LAMPIRAN I KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN |
||
NOMOR |
: |
755/KMK.015/1992 |
TANGGAL |
: |
13 Juli 1992 |
|
FORMULIR A1 |
||||||||||
|
DIISI OLEH PETUGAS |
||||||||||
|
NO. |
: |
|
||||||||
TGL. |
: |
|
|||||||||
Nomor |
: ............................ |
KEPADA Yth. Kepala BAPEKSTA Keuangan/APKER di
.................................... |
|||||||||
Lampiran |
: ............................ |
||||||||||
Perihal |
: Permohonan Fasilitas Pembebasan Bahan Baku |
||||||||||
|
|
||||||||||
|
|
|
|||||||||
|
|
||||||||||
|
Yang bertanda
tangan dibawah ini, kami pimpinan dari : |
||||||||||
|
Nama Perusahaan |
: |
......................................... |
||||||||
|
NPWP |
: |
......................................... |
||||||||
|
NIPBR |
: |
......................................... |
||||||||
|
Alamat Kantor |
: |
......................................... |
||||||||
|
Telepon |
: |
......................................... |
||||||||
|
Alamat Pabrik |
: |
......................................... |
||||||||
|
Telepon |
: |
......................................... |
||||||||
dalam kedudukan sebagai Produsen
Eksportir, dengan ini mengajukan permohonan Fasilitas Pembebasan aas impor
barang dan bahan yang akan digunakan untuk memproduksi barang yang akan
diekspor. |
|||||||||||
Bersama ini kami lampirkan pula
dokumen-dokumen pendukung antara lain sebagai berikut : |
|||||||||||
1. |
Rencana
Produksi dan Ekspor (Formulir A2); |
||||||||||
2. |
Tabel
Konversi Pemakaian Bahan (Formulir A3); |
||||||||||
3. |
Uraian
Proses produksi yang menunjukkan hubungan antara barang dan bahan dengan
hasil produksi; |
||||||||||
4. |
Realisasi
ekspor 12 bulan yang lalu atau kontrak ekspor bagi Produsen Eksportir yang
baru pertama kali mengajukan permohonan; |
||||||||||
5. |
Foto copy
kartu NPWP (bagi perusahaan baru atau perusahaan lama yang pindah alamat). Atas
permohonan ini kami menyatakan sepenuhnya : |
||||||||||
|
a. |
Tunduk pada
peraturan yang berlaku; |
|||||||||
b. |
Tidak
akan mengajukan Fasilitas Pengembalian atas barang dan bahan yang mendapatkan
Fasilitas Pembebasan ini. |
||||||||||
|
......................................... |
||||||||||
Tanda
tangan |
: |
......................................... |
|||||||||
Nama |
: |
......................................... |
|||||||||
Jabatan |
: |
......................................... |
|||||||||
SALINAN sesuai dengan aslinya, Drs. SUPOMO |
MENTERI KEUANGAN, ttd. J.B. SUMARLIN |
LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN |
||
NOMOR |
: |
755/KMK.015/1992 |
TANGGAL |
: |
13 Juli 1992 |
RENCANA PRODUKSI, EKSPOR DAN
RENCANA IMPOR BARANG BEA BAHAN
PERIODE : ................. s/d .................
|
|
FORMULIR A2 HAL ................. DARI ................. |
|||||||||||||||
|
|
||||||||||||||||
RENCANA PRODUKSI/EKSPOR |
RENCANA IMPOR |
||||||||||||||||
NO URUT |
KODE BRG |
URAIAN BRG HS |
SATUAN DAN KODE |
JUMLAH |
NO URUT |
KODE BRG |
URAIAN BRG HS |
TARIF |
TARIP PPN/ PPn BM |
SATUAN DAN KODE |
JML BRG IMPOR |
PERK $ HARGA |
|||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
8 |
9 |
10 |
11 |
12 |
13 |
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||
|
|||||||||||||||||
PELABUHAN BONGKAR : |
|
|
............ Tgl .......... 19.. |
||||||||||||||
PEMBUAT |
: |
TANDA TANGAN |
: |
||||||||||||||
PEMERIKSA |
: |
TANDA TANGAN |
: |
||||||||||||||
|
|
|
|
|
|||||||||||||
Catatan : |
|||||||||||||||||
1. |
Kolom 2 dan 7 : kode barang adalah kode yang disusun
perusahaan baik untuk barang impor maupun barang ekspor. |
||||||||||||||||
2. |
Kolom 4 dan 11 : kode satuan adalah kode yang
menunjukkan satuan barang sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 7/KMK.01/1989 |
||||||||||||||||
SALINAN sesuai dengan aslinya, Drs. SUPOMO |
MENTERI KEUANGAN, ttd. J.B. SUMARLIN |
LAMPIRAN III KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN |
||
NOMOR |
: |
755/KMK.015/1992 |
TANGGAL |
: |
13 Juli 1992 |
TABEL KONVERSI PEMAKAIAN BAHAN
NAMA PERUSAHAAN |
....................... |
FORMULIR A3 HAL ................. DARI ................. |
|||||||||||
|
|||||||||||||
NO. URUT |
KODE BARANG |
URAIAN BARANG PRODUKSI |
SATUAN DAN KODE SATUAN |
NO URUT |
KODE BARANG |
URAIAN BAHAN YANG DIGUNAKAN |
SATUAN DAN KODE SATUAN |
KONVERSI |
|||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
8 |
9 |
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||
|
|||||||||||||
|
............ Tgl .......... 19XX |
||||||||||||
Nama Pimpinan |
: |
||||||||||||
Tanda Tangan |
: |
||||||||||||
Catatan : |
|||||||||||||
1. |
Kolom 2 dan 6 : kode barang adalah kode yang disusun
perusahaan baik untuk barang impor maupun barang ekspor. |
||||||||||||
2. |
Kolom 4 dan 11 : kode satuan adalah kode yang
menunjukkan satuan barang sebagaimana dimaksud dalam Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 7/KMK.01/1989 |
||||||||||||
SALINAN sesuai dengan aslinya, Drs. SUPOMO |
MENTERI KEUANGAN, ttd. J.B. SUMARLIN |
LAMPIRAN IV KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN |
||
NOMOR |
: |
755/KMK.015/1992 |
TANGGAL |
: |
13 Juli 1992 |
TATACARA PENYESUAIAN NILAI JAMINAN
DAN PENERBITAN SURAT PEMBERITAHUAN PENYESUAIAN JAMINAN
1. |
Tatacara impor berdasarkan fasilitas pembebasan dari
BAPEKSTA Keuangan : |
||
|
a. |
Impor dapat dilaksanakan setelah perusahaan mendapat
Keputusan Fasilitas Pembebasanyang diterbitkan Kepala BAPEKSTA Keuangan atas
nama Menteri Keuangan; |
|
|
b. |
Uraian barang, Kode barang, Pos tarif (HS), Jumlah
barang yang tercantum pada PIUD harus sesuai dengan yang tercantum pada
Keputusan Fasilitas Pembebasan yang diterbitkan Kepala BAPEKSTA Keuangan atas
nama Menteri Keuangan; |
|
|
c. |
Perusahaan menyampaiakan jaminan ke BAPEKSTA Keuangan
dengan nilai sebesar total BM, BMT, PPN dan PPn BM yang dibebaskan dalam PIUD
yang bersangkutan; |
|
|
d. |
Pengeluaran barang oleh Direktorat Jenderal Bea dan
Cukai dapat dilakukan setelah Produsen Eksportir menyerahkan bukti tanda
terima jaminan kepada Petugas Bea dan Cukai. |
|
2. |
Jenis Jaminan : |
||
|
a. |
Jaminan Bank, adalah Jaminan yang diterbitkan oleh Bank
Devisa; |
|
|
b. |
Surety Bond/Customs Bond, adalah jaminan yang
diterbitkan oleh Perusahaan Asuransi yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan; |
|
|
c. |
Surat Sanggup Bayar, adalah Jaminan yang diterbitkan
oleh Pemohon yang berstatus sebagai Perusahaan Teladan. |
|
3. |
Jangka Waktu Jaminan : Jangka waktu jaminan adalah minimal 6 (enam) bulan dan
harus diperpanjang kembali oleh perusahaan sebelum kewajiban ekspor dipenuhi
seluruhnya. |
||
4. |
Prosedur Penyampaian Jaminan : |
||
|
a. |
Perusahaan menyampaikan jaminan asli disertai dengan 2
(dua) foto copy dokumen impor berupa PIUD, LPSI dan Invoice impor ke kantor
BAPEKSTA Keuangan tempat fasilitas diperoleh; |
|
|
b. |
BAPEKSTA Keuangan menerbitkan Surat Tanda Terima Jaminan
(STTJ) sebagai salah satu dokumen yang diperlukan untuk mengeluarkan barang
dari pelabuhan. |
|
5. |
Perpanjangan Jaminan : |
||
|
a. |
Jaminan Bank atau Customs Bond wajib diperpanjang
selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sebelum berakhir masa berlakunya; |
|
|
b. |
Jaminan Bank atau Customs Bond yang telah diperpanjang
harus disampaikan kepada BAPEKSTA Keuangan selambat-lambatnya pada saat jatuh
tempo; |
|
|
c. |
Apabila perpanjangan Jaminan belum diterima BAPEKSTA
Keuangan sampai dengan 14 (empat belas) hari sejak tanggal jatuh tempo,
Jaminan dicairkan. |
|
6. |
Penggantian Jaminan : |
||
|
a. |
Penggantian Jaminan dilakukan oleh perusahaan setelah
menerima SPPJ dari BAPEKSTA Keuangan sebesar nilai yang tercantum pada SPPJ
tersebut; |
|
|
b. |
Jaminan yang diganti akan diserahkan kepada perusahaan
setelah jaminan pengganti diterima BAPEKSTA Keuangan; |
|
|
c. |
Khusus untuk perusahaan yang telah ditetapkan sebagai
perusahaan teladan, penggantian SSB tidak perlu dilakukan. |
|
7. |
Pengembalian Jaminan Pengembalian Jaminan dilakukan apabila perusahaan yang
bersangkutan telah melaksanakan seluruh kewajibannya. |
||
8. |
Pencairan Jaminan Dalam hal perusahaan tidak melakukan kewajibannya sampai
dengan batas waktu yang ditentukan, BAPEKSTA Keuangan mencairkan Jaminan
dengan Surat Keputusan Pencairan Jaminan dan disampaikan kepada perusahaan |
||
9. |
Ketentuan Pengajuan PPBE dan DPB : |
||
|
a. |
Atas Fasilitas Pembebasan yang telah diterima
perusahaan, pertanggungjawaban tidak perlu dilakukan dengan menyerahkan
Laporan Keterkaitan (LK) ke BAPEKSTA Keuangan tetapi diganti dengan
menyerahkan Daftar Pemakaian Bahan (DPB) kepada Surveyor pada saat mengajukan
Permintaan Pemeriksaan Barang Ekspor (PPBE); |
|
|
b. |
Barang yang diuraikan dalam DPB adalah barang yang
tercantum dalam Formulir A3 sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I Keputusan
ini yang telah diserahkan sebelumnya kepada BAPEKSTA Keuangan; |
|
|
c. |
Apabila PPBE tidak dilampiri dengan DPP, LPS-E yang
bersangkutan tidak dapat digunakan untuk mempertanggungjawabkan Fasilitas
Pembebasan sebagai pengganti LK. |
|
|
d. |
Berdasarkan PPBE yang diajukan perusahaan pemakai
fasilitas, Surveyor melakukan pemeriksaan fisik termasuk di dalamnya melihat
dan meneliti kebenaran dari pengisian Formulir A3; |
|
|
e. |
Dari hasil pemeriksaan dan penelitian tersebut,
Surveryor menerbitkan LPSE dan Laporan Pemakaian Bahan (LBP); |
|
|
f. |
Tatacara pengajuan PPBE adalah sebagaimana diatur dalam
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 738/KMK.00/1991 Pasal 5 ayat (1). |
|
10. |
Proses Penyesuaian Jaminan : |
||
|
a. |
Hasil pemeriksaan Surveyor sebagaimana dimaksud dalam
butir 9 huruf e di atas, BAPEKSTA Keuangan secara otomatis menghitung
penggunaan barang dan bahan asal impor serta kandungan BM, BMT, PPN dan PPn
BM atas dokumen impor yang digunakan; |
|
|
b. |
Hasil perhitungan tersebut pada butir a digunakan untuk
menyesuaikan jaminan dan diberitahukan kepada perusahaan melalui Surat
Pemberitahuan Penyesuaian Jaminan (SPPJ) dengan dilampiri : |
|
|
|
1) |
daftar jaminan; |
|
|
2) |
daftar LPSE yang telah diperhitungkan; |
|
|
3) |
rekapitulasi penggunaan barang dan bahan impor. |
SALINAN sesuai dengan aslinya, Drs. SUPOMO |
MENTERI KEUANGAN, ttd. J.B. SUMARLIN |
LAMPIRAN V KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN |
||
NOMOR |
: |
755/KMK.015/1992 |
TANGGAL |
: |
13 Juli 1992 |
TATA CARA PEMERIKSAAN OLEH SURVEYOR
UNTUK MENERBITKAN LAPORAN PEMAKAIAN BAHAN (LPB)
1. |
Umum Surveyor melakukan pemeriksaan ke perusahaan untuk
menghitung kebenaran konversi pemakaian bahan. |
|||
|
a. |
Sebelum produksi; |
||
|
b. |
Pada saat produksi; |
||
|
c. |
Setelah selesai produksi. |
||
2. |
Pemeriksaan Dalam Rangka Penerbitan Daftar Pemakaian
Bahan (DPB) |
|||
|
a. |
Berdasarkan Formulir A3 petugas Surveyor mencocokan
kebenaran dari : |
||
|
|
1) |
Barang produksi yang meliputi jenis, kode barang, kode
satuan dan jumlah; |
|
|
|
2) |
Barang dan bahan yang digunakan
untuk menghasilkan barang produksi meliputi jenis, kode barang, kode satuan,
jumlah barang dan bahan. |
|
|
b. |
Menelusuri catatan produksi dan proses produksi mulai
dari bahan baku sampai dengan menjadi barang jadi; |
||
|
c. |
Menghitung waste, scrap, dan hasil produksi sampingan; |
||
|
d. |
Menentukan besarnya konversi penggunaan barang dan bahan
untuk menghasilkan satu satuan barang jadi; |
||
|
e. |
Menuangkan hasil-hasil pemeriksaan dalam kertas kerja
untuk diolah menjadi DKB; |
||
|
f. |
Menyampaikan DKB kepada BAPEKSTA Keuangan dan kepada
perusahaan yang diperiksa. |
||
4. |
Pemeriksaan Dalam Rangka Penerbitan LPB : |
|||
|
a. |
Produsen eksportir mengisi formulir PPBE serta formulir
DPB untuk diserahkan kepada Surveyor; |
||
|
b. |
Berdasarkan permintaan pemeriksaan tersebut huruf a,
Surveyor melakukan pemeriksaan lapangan untuk : |
||
|
|
1) |
Pemeriksaan barang ekspor yang
hasilnya dituangkan dalam LPS-E sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri
Keuangan Nomor 738/KMK.00/1991; |
|
|
|
2) |
Pemeriksaan kandungan barang dan
bahan untuk menghasilkan barang ekspor yang meliputi kebenaran : |
|
|
|
|
a) |
Jenis barang dan bahan lokal
maupun impor; |
b) |
Kode barang; |
|||
c) |
Kode satuan; |
|||
d) |
Jumlah barang yang digunakan; |
|||
e) |
Nomor dan tanggal PIUD. |
|||
|
|
3) |
Dalam melaksanakan pemeriksaan
tersebut Surveyor memberitahukan ketidak sesuaian data DPB kepada produsen
eksportir. Perubahan data DPB diperkenankan sepanjang dilaksanakan oleh
Produsen Eksportir. |
|
|
c. |
Hasil pemeriksaan pada huruf b diproses untuk
dibandingkan dan diperhitungkan dengan data DKB, LPS-E, PIUD berdasarkan data
yang ada pada Surveyor. |
||
|
d. |
Berdasarkan hasil pengolahan tersebut, diterbitkan LPB
selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah tanggal LPS-E. |
||
|
e. |
Setiap hari Senin, Surveyor mengirim ringkasan LPB
(Summary LPB) untuk setiap perusahaan yang diperiksa pada Minggu sebelumny ke
BAPEKSTA Keuangan. |
SALINAN sesuai dengan aslinya, Drs. SUPOMO |
MENTERI KEUANGAN, ttd. J.B. SUMARLIN |