ha. |
||||||||
c. |
Dasar tambak |
: |
keras, rata dan berpasir. |
||||||||
d. |
Ketinggian air |
: |
100 s/d 150 cm |
||||||||
e. |
Pupuk |
: |
pemakaiannya sedikit. |
||||||||
f. |
Pakan |
: |
pelet. |
||||||||
g. |
Kincir |
: |
penggunaannya banyak. |
||||||||
h. |
Pengaturan sirkulasi air |
: |
menggunakan pompa air. |
||||||||
|
|
|
Nilai Jual Objek Pajaknya ditentukan
berdasarkan biaya investasi yang diperoleh dari SPOP. |
||||||||
|
|
4.6. |
Tambak Semi Intensif adalah
tambak yang pengelolaannya menggunakan sedikit alat-alat bantu kincir air,
pompa, genset, pakan alam, dan tambahan pupuk. |
||||||||
|
|
|
a. |
Kepadatan penebaran benur |
: |
15 s/d 30 ekor per M2. |
|||||
b. |
Luas tiap petak |
: |
0,30 s/d 0,5 Ha. |
||||||||
c. |
Dasar tambak |
: |
keras, rata dan berpasir. |
||||||||
d. |
Ketinggian air |
: |
100 s/d 150 cm |
||||||||
e. |
Pupuk |
: |
pemakaiannya sedikit. |
||||||||
f. |
Pakan |
: |
pelet. |
||||||||
g. |
Kincir |
: |
penggunaannya banyak. |
||||||||
h. |
Pengaturan sirkulasi air |
: |
menggunakan pompa air. |
||||||||
|
|
|
Nilai Jual Objek Pajaknya
ditentukan berdasarkan biaya investasi yang diperoleh dari SPOP. |
||||||||
|
|
4.7. |
Tambak Tradisional adalah tambak
yang pengelolaannya masih tradisional, antara lain menggunakan pakan dari
alam, pupuk dosis tinggi, air dari pasang surut, dan tidak dilengkapi
alat-alat bantu seperti kincir air, pompa dan genset. |
||||||||
|
|
|
a. |
Kepadatan penebaran benur |
: |
sampai dengan 2 ekor per M2. |
|||||
b. |
Luas tiap petak |
: |
lebih dari 2 Ha. |
||||||||
c. |
Dasar tambak |
: |
pelataran sistem caren. |
||||||||
d. |
Ketinggian air |
: |
60 s/d 80 cm |
||||||||
e. |
Pupuk |
: |
pemakaiannya banyak. |
||||||||
f. |
Pakan |
: |
pakan alami. |
||||||||
g. |
Kincir |
: |
tidak menggunakan kincir. |
||||||||
h. |
Pengaturan sirkulasi air |
: |
memanfaatkan pasang surut. |
||||||||
|
|
|
Nilai
Jual Objek Pajaknya ditentukan satu kelas lebih tinggi dari kelas tanah
disekitarnya/disekelilingnya. |
||||||||
B. |
B A N G U N A N |
||||||||||
|
1. |
Pabrik, yaitu bangunan yang
digunakan untuk keperluan proses produksi baik yang berada didalam maupun
diluar tanah emplasemen. |
|||||||||
2. |
Kantor, yaitu bangunan yang
digunakan untuk kegiatan manajemen baik yang berada didalam maupun diluar
tanah emplasemen. |
||||||||||
3. |
Gudang, yaitu bangunan yang
digunakan untuk menyimpan barang/bahan keperluan perusahaan atau hasil produksi
baik yang berada didalam maupun diluar tanah emplasemen. |
||||||||||
4. |
Perumahan, yaitu bangunan yang digunakan
untuk keperluan tempat tinggal karyawan perusahaan, baik yang berada di dalam
maupun di luar emplasemen, misalnya : |
||||||||||
|
a. |
Rumah Direksi; |
|||||||||
b. |
Rumah
Inspektur/Administratur/Kepala Bagian pada Kantor Direksi; |
||||||||||
c. |
Rumah Pegawai Staff; |
||||||||||
d. |
Rumah Pegawai Non Staff; |
||||||||||
e. |
Rumah peristirahatan, villa,
mess, atau wisma; |
||||||||||
f. |
Lain-lain. |
||||||||||
5. |
Prasaran olah raga dan rekreasi yaitu
bangunan yang dipergunakan untuk keperluan olah raga dan rekreasi bagi
karyawan, baik yang berada didalam maupun diluar tanah emplasemen. Misalnya :
gedung untuk olah raga, lapangan tennis, kolam renang dan sebagainya. |
||||||||||
6. |
Poliklinik/balai
kesehatan/pusat kesehatan, yaitu bangunan yang digunakan untuk pelayanan
kesehatan karyawan baik yang berada didalam maupun diluar tanah emplasemen. |
||||||||||
7. |
Bangunan lain-lain, yaitu bangunan
lainnya di luar yang tersebut pada butir 1 s/d 6 diatas seperti : jalan
lingkungan, jaringan rel tetap, bengkel, instalasi listrik, instalasi air,
mesin, silo, pipa, kilang, anjungan lepas pantai, pelabuhan khusus, landasan
pesawat udara (helipad), kandang ternak, dan lain-lain. |
||||||||||
8. |
Bangunan sosial yaitu bangunan
yang dipergunakan untuk keperluan dan tujuan sosial baik yang berada didalam
maupun diluar tanah emplasemen, misalnya : |
||||||||||
|
|
a. |
Rumah Ibadah; |
||||||||
b. |
Gedung sekolah; |
||||||||||
c. |
Puskesmas; |
||||||||||
d. |
Rumah penitipan bayi; dan |
||||||||||
e. |
Rumah jompo. |
||||||||||
|
Nilai
Jual Objek Pajak atas bangunan pada butir 1 s/d 7 ditetapkan berdasarkan klasifikasi
sebagaimana tercantum pada Lampiran II Keputusan Menteri Keuangan Nomor
1147/KMK.04/1991 tanggal 22 Nopember 1991, sedangkan bangunan pada butir 8
tidak dikenakan PBB. |
||||||||||
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA |
Lampiran |
: II SE Dirjen Pajak |
Nomor |
: SE-90/PJ.6/1991 |
|
Tanggal |
: 23 Desember 1991 |
SURAT
PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK (SPOP) USAHA BIDANG PERKEBUNAN
TAHUN :
I. |
DATA SUBYEK |
II. |
DATA OBYEK |
||||||||||||
|
1. |
Nama Perusahaan |
: |
|
|
1. |
NOP |
: |
|
||||||
2. |
Nama Wajib Pajak |
: |
|
2. |
Jenis Tanaman |
: |
|
||||||||
3. |
Alamat Wajib Pajak |
: |
|
3. |
Lokasi Obyek |
: |
Dati
II |
: |
|||||||
Dati I |
: |
||||||||||||||
4. |
NPWP |
: |
|
4. |
Luas HBU/areal yang dikuasai : |
: |
|
||||||||
NO. |
PERUNTUKAN
OBJEK |
LUAS
BUMI (M2) |
BANGUNAN
|
LETAK
OBYEK |
|||||||||||
JUMLAH
UNIT |
LUAS
(M2) |
||||||||||||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
||||||||||
1. |
Tanah yang tidak produktif |
|
|
|
|
||||||||||
2. |
Tanah yang tidak ditanami |
|
|
|
|
||||||||||
3. |
Tanah yang belum ditanami |
|
|
|
|
||||||||||
4. |
Tanah yang sudah ditanami tetapi belum menghasilkan |
|
|
|
|
||||||||||
5. |
Tanah yang sudah ditanami dan telah menghasilkan |
|
|
|
|
||||||||||
6. |
Tanah dan/atau Bangunan Emplasemen |
|
|
|
|
||||||||||
|
a. |
Pabrik; |
|
|
|
|
|||||||||
|
b. |
Kantor; |
|
|
|
|
|||||||||
|
c. |
Gudang; |
|
|
|
|
|||||||||
|
d. |
Perumahan; |
|
|
|
|
|||||||||
|
e. |
Sarana Olah Raga; |
|
|
|
|
|||||||||
|
f. |
Bangunan Poliklinik/Bakesbun/ Puskesbun dll; |
|
|
|
|
|||||||||
|
g. |
Bangunan Sosial; |
|
|
|
|
|||||||||
|
h. |
Bangunan lainnya |
|
|
|
|
|||||||||
7. |
Tanah yang tidak dimanfaatkan |
|
|
|
|
||||||||||
|
|
|
|
|
|
||||||||||
|
JUMLAH |
|
|
|
|
||||||||||
|
__________________________
WAJIB
PAJAK |
PETUNJUK
PENGISIAN SPOP BIDANG USAHA PERKEBUNAN
PERHATIAN :
SPOP diberikan dalam rangka dua.
Setelah diisi dan ditanda tangani :
- |
Lembar kesatu dikembalikan ke
Kantor Pelayanan PBB. |
- |
Lembar kedua untuk pertinggal
sebagai arsip Wajib Pajak. |
- |
Jika pengisian SPOP dikuasakan
supaya dilampirkan surat kuasa. |
ANGKA I DATA SUBJEK
Diisi dengan :
1. |
Nama lengkap perusahaan. |
2. |
Nama lengkap Wajib Pajak. |
3. |
Nama jalan dan nomor
Kantor/Ruangan. |
|
Contoh : Jln. Jenderal
Sudirman Nomor 105, Gedung Land Mark, lantai V ruang 215. |
4. |
Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP). |
ANGKA II DATA OBJEK
Diisi dengan :
1. |
Nomor Objek Pajak (diisi oleh
Petugas PBB) |
2. |
Budidaya atas komoditi yang
ditanam. |
3. |
Cukup jelas. |
4. |
Luas areal yang tercantum
dalam HGU atau luas areal yang dikuasai sebesar HGU yang diterbitkan. |
Kolom 3 diisi dengan :
1. |
Tanah yang tidak produktip |
: |
semua luas areal yang tidak
dapat ditanami komoditas perkebunan |
2. |
Tanah yang tidak ditanami |
: |
semua luas areal yang tidak
ditanami tetapi dapat ditanami dengan komoditas perkebunan. |
3. |
Tanah yang belum ditanami |
: |
semua luas areal yang belum
ditanami komoditas perkebunan. |
4. |
Tanah yang sudah ditanami
tetapi belum menghasilkan |
: |
cukup jelas. |
5. |
Tanah yang sudah ditanami dan
telah menghasilkan |
: |
cukup jelas. |
6. |
Tanah emplasemen |
: |
cukup jelas. |
7. |
Tanah yang tidak dimanfaatkan |
: |
semua luas areal yang tidak
dimanfaatkan. |
Kolom 4 dan 5, diisi dengan |
|
|
|
6. |
Bangunan Emplasemen |
: |
jumlah unit bangunan dan luas
dari masing-masing unit bangunan tersebut. |
Kolom 6, diisi dengan |
: |
wilayah desa dan kecamatan
yang bersangkutan. |
|
Tempat dan Tanggal |
: |
Diisi sesuai dengan tempat dan
tanggal pengisian. |
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA |
Lampiran |
: II SE Dirjen Pajak |
Nomor |
: SE-90/PJ.6/1991 |
|
Tanggal |
: 23 Desember 1991 |
SURAT
PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK (SPOP) USAHA BIDANG PERHUTANAN
TAHUN :
I. |
DATA SUBYEK |
II. |
DATA OBYEK |
||||||||||||
|
1. |
Nama Perusahaan |
: |
|
|
1. |
NOP |
: |
|
||||||
2. |
Nama Wajib Pajak |
: |
|
2. |
Jenis Tanaman |
: |
|
||||||||
3. |
Alamat Wajib Pajak |
: |
|
3. |
Lokasi Obyek |
: |
Dati
II |
: |
|||||||
Dati I |
: |
||||||||||||||
4. |
NPWP |
: |
|
4. |
Luas HBU/areal yang
dikuasai(Ha.) : |
: |
|
||||||||
NO. |
PERUNTUKAN
OBJEK |
LUAS
BUMI (M2) |
BANGUNAN
|
LETAK
OBYEK |
|||||||||||
JUMLAH
UNIT |
LUAS
(M2) |
||||||||||||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
||||||||||
1. |
Tanah/areal hutan produksi |
|
|
|
|
||||||||||
|
a. |
Tanah/areal Blok Tebangan |
|
|
|
|
|||||||||
|
b. |
Tanah/areal Non Blok Tebangan |
|
|
|
|
|||||||||
|
c. |
Tanah/areal hutan lainnya |
|
|
|
|
|||||||||
|
d. |
Tanah/areal hutan cadangan |
|
|
|
|
|||||||||
2. |
Tanah/areal hutan tidak
produktif |
|
|
|
|
||||||||||
|
a. |
Tanah/areal hutan penyangga |
|
|
|
|
|||||||||
|
b. |
Tanah/areal waduk/danau/payu |
|
|
|
|
|||||||||
|
c. |
Tanah/areal hutan yang
digunakan pihak ketiga |
|
|
|
|
|||||||||
|
d. |
Tanah/areal hutan tidak
produktif lainnya. |
|
|
|
|
|||||||||
3. |
Log Ponds |
|
|
|
|
||||||||||
4. |
Tanah dan/atau Bangunan
Emplasemen |
|
|
|
|
||||||||||
|
a. |
Pabrik |
|
|
|
|
|||||||||
|
b. |
Kantor |
|
|
|
|
|||||||||
|
c. |
Gudang |
|
|
|
|
|||||||||
|
d. |
Perumahan |
|
|
|
|
|||||||||
|
e. |
Sarana olahraga/rekreasi |
|
|
|
|
|||||||||
|
f. |
Bangunan Sosial |
|
|
|
|
|||||||||
|
g. |
Bangunan lainnya |
|
|
|
|
|||||||||
|
JUMLAH |
|
|
|
|
||||||||||
|
__________________________
WAJIB
PAJAK |
PENUNTUN
PENGISIAN SURAT PEMBERITAHUAN OBYEK PAJAK (SPOP) USAHA BIDANG PERHUTANAN
Perhatian : |
SPOP
diberikan dalam rangkap dua untuk obyek usaha bidang Perhutanan setelah diisi
dan ditandatangani : |
|
|
- |
Lembar kesatu dikembalikan ke
Kantor Pelayanan PBB setempat. |
|
- |
Lembar kedua untuk pertinggal
sebagai arsip Wajib Pajak. |
|
- |
Jika pengisian SPOP
dikuasakan, supaya dilampirkan Surat Kuasa. |
Angka I. |
Data Subyek |
|
|
Diisi dengan : |
|
|
1. |
Nama lengkap perusahaan. |
|
2. |
Nama lengkap Wajib Pajak. |
|
3. |
Nama Jalan dan Nomor Kantor. |
|
|
contoh : Jl. Gatot Subroto Nomor
10, Patra Plaza Lantai II ruang 215 Jakarta Selatan. |
|
4. |
Nomor
Pokok Wajib Pajak (NPWP). |
Angka II. |
Data Obyek |
|
|
Diisi dengan : |
|
|
1. |
Nomor Objek Pajak (diisi oleh
Petugas PBB) |
|
2. |
Cukup jelas |
|
3. |
Wilayah Kuasa/Konsesi per Wilayah
Kuasa, per Kabupaten/Kotamadya Dati II dan per Propinsi Daerah Tingkat I. |
|
4. |
Cukup
jelas. |
PERUNTUKAN OBJEK :
Kolom 3 diisi dengan :
1. |
a. |
Luas areal dari Rencana Karya Tahunan
untuk melaksanakan penebangan kayu pada tahun yang bersangkutan. |
|
b. |
Luas areal diluar areal
Rencana Karya Tahunan yang telah direncanakan blok-blok tebangan selama
jangka waktu Hak Pengusahaan Hutan ditetapkan. |
|
c. |
Areal hutan yang tidak/belum
ditetapkan Hak Pengusahaan Hutan. |
|
d. |
Areal hutan yang belum
ditetapkan sebagai hutan tetap oleh Menteri Kehutanan. |
2. |
Cukup jelas. |
|
3. |
Luas areal tempat penimbunan kayu
di perairan untuk menunggu pengangkutan lebih lanjut. |
|
4. |
Cukup jelas. |
Kolom 4, 5, 6 cukup jelas.
Tempat dan Tanggal : Diisi sesuai tempat dan tanggal pengisian.
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA |
Lampiran |
: II SE Dirjen Pajak |
Nomor |
: SE-90/PJ.6/1991 |
|
Tanggal |
: 23 Desember 1991 |
SURAT
PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK (SPOP) USAHA BIDANG PERTAMBANGAN MINYAK DAN GAS BUMI
TAHUN :
I. |
DATA SUBYEK |
II. |
DATA OBYEK |
||||||||
|
1. |
Nama Perusahaan |
: |
|
1. |
Jenis Tambang |
: |
|
|||
|
2. |
Kontraktor (PSC/KK) |
: |
|
2. |
Wilayah
Kuasa Pertambangan |
: |
|
|||
|
3. |
Operator |
: |
|
3. |
Lokasi Obyek |
: |
- |
Dati II |
: |
|
|
4. |
Wajib Pajak |
: |
|
|
|
|
- |
Propinsi |
: |
|
|
5. |
Alamat |
: |
|
|
|
|
|
|||
|
6. |
NPWP |
: |
|
|
|
|
|
NO |
PERUNTUKAN OBJEK |
LETAK OBJEK |
BUMI |
BANGUNAN |
KETERANGAN |
||||
Luas
Daratan (ON SHORE) M2 |
Luas
Perairan (OFF SHORE) M2 |
Jumlah
Unit |
LUAS M2 |
||||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
8 |
||
1. |
TANAH KOSONG |
|
|
|
|
|
|
||
2. |
TANAH PENYELIDIKAN /
EKSPLORASI : |
|
|
|
|
|
|
||
a. |
General Survey |
||||||||
b. |
Eksplorasi |
||||||||
3. |
TANAH PENGAMANAN |
|
|
|
|
|
|
||
a. |
Pabrik |
||||||||
b. |
Silo |
||||||||
c. |
Kilang |
||||||||
d. |
Tangki |
||||||||
e. |
Pipa |
||||||||
f. |
dan lain-lain |
||||||||
4. |
TANAH/BANGUNAN PENAMBANGAN |
|
|
|
|
|
|
||
a. |
Producing |
||||||||
b. |
Non Producing Open |
||||||||
c. |
Non Producing Plug & ABD |
||||||||
5. |
TANAH DAN/ATAU BANGUNAN EMPLASEMENT
: |
|
|
|
|
|
|
||
a. |
Perkantoran |
||||||||
b. |
Pabrik |
||||||||
c. |
Mesin |
||||||||
d. |
Silo |
||||||||
e. |
Kilang |
||||||||
f. |
Tangki |
||||||||
g. |
Pipa |
||||||||
h. |
Gudang |
||||||||
i. |
Rumah |
||||||||
j. |
Rekreasi/Olahraga |
||||||||
k. |
Landasan
Pesawat Udara |
||||||||
l. |
Jalan
Khusus menuju sumur/dalam kompleks |
||||||||
m |
Lain-lain |
||||||||
III.
HASIL PRODUKSI
Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)
didasarkan pada rata-rata Nilai Jual Pengganti (Hasil Bruto x 10, Kep. MENKEU
No. 174/KMK.04/1993) |
||||
a. |
Produksi dalam satu tahun
sebelum tahun pajak berjalan : |
|||
|
- |
Minyak |
: |
Barrel |
|
- |
Gas |
: |
Mscf |
b. |
Harga Satuan |
: |
Rp. .....................,-
Barrel/Mscf |
|
..............,
...................19... (....................................)
WAJIB
PAJAK |
PENUNTUN PENGISIAN
SURAT PEMBERITAHUAN OBYEK PAJAK (SPOP) USAHA BIDANG PERTAMBANGAN MINYAK DAN GAS
BUMI
PERHATIAN :
SPOP diberikan dalam rangkap dua.
Setelah diisi dan ditanda tangani :
- |
Lembar kesatu dikembalikan ke
Kantor Pelayanan PBB. |
- |
Lembar kedua untuk pertinggal
sebagai arsip Wajib Pajak. |
- |
Jika pengisian SPOP dikuasakan
supaya dilampirkan surat kuasa. |
Angka I : |
DATA SUBJEK |
||
|
1 |
: |
nama perusahaan dengan jelas
dan lengkap |
|
2 |
: |
nama kontraktor sesuai yang
tercantum di dalam kontrak perjanjian |
|
3 |
: |
nama perusahaan yang
melaksanakan penambangan |
|
4 |
: |
wajib pajak dengan jelas dan
lengkap |
|
5 |
: |
dengan nama jalan, nomor
kantor serta nomor telepon |
|
6 |
: |
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
|
Angka II : |
DATA OBJEK |
||
|
1 |
: |
jenis tambang yang diusahakan penambangan
|
|
2 |
: |
nama wilayah penambangan, |
|
3 |
: |
cukup jelas |
Kolom 4 dan 5 diisi dengan :
1. |
Tanah Kosong |
: |
semua luas areal di luar
Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) yang dikuasai oleh Wajib Pajak. |
|||
2. |
Tanah Penyelidikan/Eksplorasi |
: |
|
|||
|
|
|
a. |
General Survey |
: |
semua luas areal yang sudah/sedang
dengan maksud untuk memperoleh peta geologi umum, untuk mengetahui
tanda-tanda ada bahan galian di Wilayah Kerja Pertambangan tersebut. |
b. |
Eksplorasi |
: |
luas bagian areal yang sudah
dilakukan general survey dalam rangka menetapkan lebih rinci/teliti tentang
adanya bahan galian minyak dan gas bumi di Wilayah Kerja Pertambangan (WKP). |
|||
3. |
Tanah Pengamanan |
: |
luas areal on shore yang
dipergunakan untuk pengamanan fasilitas. |
|||
4. |
Tanah/Bangunan Penambangan |
: |
|
|||
|
|
|
a. |
Producing |
: |
luas areal yang sedang
dilaksanakan kegiatan penambangan/eksploitasi. |
b. |
Non Producing Open |
: |
luas areal yang sudah selesai
dieksplorasi dan sewaktu-waktu siap untuk ditambang. |
|||
c. |
Non Producing Plug and ABD |
: |
luas areal yang sudah selesai
dieksploitasi dan untuk sementara ditutup atau kemungkinan ditinggalkan |
|||
5. |
Tanah Bangunan Emplasemen |
: |
cukup jelas. |
|||
|
|
|||||
Dalam kolom keterangan (kolom 8)
agar dicantumkan penjelasan mengenai tanah/bangunan yang diperuntukkan secara
khusus, seperti : penggunaan areal untuk EMKL Pertamina dan sebagainya. Angka III : |
Diisi dengan :
a |
: |
jumlah hasil produksi kotor dalam
satu tahun sebelum tahun pajak berjalan. |
b |
: |
besarnya satuan harga yang
ditetapkan. |
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA |
Lampiran |
: II SE Dirjen Pajak |
Nomor |
: SE-90/PJ.6/1991 |
|
Tanggal |
: 23 Desember 1991 |
SURAT
PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK
USAHA BIDANG PERTAMBANGAN BUKAN MINYAK DAN GAS BUMI
TAHUN :
I. |
DATA SUBYEK |
II. |
DATA OBYEK |
||||||||
|
1. |
Nama Perusahaan |
: |
|
1. |
Jenis Tambang |
: |
|
|||
|
2. |
Kontraktor (PSC/KK) |
: |
|
2. |
Wilayah
Kuasa Pertambangan |
: |
|
|||
|
3. |
Operator |
: |
|
3. |
Lokasi Obyek |
: |
- |
Dati II |
: |
|
|
4. |
Wajib Pajak |
: |
|
|
|
|
- |
Propinsi |
: |
|
|
5. |
Alamat |
: |
|
|
|
|
|
|||
|
6. |
NPWP |
: |
|
|
|
|
|
NO |
PERUNTUKAN OBJEK |
LETAK OBJEK |
BUMI |
BANGUNAN |
KETERANGAN |
||||
Luas
Daratan (ON SHORE) M2 |
Luas
Perairan (OFF SHORE) M2 |
Jumlah
Unit |
LUAS M2
|
|
|||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
8 |
|
|
1. |
Tanah kosong |
|
|
|
|
|
|
|
|
2. |
TANAH PENYELIDIKAN UMUM : |
|
|
|
|
|
|
||
3. |
TANAH EKSPLORASI : |
|
|
|
|
|
|
||
4. |
TANAH PENGAMANAN |
|
|
|
|
|
|
||
a. |
Pabrik |
||||||||
b. |
Silo |
||||||||
c. |
Kilang |
||||||||
d. |
Tangki |
||||||||
e. |
Pipa |
||||||||
f. |
dan lain-lain |
||||||||
5. |
TANAH/BANGUNAN PENAMBANGAN |
|
|
|
|
|
|
||
a. |
Producing |
||||||||
b. |
Non Producing Open |
||||||||
c. |
Non Producing Plug & ABD |
||||||||
6. |
TANAH DAN/ATAU BANGUNAN
EMPLASEMENT : |
|
|
|
|
|
|
||
a. |
Perkantoran |
||||||||
b. |
Pabrik |
||||||||
c. |
Mesin |
||||||||
d. |
Silo |
||||||||
e. |
Kilang |
||||||||
f. |
Tangki |
||||||||
g. |
Pipa |
||||||||
h. |
Gudang |
||||||||
i. |
Rumah |
||||||||
j. |
Rekreasi/Olahraga |
||||||||
k. |
Landasan
Pesawat Udara |
||||||||
l. |
Jalan
Khusus menuju sumur/dalam kompleks |
||||||||
m |
Lain-lain |
|
HASIL PRODUKSI
Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) didasarkan
pada rata-rata Nilai Jual Pengganti |
|
a. |
Produksi dalam satu tahun
sebelum tahun pajak berjalan : |
b. |
Harga Satuan : Rp.
.....................,- Barrel/Mscf |
PENUNTUN
PENGISIAN SURAT PEMBERITAHUAN OBYEK PAJAK (SPOP) USAHA BIDANG PERTAMBANGAN
BUKAN MINYAK DAN GAS BUMI
PERHATIAN :
SPOP diberikan dalam rangkap
dua.
Setelah diisi dan ditanda tangani :
- |
Lembar kesatu dikembalikan ke
Kantor Pelayanan PBB. |
- |
Lembar kedua untuk pertinggal
sebagai arsip Wajib Pajak. |
- |
Jika pengisian SPOP dikuasakan
supaya dilampirkan surat kuasa. |
Angka I : |
DATA SUBJEK Diisi dengan : |
||||
|
1 |
: |
nama perusahaan dengan jelas
dan lengkap |
||
|
2 |
: |
nama kontraktor sesuai yang
tercantum di dalam kontrak perjanjian |
||
|
3 |
: |
nama perusahaan yang
melaksanakan penambangan |
||
|
4 |
: |
nama wajib pajak dengan jelas
dan lengkap |
||
|
5 |
: |
dengan nama jalan, nomor
kantor serta nomor telepon. |
||
|
6 |
: |
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
|
||
Angka II : |
DATA OBJEK Diisi dengan : |
||||
|
1 |
: |
jenis tambang yang diusahakan
penambangan |
||
|
2 |
: |
nama wilayah penambangan, |
||
|
3 |
: |
cukup jelas |
||
Kolom 4 dan 5 diisi dengan :
1. |
Tanah Kosong |
: |
semua luas areal di luar
Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) yang dikuasai oleh Wajib Pajak. |
||||
2. |
Tanah Penyelidikan/Eksplorasi |
: |
semua luas areal yang sudah/akan
dilaksanakan penyelidikan secara geologi umum atau geofisikan dengan maksud
untuk membuat peta geologi umum atau untuk menetapkan tanda-tanda adanya
bahan galian dalam Wilayah Kuasa Pertambangan. |
||||
3. |
Tanah Eksplorasi |
: |
luas bagian areal yang sudah
dilakukan general survey dalam rangka menetapkan lebih rinci/teliti tentang
adanya bahan galian tambang, dalam Wilayah Kuasa Pertambangan. |
||||
4. |
Persiapan Fasilitas
Eksploitasi (Konstruksi) |
: |
luas areal yang dipergunakan
untuk membangun sarana dan prasarana yang berhubungan langsung dengan
kegiatan panambangan. |
||||
5. |
Tanah Pengamanan |
: |
luas areal yang dipergunakan
untuk pengamanan fasilitas. |
||||
6. |
Tanah Cadangan Tambang |
: |
luas areal di dalam Wilayah Kuasa
Pertambangan yang telah selesai dieksplorasi dan sewaktu-waktu siap untuk
ditambang. |
||||
7. |
Tanah/Bangunan Penambangan : |
: |
a. |
Producing |
: |
luas areal yang sudah selesai
dieksplorasi dan untuk sementara belum dieksploitasi. |
|
b. |
Non Producing Open dan ABD |
: |
luas areal yang sudah selesai
dieksploitasi dan untuk sementara ditutup/ditinggalkan. |
||||
8. |
Tanah/Bangunan Emplasemen |
: |
cukup jelas. |
||||
|
|||||||
Angka
III : |
|||||||
|
Diisi dengan : |
: |
a. |
: |
jumlah hasil
produksi kotor dalam satu tahun sebelum tahun pajak bersangkutan. |
||
b. |
: |
besarnya satuan harga yang
ditetapkan. |
|||||
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA |
Lampiran |
: II SE Dirjen Pajak |
Nomor |
: SE-90/PJ.6/1991 |
|
Tanggal |
: 23 Desember 1991 |
SURAT
PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK (SPOP) USAHA BIDANG PERIKANAN
TAHUN : ..........................
I. |
DATA SUBYEK |
II. |
DATA OBYEK |
||||||||
|
1. |
Nama Perusahaan |
: |
|
1. |
Jenis Tambang |
: |
|
|||
|
2. |
Nama Wajib Pajak |
: |
|
2. |
Jenis
Budidaya |
: |
|
|||
|
3. |
Alamat |
: |
|
3. |
Letak Objek |
: |
|
|
|
|
|
4. |
NPWP |
: |
|
4. |
Lokasi Obyek |
: |
- |
Dati II |
: |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
- |
Propinsi |
: |
|
NO. |
PERUNTUKAN
OBYEK |
BUMI
LUAS (M2) |
BANGUNAN
|
BIAYA
INVESTASI (RUPIAH) |
||||
JUMLAH
UNIT |
LUAS
(M2) |
|||||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
|||
A |
DATA OBYEK |
|
|
|
|
|||
|
1. |
BUMI |
|
|
|
|
||
|
|
1.1. |
Perairan laut produktip. |
|
|
|
|
|
|
|
1.2. |
Perairan laut non produktip |
|
|
|
|
|
|
|
1.3. |
Perairan darat |
|
|
|
|
|
|
2. |
TANAH DAN/ATAU BANGUNAN
EMPLASEMEN |
|
|
|
|
||
|
|
2.1. |
Kotor |
|
|
|
|
|
|
|
2.2. |
Gudang |
|
|
|
|
|
|
|
2.3. |
Perumahan |
|
|
|
|
|
|
|
2.4. |
Rumah mesin |
|
|
|
|
|
|
|
2.5. |
Laboratorium |
|
|
|
|
|
|
|
2.6. |
Jalan lingkungan |
|
|
|
|
|
|
|
2.7. |
Tangki/Silo |
|
|
|
|
|
|
|
2.8. |
Kamar Pendingin/Coolstorage |
|
|
|
|
|
|
|
2.9. |
Dermaga |
|
|
|
|
|
|
|
2.10. |
Bangunan Lainnya |
|
|
|
|
|
|
|
TOTAL A
: |
|
|
|
|
||
B. |
BIAYA INVESTASI |
|
|
|
|
|||
|
1. |
Investasi Bumi : Biaya perolehan bumi, termasuk
biaya penelitian dan pematangan lahan |
|
|
|
|
||
|
|
Jumlah Investasi Bumi : |
|
|
|
|
||
|
2. |
Investasi Bangunan : |
|
|
|
|
||
|
|
2.1.
|
Biaya pembuatan : |
|
|
|
|
|
|
|
|
a. |
kantor |
|
|
|
|
b. |
gudang |
|||||||
c. |
perumahan |
|||||||
d. |
laboratorium |
|||||||
e. |
jalan lingkungan |
|||||||
f. |
rumah mesin |
|||||||
g. |
km. pendingin/c. storage |
|||||||
h. |
dermaga |
|||||||
i. |
bangunan lainnya |
|||||||
|
|
2.2. |
Biaya Prasaran/Sarana
Pendukung : |
|
|
|
|
|
|
|
|
a. |
jermal /
rumpon / bagan / rakit terapung / dan sejenisnya. |
|
|
|
|
b. |
pembuatan saluran air |
|||||||
c. |
pompa air |
|||||||
d. |
genset |
|||||||
|
|
2.3. |
Biaya lain-lain |
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah
Investasi Bangunan : |
|
|
|
|
|
..............,
...................19... (....................................)
WAJIB
PAJAK |
PENUNTUN
PENGISIAN SPOP USAHA BIDANG PERIKANAN
Perhatian
SPOP diberikan dalam rangkap 2 (dua),
setelah diisi dan ditandatangani :
- |
lembar kesatu dikembalikan ke
KP. PBB setempat. |
- |
lembar kedua untuk arsip Wajib
Pajak. |
- |
jika pengisian SPOP dikuasakan
agar dilampirkan surat kuasa. |
Tahun |
: |
................, diisi tahun
fiskal yang bersangkutan. |
||||
Angka I |
: |
DATA SUBJEK Diisi dengan : |
||||
|
|
1 |
: |
Nama perusahaan dengan jelas
dan lengkap (jika subjek pajak sebagai badan hukum). |
||
|
|
2 |
: |
Nama wajib pajak dengan jelas
dan lengkap (jika subjek pajak badan, maka Wajib pajaknya adalah direksi dari
badan tersebut). |
||
|
|
3 |
: |
Nama jalan, nomor
kantor/ruangan/rumah serta nomor telpon. Contoh : Jl. Jenderal Sudirman No.
105 Gedung Landmark lantai 28 ruang 15, telp. 5707000 Jakarta Selatan. |
||
|
|
4 |
: |
Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP). |
||
Angka II |
: |
DATA OBJEK Diisi dengan : |
||||
|
|
1 |
: |
Nomor Objek Pajak (NOP) diisi
oleh Petugas PBB. |
||
|
|
2 |
: |
Misalnya Perikanan Laut,
Perikanan Darat, Tambak Tradisional, Tambak Intensif, Tambak Semi Intensif,
atau Mutiara. |
||
|
|
3 |
: |
Wilayah
desa/kelurahan/kecamatan yang bersangkutan. |
||
|
|
4 |
: |
Per
kesatuan wilayah Dati II/Dati I, jika lokasi lebih dari satu wilayah Dati
II/Dati I, maka SPOP dipisahkan sesuai wilayahnya. |
||
PERUNTUKAN OBJEK :
A. |
DATA OBJEK |
||
|
1. |
BUMI (diisikan
pada kolom 3) Diisi dengan : |
|
|
|
1.1. |
s/d 1.3.cukup jelas. |
|
2. |
TANAH DAN/ATAU BANGUNAN
EMPLASEMEN(diisikan pada kolom 3, 4 dan/atau 5) Diisi dengan : |
|
|
|
2.1. |
s/d 2.9. cukup jelas |
|
|
2.2. |
Bangunan selain tersebut pada butir
2.1. s/d 2.9. seperti kolam, rumah jaga, asrama/mess, balai pertemuan dll. |
B. |
BIAYA INVESTASI :
(diisikan pada kolom 6) |
||
|
1. |
Investasi Bumi Diisi
dengan : |
|
|
|
Nilai jual tanah menurut keadaan
per 1 Januari tahun pajak yang bersangkutan, termasuk biaya penelitian dan
biaya pematangan lahan. |
|
|
2. |
Investasi Bangunan Diisi
dengan : |
|
|
|
2.1.a. |
s/d 2.1.h. cukup jelas |
|
|
2.1.i. |
selain yang tersebut pada butir
2.1.a. s/d 2.1.h. seperti biaya pembuatan rumah jaga, asrama/mess, balai
pertemuan dll. |
|
|
2.2.a. |
cukup jelas. |
|
|
2.2.c. |
dan 2.2.d. biaya pembelian
pompa air dan genset. |
|
|
2.3. |
biaya selain yang tersebut pada
butir 2.1. s/d 2.2. seperti biaya pembibitan (pembelian/perolehan bibit,
persemaian/penyebaran bibit), biaya pemeliharaan (biaya obat-obatan, biaya
pakan) dll. |
Tempat dan tanggal : diisi
sesuai dengan tempat dan tanggal pengisian. |
|||
CATATAN : |
|||
|
- |
Untuk Tambak Tradisionil hanya
mengisi pada kolom peruntukan sub A Data Objek. |
|
|
- |
Untuk Tambak Intensif, Tambak
Semi Intensif dan Budidaya Mutiara diisi secara lengkap. |
|
|
- |
Khusus kolom 6 hanya diisi untuk
melengkapi data Biaya Investasi (sub B). |
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA |
Lampiran |
: II SE Dirjen Pajak |
Nomor |
: SE-90/PJ.6/1991 |
|
Tanggal |
: 23 Desember 1991 |
SURAT
PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK (SPOP) USAHA BIDANG PETERNAKAN
TAHUN : ..........................
I. |
DATA SUBYEK |
II. |
DATA OBYEK |
||||||||
|
1. |
Nama Perusahaan |
: |
|
1. |
Jenis Tambang |
: |
|
|||
|
2. |
Nama Wajib Pajak |
: |
|
2. |
Jenis
Budidaya |
: |
|
|||
|
3. |
Alamat |
: |
|
3. |
Letak Objek |
: |
|
|
|
|
|
4. |
NPWP |
: |
|
4. |
Lokasi Obyek |
: |
- |
Dati II |
: |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
- |
Propinsi |
: |
|
NO. |
PERUNTUKAN
OBYEK |
BUMI
LUAS (M2) |
BANGUNAN
|
KETERANGAN
|
|||
JUMLAH
UNIT |
|
||||||
1 |
2 |
3 |
4 |
6 |
6 |
||
A |
DATA OBYEK |
|
|
|
|
||
|
1. |
BUMI |
|
|
|
|
|
|
|
1.1. |
Tanah produktif |
|
|
|
|
|
|
1.2. |
Tanah non produktif |
|
|
|
|
|
2. |
TANAH DAN/ATAU BANGUNAN
EMPLASEMEN |
|
|
|
|
|
|
|
2.1. |
Kantor |
|
|
|
|
|
|
2.2. |
Gudang |
|
|
|
|
|
|
2.3. |
Perumahan |
|
|
|
|
|
|
2.4. |
Rumah mesin |
|
|
|
|
|
|
2.5. |
Laboratorium |
|
|
|
|
|
|
2.6. |
Jalan lingkungan |
|
|
|
|
|
|
2.7. |
Tangki/Silo |
|
|
|
|
|
|
2.8. |
Kandang |
|
|
|
|
|
|
2.9. |
Bangunan lainnya |
|
|
|
|
|
|
Jumlah |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
..............,
...................19... (....................................)
WAJIB
PAJAK |
PENUNTUN
PENGISIAN SPOP USAHA BIDANG PETERNAKAN
Perhatian
SPOP diberikan dalam rangkap 2
(dua), setelah diisi dan ditandatangani :
- |
lembar kesatu dikembalikan ke
KP. PBB setempat. |
- |
lembar kedua untuk arsip Wajib
Pajak. |
- |
jika pengisian SPOP dikuasakan
agar dilampirkan surat kuasa. |
Tahun |
: |
................, diisi tahun
fiskal yang bersangkutan. |
||
Angka I |
: |
DATA SUBJEK Diisi dengan : |
||
|
|
I.1. |
nama perusahaan dengan jelas dan
lengkap (jika subjek pajak sebagai badan hukum). |
|
|
|
I.2. |
nama wajib pajak dengan jelas
dan lengkap (jika subjek pajak badan, maka wajib pajaknya adalah direksi dari
badan tersebut). |
|
|
|
I.3. |
nama jalan, nomor kantor/ruangan/rumah
serta nomor telpon. Contoh : Jl. Jenderal Sudirman No. 105 Gedung Landmark
lantai 28 ruang 15, telp. 5707000 Jakarta Selatan. |
|
|
|
I.4. |
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
|
|
Angka II |
: |
DATA OBJEK Diisi dengan : |
||
|
|
II.1 |
Nomor Objek Pajak (NOP) diisi
oleh Petugas PBB. |
|
|
|
II.2 |
Misalnya Ternak Sapi, Ternak
Babi, Ternak Ayam dll. |
|
|
|
II.3 |
Wilayah
desa/kelurahan/kecamatan yang bersangkutan. |
|
|
|
II.4 |
Per kesatuan wilayah Dati II/Dati
I, jika lokasi lebih dari satu wilayah Dati II/Dati I, maka SPOP dipisahkan
sesuai wilayahnya. |
|
PERUNTUKAN OBJEK :
A. |
DATA OBJEK |
||
|
1. |
BUMI (diisikan
pada kolom 3) Diisi dengan : |
|
|
|
1.1. |
Luas tanah yang ditanami
seperti tumbuhan makanan ternak. |
|
|
1.2. |
Luas tanah seperti tanah
pengembalaan. |
|
2. |
TANAH/BANGUNAN EMPLASEMEN Diisi dengan : |
|
|
|
2.1. |
s/d 2.8 : cukup jelas |
|
|
2.9. |
Bangunan selain tersebut pada
butir 2.1 s/d 2.8 seperti rumah jaga, asrama/mess, balai pertemuan dll. |
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA |
Lampiran |
: II SE Dirjen Pajak |
Nomor |
: SE-90/PJ.6/1991 |
|
Tanggal |
: 23 Desember 1991 |
DAFTAR
PERHITUNGAN KETETAPAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN USAHA BIDANG PERKEBUNAN
TAHUN :
I. |
DATA SUBYEK |
II. |
DATA OBYEK |
||||||||
|
1. |
Nama Perusahaan |
: |
|
1. |
NOP |
: |
|
|||
|
2. |
Nama Wajib Pajak |
: |
|
2. |
Hak Penguasaan |
: |
|
|||
|
3. |
Alamat Wajib Pajak |
: |
|
3. |
Lokasi Obyek |
: |
- |
Dati II |
: |
|
|
4. |
NPWP |
: |
|
|
|
|
- |
Propinsi |
: |
|
|
|
|
|
|
4.. |
Luas areal
yang dikuasai menurut izin usaha |
: |
|
|
|
|
NO. |
PERUNTUKAN
OBJEK |
LUAS
(M2) |
Kelas |
NJOP |
(Rp) |
NJKP |
Jumlah
pajak terhutang |
||
per M2 |
Jumlah |
||||||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
8 |
||
A. |
BUMI |
|
|
|
|
|
|
||
|
1. |
Tanah yang
tidak produktif |
|
|
|
|
|
|
|
2. |
Tanah yang
tidak ditanami |
||||||||
3. |
Tanah yang belum ditanami |
||||||||
4. |
Tanah yang sudah ditanami
tetapi belum menghasilkan |
||||||||
5. |
Tanah yang sudah ditanami dan
telah menghasilkan |
||||||||
|
a. |
Areal / lahan |
|||||||
b. |
Standar Investasi Tanaman
........ |
||||||||
6. |
Tanah Emplasemen |
||||||||
|
JUMLAH A |
|
|
|
|
|
|
||
B. |
BANGUNAN / EMPLASEMEN |
|
|
|
|
|
|
||
|
1. |
Pabrik; |
|
|
|
|
|
|
|
2. |
Kantor; |
||||||||
3. |
Gudang; |
||||||||
4. |
Perumahan; |
||||||||
5. |
Sarana
olah raga; |
||||||||
6. |
Bangunan Poliklinik / Bakesbun
/ Puskesbun, dll; |
||||||||
7. |
Bangunan lainnya; |
||||||||
8. |
Bangunan sosial |
||||||||
|
JUMLAH |
|
|
|
|
|
|
||
|
BTKP |
|
|
|
|
|
|
||
|
JUMLAH B |
|
|
|
|
|
|
||
|
JUMLAH A + B |
|
|
|
|
|
|
Keterangan : |
- |
Kolom 6 |
: |
kolom 3 x kolom 5 |
|
- |
Kolom 7 |
: |
20% x kolom 6 |
|
- |
Kolom 8 |
: |
0,5% x kolom 7 |
PETUGAS
PENGHITUNG ...................................... |
.............,
............19.... KEPALA
KANTOR PELAYANAN PBB ...................................... |
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA |
Lampiran |
: II SE Dirjen Pajak |
Nomor |
: SE-90/PJ.6/1991 |
|
Tanggal |
: 23 Desember 1991 |
DAFTAR PERHITUNGAN
KETETAPAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN USAHA BIDANG PERHUTANAN
TAHUN :
I. |
DATA SUBYEK |
II. |
DATA OBYEK |
||||||||
|
1. |
Nama Perusahaan |
: |
|
1. |
NOP |
: |
|
|||
|
2. |
Nama Wajib Pajak |
: |
|
2. |
Hak Penguasaan |
: |
|
|||
|
3. |
Alamat Wajib Pajak |
: |
|
3. |
Lokasi Obyek |
: |
- |
Dati II |
: |
|
|
4. |
NPWP |
: |
|
|
|
|
- |
Propinsi |
: |
|
|
|
|
|
|
4.. |
Luas areal
yang dikuasai menurut izin usaha |
: |
|
|
|
|
NO. |
PERUNTUKAN
OBJEK |
LUAS
(M2) |
Kelas |
NJOP |
(Rp) |
NJKP |
Jumlah
pajak terhutang |
||
per M2 |
Jumlah |
||||||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
8 |
||
A. |
BUMI |
|
|
|
|
|
|
||
|
1. |
Tanah/areal
hutan produksi |
|
|
|
|
|
|
|
|
a. |
Tanah/areal hutan
penyangga |
|||||||
b. |
Tanah/areal waduk/danau/payau |
||||||||
c. |
Tanah/areal
hutan yang digunakan pihak ketiga. |
||||||||
d. |
Tanah/areal hutan tidak
produktif lainnya. |
||||||||
|
JUMLAH A |
|
|
|
|
|
|
||
B. |
BANGUNAN / EMPLASEMEN |
|
|
|
|
|
|
||
|
1. |
Pabrik |
|
|
|
|
|
|
|
2. |
Kantor |
||||||||
3. |
Gudang |
||||||||
4. |
Perumahan |
||||||||
5. |
Sarana
olahraga/rekreasi |
||||||||
6. |
Bangunan lainnya (BTKP) |
||||||||
|
JUMLAH B |
|
|
|
|
|
|
||
|
JUMLAH A + B |
|
|
|
|
|
|
Keterangan : |
- |
Kolom 6 |
: |
kolom 3 x kolom 5 |
|
- |
Kolom 7 |
: |
20% x kolom 6 |
|
- |
Kolom 8 |
: |
0,5% x kolom 7 |
PETUGAS
PENGHITUNG ...................................... |
.............,
............19.... KEPALA KANTOR
PELAYANAN PBB ...................................... |
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA |
Lampiran |
: II SE Dirjen Pajak |
Nomor |
: SE-90/PJ.6/1991 |
|
Tanggal |
: 23 Desember 1991 |
DAFTAR
PERHITUNGAN KETETAPAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN USAHA BIDANG PERTAMBANGAN MINYAK
DAN GAS BUMI
TAHUN :
I. |
DATA SUBYEK |
II. |
DATA OBYEK |
||||||||
|
1. |
Nama Perusahaan |
: |
|
1. |
NOP |
: |
|
|||
|
2. |
Nama Wajib Pajak |
: |
|
2. |
Hak Penguasaan |
: |
|
|||
|
3. |
Alamat Wajib Pajak |
: |
|
3. |
Lokasi Obyek |
: |
- |
Dati II |
: |
|
|
4. |
NPWP |
: |
|
|
|
|
- |
Propinsi |
: |
|
|
|
|
|
|
4.. |
Luas areal
yang dikuasai menurut izin usaha |
: |
|
|
|
|
NO. |
PERUNTUKAN
OBJEK |
BUMI |
BANGUNAN
|
Jumlah |
|||||||||||
LUAS
(M2) |
Kelas |
NJOP
(Rp) |
NJKP |
Jumlah
Pajak Terutang |
LUAS
(M2) |
Kelas |
NJOP
(Rp) |
NJKP
(Rp) |
Jumlah
Pajak Terutang |
||||||
per M2 |
Jumlah |
per M2 |
Jumlah |
||||||||||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
8 |
9 |
10 |
11 |
12 |
13 |
14 |
15
(8+14) |
|
1. |
TANAH KOSONG |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2. |
TANAH PENYELIDIKAN /
EKSPLORASI : |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
a. |
General Survey |
||||||||||||||
b. |
Eksplorasi |
||||||||||||||
3. |
TANAH PENGAMANAN |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
a. |
Pabrik |
||||||||||||||
b. |
Silo |
||||||||||||||
c. |
Kilang |
||||||||||||||
d. |
Tangki |
||||||||||||||
e. |
Pipa |
||||||||||||||
f. |
dan lain-lain |
||||||||||||||
4. |
TANAH / BANGUNAN PENAMBANGAN |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
a. |
Producing |
||||||||||||||
b. |
Non Producing Open |
||||||||||||||
c. |
Non Producing Plug & ABD |
||||||||||||||
5. |
TANAH / BANGUNAN EMPLASEMENT : |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
a. |
Perkantoran |
||||||||||||||
b. |
Pabrik |
||||||||||||||
c. |
Mesin |
||||||||||||||
d. |
Silo |
||||||||||||||
e. |
Kilang |
||||||||||||||
f. |
Tangki |
||||||||||||||
g. |
Pipa |
||||||||||||||
h. |
Gudang |
||||||||||||||
i. |
Rumah |
||||||||||||||
j. |
Rekreasi / Olahraga |
||||||||||||||
k. |
Landasan Pesawat Udara |
||||||||||||||
l. |
Jalan Khusus menuju sumur / dalam
kompleks |
||||||||||||||
m |
Lain-lain |
||||||||||||||
|
Jumlah |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
(BTKP) |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
III. |
HASIL PRODUKSI |
|||||
|
a. |
Produksi tahun 19... =
........................... barrel/Mscf |
||||
|
b. |
Harga jual FOB Hasil Tambang
per satuan |
= |
Rp ......................
barrel/Mscf |
||
|
c. |
Harga jual FOB Hasil Produksi |
= |
a x b = ................. x Rp
................ |
= |
Rp ................ |
|
d. |
Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) |
= |
10 x c = 10 x Rp
................ |
= |
Rp ................ |
|
e. |
PBB atas Tanah Producing |
= |
0,5% x 20% x d = Rp
................ |
= |
Rp ................ |
IV. |
JUMLAH SELURUH PBB |
|||||
|
a. |
Jumlah PBB diluar tanah
producing |
= |
Rp ................ |
|
|
|
b. |
Jumlah PBB atas tanah
producing |
= |
Rp ................ + |
|
|
|
|
Jumlah seluruh PBB |
= |
Rp ................ |
|
|
|
.............,
............19.... KEPALA
KANTOR PELAYANAN PBB ...................................... |
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA |
Lampiran |
: II SE Dirjen Pajak |
Nomor |
: SE-90/PJ.6/1991 |
|
Tanggal |
: 23 Desember 1991 |
DAFTAR
PERHITUNGAN KETETAPAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN USAHA BIDANG PERTAMBANGAN BUKAN
MINYAK DAN GAS BUMI
TAHUN :
I. |
DATA SUBYEK |
II. |
DATA OBYEK |
||||||||
|
1. |
Nama Perusahaan |
: |
|
1. |
NOP |
: |
|
|||
|
2. |
Nama Wajib Pajak |
: |
|
2. |
Hak Penguasaan |
: |
|
|||
|
3. |
Alamat Wajib Pajak |
: |
|
3. |
Lokasi Obyek |
: |
- |
Dati II |
: |
|
|
4. |
NPWP |
: |
|
|
|
|
- |
Propinsi |
: |
|
|
|
|
|
|
4.. |
Luas areal
yang dikuasai menurut izin usaha |
: |
|
|
|
|
NO. |
PERUNTUKAN
OBJEK |
BUMI |
BANGUNAN
|
Jumlah |
|||||||||||
LUAS
(M2) |
Kelas |
NJOP
(Rp) |
NJKP |
Jumlah
Pajak Terutang |
LUAS
(M2) |
Kelas |
NJOP
(Rp) |
NJKP
(Rp) |
Jumlah
Pajak Terutang |
||||||
per M2 |
Jumlah |
per M2 |
Jumlah |
||||||||||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
8 |
9 |
10 |
11 |
12 |
13 |
14 |
15
(8+14) |
|
1. |
TANAH KOSONG |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2. |
TANAH PENYELIDIKAN UMUM : |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3. |
TANAH EKSPLORASI : |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4. |
PERSIAPAN FASILITAS
EKSPLOITASI (KONSTRUKSI) |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5. |
TANAH PENGAMANAN |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
a. |
Pabrik |
||||||||||||||
b. |
Silo |
||||||||||||||
c. |
Kilang |
||||||||||||||
d. |
Tangki |
||||||||||||||
e. |
Pipa |
||||||||||||||
f. |
dan lain-lain |
||||||||||||||
6. |
TANAH CADANGAN TAMBANG |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7. |
TANAH / BANGUNAN PENAMBANGAN |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
a. |
Producing |
||||||||||||||
b. |
Non Producing Open |
||||||||||||||
c. |
Non Producing Plug & ABD |
||||||||||||||
8. |
TANAH / BANGUNAN EMPLASEMENT : |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
a. |
Perkantoran |
||||||||||||||
b. |
Pabrik |
||||||||||||||
c. |
Mesin |
||||||||||||||
d. |
Silo |
||||||||||||||
e. |
Kilang |
||||||||||||||
f. |
Tangki |
||||||||||||||
g. |
Pipa |
||||||||||||||
h. |
Gudang |
||||||||||||||
i. |
Rumah |
||||||||||||||
j. |
Rekreasi / Olahraga |
||||||||||||||
k. |
Landasan Pesawat Udara |
||||||||||||||
l. |
Jalan Khusus menuju sumur / dalam
kompleks |
||||||||||||||
m |
Lain-lain |
||||||||||||||
|
Jumlah |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
(BTKP) |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah PBB di luar tanah
Producing |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
III. |
HASIL PRODUKSI |
|||||
|
a. |
Produksi tahun 19... =
........................... ton/kg/M3 dan sebagainya |
||||
|
b. |
Harga jual FOB/FOR Hasil
Tambang per satuan |
= |
Rp ...................... ton/kg/M3
dan sebagainya |
||
|
c. |
Harga jual FOB/FOR Hasil
Produksi |
= |
a x b = ................. x Rp
................ |
= |
Rp ................ |
|
d. |
Harga Jual Tambang di mulut
tambang (Run of Mine) |
= |
.........% **) x c = ....... x
Rp ................ |
= |
Rp ................ |
|
e. |
Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) |
= |
10 x d = 10 x Rp
................ |
= |
Rp ................ |
|
f. |
PBB atas Tanah Producing |
= |
0,5% x 20% x d = Rp ................
|
= |
Rp ................ |
IV. |
JUMLAH SELURUH PBB |
|||||
|
a. |
Jumlah PBB diluar tanah
producing |
= |
Rp ................ |
|
|
|
b. |
Jumlah PBB atas tanah
producing |
= |
Rp ................ + |
|
|
|
c. |
Jumlah seluruh PBB |
= |
Rp ................ |
|
|
|
.............,
............19.... KEPALA
KANTOR PELAYANAN PBB ...................................... |
Keterangan :
Pada Hasil Produksi
- |
huruf a |
= |
Diperoleh dari data SPOP
dengan diisi menurut jenis tambang. |
- |
huruf d |
= |
**) Prosentase menurut SKB
Ditjen Pajak dan Ditjen Pertambangan Umum |
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA |
Lampiran |
: II SE Dirjen Pajak |
Nomor |
: SE-90/PJ.6/1991 |
|
Tanggal |
: 23 Desember 1991 |
DAFTAR
PERHITUNGAN KETETAPAN PBB
TAHUN ..................
USAHA BIDANG PERIKANAN
I. |
DATA SUBYEK |
II. |
DATA OBYEK |
||||||||
|
1. |
Nama Perusahaan |
: |
|
1. |
NOP |
: |
|
|||
|
2. |
Nama Wajib Pajak |
: |
|
2. |
Jenis Budidaya |
: |
|
|||
|
3. |
Alamat |
|
|
3. |
Letak Objek |
: |
|
|
|
|
|
4. |
NPWP |
: |
|
4. |
Lokasi Objek : |
: |
- |
Dati II |
: |
|
|
|
|
: |
|
|
|
|
- |
Propinsi |
: |
|
NO. |
PERUNTUKAN
OBJEK |
LUAS
(M2) |
KELAS |
NJOP |
(Rp) |
NJKP |
Jumlah
Pajak terhutang |
|
PER M2 |
JUMLAH |
|||||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
8 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
A |
BUMI |
|
|
|
|
|
|
|
1. |
Perairan laut produktip |
|||||||
2. |
Perairan laut non produktip |
|||||||
3. |
Perairan darat |
|||||||
4. |
Tanah emplasemen |
|||||||
|
Jumlah A : |
|
|
|
|
|
|
|
B |
BANGUNAN EMPLASEMEN |
|
|
|
|
|
|
|
1. |
Kantor |
|||||||
2. |
Gudang |
|||||||
3. |
Perumahan |
|||||||
4. |
Rumah mesin |
|||||||
5. |
Laboratorium |
|||||||
6. |
Jalan Lingkungan |
|||||||
7. |
Tangki/Silo |
|||||||
8. |
Km. Pendingin / Cool Storage |
|||||||
9. |
Dermaga |
|||||||
10. |
Bangunan Lainnya |
|||||||
|
JUMLAH B |
|
|
|
|
|
|
|
|
JUMLAH A + B |
|
|
|
|
|
|
KETERANGAN :
1. |
- |
Kolom 6 |
: |
kolom 3 x kolom 5 |
||||||
|
- |
Kolom 7 |
: |
20% x kolom 6 |
||||||
|
- |
Kolom 8 |
: |
0,5% x kolom 7 |
||||||
2. |
Perhitungan ketetapan PBB
usaha bidang Perikanan Laut, Perikanan Darat, Tambak Tradisionil dan Budidaya
Mutiara, dihitung sesuai formula tersebut di atas pada kolom Peruntukan Objek
sub A dan sub B (Bumi dan Bangunan). |
|||||||||
3. |
Perhitungan ketetapan PBB
usaha bidang Perikanan jenis budidaya Tambak Intensif dan Tambak Semi
Intensif, dihitung berdasarkan Jumlah Biaya Investasi sebagaimana tercantum
dalam SPOP. |
|||||||||
|
PBB - 0,5% x 20% x jumlah biaya
investasi. |
|||||||||
|
CONTOH : |
a. |
Luas areal bumi |
= |
20.952 M-2 |
|||||
|
|
|
Luas bangunan |
= |
2.500 M-2 |
|||||
|
|
b. |
Biaya investasi bumi |
= |
Rp. 15.000.000,- |
|||||
|
|
|
Biaya investasi bangunan |
= |
Rp. 75.000.000,- |
|||||
|
|
|
|
= |
Rp. 90.000.000,- |
|||||
|
Perhitungan ketetapan PBB sebagai berikut : |
|||||||||
|
a. |
NJOP atas Bumi |
= |
Rp. 15.000.000,- |
||||||
b. |
NJOP atas Bangunan |
= |
Rp. 75.000.000,- |
|||||||
c. |
BTKP |
= |
Rp. 3.500.000,- |
|||||||
|
NJOP kena pajak |
= |
Rp. 71.500.000,- |
|||||||
d. |
Jumlah NJOP sebagai dasar
pengenaan PBB, adalah : |
|||||||||
|
|
Nilai Jual Kena Pajak (NJKP) |
= |
20% x Rp. 86.500.000,- |
||||||
|
e. |
|
= |
Rp. 17.300.000,- |
||||||
|
|
PBB terhutang = 0,5% x Rp. 17.300.000,- |
= |
Rp. 86.500,- |
||||||
|
Catatan : Klasifikasi NJOP per
M2 tidak dicantumkan pada SPPT. |
|||||||||
PETUGAS
PENGHITUNG ........................................ |
.............,
............19.... KEPALA
KANTOR PELAYANAN PBB ...................................... |
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA |
Lampiran |
: II SE Dirjen Pajak |
Nomor |
: SE-90/PJ.6/1991 |
|
Tanggal |
: 23 Desember 1991 |
DAFTAR
PERHITUNGAN KETETAPAN PBB
TAHUN ................
USAHA BIDANG PETERNAKAN
I. |
DATA SUBYEK |
II. |
DATA OBYEK |
||||||||
|
1. |
Nama Perusahaan |
: |
|
1. |
NOP |
: |
|
|||
|
2. |
Nama Wajib Pajak |
: |
|
2. |
Jenis Budidaya |
: |
|
|||
|
3. |
Alamat |
|
|
3. |
Letak Objek |
: |
|
|
|
|
|
4. |
NPWP |
: |
|
4. |
Lokasi Objek : |
: |
- |
Dati II |
: |
|
|
|
|
: |
|
|
|
|
- |
Propinsi |
: |
|
NO. |
PERUNTUKAN
OBJEK |
LUAS
(M2) |
KELAS |
NJOP |
(Rp) |
NJKP |
Jumlah
Pajak terhutang |
||
PER M2 |
JUMLAH |
||||||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
8 |
||
A |
BUMI |
|
|
|
|
|
|
||
1. |
Tanah produktip |
||||||||
2. |
Tanah non produktip |
||||||||
3. |
Tanah emplasemen |
||||||||
|
Jumlah A : |
|
|
|
|
|
|
||
B |
BANGUNAN EMPLASEMEN |
|
|
|
|
|
|
||
1. |
Kantor |
||||||||
2. |
Gudang |
||||||||
3. |
Perumahan |
||||||||
4. |
Rumah mesin |
||||||||
5. |
Laboratorium |
||||||||
6. |
Jalan Lingkungan |
||||||||
7. |
Tangki/Silo |
||||||||
8. |
Kandang |
||||||||
9. |
Bangunan Lainnya |
||||||||
|
JUMLAH B |
|
|
|
|
|
|
||
|
JUMLAH A + B |
|
|
|
|
|
|
||
Keterangan : |
- |
Kolom 6 |
: |
kolom 3 x kolom 5 |
|
- |
Kolom 7 |
: |
20% x kolom 6 |
|
- |
Kolom 8 |
: |
0,5% x kolom 7 |
PETUGAS
PENGHITUNG ........................................ |
.............,
............19.... KEPALA
KANTOR PELAYANAN PBB ...................................... |