Lampiran

Keputusan Menteri Keuangan

Nomor

:

282/KMK.05/1996

Tanggal

:

10 April 1996

 

 

TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN CUKAI DAN DENDA ADMINISTRASI ATAS BARANG KENA CUKAI SERTA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) HASIL TEMBAKAU BUATAN DALAM NEGERI

 

I.

Tata cara pembayaran dan penyetoran cukai etil alkohol.

 

1.

Bagi Pengusaha Pabrik atau Tempat Penyimpanan.

 

 

1.1.

Mengisi dan menandatangani formulir CK-14 dalam rangkap 6 (enam), dengan ketentuan untuk lembar ke-5 dan ke-6 dapat berupa fotocopy dari lembar ke-1.

 

 

1.2.

Mengisi dan menandatangani formulir SSBC berdasarkan CK-14 dalam rangkap 4 (empat).

 

 

1.3.

Membayar cukai di Bank Persepsi atau Kantor Pos Indonesia sekota / sewilayah kerja dengan Kantor Inspeksi DJBC tempat pemenuhan kewajiban cukai dengan menggunakan formulir SSBC dalam rangkap 4 (empat).

 

 

1.4.

Menerima kembali :

 

 

 

a.

CK-14 lembar ke-1 s/d ke-5;

 

 

 

b.

SSBC lembar ke-1 dan ke-3, dari Bank Persepsi atau Kantor Pos Indonesia.

 

 

1.5.

Menyerahkan :

 

 

 

a.

CK-14 lembar ke-1 s/d ke-5

 

 

 

b.

SSBC lembar ke-1, kepada Bendaharawan Penerima Bea dan Cukai.

 

 

1.6.

Menerima kembali CK-14 lembar ke-1, ke-3, ke-4 dan ke-5 yang telah diisi dan ditandatangani oleh Bendaharawan Penerima Bea dan Cukai.

 

 

 

 

2.

Bagi Bank Persepsi atau Kantor Pos Indonesia.

 

 

2.1.

Menerima  :

 

 

 

a.

CK-14 lembar ke-1 s/d ke-6;

 

 

 

b.

SSBC lembar ke-1 s/d ke-4, yang telah diisi dan ditandatangani oleh Pengusaha Pabrik atau Tempat Penyimpan.

 

 

2.2.

Meneliti kebenaran :

 

 

 

a.

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);

 

 

 

b.

jenis penerimaan (cukai dan/atau denda administrasi);

 

 

 

c.

perhitungan jumlah cukai;

 

 

 

d.

jumlah uang yang dibayar sesuai yang tercantum dalam CK-14 dan SSBC;

 

 

 

e.

mencocokan SSBC dengan CK-14.

 

 

2.3.

Apabila SSBC tidak diisi secara lengkap dan benar atau tidak sesuai dengan yang tercantum dalam CK-14, maka seluruh dokumen yang telah diajukan tersebut dikembalikan untuk diperbaiki.

 

 

2.4.

Apabila SSBC telah diisi secara lengkap dan benar, membubuhkan pada SSBC :

 

 

 

a.

tanggal dan nomor SSBC serta kode KPKN;

 

 

 

b.

tanda terima pembayaran, yaitu tanggal penerimaan uang/tanggal kliring jika pembayarannya dengan uang giral;

 

 

 

c.

nama dan tanda tangan petugas penerima pembayaran;

 

 

 

d.

cap Bank atau Kantor pos Indonesia yang bersangkutan.

 

 

2.5.

Menyerahkan kembali :

 

 

 

a.

CK-14 lembar ke-1s/d ke-5;

 

 

 

b.

SSBC lembar ke-1 dan ke-3, kepada Pengusaha Pabrik atau Tempat Penyimpanan

 

 

2.6.

Mengirimkan SSBC lembar ke-2 ke KPKN.

 

 

2.7.

Bank Persepsi atau Kantor Pos Indonesia diwajibkan menjawab permintaan konfirmasi mengenai suatu pembayaran atau penyetoran apabila ada permintaan dari Kantor inspeksi DJBC.

 

 

 

 

3.

Bagi Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara (KPKN).

 

 

3.1.

Menerima dan menatausahakan SSBC lembar ke-2 yang diterima dari Bank Persepsi atau kantor Pos Indonesia.

 

 

3.2.

Meneruskan SSBC lembar ke-2 ke Kantor Inspeksi DJBC.

 

 

3.3.

KPKN diwajibkan menjawab permintaan konfirmasi mengenai suatu pembayaran atau penyetoran apabila ada permintaan dari Kantor Inspeksi DJBC.

 

 

 

 

4.

Bagi Kantor Insfeksi DJBC.

     Bendaharawan Penerima Bea dan Cukai :

 

 

4.1.

Menerima :

 

 

 

a.

CK-14 lembar ke-1 s/d ke-5;

 

 

 

b.

SSBC lembar ke-1, dari Pengusaha Pabrik atau tempat Penyimpanan.

 

 

4.2.

Meneliti kebenaran :

 

 

 

a.

pengisian dokumen tersebut pada butir 4.1;

 

 

 

b.

perhitungan jumlah cukai yang tercantum pada CK-14 serta mencocokan dengan jumlah cukai yang tercantum pada SSBC;

 

 

 

c.

apabila tidak sesuai, Bendaharawan Penerima Bea dan Cukai mengembalikan dokumen tersebut kepada Pengusaha untuk diperbaiki atau dalam hal terdapat kekurangan pembayaran cukai, memberitahukan kepada Pengusaha untuk melunasinya;

 

 

 

d.

apabila benar dan sesuai, mencatat nomor dan tanggal SSBC pada CK-14 lembar ke-1 s/d ke-5;

 

 

4.3.

Menyerahkan kembali CK-14 lembar ke-1, ke-3, ke-4, dan ke-5 yang telah ditandatangani kepada Pengusaha.

 

 

4.4.

Menatausahakan dan membukukan penerimaan cukai.

 

 

4.5.

Dalam hal ada keraguan atas kebenaran dokumen pembayaran, Bendaharawan Penerima Bea dan Cukai dapat meminta konfirmasi kepada Bank Persepsi, Kantor Pos Indonesia, dan KPKN.

 

 

 

 

 

II.

Tata cara pembayaran dan penyetoran cukai minuman mengandung etil alkohol.

Untuk keperluan pembayaran cukai atas pengeluaran minuman mengandung etil alkohol dari Pabrik, Pengusaha Pabrik disamping menggunakan formulir Pemberitahuan Pengeluaran CK-14 juga disertai formulir Daftar Perincian Minuman Mengandung Etil Alkohol.

 

1.

Bagi Pengusaha Pabrik.

 

 

1.1.

Mengisi dan menandatangani :

 

 

 

a.

formulir CK-14 dalam rangkap 6 (enam), dengan ketentuan lembar ke-5 dan ke-6 dapat berupa fotocopy dari lembar ke-1;

 

 

 

b.

formulir Daftar Perincian Minuman Mengandung etil Alkohol dalam rangkap 3 (tiga).

 

 

1.2.

Mengisi dan menandatangani formulir SSBC dalam rangkap 4 (empat) berdasarkan Daftar Perincian dan CK-14 tersebut butir 1.1.

 

 

1.3.

Membayar Cukai di Bank Persepsi atau Kantor Pos Indonesia sekota/sewilayah kerja dengan Kantor Inspeksi DJBC tempat pemenuhan kewajiban cukai dengan menggunakan formulir SSBC dalam rangkap 4 (empat).

 

 

1.4.

Menerima kembali :

 

 

 

a.

CK-14 lembar ke-1 s/d ke-5;

 

 

 

b.

Daftar perincian Minuman Mengandung Etil Alkohol lembar ke-1 dan ke-2;

 

 

 

c.

SSBC lembar ke-1 dan ke-3, dari Bank Persepsi atau Kantor Pos Indonesia.

 

 

1.5.

Menyerahkan :

 

 

 

a.

CK-14 lembar ke-1 s/d ke-5;

 

 

 

b.

Daftar Perincian Minuman Mengandung Etil Alkohol lembar ke-1 dan ke-2;

 

 

 

c.

SSBC lembar-1, kepada Bendaharawan Penerima Bea dan Cukai.

 

 

1.6.

Menerima kembali :

 

 

 

a.

CK-14 lembar ke-1, ke-3, ke-4,dan ke-5 yang telah diisi dan ditandatangani oleh Bendaharawan Penerima Bea dan Cukai;

 

 

 

b.

Daftar Perincian Minuman Mengandung Etil Alkohol lembar ke-1, dari Bendaharawan Penerima Bea dan Cukai.

 

 

 

 

2.

Bagi Bank Persepsi atau Kantor Pos Indonesia.

 

 

2.1.

Menerima  :

 

 

 

a.

CK-14 lembar ke-1 s/d ke-6;

 

 

 

b.

Daftar Perincian Minuman Mengandung Etil Alkohol lembar ke-1 s/d ke-3;

 

 

 

c.

SSBC lembar ke-1 s/d ke-4, yang telah diisi dan ditandatangani oleh Pengusaha Pabrik.

 

 

2.2.

Meneliti Kebenaran :

 

 

 

a.

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);

 

 

 

b.

jenis penerimaan (cukai dan/atau denda administrasi);

 

 

 

c.

perhitungan jumlah cukai;

 

 

 

d.

jumlah uang yang dibayar sesuai dengan yang tercantum dalam CK-14, Daftar Perincian Minuman Mengandung Etil Alkohol, dan SSBC;

 

 

 

e.

mencocokan SSBC dengan CK-14 dan Daftar Perincian Minuman Mengandung Etil Alkohol.

 

 

2.3.

Apabila SSBC tidak diisi secara lengkap dan benar atau tidak sesuai dengan yang tercantum dalam CK-14 dan/atau Daftar Perincian Minuman Mengandung Etil Alkohol, maka seluruh dokumen yang telah diajukan tersebut dikembalikan untuk diperbaiki.

 

 

2.4.

Apabila SSBC telah diisi secara lengkap dan benar, membubuhkan pada SSBC :

 

 

 

a.

tanggal dan nomor SSBC serta kode KPKN;

 

 

 

b.

tanda terima pembayaran, yaitu tanggal penerimaan uang/tanggal kliring jika pembayarannya dengan uang giral.

 

 

 

c.

nama dan tanda tangan petugas penerima pembayaran;

 

 

 

d.

cap Bank atau Kantor Pos Indonesia yang bersangkutan.

 

 

2.5.

Membubuhkan cap tanggal pelunasan dan nomor serta tanda tangan petugas penerima pembayaran pada Daftar Perincian Minuman Mengandung Etil Alkohol.

 

 

2.6.

Menyerahkan kembali :

 

 

 

a.

CK-14 lembar ke-1 s/d ke-5;

 

 

 

b.

Daftar Perincian Minuman Mengandung Etil Alkohol lembar ke-1 dan ke-2;

 

 

 

c.

SSBC lembar ke-1 dan ke-3, kepada Pengusaha Pabrik.

 

 

2.7.

Mengirimkan SSBC lembar ke-2 ke KPKN.

 

 

2.8.

Bank Persepsi atau Kantor Pos Indonesia diwajibkan menjawab permintaan konfirmasi mengenai suatu pembayaran atau penyetoran apabila ada permintaan dari Kantor Inspeksi DJBC.

 

 

 

 

3.

Bagi Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara (KPKN).

 

 

3.1.

Menerima dan menatausahakan SSBC lembar ke-2 yang diterima dari Bank Persepsi atau Kantor Pos Indonesia.

 

 

3.2.

Meneruskan SSBC lembar ke-2 ke Kantor Inspeksi DJBC.

 

 

3.3.

KPKN diwajibkan menjawab permintaan konfirmasi mengenai suatu pembayaran atau penyetoran apabila ada permintaan dari Kantor Inspeksi DJBC.

 

 

 

 

4.

Bagi Kantor Inspeksi DJBC.

Bendaharawan Penerima Bea dan Cukai :

 

 

4.1.

Menerima :

 

 

 

a.

CK-14 lembar ke-1 s/d ke-5;

 

 

 

b.

Daftar Perincian Minuman Mengandung Etil Alkohol lembar ke-1 dan ke-2;

 

 

 

c.

SSBC lembar ke-1, dari Pengusaha Pabrik.

 

 

4.2.

Meneliti Kebenaran :

 

 

 

a.

pengisian dokumen tersebut pada butir 4.1.;

 

 

 

b.

perhitungan jumlah cukai yang tercantum pada CK-14 dan Daftar Perincian Minuman Mengandung Etil Alkohol serta mencocokan dengan jumlah cukai yang tercantum pada SSBC;

 

 

 

c.

apabila tidak sesuai, Bendaharawan Penerima Bea dan Cukai mengembalikan dokumen tersebut kepada Pengusaha untuk diperbaiki atau dalam hal terdapat kekurangan pembayaran cukai, memberitahukan kepada Pengusaha untuk melunasinya;

 

 

 

d.

apabila benar dan sesuai, mencatat nomor dan tanggal SSBC pada CK-14 lembar ke-1 s/d ke-5;

 

 

4.3.

Menerima SSBC lembar ke-2 dari KPKN.

 

 

4.4.

Menatausahakan dan membukukan penerimaan cukai.

 

 

4.5.

Dalam hal ada keraguan atas kebenaran dokumen pembayaran, Bendaharawan Penerima Bea dan Cukai dapat meminta konfirmasi kepada Bank Persepsi, Kantor Pos Indonesia, dan KPKN.

 

III.

Tata  Cara pembayaran dan penyetoran Cukai hasil tembakau.

 

A.

Untuk Pemesanan Pita Cukai Secara Tunai.

 

 

1.

Bagi Pengusaha Pabrik Hasil Tembakau.

 

 

 

1.1.

Mengisi dan Menandatangani :

 

 

 

 

a.

formulir CK-1 rangkap 7 (tujuh), dengan ketentuan lembar ke-4 s/d ke-7 dapat berupa fotocopy dari lembar ke-1;

 

 

 

 

b.

formulir SSBC rangkap 4 (empat);

 

 

 

 

c.

formulir SSP rangkap 5 (lima).

 

 

 

1.2.

Membayar cukai dan PPN hasil tembaku di Bank Persepsi atau Kantor Pos Indonesia sekota/sewilayah kerja dengan Kantor Inspeksi DJBC tempat pemenuhan kewajiban cukai dengan menggunakan formulir SSBC dalam rangkap 4 (empat) dan formulir SSP dalam rangkap 5 (lima).

 

 

 

1.3.

Menerima kembali :

 

 

 

 

a.

CK-1 lembar ke-1 s/d ke-6;

 

 

 

 

b.

SSBC lembar ke-1 dan ke-3;

 

 

 

 

c.

SSP lembar ke-1, ke-3, dan ke-5, dari Bank Persepsi atau Kantor Pos Indonesia.

 

 

 

1.4.

Menyerahkan :

 

 

 

 

a.

CK-1 lembar ke-1 s/d ke-6;

 

 

 

 

b.

SSBC lembar ke-1 dan SSP lembar ke-5, kepada Bendaharawan Penerima Bea dan Cukai.

 

 

 

1.5.

Menyerahkan SSP lembar ke-3 ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP).

 

 

 

 

 

 

2.

Bagi Bank Persepsi atau Kantor Pos Indonesia.

 

 

 

2.1.

Menerima :

 

 

 

 

a.

CK-1 lembar ke-1 s/d ke-7;

 

 

 

 

b.

SSBC lembar ke-1 s/d ke-4;

 

 

 

 

c.

SSP lembar ke-1 s/d ke-5, yang telah diisi dan ditandatangani oleh Pengusaha hasil tembakau.

 

 

 

2.2.

Meneliti kebenaran :

 

 

 

 

a.

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);

 

 

 

 

b.

jenis penerimaan (cukai dan PPN hasil tembakau).

 

 

 

 

c.

perhitungan jumlah cukai dan PPN;

 

 

 

 

d.

Jumlah uang yang dibayarkan sesuai CK-1, SSBC dan SSP;

 

 

 

 

e.

mencocokan SSBC dan SSP dengan CK-1.

 

 

 

2.3.

Apabila SSBC dan SSP tidak diisi secara lengkap dan benar atau tidak sesuai dengan yang tercantum dalam CK-1, maka seluruh dokumen yang telah diajukan tersebut dikembalikan untuk diperbaiki.

 

 

 

2.4.

Apabila telah diisi secara lengkap dan benar, Bank Persepsi atau Kantor Pos Indonesia membubuhkan pada SSBC dan SSP :

 

 

 

 

a.

tanggal dan nomor SSBC dan SSP serta kode KPKN;

 

 

 

 

b.

tanda terima pembayaran, yaitu tanggal penerimaan uang/tanggal kliring jika pembayarannya dengan uang giral;

 

 

 

 

c.

nama dan tanda tangan petugas penerima pembayaran;

 

 

 

 

d.

cap Bank atau Kantor Pos Indonesia yang bersangkutan.

 

 

 

2.5.

Menyerahkan kembali :

 

 

 

 

a.

CK-1 lembar ke-1 s/d ke-6;

 

 

 

 

b.

SSBC lembar ke-1 dan ke-3;

 

 

 

 

c.

SSP lembar ke-1, ke-3 dan ke-5, kepada Pengusaha hasil tembakau.

 

 

 

2.6.

Mengirimkan SSBC lembar ke-2 dan SSP lembar ke-2 kepada KPKN.

 

 

 

2.7.

Bank Persepsi atau Kantor Pos Indonesia diwajibkan menjawab permintaan konfirmasi mengenai suatu pembayaran atau penyetoran apabila ada permintaan dari Kantor Inspeksi DJBC.

 

 

 

 

 

 

3.

Bagi Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara (KPKN).

 

 

 

3.1.

Menerima dan menatausahakan SSBC lembar ke-2 dan SSP lembar ke-2 dari Bank Persepsi atau Kantor Pos Indonesia.

 

 

 

3.2.

Meneruskan SSBC lembar ke-2 ke Kantor Inspeksi DJBC.

 

 

 

3.3.

KPKN diwajibkan menjawab permintaan konfirmasi mengenai suatu pembayaran atau penyetoran apabila ada permintaan dari Kantor Inspeksi DJBC.

 

 

 

 

 

 

4.

Bagi Kantor Inspeksi DJBC.

Bendaharawan Penerima Bea dan Cukai :

 

 

 

4.1.

Menerima :

 

 

 

 

a.

CK-1 lembar ke-1 s/d ke-6;

 

 

 

 

b.

SSBC lembar ke-1;

 

 

 

 

c.

SSP lembar ke-1 dan ke-5, dari Pengusaha Pabrik.

 

 

 

4.2.

Meneliti kebenaran :

 

 

 

 

a.

pengisian dokumen tersebut pada butir 4.1.;

 

 

 

 

b.

perhitungan jumlah cukai dan PPN hasil tembakau yang tercantum pada CK-1, dan mencocokan dengan jumlah yang tercantum pada SSBC dan SSP;

 

 

 

 

c.

apabila tidak sesuai, mengembalikan dokumen tersebut kepada Pengusaha untuk diperbaiki atau dalam hal terdapat kekurangan pembayaran cukai, memberitahukan kepada Pengusaha untuk melunasinya,

 

 

 

 

d.

apabila sesuai, mencatat nomor dan tanggal SSBC pada CK-1.

 

 

 

4.3.

Menatausahakan dan membukukan penerimaan cukai dan PPN hasil tembakau.

 

 

 

4.4.

Menerima SSBC lembar ke-2 dari KPKN.

 

 

 

4.5.

Dalam hal ada keraguan atas kebenaran dokumen pembayaran, Bendaharawan Penerima Bea dan Cukai dapat meminta konfirmasi kepada Bank Persepsi, Kantor Pos Indonesia, dan KPKN.

 

 

 

 

B.

Untuk Pemesanan Pita Cukai Secara Kredit.

 

 

1.

Bagi Pengusaha Pabrik Hasil Tembakau.

 

 

 

1.1.

Mengisi dan menandatangani :

 

 

 

 

a.

formulir SSBC rangkap 4 (empat);

 

 

 

 

b.

formulir SSP rangkap 5 (lima);

 

 

 

1.2.

Membayar cukai dan PPN hasil tembakau di Bank Persepsi atau Kantor Pos Indonesia sekota/sewilayah kerja dengan Kantor Inspeksi DJBC tempat pemenuhan kewajiban cukai dengan menggunakan formulir SSBC dalam rangkap 4 (empat) dan formulir SSP dalam rangkap 5 (lima) dengan dilampiri fotocopy CK-1 lembar ke-3.

 

 

 

1.3.

Menerima kembali :

 

 

 

 

a.

SSBC lembar ke-1 dan ke-3;

 

 

 

 

b.

SSP lembar ke-1, ke-3, dan ke-5, dari Bank Persepsi atau Kantor Pos Indonesia.

 

 

 

1.4.

Menyerahkan SSBC lembar ke-1 dan SSP lembar ke-5 kepada Bendaharawan Penerima Bea dan Cukai.

 

 

 

1.5.

Menyerahkan SSP lembar ke-3 ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP).

 

 

 

 

 

 

2.

Bagi Bank Persepsi atau Kantor Pos Indonesia.

 

 

 

2.1.

Menerima :

 

 

 

 

a.

SSBC lembar ke-1 s/d ke-4;

 

 

 

 

b.

SSP lembar ke-1 s/d ke-5;

 

 

 

 

c.

fotocopy CK-1, yang telah diisi dan ditandatangani oleh Pengusaha hasil      Tembakau.

 

 

 

2.2.

Meneliti kebenaran :

 

 

 

 

a.

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP);

 

 

 

 

b.

jenis penerimaan (cukai dan PPN hasil tembakau);

 

 

 

 

c.

perhitungan jumlah cukai dan PPN;

 

 

 

 

d.

jumlah uang yang dibayarkan sesuai CK-1, SSBC dan SSP.

 

 

 

 

e.

mencocokan SSBC dan SSP dengan CK-1.

 

 

 

2.3.

Apabila SSBC dan SSP tidak diisi secara lengkap dan benar atau sesuai dengan yang tercantum dalam CK-1, maka seluruh dokumen yang telah diajukan tersebut dikembalikan untuk diperbaiki.

 

 

 

2.4.

Apabila telah diisi secara lengkap dan benar, Bank Persepsi atau Kantor Pos Indonesia membubuhkan pada SSBC dan SSP :

 

 

 

 

a.

tanggal dan nomor SSBC dan SSP serta kode KPKN;

 

 

 

 

b.

tanda terima pembayaran, yaitu tanggal penerimaan uang/tanggal kliring jika pembayarannya dengan uang giral;

 

 

 

 

c.

nama dan tanda tangan petugas penerima pembayaran;

 

 

 

 

d.

cap Bank atau Kantor Pos Indonesia yang bersangkutan.

 

 

 

2.5.

Menyerahkan kembali :

 

 

 

 

a.

SSBC lembar ke-1 dan ke-3;

 

 

 

 

b.

SSP lembar ke-1, ke-3 dan ke-5, kepada Pengusaha hasil tembakau.

 

 

 

2.6.

Mengirimkan SSBC lembar ke-2 dan SSP lembar ke-2 kepada KPKN.

 

 

 

2.7.

Bank Persepsi atau Kntor Pos Indonesia diwajibkan menjawab permintaan konfirmasi mengenai suatu pembayaran atau penyetoran apabila ada permintaan dari Kantor Inspeksi DJBC.

 

 

 

 

 

 

3.

Bagi Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara (KPKN).

 

 

 

3.1.

Menerima dan menatausahakan SSBC lembar ke-2 dan SSP lembar ke-2 dari Bank Persepsi atau Kantor Pos Indonesia.

 

 

 

3.2.

Meneruskan SSBC lembar ke-2 ke Kantor Inspeksi DJBC.

 

 

 

3.3.

KPKN diwajibkan menjawab permintaan konfirmasi mengenai suatu pembayaran atau penyetoran apabila ada permintaan dari Kantor Inspeksi DJBC.

 

 

 

 

 

 

4.

Bagi Kantor Inspeksi DJBC.

Bendaharawan Penerima Bea dan Cukai :

 

 

 

4.1.

Menerima :

 

 

 

 

a.

SSBC lembar ke-1;

 

 

 

 

b.

SSP lembar ke-1 dan ke-5; dari Pengusaha Pabrik.

 

 

 

4.2.

Meneliti kebenaran :

 

 

 

 

a.

pengisian dokumen tersebut pada butir 4.1.

 

 

 

 

b.

perhitungan jumlah cukai dan PPN hasil tembakau yang tercantum pada CK-1, dan mencocokan dengan jumlah yang tercantum pada SSBC dan SSP;

 

 

 

 

c.

mencocokan SSBC dengan utang cukai yang tercatat pada Buku Rekening Kredit;

 

 

 

 

d.

apabila tidak sesuai, mengembalikan dokumen tersebut kepada Pengusaha untuk diperbaiki atau dalam hal terdapat kekurangan pembayaran cukai, memberitahukan kepada Pengusaha untuk melunasinya.

 

 

 

 

e.

apabila sesuai, mencatat nomor dan tanggal SSBC pada Buku Rekening Kredit.

 

 

 

4.3.

Menatausahakan dan membukukan penerimaan cukai dan PPN hasil tembakau.

 

 

 

4.4.

Menerima SSBC lembar ke-2 dari KPKN.

 

 

 

4.5.

Dalam hal ada keraguan atas kebenaran dokumen pembayaran, Bendaharawan Penerima Bea dan Cukai dapat meminta konfirmasi kepada Bank Persepsi, Kantor Pos Indonesia, dan KPKN.

 

IV.

Tata cara pembayaran dan penyetoran Denda Administrasi.

 

1.

Bagi Pengusaha Barang Kena Cukai atau orang yang dikenakan denda administrasi :

 

 

1.1.

Mengisi dan menandatangani SSBC dalam rangkap 4 (empat) berdasarkan Surat Pemberitahuan Pengenaan Sanksi Administrasi (SPPSA) atau Surat Tagihan Cukai (STCK-1) yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Inspeksi DJBC.

 

 

1.2.

Menyerahkan SSBC, SPPSA atau STCK-1 dan uang untuk membayar denda administrasi kepada Bank Persepsi atau Kantor Pos Indonesia.

 

 

1.3.

Menerima kembali :

 

 

 

a.

SSBC lembar ke-1 dan ke-3;

 

 

 

b.

SPPSA atau STCK-1, dari Bank Persepsi atau Kantor Pos Indonesia.

 

 

1.4.

Menyerahkan SSBC lembar ke-1 kepada Bendaharawan Penerima Bea dan Cukai.

 

 

 

 

2.

Bagi Bank Persepsi atau Kantor Pos Indonesia.

 

 

2.1.

Menerima :

 

 

 

a.

SSBC lembar ke-1 s/d ke-4;

 

 

 

b.

SPPSA atau STCK-1.

 

 

2.2.

Meneliti kebenaran :

 

 

 

a.

pengisian SSBC;

 

 

 

b.

jumlah uang yang dibayar, dengan SPPSA atau STCK-1.

 

 

2.3.

Apabila tidak benar atau tidak sesuai, Bank Persepsi atau Kantor Pos Indonesia mengembalikan seluruh dokumen tersebut kepada Pengusaha untuk diperbaiki.

 

 

2.4.

Membubuhkan pada SSBC :

 

 

 

a.

tanggal dan nomor SSBC serta kode KPKN;

 

 

 

b.

tanda terima pembayaran, yaitu tanggal penerimaan uang/tanggal kliring jika pembayarannya dengan uang giral;

 

 

 

c.

nama dan tanda tangan petugas penerima pembayaran;

 

 

 

d.

cap Bank atau Kantor Pos Indonesia yang bersangkutan.

 

 

2.5.

Menyerahkan kembali :

 

 

 

a.

SSBC lembar ke-1 dan ke-3;

 

 

 

b.

SPPSA atau STCK-1, kepada Pengusaha.

 

 

2.6.

Mengirimkan SSBC lembar ke-2 ke KPKN.

 

 

2.7.

Bank Persepsi atau Kantor Pos Indonesia diwajibkan menjawab permintaan konfirmasi mengenai suatu pembayaran atau penyetoran apabila ada permintaan dari Kantor Inspeksi DJBC.

 

 

 

 

3.

Bagi Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara (KPKN).

 

 

3.1.

Menerima dan menatausahakan SSBC lembar ke-2 dari Bank Persepsi atau Kantor Pos Indonesia.

 

 

3.2.

Meneruskan SSBC lembar ke-2 ke Kantor Inspeksi DJBC.

 

 

3.3.

KPKN diwajibkan menjawab permintaan konfirmasi mengenai suatu pembayaran atau penyetoran apabila ada permintaan dari Kantor Inspeksi DJBC.

 

 

 

 

4.

Bagi Kantor Inspeksi DJBC.

Bendaharawan Penerima Bea dan Cukai :

 

 

4.1.

Menerima SSBC lembar ke-1 dari Pengusaha atau orang yang bersangkutan.

 

 

4.2.

Menerima SSBC lembar ke-2 dari KPKN.

 

 

4.3.

Meneliti kebenaran :

 

 

 

a.

pengisian dan mencocokan antara dokumen tersebut pada butir 4.1. dan 4.2.

 

 

 

b.

jumlah denda adminstrasi yang tercantum pada SSBC, SPPSA atau STCK-1.

 

 

4.4.

Dalam hal ada keraguan atas kebenaran dokumen pembayaran, Bendaharawan Penerima Bea dan Cukai dapat meminta konfirmasi kepada Bank Persepsi, Kantor Pos Indonesia, dan KPKN.