LAMPIRAN
I |
||
Nomor |
: |
KEP-22/PJ/1995 |
Tanggal |
: |
27 Pebruari 1995 |
WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK
YANG DILIMPAHKAN
KEPADA PARA PEJABAT PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK
NO. URUT |
WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK |
DASAR HUKUM |
DILIMPAHKAN KEPADA |
KETERANGAN |
|||||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
|||||||
1. |
Memberikan
bukti penerimaan pendaftaran WP dan bukti penerimaan laporan usaha untuk
dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak |
Pasal
2 ayat (1) dan ayat (2) UU No. 6/1983 s.t.d.d. UU No. 9/1994 |
Kasubsi
pendaftaran atau Pejabat yang ditunjuk oleh Kepala KPP |
- |
|||||||
2. |
Memberikan
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan menerbitkan NPWP secara jabatan. |
Pasal
2 ayat (1) UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1004 |
Kasi
TUP/PDTUP |
- |
|||||||
3. |
Memberikan
Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (NPPKP) dan menerbitkan NPPKP secara
jabatan |
Pasal
2 ayat (2) dan ayat (4) UU No.5/1983 s.t.d.d UU No.9/1994 |
Kasi
TUP/PDTUP |
- |
|||||||
4. |
Menerbitkan
Keputusan Penghapusan NPWP dan Pencabutan NPPKP. |
Pasal
2 ayat (5) UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
Kepala
KPP. |
- |
|||||||
5. |
Memberikan
Surat Izin Perpajakan Jangka Waktu Penyampaian SPT Tahunan PPh |
Pasal
3 ayat (4) UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
Kepala
KPP |
- |
|||||||
6. |
Mengeluarkan
Surat Permintaan Kelengkapan SPT Tahunan PPh dan Kelengkapan SPT Masa PPN. |
Pasal
4 ayat (1) UU No. 6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
- |
Kasi
TUP/PDTUP. |
- |
Untuk
PPh; |
|||||
- |
Kasi
PPN/PTLL. |
- |
Untuk
PPN. |
||||||||
7. |
Mengeluarkan
Surat Pemberian Hasil Penelitian Pemeriksaan SPT Tahunan PPh dan SPT Masa PPN |
Pasal
4 ayat (1) jo Pasal 13 ayat (1) jo Pasal 14 ayat (1) huruf b jo Pasal 17 jo.
Pasal 17A jo Pasal 17B ayat (1) UU No 6/1983 s.t.d.d UU No.9/1994 |
- |
sKasi
TUP/PDTUP; |
- |
Kasi
TUP PDTUP |
|||||
- |
Kasi
PPh; |
|
dalam
hal penelitian formal. |
||||||||
- |
Kasi
PPN/PTLL |
- |
Kasi
PPh terkait/Kasi PPN/PTLL dalam hal pemeriksaan. |
||||||||
8. |
Mengeluarkan
Surat Permintaan Penjelasan mengenai biaya perusahaan dan bukti-bukti
pembayaran pajak. |
Pasal
4 ayat (4) jo Pasal 13 ayat (1) jo Pasal 15 ayat (1) jo Pasal 17 jo Pasal 17A
UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No. 9/1994 |
Kasi
PPh terkait |
- |
|||||||
9. |
Menerbitkan
Surat Teguran atas SPT Tahunan PPh yang belum disampaikan oleh Wajib Pajak |
Pasal 3
ayat (3) jo Paasal 13 ayat (1) huruf b UU No. 6/1983 s.t.d.d. UU No. 9/1994 |
Kasi
TUP/PDTUP |
|
|||||||
10. |
Menerbitkan
Surat Teguran atas SPT Masa PPh Pasal 23/Pasal 26 dan SPT Masa PPN. |
Pasal
3 ayat (3) jo. Pasal 13 ayat (1) huruf b UU no. 6/1983 s.t.d.d. UU No. 9/1994 |
- |
Kasi
PPh |
|
||||||
- |
Kasi
PPN/PTLL |
||||||||||
11. |
Membubuhkan
tanggal penerimaan dan tanda tangan pada SPT yang disampaikan langsung serta
memberikan bukti penerimaan SPT Tahunan PPh yang disampaikan langsung/melalui
pos oleh Wajib Pajak. |
Pasal
6 ayat (1) UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994. |
Pejabat
yang ditunjuk oleh Kepala KPP dan Ka. Kapen di luar tempat kedudukan KPP. |
|
|||||||
12. |
Memberikan
bukti penerimaan permohonan Wajib Pajak untuk mengangsur atau menunda
pembayaran pajak. |
Pasal
9 ayat (4) UU no.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
Pejabat
yang ditunjuk oleh Kepala KPP dan Ka. Kapen diluar tempat kedudukan KPP. |
|
|||||||
13. |
Menerbitkan
keputusan kepada Wajib Pajak untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak |
Pasal
9 ayat (4) UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No. 9/1994 |
Kepala
KPP. |
|
|||||||
14. |
Menerbitkan
Surat Ketapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) PPh/PPN/Pn.BM. |
Pasal
17 jo Pasal 17B ayat (1) UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/19994 |
Kepala
KPP |
- |
|||||||
15. |
Menerbitkan
Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) yang telah melewati jangka waktu
dua belas bulan atau jangka waktu lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal
Pajak |
Pasal
17B ayat (2) UU No.6/1983 s..t.d.d UU No.9/1994 |
Kepala
KPP |
- |
|||||||
16. |
Menerbitkan
Surat Keputusan Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak (SKPKPP) |
Pasal
11 ayat (1) jo. Pasal 17 jo Pasal 17B ayat (1) dan ayat (2) UU no.6/1983
s.t.d.d UU no.9/1994 |
Kepala
KPP. |
|
|||||||
17. |
Menerbitkan
Surat Perintah Membayar Kembali Pajak (SPMKP). |
Pasal
11 ayat (2) UU No.6/1983 s.t.d.d UU No.9/1994 |
Kepala
KPP |
- |
|||||||
18. |
Menerbitkan
Surat Keputusan Pemberian Bunga (SKPB) atas : |
|
|
Kepala KPP |
|||||||
- |
keterlambatan
pengembalian kelebihan pembayaran pajak; |
- |
Pasal
11 ayat (3) dan ayat (4) UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
|
- |
||||||
- |
keterlambatan
penerbitan SKPLB; |
- |
Pasal
17B ayat (3) UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994. |
|
|
||||||
- |
kelebihan
pembayaran karena diterimanya sebagian/seluruh permohonan keberatan/banding |
- |
Pasal
27A UU No.6/1983 s.t..d.d. UU No.9/1994 |
|
|
||||||
19. |
Menerbitkan
Surat Perintah Membayar Bunga (SPMB) atas : |
|
|
Tata
caranya ditetapkan dalam KepMen yang bersangkutan |
|||||||
- |
keterlambatan
pengembalian kelebihan pembayaran pajak ; |
- |
Pasal
11 ayat (4) UU No.6/1983 s.t.d.d UU No.9/1994. |
Kepala
KPP |
Kepala KPP |
||||||
- |
keterlambatan
penerbitan SKPLB; |
- |
Pasal
11 ayat (4) UU No.6/1983 s.t.d.d UU No.9/1994. |
Kepala
KPP |
- |
||||||
- |
kelebihan
pembayaran karena diterimanya sebagian /seluruh permohonan keberatan/banding. |
- |
Pasal
11 ayat (4) UU No.6/1983 s.t.d.d UU No.9/1994 |
Kepala
KPP |
- |
||||||
20. |
Menerbitkan
Tanda Pengenal Pemeriksa |
Pasal
31 UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No. 9/1994 |
Kepala
KPP |
Tata
caranya ditetapkan dalam Kep.Men yang bersangkutan |
|||||||
21. |
Menerbitkan
Surat Panggilan dalam rangka Pemerikssan Sederhana Kantor dan menerbitkan
Surat Perintah Melakukan Pemeriksaan Sederhana Lapangan. |
Pasal
31 UU No.6/1983 s.t.d.d UU No.9/1994 |
Kepala
KPP |
Tata
caranya ditetapkan dalam Kep.Men yang bersangkutan |
|||||||
22. |
Menerbitkan
surat Perintah Penelitian Lokasi Daerah Tertentu. |
Pasal
31 UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994. |
Kepala
KPP |
Tata
caranya ditetapkan dalam Kep.Men yang bersangkutan. |
|||||||
23. |
Menerbitkan
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) |
Pasal
13 ayat (1) Uu No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994. |
Kepala
KPP. |
- |
|||||||
24. |
Menerbitkan
Surat Tagihan Pajak (STP) |
Pasal
14 ayat (1) UU. No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
- |
Kepala
KPP |
- |
Untuk
produk Laporan Pemeriksaan Pajak |
|||||
- |
Kasi
TUP/PDTUP |
- |
Pelanggaran
yang diatur dalam Pasal 7, Pasal 14 ayat (1) huruf a,c,d, dan e dan Pasal 19
UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
||||||||
|
|
- |
Kasi
PPh terkait, Kasi PPN/ PTLL dan Kasi Penagihan membuat dan menandatangani
Nota Penghitungan. |
||||||||
25. |
Menerbitkan
Surat Ketatapan Pajak Nihil (SKPN) |
Pasal
17A UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
Kepala
KPP. |
- |
|||||||
26. |
Menerbitkan
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan (SKPKBT). |
Pasal
15 ayat (1) UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994. |
Kepala
KPP. |
- |
|||||||
27. |
Memberikan
bukti Penerima surat permohonan peninjauan kembali surat ketatapan pajak |
Pasal
16 UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994. |
Kasubi
Keberatan PPh/PPN dan PTLL atau Pejabat yang ditunjuk oleh Kepala KPP. |
- |
|||||||
28. |
Menerbitkan
keputusan pembetulan tulis kesalahn hitung dan/atau kekeliruan dalam
penerapan ketentuan peratauran perundang-undangan perpajakan yang terdapat dalam
surat ketetapan pajak atau Surat Tagihan Pajak. |
Pasal
16 UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994. |
Kepala
KPP. |
- |
|||||||
29. |
Mengeluarkan
Surat Teguran atas surat ketetapan pajak yang tidak atau kurang dibayar
setelah lewat jatuh tempo pembayaran pajak. |
Pasal
18 ayat (2) UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
Kep
Penagihan |
Tata
caranya ditetapkan dalam Kep.Men yang bersangkutan |
|||||||
30. |
Menerbitkan
Surat Paksa. |
Pasal
18 ayat 92) Pasal 23 ayat (1) dan ayat (3) UU No.6/1983 s.t.d.d. UU
No.9/1994. |
Kepala
KPP. |
Tata
caranya ditetapkan dalam Kep.Men yang bersangkutan. |
|||||||
31. |
Menerbitkan
Surat Perintah Penagihan Pajak seketika dan sekaligus. |
Pasal
20 jo Pasal 18 ayat (2) UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994. |
Kepala
KPP. |
- |
|||||||
32. |
Menerbitkan
Surat Perintah Melakukan Penyitaan (SPMP). |
Pasal
23 ayat (3) UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
Kepala
KPP. |
- |
|||||||
33. |
Mengeluarkan
Surat Pencabutan Sita. |
Pasal
23 ayat (3) UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
Kepala
KPP. |
- |
|||||||
34. |
Mengeluarkan
Pengumuman Lelang. |
Pasal
11 ayat (6), ayat (7), ayat (8), dan ayat (9) UU No.19/1959. |
Kepala
KPP. |
- |
|||||||
35. |
Mengeluarkan
Pembatalan Pengumuman Lelang. |
Pasal
11 UU No. 19/1959 |
Kepala
KPP. |
- |
|||||||
36. |
Menerbitkan
perintah tertulis untuk menyanderakan Penanggung Pajak (setelah mendapat izin
tertulis dari Gubernur Kepala Daerah Tingkat I). |
Pasal
15 ayat (1) UU No.19/1959 |
Kepala
KPP. |
- |
|||||||
37. |
Membuat
daftar usulan penghapusan piutang pajak. |
Pasal
24 UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
Kepala
KPP. |
Tata
caranya ditetapkan dalam Kep.Men yang bersangkutan |
|||||||
38. |
Memberikan
bukti penerimaan Surat Permohonan Keberatan Wajib Pajak. |
Pasal
25 ayat (5) UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
Kasubsi
Keberatan PPh/PPN dan PTLL atau Pejabat yang ditunjuk oleh Kepala KPP. |
- |
|||||||
39. |
Mengeluarkan
Surat Permintaan Kelengkapan kepada Wajib Pajak untuk melengkapi Surat
Keberatannya. |
Pasal
26 ayat (2) UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
Kasi
Penerimaan dan Keberatan |
- |
|||||||
40. |
Memberitahukan
secara tertulis kepada Wajib Pajak bahwa Surat Keberatannya tidak dapat
dipertimbangkan karena tidak memenuhi persyaratan formal. |
Pasal
25 ayat (5) UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
Kepala
KPP |
- |
|||||||
41. |
Memberikan
jawaban secara tertulis hal-hal yang menjadi dasar pengenaan pajak,
penghitungan rugi, pemotongan atau pemungutan pajak atas permintaan Wajib
Pajak. |
Pasal
25 ayat (6) UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
Kepala
KPP |
- |
|||||||
42. |
Menerbitkan
keputusan atas Surat Keberatan yang diajukan oleh Wajib Pajak sehubungan
dengan surat ketetapan pajak Pajak Penghasilan dan pemotongan/pemungutan oleh
pihak ketiga. |
Pasal
26 ayat (1) UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
Kepala
KPP |
- |
|||||||
1. |
Untuk KPP Khusus: (KPP
Badora, PMA, PND, dan Perusahaan Go Public). |
||||||||||
|
a.1. |
Surat
ketetapan pajak (SKPKB, SKPKBT, SKPLB, dan SKPN) Pajak Penghasilan WP badan
yang jumlah pajak terutangnya tidak lebih dari Rp.1.000.000.000,00 atau
jumlah kerugian yang ditetapkan tidak lebih dari Rp.5.000.000.000,00 |
|
||||||||
|
a.2. |
Surat
ketetapan pajak (SKPKB, SKPKBT, SKPLB, dan SKPN) Pajak Penghasilan WP orang
pribadi yang jumlah pajak terutangnya tidak lebih dari Rp.300.000.000,00 atau
jumlah kerugian yang ditetapkan tidak lebih dari Rp.1.500.000.000,00 |
|
||||||||
|
b. |
Surat
ketetapan pajak yang dikenakan kepada Pemotong/ Pemungut PPh (Pasal 21, 22,
23, dan 26) yang jumlah pajak terutangnya tidak lebih dari Rp.500.000.000,00 |
|
||||||||
|
c. |
Pemotongan/
pemungutan PPh (Pasal 21, 22, 23 dan 26) oleh pihak ketiga yang jumlahnya
tidak lebih dari Rp.30.000.000,00 |
|
||||||||
2. |
Untuk KPP lainnya |
|
|||||||||
|
a.1. |
Surat
ketetapan pajak (SKPKB, SKPKBT, SKPLB, dan SKPN) Pajak Penghasilan WP badan
yang jumlah pajak terutangnya tidak lebih dari Rp.150.000.000,00 atau jumlah
kerugian yang ditetapkan tidak lebih dari Rp.600.000.000,00 |
|
||||||||
|
a.2. |
Surat
Ketetapan pajak (SKPKB, SKPKBT, SKPLB, dan SKPN) Pajak Penghasilan WP orang
pribadi yang jumlah pajak terutangnya tidak lebih dari Rp.60.000.000,00 atau
jumlah kerugian yang ditetapkan tidak lebih dari Rp.300.000.000,00 |
|
||||||||
|
b. |
Surat
ketetapan pajak yang dikenakan kepada Pemotong/ Pemungut PPh (Pasal 21, 22,
23 dan 26) yang jumlah pajak terutangnya tidak lebih dari Rp.150.000.000,00 |
|
||||||||
|
c. |
Pemotongan,
pemungutan PPh (Pasal 21, 22, 23 dan 26) oleh pihak ketiga yang jumlahnya
tidak lebih dari Rp.15.000.000,00 |
|
||||||||
43. |
Menerbitkan
keputusan atas Surat Keberatan yang diajukan oleh Pengusaha Kena Pajak
sehubungan dengan surat ketetapan pajak PPN/PPn BM |
Pasal
26 ayat (1) UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
Kepala
KPP |
- |
|||||||
1. |
Untuk KPP Khusus: |
|
|||||||||
|
(KPP
Badora, PMA, PND, dan Perusahaan Go Public). |
|
|||||||||
2. |
Untuk KPP lainnya |
|
|||||||||
|
Surat
ketetapan pajak PPN/PPn BM yang DPP-nya tidak lebih dari Rp.500.000.000,00 |
|
|||||||||
44. |
Menerbitkan
keputusan mengenai surat keberatan yang diajukan oleh Wajib Pajak yang tidak
diputuskan setelah melewati jangka waktu dua belas bulan. |
Pasal
26 ayat (5) UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
Kepala
Kantor Pelayanan Pajak sepanjang yang menjadi wewenangnya yang setelah
melewati jangka waktu dua belas bulan tidak diputuskan. |
- |
|||||||
45. |
Memberikan
bukti penerimaan surat permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi
administrasi, dan bukti penerimaan surat permohonan pengurangan atau
pembatalan surat ketetapan pajak yang tidak benar. |
Pasal
36 ayat (1) UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
Kasubsi
Keberatan PPh/PPN dan PTLL atau Pejabat yang ditunjuk oleh Kepala KPP. |
Tata
caranya ditetapkan dalam Kep.Men yang bersangkutan. |
|||||||
46. |
Menerbitkan
keputusan atas permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi
berupa bunga, denda, dan kenaikan |
Pasal
36 ayat (1) huruf a UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994. |
Kepala
KPP |
- |
|||||||
1. |
Untuk KPP Khusus: |
|
|||||||||
|
(KPP
Badora, PMA, PND, dan Perusahaan Go Public). |
|
|||||||||
2. |
Untuk KPP lainnya |
|
|||||||||
|
Sepanjang
jumlah sanksi administrasinya tidak lebih dari Rp.60.000.000,00 |
|
|||||||||
47. |
Menerbitkan
keputusan pengurangan atau pembatalan surat ketetapan pajak yang tidak benar
baik karena permohonan Wajib Pajak maupun secara jabatan. |
Pasal
36 ayat (1) huruf b UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
Kepala
KPP |
- |
|||||||
1. |
Untuk KPP Khusus: (KPP
Badora, PMA, PND, dan Perusahaan Go Public). |
||||||||||
|
a.1. |
Surat
ketetapan pajak (SKPKB, SKPKBT, SKPLB, dan SKPN) Pajak Penghasilan WP badan
yang jumlah pajak terutangnya tidak lebih dari Rp.1.000.000.000,00 atau
jumlah kerugian yang ditetapkan tidak lebih dari Rp.5.000.000.000,00 |
|
||||||||
|
a.2. |
Surat
ketetapan pajak (SKPKB, SKPKBT, SKPLB, dan SKPN) Pajak Penghasilan WP orang
pribadi yang jumlah pajak terutangnya tidak lebih dari Rp.300.000.000,00 atau
jumlah kerugian yang ditetapkan tidak lebih dari Rp.1.500.000.000,00 |
|
||||||||
|
b. |
Surat
ketetapan pajak yang dikenakan kepada Pemotong/ Pemungut PPh (Pasal 21, 22,
23, dan 26) yang jumlah pajak terutangnya tidak lebih dari Rp.500.000.000,00 |
|
||||||||
|
c. |
Surat
ketetapan pajak PPN/PPn BM yang DPP-nya tidak lebih dari Rp.2.000.000.000,00 |
|
||||||||
2. |
Untuk KPP lainnya : |
|
|||||||||
|
a.1. |
Surat
ketetapan pajak (SKPKB, SKPKBT, SKPLB, dan SKPN) PPh WP Badan yang jumlah
pajak terutangnya tidak lebih dari Rp.150.000.000,00 atau jumlah kerugian
yang ditetapkan tidak lebih dari Rp.600.000.000,00 |
|
||||||||
|
a.2. |
Surat
Ketetapan pajak (SKPKB, SKPKBT, SKPLB, dan SKPN) PPh WP orang pribadi yang
jumlah pajak terutangnya tidak lebih dari Rp.60.000.000,00 atau jumlah
kerugian yang ditetapkan tidak lebih dari Rp.300.000.000,00 |
|
||||||||
|
b. |
Surat
ketetapan pajak yang dikenakan kepada Pemotong/ Pemungut PPh (Pasal 21, 22,
23 dan 26) yang jumlah pajak terutangnya tidak lebih dari Rp.150.000.000,00 |
|
||||||||
|
c. |
Surat
ketetapan pajak PPN/PPn BM yang DPP-nya tidak lebih dari Rp.500.000.000,00 |
|
||||||||
48. |
Menerbitkan
keputusan persetujuan/ penolakan perubahan tahun pajak/tahun buku. |
Pasal
28 ayat (8) UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
Kepala
KPP. |
Tata
caranya ditetapkan dalam Kep. Men yang bersangkutan. |
|||||||
49. |
Menerbitkan
Surat Perintah Pemeriksaan lokasi perusahaan yang memohon pemusatan PPh Pasal
21. |
Pasal
31 UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
Kepala
KPP. |
|
|||||||
50. |
Penunjukkan
orang pribadi sebagai pemotong Pajak Penghasilan Pasal 23. |
Pasal
23 ayat (3) UU No.7/1983 s.d.t.d. UU No.10/1994 |
Kepala
KPP. |
- |
|||||||
51. |
Memberikan
persetujuan kepada Wajib Pajak untuk diperbolehkan melakukan penyusutan mulai
pada tahun harta tersebut dipergunakan dalam perusahaan untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara penghasilan atua pada saat harga yang bersangkutan
mulai menghasilkan. |
Pasal
11 ayat (4) UU No.7/1983 s.t.d.t.d. UU No.10/1994 |
Kepala
KPP. |
- |
|||||||
52. |
Menerbitkan
keputusan pembebasan dan pemotongan dan pemungutan oleh pihak lain (PPh Pasal
21, Pasal 22, dan Pasal 23). |
Pasal
35 UU No.7/1983 s.t.d.t.d. UU No.10/1994. |
Kepala
KPP. |
Kewenangan
Kepala KPP ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah yang bersangkutan. |
|||||||
53. |
Menerbitkan
keputusan penghitungan besarnya angsuran pajak dalam Tahun Pajak berjalan
dalam hal-hal tertentu. |
Pasal
25 ayat (6) UU No.7/1983 s.t.d.t.d. UU No.10/1994 |
Kepala
KPP. |
- |
|||||||
54. |
Menerbitkan
Surat Pemberitahuan Uang Pewarganegaraan. |
Keppres
No.13/1980 |
Kepala
KPP. |
- |
|||||||
55. |
Menerbitkan
Surat Keterangan Fiskal Luar Negeri (SKFLN). |
Pasal
25 ayat (8) UU No.7/1983 s.t.d.t.d. UU No.10/199. |
Kepala
KPP di luar Kanwil I, IV, VII, dan IX DJP. |
- |
|||||||
56. |
Menerbitkan
Surat Keterangan Bebas Fiskal Luar Negeri (SKBFLN) |
Pasal
25 ayat (8) UU No.7/1983 s.t.d.t.d. UU No.10/1994 |
Kepala
KPP di luar Kanwil I, IV, VII, dan IX DJP. |
- |
|||||||
57. |
Memberikan
persetujuan kepada Wajib Pajak untuk diperbolehkan membukukan kerugian
sejumlah nilai sisa buku harta sebagai beban masa diterimanya hasil
penggantian asuransi. |
Pasal
11 ayat (9) No.7/1983 s.t.d.t.d. UU No.10/1994 |
Kepala
KPP. |
- |
|||||||
58. |
Memberikan
persetujuan kepada Wajib Pajak untuk diperbolehkan menghitung penghasilan
neto dengan menggunakan Norma Penghitungan Penghasilan Neto. |
Pasal
14 ayat (2) UU No.7/1983 s.t.d.t.d. UU No.10/1994 |
Kepala
KPP. |
- |
|||||||
59. |
Menentukan
kembali besarnya penghasilan dan pengurangan serta menentukan utang sebagai
modal untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak yang
mempunyai hubungan istimewa dengan Wajib Pajak lainnya. |
Pasal
18 ayat (3) UU No.7/1983 s.t.d.t.d. UU No.10/1994 |
Kepala
KPP. |
- |
|||||||
60. |
Menerbitkan
Surat Keterangan PPN Ditanggung Pemerintah atas impor buku pelajaran umum,
kitab suci, dan buku pelajaran agama. |
Keppres
No.2/1990 jo. Kep.Men. Keu No. 397/KMK.04/1990 |
Kepala
KPP. |
- |
|||||||
61. |
Menerbitkan
Surat Izin Pemeteraian dengan menggunakan mesin teraan meterai |
Pasal
7 ayat (2) huruf b UU No.13/1983 jo.Kep.Men No.104/KMK.04/1986 |
Kepala
KPP. |
- |
|||||||
|
DIREKTUR JENDERAL PAJAK, |
Catatan: |
|
|
s.t.d.d. |
: |
sebagaimana telah diubah dengan |
s.t.d.t.d. |
: |
sebagaiman telah diubah terakhir dengan |
LAMPIRAN
II |
||
Nomor |
: |
KEP-22/PJ/1995 |
Tanggal |
: |
27 Pebruari 1995 |
WEWENANG GDIREKTUR JENDERAL PAJAK
YANG DILIMPAHKAN
KEPADA PARA PEJABAT PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
NO. URUT |
WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK |
DASAR HUKUM |
DILIMPAHKAN KEPADA |
KETERANGAN |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
1. |
Memberikan
bukti penerimaan SPOP. |
Pasal
9 ayat (2) UU No.12/1985 s.t.d.d. UU No.12/1994. |
Kasubsi
Klasifikasi dan Pemutakhiran Data atau Pejabat yang ditunjuk oleh Kepala
KPPBB. |
- |
2. |
Memberikan
Surat Izin Perpanjangan Jangka Waktu Penyampaian SPOP. |
Pasal
3 ayat (4) UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994. |
Kepala
KPPBB. |
- |
3. |
Menerbitkan
Surat Teguran SPOP |
Pasal
9 ayat (2) UU No.12/1985 s.t.d.d. UU No.12/1994 jo Kep.Men.Keu
No.19/KMK.04/1986. |
Kasi
Pendataan dan Penilaian. |
Kasi
Pendataan dan Penilaian dapat menguasakan kepada Kasubsi Klasifikasi dan
Pemutakhiran Data atau Kasubsi Menografi |
4. |
Menetapkan
subjek pajak sebagai Wajib Pajak atas suatu objek yang belum jelas diketahui
Wajib Pajaknya |
Pasal
4 ayat (3) UU No.12/1985 s.t.d.d. UU No.12/1994 |
Kepala
KPPBB. |
- |
5. |
Membatalkan
ketetapan sebagai Wajib Pajak suatu objek yang belum jelas diketahui Wajib
Pajaknya. |
Pasal
4 ayat (5) UU No.12/1985 s.t.d.d. UU No.12/1994. |
Kepala
KPPBB. |
- |
6. |
Menerbitkan
keputusan penolakan atas keterangan tertulis bahwa ia bukan Wajib Pajak atas
suatu objek pajak. |
Pasal
4 ayat (6) UU No.12/1985 s.t.d.d. UU No.12/1994 |
Kepala
KPPBB. |
- |
7. |
Menerbitkan
Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT). |
Pasal
10 ayat (1) UU No.12/1985 s.t.d.d. UU No.12/1994 |
Kepala
KPPBB. |
- |
8. |
Menerbitkan
Surat Ketetapan Pajak PBB (SKP PBB). |
Pasal
10 ayat (2) UU No.12/1985 s.t.d.d. UU No.12/1994 |
Kepala
KPPBB. |
- |
9. |
Menerbitkan
keputusan untuk mengurangkan atau membatalkan surat ketetapan pajak yang
tidak benar. |
Pasal
36 ayat (1) huruf b UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
Kepala
KPPBB, sepanjang jumlah pokok pajaknya tidak lebih dari Rp.500.000.000,00 |
|
10. |
Memberikan
bukti penerimaan Surat Permohonan Keberatan PBB. |
Pasal
15 ayat (4) UU No.12/1985 s.t.d.d. UU No.12/1994 |
Kasubsi
Keberatan/Kasubsi Keberatan dan Pengurangan/Pejabat yang ditunjuk Kepala
KPPBB. |
- |
11. |
Memberikan
bukti penerimaan Surat Permohonan Pengurangan PBB |
Pasal
19 UU No.12/1985 s.t.d.d. UU No.12/1994. |
Kasubsi
Keberatan/Kasubsi Keberatan dan Pengurangan/Pejabat yang ditunjuk Kepala
KPPBB. |
- |
12. |
Memberikan
bukti penerimaan surat permohonan pengurangan/penghapusan sanksi
administrasi, dan bukti penerimaan surat permohonan pengurangan/ pembatalan
surat ketetapan pajak yang tidak benar. |
Pasal
36 ayat (1) No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
Kasubsi
Pengurangan/ Kasubsi Keberatan dan Pengurangan. |
- |
13. |
Memberikan
keterangan secara tertulis hal-hal yang menjadi dasar pengenaan pajak kepada
Wajib Pajak. |
Pasal
15 ayat (5) UU No.12/1985 s.t.d.d. UU No.12/1994 |
Kasi
Keberatan dan Pengurangan atau Kas P2K. |
- |
14. |
Menerbitkan
keputusan atas Surat Keberatan yang diajukan oleh Wajib Pajak PBB terhadap
SPPT dan SKP PBB. |
Pasal
16 UU No.12/1985 s.t.d.d. UU No.12/1994 |
Kepala
KPPBB, sepanjang jumlah pokok pajaknya tidak lebih dari Rp.500.000.000,00 |
- |
15. |
Menerbitkan
keputusan atas permohonan pengurangan PBB. |
Pasal
19 UU No.12/1985 s.t.d.d. UU No.12/1994 jo. Kep. Men. Keu. No.158/KMK.04/1991 |
Kepala
KPPBB, sepanjang jumlah pokok pajaknya tidak lebih dari Rp.500.000.000,00 |
- |
16. |
Menerbitkan
keputusan atas permohonan pengurangan sanksi administrasi. |
Pasal
20 UU No.12/1985 s.t.d.d. UU No.12/1994 |
Kepala
KPPBB, sepanjang jumlah sanksi administrasinya tidak lebih dari
Rp.50.000.000,00. |
- |
17. |
Memberikan
bukti penerimaan surat permohonan peninjauan kembali surat ketetapan pajak. |
Pasal
16 UU No.6/1983 UU No.9/1994 |
Kasubsi
Keberatan atau Pejabat yang ditunjuk oleh Kepala KPPBB. |
- |
18. |
Menerbitkan
keputusan pembetulan kesalahan tulis, kesalahan hitung, dan/atau kekeliruan
dalam penerapan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang
terdapat dalam SPPT dan/atau SKP PBB atau Surat Tagihan Pajak. |
Pasal
16 UU No.6/1983 UU No.9/1994 jo Pasal 10 dan Pasal 11 UU No.12/1985 s.t.d.d. UU
No.12/1994 |
Kepala
KPPBB. |
- |
19. |
Menerbitkan
Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar PBB (SKPLB PBB) |
Pasal
17 UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
Kepala
KPPBB, sepanjang penerbitan SKPLB PBB yang belum melewati jangka waktu
duabelas bulan. |
- |
20. |
Menerbitkan
Surat Perintah Membayar Kembali Pajak PBB (SPMKP PBB) |
Pasal
11 ayat (2) UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
Kepala
KPPBB. |
- |
21. |
Menerbitkan
Surat Keputusan Pemberian Bunga (SKPB) atas kelebihan pembayaran karena
diterimanya sebagian/seluruh permohonan keberatan/banding. |
Pasal
27A UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
Kepala
KPPBB |
- |
22. |
Menerbitkan
Surat Perintah Membayar Bunga (SPMB) atas kelebihan pembayaran karena diterimanya
sebagian/seluruh permohonan keberatan/bandaing. |
Pasal
11 ayat (4) UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
Kepala
KPPBB |
- |
23. |
Menerbitkan
Surat Tagihan Pajak (STP). |
Pasal
11 ayat (4) UU No.12/1985 s.t.d.d. UU No.12/1994 |
Kepala
KPPBB. |
- |
24. |
Menerbitkan
Surat Teguran atas STP. |
Pasal
18 ayat (2) UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
Kasi
Penerimaan, Penagihan dan Keberatan/Kasubsi Penerimaan, Penagihan dan
Keberatan/Pejabat yang ditunjuk oleh Kepala KPPBB. |
- |
25. |
Menerbitkan
Surat Paksa |
Pasal
23 ayat (3) UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 jo. UU No.19/1959 jo. Pasal 13
UU No.12/1985 s.t.d.d. UU No.12/1994 |
Kepala
KPPBB |
- |
26. |
Menerbitkan
Surat Perintah Melakukan Penyitaan (SPMP). |
Pasal
23 ayat (3) UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 jo. Pasal 9 ayat (1) UU
No.19/1959. |
Kepala
KPPBB |
- |
27. |
Mengeluarkan
Surat Pencabutan Sita |
Pasal
23 ayat (3) UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
Kepala
KPPBB |
- |
28. |
Mengeluarkan
Pengumuman Lelang. |
Pasal
11 UU No.19/1959 |
Kepala
KPPBB |
- |
29. |
Mengeluarkan
Pembatalan Pengumuman Lelang. |
Pasal
11 UU No.19/1959 |
Kepala
KPPBB |
- |
30. |
Menerbikan
perintah tertulis untuk menyanderakan Penanggung Pajak (setelah mendapat izin
tertulis dari Gubernur Kepala Daerah Tingkat I). |
Pasal
15 ayat (1) UU No.19/1959 |
Kepala
KPPBB |
- |
31. |
Menerbitkan
Surat Perintah Penagihan Pajak seketika dan sekaligus |
Pasal
20 UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
Kepala
KPPBB |
- |
|
DIREKTUR JENDERAL PAJAK,
|
Catatan: |
|
|
s.t.d.d. |
: |
sebagaimana telah diubah dengan |
LAMPIRAN
III |
||
Nomor |
: |
KEP-22/PJ/1995 |
Tanggal |
: |
27 Pebruari 1995 |
WEWENANG GDIREKTUR JENDERAL PAJAK
YANG DILIMPAHKAN
KEPADA PARA PEJABAT PADA KANTOR PEMERIKSAAN DAN PENYIDIKAN PAJAK
NO. URUT |
WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK |
DASAR HUKUM |
DILIMPAHKAN KEPADA |
KETERANGAN |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
1. |
Menerbitkan
Tanda Pengenal Pemeriksa |
Pasal
31 UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
Kepala
Karikpa |
- |
2. |
Menerbitkan
Surat Perintah Pemeriksaan Pajak. |
Pasal
31 UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
Kepala
Karikpa |
- |
3. |
Menerbitkan
Surat Perintah Pengamatan |
Pasal
44 UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
Kepala
Karikpa |
- |
4. |
Menerbitkan
Surat Perintah Lengkap untuk Bukti Permulaan |
Pasal
31 UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
Kepala
Karikpa |
- |
5. |
Melakukan
Pemeriksaan Lengkap untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan
dan/atau untuk tujuan lain |
Pasal
29 ayat (1) UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
Pemeriksa |
- |
6. |
Melakukan
penyegelan tempat atau ruangan tertentu. |
Pasal
30 UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
Pemeriksa |
- |
7. |
Meminta
keterangan dan/atau bukti-bukti yang diperlukan dari pihak ketiga yang
mempunyai hubungan dengan Wajib Pajak yang diperiksa. |
Pasal
35 ayat (1) UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
Kepala
Karikpa. |
- |
8. |
Memberitahukan
Hasil Pemeriksaan Pajak kepada Wajib Pajak yang diperiksa. |
Pasal
31 UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
Kepala
Karikpa. |
- |
9. |
Menentukan
kembali besarnya penghasilan dan pengurangan serta menentukan utang sebagai
modal untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak yang
mempunyai hubungan istimewa dengan Wajib Pajak lainnya. |
Pasal
18 ayat (3) UU No.7/1983 s.t.d.t.d. UU No.10/1994 |
Kepala
Karikpa |
- |
|
DIREKTUR JENDERAL PAJAK, |
Catatan: |
|
|
s.t.d.d. |
: |
sebagaimana telah diubah dengan |
s.t.d.t.d. |
: |
sebagaiman telah diubah terakhir dengan |
LAMPIRAN
IV |
||
Nomor |
: |
KEP-22/PJ/1995 |
Tanggal |
: |
27 Pebruari 1995 |
WEWENANG GDIREKTUR
JENDERAL PAJAK YANG DILIMPAHKAN
KEPADA KEPALA KANTOR PENYULUHAN PAJAK YANG BERKEDUDUKAN
DI LUAR KEDUDUKAN KPP/KPPBB
NO. URUT |
WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK |
DASAR HUKUM |
DILIMPAHKAN KEPADA |
KETERANGAN |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
1. |
Memberikan
bukti penerimaan pendaftaran WP dan bukti penerimaan laporan untuk dikukuhkan
menjadi Pengusaha Kena Pajak |
Pasal
2 ayat (1) dan ayat (2) UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994. |
Kepala
Kantor Penyuluhan Pajak. |
Meneruskan
ke KPP untuk penerbitan Kartu NPWP dan Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak. |
2. |
Memberikan
tanggal penerimaan SPT yang disampaikan langsung oleh WP dan memberikan bukti
penerimaan SPT Tahunan PPh yang disampaikan langsung/melalui Pos oleh Wajib
Pajak. |
Pasal
6 UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994. |
Kepala
Kantor Penyuluhan Pajak. |
Meneruskan
ke KPP. |
3. |
Memberikan
bukti penerimaan permohonan WP untuk mengangsur atau menunda pembayaran
pajak. |
Pasal
9 ayat (4) UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994. |
Kepala
Kantor Penyuluhan Pajak. |
Meneruskan
ke KPP |
4. |
Memberikan
bukti penerimaan surat permohonan pembetulan surat ketetapan pajak atau Surat
Tagihan Pajak |
Pasal
16 UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994. |
Kepala
Kantor Penyuluhan Pajak. |
Meneruskan
ke KPP |
5. |
Memberikan
bukti penerimaan surat permohonan pengurangan/penghapusan sanksi administrasi
atau pengurangan/ pembatalan surat ketetapan pajak yang tidak benar. |
Pasal
36 UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
Kepala
Kantor Penyuluhan Pajak. |
Meneruskan
ke KPP |
6. |
Memberikan
bukti penerimaan surat permohonan keberatan Wajib Pajak. |
Pasal
25 ayat (5) UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994. |
Kepala
Kantor Penyuluhan Pajak |
Meneruskan
ke KPP |
7. |
Mencari
dan mengumpulkan data perpajakan. |
Pasal
1 huruf s UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
Kepala
Kantor Penyuluhan Pajak |
Meneruskan
ke KPP/KPPBB |
8. |
Menyampaikan
Surat Paksa |
Pasal
23 ayat (3) UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994. |
Kepala
Kantor Penyuluhan Pajak. |
|
9. |
Memberikan
bukti penerimaan Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) |
Pasal
6 ayat (1) UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
Kepala
Kantor Penyuluhan Pajak. |
Meneruskan
ke KPPBB |
10. |
Memberikan
bukti penerimaan Surat Permohonan Keberatan Wajib Pajak Bumi dan Bangunan. |
Pasal
15 ayat (4) UU No.12/1985 s.t.d.d. UU No.12/1994. |
Kepala
Kantor Penyuluhan Pajak. |
Meneruskan
ke KPPBB |
11. |
Memberikan
bukti penerimaan Surat Permohonan Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan. |
Pasal
19 UU No.12/1985 s.t.d.d. UU No.12/1994 |
Kepala
Kantor Penyuluhan Pajak. |
Meneruskan
ke KPPBB |
|
DIREKTUR JENDERAL PAJAK,
|
Catatan: |
|
|
s.t.d.d. |
: |
sebagaimana telah diubah dengan |
LAMPIRAN
V |
||
Nomor |
: |
KEP-22/PJ/1995 |
Tanggal |
: |
27 Pebruari 1995 |
WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK
YANG DILIMPAHKAN
KEPADA PARA PEJABAT PADA KANTOR WILAYAH DITJEN PAJAK
NO. URUT |
WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK |
DASAR HUKUM |
DILIMPAHKAN KEPADA |
KETERANGAN |
||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
||
1. |
Menerbitkan
keputusan atas Surat Keberatan yang diajukan oleh Wajib Pajak sehubungan
dengan surat ketetapan pajak Pajak Penghasilan |
Pasal
26 ayat (1) UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
Kepala
Kantor Wilayah DJP |
|
||
1. |
Untuk Kanwil VI DJP : |
|||||
|
a.1. |
Surat
ketetapan pajak (SKPKB, SKPKBT, SKPLB, dan SKPN) PPh WP badan yang jumlah
pajak terutangnya lebih dari Rp.1.000.000.000,00 s/d. Rp.2.500.000.000,00
atau jumlah kerugian yang ditetapkan lebih dari Rp.5.000.000.000,00 s/d Rp.
10.000.000.000,00 |
||||
a.2. |
Surat
ketetapan pajak (SKPKB, SKPKBT, SKPLB, dan SKPN) PPh WP orang pribadi yang
jumlah pajak terutangnya lebih dari Rp.300.000.000,00 s/d Rp.600.000.000,00
atau jumlah kerugian yang ditetapkan lebih dari Rp.1.500.000.000,00 s/d
Rp.3.000.000.000,00 |
|||||
b. |
Surat
ketetapan pajak yang dikenakan kepada Pemotong/ Pemungut PPh (Pasal 21, 22,
23, dan 26) yang jumlah pajak terutangnya tidak lebih dari Rp.500.000.000,00
s/d Rp.1.000.000.000,00 |
|||||
c. |
Pemotongan/
pemungutan PPh (Pasal 21, 22, 23 dan 26) oleh pihak ketiga yang jumlahnya
lebih dari Rp.30.000.000,00 s/d Rp.60.000.000,00 |
|||||
2. |
Untuk Kanwil DJP lainnya: |
|||||
|
a.1. |
Surat
ketetapan pajak (SKPKB, SKPKBT, SKPLB, dan SKPN) PPh WP badan yang jumlah
pajak terutangnya lebih dari Rp.150.000.000,00 s/d Rp.600.000.000,00 atau
jumlah kerugian yang ditetapkan lebih dari Rp.600.000.000,00 s/d
Rp.3.000.000.000,00 |
||||
a.2. |
Surat
Ketetapan pajak (SKPKB, SKPKBT, SKPLB, dan SKPN) PPh WP orang pribadi yang
jumlah pajak terutangnya lebih dari Rp.60.000.000,00 s/d Rp.150.000.000,00
atau jumlah kerugian yang ditetapkan lebih dari Rp.300.000.000,00 s/d
Rp.600.000.000,00 |
|||||
b. |
Surat
ketetapan pajak yang dikenakan kepada Pemotong/ Pemungut PPh (Pasal 21, 22,
23 dan 26) yang jumlah pajak terutangnya lebih dari Rp.150.000.000,00 s/d
Rp.300.000.000,00 |
|||||
c. |
Pemotongan,
pemungutan PPh (Pasal 21, 22, 23 dan 26) oleh pihak ketiga yang jumlahnya
lebih dari Rp.15.000.000,00 s/d Rp.30.000.000,00 |
|||||
2. |
Menerbitkan
keputusan mengenai beberapa surat keberatan, pembetulan atau peninjauan
kembali Pajak Penghasilan (PPh, PPh Pasal 21, PPh Pasal 22 dan PPh Pasal
23/26) terhadap beberapa surat ketetapan pajak atau Surat Tagihan Pajak yang
berlainan yang diajukan bersamaan oleh Wajib Pajka yang sama, yang wewenang
penyelesaiannya pada Kantor Pelayanan Pajak, Kantor Wilayah dan pada Kantor
Pusat Ditjen Pajak. |
Pasal
26 ayat (1), Pasal 16, atau Pasal 36 ayat (1) UU No.6/1983 s.t.d.d. UU
No.9/1994. |
Kepala
Kantor Wilayah DJP. |
- |
||
3. |
Menerbitkan
Keputusan Mengenai surat keberatan PPN/PPn BM yang diajukan oleh Pengusaha
Kena Pajak. |
Pasal
26 ayat (1) UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
Kepala
Kantor Wilayah DJP |
- |
||
1. |
Untuk Kanwil VI DJP : Surat
ketetapan pajak PPN/PPn BM yang DPP-nya berjumlah Rp.2.000.000.000,00 s/d
Rp.15.000.000.000,00. |
|||||
2. |
Untuk Kanwil DJP lainnya: Surat ketetapan pajak PPN/PPn BM yang DPP-nya
berjumlah Rp.500.000.000,00 s/d Rp.6.000.000.000,00 |
|||||
4. |
Menerbitkan
keputusan mengenai surat keberatan yang diajukan oleh Wajib Pajak yang tidak
diputuskan setelah melewati jangka waktu duabelas bulan. |
Pasal
26 ayat (5) UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
Kepala
Kantor Wilayah DJP sepanjang yang menjadi wewenangnya yang setelah melewati
jangka waktu dua belas bulan tidak diputuskan. |
- |
||
5. |
Menerbitkan
keputusan mengenai permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi
administrasi berupa bunga, denda, dan kenaikan. |
Pasal
36 ayat (1) huruf a UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
Kepala
Kantor Wilayah DJP |
- |
||
1. |
Kanwil
VI DJP, sepanjang jumlah sanksi administrasinya lebih dari Rp.300.000.000,00
s/d Rp.600.000.000,00 |
|
||||
2. |
Kanwil
DJP lainnya, sepanjang sanksi administrasinya lebih dari Rp.60.000.000,00 s/d
Rp.300.000.000,00 |
|
||||
6. |
Menerbitkan
keputusan pengurangan atau pembatalan surat ketetapan pajak yang tidak benar
baik karena permohonan Wajib Pajak maupun secara jabatan. |
Pasal
36 ayat (1) huruf b UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
Kepala
Kantor Wilayah DJP |
- |
||
1. |
Untuk Kanwil VI DJP : |
|||||
|
a.1. |
Surat
ketetapan pajak PPh WP badan yang jumlah pajak terutangnya lebih dari
Rp.1.000.000.000,00 s/d. Rp.2.500.000.000,00 atau jumlah kerugian yang
ditetapkan lebih dari Rp.5.000.000.000,00 s/d Rp. 10.000.000.000,00 |
||||
a.2. |
Surat
ketetapan pajak PPh WP orang pribadi yang jumlah pajak terutangnya lebih dari
Rp.300.000.000,00 s/d Rp.600.000.000,00 atau jumlah kerugian yang ditetapkan
lebih dari Rp.1.500.000.000,00 s/d Rp.3.000.000.000,00 |
|||||
b. |
Surat
ketetapan pajak yang dikenakan kepada Pemotong/ Pemungut PPh (Pasal 21, 22,
23, dan 26) yang jumlah pajak terutangnya lebih dari Rp.500.000.000,00 s/d
Rp.1.000.000.000,00 |
|||||
c. |
Surat
ketetapan pajak PPN/PPn BM yang DPP-nya berjumlah Rp.2.000.000.000,00 s/d Rp.
15.000.000.000,00 |
|||||
d. |
Surat
ketetapan pajak PBB yang jumlah pokok pajaknya lebih dari Rp.500.000.000,00. |
|||||
2. |
Untuk Kanwil DJP lainnya: |
|||||
|
a.1. |
Surat
ketetapan pajak PPh WP badan yang jumlah pajak terutangnya lebih dari
Rp.150.000.000,00 s/d Rp.600.000.000,00 atau jumlah kerugian yang ditetapkan
tidak lebih dari Rp.600.000.000,00 s/d Rp.3.000.000.000,00 |
||||
a.2. |
Surat
Ketetapan pajak PPh WP orang pribadi yang jumlah pajak terutangnya lebih dari
Rp.60.000.000,00 s/d Rp.150.000.000,00 atau jumlah kerugian yang ditetapkan
lebih dari Rp.300.000.000,00 s/d Rp.600.000.000,00 |
|||||
b. |
Surat
ketetapan pajak yang dikenakan kepada Pemotong/ Pemungut PPh (Pasal 21, 22,
23 dan 26) yang jumlah pajak terutangnya lebih dari Rp.150.000.000,00 s/d
Rp.300.000.000,00 |
|||||
c. |
Surat
ketetapan pajak PPN/PPn BM yang DPP-nya berjumlah Rp.500.000.000,00 s/d
Rp.6.000.000.000,00 |
|||||
d. |
Surat
ketetapan pajak PBB yang jumlah pokok pajaknya lebih dari Rp.500.000.000,00 |
|||||
7. |
Membuat
menandatangani dan menyampaikan Uraian Banding Direktur Jenderal Pajak kepada
badan peradilan pajak atua Majelis Pertimbangan Pajak. |
Pasal
27 UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
Kepala
Kantor Wilayah DJP. |
Sepanjang
penyelesaian keberatan diputuskan oleh Ka.KPP/Ka. KPPBB/Ka.Kanwil. Untuk
banding dibuat oleh unit kantor yang berwenang memutuskan Surat Keberatan
tersebut. |
||
8. |
Menerbitkan
Tanda Pengenal Pemeriksa. |
Pasal
31 UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994. |
Kepala
Kantor Wilayah DJP. |
- |
||
9. |
Menerbitkan
Surat Perintah Pemeriksaan Pajak |
Pasal
31 UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
Kepala
Kantor Wilayah DJP. |
- |
||
10. |
Menerbitkan
Surat Perintah Pengamatan. |
Pasal
44 UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
Kepala
Kantor Wilayah DJP. |
- |
||
11. |
Menerbitkan
Surat Perintah Pemeriksaan Bukti Permulaan. |
Pasal
31 UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
Kepala
Kantor Wilayah DJP. |
- |
||
12. |
Menerbitkan
Surat Perintah Penyidikan |
Pasal
44 UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
Kepala
Kantor Wilayah DJP. |
- |
||
13. |
Melakukan
Pemeriksaan Pajak untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan
dan/atau untuk tujuan lain. |
Pasal
29 ayat (1) UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
Pemeriksa. |
- |
||
14. |
Melakukan
penyegelan tempat atau ruangan tertentu. |
Pasal
30 UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
Pemeriksa. |
- |
||
15. |
Meminta
keterangan dan/atau bukti-bukti yang diperlukan dari pihak ketiga yang
mempunyai hubungan dengan Wajib Pajak yang diperiksa. |
Pasal
35 ayat (1) UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994. |
Kepala
Kantor Wilayah DJP. |
- |
||
16. |
Memberitahukan
Hasil Pemeriksaan Pajak kepada Wajib Pajak yang diperiksa. |
Pasal
31 UU No.6/1983 s.t.d.d. UU No.9/1994 |
Kepala
Kantor Wilayah DJP. |
- |
||
17. |
Menetapkan
tempat tinggal orang pribadi atau tempat kedudukan badan. |
Pasal
2 ayat (6) UU No.7/1983 s.t.d.t.d. UU No.10/1994 |
Kepala
Kantor Wilayah DJP. |
- |
||
18. |
Menerbitkan
Surat Keterangan Fiskal Luar Negeri (SKFLN). |
Pasal
25 ayat (8) UU No.7/1983 s.t.d.t.d. UU No.10/1994 |
Kepala
Kantor Wilayah I, IV, VII, dan IX DJP. |
- |
||
19. |
Menerbitkan
Surat Keterangan Bebas Fiskal Luar Negeri (SKBFLN). |
Pasal
25 ayat (8) UU No.7/1983 s.t.d.t.d. UU No.10/1994. |
Kepala
Kantor Wilayah I, IV, VII, dan IX DJP. |
- |
||
20. |
Menentukan
kembali besarnya penghasilan dan pengurangan serta menentukan utang sebagai
modal untuk menghitung besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak yang
mempunyai hubungan istimewa dengan Wajib Pajak lainnya. |
Pasal
18 ayat (3) UU No.7/1983 s.t.d.t.d. UU No.10/1994 |
Kepala
Kantor Wilayah DJP. |
- |
||
21. |
Memberikan
persetujuan atas permohonan sticker PPN. |
Pasal
1 huruf n UU No.8/1983 s.t.d.d. UU No.11/1994 |
Kepala
Kantor Wilayah |
- |
||
22. |
Menetapkan
Klaisifikasi Bumi dan Bangunan |
Pasal
6 ayat (2) jo. Pasal 2 ayat (2) UU No.12/1985 s.t.d.d. UU No.12/1994 |
Kepala
Kantor Wilayah |
- |
||
23. |
Menerbitkan
keputusan atas Surat Keberatan yang diajukan oleh Wajib Pajak PBB terhadap
SPPT dan SKP PBB. |
Pasal
16 UU No.12/1985 s.t.d.d. UU No.12/1994 |
Kepala
Kantor Wilayah DJP, sepanjang jumlah pokok pajaknya lebih dari
Rp.500.000.000,00 |
Termasuk
apabila telah melewati jangka waktu dua belas bulan belum diterbitkan
keputusan oleh Kepala KPPBB. |
||
24. |
Menerbitkan
keputusan atas permohonan pengurangan PBB. |
Pasal
19 UU No.12/1985 s.t.d.d. UU No.12/1994. |
Kepala
Kantor Wilayah DJP, sepanjang jumlah pokok pajak lebih dari Rp.500.000.000,00 |
- |
||
25. |
Menerbitkan
keputusan atas permohonan pengurangan sanksi administrasi PBB. |
Pasal
20 UU No.12/1985 s.t.d.d. UU No.12/1994. |
Kepala
Kantor Wilayah DJP, sepanjang jumlah sanksi administrasinya lebih dari
Rp.50.000.000,00 |
- |
|
DIREKTUR JENDERAL PAJAK, ttd. |
Catatan: |
|
|
s.t.d.d. |
: |
sebagaimana telah diubah dengan |
s.t.d.t.d. |
: |
sebagaiman telah diubah terakhir dengan |