Lampiran Keputusan Direktur Jenderal
Pajak |
||
Nomor |
: |
KEP-45/PJ.6/1996 |
Tanggal |
: |
22 Juli 1996 |
PETUNJUK
TEKNIS TATA CARA
PELAKSANAAN PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
DAN PENETAPAN BESARNYA PENGHAPUSAN
I. |
UMUM |
||||||||
|
1. |
Tata
usaha piutang Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) seharusnya menggambarkan jumlah piutang
pajak yang menjadi hak negara yang mungkin dapat ditagih kepada Wajib Pajak.
Oleh karena itu piutang pajak yang sudah tidak dapat atau tidak mungkin
ditagih lagi harus dihapuskan dari tata usaha piutang PBB agar diperoleh data
besarnya piutang PBB yang benar dan dapat ditagih atau dicairkan secara
efektif. |
|||||||
|
2. |
Undang-undang
Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan sebagaimana telah diubah
dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1994 tidak mengatur ketentuan tentang
penghapusan piutang PBB, tetapi berdasarkan Pasal 23 Undang-undang tersebut
dapat diberlakukan ketentuan dalam Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan
Undang-undang Nomor 9 Tahun 1994. Tata
cara pelaksanaan penghapusan piutang pajak dan penetapan besarnya penghapusan
berdasarkan Pasal 24 Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor
9 Tahun 1994 ditetapkan oleh Menteri Keuangan. |
|||||||
|
3. |
Dalam
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 335/KMK.04/1996 tanggal 13 Mei 1996 telah
ditetapkan Tata Cara Penghapusan Piutang Pajak dan Penetapan Besarnya Penghapusan,
yang merupakan acuan dalam penyusunan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk
teknis tata cara penghapusan piutang PBB dan penetapan besarnya penghapusan. |
|||||||
|
4. |
Piutang
PBB yang dapat dihapuskan adalah piutang PBB yang tercantum dalam Surat
Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT), Surat Ketetapan Pajak (SKP), dan Surat
Tagihan Pajak (STP) yang tidak dapat atau tidak mungkin ditagih lagi,
disebabkan karena Wajib Pajak meninggal dunia dengan tidak meninggalkan harta
warisan dan tidak mempunyai ahli waris, ahli waris tidak dapat ditemukan,
tidak mempunyai harta kekayaan lagi, atau karena hak untuk melakukan
penagihan sudah daluwarsa atau karena sebab lain. |
|||||||
|
5. |
Keputusan
untuk menghapuskan piutang PBB merupakan wewenang Menteri Keuangan atas usul
dari Direktur Jenderal Pajak. Oleh karena itu Kepala Kantor Pelayanan PBB dan
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak perlu melakukan penelitian
administrasi dan/atau penelitian setempat, serta menyelenggarakan
penatausahaan yang berkaitan dengan penghapusan piutang PBB secara tertib dan
benar sesuai dengan Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Tata Cara
Penghapusan Piutang PBB dan Penetapan Besarnya Penghapusan. |
|||||||
II. |
TATA
CARA PELAKSANAAN PENGHAPUSAN PIUTANG PBB DAN PENETAPAN BESARNYA PENGHAPUSAN. |
||||||||
|
Yang
dimaksud dengan Piutang PBB adalah jumlah yang masih harus ditagih sebagaimana
tercantum dalam SPPT/SKP/STP yang meliputi pokok pajak dan/atau denda
administrasi. |
||||||||
|
1. |
Piutang
PBB dapat dihapuskan apabila dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut : |
|||||||
|
|
a. |
Piutang
PBB tersebut tercantum dalam SPPT, SKP atau STP. Hal ini
dimaksudkan untuk menjamin bahwa piutang PBB tersebut benar-benar telah
ditatausahakan sebagai piutang pajak berdasarkan peraturan yang ada. |
||||||
|
|
b. |
Piutang
PBB tersebut tidak dapat atau tidak mungkin ditagih lagi disebabkan karena : |
||||||
|
|
|
b.1. |
Wajib
Pajak meninggal dunia dengan tidak meninggalkan harta warisan dan tidak
mempunyai ahli waris atau ahli waris tidak dapat ditemukan: |
|||||
|
|
|
|
b.1.1. |
Dalam
hal Wajib Pajak meninggal dunia dengan tidak meninggalkan harta warisan dan
tidak mempunyai ahli waris, maka diperlukan dokumen-dokumen untuk mendukung
alasan penghapusan piutang PBB tersebut, berupa: |
||||
|
- |
Surat keterangan
meninggal dunia dari pejabat daerah setempat (minimal Kepala Desa/Lurah) atau
rumah sakit (jika Wajib Pajak meninggal di rumah sakit); |
|||||||
- |
Surat
keterangan dari pejabat daerah setempat yang menyatakan bahwa Wajib Pajak tidak
mempunyai ahli waris dan tidak meninggalkan harta warisan. |
||||||||
b.1.2. |
Dalam
hal Wajib Pajak meninggal dunia dengan tidak meninggalkan harta warisan dan
ahli waris tidak dapat ditemukan, maka dalam hal ini diperlukan dokumen-dokumen
untuk mendukung alasan penghapusan piutang PBB, berupa: |
||||||||
|
|
|
|
|
- |
Surat
keterangan meninggal dunia dari pejabat daerah setempat (minimal Kepala
Desa/Lurah) atau rumah sakit (jika Wajib Pajak meninggal di rumah sakit); |
|||
- |
Surat
keterangan dari pejabat daerah setempat yang menyatakan bahwa Wajib Pajak
tidak meninggalkan harta warisan karena telah dibagi kepada ahli waris; |
||||||||
- |
Laporan
Hasil Penelitian Setempat dari Petugas yang menyatakan ahli waris tidak ditemukan. |
||||||||
|
|
|
b.2. |
Wajib
Pajak tidak mempunyai harta kekayaan lagi. Dalam hal Wajib Pajak tidak
mempunyai harta kekayaan lagi yang dapat dijadikan obyek sita, misalnya:
Penggarap tanah kehutanan atau tanah negara, penyewa/ pengontrak rumah, maka
untuk pembuktiannya diperlukan dokumen-dokumen yang mendukung alasan
penghapusan piutang PBB, berupa: Surat keterangan tidak mempunyai harta
kekayaan lagi dari instansi terkait antara lain: |
|||||
|
|
|
|
- |
dari
Kepala Desa/Lurah untuk penyewa atau pengontrak rumah tinggal. |
||||
- |
dari
Dinas Kehutanan untuk penggarap tanah kehutanan. |
||||||||
|
|
|
b.3. |
Hak unuk
melakukan penagihan sudah daluwarsa Piutang PBB yang tercantum dalam SPPT,
SKP atau STP juga dapat dihapuskan apablila hak iuntuk melakukan penagihan
sudah daluwarsa, sesuai dengan ketentuan Pasal 22 Undang-undang Nomor 6 Tahun
1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah
dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1994. |
|||||
|
|
|
b.4. |
Sebab
lain Piutang PBB yang tercantum dalam SPPT, SKP atau STP dapat dihapuskan oleh
karena sebab lain, misalnya karena Wajib Pajak tidak dapat ditemukan, akibat
bencana alam, atau administrasi tidak dapat dipertanggungjawabkan/ditelusuri
lagi dan sebagainya. |
|||||
|
2. |
Besarnya
penghapusan piutang PBB. |
|||||||
|
|
Besarnya
piutang PBB yang dapat dihapuskan adalah sebesar sisa piutang PBB yang tercantum
dalam SPPT/SKP/STP yang meliputi pokok pajak dan/atau denda administrasi yang
belum dilunasi oleh Wajib Pajak dan memenuhi syarat-syarat untuk dihapuskan. |
|||||||
III. |
PETUNJUK
PENYUSUNAN DAFTAR USULAN PENGHAPUSAN PIUTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN |
||||||||
|
1. |
Daftar
Piutang PBB yang diperkirakan tidak dapat atau tidak mungkin ditagih lagi. |
|||||||
|
|
a. |
Penyusunan
Daftar Piutang PBB yang diperkirakan tidak dapat atau tidak mungkin ditagih
lagi, bersumber dari : |
||||||
|
|
|
- |
Daftar
Wajib Pajak yang belum membayar PBB yang tercantum dalam DHPP/Buku
Induk/Daftar Himpunan Ketetapan dan Pembayaran PBB (DHKP); |
|||||
- |
Daftar
piutang PBB hasil keluaran komputer; |
||||||||
|
|
b. |
Setiap
akhir bulan dibuat daftar piutang PBB yang diperkirakan tidak dapat atau
tidak mungkin ditagih lagi (KP.PBB.5.55) yang bersumber dari DHPP/Buku Induk/DHKP
dan daftar piutang hasil keluaran komputer; |
||||||
|
|
c. |
Kasi
Penerimaan dan Penagihan/Kasi Penerimaan Penagihan dan Keberatan mengajukan
daftar piutang PBB yang diperkirakan tidak dapat atau tidak mungkin ditagih lagi
(KP.PBB.5.55) untuk diadakan penelitian setempat dan penelitian administrasi
berdasarkan Pasal 2 ayat (1) dan ayat (2), kepada Kepala KP.PBB untuk
mendapat persetujuannya sedangkan yang berdasarkan Pasal 2 ayat (3)
diteruskan ke Kanwil yang bersangkutan untuk mendapat persetujuan; |
||||||
|
|
d. |
Kepala
KP.PBB memberikan disposisi dan mengembalikan kepada Kasi Penerimaan dan
Penagihan/Kasi Penerimaan Penagihan dan Keberatan untuk dilaksanakan. |
||||||
|
2. |
Penelitian
Setempat |
|||||||
|
|
a. |
Penelitian
setempat adalah penelitian yang dilakukan di tempat Wajib Pajak dan/atau
Obyek Pajak sehubungan dengan piutang PBB yang tidak dapat atau tidak mungkin
ditagih lagi disebabkan karena: |
||||||
|
|
|
1. |
Wajib Pajak
meninggal dunia dengan tidak meninggalkan harta warisan dan tidak mempunyai
ahli waris atau ahli waris tidak ditemukan; |
|||||
2. |
Wajib
Pajak tidak mempunyai harta kekayaan lagi: |
||||||||
3. |
Sebab
lain. |
||||||||
|
|
b. |
Kepala KP.PBB
dapat menunjuk Juru Sita Pajak Negara atau Petugas Peneliti untuk melakukan
penelitian setempat per Wajib Pajak atau kolektif per desa/kelurahan, per
sektor dan per Tahun Pajak dengan mengeluarkan Surat Perintah Penelitian
Setempat (KP.PBB.5.56). |
||||||
|
|
c. |
Juru
Sita Pajak Negara atau Petugas Peneliti membuat Laporan Hasil Penelitian
Setempat (KP.PBB.5.57) per Wajib Pajak atau kolektif per desa/kelurahan, per
sektor dan per Tahun Pajak yang menggambarkan keadaan Wajib Pajak dan Obyek Pajak
bersangkutan dengan melampirkan dokumen-dokumen pendukung dari
instansi/pejabat berwenang yang akan digunakan sebagai dasar untuk menentukan
besarnya piutang PBB yang tidak dapat atau tidak mungkin ditagih lagi |
||||||
|
|
d. |
Laporan
Hasil Penelitian Setempat dibuat rangkap dua oleh Juru Sita Pajak
Negara/Petugas Peneliti dan disampaikan kepada Kasubsi Tata Usaha Piutang
Pajak/Kasubsi Tata Usaha Piutang Pajak dan Penagihan untuk diteliti dan
diparaf kemudian diteruskan kepada Kasi Penerimaan dan Penagihan/ Kasi
Penerimaan Penagihan dan Keberatan untuk ditandatangani, selanjutnya
disampaikan kepada Kepala KP.PBB untuk mendapat persetujuan : |
||||||
|
|
|
- |
Lembar
pertama laporan diteruskan kepada Kasubsi Tata Usaha Piutang Pajak/ Kasubsi Tata
Usaha Piutang Pajak dan Penagihan untuk ditatausahakan; |
|||||
- |
Lembar
kedua arsip Juru Sita Pajak Negara/Petugas Peneliti. |
||||||||
|
3. |
Penelitian
Administrasi |
|||||||
|
|
a. |
Penelitian
administrasi adalah penelitian yang dilakukan di Kantor, baik di KP.PBB
maupun Kantor Pemerintah Daerah, meliputi hal-hal yang mengakibatkan hak
untuk melakukan penagihan sudah daluwarsa sesuai ketentuan Pasal 22
Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 1994. |
||||||
|
|
b. |
Kepala
KP.PBB menunjuk Petugas Peneliti untuk melakukan penelitian administrasi per Wajib
Pajak atau kolektif per desa/kelurahan, per sektor dan per Tahun Pajak. |
||||||
|
|
c. |
Petugas
Peneliti membuat Laporan Hasil Penelitian Administrasi (KP.PBB.5.58) per
Wajib Pajak atau kolektif per desa/kelurahan, per sektor dan per Tahun Pajak yang
menggambarkan secara jelas alasan kedaluwarsaan piutang PBB. |
||||||
|
|
d. |
Laporan
Hasil Penelitian Administrasi setelah disetujui oleh Kepala KP.PBB |
||||||
|
|
|
- |
Lembar pertama
laporan diteruskan kepada Kasubsi Tata Usaha Piutang Pajak Kasubsi Tata Usaha
Piutang Pajak dan Penagihan untuk ditatausahakan; |
|||||
- |
Lembar
kedua arsip Juru Sita Pajak Negara/Petugas Peneliti. |
||||||||
|
4. |
Pembukuan
Laporan Hasil Penelitian Setempat/Hasil Penelitian Administrasi |
|||||||
|
|
a. |
Kasubsi
Tata Usaha Piutang Pajak/Kasubsi Tata Usaha Piutang Pajak dan Penagihan
menatausahakan Laporan Hasil Penelitian Setempat atau Laporan Hasil Penelitian
Administrasi dalam Buku Register Usulan Penghapusan Piutang PBB (KP.PBB 5.59) |
||||||
|
|
b. |
Buku
Register Usulan Penghapusan Piutang PBB diisi setiap kali ada laporan Hasil
Penelitian Setempat atau Laporan Hasil Penelitian Administrasi yang diterima
dari kepala KP.PBB dan ditutup setiap akhir bulan. |
||||||
|
|
c. |
Setiap
bulan Kepala KP.PBB mengirim kutipan Buku Register Usulan Penghapusan Piutang
PBB tersebut ke Kakanwil atasannya dan apabila perlu dapat melakukan penelitian
ulang sekiranya data yang diterima meragukan. |
||||||
|
5. |
Daftar
Usulan Penghapusan Piutang PBB. |
|||||||
|
|
a. |
Setiap
akhir tahun takwim, Kasubsi Tata Usaha Piutang Pajak/Kasubsi Tata Usaha Piutang
Pajak dan Penagihan menyusun Daftar Usulan Penghapusan Piutang PBB
(KP.PBB.5.60) dalam rangkap 6 (enam) : |
||||||
|
|
|
- |
Lembar
1 dan 2 berlogo (Lampiran II Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia). |
|||||
- |
Lembar 3,
4, 5 dan 6 tidak berlogo (Daftar Usulan Penghapusan Piutang PBB). |
||||||||
|
|
b. |
Daftar
Usulan Penghapusan Piutang PBB untuk sektor Perkebunan, Perhutanan dan
Pertambangan dibuat per Wajib Pajak, sedangkan untuk sektor Pedesaan dan Perkotaan
disesuaikan sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 ayat (5) dan ayat (6). |
||||||
|
|
c. |
Kasi
Penerimaan dan Penagihan/Kasi Penerimaan Penagihan dan Keberatan meneliti
kebenaran Daftar Usulan Penghapusan Piutang PBB dan diteruskan kepada Kepala KP
PBB untuk mendapatkan persetujuan. |
||||||
|
|
d. |
Daftar
Usulan Penghapusan Piutang PBB yang telah disetujui oleh Kepala KP.PBB
dikirimkan kepadal Kakanwil atasannya selambat-lambatnya tanggal 10 Januari
tahun berikutnya. |
||||||
|
|
e. |
Apabila
perlu, Kakanwil dapat melakukan penelitian ulang terhadap piutang PBB yang
masih diragukan kebenarannya untuk dihapuskan. Berdasarkan hasil penelitian
tersebut, Kakanwil memberitahukan kepada Kepala KP.PBB yang bersangkutan
untuk membuat atau melakukan penyesuaian dan membuat Daftar Usulan
Penghapusan Piutang PBB yang sudah diperbaharui dalam rangkap 6 (enam): |
||||||
|
|
|
- |
Lembar
1, 2, 3 dan 4 untuk Kantor Pusat. |
|||||
- |
Lembar
5 untuk arsip Kanwil. |
||||||||
|
|
|
|
Lembar 6
untuk arsip KP.PBB. |
|||||
|
|
|
Apabila
Kakanwil telah menyetujui mengenai kebenaran Daftar Usulan Penghapusan
Piutang PBB tersebut, maka Kakanwil membubuhkan tandatangannya pada lembar
yang tidak berlogo (lembar 3 sampai lembar 6). |
||||||
|
|
g. |
Kakanwil
melakukan penelitian paling lambat dalam waktu satu bulan sejak diterimanya
Daftar Usulan Penghapusan Piutang PBB. |
||||||
|
|
h. |
Kakanwil
setelah memberikan persetujuan terhadap Daftar Usulan Penghapusan Piutang PBB
(KP.PBB.5.60) kemudian membuat Lampiran I Keputusan Menteri Keuangan RI
tentang Daftar Rekapitulasi Piutang PBB (KP.PBB.5.61) dalam rangkap 5 (lima)
berlogo. KP.PBB.5.60 lembar 1 sampai dengan lembar 4 dan KP.PBB.5.61 lembar 1
sampai dengan lembar 4 diteruskan kepada Direktur Jenderal Pajak u.p.
Direktur Pemeriksaan Pajak. |
||||||
|
6. |
Pembuatan
Konsep Surat Keputusan Menteri Keuangan tentang Penghapusan Piutang PBB. |
|||||||
|
|
a. |
Subdit
Penagihan pada Direktorat Pemeriksaan Pajak menatausahakan Daftar Usulan Penghapusan
Piutang PBB yang diterima dari Kanwil dalam Buku Register Usulan Penghapusan
Piutang PBB. |
||||||
|
|
b. |
Paling
lambat satu bulan sejak diterimanya Daftar Usulan Penghapusan Piutang PBB
tersebut, harus sudah disampaikan kepada Menteri Keuangan. |
||||||
|
7. |
Penatausahaan
Salinan Keputusan Menteri Keuangan RI tentang Penghapusan Piutang PBB. |
|||||||
|
|
a. |
Pada
Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak. |
||||||
|
|
|
a.1. |
Kantor Pusat
Direktorat Jenderal Pajak menerima Salinan Keputusan Menteri Keuangan tentang
Penghapusan Piutang PBB yang telah diterbitkan oleh Menteri Keuangan. |
|||||
|
|
|
a.2. |
Subdit
Penagihan pada Direktorat Pemeriksaan Pajak dan Subdit Penerimaan dan Penagihan
pada Direktorat PBB mencatat nomor dan tanggal Keputusan Menteri Keuangan
tersebut, serta jumlah Piutang PBB yang dihapuskan ke dalam Buku Register
Usulan Penghapusan Piutang sebagaimana dimaksud pada butir 6.a. |
|||||
|
|
b. |
Pada
Kanwil Direktorat Jenderal Pajak. |
||||||
|
|
|
b.1. |
Kanwil
Direktorat Jenderal Pajak menerima Salinan Keputusan Menteri Keuangan RI
tentang Penghapusan Piutang PBB beserta Lampiran I (KP.PBB 5.61) dan Lampiran
II (KP.PBB 5.60). |
|||||
|
|
|
b.2. |
Kanwil mencatat
nomor dan tanggal Keputusan Menteri Keuangan RI serta jumlah piutang PBB yang
dihapuskan ke dalam Buku Register Usulan Penghapusan Piutang PBB. |
|||||
|
|
c. |
Pada
Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan. |
||||||
|
|
|
c.1. |
Kasi Penerimaan
dan Penagihan/Kasi Penerimaan Penagihan dan Keberatan pada Kantor Pelayanan
PBB mencatat nomor dan tanggal Salinan Keputusan Menteri Keuangan RI
tersebut, serta jumlah piutang PBB yang dihapuskan ke dalam Buku Register
Usulan Penghapusan Piutang PBB (KP.PBB 5.59). |
|||||
|
|
|
c.2. |
Keputusan
sebagaimana dimaksud dalam huruf c.1. dihimpun dan dipakai sebagai dasar
untuk mengurangi pokok ketetapan/sisa pajak terutang dan sumber pengisian laporan
piutang PBB dan BI-PBB, DHPP atau DHKP untuk masing-masing Daerah Tingkat
I/II yang bersangkutan. |
|||||
|
|
|
c.3. |
Untuk
penghapusan karena Wajib Pajak meninggal dunia atau tidak ditemukan maka diadakan
pengecekan kembali untuk menentukan Wajib Pajak yang baru, sedangkan untuk
penghapusan karena Obyek Pajak tidak ditemukan maka datanya harus dihapuskan
dari Basis Data PBB sehingga tidak terbit lagi SPPT untuk tahun mendatang. |
|||||
DIREKTUR JENDERAL PAJAK
FUAD BAWAZIER
NIP. 060041162
DAFTAR
PIUTANG PBB YANG DIPERKIRAKAN TIDAK DAPAT
ATAU TIDAK MUNGKIN DITAGIH LAGI
SEKTOR |
: |
|
KELURAHAN/DESA |
: |
|
KECAMATAN |
: |
|
DATI II |
: |
|
No. |
NAMA DAN
ALAMAT |
NOP |
SPPT/SKP/STP |
TAHUN |
JUMLAH
PAJAK |
JUMLAH
PAJAK |
JUMLAH
SISA |
TINDAKAN |
KETERANGAN |
DISPOSISI
KA |
||
TANGGAL |
NOMOR |
|||||||||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
8 |
9 |
10 |
11 |
12 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
................................................ |
|||||||||||
DEPARTEMEN
KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA |
|
SURAT
PERINTAH PENELITIAN SETEMPAT
Nomor:
Diperintahkan kepada:
|
1. |
Nama |
: |
|
|
|
Pangkat/Golongan |
: |
|
|
2. |
Nama |
: |
|
|
|
Pangkat/Golongan |
: |
|
untuk melakukan Penelitian
Setempat dalam rangka penghapusan piutang PBB atas nama:
No. |
NAMA
DAN ALAMAT |
NOP |
SPPT/STP/SKP |
KETERANGAN |
||
TANGGAL |
NOMOR |
|||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
A.N. DIREKTUR JENDERAL PAJAK ........................................................ |
|||||
KP.PBB 5.56
DEPARTEMEN
KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA |
|
LAPORAN
HASIL PENELITIAN SETEMPAT
Nomor:
Surat Perintah Penelitian Setempat Nomor |
: |
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tanggal Penelitian |
: |
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
I. |
Data mengenai Wajib Pajak atau Penanggung Pajak: |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
1. |
NOP |
: |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
2. |
NPWP |
: |
|
|
|
|
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
3. |
No. Seri/SPPT/SKP/STP |
: |
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
4. |
Alamat |
: |
|
RT/RW: |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Desa/Kelurahan |
: |
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Kecamatan |
: |
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Dati II |
: |
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
5. |
Nama dan alamat |
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Ahli Waris WP |
: |
1. |
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
2. |
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
3. |
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
6. |
Pekerjaan/Usaha |
: |
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
7. |
Nama/Merk Perusahaan |
: |
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Alamat |
: |
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Nomor Telepon |
: |
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Alamat Cabang |
: |
1. |
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
2. |
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
3. |
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Nama, jabatan dan alamat |
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
pengurus menurut akte |
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
notaris terakhir |
: |
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
II. |
Data mengenai Tunggakan PBB: |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
NO. |
TAHUN |
NOP |
NO
& TGL |
JUMLAH
PAJAK |
JUMLAH
PAJAK YG TELAH |
JUMLAH SISA |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
TANGGAL |
Rp. |
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Catatan : Fotocopy Surat Setoran Pajak (SSP)/Surat
Tanda Terima Setoran (STTS) agar dilampirkan |
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
III. |
Data lainnya yang berkenaan dengan penagihan: |
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
1. |
Keputusan angsuran/penundaan pembayaran pajak |
: |
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
2. |
Surat Keberatan/Banding |
: |
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
3. |
Nomor dan Tanggal Surat Tegoran |
: |
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
4. |
Nomor dan Tanggal Surat Paksa |
: |
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
5. |
Nomor dan Tanggal Surat Perintah Sita dan Risalah Sita |
: |
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
6. |
Tanggal Pelelangan |
: |
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
IV. |
Hasil Penelitian Administrasi: |
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
............................................................................................................................................................................... |
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
V. |
Lampiran (surat-surat yang dianggap penting): |
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
1. |
....................................................................................................................................................................... |
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
2. |
....................................................................................................................................................................... |
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
3. |
....................................................................................................................................................................... |
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
VI. |
Kesimpulan dan Usul: |
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
............................................................................................................................................................................... |
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Mengetahui, ____________________ |
PENELITI
I ____________________ |
PENELITI
II ____________________ |
|
Menyetujui, ____________________ |
|
KP.PBB 5.57
DEPARTEMEN
KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA |
|
LAPORAN
HASIL PENELITIAN ADMINISTRASI
Nomor: .....................................
I. |
Data mengenai wajib pajak atau
penanggung pajak yang telah dilakukan penelitian administrasi adalah sebagai
berikut : |
|||||||||||||
|
||||||||||||||
|
Daerah Tk.II |
: |
|
|||||||||||
|
Sektor |
: |
|
|||||||||||
|
Tahun |
: |
|
|||||||||||
|
||||||||||||||
No. |
NAMA
DAN ALAMAT |
NOP |
SPPT/SKP/STP |
JUMLAH
PBB |
PEMBAYARAN |
JUMLAH
SISA |
TINDAKAN |
KETERANGAN |
||||||
TANGGAL |
NOMOR |
|||||||||||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
8 |
9 |
10 |
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||
|
||||||||||||||
II. |
KESIMPULAN DAN SARAN : |
|||||||||||||
|
............................................................................................................................................................................... |
|||||||||||||
|
|
.............................
19.... |
||||||||||||
Mengetahui, ____________________ |
|
PENELITI ____________________ |
||||||||||||
|
Menyetujui, ____________________ |
|
||||||||||||
BUKU
REGISTER USULAN PENGHAPUSAN PIUTANG PBB TAHUN PAJAK 19...
SEKTOR |
: |
|
KELURAHAN/DESA |
: |
|
KECAMATAN |
: |
|
DATI II |
: |
|
No. |
NAMA
& ALAMAT WP |
NOP |
SPPT/SKP/STP |
JUMLAH
PBB |
PEMBAYARAN |
JUMLAH
SISA |
TINDAKAN |
KOREKSI |
DIUSULKAN |
DISETUJUI |
KETERANGAN |
|
NOMOR |
TANGGAL |
|||||||||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
8 |
9 |
10 |
11 |
12 |
13 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
DAFTAR
USULAN PENGHAPUSAN PIUTANG PBB PADA KANTOR WILAYAH ................ DJP
..............................
PROPINSI DATI I .................................
KP.PBB |
: |
|
|||||||||||
Daerah Tk. II |
: |
|
|||||||||||
Sektor |
: |
|
|||||||||||
Tahun |
: |
|
|||||||||||
|
|||||||||||||
No. |
NAMA
DAN ALAMAT |
NOP |
SPPT/SKP/STP |
JUMLAH
PBB |
PEMBAYARAN |
JUMLAH
SISA |
TINDAKAN |
KETERANGAN |
|||||
TANGGAL |
NOMOR |
||||||||||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
8 |
9 |
10 |
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||
|
|||||||||||||
|
|
.......................................
19... |
|||||||||||
Menyetujui, ________________________ |
|
KEPALA
KANTOR PELAYANAN PBB ________________________ |
|||||||||||
KP.PBB 5.60
LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA |
||
NOMOR |
: |
|
TANGGAL |
: |
|
DAFTAR
PENGHAPUSAN PIUTANG PBB PADA KANTOR WILAYAH ................. DJP
.................................
PROPINSI DATI I .....................................
KP.PBB |
: |
|
|||||||||
Daerah Tk. II |
: |
|
|||||||||
Sektor |
: |
|
|||||||||
Tahun |
: |
|
|||||||||
|
|||||||||||
No. |
NAMA
DAN ALAMAT |
NOP |
SPPT/SKP/STP |
JUMLAH
PBB |
PEMBAYARAN |
JUMLAH
SISA |
TINDAKAN |
KETERANGAN |
|||
TANGGAL |
NOMOR |
||||||||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
6 |
7 |
8 |
9 |
10 |
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||
|
|
MENTERI
KEUANGAN MAR'IE
MUHAMMAD |
KP.PBB 5.60