Lampiran I Surat Keputusan Bersama DJA,
DJP, DJBCDirjen Postel dan Direksi
Bank Indonesia |
||
No. |
: |
KEP-38/A/51/0893 |
No. |
: |
KEP-17/PJ/1993 |
No. |
: |
KEP-53/BC/1993 |
No. |
: |
98/DIRJEN/1993 |
No. |
: |
26/56/KEP.DIR |
Tanggal |
: |
2 Agustus 1993 |
TATA
CARA PENYETORAN, PENATAUSAHAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN DALAM RANGKA IMPOR,
MELALUI BANK PERSEPSI
I. |
PENDAHULUAN |
||||||||||||||
|
A. |
Umum |
|||||||||||||
|
|
1. |
Tata cara ini berlaku untuk
penyetoran penerimaan pajak bukan dalam rangka impor, termasuk cukai, PPN
hasil tembakau buatan dalam negeri, dan penerimaan negara bukan pajak. |
||||||||||||
|
|
2. |
Penyetoran penerimaan pajak
(PPh, PPN, dan Pajak lainnya) menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP) yang
ditentukan oleh Direktur Jenderal Pajak. |
||||||||||||
|
|
|
Untuk penyetoran setiap jenis
pajak per mata anggaran penerimaan (MAP) menggunakan satu formulir SSP dalam
rangkap 4 (empat) atau 5 (lima) lembar yang penggunaannya adalah sebagai
berikut :
|
||||||||||||
|
|
|
SSP tersebut berlaku untuk
semua jenis pajak, kecuali penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). |
||||||||||||
|
|
3. |
Penyetoran penerimaan cukai
menggunakan formulir Surat Setoran Bea Cukai (SSBC) yang ditentukan oleh
Direktur Jenderal Bea dan Cukai; |
||||||||||||
|
|
4. |
Untuk penyetoran setiap jenis
cukai per mata anggaran penerimaan (MAP) menggunakan satu formulir SSBC dalam
rangkap 4 (empat) yang Penggunaannya adalah sebagai berikut :
|
||||||||||||
|
|
|
Penyetoran penerimaan negara
bukan pajak (kecuali biaya penagihan pajak) menggunakan Surat Setoran Bukan
Pajak (SSBP) yang ditentukan oleh Direktur Jenderal Anggaran; |
||||||||||||
|
|
|
Untuk penyetoran setiap jenis
penerimaan negara bukan pajak per mata anggaran penerimaan (MAP) menggunakan
satu formulir SSBP dalam rangkap 4 (empat) yang penggunaannya adalah sebagai
berikut :
|
||||||||||||
|
|
|
Dalam hal penyetoran biaya
penagihan pajak menggunakan SSBP yang ditentukan oleh Direktur Jenderal
Anggaran dan Direktur Jenderal Pajak, dalam rangkap 5 (lima) yang
penggunaannya adalah sebagai berikut :
|
||||||||||||
|
|
5. |
Dokumen dasar untuk pembayaran
cukai dan PPN hasil tembakau buatan dalam negeri :
|
||||||||||||
|
B. |
Pengertian istilah. |
|||||||||||||
|
|
1. |
Bank Persepsi |
: |
Bank yang ditunjuk oleh Menteri
Keuangan untuk menerima setoran penerimaan negara bukan dalam rangka impor,
yang meliputi penerimaan pajak, cukai dalam negeri dan penerimaan bukan
pajak. |
||||||||||
|
|
2. |
Bank Operasional I |
: |
Bank yang ditunjuk oleh Menteri
Keuangan untuk mengelola penerimaan dan pengeluaran yang membebani rekening
Kas Negara, dalam hal daerah dimana tidak terdapat Bank Indonesia. |
||||||||||
|
|
3. |
Bank Tunggal |
: |
Bank Indonesia yang mengelola
penerimaan dan pengeluaran yang membebani rekening Kas Negara. |
||||||||||
|
|
4. |
KPKN |
: |
Kantor Perbendaharaan dan Kas
Negara. |
||||||||||
|
|
5. |
KINSP |
: |
Kantor Inspeksi Direktorat
Jenderal Bea dan Cukai. |
||||||||||
|
|
6. |
KPP |
: |
Kantor Pelayanan Pajak. |
||||||||||
|
|
7. |
KTUA |
: |
Kantor Tata Usaha Anggaran. |
||||||||||
|
|
8. |
Kanwil Ditjen |
: |
Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal. |
||||||||||
|
|
9. |
SPP |
: |
Surat Pengantar Pengiriman. |
||||||||||
|
|
10. |
SSP |
: |
Surat Setoran Pajak. |
||||||||||
|
|
11. |
SSBC |
: |
Surat Setoran Bea dan Cukai. |
||||||||||
|
|
12. |
SSBP |
: |
Surat Setoran Bukan Pajak. |
||||||||||
|
|
13. |
DA.08.01 |
: |
Laporan Harian Penerimaan dan
Pengembalian Pajak. |
||||||||||
|
|
14. |
DA.08.11 |
: |
Laporan Harian Penerimaan Bea
Cukai. |
||||||||||
|
|
15. |
DA.08.21 |
: |
Laporan Harian Penerimaan
Negara Bukan Pajak (PNBP). |
||||||||||
|
|
16. |
NPWP |
: |
Nomor Pokok Wajib Pajak. |
||||||||||
|
|
17. |
CUKAI |
: |
Pungutan negara atas
barang-barang tertentu yang dikenakan berdasarkan Undang-undang Cukai. |
||||||||||
|
|
18. |
CT3 |
: |
Surat Permintaan Pita-pita
Cukai. |
||||||||||
|
|
19. |
CG 7 |
: |
Dokumen Pengeluaran Gula untuk
dipakai di dalam negeri. |
||||||||||
|
|
20. |
Model N |
: |
Dokumen Pengeluaran Bir untuk
dipakai di dalam negeri. |
||||||||||
|
|
21. |
SPPAS |
: |
Surat Pemberitahuan Pengeluaran
Alkohol Sulingan yang merupakan surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 58 Ordonansi Cukai Alkohol Sulingan (Stbl. 1898 Nomor 90). |
||||||||||
|
|
22. |
MCR |
: |
Mesin Cash Register. |
||||||||||
|
|
23. |
PPh |
: |
Pajak Penghasilan. |
||||||||||
|
|
24. |
PPN |
: |
Pajak Pertambahan Nilai. |
||||||||||
|
|
25. |
PPn BM |
: |
Pajak Penjualan atas Barang
Mewah. |
||||||||||
|
|
26. |
UYHD |
: |
Uang Yang Harus
Dipertanggung-jawabkan. |
||||||||||
|
|
27. |
RPBU |
: |
Rangkuman Pertanggungjawaban
Bendaharawan Umum. |
||||||||||
|
|
28. |
Rekening Kas Negara Persepsi |
: |
Rekening Kas Negara pada Bank
Persepsi/Bank Devisa Persepsi yang digunakan untuk menampung setoran
penerimaan negara, per jenis pajak/penerimaan dengan kode yang ditetapkan. |
||||||||||
|
|
29. |
Rekening Kas Negara Gabungan |
: |
Rekening Kas Negara pada Bank
Persepsi/Bank Devisa Persepsi yang digunakan untuk menampung pelimpahan
jumlah setoran penerimaan negara pada hari itu juga dari Rekening Kas Negara
Persepsi. |
||||||||||
|
|
30. |
Nota Kredit |
: |
nota pemberitahuan dari Bank
Persepsi/Bank Devisa Persepsi/Bank Tunggal/Bank Operasional I bahwa Rekening
Kas Negara pada Bank bersangkutan telah dikredit sebesar nota tersebut. |
||||||||||
|
|
31 |
Nota Debet |
: |
nota pemberitahuan dari Bank
Persepsi/Bank Devisa Persepsi bahwa Rekening Kas Negara pada Bank
bersangkutan telah didebet sebesar nota tersebut. |
II. |
BAGI WAJIB PAJAK : |
||
|
1. |
Mengisi
Formulir SSP. Mengisi formulir SSP secara
lengkap dan benar, sesuai petunjuk pengisiannya. Mengenai petunjuk pengisian
terdapat di halaman belakang formulir tersebut. |
|
|
2. |
Menyetorkan Uang ke Bank
Persepsi. Formulir SSP yang telah diisi
secara lengkap dan benar tersebut, diserahkan kepada petugas Bank Persepsi
beserta uang setoran yang jumlahnya sama dengan jumlah nominal yang tertulis
pada SSP bersangkutan. |
|
|
3. |
Menerima kembali SSP. Menerima kembali SSP lembar
ke-1, ke-3 dan dalam hal tertentu dengan lembar ke-5 yang telah dibubuhi
tanda penerimaan oleh Bank Persepsi berupa : |
|
|
|
a. |
Tanggal penerimaan uang/tanggal
kliring bila Wajib Pajak menyetor uang giral ; |
|
|
b. |
Tanda tangan dan nama petugas
penerima setoran ; |
|
|
c. |
Cap Bank yang bersangkutan. |
|
|
Peruntukan lembar ke-3 dan
lembar ke-5 SSP, diatur sesuai dengan ketentuan yang berlaku ; |
|
|
4. |
Wajib Pajak yang akan menyetor
Biaya Penagihan Pajak, menggunakan formulir SSBP sesuai ketentuan yang
berlaku ; |
III. |
BAGI PENGUSAHA BARANG WAJIB
CUKAI : |
|||
|
1. |
Mengisi formulir SSBC dan SSP. Berdasarkan dokumen dasar untuk
pembayaran cukai, Pengusaha Barang Wajib Cukai/kuasanya mengisi formulir SSBC
untuk penyetoran cukai, dan SSP untuk penyetoran PPN hasil tembakau buatan
dalam negeri, secara lengkap dan benar sesuai petunjuk pengisiannya. Mengenai
petunjuk pengisian terdapat di halaman belakang formulir. |
||
|
2. |
Menyetorkan Uang ke Bank
Persepsi. Formulir SSBC dan SSP yang
telah diisi dengan secara lengkap dan benar tersebut, diserahkan kepada
petugas Bank Persepsi beserta uang setoran yang jumlahnya sama dengan jumlah
nominal yang tertulis pada SSBC dan SSP bersangkutan. |
||
|
3. |
Menerima kembali SSBC dan SSP. Pengusaha Barang Wajib
Cukai/kuasanya menerima kembali SSBC lembar ke-1 dan ke-3, dan SSP lembar
ke-1 dan ke-3 yang telah dibubuhi tanda penerimaan oleh Bank Persepsi berupa
: |
||
|
|
a. |
Tanggal penerimaan uang/tanggal
kliring jika Pengusaha Barang wajib Cukai/kuasanya menyetor uang giral ; |
|
|
|
b. |
Tanda tangan dan nama petugas
penerima setoran |
|
|
|
c. |
Cap Bank yang bersangkutan, |
|
|
4. |
Mengurus penyelesaian di KINSP. Pengusaha Barang Wajib
Cukai/kuasanya setelah menerima kembali SSBC dan SSP tersebut, mengurus
penyelesaian selanjutnya di KINSP yang bersangkutan. |
||
|
5. |
Menyampaikan SSBC/SSP. |
||
|
|
5.1. |
Lembar ke-3 SSBC tersebut oleh
Pengusaha Barang Wajib Cukai disampaikan ke KINSP, dimana pengusaha
bersangkutan terdaftar; |
|
|
|
5.2. |
Lembar ke-3 SSP tersebut oleh
Pengusaha Barang Wajib Cukai disampaikan ke KPP, dimana pengusaha
bersangkutan terdaftar. |
|
IV. |
BAGI WAJIB BAYAR/BENDAHARAWAN
PENERIMA : |
||
|
1. |
Mengisi formulir SSBP. Mengisi formulir SSBP secara
lengkap dan benar, sesuai petunjuk pengisiannya. Mengenai petunjuk pengisian
terdapat di halaman belakang formulir tersebut. |
|
|
2. |
Menyetorkan Uang ke Bank
Persepsi. Formulir SSBP yang telah diisi
secara lengkap dan benar tersebut, diserahkan kepada petugas Bank Persepsi
beserta uang setoran yang jumlahnya sama dengan jumlah nominal yang tertulis
pada SSBP bersangkutan. |
|
|
3. |
Menerima kembali SSBP. Menerima kembali SSBP lembar
ke-1 yang telah dibubuhi tanda penerimaan oleh Bank Persepsi berupa : |
|
|
|
a. |
Tanggal penerimaan uang/tanggal
kliring bila Wajib Bayar/Bendaharawan Penerima menyetor uang giral; |
|
|
b. |
Tanda tangan dan nama petugas
penerima setoran; |
|
|
c. |
Cap Bank yang bersangkutan. |
V. |
BAGI BANK PERSEPSI : |
|||||||||||||||||||||
|
1. |
Membuka Rekening Kas Negara. Pada Bank Persepsi dibuka : |
||||||||||||||||||||
|
|
1.1 |
Rekening Kas Negara Persepsi,
yang meliputi : |
|||||||||||||||||||
|
|
|
a. |
Pajak Penghasilan (PPh) kode
0110. |
||||||||||||||||||
|
|
|
|
Digunakan untuk menampung :
|
||||||||||||||||||
|
|
|
b. |
Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
kode 0120. |
||||||||||||||||||
|
|
|
|
Digunakan untuk menampung:
|
||||||||||||||||||
|
|
|
c. |
Pajak-pajak lainnya kode 0130. |
||||||||||||||||||
|
|
|
|
Digunakan untuk menampung :
|
||||||||||||||||||
|
|
|
d. |
Cukai Dalam Negeri kode 0220. |
||||||||||||||||||
|
|
|
|
Digunakan untuk menampung :
|
||||||||||||||||||
|
|
|
e. |
Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP) kode 0412. |
||||||||||||||||||
|
|
|
|
Digunakan untuk menampung :
|
||||||||||||||||||
|
|
1.2 |
Rekening Kas Negara Gabungan. Digunakan untuk menampung : |
|||||||||||||||||||
|
|
|
a. |
Pelimpahan penerimaan dari
Rekening Kas Negara Persepsi tersebut butir V.1.1 di atas; |
||||||||||||||||||
|
|
|
b. |
pelimpahan saldo Rekening Kas
Negara Pada Bank Tunggal/Bank Operasional I. |
||||||||||||||||||
|
2. |
Mengirimkan surat pernyataan
kepada KPKN mengenai kesanggupan untuk mentaati ketentuan yang berlaku di
bidang penataan penyetoran penerimaan negara melalui Bank Persepsi. |
||||||||||||||||||||
|
3. |
Menerima Setoran penerimaan
negara Dalam rangka melaksanakan
penerimaan negara petugas pada Bank persepsi harus melaksanakan hal-hal
sebagai berikut : |
||||||||||||||||||||
|
|
3.1. |
Untuk penerimaan pajak meneliti
kelengkapan dan kebenaran pengisian SSP, terutama yang menyangkut : NPWP,
Jumlah Uang, Jenis Pajak dan Kodenya, serta jenis setoran; |
|||||||||||||||||||
|
|
3.2. |
Untuk
penerimaan cukai meneliti kelengkapan dan kebenaran pengisian SSBC, terutama
yang menyangkut Jumlah Uang, Jenis pungutan Cukai dan Kodenya, jenis dokumen
dasar berikut nomor dan tanggalnya, serta data Pengusaha Barang Wajib Cukai; |
|||||||||||||||||||
|
|
3.3. |
Untuk
penerimaan negara bukan pajak meneliti kelengkapan dan kebenaran pengisian
SSBP, terutama yang menyangkut : jumlah uang, Departemen/Lembaga dan Unit
Organisasi, uraian penerimaan dan kode jenis penerimaan (Sub kelompok MAP,
dan MAP), serta data Wajib Bayar/ Bendaharawan Penerima; |
|||||||||||||||||||
|
|
3.4. |
Apabila
pengisian belum lengkap dan benar atas formulir SSP angka 3.1, SSBC angka
3.2, SSBP angka 3.3, hendaknya dimintakan kepada penyetor (Wajib Pajak/Wajib
Bayar/Bendaharawan Penerima/Wajib Cukai/kuasanya) untuk membetulkan dan
melengkapi sebagaimana mestinya, baru kemudian menerima uang penyetoran; |
|||||||||||||||||||
|
|
3.5. |
Membubuhkan
tanda terima pada SSP, SSBP, dan SSBC berupa : |
|||||||||||||||||||
|
|
|
a. |
Tanggal penerimaan setoran,
yaitu tanggal penerimaan uang/tanggal kliring jika menerima uang giral; |
||||||||||||||||||
|
|
|
b. |
Nama dan tanda tangan penerima
setoran; |
||||||||||||||||||
|
|
|
c. |
Cap Bank yang bersangkutan. |
||||||||||||||||||
|
4. |
Menyerahkan kembali bukti setor
penerimaan negara kepada penyetor, sebagai berikut : |
||||||||||||||||||||
|
|
4.1. |
Untuk SSP |
: |
lembar ke-1, dan ke-3, dan
dalam hal tertentu lembar ke-5 juga; |
|||||||||||||||||
|
|
4.2. |
Untuk SSBC |
: |
lembar ke-1 dan ke-3. |
|||||||||||||||||
|
|
4.3. |
Untuk SSBP |
: |
lembar ke-1, dan dalam hal
penyetoran biaya penagihan pajak lembar ke-5 juga; |
|||||||||||||||||
|
5.1 |
Membukukan Penerimaan. |
||||||||||||||||||||
|
|
a. |
Setiap SSP, SSBC, dan SSBP
dibukukan kedalam Rekening Kas Negara Persepsi sesuai jenis
pajak/penerimaan/kodenya sebagaimana tersebut pada butir V.1.1; |
|||||||||||||||||||
|
|
b. |
Jumlah penerimaan masing-masing
Rekening Kas Negara Persepsi tersebut sesuai kodenya (0110, 0120, 0130, 0220,
0412) pada hari itu juga dipindahbukukan ke Rekening Kas Negara Gabungan, dan
dibuatkan Nota Kreditnya per jenis pajak/penerimaan sesuai kodenya tersebut. |
|||||||||||||||||||
|
5.2. |
Menyampaikan
dokumen penerimaan kepada KPKN, Setiap
hari menyampaikan SSP lembar ke-2, SSBC lembar ke-2, dan lembar ke-3, kepada
KPKN, dengan pengantar SPP dan dilampiri Nota Kredit Rekening Kas Negara
Gabungan sebagaimana tersebut pada butir V.5.1b, serta Laporan Harian Bank
Persepsi. Dalam penyampaian dokumen penerimaan tersebut, SSP, SSBC, dan SSBP dikelompokkan
per jenis pajak/jenis penerimaan. |
||||||||||||||||||||
|
5.3. |
Melimpahkan
Penerimaan. Setiap awal hari kerja Selasa dan Jumat serta tanggal 1
bulan berikutnya kecuali akhir tahun anggaran diatur tersendiri (sesuai
Keputusan Menteri Keuangan No. 5/KMK.01/1993), semua saldo penerimaan
Rekening Kas Negara Gabungan harus dilimpahkan ke Rekening Kas Negara di Bank
Tunggal/Bank Operasional I, sehingga saldo awal hari kerja setelah pelimpahan
tersebut menunjukkan Nihil. Jika pada hari Selasa, Jum'at, dan tanggal 1
bulan berikutnya jatuh pada hari libur, maka pelimpahan dilaksanakan pada
hari kerja berikutnya. Segera setelah dilakukan pelimpahan, maka pada hari
itu juga nota debet (nota pelimpahan) dan Rekening koran Kas Negara Gabungan,
disampaikan kepada KPKN, dengan satu tembusan dan copy nota-nota kredit
Rekening Kas Negara Gabungan sebagaimana tersebut pada butir V.5.1b,
disampaikan kepada Bank Indonesia setempat. |
||||||||||||||||||||
|
6. |
Memberikan
Konfirmasi Bank
Persepsi wajib menjawab permintaan konfirmasi yang diminta oleh KPP, KINSP
atau KPKN atas suatu setoran. |
||||||||||||||||||||
|
7. |
Mengirimkan
Specimen Bank Persepsi diwajibkan mengirimkan specimen (contoh)
tanda tangan petugas yang berwenang menandatangani tanda terima pada SSP,
SSBP, dan SSBC kepada KPKN. |
||||||||||||||||||||
|
8. |
Larangan-larangan
: |
||||||||||||||||||||
|
|
8.1. |
Bank Persepsi tidak dibenarkan
membebani rekening Kas Negara, kecuali koreksi atas kesalahan pembukuan pada
hari yang sama, sebelum dokumen penerimaan diterima dan dibukukan KPKN. |
|||||||||||||||||||
|
|
8.2. |
Dalam melakukan penerimaan
negara, Bank Persepsi tidak diperkenankan melakukan kerja sama dengan
Bank/Kantor Pos dan Giro/Sentral Giro Gabungan dalam bentuk apapun. |
|||||||||||||||||||
|
9. |
Sanksi-sanksi |
||||||||||||||||||||
|
|
9.1. |
Pelanggaran ketentuan
sebagaimana tersebut pada butir 8 diatas dapat dikenakan sanksi berupa
pencabutan izin sebagai Bank Persepsi. |
|||||||||||||||||||
|
|
9.2. |
Apabila pada hari-hari
pelimpahan yang telah ditentukan tersebut Bank Persepsi ternyata tidak
melakukan pelimpahan/kurang melimpahkan penerimaan negara, maka kepada Bank
Persepsi tersebut dikenakan sanksi berupa denda sebesar 3% per bulan dari
jumlah yang tidak/kurang dilimpahkan tersebut. |
|||||||||||||||||||
|
|
9.3 |
Bank Indonesia akan langsung
mendebet rekening bank yang terkena sanksi/denda dan menyetorkannya untuk
keuntungan Rekening Kas Negara pada Bank Indonesia setempat, dengan
menggunakan SSBP, dengan kode Sub Kelompok MAP 0830 dan kode MAP 0836. |
|||||||||||||||||||
VI. |
BAGI BANK TUNGGAL/BANK
OPERASIONAL I |
|
|
1. |
Menerima pelimpahan dari Bank
Persepsi Pada awal hari kerja Selasa,
Jum'at dan tanggal 1 menerima pelimpahan seluruh saldo Rekening Kas Negara
Gabungan dari Bank Persepsi untuk dibukukan kedalam Rekening Kas Negara,
kecuali penerimaan akhir tahun anggaran diatur tersendiri (sesuai dengan Keputusan
Menteri Keuangan No. 5/KMK.01/1993). |
|
2. |
Membuat Nota Kredit Membuat Nota Kredit atas
penerimaan pelimpahan tersebut butir 1 dan menyampaikannya kepada KPKN. |
|
3. |
Menyampaikan Rekening Koran
kepada KPKN. Bank Tunggal/Bank Operasional I
wajib menyampaikan Rekening Koran, kepada KPKN sedikitnya sebulan sekali, dan
atau sewaktu-waktu bila diperlukan. |
VII. |
BAGI KPKN |
|||
|
1. |
Membuat Buku Register Membuat Buku register Bank
Persepsi yang digunakan untuk mencatat dan mengawasi penyampaian SPP beserta
lampirannya. |
||
|
2. |
Menerima, dan menatausahakan
dokumen penerimaan. |
||
|
|
1.1 |
Setiap hari menerima SSP lembar
ke-2, SSBC lembar ke-2, SSBP lembar ke-2 dan ke-3, dari Bank Persepsi dengan
pengantar SPP, dan dilampiri Nota kredit, serta Laporan Harian Bank Persepsi; |
|
|
|
2.2 |
Mencocokkan data yang tercantum
dalam SPP dan Nota Kredit dengan SSP, SSBC dan SSBP yang terlampir; |
|
|
|
2.3. |
Dalam hal data yang tercantum
pada SPP, Nota Kredit tidak cocok dengan SSP, SSBC dan SSBP yang terlampir,
maka segera dikembalikan kepada Bank Persepsi berkenaan untuk diperbaiki
sebagaimana mestinya; |
|
|
|
2.4. |
Dalam hal data yang tercantum
pada SPP, Nota Kredit, SSP, SSBC dan SSBP telah cocok, maka selanjutnya
dibukukan sesuai ketentuan yang berlaku. |
|
|
3. |
Melakukan teraan MCR. Semua SSP, SSBC dan SSBP ditera
MCR satu persatu sesuai ketentuan yang berlaku. |
||
|
4. |
Menyampaikan SSP, SSBC, dan
SSBP yang telah ditera MCR. Setiap hari menyampaikan : |
||
|
|
4.1. |
SSP lembar ke-2 kepada
KPP/Kanwil Ditjen Pajak setempat bersamaan dengan SSP dalam rangka impor,
dengan menggunakan DA.08.01.; |
|
|
|
4.2. |
SSBC lembar ke-2 kepada KINSP,
dengan menggunakan DA.08.11.; |
|
|
|
4.3. |
SSBP lembar ke-2 kepada KTUA
sebagai lampiran RPBU; |
|
|
|
4.4 |
SSBP lembar ke-3 : |
|
|
|
|
a. |
Untuk penerimaan karena Surat
Penagihan (SPN) disampaikan kepada Seksi Perbendaharaan, dengan menggunakan
DA.08.21; |
|
|
|
b. |
Untuk penerimaan setoran
Bendaharawan Penerima disampaikan kepada Kanwil Ditjen Anggaran sebagai
lampiran DA.08.22; |
|
|
|
c. |
Untuk penerimaan setoran biaya
penagihan pajak dengan surat paksa, disampaikan kepada KPP dengan menggunakan
Surat Pengantar sebagaimana diatur dalam surat DJA tanggal 22 Pebruari 1992
No. S-667/A.54/0292. |
|
5. |
Menerima, dan menatausahakan
dokumen pelimpahan. |
||
|
|
5.1. |
Setiap hari Selasa, Jumat, dan
tanggal 1 bulan berikutnya menerima Nota Pelimpahan, dan Rekening Koran Kas
Negara Gabungan dari Bank Persepsi; |
|
|
|
5.2. |
Nota Pelimpahan tersebut harus
dicocokkan dengan nota-nota kredit yang telah diterima sebelumnya, kemudian
dibukukan sesuai ketentuan yang berlaku; |
|
|
|
5.3. |
Dalam hal jumlah uang yang
tercantum dalam Nota Pelimpahan lebih kecil dari jumlah Nota-nota Kredit,
maka atas selisih tersebut diminta untuk segera dilimpahkan ke Rekening Kas
Negara di Bank Tunggal/Bank Operasional I, dan segera memberitahukan ke Bank
Indonesia untuk pengenaan sanksi. |
|
|
6. |
Membuat Surat Peringatan. |
||
|
|
6.1. |
KPKN wajib memberi peringatan
terhadap Bank Persepsi yang melanggar pernyataan kesanggupannya; |
|
|
|
6.2. |
Dalam hal Bank Persepsi telah
diperingatkan tiga kali berturut-turut tetapi tidak juga memperbaikinya maka
KPKN wajib mengusulkan pencabutan izin sebagai Bank Persepsi secara hirarki. |
VIII. |
BAGI KANWIL DITJEN ANGGARAN : |
|
|
1. |
Membagi Beban Kerja. Apabila dalam satu lokasi/kota
terdapat lebih dari satu KPKN, maka Kanwil Ditjen Anggaran diberi wewenang
menentukan salah satu KPKN yang menjadi mitra kerja masing-masing Bank
Persepsi. Dalam penentuan tersebut
hendaknya memperhatikan juga beban kerja KPKN bersangkutan. |
|
2. |
Melakukan pemantauan. Memantau pelaksanaan penerimaan
negara yang dilakukan Bank Persepsi, dan apabila dalam pemantauan tersebut
dijumpai adanya Bank Persepsi yang melalaikan kewajiban dan kesanggupannya,
serta telah diingatkan KPKN 3 kali berturut-turut, maka Kanwil Ditjen Anggaran
mengusulkan pencabutan sebagai Bank Persepsi, kepada Kantor Pusat Direktorat
Jenderal Anggaran (DJA). |
|
3. |
Mengadakan Pembinaan. Mengawasi dan mengadakan
pembinaan kepada KPKN, khususnya mengenai penatausahaan, pembukuan, penteraan
dokumen penerimaan negara, |
|
4. |
Meneruskan usul pencabutan. Kanwil Ditjen Anggaran wajib
mempertimbangkan dan meneruskan usul pencabutan izin sebagai Bank Persepsi
yang diusulkan oleh KPKN, kepada Kantor Pusat DJA. |
IX. |
BAGI KPP DAN KANWIL DITJEN
PAJAK PENERIMA DA.08.01 |
|||
|
1. |
Menerima
DA.08.01. Setiap
hari menerima DA.08.01 rangkap 4 yang dilampiri SSP lembar ke-2 yang sudah
ditera MCR, dari KPKN. |
||
|
2. |
Meneliti dan Mencocokan
DA.08.01. |
||
|
|
2.1. |
Meneliti dan mencocokkan
DA.08.01 dengan SSP yang terlampir, apabila terdapat ketidak cocokan maka
KPP/Kanwil Ditjen Pajak menghubungi KPKN yang bersangkutan untuk penyelesaian
lebih lanjut. |
|
|
|
2.2. |
Dalam hal jumlah yang tercantum
dalam DA.08.01 cocok dengan SSP yang terlampir, maka KPP/Kanwil Ditjen Pajak
menandatangani DA.08.01 dimaksud, dan kemudian menyampaikannya sebagai
berikut : |
|
|
|
|
a. |
Lembar ke-2 kepada KPKN
bersangkutan; |
|
|
|
b. |
Lembar ke-3 dan ke-4 kepada
KTUA bersangkutan. |
|
3. |
Menerima
Surat Pengantar Setoran Biaya Penagihan Pajak. Menerima
Surat Pengantar Setoran Biaya Penagihan Pajak rangkap 4 yang dilampiri SSBP
lembar ke-2 yang sudah ditera MCR, dari KPKN. |
||
|
4. |
Meneliti dan Mencocokan SSBP
Biaya Penagihan Pajak |
||
|
|
4.1. |
Meneliti dan mencocokkan Surat
Pengantar dengan SSBP yang terlampir tersebut diatas, apabila terdapat
ketidak cocokan maka KPP/Kanwil Ditjen Pajak menghubungi KPKN yang
bersangkutan untuk penyelesaian lebih lanjut. |
|
|
|
4.2. |
Dalam hal jumlah yang tercantum
dalam Surat Pengantar tersebut cocok dengan SSBP yang terlampir, maka
KPP/Kanwil Ditjen Pajak menandatangani Surat Pengantar dimaksud, dan kemudian
menyampaikannya sebagai berikut : |
|
|
|
|
a. |
Lembar ke-2 kepada KPKN
bersangkutan ; |
|
|
|
b. |
Lembar ke-3 dan ke-4 kepada
KTUA bersangkutan. |
|
5. |
Menatausahakan SSP/SSBP Biaya
Penagihan Pajak. KPP/Kanwil Ditjen Pajak
menatausahakan SSP/SSBP tersebut sesuai dengan petunjuk Direktur Jenderal
Pajak. |
X. |
BAGI KANWIL DITJEN PAJAK. Melakukan pengawasan dan
pembinaan penatausahaan setoran pajak dan biaya penagihan pajak secara
terkoordinasi dengan instansi terkait. |
XI. |
BAGI KINSP. |
|||
|
1. |
Menerima,
dan menatausahakan dokumen pelunasan cukai. KINSP setempat menerima dokumen-dokumen yang berkenaan
dengan pelunasan cukai, mencatat dan membukukan sesuai dengan
petunjuk-petunjuk Direktur Jenderal Bea dan Cukai. |
||
|
2. |
Menerima DA.08.11. Setiap hari menerima DA.08.11
rangkap 4 yang dilampiri SSBC lembar ke-2 yang sudah ditera MCR, dari KPKN. |
||
|
3. |
Meneliti
dan Mencocokan DA.08.11. |
||
|
|
3.1. |
Meneliti dan mencocokkan
DA.08.11 dengan SSBC yang terlampir tersebut diatas, apabila terdapat ketidak
cocokan maka KINSP menghubungi KPKN yang bersangkutan untuk penyelesaian
lebih lanjut. |
|
|
|
3.2. |
Dalam hal jumlah yang tercantum
dalam DA.08.11 cocok dengan SSBC yang terlampir, maka KINSP menandatangani
DA.08.11 dimaksud, dan kemudian menyampaikannya sebagai berikut : |
|
|
|
|
a. |
Lembar ke-2 kepada KPKN
bersangkutan; |
|
|
|
b. |
Lembar ke-3 dan ke-4 kepada
KTUA bersangkutan. |
|
4. |
Menatausahakan SSBC. KINSP menatausahakan SSBC
tersebut sesuai dengan petunjuk Direktur Jenderal Bea dan Cukai. |
Lampiran II Surat Keputusan Bersama DJA,
DJP, DJBCDirjen Postel dan Direksi
Bank Indonesia |
||
No. |
: |
KEP-38/A/51/0893 |
No. |
: |
KEP-17/PJ/1993 |
No. |
: |
KEP-53/BC/1993 |
No. |
: |
98/DIRJEN/1993 |
No. |
: |
26/56/KEP.DIR |
Tanggal |
: |
2 Agustus 1993 |
TATA
CARA PEMUNGUTAN, PENYETORAN, PENATAUSAHAAN PENERIMAAN NEGARA DALAM RANGKA IMPOR
MELALUI BANK DEVISA PERSEPSI
I. |
PENDAHULUAN |
||||
|
A. |
Umum |
|||
|
|
1. |
Tata cara ini berlaku untuk
penyetoran penerimaan pajak, cukai dalam rangka impor, serta bea masuk, bea
masuk tambahan, dan penerimaan pabean lainnya. |
||
|
|
2. |
Penerimaan Bea Masuk, Bea Masuk
Tambahan, Penerimaan Pabean lainnya, Cukai, PPN, PPn BM, dan PPh Pasal 22
dalam rangka impor harus disetor seluruhnya oleh Importir melalui Bank Devisa
Persepsi yang sekota/sewilayah kerja dengan KINSP tempat pemasukan barang
dimana PIUD diajukan. |
||
|
|
3. |
Penggunaan formulir SSP dan
SSBC untuk penyetoran penerimaan tersebut butir 2 berpedoman pada butir I.A.2
dan I.A.3 Lampiran I Keputusan Bersama ini. |
||
|
B. |
Pengertian istilah. |
|||
|
|
1. |
Impor |
: |
Pemasukan barang dari luar
negeri yang dilakukan oleh importir. |
|
|
2. |
Bank Devisa Persepsi |
: |
Bank Devisa yang menerima
setoran penerimaan negara dalam rangka impor. |
|
|
3. |
PIUD |
: |
Pemberitahuan Impor untuk
Dipakai. |
|
|
4. |
LPS |
: |
Laporan Pemeriksaan Surveyor. |
|
|
5. |
BPS |
: |
Biro Pusat Statistik. |
|
|
6. |
BAPEKSTA |
: |
Badan Pelayanan Kemudahan
Ekspor dan Pengolahan Data Keuangan. |
|
|
7. |
BEA MASUK |
: |
Pungutan negara atas
barang-barang impor yang dikenakan berdasarkan Undang-undang tarif. |
|
|
Istilah yang berkaitan dengan
Tata cara Pemungutan Penyetoran, Penatausahaan Penerimaan Negara Dalam Rangka
Impor melalui Bank Devisa Persepsi, sepanjang telah diuraikan dalam, butir B
Lampiran I Keputusan Bersama ini, tidak diulangi lagi. |
II. |
BAGI IMPORTIR |
|||
|
1. |
Mengisi formulir PIUD secara lengkap. Importir yang akan menyelesaikan pembayaran pungutan
impor harus mengisi formulir PIUD secara lengkap yaitu : |
||
|
|
1.1. |
Untuk PIUD dengan LPS importir
menghitung Bea Masuk, Bea Masuk Tambahan, Cukai dan Pajak-pajak dalam rangka
impor. Dalam pengisian PIUD harus
dicantumkan jenis-jenis penerimaan dan jumlah pungutan impor yang harus
dibayar dan menghubungi Bank Devisa Persepsi yang sekota/sewilayah kerja
dengan KINSP tempat pemasukan barang untuk pelunasan Bea Masuk, Bea Masuk
Tambahan, Cukai dan Pajak-pajak dalam rangka impor; |
|
|
|
1.2. |
Untuk
PIUD tanpa LPS, importir harus minta persetujuan bayar dari KINSP setempat ; Setelah penerima persetujuan
bayar dari KINSP, yang dinyatakan dalam PIUD dan kemudian mengajukan PIUD
lembar ke-2 dan lembar ke-7 ke Bank Devisa Persepsi untuk pelunasan Bea
Masuk, Bea Masuk Tambahan, Cukai dan Pajak-pajak dalam rangka impor. |
|
|
2. |
Mengisi formulir SSBC dan SSP. |
||
|
|
1.1. |
Berdasarkan PIUD tersebut
importir mengisi formulir SSBC dalam rangkap 4 (empat) untuk masing-masing
jenis penerimaan Bea Masuk, Bea Masuk Tambahan dan Cukai; |
|
|
|
1.2. |
Untuk penyetoran PPN, PPn.BM,
dan PPh Pasal 22 importir mengisi formulir SSP dalam rangkap 5 (lima) secara
lengkap dan benar. |
|
|
3. |
Menyetor
uang ke Bank Devisa Persepsi. Formulir
SSBC dan SSP yang telah diisi secara lengkap dan benar tersebut, dengan
dilampiri dokumen-dokumen terkait, diserahkan kepada petugas Bank Devisa
Persepsi sekota/sewilayah kerja dengan KINSP, beserta uang setoran yang
jumlahnya sama dengan jumlah nominal yang tertulis pada SSBC dan SSP
bersangkutan. |
||
|
4. |
Menerima
kembali dokumen dari Bank Devisa Persepsi. |
||
|
|
4.1. |
Dalam hal PIUD dengan LPS
menerima : |
|
|
|
|
a. |
LPS, PIUD lembar ke-1, ke-2,
dan ke-7; |
|
|
|
b. |
Dokumen impor lainnya; |
|
|
|
c. |
SSBC lembar ke-1 dan lembar
ke-3; |
|
|
|
d. |
SSP lembar ke-1, ke-3 dan ke-5; |
|
|
|
e. |
Resi/tanda bukti penerimaan
pembayaran Bea Masuk dan pajak-pajak dalam rangka impor. |
|
|
|
Untuk SSBC lembar ke-1, SSP
lembar ke-5 dan resi/tanda bukti penerimaan pembayaran Bea Masuk dan
pajak-pajak dalam rangka impor dimasukan dalam amplop tertutup, untuk
disampaikan kepada KINSP melalui importir; |
|
|
|
4.2. |
Dalam hal PIUD tanpa LPS
menerima : |
|
|
|
|
a. |
PIUD lembar ke-2, dan ke-7 ; |
|
|
|
b. |
Dokumen impor lainnya ; |
|
|
|
c. |
SSBC lembar ke-1 dan lembar
ke-3 |
|
|
|
d. |
SSP lembar ke-1, ke-3 dan ke-5 |
|
|
|
e. |
Resi/tanda bukti penerimaan
pembayaran Bea Masuk dan pungutan impor lainnya; |
|
|
|
Untuk SSBC lembar ke-1, SSP
lembar ke-5 dan resi/tanda bukti penerimaan pembayaran Bea Masuk dan
pajak-pajak dalam rangka impor dimasukan dalam amplop tertutup, untuk
disampaikan kepada KINSP melalui importir. |
|
|
5. |
Mengurus pengeluaran barang. Setelah pelaksanaan penyetoran penerimaan negara
tersebut diatas, importir mengurus pengeluaran barang yang tata caranya
sebagai berikut : |
||
|
|
5.1. |
Untuk
PIUD dengan LPS : Menyerahkan
PIUD lembar ke-1 dan ke-2 beserta dokumen impor lainnya serta SSBC lembar
ke-1 dan SSP lembar ke-5 berikut resi/tanda bukti pembayaran yang dimasukkan
dalam amplop tertutup yang diterimanya dari Bank Devisa Persepsi kepada Pejabat Hanggar
pada KINSP yang bersangkutan; |
|
|
|
5.2. |
Untuk PIUD tanpa LPS : Menyerahkan PIUD lembar ke-2
beserta dokumen impor lainnya serta SSBC lembar ke-1 dan SSP lembar ke-5
berikut resi/tanda bukti pembayaran, yang dimasukkan dalam amplop tertutup
yang diterimanya dari Bank Devisa Persepsi kepada pejabat Hanggar pada KINSP
yang bersangkutan. |
III. |
BAGI BANK DEVISA PERSEPSI |
||||||||||||||||||||||||||||||||
|
1. |
Membuka Rekening Kas Negara. Pada Bank Devisa Persepsi
dibuka : |
|||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1.1. |
Rekening Kas negara Persepsi,
yang meliputi :
|
||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
1.2. |
Rekening Kas Negara Gabungan Digunakan untuk menampung :
|
||||||||||||||||||||||||||||||
|
2. |
Mengirimkan surat pernyataan kepada KPKN mengenai
kesanggupan untuk mentaati ketentuan yang berlaku dibidang penatausahaan
penyetoran penerimaan negara dalam rangka impor melalui Bank Devisa Persepsi. |
|||||||||||||||||||||||||||||||
|
3. |
Menerima setoran penerimaan negara; Dalam rangka melaksanakan penerimaan negara petugas pada
Bank Devisa Persepsi harus melaksanakan hal-hal sebagai berikut : |
|||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
3.1. |
Untuk penerimaan bea dan cukai
meneliti kelengkapan dan kebenaran pengisian SSBC, terutama yang menyangkut :
|
||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
3.2. |
Untuk penerimaan pajak meneliti
kelengkapan dan kebenaran pengisian SSP, terutama yang menyangkut : NPWP,
Jumlah Uang, Jenis Pajak dan kodenya serta Jenis Setoran; |
||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
3.3. |
Apabila pengisian belum lengkap
dan benar atas formulir SSBC angka 3.1, dan SSP angka 3.2, hendaknya
dimintakan kepada importir/kuasanya untuk membetulkan dan melengkapi
sebagaimana mestinya, baru kemudian menerima uang penyetoran; |
||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
3.4. |
Membubuhkan tanda terima pada
SSBC, dan SSP berupa :
|
||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
3.5. |
Membuat resi/tanda bukti
penerimaan. |
||||||||||||||||||||||||||||||
|
4. |
Menyerahkan kembali kepada Importir. |
|||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
4.1. |
Dalam hal PIUD dengan LPS
menyerahkan :
|
||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
Untuk SSBC lembar ke-1, SSP
lembar ke-5, dan resi/tanda bukti penerimaan pembayaran Bea Masuk dan
Pajak-pajak dalam rangka impor dimasukkan dalam amplop tertutup; |
||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
Catatan : |
||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
Tembusan PIUD lainnya
disampaikan :
|
||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
4.2. |
Dalam hal PIUD tanpa LPS
menyerahkan :
|
||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
Untuk SSBC lembar ke-1, SSP
lembar ke-5, dan resi/tanda bukti penerimaan pembayaran Bea Masuk dan
Pajak-pajak dalam rangka impor dimasukkan dalam amplop tertutup. |
||||||||||||||||||||||||||||||
|
5. |
Menatausahakan setoran penerimaan negara. Pembukuan penerimaan pada Rekening Kas Negara Persepsi,
dan Rekening Kas Negara Gabungan, penyampaian dokumen penerimaan kepada KPKN
(SPP, Nota Kredit, SSBC, SSP, dan Laporan Harian Penerimaan), serta
pelimpahan penerimaan, sepanjang berkaitan dengan SSP dan SSBC yang
diselenggarakan oleh Bank Devisa Persepsi, berpedoman pada butir V.5.
Lampiran I Keputusan Bersama ini. |
|||||||||||||||||||||||||||||||
|
6. |
Memberikan konfirmasi, menyerahkan specimen, larangan
dan sanksi. Kewajiban Bank Devisa Persepsi untuk memberikan
konfirmasi, menyampaikan specimen, dan hal-hal yang dilarang, serta ketentuan
sanksi bagi Bank Devisa Persepsi, berpedoman pada butir V.6 sampai dengan butir
V.9 Lampiran I Keputusan Bersama ini. |
IV. |
BAGI BANK TUNGGAL/BANK
OPERASIONAL I, KPKN, KANWIL DITJEN ANGGARAN, KPP, DAN KANWIL DITJEN PAJAK. Kewajiban bagi unit tersebut
diatas dalam Tata Cara pemungutan, Penyetoran, Penatausahaan Penerimaan
Negara dalam rangka impor melalui Bank Devisa Persepsi, berpedoman pada
Lampiran I Keputusan Bersama ini. |
V. |
KINSP. |
|||||||||
|
1. |
Dalam hal PIUD dengan LPS. KINSP menerima LPS, PIUD lembar
ke-1 dan ke-2 beserta dokumen impor lainnya serta SSBC lembar ke-1, SSP
lembar ke-5 dan tanda bukti penerimaan pembayaran dari Bank Devisa Persepsi,
dalam sampul tertutup, dari Importir/kuasanya. |
||||||||
|
2. |
Dalam hal PIUD tanpa LPS. KINSP menerima PIUD lembar ke-1
s/d lembar ke-7 beserta dokumen impor lainnya yang diajukan Importir, untuk
dilakukan penelitian sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Apabila
terdapat ketidaksesuaian antara pemberitahuan dalam PIUD dengan hasil
penelitian yang mengakibatkan perbedaan besarnya pungutan, maka Bea Masuk,
Bea Masuk Tambahan, PPN BM, PPN Impor dan lainnya dibayar berdasarkan Nota Pembetulan. |
||||||||
|
3. |
Pengeluaran barang. Pengeluaran barang dilakukan
setelah KINSP menerima PIUD lembar ke-2, SSBC lembar ke-1, SSP lembar ke-5
dan tanda bukti penerimaan pembayaran dari Bank Devisa Persepsi, dalam sampul
tertutup, yang diterima dari Importir/kuasanya. |
||||||||
|
4. |
Penatausahaan. Setelah pengeluaran barang,
dokumen-dokumen yang berkenaan dengan impor termasuk data SSBC, setiap hari
ditatausahakan sesuai petunjuk yang ditetapkan Direktur Jenderal Bea dan
Cukai. |
||||||||
|
5. |
Dalam hal impor tanpa LPS. KINSP mengirimkan
tembusan-tembusan PIUD sebagai berikut :
|
||||||||
|
6. |
Menerima, meneliti, dan
mengirimkan kembali DA.08.11. Penelitian DA.08.11 beserta
SSBC yang terlampir, dan pengirimannya kembali kepada KPKN, dan KTUA
berpedoman pada butir XI.2 dan XI.3 Lampiran I Keputusan Bersama ini. |
||||||||
|
7. |
Mengirimkan Daftar SSBC. Setiap hari Sabtu dan akhir
bulan, KINSP menyampaikan kepada KPKN, Daftar perbedaan SSBC yang telah
diterima melalui Petugas Hanggar dari Importir/kuasanya dengan yang diterima
dari Bank Devisa Persepsi melalui KPKN setempat untuk diadakan rekonsiliasi
seperlunya. Dalam hal hari sabtu dan akhir bulan tersebut jatuh pada hari
libur pengiriman daftar dilakukan pada hari kerja berikutnya. |
Lampiran III Surat Keputusan Bersama DJA,
DJP, DJBCDirjen Postel dan Direksi
Bank Indonesia |
||
No. |
: |
KEP-38/A/51/0893 |
No. |
: |
KEP-17/PJ/1993 |
No. |
: |
KEP-53/BC/1993 |
No. |
: |
98/DIRJEN/1993 |
No. |
: |
26/56/KEP.DIR |
Tanggal |
: |
2 Agustus 1993 |
TATA CARA PEMUNGUTAN, PENYETORAN, PENATAUSAHAAN PENERIMAAN
NEGARA DALAM RANGKA IMPOR, YANG DILAKUKAN
OLEH BENDAHARAWAN PENERIMA BEA DAN CUKAI
I. |
PENDAHULUAN |
||||||||||
|
A. |
Umum |
|||||||||
|
|
1. |
Tata cara ini berlaku untuk
pungutan Pabean, Cukai dan Pajak dalam rangka impor yang secara teknis tidak
mungkin disetorkan langsung ke Bank Devisa Persepsi. |
||||||||
|
|
2. |
Penggunaan formulir SSP dan
SSBC untuk penyetoran pungutan penerimaan negara tersebut butir 1 diatas,
berpedoman pada butir I.A.2 dan I.A.3 Lampiran I keputusan bersama ini. |
||||||||
|
|
3. |
Bendaharawan Penerima Bea dan
Cukai berkewajiban memungut, menerima, menyimpan, menyetorkan, dan
menatausahakan penerimaan negara sesuai ketentuan yang berlaku. |
||||||||
|
|
4. |
Apabila dipandang perlu dapat
ditunjuk pejabat yang berkewajiban memungut, menerima, dan menyetorkan
penerimaan negara atas kuasa Bendaharawan Penerima, yang selanjutnya disebut
Pejabat Yang Ditunjuk. |
||||||||
|
|
5. |
Atas pungutan dimaksud
diberikan bukti :
|
||||||||
|
B. |
Pengertian istilah. |
|||||||||
|
|
1. |
Register 3 |
: |
adalah buku daftar mengenai
penerimaan Bea Masuk/Bea Masuk Tambahan. |
||||||
|
|
2. |
Register 27 |
: |
adalah buku daftar mengenai
penerimaan serba-serbi diluar penerimaan Bea Masuk/Bea Masuk Tambahan (antara
lain: upah jaga, uang denda damai, uang pengganti pita cukai yang
dimusnahkan, hasil penjualan barang-barang tak bertuan, dan sebagainya). |
||||||
|
|
Istilah yang berkaitan dengan
Tata Cara Pemungutan, Penyetoran, Penatausahaan Penerimaan Negara Dalam
Rangka Impor yang dilakukan oleh Bendaharawan Penerima Bea dan Cukai,
sepanjang telah diuraikan dalam butir B Lampiran I, dan II Keputusan Bersama
ini, tidak diulangi lagi. |
II. |
BAGI BENDAHARAWAN PENERIMA DAN
PEJABAT YANG DITUNJUK. |
||||
|
A. |
Penerimaan Negara dalam rangka
Impor. |
|||
|
|
1. |
Dalam
rangka penyetoran penerimaan negara, Bendaharawan Penerima menerima,
menyimpan, dan menyetorkan seluruh penerimaan Bea Masuk, Bea Masuk Tambahan,
cukai dan penerimaan lainnya dalam rangka impor ke Bank Devisa Persepsi, atau ke Kantor
Pos dan Giro, jika pada lokasi/kota tersebut tidak terdapat Bank Devisa
Persepsi. |
||
|
|
2. |
Pejabat Yang Ditunjuk atas
kuasa Bendaharawan Penerima, menerima dan menyetorkan seluruh penerimaan Bea
Masuk, Bea Masuk Tambahan, Cukai dan Penerimaan Lainnya dalam rangka impor ke
Bank Devisa Persepsi, atau ke Kantor Pos dan Giro, jika pada lokasi/kota
tersebut tidak terdapat Bank Devisa Persepsi. |
||
|
|
3. |
Penyetoran tersebut dilakukan
setiap hari dengan ketentuan : |
||
|
|
|
3.1. |
Untuk penyetoran Bea Masuk, Bea
Masuk Tambahan, Cukai, dan enerimaan Pabean lainnya digunakan formulir SSBC; |
|
|
|
|
3.2. |
Untuk PPN, PPn BM, dan PPh
Pasal 22 digunakan formulir SSP;. |
|
|
|
|
3.3. |
Mengisi formulir SSBC/SSP yang
telah diisi secara lengkap dan benar sesuai petunjuk pengisiannya; |
|
|
|
|
3.4. |
Formulir SSBC/SSP yang telah
diisi secara lengkap dan benar tersebut, diserahkan kepada petugas Bank
Devisa Persepsi atau Kantor Pos dan Giro beserta uang setoran yang jumlahnya
sama dengan jumlah nominal yang tertulis pada SSBC/SSP bersangkutan; |
|
|
|
|
3.5. |
Sebagai bukti telah melakukan
penyetoran, Bendaharawan Penerima/Pejabat Yang Ditunjuk, menerima kembali
SSBC lembar ke-1 dan ke-3, dan SSP lembar ke-1 dan ke-3 yang telah dibubuhi
tanda penerimaan oleh Bank Devisa Persepsi berupa : |
|
|
|
|
|
a. |
Tanggal penerimaan uang/tanggal
kliring jika Bendaharawan Penerima/Pejabat yang Ditunjuk menyetor uang giral; |
|
|
|
|
b. |
Tanda tangan dan nama petugas
penerima setoran; |
|
|
|
|
c. |
Cap Bank yang bersangkutan. |
|
|
4. |
Atas pungutan dan penyetoran
pajak atas impor ke rekening Kas Negara, Bendaharawan Penerima menyampaikan
laporan kepada KPP ditempat kedudukan KINSP. |
||
|
|
5. |
Laporan, dimaksud menggunakan
formulir surat pemberitahuan pemungutan pajak atas impor sebagaimana
ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak, dilampiri dokumen yang tersebut pada
surat pemberitahuan itu. |
||
|
|
6. |
Pelaporan disampaikan tiap hari
Rabu untuk pajak yang dipungut dan disetor untuk masa mulai hari Senin sampai
dengan hari Minggu sebelumnya. |
||
|
B. |
Lelang Barang Tidak dikuasai. |
|||
|
|
1. |
Pemungutan dan penyetoran pajak
atas lelang barang tidak dikuasai, dilaporkan oleh Pejabat Bea dan Cukai yang
ditunjuk ke KPP ditempat kedudukan KINSP, dengan menggunakan surat
pemberitahuan pemungutan pajak atas impor, dilampiri dokumen yang tersebut
pada surat pemberitahuan itu. |
||
|
|
2. |
Pelaporan pemungutan pajak
dalam hal lelang barang tidak dikuasai disampaikan jika terdapat hasil lelang
dari barang-barang tersebut. |
III. |
BAGI BANK DEVISA PERSEPSI, BANK
TUNGGAL/BANK OPERASIONAL I KPKN, KANWIL DITJEN. ANGGARAN, KPP, KANWIL DITJEN,
PAJAK, KINSP. |
|
Kewajiban bagi Unit tersebut
diatas, dalam Tata Cara Pemungutan, Penyetoran, Penatausahaan Penerimaan
Negara dalam rangka impor yang dilakukan oleh Bendaharawan Penerima Bea dan
Cukai, berpedoman pada Lampiran I dan II Surat Keputusan Bersama ini. |
IV. |
LAIN-LAIN. |
|
|
1. |
Pejabat Yang Ditunjuk
mempertanggungjawabkan penerimaan dalam rangka impor yang telah dipungutnya,
serta penyetorannya, kepada Bendaharawan Penerima, Bea dan Cukai, sesuai
petunjuk Direktur Jenderal Bea dan Cukai. |
|
2. |
Apabila dilokasi Bendaharawan
Penerima/Pejabat Yang ditunjuk tidak terdapat Bank Devisa Persepsi, maka
penyetoran dilakukan ke Kantor Pos dan Giro. |
|
3. |
Penatausahaan setoran
penerimaan dalam rangka impor melalui Kantor Pos dan Giro tersebut Butir 2
diatas, termasuk pengenaan sanksi administrasi diselenggarakan sesuai
ketentuan yang berlaku bagi pengelolaan penerimaan dan pengeluaran negara
melalui Perum Pos dan Giro. |
|
4. |
KINSP dapat meminta bantuan KPP
setempat dalam pelaksanaan pembuatan laporan sebagaimana dimaksudkan dalam
butir II.4 sampai dengan II.6 diatas. |
Lampiran IV Surat Keputusan Bersama DJA,
DJP, DJBCDirjen Postel dan Direksi
Bank Indonesia |
||
No. |
: |
KEP-38/A/51/0893 |
No. |
: |
KEP-17/PJ/1993 |
No. |
: |
KEP-53/BC/1993 |
No. |
: |
98/DIRJEN/1993 |
No. |
: |
26/56/KEP.DIR |
Tanggal |
: |
2 Agustus 1993 |
TATA
CARA PEMUNGUTAN, PENYETORAN, PENATAUSAHAAN PENERIMAAN NEGARA DALAM RANGKA
IMPOR, MELALUI PERUM POS DAN GIRO SERTA PEMBAYARAN PROVISINYA
I. |
PENDAHULUAN |
||||
|
A. |
Umum |
|||
|
|
1. |
Atas kiriman pabean (impor
barang melalui Perum Pos dan Giro), oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai
dibuat Pencacahan dan Pembeaan Kiriman Pos (PPKP). |
||
|
|
2. |
Pada PPKP tersebut dicantumkan
penetapan besarnya Bea Masuk, Bea Masuk Tambahan, Cukai, PPN, PPn BM serta
PPh pasal 22 yang harus dibayar oleh penerima kiriman pabean. |
||
|
|
3. |
Jumlah yang harus dibayar
sesuai dengan yang tercantum pada PPKP tersebut, disetorkan seluruhnya oleh
penerima kiriman pabean ke rekening Kas Negara. |
||
|
|
4. |
Penggunaan formulir SSP dan
SSBC untuk penyetoran penerimaan tersebut butir 2 dan 3 diatas berpedoman
pada butir I.A.2 dan I.A.3 Lampiran I Keputusan Bersama ini. |
||
|
|
5. |
Atas pengurusan kiriman pabean,
Perum Pos dan Giro memperoleh provisi (imbalan jasa) sebesar 2,5 % dari Bea
masuk yang disetorkan ke rekening Kas Negara pada Sentral Giro/Sentral Giro
Gabungan (SG/SGG). |
||
|
|
6. |
Pembayaran provisi (imbalan
jasa) 2,5% dari Bea Masuk kepada perum Pos dan Giro dilaksanakan oleh
Direktorat Jenderal Anggaran. |
||
|
B. |
Pengertian istilah. |
|||
|
|
1. |
Kiriman Pabean |
: |
kiriman dari luar negeri
melalui Kantor Pos dan Giro berupa Surat Pos dan Paket Pos yang akan
dilalubeakan. |
|
|
2. |
PPKP |
: |
Pencacahan dan Pembeaan Kiriman
Pos. |
|
|
3. |
SG |
: |
Sentral Giro. |
|
|
4. |
SGG |
: |
Sentral Giro Gabungan. |
|
|
Istilah yang berkaitan dengan
Tata Cara Pemungutan, Penyetoran, Penatausahaan Penerimaan Negara Dalam
Rangka Impor melalui Perum Pos dan Giro, serta Pembayaran provisinya,
sepanjang telah diuraikan dalam butir B Lampiran I, II dan III Keputusan
Bersama ini, tidak diulangi lagi. |
II. |
BAGI PENERIMA KIRIMAN PABEAN. |
||
|
1. |
Mengisi Formulir SSBC dan SSP. |
|
|
|
1.1. |
Berdasarkan PPKP yang telah
ditetapkan, Penerima Kiriman Pabean mengisi formulir SSBC secara lengkap dan
benar, sesuai petunjuk pengisiannya; |
|
|
1.2. |
Untuk penyetoran PPN, PPn BM
dan PPh Pasal 22 digunakan SSP yang diisi secara lengkap dan benar, sesuai
petunjuk pengisiannya, dengan catatan bahwa bagi Penerima kiriman pabean yang
tidak memiliki NPWP, mengisi ruang yang disediakan untuk NPWP pada SSP berkenaan
dengan angka 0 (Nol) kecuali tiga digit terakhir diisi dengan nomor kode KPP
dimana Penerima Kiriman Pabean berkedudukan. |
|
2. |
Menyetorkan penerimaan Negara. Setelah mengisi formulir SSP
dan SSBC secara lengkap dan benar, Penerima kiriman pabean menyetor Bea
Masuk, Bea Masuk Tambahan, Cukai serta pungutan Pajak Yang terhutang langsung
loket Kantor Pos dan Giro, SG/SGG. |
|
|
3. |
Menerima Barang Kiriman dan
Bukti Setor. Setelah melaksanakan penyetoran
penerimaan negara, Penerima kiriman pabean akan menerima barang kiriman dan
tanda bukti setor berupa resi B-2 atau Resi B-2a. |
III. |
BAGI KANTOR POS DAN
GIRO/SG/SGG. |
|||||||||||||
|
1. |
Petugas Kantor Pos dan
Giro/SG/SGG mencocokan kebenaran pengisian SSBC dan SSP dengan data yang
tercantum pada PPKP, dan jumlah uangnya. Apabila dalam penelitian tersebut
ternyata terdapat pengisian yang belum sesuai, maka petugas kantor Pos/SG/SGG
wajib membetulkannya, dengan cara memintakan kepada penerima kiriman/kuasanya
untuk membetulkan dan melengkapi sebagaimana mestinya, baru kemudian menerima
setoran. |
||||||||||||
|
2. |
Menyerahkan tanda bukti setor
berupa Resi B-2 atau Resi B-2a dan barang-barang kiriman kepada Penerima
kiriman Pabean yang berhak. |
||||||||||||
|
3. |
Kantor Pos mengirimkan dokumen
penerimaan kepada SG/SGG setiap akhir hari kerja, berupa :
|
||||||||||||
|
4. |
Membuat buku bantu khusus
penerimaan negara dalam rangka kiriman pabean melalui pos (impor melalui Pos)
dan ditutup setiap akhir bulan. |
||||||||||||
|
5. |
Membuat Nota tagihan Provisi
Penerimaan Negara dalam rangka kiriman Pabean melalui Pos berdasarkan
penerimaan yang telah dibukukan dalam Buku Bantu Khusus. Dari jumlah
penerimaan yang tercantum dalam buku khusus tersebut dikalikan dengan 2,5%,
apabila hasilnya terdapat pecahan, maka dibulatkan menjadi seratus rupiah. |
||||||||||||
|
6. |
Mengirimkan Nota Tagihan
tersebut untuk bulan yang lalu kepada KPKN. Tembusan Nota tagihan, dilampiri
salinan buku bantu khusus dikirimkan kepada :
|
IV. |
BAGI KPKN |
|
|
1. |
Menerima nota tagihan dari
SG/SGG. |
|
2. |
Membuat buku pengawasan
penerimaan negara dalam rangka kiriman pabean melalui Pos berdasarkan SSBC
dan SSP dan ditutup setiap akhir bulan. |
|
3. |
Mencocokkan besarnya tagihan
dalam Nota Tagihan Provisi dari SG/SGG dengan buku pengawasan penerimaan
negara tersebut butir 2 di atas. Apabila terdapat selisih karena
adanya beberapa penerimaan negara yang telah dibukukan ke dalam rekening Kas negara
namun belum dibukukan dalam buku pengawasan, maka jumlah selisih tersebut
dapat dibayar. Apabila terdapat selisih namun
tidak dapat dibuktikan kebenarannya agar segera diselesaikan dengan pihak
SG/SGG. |
|
4. |
Menerbitkan SPM Giro Pos atas
beban anggaran rutin Bagian Anggaran XVI dengan MAK 5267 (jasa Pos dan Giro)
sebagai pembayaran provisi, kemudian Carik Giro Pos SPM dan tembusan SPM yang
bersangkutan segera dikirim ke SG/SGG. Dalam hal terdapat kelebihan
pembayaran provisi pada bulan-bulan yang lalu agar diperhitungkan dengan
pembayaran bulan berikutnya. |
|
5. |
Membuat laporan khusus
pembayaran provisi untuk dikirimkan kepada Direktur Jenderal Anggaran Up.
Direktur Pembinaan Anggaran Lain-Lain dengan dilampiri foto copy SPM
bersangkutan sebagai bahan penerbitan Surat Keputusan Otorisasi Pengesahan. |
V. |
BAGI KINSP. |
||
|
1. |
KINSP dimana kiriman pabean
dilakukan, menerima DA.08.11 rangkap 4 (empat) yang dilampiri dengan SSBC
lembar ke 1. |
|
|
2. |
Meneliti kebenaran dokumen
termaksud dan mencocokkan dengan SSBC lembar ke 2 yang diterima dari Kantor
Pos dan Giro sebagai lampiran PPKP. |
|
|
3. |
Setiap akhir bulan
memberitahukan kepada : |
|
|
|
3.1. |
Kantor Pos dan Giro apabila
PPKP beserta lampirannya belum diterima; |
|
|
3.2. |
KPKN yang bersangkutan apabila
SSBC lembar ke 1 terlambat diterima sedangkan SSBC lembar ke 2 sudah diterima
dari Kantor Pos dan Giro. |
VI. |
LAIN-LAIN. |
|
|
1. |
Kiriman Pabean dengan Laporan
Kebenaran Pemeriksaan (LKP). Terhadap kiriman pabean yang
dilengkapi dengan LKP berlaku ketentuan umum dibidang impor. |
|
2. |
Kewajiban unit-unit yang
terkait (Kantor Pos, Sentral Giro/Sentral Giro Gabungan, Bank Tunggal/Bank
Operasional I, KPKN, Kanwil Ditjen Anggaran, KPP, Kanwil Ditjen Pajak, dan
KINSP) dalam Tata Cara pemungutan, Penyetoran, Penatausahaan Penerimaan
Negara dalam rangka impor melalui Perum Pos dan Giro serta pembayaran
provisinya, termasuk pengenaan sanksi administrasi untuk SG/SGG berpedoman
pada ketentuan yang berlaku bagi pengelolaan penerimaan dan pengeluaran negara
melalui Perum Pos dan Giro. |