Lampiran I Keputusan Direktur Jenderal
Pajak |
||
Nomor |
: |
KEP-10/PJ.11/1993 |
Tanggal |
: |
4 Oktober 1993 |
I. |
PENYUSUNAN DAFTAR USULAN
VERIFIKASI LAPANGAN (DUVL) |
||||||
|
DUVL (lihat contoh pada
lampiran 1.1) dibuat oleh beberapa Seksi terkait, pada Kantor Pelayanan Pajak
sesuai dengan kriteria dari wajib pajak yang harus dilakukan Verifikasi
Lapangan sebagai berikut : |
||||||
|
1. |
SEKSI TATA USAHA PERPAJAKAN
(KPP type A) atau SEKSI PENGOLAHAN DATA DAN TATA USAHA PERPAJAKAN (KPP type
B) |
|||||
|
|
Membuat Daftar Usulan
Verifikasi Lapangan untuk : |
|||||
|
|
1.1. |
Wajib Pajak tidak menyampaikan
Surat Pemberitahuan Tahunan Wajib Pajak PPh Perseorangan/PPh Badan dan atau
PPh Pasal 21 selama 2 (dua) tahun berturut-turut. |
||||
|
|
1.2. |
Wajib Pajak yang menggunakan
Norma Penghitungan selama 3 (tiga) tahun berturut-turut berdasarkan Buku
Register Wajib Pajak yang menggunakan Norma Penghitungan. |
||||
|
|
1.3. |
Wajib Pajak PPh
Perseorangan/PPh Badan adan atau PPh Pasal 21 yang Surat Pemberitahuan
Tahunannya kembali dari Pos selama 2 (dua) tahun berturut-turut. |
||||
|
|
1.4. |
Wajib Pajak yang mengajukan
penundaan pemasukan SPT Tahunan PPh berdasarkan Buku Register Penundaan
Penyampaian Pemasukan SPT Tahunan PPh namun sampai batas waktu yang
ditentukan belum menyampaikannya. |
||||
|
|
1.5. |
Wajib Pajak yang berdasarkan
Buku Register Permohonan Penghapusan NPWP mengajukan permohonan penghapusan
NPWP. |
||||
|
|
1.6. |
Wajib Pajak Perseorangan yang
telah meninggal dunia tetapi belum diterima pemberitahuan tertulis secara
resmi dari Ahli Warisnya. |
||||
|
|
1.7. |
Wajib Pajak Badan yang
menyatakan bubar tetapi belum ada Akte Pembubaran dari yang berwenang atau
belum ada penyelesaian likwidasi. |
||||
|
|
1.8. |
Wajib Pajak yang melaporkan
tidak melakukan adanya kegiatan usaha lagi. |
||||
|
2. |
SEKSI PENGOLAHAN DATA DAN
INFORMASI (KPP type A) atau SEKSI PENGOLAHAN DATA DAN TATA USAHA PERPAJAKAN
(KPP type B). |
|||||
|
|
Membuat Daftar Usulan
Verifikasi Lapangan untuk : |
|||||
|
|
2.1. |
Subyek Pajak tidak
mendaftarkan diri dan atau tidak terdaftar sebagai Pemotong/Pemungut. |
||||
|
|
2.2. |
Wajib Pajak yang termasuk
dalam Daftar Data Prioritas (untuk Wajib Pajak yang belum terdaftar),
berdasarkan Data yang diterima. |
||||
|
|
2.3. |
Yayasan yang tidak terdaftar
sebagai Wajib Pajak PPh Badan. |
||||
|
3. |
SEKSI PPH BADAN/SEKSI PPH
PERSEORANGAN/SEKSI PEMOTONGAN & PEMUNGUTAN PPH (KPP type A) atau SEKSI
PPH BADAN & PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPH dan PPH PERSEORANGAN (KPP type B). |
|||||
|
|
Membuat Daftar Usulan
Verifikasi Lapangan untuk : |
|||||
|
|
3.1. |
Wajib Pajak yang tidak atau
tidak sepenuhnya memenuhi kewajibannya melakukan pembayaran PPh Pasal 25 dan
PPh Pasal 21 selama 6 (enam) bulan berturut-turut, berdasarkan Buku Tabelaris
PPh Pasal 25 dan Buku Tabelaris PPh Pasal 21. |
||||
|
|
3.2. |
Wajib Pajak yang tidak
merespon KP Tipa 4 berdasarkan Buku Register Pengiriman KP Tipa 4. |
||||
|
|
3.3. |
Wajib Pajak yang termasuk
dalam Daftar Data Prioritas (untuk Wajib Pajak yang sudah terdaftar) dan
tidak memenuhi himbauan untuk membetulkan SPT PPh. |
||||
|
|
3.4. |
Wajib Pajak yang tidak
melakukan pemotongan PPh Pasal 21/23 dan 26, sesuai dengan data yang
diterima, dengan memperhatikan SE Dir.Jen.Pajak no. SE-08/PJ.22/1989 tanggal
31 Januari 1989 tentang Pematrapan PPh Pasal 23/26 hasil Penelitian SPT PPh. |
||||
|
|
3.5. |
Yayasan yang tidak melakukan
pembayaran PPh Pasal 25 berdasarkan Buku Tabelaris. |
||||
|
|
3.6. |
Wajib Pajak tertentu
berdasarkan izin Kakanwil dan atau Instruksi Kantor Pusat. |
||||
|
4. |
SEKSI PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN
PPH (KPP type A) atau SEKSI PPH BADAN & PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PPH (KPP
type B). |
|||||
|
|
Membuat Daftar Usulan
Verifikasi Lapangan untuk : |
|||||
|
|
4.1. |
Wajib Pajak yang mengajukan
permohonan Pemusatan Pembayaran PPh Pasal 21, berdasarkan Instruksi Kantor
Pusat. |
||||
|
|
4.2. |
Wajib Pajak yang mengajukan
penetapan suatu daerah sebagai Daerah Terpencil berdasarkan Instruksi Kantor
Pusat. |
||||
II. |
PENYUSUNAN DAFTAR RENCANA
VERIFIKASI LAPANGAN (DRVL) |
||||||
|
1. |
Kepala KPP setelah menerima
DUVL dari masing-masing Kasi yang bersangkutan (termasuk DUVL dari Kasi PPN)
selanjutnya menentukan Wajib Pajak yang akan dilakukan Verifikasi Lapangan
untuk dibuatkan DRVL (lihat contoh pada lampiran I.2). Pembuatan DRVL
dilakukan oleh Seksi PPh Badan pada KPP type A atau Seksi PPh Badan dan
Pemotongan/Pemungutan PPh pada KPP type B, selanjutnya ditetapkan oleh Kepala
KPP. |
|||||
|
2. |
Dalam membuat DRVL KPP harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut : |
|||||
|
|
2.1. |
Rencana Verifikasi Lapangan
dibuat : |
||||
|
|
|
2.1.1. |
2 (dua) kali dalam setahun |
|||
|
|
|
|
DRVL dibuat 2 (dua) kali dalam
setahun dalam bulan Agustus dan Februari setiap tanggal yang ditentukan oleh
Kepala KPP untuk WP - WP yang masuk kriteria sebagai berikut : |
|||
|
|
|
|
- |
WP yang tidak menyampaikan SPT
Tahunan WP PPh Perseorangan/PPh Badan dan atau PPh Pasal 21 selama 2 (dua)
tahun berturut-turut. |
||
|
|
|
|
- |
SPT Tahunan WP PPh
Perseorangan/PPh Badan dan atau PPh Pasal 21 yang kembali dari Pos selama 2
(dua) tahun berturut-turut. |
||
|
|
|
|
- |
WP yang tidak atau tidak
sepenuhnya memenuhi pembayaran masa PPh Pasal 25, Pemotongan PPh Pasal 21
selam 2 (dua) tahun berturut-turut dan atau PPh Pasal 23/26. |
||
|
|
|
|
- |
WP yang menggunakan Norma
Penghitungan selama 3 (tiga) tahun berturut-turut. |
||
|
|
|
|
- |
Yayasan yang tidak terdaftar
sebagai WP Penghasilan dan tidak melakukan pembayaran PPh. |
||
|
|
|
2.1.2. |
Sekali dalam setahun |
|||
|
|
|
|
DRVL yang dibuat sekali dalam
setahun untuk setiap tanggal yang ditentukan oleh Kepala KPP untuk WP-WP yang
masuk kriteria sebagai berikut : |
|||
|
|
|
|
- |
WP yang mengajukan penundaan
Penyampaian Penundaan SPT Tahunan WP PPh Perseorangan/PPh Badan dan
atau PPh Pasal 21, namun sampai dengan batas yang ditentukan, WP belum
menyampaikannya. |
||
|
|
|
2.1.3. |
Setiap ada keperluan |
|||
|
|
|
|
DRVL dibuat sesuai dengan
keperluan untuk WP-WP yang masuk dalam kriteria sebagai berikut : |
|||
|
|
|
|
- |
WP yang mengajukan permohonan
pemusatan penyetoran PPh Pasal 21. |
||
|
|
|
|
- |
WP yang mengajukan permohonan
untuk penetapan suatu daerah sebagai Daerah Terpencil. |
||
|
|
|
|
- |
WP yang masuk dalam Daftar
Data Prioritas yang tidak memenuhi himbauan untuk membetulkan SPT PPh yang
tidak dilakukan pemeriksaan oleh Karikpa. |
||
|
|
|
|
- |
WP yang mengajukan permohonan
penghapusan NPWP. |
||
|
|
|
|
- |
WP Perseorangan yang telah
meninggal dunia tetapi belum diterima pemberitahuan tertulis secara resmi
dari Ahli Warisnya dan atau belum dilampirkan Surat Keterangan/Akte Kematian. |
||
|
|
|
|
- |
WP Badan yang menyatakan bubar
tetapi belum ada Akte Pembubarannya dari yang berwenang atau belum ada
penyelesaian likwidasi. |
||
|
|
|
|
- |
WP yang melaporkan tidak
melakukan kegiatan usaha lagi. |
||
|
|
|
|
- |
WP lain untuk tujuan tertentu
sesuai dengan izin Kakanwil dan atau Instruksi Kantor Pusat. |
||
|
|
2.2. |
Jumlah Wajib Pajak yang akan
dilakukan Verifikasi Lapangan disesuaikan dengan jumlah petugas Verifikasi
Lapangan yang ada pada Seksi teknis yang terkait. |
||||
|
|
2.3. |
Rencana Verifikasi Lapangan
dilakukan terpadu yang meliputi seluruh kewajiban yang harus dipenuhi oleh
Wajib Pajak, sehignga terhindar terjadinya Verifikasi Lapangan yang
berulang-ulang terhadap Wajib Pajak yang sama. |
||||
|
3. |
Kepala KPP mengirimkan DRVL ke
Kepala Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak untuk dilakukan koordinasi
sesuai Angka III. |
|||||
III. |
KOORDINASI ANTARA KPP DENGAN
KARIKPA |
||||||
|
Untuk menghindarkan terjadinya
Verifikasi Lapangan oleh KPP terhadap Wajib Pajak yang akan/sedang diperiksa
oleh Karikpa perlu adanya koordinasi antara KPP dan Karikpa yang dilakukan
sebagai berikut : |
||||||
|
1. |
KPP mengirimkan DRVL dalam
rangkap 2 (dua) kepada Kepala Karikpa untuk diuji silang dengan rencana
pemeriksaan Karikpa. |
|||||
|
2. |
Karikpa harus mengirim kembali
lembar kesatu DRVL yang telah selesai diuji silang paling lambat dalam jangka
waktu 7 (tujuh) hari setelah tinggal diterimanya DRVL. Kepala Karikpa memberi
tanda/catatan dalam kolom keterangan dari WP yang tercantum pada DRVL, dalam
hal WP tersebut sedang/akan diperiksa atau masuk dalam rencana pemeriksaan. |
|||||
|
3. |
Verifikasi Lapangan terhadap
Wajib Pajak yang akan/sedang diperiksa oleh Karikpa dilakukan sekaligus oleh
Karikpa, pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut. |
|||||
IV. |
PENUGASAN VERIFIKASI LAPANGAN |
||||||
|
1. |
Pada Kantor Pelayanan Pajak |
|||||
|
|
1.1. |
Berdasarkan DRVL yang telah
disusun, Kepala KPP menugaskan Kasi PPh terkait untuk membuat konsep Surat
Perintah Verifikasi Lapangan/SPVL (bentuk KP. Verlap 3) dan dicatat dalam
Buku Register SPVL (bentuk KP Verlap 4). Dalam hal Verifikasi Lapangan
dilakukan secara terpadu maka SPVL dibuat Kasi PPh Perseorangan atau PPh
Badan atau PPh Badan dan Pemotongan/Pemungutan. |
||||
|
|
1.2. |
Berdasarkan Instruksi Kantor
Pusat atas permohonan Wajib Pajak mengenai pemusatan Penyetoran PPh Pasal 21
dan untuk menetapkan suatu daerah terpencil, Kepala KPP menugaskan Kasi PPh
terkait untuk membuat konsep SPVL. |
||||
|
2. |
Pada Kantor Pemeriksaan Pajak |
|||||
|
|
Berdasarkan DRVL yang diterima
dari Kepala KPP, Karikpa menugaskan Kasubag TU untuk : |
|||||
|
|
2.1. |
Membuat konsep Surat Perintah
Verifikasi Lapangan dan mencatat pada Buku Register SPVL. |
||||
|
|
2.2. |
Menyampaikan Laporan Hasil
Verifikasi Lapangan (LHVL) dan Daftar Kesimpulan Hasil Verifikasi Lapangan
(DKHVL) ke KPP. |
||||
Lampiran II Keputusan Direktur Jenderal
Pajak |
||
Nomor |
: |
KEP-10/PJ.11/1993 |
Tanggal |
: |
4 Oktober 1993 |
I. |
U m u m |
||||||||
|
Dalam melaksanakan Verifikasi
Lapangan petugas Verifikasi harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : |
||||||||
|
1. |
Memiliki Tanda Pengenal
sebagai petugas Verifikasi Lapangan (bentuk KP Verifikasi Lapangan 5) yang
dilengkapi dengan SPVL. |
|||||||
|
2. |
Memperlihatkan Tanda Pengenal
sebagai petugas Verifikasi Lapangan dan menyerahkan tindasan SPVL kepada
Wajib Pajak yang diverifikasi. |
|||||||
|
3. |
Menjelaskan maksud
dilakukannya verifikasi Lapangan. |
|||||||
|
4. |
Verifikasi Lapangan dapat
dilakukan oleh suatu tim. |
|||||||
|
5. |
Verifikasi Lapangan dilakukan
di kantor atau di pabrik atau di tempat usaha atau di tempat tinggal atau di
tempat lain yang diduga ada kaitannya dengan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas Wajib Pajak. |
|||||||
|
6. |
Verifikasi Lapangan dilakukan
pada jam dan hari kerja. |
|||||||
|
7. |
Petugas Verifikasi yang
meneliti buku-buku catatan dan dokumen yang menjadi dasarnya dan dokumen lain
yang berhubungan dengan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas Wajib Pajak tidak
diperkenankan untuk membawa buku-buku, catatan dan dokumen tersebut. |
|||||||
|
8. |
Hasil Verifikasi Lapangan
diwujudkan dalam Laporan Hasil Verifikasi Lapangan (LHVL) dan dituangkan ke
dalam Daftar Kesimpulan Hasil Verifikasi Lapangan (DKHVL). |
|||||||
II. |
PELAKSANAAN VERIFIKASI
LAPANGAN |
||||||||
|
1. |
Persiapan Verifikasi Lapangan |
|||||||
|
|
1.1. |
Petugas Verifikasi
mengumpulkan informasi tentang kegiatan Wajib Pajak. |
||||||
|
|
1.2. |
Petugas Verifikasi mempelajari
berkas Wajib Pajak dan berkas data. |
||||||
|
2. |
Pelaksanaan Verifikasi
Lapangan |
|||||||
|
|
Verifikasi Lapangan terhadap
Wajib Pajak dilakukan sebagai berikut : |
|||||||
|
|
2.1. |
Wajib Pajak yang tidak
menyampaikan SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Perseorangan, Wajib Pajak Badan dan
atau Pemotong PPh Pasal 21 termasuk SPT Tahunan kembali dari Pos selama 2
(dua) tahun berturut-turut. |
||||||
|
|
|
2.2.1. |
Wajib Pajak masih efektif |
|||||
|
|
|
|
Petugas Verifikasi meneliti
apakah Wajib Pajak menyelenggarakan pembukuan sesuai dengan ketentuan Pasal
28 Undang-Undang No. 6 Tahun 1983. |
|||||
|
|
|
|
- |
Apabila Wajib Pajak tersebut
tidak menyelenggarakan pembukuan sesuai dengan ketetuan Pasal 28 KUP atau
pembukuan tidak dapat diperlihatkan, maka petugas Verifikasi Lapangan membuat
berita acara yang menyatakan bahwa Wajib Pajak tidak menyelenggarakan
pembukuan atau buku tidak dapat diperlihatkan. Berita acara tersebut
ditandatangani oleh Wajib Pajak dan petugas Verifikasi Lapangan melakukan
penghitungan pajak-pajaknya yang terutang dengan menggunakan Pasal 14 ayat
(6) dan ayat (7) Undang-Undang Pajak Penghasilan. |
||||
|
|
|
|
- |
Apabila Wajib Pajak tersebut
menyelenggarakan pembukuan, maka petugas Verifikasi Lapangan melakukan
penghitungan pajak-pajak yang terutang sebagai dasar penerbitan Surat
Ketetapan Pajak termasuk apabila Wajib Pajak dalam likwidasi. |
||||
|
|
|
|
- |
Dalam hal Wajib Pajak
menyatakan tidak mempunyai aktifitas usaha untuk tahun yang di Verifikasi,
maka petugas Verifikasi harus menyerahkan Formulir SPT Tahunan PPh untuk
diisi oleh Wajib Pajak dan memberikan Bukti Tanda Terima SPT (KP. PPh
1.4-90). |
||||
|
|
|
2.1.2. |
Wajib Pajak tidak efektif |
|||||
|
|
|
|
(1) |
Wajib Pajak Badan
Bubar/Likwidasi |
||||
|
|
|
|
|
Apabila ditemukan alamat
domisili Wajib Pajak/pengurusnya : |
||||
|
|
|
|
|
a. |
Melihat tempat usaha Wajib
Pajak untuk meyakini adanya proses likwidasi. |
|||
|
|
|
|
|
b. |
Meminta akte pembubaran dari
Notaris, Neraca Likwidasi dan/atau pembatalan SIUP/Surat Wajib Daftar
Perusahaan dari Departemen Perdagangan. |
|||
|
|
|
|
|
c. |
Membuat berita acara mengenai
buku-buku yang diselenggarakan oleh Wajib Pajak atau berita acara yang
menyatakan bahwa Wajib Pajak tidak menyelenggarakan pembukuan atau tidak
dapat memperlihatkan pembukuan. Berita acara tersebut ditandatangani oleh
Wajib Pajak dan Petugas Verifikasi Lapangan. |
|||
|
|
|
|
|
d. |
Membuat LHVL yang dilampiri : |
|||
|
|
|
|
|
|
- |
Akte pembubaran; |
||
|
|
|
|
|
|
- |
Neraca Likwidasi dan/atau
pembatalan SIUP Surat Wajib Daftar Perusahaan. |
||
|
|
|
|
|
e. |
Menghitung Pajak Terutang. |
|||
|
|
|
|
|
Apabila Wajib Pajak/pengurus
tidak dapat ditemukan lagi, Petugas Verifikasi Lapangan harus melengkapi LHVL
dengan Surat Keterangan dari Lurah/Kepala Desa setempat dimana Wajib Pajak
terakhir berdomisili. |
||||
|
|
|
|
(2) |
Wajib Pajak Perseorangan
meninggal dunia/meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya/tidak diketemukan
lagi. |
||||
|
|
|
|
|
Petugas Verifikasi Lapangan
harus melengkapi LHVL dengan melampiri Surat Keterangan dari Lurah/Kepala
Desa setempat dimana alamat Wajib Pajak terakhir dengan usulan LHVL agar NPWP
Wajib Pajak tersebut dihapuskan/diklasifikasikan sebagai Wajib Pajak Non
Efektif (NE). |
||||
|
|
2.2. |
Subyek Pajak yang tidak
terdaftar dan tidak terdaftar sebagai Pemotong/Pemungut. |
||||||
|
|
|
2.2.1. |
Dalam hal Subyek Pajak
ditemukan, petugas Verifikasi harus menyerahkan kepada yang bersangkutan
Formulir pendaftara NPWP Perseorangan/Badan {KP.PDIP.4.1/4.2}/Surat Setoran
Pajak {KP PDIP S.1} dengan memberikan tanda terima (KP VERLAP 6) kecuali yang
bersangkutan hanya memperoleh penghasilan dari satu pemberi kerja dan/atau
penghasilannya di bawah PTKP. Formulir-formulir tersebut harus diisi oleh
Subyek Pajak dan diterima kembali oleh petugas Verifikasi pada saat itu.
Dalam hal ini petugas Verifikasi harus mengusulkan untuk menerbitkan Kartu
Pendaftaran NPWP. |
|||||
|
|
|
2.2.2. |
Dalam hal pengurus Badan
ataupun Subyek Pajak Perseorangan tidak ada ditempat pada saat Verifikasi
dilaksanakan, maka apabila yang bersangkutan berdomisili : |
|||||
|
|
|
|
- |
didalam kota dimana KPP
berada, maka yang bersangkutan diberi batas waktu selambat-lambatnya 3 (tiga)
hari setelah diterimanya formulir tersebut, untuk mengembalikan/mengirim
kembali kepada petugas verifikasi; |
||||
|
|
|
|
- |
diluar kota dimana KPP berada,
maka yang bersangkutan diberi batas waktu selambat-lambatnya 6 (enam) hari
setelah diterimanya formulir tersebut, untuk mengembalikan/mengirim kembali
langsung ke Kantor Pelayanan Pajak setempat atau melalui Pos. |
||||
|
|
|
|
Apabila lewat jangka waktu
yang ditentukan calon Wajib Pajak tersebut tidak merespon, maka Kasi TUP/PD
TUP mengeluarkan NPWP Jabatan atas usul petugas Verifikasi dan petugas
Verifikasi harus memantau sampai dengan Wajib Pajak tersebut mempunyai NPWP. |
|||||
|
|
|
2.2.3. |
Dalam hal hasil Verifikasi
Lapangan ternyata Subyek Pajak telah memperoleh penghasilan untuk
masa/tahun sebelumnya, maka usul Pendaftaran/Pengukuhan Wajib Pajak harus
disertai dengan penghitungan PPh, untuk menetapkan besarnya pajak terutang
sebagai dasar penerbitan STP dan atau SKP. |
|||||
|
|
|
|
Dalam hal Wajib Pajak telah
terdaftar di KPP lain, apabila memenuhi syarat sebagai pemotong/pemungut PPh,
tetapi belum melaksanakannya, maka petugas Verifikasi menyusulkan untuk
penunjukkan sebagai Wajib Pajak Pemotong/Pemungut pajak, menghitung jumlah
pajak yang terutang. |
|||||
|
|
2.3. |
Wajib Pajak yang selama 6
(enam) bulan berturut-turut tidak atau tidak sepenuhnya memenuhi kewajiban
pembayaran PPh Pasal 25, Pemotong PPh pasal 21, PPh Pasal 23 dan atau PPh
Pasal 26. |
||||||
|
|
|
2.3.1. |
Wajib Pajak masih efektif |
|||||
|
|
|
|
Petugas Verifikasi melakukan
penghitungan PPh untuk masa pajak yang bersangkutan sebagai dasar untuk
penerbitan STP sesuai dengan keadaan sebenarnya. |
|||||
|
|
|
2.3.2. |
Untuk Wajib Pajak meninggal
dunia/meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya/bubar/pindah tidak
diketahui alamatnya. |
|||||
|
|
2.4. |
Wajib Pajak yang mengajukan
permohonan pemusatan penyetoran PPh Pasal 21. |
||||||
|
|
|
Verifikasi Lapangan dilakukan
sesuai dengan Surat Edaran Dir.Jen. Pajak nomor SE-43/PJ.23/85 tanggal 23
Oktober 1985 dan SE-09/PJ.431/90 tanggal 9 Maret 1990. |
||||||
|
|
2.5. |
Wajib Pajak yang mengajukan
permohonan penetapan daerah sebagai Daerah Terpencil. |
||||||
|
|
|
Verifikasi Lapangan
dilaksanakan untuk dapat meyakinkan bahwa : |
||||||
|
|
|
- |
daerah tersebut sulit
dijangkau karena kekurangan atau keterbatasan prasarana dan sarana angkutan
umum baik darat, laut maupun udara; dan |
|||||
|
|
|
- |
prasarana dan sarana sosial
ekonomi tidak tersedia atau terbatas, sehingga para penanam modal menyediakan
sendiri prasarana dan sarana sosial ekonomi dan dengan memperhatikan
ketentuan dalam Keputusan Menteri Keuangan mengenai kriteria Daerah
Terpencil. |
|||||
|
|
2.6. |
Wajib Pajak yang termasuk
dalam Data Prioritas yang tidak memenuhi himbauan untuk membetulkan SPT PPh. |
||||||
|
|
|
- |
Dalam hal SPT belum
disampaikan atau telah disampaikan tetapi Wajib Pajak tidak merespons
himbauan pembetulan SPT atas data yang belum dilaporkan, petugas Verifikasi
menghitung pajak terutang berdasarkan Data Prioritas dan semua temuan pada
saat melakukan Verifikasi Lapangan, sebagai dasar penerbitan surat Ketetapan
pajak. |
|||||
|
|
|
- |
Dalam hal data tersebut atas
nama isteri/anak yang menjadi tanggungan Wajib Pajak, maka data tersebut
digabungkan dengan penghasilan suami/orang tua. |
|||||
|
|
2.7. |
Wajib Pajak yang menggunakan
Norma Penghitungan selama 3 (tiga) tahun berturut-turut. |
||||||
|
|
|
2.7.1. |
Dalam hal Wajib Pajak terbukti
telah memenuhi ketentuan untuk melaksanakan pembukuan sesuai Pasal 20
Undang-undang Nomor G Tahun 1983, dan Keputusan Dirjen Pajak mengenai batas
maksimum omzet/peredaran usaha Wajib Pajak yang diperkenankan untuk
menggunakan Norma Penghitungan, maka petugas Verifikasi menghitung pajaknya
yang terutang berdasarkan petunjuk pemakaian norma penghitungan penghasilan
netto bagi Wajib Pajak yang wajib menyelenggarakan pembukuan tetapi tidk
menyelenggarakan sebagaimana mestinya. |
|||||
|
|
|
2.7.2. |
Dalam hal Wajib Pajak
mempunyai omzet/peredaran usaha masih dibawah batas maksimum yang
diperkenankan untuk menggunakan Norma Penghitungan, maka petugas verifikasi
dapat menghitung pajak yang terutang, berdasarkan petunjuk pemakaian Norma
Penghitungan penghasilan netto. |
|||||
|
|
|
2.7.3. |
Dalam hal Wajib Pajak
dilakukan Verifikasi Lapangan karena menggunakan Norma Penghitungan selama 3
(tiga) tahun berturut-turut, maka pada Surat Perintah Verifikasi Lapangan
(SPVL) dicantumkan tahun yang akan dilaksanakan Verifikasi Lapangan adalah
tahun yang terakhir, tetapi apabila dalam pelaksanaan Verifikasi Lapangan
diketahui bahwa tahun-tahun sebelumnya ada indikasi bahw omzet diperkirakan
melebihi batas maksimum omzet usaha Wajib Pajak yang diperkenankan untuk
menggunakan Norma Penghitungan, maka harus diusulkan DUVL baru untuk
penerbitan SPVL untuk tahun-tahun sebelumnya. |
|||||
|
|
2.8. |
Wajib Pajak Yayasan |
||||||
|
|
|
Dalam hal usaha Yayasan tidak
semata-mata ditujukan untuk kepentingan umum sesuai dengan penjelasan Pasal 4
(3) huruf i Undang-undang PPh tahun 1984 dan apabila penghasilan Yayasan
untuk kepentingan umum ternyata tidak digunakan untuk membiayai kegiatan
sosial Yayasan, sesuai dengan penjelasan Pasal 4 (3) huruf j Undang-undang
PPh 1984, maka petugas Verifikasi melakukan penghitungan pajak yang terutang. |
||||||
|
|
2.9. |
Wajib Pajak yang mengajukan
permohonan penghapusan NPWP. |
||||||
|
|
|
Dalam hal Wajib Pajak telah
memenuhi syarat untuk dihapuskan maka petugas Verifikasi dapat mengusulkan
penghapusan NPWP seperti diatur dalam Keputusan Dirjen Pajak Nomor :
KEP-34/PJ.2/1989 tanggal 10 Juli 1989 tentang Tatacara Pendaftaran,
Pemberian, Penghapusan NPWP dan Pengukuhan PKP. |
||||||
|
|
2.10. |
Wajib Pajak yang tidak
merespon KP Tipa 4. |
||||||
|
|
|
Dalam hal Wajib Pajak dapat
ditemukan maka petugas Verifikasi dapat menghitung pajak terutang sebagai
dasar penerbitan surat ketetapan pajak. Dalam hal Wajib Pajak tidak dapat
ditemukan/tidak efektif maka penanganannya sesuai dengan butir 2.1.2. Surat
Keputusan ini. |
||||||
|
|
|
Wajib Pajak Perseorangan yang
telah meninggal dunia tetapi belum diterima pemberitahuan tertulis secara
resmi dari Ahli Warisnya, Wajib Pajak Badan yang telah bubar tetapi belum ada
Akte Pembubarannya maupun belum ada penyelesaian likwidasi; Wajib Pajak yang
tidak diketahui lagi alamatnya; Wajib Pajak yang secara nyata tidak
menunjukkan kegiatan usaha lagi. |
||||||
|
|
|
Penanganannya sama dengan
angka 2.1.1. dan 2.1.2. |
||||||
III. |
UNIT PELAKSANA |
||
|
1. |
Unit Pelaksana Verifikasi
Lapangan adalah Seksi PPh Badan, Seksi PPh Perseorangan dan Seksi Pemotongan
dan Pemungutan PPh pada KPP type A, Seksi PPh Perseorangan. Seksi PPh Badan
dan Pemotongan/Pemungutan pada KPP type B. Dalam hal Wajib Pajak akan
dilakukan Verifikasi Lapangan oleh beberapa Seksi didalam satu KPP, maka
pelaksanaan Verifikasi Lapangan dilakukan secara terpadau dalam satu Surat
Perintah Verifikasi Lapangan. |
|
|
2. |
Dalam hal : |
|
|
|
- |
Domisili/tempat kedudukan dan
lokasi/tempat usaha Wajib Pajak tidak berada dalam satu KPP/Kanwil ; |
|
|
- |
Pembukuan Wajib Pajak diaudit
Kantor Akuntan Publik; |
|
|
- |
Wajib Pajak Co Publik; |
|
|
- |
Ada bukti permulaan/dengan
Wajib Pajak melakukan tindak pidana di bidang perpajakan; |
|
|
- |
Wajib Pajak menggunakan
komputer dalam melakukan pencatatan dan atau pembukuannya; |
|
|
- |
Wajib Pajak tidak bersedia
memperlihatkan pembukuan dan seterusnya; |
|
|
- |
Wajib Pajak lain yang menurut
Kepala KPP perlu diperiksa. |
|
|
|
Nota Pemindahan (Bentuk KP.
Verifikasi Lapangan 7) ditujukan kepada Kantor Wilayah, jika masih berada
didalam satu Kantor Wilayah atau kepada Direktur Pemeriksaan Pajak jika
berada didalam kewenangan Kantor Wilayah yang berbeda untuk dikoordinasikan
pemeriksaannya. |
IV. |
JANGKA WAKTU VERIFIKASI
LAPANGAN |
|||
|
NOMOR |
JANGKA
WAKTU |
WAJIB
PAJAK YANG AKAN DILAKUKAN |
|
1. |
6
hari |
WP yang tidak mendaftarkan
diri atau tidak menyampaikan SPT Tahunan PPh WP Perseorangan/Badan dan/atau
Pasal 21. |
||
2. |
6
hari |
WP yang tidak melaksanakan
kewajiban perpajakan PPh Pasal 25/21/23/26. |
||
3. |
4
hari |
WP yang mengajukan permohonan
pemusatan penyetoran PPh Pasal 21 dan penetapan daerah terpencil. |
||
4. |
12
hari |
WP yang termasuk dalam Daftar
Data Prioritas. |
||
5. |
9
hari |
WP yang menggunakan Norma
Penghitungan 3 (tiga) tahun berturut-turut. |
||
6. |
6
hari |
WP yang mengajukan penghapusan
NPWP : |
||
|
|
|
Untuk WP Perseorangan |
|
|
Untuk WP Badan |
|||
7. |
9
hari |
WP yang tidak merespon KP Tipa
4. |
||
8. |
9
hari |
WP Perseorangan yang telah
meninggal dunia dan belum ada Akte Kematian; |
||
9. |
4
hari |
WP Badan yang menyatakan bubar
tetapi belum ada Akte Pembubaran dan belum ada penyelesaian likwidasi; WP
yang melaporkan tidak melakkan kegiatan usaha lagi. |
||
|
10. |
12
hari |
WP lain yang diizinkan oleh
Kepala Kantor Wilayah dan atau Instruksi Kantor Pusat. |
|
|
11. |
6
hari |
WP Yayasan yang tidak
terdaftar seagai subyek PPh Pasal 25 dan atau tidak melakukan pembayaran PPh
Pasal 25. |
|
|
12. |
12
hari |
WP yang minta penundaan
penyampaian SPT Tahunan, namun sampai batas waktu ditentukan belum
memasukkannya. |
Catatan
: |
- |
Jangka waktu terhitung sejak
diterbitkan Surat Izin Keluar (S.I.K). |
|
- |
Untuk Luar Kota ditambah waktu
perjalanan ke/dari Luar Kota yang bersangkutan. |
|
- |
Apabila dimintakan konfirmasi,
jangka waktu disesuaikan dengan batas permintaan konfirmasi. |
V. |
VERIFIKASI LAPANGAN |
|||
|
1. |
Petugas Verifikasi harus membuat
Laporan Hasil Verifikasi Lapangan (LHVL) dengan bentuk yang telah ditetapkan
(lihat lampiran III.1-1 dan III.1-2). |
||
|
2. |
LHVL beserta nota penghitungan
(bila ada) dituangkan dalam Daftar Kesimpulan Hasil Verifikasi Lapangan/DKHVL
(lihat lampiran III.2-1 sampai dengan III.2-3). |
||
|
3. |
Nota Pemindahan dari
Verifikasi Lapangan ke Pemeriksaan dalam hal : |
||
|
|
a. |
SKKPP, SKP, SPB, SKPT, STP. |
|
|
|
b. |
Usul diberikan/tidak diberikan
NPWP. |
|
|
|
c. |
Usul penghapusan NPWP/Non
Efektif (NE). |
|
|
|
d. |
Usul penunjukan, pemotong,
pemungut PPh Pasal 21, 23 dan 26. |
|
|
|
e. |
Usul pemberian formulir SPT
Tahunan PPh {KP. Verifikasi Lapangan 6}. |
|
|
|
f. |
Usul persetujuan/penolakan
pemusatan penyetoran PPh Pasal 21. |
|
|
|
g. |
Usul persetujuan/penolakan
penetapan suatu daerah sebagai Daerah Terpencil. |
|
|
|
h. |
Usul penghasilan digabung
dengan penghasilan suami/orang tua. |
|
|
|
i. |
Nota Pemindahan dari
Verifikasi Lapangan ke Pemeriksaan dalam hal : |
|
|
|
|
- |
domisili/tempat kedudukan dan
lokasi/tempat usaha yang tidak berada dalam satu KPP. |
|
|
|
- |
Pembukuan Wajib Pajak diaudit
Akuntan Publik. |
|
|
|
- |
Wajib Pajak yang Go Public. |
|
|
|
- |
Ada Bukti/dugaan permulaan
melakukan tindak pidana fiskal. |
|
|
|
- |
Wajib Pajak dalam melakukan
pencatatan/pembukuan dengan memakai komputer. |
|
|
|
- |
Wajib Pajak yang tidak
bersedia memperlihatkan pembukuan dan memberi keterangan sewaktu di
Verifikasi Lapangan. |
|
|
|
- |
Wajib Pajak lain yang menurut
pertimbangan Kepala KPP perlu dilakukan pemeriksaan. |
IV. |
LAIN-LAIN |
|||
|
1. |
Apabila setelah dilakukan
Verifikasi Lapangan dan telah diterbitkan surat ketetapan pajak
ditemui/diterima data/Data Prioritas yang merupakan data baru atau data yang
semula belum terungkap yang mengakibatkan tambahan pajak, maka diterbitkan
SKPT. |
||
|
2. |
Kepada Wajib Pajak diberikan
Surat Pemberitahuan Hasil Verifikasi Lapangan (lampiran III.1-2.1) sebagai
lampiran dari surat ketetapan pajak. |
||
|
3. |
Dalam pelaksanaan Verifikasi
Lapangan atas kredit pajak berupa PPh Pasal 21, Pasal 22 dan Pasal 23
dilakukan permintaan konfirmasi kepada Seksi atau KPP yang terkait. |
||
|
4. |
Pemeriksaan tentang bukti
permulaan adanya tindak pidana di bidang perpajakan. |
||
|
|
Apabila dalam pelaksanaan
Verifikasi Lapangan diketahui adanya indikasi tentang bukti permulaan tindak
pidana di bidang perpajakan, maka Verifikasi Lapangan harus dihentikan dan
Kepala KPP mengusulkan pemeriksaan khusus kepada Kantor Wilayah, jika masih
berada dlam satu Kantor Wilayah dan kepada Direktur Pemeriksaan Pajak,
apabila berada di dalam kewenangan dua Kantor Wilayah untuk dilakukan
koordinasi pemeriksaan tentang bukti permulaan adanya tindak pidana di bidang
perpajakan sesuai dengan ketentuanyang diatur dalam Keputusan Direktur
Jenderal Pajak nomor : KEP-02/PJ.7/1990 tanggal 24 Desember 1990 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Pengamatan, Pemeriksaan Bukti Permulaan dan Penyidikan
Pajak dan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak nomor : SE-36/PJ.3/1990
tanggal 24 Desember 1990 tentang Petunjuk Teknis Pengamatan, Pemeriksaan
Bukti Permulaan dan Penyidikan. |
Lampiran III Keputusan Direktur Jenderal
Pajak |
||
Nomor |
: |
KEP-10/PJ.11/1993 |
Tanggal |
: |
4 Oktober 1993 |
I. |
BENTUK LAPORAN HASIL
VERIFIKASI LAPANGAN. |
|
|
Petugas Verifikasi harus
membuat Laporan Hasil Verifikasi Lapangan (LHVL) sesuai dengan bentuk yang
telah ditetapkan, yaitu berupa : |
|
|
1. |
Laporan Hasil Verifikasi
Lapangan atas Wajib Pajak yang tidak menghasilkan surat ketetapan pajak
(Model-A) dibuat dsesuai dengan contoh dalam lampiran III.1-1.LHVL diteruskan
ke Seksi PD TUP/TUP dan Seksi PPh terkait. |
|
2. |
Laporan Hasil Verifikasi Lapangan
harus disetujui Kepala KPP atau Kepala Karikpa atau Pejabat lain yang
ditunjuk oleh Kepala KPP atau Kepala Karikpa. |
II. |
PENGESAHAN LAPORAN HASIL
VERIFIKASI LAPANGAN |
|
|
Laporan Hasil Verifikasi
Lapangan harus disetujui Kepala KPP atau Kepala Karikpa atau Pejabat lain
yang ditunjuk oleh Kepala KPP atau Kepala Karikpa. |
|
III. |
PENGAWASAN PELAKSANAAN
VERIFIKASI LAPANGAN |
|
|
Untuk pengawasan pelaksanaan
Verifikasi Lapangan Kepala KPP/Kepala Karikpa harus menyelenggarakan BUKU
REGISTER PENGAWASAN LAPORAN HASIL VERIFIKASI LAPANGAN dibuat sesuai contoh
pada lampiran III.3. |
|
IV. |
LAPORAN BERKALA |
|
|
1. |
Laporan Berkala Kepala
KPP/Karikpa |
|
|
Laporan mengenai kegiatan
Verifikasi Lapangan dibuat setiap bulan oleh Kepala KPP/Karikpa dan diterima
di Kantor Wilaya, selambat-lambanya pada setiap tanggal 20 setelah akhir
bulan laporan (KPL KPP.4.3). Bentuk laporan sesuai contoh
pada lampiran III.4-1. |
|
2. |
Laporan berkala Kepala Kantor
Wilayah. |
|
|
Setiap triwulan Kepala Kantor
Wilayah melaporkan kegiatan Verifikasi Lapangan yang telah dilaksanakan oleh
KPP/Karikpa kepada Direktur Pajak Penghasilan dan Direktur Pemeriksaan Pajak
selambat-lambatnya pada tanggal 30 setelah akhir triwulan yang bersangkutan
(KPL KW 4.3). Bentuk Laporan sesuai contoh pada lampiran III.4-2. |
DEPARTEMEN KEUANGAN R.I. |
|
LAMPIRAN : I.1 |
||
Nomor |
: |
KEP-10/PJ.11/1993 |
||
Tanggal |
: |
4 Oktober 1993 |
DAFTAR USULAN VERIFIKASI LAPANGAN (D U V L)
SEKSI :
............................ |
KRITERIA : ............................ |
No. |
N P W P |
NAMA DAN ALAMAT WAJIB PAJAK YANG DILAKUKAN VERLAP |
JENIS
USAHA |
JENIS
PAJAK |
KETERANGAN |
|
N A M A |
A L A M
A T |
|||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
|
|
|
|
|
|
|
|
......................., TANGGAL
........................... KEPALA SEKSI
............................................. .............................................. |
KP. VERLAP-2 |
|
Lampiran I.1 Keputusan Direktur Jenderal
Pajak |
||
Nomor |
: |
KEP-10/PJ.11/1993 |
Tanggal |
: |
4 Oktober 1993 |
1. |
Angka 1 diisi dengan |
: |
KPP yang menerbitkan DUVL. |
2. |
Angka 2 diisi dengan |
: |
Kepala Seksi yang terkait
membuat DUVL. |
3. |
Angka 3 diisi dengan |
: |
Kriteria dari Wajib Pajak yang
akan Verifikasi Lapangan. |
4. |
Angka 4 diisi dengan |
: |
Tempat dan tanggal DUVL dibuat
serta nama Seksi/Kepala Seksi, nama, NIP, tanda tangan. |
5. |
Kolom (1) s/d (6) |
: |
cukup jelas |
DEPARTEMEN KEUANGAN R.I. |
|
LAMPIRAN : I.2 |
||
Nomor |
: |
KEP-10/PJ.11/1993 |
||
Tanggal |
: |
4 Oktober 1993 |
DAFTAR RENCANA VERIFIKASI LAPANGAN (D R V L)
No. |
N P W P |
NAMA DAN ALAMAT WAJIB PAJAK YANG DILAKUKAN VERLAP |
JENIS
USAHA |
JENIS
PAJAK |
KETERANGAN |
|
N A M A |
A L A M
A T |
|||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
|
|
|
|
|
|
|
|
......................., TANGGAL
........................... KEPALA SEKSI
............................................. .............................................. |
KP. VERLAP-2 |
|
LAMPIRAN : I.2 |
||
Nomor |
: |
KEP-10/PJ.11/1993 |
Tanggal |
: |
4 Oktober 1993 |
1. |
Angka 1 diisi dengan |
: |
KPP yang menerbitkan DRVL. |
2. |
Angka 2 diisi dengan |
: |
Tempat dan tanggal dibuatnya DRVL |
3. |
Angka 3 diisi dengan |
: |
Nama Kantor dan Nama Kepala KPP serta NIP dan tanda
tangan Kepala KPP |
4. |
Kolom 1 s/d 5 |
: |
cukup jelas |
5. |
Kolom 6 diisi dengan |
: |
Jenis yang menjadi kewajiban WP yang di verlap |
6. |
Kolom 7 |
: |
ditulis kode kriteria |
DEPARTEMEN KEUANGAN R.I. |
|
LAMPIRAN : I.3 |
||
Nomor |
: |
KEP-10/PJ.11/1993 |
||
Tanggal |
: |
4 Oktober 1993 |
T A N D
A P E N G E N A L
Petugas Verifikasi Lapangan
Nomor : .................................. (2)
Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa
: |
||
N a m a |
: |
...........................................................................................
(3) |
N I P |
: |
...........................................................................................
(4) |
Pangkat/Golongan |
: |
...........................................................................................
(5) |
J a b a t a n |
: |
...........................................................................................
(6) |
adalah petugas Direktorat
Jenderal Pajak yang berwenang melakukan Verifikasi Lapangan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, dalam wilayah Kantor
Pelayanan Pajak ....................................... (7) |
|
.........................., .......................
19..... (9) |
|
|
(6) |
A.n. DIREKTUR JENDERAL PAJAK KEPALA KANTOR PELAYANAN PAJAK ........................................................... |
Tanda
tangan |
|
NIP.
.............................................. (10) |
Berlaku s/d
.............................................. (11) |
KP. VERLAP- 3
LAMPIRAN : I.3 |
||
Nomor |
: |
KEP-10/PJ.11/1993 |
Tanggal |
: |
4 Oktober 1993 |
PETUNJUK
PENGISIAN KARTU TANDA PENGENAL
PETUGAS VERIFIKASI LAPANGAN
PETUNJUK UMUM : |
Kartu Tanda Pengenal Petugas
Verifikasi Lapangan akan dicetak oleh Kantor Pusat secara nasional dan
selanjutnya akan dikirimkan ke semua KPP. Untuk sementara KPP dapat membuat
Kartu Tanda Pengenal Petugas Verifikasi Lapangan diatas kertas tik yang
berkepala Surat Dinas. Petunjuk Pengisian : |
||||
|
Angka |
(1) |
diisi dengan |
: |
Nama Kantor yang menerbitkan
Tanda Pengenal Petugas Verifikasi Lapangan. |
|
|
(2) |
|
: |
No.
....TPP.VER.LAP/WPJ....KP.......... |
|
|
(3) |
|
: |
Nama Petugas Verifikasi
Lapangan |
|
|
(4) |
|
: |
NIP Petugas yang bersangkutan |
|
|
(5) |
|
: |
Pangkat/golongan yang
bersangkutan |
|
|
(6) |
|
: |
Jabatan yang bersangkutan pada
saat ini |
|
|
(7) |
|
: |
Nama Kantor Pelayanan Pajak
dimana petugas verlap bekerja |
|
|
(8) |
|
: |
Pas Photo petugas yang
bersangkutan 2x3 hitam/putih |
|
|
(9) |
|
: |
Nama tempat dan tanggal tanda
pengenal diterbitkan |
|
|
(10) |
|
: |
Nama Kantor, tanda tangan nama
jelas dan NIP ka KPP yang bersangkutan kemudian dibubuhi cap jabatan |
|
|
(11) |
|
: |
Tanggal setelah 2 (dua) tahun
tanggal pembuatan (tanda Pengenal berlaku 2 tahun) |
DEPARTEMEN KEUANGAN R.I. |
|
LAMPIRAN : I.4 |
||
Nomor |
: |
KEP-10/PJ.11/1993 |
||
Tanggal |
: |
4 Oktober 1993 |
||
|
SURAT
PERINTAH VERIFIKASI LAPANGAN |
|
|
|
Diperintahkan kepada
: (3)
No. |
N A M
A / N I P |
PANGKAT
/ GOLONGAN |
JABATAN |
|
|
|
|
Untuk mengadakan Verifikasi Lapangan terhadap :
Nama Wajib Pajak |
: |
...........................................................................................
(4) |
N P W P |
: |
...........................................................................................
(5) |
A l a m a t |
: |
...........................................................................................
(6) |
Mengenai |
: |
...........................................................................................
(7) |
|
..................., ......................... 19......
(8) A.n. DIREKTUR JENDERAL PAJAK KEPALA KANTOR PELAYANAN PAJAK/ KARIKPA ................................... *) .............................................. |
*) coret yang tidak perlu
|
|
LAMPIRAN : I.4 |
||
Nomor |
: |
KEP-10/PJ.11/1993 |
Tanggal |
: |
4 Oktober 1993 |
PETUNJUK PENGISIAN
SURAT PERINTAH VERIFIKASI LAPANGAN
Petunjuk Umum : |
||||
|
Formulir ini digunakan sebagai
sarana untuk menugaskan Petugas Verifikasi Lapangan terhadap Wajib Pajak
tertentu.Setiap petugas Verifikasi yang ditugaskan untuk melakukan Verifikasi
Lapangan, harus disertai dengan surat Perintah Verifikasi Lapangan ini tanpa
pengecualian.Formulir ini dibuat dalam rangkap 3 (tiga) dengan distribusi : |
|||
|
1. |
Lembar pertama (asli) untuk
petugas verifikasi yang harus ditujukan kepada Wajib Pajak pada saat melakukan
Verifikasi Lapangan setelah selesai Verifikasi Lapangan dilaksanakan, lembar
pertama ini disimpan di dalam berkas Verifikasi Lapangan Wajib Pajak yang
bersangkutan. |
||
|
2. |
Lembar kedua diberikan kepada
Wajib Pajak. |
||
|
3. |
Lembar ketiga disimpan sebagai
arsip pada tata usaha Verifikasi Lapangan yang bersangkutan. |
||
|
|
Petunjuk pengisian : |
||
|
|
Angka 1 diisi dengan |
: |
Nama KPP/Karikpa yang
menerbitkan SPVL |
|
|
Angka 2 diisi dengan |
: |
Nomor urut penerbitan SPVL,
kode satuan Organisasi Kantor yang menerbitkan dan tahun
penerbitan.(VER.LAP-....WPJ.....19.....) |
|
|
Angka 3 diisi dengan |
: |
Nomor urut sesuai jumlah
petugas Verifikasi Lapangan, Nama dan NIP, Pangkat/Golongan serta Jabatan
petugas Verifikasi Lapangan. Apabila berbentuk
"TIM" agar kolom Jabatan diisi dengan "KETUA TIM" atau
"ANGGOTA TIM" sesuai dengan kedudukannya. Dalam hal Verifikasi Lapangan
dilakukan oleh satu orang, kolom jabatan diisi dengan "Petugas
Verifikasi Lapangan". |
|
|
Angka 4 diisi dengan |
: |
Nama Wajib Pajak yang
diverifikasi |
|
|
Angka 5 diisi dengan |
: |
Nama Wajib Pajak (NPWP) yang
diverifikasi |
|
|
Angka 6 diisi dengan |
: |
Alamat Wajib Pajak |
|
|
Angka 7 diisi dengan |
: |
Tujuan dilakukannya Verifikasi
Lapangan dan jenis pajaknya |
|
|
Angka 8 diisi dengan |
: |
Nama tempat, tanggal, bulan
dan tahun diterbitkannya SPVL |
|
|
Angka 9 diisi dengan |
: |
Nama Kantor, Nama Pejabat dan
NIP serta ditanda tangani oleh pejabat yang berwenang atas nama Direktur
Jenderal Pajak, kemudian dibubuhi cap jabatan. |
x) Coret yang tidak perlu
DEPARTEMEN KEUANGAN R.I. |
|
LAMPIRAN : II.1 |
||
Nomor |
: |
KEP-10/PJ.11/1993 |
||
Tanggal |
: |
4 Oktober 1993 |
NO. |
NOMOR
DAN TANGGAL |
NAMA
DAN ALAMAT WAJIB PAJAK |
NOMOR
POKOK WAJIB PAJAK |
KRITERIA |
JENIS
PAJAK |
BATAS
WAKTU PENYELESAIAN |
NAMA
PETUGAS VERIFIKASI |
TANGGAL
SPVL DITERIMA PETUGAS |
TANGGAL
LAPORAN SELESAI |
KET. |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
8 |
9 |
10 |
11 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
KP. VERLAP.5
LAMPIRAN : II.1 |
||
Nomor |
: |
KEP-10/PJ.11/1993 |
Tanggal |
: |
4 Oktober 1993 |
PETUNJUK PENGISIAN BUKU REGISTER
SURAT PERINTAH VERIFIKASI LAPANGAN
Petunjuk Umum : |
||||||
1. |
Buku ini dipergunakan untuk
mencatat SPVL yang diterbitkan dan disampaikan kepada petugas Verifikasi
lapangan. |
|||||
2. |
Buku ini merupakan dasar untuk menyusun Laporan Bulanan
pelaksanaan verifikasi lapangan. |
|||||
3. |
Buku ini diselenggarakan oleh Seksi PPh Badan pada KPP. |
|||||
|
Petunjuk pengisian : |
|||||
|
1. |
Kolom (1) s/d (4) |
: |
cukup jelas |
||
|
2. |
Kolom (5) |
: |
diisi dengan tanda kode sesuai dengan kriteria
verifikasi lapangan : |
||
|
|
|
|
A |
- |
Verifikasi Lapangan terhadap
WP yang tidak menyampaikan SPT Tahunan WP PPh Perseorangan/Badan dan atau PPh
Pasal 21. |
|
|
|
|
B |
- |
Verifikasi Lapangan terhadap
SPT Tahunan WP PPh Perseorangan/Badan dan atau PPh 21 yang kembali dari Pos. |
|
|
|
|
C |
- |
Verifikasi Lapangan terhadap
WP yang mengajukan penundaan penyampaian SPT Tahunan PPh, namun sampai batas
yang ditentukan, WP belum menyampaikannya. |
|
|
|
|
D |
- |
Subyek Pajak tidak
mendaftarkan diri dan atau tidak terdaftar sebagai Pemotong/ Pemungut. |
|
|
|
|
E |
- |
WP yang tidak atau tidak
sepenuhnya memenuhi kewajiban pembayaran masa PPh Pasal 25, Pemotongan PPh
Pasal 21 selama 6 (enam) bulan berturut-turut dan atau PPh Pasal 23/26. |
|
|
|
|
F |
- |
Verifikasi Lapangan terhadap
WP yang mengajukan pemusatan penyetoran PPh Pasal 21. |
|
|
|
|
G |
- |
Verifikasi Lapangan terhadap
WP yang mengajukan penetapan daerah sebagai suatu daerah terpencil. |
|
|
|
|
H |
- |
Verifikasi Lapangan terhadap
WP yang termasuk data prioritas. |
|
|
|
|
I |
- |
Verifikasi Lapangan terhadap
WP yang menggunakan norma penghitungan 3 (tiga) tahun berturut-turut. |
|
|
|
|
J |
- |
Verifikasi Lapangan terhadap
WP Yayasan. |
|
|
|
|
K |
- |
Verifikasi Lapangan terhadap
WP yang mengajukan penghapusan NPWP. |
|
|
|
|
L |
- |
Verifikasi Lapangan terhadap
WP yang tidak merespon KP.TIPA.4. |
|
|
|
|
M |
- |
Verifikasi Lapangan terhadap
WP yang telah meninggal dunia tetapi belum diterima pemberitahuan tertulis
secara resmi dari ahli warisnya dan atau belum dilampiri surat kematian. |
|
|
|
|
N |
- |
Verifikasi Lapangan terhadap
WP Badan yang menyatakan bubar tetapi belum ada Akte Pembubarannya dari yang
berwenang atau belum ada penyelesaian likwidasi. |
|
|
|
|
O |
- |
Verifikasi Lapangan terhadap
WP yang melaporkan tidak ada kegiatan usaha lagi. |
|
|
|
|
P |
- |
Verifikasi Lapangan terhadap
WP lain untuk tujuan tertentu. |
|
3. |
Kolom (6) |
: |
diisi dengan kewajiban pajak
yang akan di Verifikasi Lapangan. |
||
|
4. |
Kolom (7) |
: |
diisi dengan batas waktu
penyelesaian SPVL. |
||
|
5. |
Kolom (8) |
: |
diisi dengan nama ketua Tim
yang menerima SPVL, kecuali apabila ketua Tim berhalangan, dapat diwakili
oleh salah seorang anggota Tim. |
||
|
6. |
Kolom (9) dan (10) |
: |
cukup jelas |
||
|
7. |
Kolom (11) |
: |
diisi dengan hal-hal yang
khusus yang perlu dijelaskan, misalnya penjelasan mengenai produk dari SPVL
yang telah selesai dilaksanakan. |
DEPARTEMEN KEUANGAN R.I. |
|
LAMPIRAN : II.2 |
||
Nomor |
: |
KEP-10/PJ.11/1993 |
||
Tanggal |
: |
4 Oktober 1993 |
||
|
|
|
|
|
T A N D
A - T E R I M A
Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa
: |
||
N a m a |
: |
...........................................................................................
(2) |
N I P |
: |
...........................................................................................
(3) |
A l a m a t |
: |
...........................................................................................
(4) |
Telah menerima formulir :
|
|
Formulir Pendaftaran NPWP (KP.PDIP 4.1/4.2) |
|
|
|
|
|
|
|
Formulir Surat Setoran Pajak (KP.PDIP 5.1) |
|
|
|
|
|
|
|
Formulir SPT Tahunan PPh |
|
|
|
|
|
............................................
19......... (5) Yang
menerima ____________________
(6) |
Catatan :
Formulir KP PDIP 4.1/4.2. Surat Setoran Pajak dan SPT
Tahunan PPh harus diisi dalam jangka waktu selambat-lambatnya 1 (satu) minggu
sejak diterimanya Formulir tersebut kepada petugas Verifikasi Lapangan, baik
secara langsung atau dikirim melalui pos. KP. VERLAP.6
|
|
LAMPIRAN : II.2 |
||
Nomor |
: |
KEP-10/PJ.11/1993 |
||
Tanggal |
: |
4 Oktober 1993 |
||
|
PETUNJUK
- PENGISIAN |
|
|
|
Petunjuk Umum
: Formulir ini digunakan untuk memonitor Wajib Pajak yang belum mendaftar
mana saja yang sudah menerima KP PDIP 4.14.2, Formulir SSP (KP. PDIP 5.1) dan
Formulir SPT Tahunan PPh dari petugas Verifikasi Lapangan supaya Kantor
Pelayanan Pajak setempat bisa menentukan tidak lanjutnya.
Petunjuk Pengisian
:
Angka |
1 diisi dengan |
: |
Kantor Pelayanan Pajak setempat |
|
2 sampai dengan 4 |
: |
Cukup jelas |
|
5 diisi dengan |
: |
Nama Tempat, Tanggal, Bulan/Tahun |
|
6 diisi dengan |
: |
Nama jelas yang menerima |
Petunjuk Pengisian Laporan Verifikasi Lapangan (Model A).
I. |
A. |
1 s/d 14 |
: |
cukup jelas |
|
B. |
1. |
: |
cukup jelas |
|
|
2. |
: |
diisi sesuai kriteria di DRVL |
|
|
3. |
: |
cukup jelas |
|
|
4. |
: |
coret salah satu |
|
|
5. |
: |
diisi bila ada |
II. |
Uraian kronologis pelaksanaan Verifikasi Lapangan. |
|||
III. |
Diberi tanda V untuk kolom yang sesuai. |
|||
IV. |
Diisi/dilampirkan dokumen pendukung usul hasil
verifikasi |
|||
V. |
Penelaah : Kepala Seksi terkait yang melakukan
verifikasi. |
LAMPIRAN : II.3 |
||
Nomor |
: |
KEP-10/PJ.11/1993 |
Tanggal |
: |
4 Oktober 1993 |
NOTA PEMINDAHAN
DARI VERIFIKASI LAPANGAN
KE PEMERIKSAAN
Diusulkan agar Wajib Pajak tersebut di bawah ini : |
|||
1. |
Nama Wajib Pajak |
: |
.................................................................................... |
2. |
N.P.W.P. |
: |
.................................................................................... |
dilakukan pemeriksaan dengan alasan : |
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
Domisili/tempat Usaha Wajib Pajak tidak berada dalam
satu KPP / Kanwil. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pembukuan Wajib Pajak diaudit Akuntan Publik. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Wajib Pajak Go Public. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Ada Bukti/dugaan permulaan melakukan tindak pidana
fiskal. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Wajib Pajak dalam melakukan pencatatan/pengolahan data
dengan memakai komputer. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Wajib Pajak tidak bersedia memperlihatkan
pembukuan/pencatatan dan memberi keterangan sesuatu dilakukan Verifikasi
Lapangan. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Wajib Pajak yang menurut pertimbangan Kepala KPP perlu
dilakukan Verifikasi Lapangan. |
Menyetujui |
|
................... tanggal ....................
19..... |
Kepala Kantor Pelayanan Pajak ___________________________ NIP. ........................................ |
|
Petugas Verifikasi Lapangan ________________________ NIP. ........................................ |
( KV.VERLAP 7 )
|
|
LAMPIRAN : III. 1-1 |
||
Nomor |
: |
KEP-10/PJ.11/1993 |
||
Tanggal |
: |
4 Oktober 1993 |
||
|
DEPARTEMEN
KEUANGAN R.I. |
|
|
|
LAPORAN
HASIL VERIFIKASI LAPANGAN
MODEL – A
|
NOMOR LAPORAN |
: |
|
|
TANGGAL LAPORAN |
: |
|
|
NAMA WAJIB PAJAK |
: |
|
|
N P W P |
: |
|
|
MASA / TAHUN PAJAK |
: |
|
I. |
U M U M |
||||||||
|
A. |
IDENTITAS WAJIB PAJAK |
|||||||
|
|
1. |
Nama Wajib Pajak |
: |
|
||||
|
|
2. |
N P W P |
: |
|
||||
|
|
3. |
Nomor dan tanggal pengukuhan PKP |
: |
|
||||
|
|
4. |
Bentuk Usaha |
: |
Perseorangan/Badan |
||||
|
|
5. |
Alamat dan Telepon |
: |
|
||||
|
|
|
a. |
Kantor Pusat / Tempat Usaha |
: |
|
|||
|
|
|
b. |
Tempat tinggal |
: |
|
|||
|
|
|
c. |
Cabang |
: |
|
|||
|
|
|
d. |
Pabrik (Unit usaha lain) |
: |
|
|||
|
|
6. |
Jumlah Tanggungan |
: |
|
||||
|
|
7. |
Status Badan |
: |
Pusat/Cabang/Tunggal/BUT |
||||
|
|
8. |
Klasifikasi Lapangan Usaha |
: |
|
||||
|
|
9. |
Kewajiban Pajak |
: |
|
||||
|
|
10. |
Pendirian |
|
di. |
||||
|
|
|
a. |
Tanggal Pendirian |
|
|
|||
|
|
|
|
- |
Akte Notaris |
: |
|
||
|
|
|
|
- |
Nomor |
: |
|
||
|
|
|
b. |
Akte Perubahan terakhir |
|
|
|||
|
|
|
|
- |
Tanggal |
: |
|
||
|
|
|
|
- |
Notaris |
: |
|
||
|
|
|
|
|
Nomor |
: |
|
||
|
|
11. |
Permodalan dan Daftar Pemegang Saham |
|
di. |
||||
|
|
|
a. |
Permodalan |
|
|
|||
|
|
|
|
|
Modal Statutair |
: |
Rp. .................................... |
||
|
|
|
|
|
Modal ditempatkan |
: |
Rp. .................................... |
||
|
|
|
b. |
Daftar Pemegang Saham |
|
|
|||
|
|
|
|
|
Nomor : Nama dan Alamat |
: |
Jabatan
NPWP |
||
|
|
12. |
Pengurus : |
|
|
||||
|
|
|
a. |
Dewan Direksi |
|
|
|||
|
|
|
|
Nomor : Nama dan Alamat |
|
Jabatan
Keterangan |
|||
|
|
|
b. |
Dewan Komisaris |
|
|
|||
|
|
|
|
Nomor : Nama dan Alamat |
|
Jabatan
Keterangan |
|||
|
B. |
PENUGASAN VERIFIKASI LAPANGAN |
|||||||
|
|
1. |
Surat Perintah Verifikasi Lapangan |
|
|
||||
|
|
|
- |
Nomor |
: |
|
|||
|
|
|
- |
Tanggal |
: |
|
|||
|
|
2. |
Kriteria Verifikasi |
: |
|
||||
|
|
3. |
Masa / Tahun Pajak |
: |
|
||||
|
|
4. |
Verifikasi tahun sebelumnya |
: |
Ya / Tidak |
||||
|
|
5. |
Laporan Verifikasi / Pemeriksaan terdahulu |
|
|
||||
|
|
|
- |
Nomor |
: |
|
|||
|
|
|
- |
Tanggal |
: |
|
|||
II. |
URAIAN PELAKSANAAN VERIFIKASI |
||||||||
III. |
HASIL VERIFIKASI / USUL |
||||||||
|
|
|
|
|
|||||
|
1. |
|
|
Usul tidak diberikan NPWP |
|||||
|
|
|
|
|
|||||
|
2. |
|
|
Usul diberikan NPWP, kewajiban pajak sebelumnya tidak
ada |
|||||
|
|
|
|
|
|||||
|
3. |
|
|
Usul penghapusan NPWP / Non - Efektif |
|||||
|
|
|
|
|
|||||
|
4. |
|
|
Usul persetujuan / penolakan pemusatan penyetoran PPh
Pasal 21 |
|||||
|
|
|
|
|
|||||
|
5. |
|
|
Usul persetujuan / penolakan penerapan suatu daerah
sebagai daerah terpencil |
|||||
|
|
|
|
|
|||||
|
6. |
|
|
Nota pemindahan dari Verifikasi Lapangan ke Pemeriksaan |
|||||
|
|
|
|
|
|||||
IV. |
DAFTAR LAMPIRAN |
||||||||
|
|
|
|
|
|||||
|
1. |
|
|
|
|||||
|
2. |
|
|
|
|||||
|
|
............................, .........................
19...... |
|
Penelaah |
|
|
|
1. |
Kepala Seksi .................... |
Tim Verifikasi |
|
|
________________________ |
1. |
Ketua Tim : ________________________ |
|
|
|
|
2. |
Kepala Seksi ............................ ________________________ |
2. |
Anggota Tim ________________________ NIP. ................................... |
Menyetujui
Kepala Kantor Pelayan Pajak
................................................
..........................................
NIP. ...................................
|
|
LAMPIRAN : III.1-2 |
||
Nomor |
: |
KEP-10/PJ.11/1993 |
||
Tanggal |
: |
4 Oktober 1993 |
||
|
DEPARTEMEN
KEUANGAN R.I. |
|
|
|
LAPORAN
HASIL VERIFIKASI LAPANGAN
MODEL – B
|
NOMOR LAPORAN |
: |
|
|
TANGGAL LAPORAN |
: |
|
|
NAMA WAJIB PAJAK |
: |
|
|
N P W P |
: |
|
|
MASA / TAHUN PAJAK |
: |
|
I. |
U M U M |
||||||||||||
|
A. |
IDENTITAS WAJIB PAJAK |
|||||||||||
|
|
1. |
Nama Wajib Pajak |
: |
|
||||||||
|
|
2. |
N P W P |
: |
|
||||||||
|
|
3. |
Nomor dan tanggal pengukuhan PKP |
: |
|
||||||||
|
|
4. |
Bentuk Usaha |
: |
Perseorangan/Badan |
||||||||
|
|
5. |
Alamat dan Telepon |
: |
|
||||||||
|
|
|
a. |
Kantor Pusat / Tempat Usaha |
: |
|
|||||||
|
|
|
b. |
Tempat tinggal |
: |
|
|||||||
|
|
|
c. |
Cabang |
: |
|
|||||||
|
|
|
d. |
Pabrik (Unit usaha lain) |
: |
|
|||||||
|
|
6. |
Jumlah Tanggungan |
: |
|
||||||||
|
|
7. |
Status Permodalan |
: |
PMA/PMDN/BUMN/BUMD/SWASTA LAIN |
||||||||
|
|
8. |
Status Badan |
: |
Pusat/Cabang/Tunggal/BUT |
||||||||
|
|
9. |
Klasifikasi Lapangan Usaha |
: |
|
||||||||
|
|
10. |
Kewajiban Pajak |
: |
|
||||||||
|
|
11. |
Penanggung jawab |
|
|
||||||||
|
|
|
a. |
Nama |
: |
|
|||||||
|
|
|
b. |
Jabatan |
: |
|
|||||||
|
|
|
c. |
Alamat |
: |
|
|||||||
|
|
|
d. |
Telepon |
: |
|
|||||||
|
|
12. |
Pendirian |
|
di. |
||||||||
|
|
|
a. |
Tanggal Pendirian |
|
|
|||||||
|
|
|
|
- |
Akte Notaris |
: |
|
||||||
|
|
|
|
- |
Nomor |
: |
|
||||||
|
|
|
b. |
Akte Perubahan terakhir |
|
|
|||||||
|
|
|
|
- |
Tanggal |
: |
|
||||||
|
|
|
|
- |
Notaris |
: |
|
||||||
|
|
|
|
|
Nomor |
: |
|
||||||
|
|
13. |
Permodalan dan Daftar Pemegang Saham |
|
di. |
||||||||
|
|
|
a. |
Permodalan |
|
|
|||||||
|
|
|
|
|
Modal Statutair |
: |
Rp. .................................... |
||||||
|
|
|
|
|
Modal ditempatkan |
: |
Rp. .................................... |
||||||
|
|
|
|
|
Modal disetor |
: |
Rp. .................................... |
||||||
|
|
|
b. |
Daftar Pemegang Saham |
|
|
|||||||
|
|
|
|
|
Nomor : Nama dan Alamat |
: |
Lembar
Nilai Nominal |
||||||
|
|
13. |
Permodalan dan Daftar Pemegang Saham |
|
di. |
||||||||
|
|
|
a. |
Dewan Direksi |
|
|
|||||||
|
|
|
|
Nomor : Nama dan Alamat |
|
Jabatan
Keterangan |
|||||||
|
|
|
b. |
Dewan Komisaris |
|
|
|||||||
|
|
|
|
Nomor : Nama dan Alamat |
|
Jabatan
Keterangan |
|||||||
|
B. |
PENUGASAN VERIFIKASI LAPANGAN |
|||||||||||
|
|
1. |
Surat Perintah Verifikasi Lapangan |
|
|
||||||||
|
|
|
- |
Nomor |
: |
|
|||||||
|
|
|
- |
Tanggal |
: |
|
|||||||
|
|
2. |
Kriteria Verifikasi |
: |
|
||||||||
|
|
3. |
Masa / Tahun Pajak |
: |
|
||||||||
|
|
4. |
Verifikasi tahun sebelumnya |
: |
Ya / Tidak |
||||||||
|
|
5. |
Laporan Verifikasi / Pemeriksaan terdahulu |
|
|
||||||||
|
|
|
- |
Nomor |
: |
|
|||||||
|
|
|
- |
Tanggal |
: |
|
|||||||
II. |
URAIAN PELAKSANAAN VERIFIKASI |
||||||||||||
|
A. |
PPh Badan / Perseorangan |
|||||||||||
|
|
1. |
Gambar umum kegiatan usaha wajib pajak. |
||||||||||
|
|
2. |
Pemenuhan kewajiban perpajakan |
|
|||||||||
|
|
|
- Ketaatan penyetoran/penyampaian SPT. |
||||||||||
|
|
3. |
Analisa & Hasil Verifikasi |
|
|||||||||
|
|
|
3.1. |
Untuk WP Pembukuan |
|
||||||||
|
|
|
|
- |
Omzet |
||||||||
|
|
|
|
- |
Harga Pokok Menganalisaa arus kas/bank,
arus barang, arus utang dan analisa lain yang mendukung. |
||||||||
|
|
|
|
- |
Penghasilan lain |
||||||||
|
|
|
|
- |
Biaya Umum dan Administrasi. |
||||||||
|
|
|
|
- |
Uraian hasil penelitian biaya dengan Pasal 6 ayat (1)
huruf a dan Pasal 9 UU PPh 1984. |
||||||||
|
|
|
|
- |
Buat daftar penyusutan Aktifa Tetap/amortisasi. |
||||||||
|
|
|
3.2. |
Untuk WP yang menggunakan Norma Penghitungan. |
|||||||||
|
|
|
|
- |
Omzet |
||||||||
|
|
|
|
- |
Uraian hasil pengujian pencatatan wajib pajak bandingkan
dengan SPT dan/atau Data. |
||||||||
|
|
|
|
- |
Bandingkan hasil wawancara
mengenai pengeluaran wajib pajak sehari-hari dengan SPT dan/atau Data. |
||||||||
|
|
|
|
- |
Apabila hasil wawancara
ternyata pengeluaran WP sehari-hari lebih besar dari penghasilan netto menurut
Norma Penghitungan, maka jumlah penghasilan netto = jumlah pengeluaran WP. |
||||||||
|
|
|
3.3. |
Analisa dan hasil verifikasi
untuk WP yang tidak mempunyai pembukuan dan tidak memakai norma
penghitungan.Dalam hal ditemukannya dokumen-dokumen yang dapat dijadikan
sebagai dasar untuk penghitungan besarnya omzet WP, maka penghitungan
penghasilan netto dipakai norma, penghitungan untuk WP yang seharusnya
menyelenggarakan pembukuan akan tetapi tidak menyelenggarakan sebagaimana
mestinya.Uraian hasil wawancara dengan WP, dengan pengeluaran
sehari-hari.iBandingkan hasil wawancara dengan SPT dan/atau data. |
|||||||||
|
B. |
PPh Pasal 21, 23 dan 26Uraikan hasil penelitian pos-pos
biaya umum dan administrasi yang merupakan obyek PPh Pasal 21, 23 dan 26.Bandingkan
dengan SPT dan atau data yang tersedia. |
|||||||||||
III. |
PERHITUNGAN JUMLAH PAJAK TERUTANG |
||||||||||||
|
1. |
PPh Pasal 25/29 Badan/Perseorang |
|||||||||||
|
2. |
PPh Pasal 21 |
|||||||||||
|
3. |
PPh Pasal 23/26 |
|||||||||||
IV. |
KESIMPULAN DAN USUL |
||||||||||||
|
|
|
|
|
|||||||||
|
|
Wajib Pajak diberi NPWP |
|||||||||||
|
|
SKP, SPB, SKKPP, STP, SKPT |
|||||||||||
LAMPIRAN
Diisi dengan nama dokumen yang mendukung kesimpulan.
Misal : |
Tanda Terima KP.PDIP ........ untuk Formulir Pendaftaran
Wajib Pajak. |
|
Tanda Terima KP.PDIP ........ untuk Tanda Terima SPT
Tahunan |
|
|
............................, .........................
19...... |
|
Penelaah |
|
|
|
1. |
Kepala Seksi .................... |
Tim Verifikasi |
|
|
________________________ |
1. |
Ketua Tim : ________________________ |
|
|
|
|
2. |
Kepala Seksi
............................ ________________________ |
2. |
Anggota Tim ________________________ |
Menyetujui
Kepala Kantor Pelayan Pajak
................................................
________________________
NIP. ...................................
LAMPIRAN : III.1-3 |
||
Nomor |
: |
KEP-10/PJ.11/1993 |
Tanggal |
: |
4 Oktober 1993 |
|
|
|
Kepada Yth. : |
Nomor |
: |
|
|
Perihal |
: |
Pemberitahuan Hasil |
Sdr. ................................................. |
Diberitahukan bahwa kami telah melakukan Verifikasi Lapangan
terhadap Perusahaan/usaha/pekerjaan bebas Saudara dengan penjelasan sebagai
berikut :
A. |
Penghasilan Kena Pajak/Obyek Pajak (menurut Wajib
Pajak) : Rp. .................................. |
|||
|
Koreksi Positif : |
|||
|
1. |
....................................... Rp.
....................................... |
|
|
2. |
....................................... Rp.
....................................... |
|||
3. |
....................................... Rp. ....................................... |
|||
4. |
....................................... Rp.
....................................... |
|||
|
|
Rp. ..................................... |
||
|
Koreksi Negatif : |
|||
|
1. |
....................................... Rp.
....................................... |
|
|
2. |
....................................... Rp.
....................................... |
|||
3. |
....................................... Rp. ....................................... |
|||
4. |
....................................... Rp.
....................................... |
|||
|
|
Rp. ..................................... |
||
|
|
|
Rp. .................................. |
|
|
|
|
-------------------------------- |
|
|
Penghasilan Kena Pajak (setelah koreksi) |
|
Rp. .................................. |
|
|
|
|
================== |
|
B. |
PPh yang terutang |
|
Rp. .................................. |
|
|
PPh dibayar/dipungut menurut petugas Verifikasi |
|
Rp. .................................. |
|
|
|
|
-------------------------------- |
|
|
Kurang / Lebih dibayar *) |
|
Rp. .................................. |
|
|
Angsuran bulanan Pajak Penghasilan tahun
................ setelah dikoreksi menjadi Rp.
.................................. |
|||
|
|
|
|
|
.........................
tgl. .......................... KEPALA
KANTOR PELAYANAN PAJAK _________________________ |
*) coret yang tidak perlu |
|
LAMPIRAN : III. 2-1 |
||
Nomor |
: |
KEP-10/PJ.11/1993 |
Tanggal |
: |
4 Oktober 1993 |
DAFTAR KESIMPULAN HASIL VERIFIKASI LAPANGAN
( DKHVL ) PPh PERSEORANGAN
|
|
|
Tahun Pajak |
: |
.................................................................................... |
N P W P |
: |
|
Nama Wajib Pajak |
: |
.................................................................................... |
Alamat |
: |
.................................................................................... |
NO. |
POS-POS
PEMBETULAN |
MENURUT
WP |
MENURUT
PETUGAS |
1. |
Jumlah Penghasilan < 12 bulan |
....................................... |
....................................... |
2. |
Kompensasi Kerugian |
....................................... |
....................................... |
3. |
Jumlah Penghasilan < 12 bulan setelah kompensasi |
....................................... |
....................................... |
4. |
Penghasilan > 12 bulan |
....................................... |
....................................... |
5. |
Jumlah seluruh Penghasilan setelah Kompensasi |
....................................... |
....................................... |
6. |
Penghasilan Tidak Kena Pajak |
....................................... |
....................................... |
7. |
Penghasilan Kena Pajak |
....................................... |
....................................... |
8. |
PPh Terhutang |
....................................... |
....................................... |
9. |
PPh Terhutang ( TER ) |
....................................... |
....................................... |
10. |
Kredit Pajak |
....................................... |
....................................... |
11. |
PPh Yang Harus Dibayar Sendiri |
....................................... |
....................................... |
12. |
PPh Pasal 25 |
....................................... |
....................................... |
13. |
PPh Yang Masih Harus Dibayar |
....................................... |
....................................... |
14. |
Angsuran PPh Pasal 25 Tahun 1993 |
....................................... |
....................................... |
|
.............................,
............................. 19....... PETUGAS VERIFIKASI LAPANGAN ( _______________________ ) |
LAMPIRAN : III. 2-2 |
||
Nomor |
: |
KEP-10/PJ.11/1993 |
Tanggal |
: |
4 Oktober 1993 |
DAFTAR KESIMPULAN HASIL VERIFIKASI LAPANGAN
( DKHVL ) PPh BADAN
|
|
|
Tahun Pajak |
: |
.................................................................................... |
N P W P |
: |
|
Nama Pemotong Pajak |
: |
.................................................................................... |
Alamat |
: |
.................................................................................... |
NO. |
POS-POS
PEMBETULAN |
MENURUT
WP |
MENURUT
PETUGAS |
1. |
Penghasilan Netto |
....................................... |
....................................... |
2. |
Kompensasi Kerugian |
....................................... |
....................................... |
3. |
Penghasilan Kena Pajak |
....................................... |
....................................... |
4. |
PPh Terutang |
....................................... |
....................................... |
5. |
Kredit Pajak Pasal 24 |
....................................... |
....................................... |
6. |
Jumlah PPh Terutang |
....................................... |
....................................... |
7. |
PPh yang dipungut pihak lain |
....................................... |
....................................... |
8. |
PPh yang harus dibayar sendiri |
....................................... |
....................................... |
9. |
PPh Pasal 25 |
....................................... |
....................................... |
10. |
PPh yang masih harus dibayar |
....................................... |
....................................... |
11. |
Angsuran PPh Pasal 25 Tahun 1993 |
....................................... |
....................................... |
|
............................., .............................
19....... PETUGAS VERIFIKASI LAPANGAN ( _______________________ ) |
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA |
|
LAMPIRAN : III.3 |
||
Nomor |
: |
KEP-10/PJ.11/1993 |
||
Tanggal |
: |
4 Oktober 1993 |
||
BUKU REGISTER
PENGAWASAN LAPORAN HASIL VERIFIKASI LAPANGAN |
NO. U |
TANGGAL
DAN NOMOR LAPORAN |
NAMA |
NPWP |
KRITERIA |
HASIL
VERIFIKASI TIDAK MENGHASILKAN SKP |
HASIL
VERIFIKASI MENGHASILKAN SKP |
KET. |
|||||||
TGL. |
NOMOR |
TIDAK
DIBERIKAN NPWP |
DIBERI
NPWP |
PENGHA-
PUSAN NPWP/NE |
PEMUSATAN
PENYETORAN PPh PASAL 21 INI |
PENETAPAN
DAERAH TERPENCIL |
NOTA
PEMINDAHAN KE PEMERIKSAAN |
STP/SKP/
SKPT/ SKKPP/ SPB |
KOREKSI
PAJAK (RP) |
|||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
8 |
9 |
10 |
11 |
12 |
13 |
14 |
15 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA |
|
LAMPIRAN : |
||
Nomor |
: |
KEP-10/PJ.11/1993 |
||
Tanggal |
: |
4 Oktober 1993 |
DAFTAR
KESIMPULAN HASIL VERIFIKASI LAPANGAN ( DKHVL )
PPh PASAL 21 ( FORM.1721 )
|
|
|
Tahun Pajak |
: |
.................................................................................... |
N P W P |
: |
|
Nama Pemotong Pajak |
: |
.................................................................................... |
Alamat |
: |
.................................................................................... |
NO. |
POS-POS
PEMBETULAN |
MENURUT WP |
MENURUT
PETUGAS |
1. |
Jumlah Penghasilan BrutoPPh |
....................................... |
....................................... |
2. |
Pasal 21 *) terutangPPh Pasal 21 *) yang disetorSTP PPh |
....................................... |
....................................... |
3. |
Pasal 21Jumlah ( 4 + 5 )PPh Pasal 21 yang kurang/lebih
disetor |
....................................... |
....................................... |
4. |
PPh Pasal 21 terutang dari setiap pegawai asing/
expatriate (Form.1721-Al : L.20 atau L.21)1. |
....................................... |
....................................... |
5. |
............................................2. |
....................................... |
....................................... |
6. |
............................................3. |
....................................... |
....................................... |
7. |
............................................ dst. |
....................................... |
....................................... |
Catatan : |
.............................,
............................. 19....... ( _______________________ ) NIP. ....................................... |
|
*) |
termasuk pembayaran PPh |
|
|
Pasal 26 atas pembayaran |
|
|
jasa pribadi kepada |
|
|
perseorangan dengan |
|
|
status WP luar negeri |
|
|
LAMPIRAN : III.3 |
||
Nomor |
: |
KEP-10/PJ.11/1993 |
||
Tanggal |
: |
4 Oktober 1993 |
PETUNJUK PENGISIAN
BUKU REGISTER PENGAWASAN
LAPORAN HASIL VERIFIKASI LAPANGAN PPh
(1) s/d (5) |
: |
Cukup jelas |
|||
(6) diisi dengan |
: |
Tanda kode sesuai dengan
kriteria WP yang akan dilakukan Verifikasi Lapangan : |
|||
|
|
|
A |
- |
Verifikasi Lapangan terhadap
WP yang tidak menyampaikan SPT Tahunan WP PPh Perseorangan/Badan dan atau PPh
Pasal 21. |
|
|
|
B |
- |
Verifikasi Lapangan terhadap
SPT Tahunan WP PPh Perseorangan/Badan dan atau PPh 21 yang kembali dari Pos. |
|
|
|
C |
- |
Verifikasi Lapangan terhadap
WP yang mengajukan penundaan penyampaian SPT Tahunan PPh, namun sampai batas
yang ditentukan, WP belum menyampaikannya. |
|
|
|
D |
- |
Subyek Pajak tidak mendaftarkan
diri dan atau tidak terdaftar sebagai Pemotong/ Pemungut. |
|
|
|
E |
- |
WP yang tidak atau tidak
sepenuhnya memenuhi kewajiban pembayaran masa PPh Pasal 25, Pemotongan PPh
Pasal 21 selama 6 (enam) bulan berturut-turut dan atau PPh Pasal 23/26. |
|
|
|
F |
- |
Verifikasi Lapangan terhadap
WP yang mengajukan pemusatan penyetoran PPh Pasal 21. |
|
|
|
G |
- |
Verifikasi Lapangan terhadap WP
yang mengajukan penetapan daerah sebagai suatu daerah terpencil. |
|
|
|
H |
- |
Verifikasi Lapangan terhadap
WP yang termasuk data prioritas. |
|
|
|
I |
- |
Verifikasi Lapangan terhadap WP
yang menggunakan norma penghitungan 3 (tiga) tahun berturut-turut. |
|
|
|
J |
- |
Verifikasi Lapangan terhadap
WP Yayasan. |
|
|
|
K |
- |
Verifikasi Lapangan terhadap
WP yang mengajukan penghapusan NPWP. |
|
|
|
L |
- |
Verifikasi Lapangan terhadap
WP yang tidak merespon KP.TIPA.4. |
|
|
|
M |
- |
Verifikasi Lapangan terhadap
WP yang telah meninggal dunia tetapi belum diterima pemberitahuan tertulis secara
resmi dari ahli warisnya dan atau belum dilampiri surat kematian. |
|
|
|
N |
- |
Verifikasi Lapangan terhadap
WP Badan yang menyatakan bubar tetapi belum ada Akte Pembubarannya dari yang
berwenang atau belum ada penyelesaian likwidasi. |
|
|
|
O |
- |
Verifikasi Lapangan terhadap
WP yang melaporkan tidak ada kegiatan usaha lagi. |
|
|
|
P |
- |
Verifikasi Lapangan terhadap
WP lain untuk tujuan tertentu. |
(7) |
diisi dengan |
: |
Usul WP tidak diberi NPWP |
||
(8) |
diisi dengan |
: |
Usul WP diberi NPWP apabila WP
tidak mempunyai kewajiban perpajakan sebelumnya tidak ada. |
||
(9) |
diisi dengan |
: |
Memilih penghapusan NPWP / NE |
||
(10) |
diisi dengan |
: |
Memilih setuju / tidak setuju |
||
(11) |
diisi dengan |
: |
Memilih setuju / tidak setuju |
||
(12) |
|
: |
Cukup jelas |
||
(13) |
diisi dengan |
: |
STP/SKP/SKPT/SPB/SKKPP |
||
(14) |
diisi dengan |
: |
Koreksi pajak |
||
|
|
|
|
|
|
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA |
KEPADA YTH : |
LAMPIRAN : III.4-1 |
||
Nomor |
: |
KEP-10/PJ.11/1993 |
||
Tanggal |
: |
4 Oktober 1993 |
||
LAPORAN
BULANAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LAPANGAN PPh BULAN
: .......................................... TAHUN
................... (2) |
N |
WAJIB
PAJAK |
JUMLAH
SPVL |
PELAKSANAAN
VERLAP |
SISA
SPVL |
HASIL
VERIFIKASI LAPANGAN |
KOREKSI
PAJAK |
KET. |
||||||||
BULAN
INI |
S/D BLN
INI |
DISELE-
SAIKAN BLN INI |
DISELE-
SAIKAN S/D BLN INI |
VERIFIKASI
TDK MENGHASILKAN SKP |
VERIFIKASI
MENGHASILKAN SKP |
BULAN
INI |
S.D
BULAN INI |
||||||||
BULAN
INI |
S/D |
BULAN
INI |
S/D |
JUMLAH
WP |
KOREKSI |
JUMLAH
WP |
KOREKSI |
||||||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
8 |
9 |
10 |
11 |
12 |
13 |
14 |
15 |
16 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1 |
PPh Perseorangan |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2 |
PPh Badan |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3 |
PPh Pasal 21 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
J U M L A H |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
*) Coret yang tidak perlu. |
|
.............................,
tgl ........................ (3) |
KPL.KW.4.3 |
|
KEPALA
KANTOR PELAYANAN PAJAK ............... (4) KEPALA KANTOR
PEMERIKSAAN DAN PENYIDIKAN PAJAK *) ........................................................................ NIP.
................................................... |
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA |
KEPADA YTH : |
LAMPIRAN : III.4-1 |
||
Nomor |
: |
KEP-10/PJ.11/1993 |
||
Tanggal |
: |
4 Oktober 1993 |
||
LAPORAN
TRIWULANAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LAPANGAN PPh TRIWULAN
: ...................................... TAHUN
................... |
N |
KANTOR |
JUMLAH
SPVL |
PELAKSANAAN
VERLAP |
SISA
SPVL |
HASIL VERIFIKASI
LAPANGAN |
KOREKSI
PAJAK |
KET. |
||||||||
TRI
WULAN INI |
S/D |
DISELE-
SAIKAN TRIW INI |
DISELE-
SAIKAN S/D TRIW INI |
VERIFIKASI
TDK MENGHASILKAN SKP |
VERIFIKASI
MENGHASILKAN SKP |
TRIWULAN
INI |
S.D TRIWULAN
INI |
||||||||
TRIW |
S/D |
TRIW |
S/D |
JUMLAH
WP |
KOREKSI |
JUMLAH
WP |
KOREKSI |
||||||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
8 |
9 |
10 |
11 |
12 |
13 |
14 |
15 |
16 |
1 |
KPP ............. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
PPh Perseorangan |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
PPh Badan |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
PPh Pasal 21 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2 |
KPP ............. |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
PPh Perseorangan |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
PPh Badan |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
PPh Pasal 21 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
DST |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
J U M L A H |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
*) Coret yang tidak perlu. |
|
.............................,
tgl ........................ (3) |
KPL.KW.4.3 |
|
KEPALA
KANTOR PELAYANAN PAJAK ............... (4) KEPALA KANTOR
PEMERIKSAAN DAN PENYIDIKAN PAJAK *) ........................................................................ NIP.
................................................... |
|
|
LAMPIRAN : III.4-1 |
||
Nomor |
: |
KEP-10/PJ.11/1993 |
||
Tanggal |
: |
4 Oktober 1993 |
PETUNJUK
PENGISIAN LAPORAN BULANAN
PELAKSANAAN VERIFIKASI LAPANGAN PPh
(1) |
diisi dengan .................................... |
: |
Kantor Pelayanan Pajak / Karikpa
yang melaksanakan Verifikasi Lapangan. |
|
(2) |
diisi dengan .................................... |
: |
Bulan dan Tahun pelaksanaan
Verifikasi Lapangan. |
|
(3) |
diisi dengan .................................... |
: |
Kantor Wilayah dimana KPP dan
Karikpa berada. |
|
(4) |
diisi dengan .................................... |
: |
Nama KPP / Karikpa serta nama
pimpinan NIP dan tanda tangan. |
|
|
kolom 1 s/d 7 ...................................... |
: |
cukup jelas. |
|
|
kolom 8 diisi dengan ........................... |
: |
LHVL yang tidak menghasilkan
SKP yakni : |
|
|
|
|
- |
usul tidak dberi NPWP |
|
|
|
- |
usul diberikan NPWP,
kewajibkan pajak sebelumnya tidak ada. |
|
|
|
- |
usul penghapusan NPWP/Non Efektif. |
|
|
|
- |
usul persetujuan/penolakan
pemusatan penyetoran PPh Pasal 21. |
|
|
|
- |
usul persetujuan/penolakan
penetapan suatu daerah sebagai daerah terpencil. |
|
|
|
- |
nota pemindahan dari
Verifikasi Lapangan ke pemeriksaan. |
|
Kolom 9 ........................................ |
: |
cukup jelas. |
|
|
Kolom 10 diisi dengan ................... |
: |
LHVL yang menghasilkan SKP
(STP/SKP/SKPT/SPB/SKKPP). |
|
|
Kolom 11 ....................................... |
: |
cukup jelas. |
|
|
Kolom 12 dan 13 disi dengan .......... |
: |
jumlah koreksi pajak (apabila
ada LHVL yang menghasilkan SKP) |
|
|
Kolom 14 dan 15 ............................ |
: |
cukup jelas. |
|
Catatan : |
- |
Pengisian laporan ini menurut tahun
takwin. |
|
|
- |
Pada awal tahun takwin pada
kolom 3 diisi dengan jumlah SPVL bulan ini ditambah dengan sisa tahun lalu
yang belum sesuai. |
|
|
LAMPIRAN : III.4.2 |
||
Nomor |
: |
KEP-10/PJ.11/1993 |
||
Tanggal |
: |
4 Oktober 1993 |
PETUNJUK
PENGISIAN LAPORAN TRIWULANAN
PELAKSANAAN VERIFIKASI LAPANGAN PPh
(1) |
Kantor Wilayah ................................. |
: |
cukup jelas. |
(2) |
Triwulan dan Tahun Pajak .................. |
: |
diisi dengan Triwulan menurut
tahun takwin dan tahun pajak yang dilaporkan. |
(3) |
........................................................ |
: |
cukup jelas. |
(4) |
Kepala Kantor Wilayah ..................... |
: |
cukup jelas. |
|
kolom 1 ............................................... |
: |
cukup jelas. |
|
kolom 2 ............................................... |
: |
diisi dengan KPP dan Karikpa
yang ada di lingkungan Kanwil DJP yang bersangkutan. |
|
kolom 3 diisi dengan ........................... |
: |
diisi dari kolom 3 KPL KPP 4.3
dan dijumlahkan. |
|
kolom 4 ............................................... |
: |
cukup jelas. |
|
kolom 5 ............................................... |
: |
diisi dari kolom 5 KPL KPP 4.3
dan dijumlahkan. |
|
kolom 6 ............................................... |
: |
cukup jelas. |
|
kolom 7 ............................................... |
: |
diisi dari kolom 7 KPL KPP 4.3
dan dijumlahkan. |
|
kolom 8 ............................................... |
: |
diisi dari kolom 8 KPL KPP 4.3
dan dijumlahkan. |
|
kolom 9 ............................................... |
: |
cukup jelas. |
|
kolom 10 ............................................. |
: |
diisi dari kolom 10 KPL KPP
4.3 dan dijumlahkan. |
|
kolom 11 ............................................. |
: |
cukup jelas. |
|
kolom 12 ............................................. |
: |
diisi dari kolom 12 KPL KPP
4.3 dan dijumlahkan. |
|
kolom 13 ............................................. |
: |
cukup jelas. |
|
kolom 14 ............................................. |
: |
diisi dari kolom 14 KPL KPP
4.3 dan dijumlahkan. |
|
kolom 15 dan 16 .................................. |
: |
cukup jelas. |