Lampiran Keputusan Direktur Jenderal
Pajak |
||
Nomor |
: |
KEP-16/PJ/1996 |
Tanggal |
: |
15 Maret 1996 |
A. |
TATA CARA PENERIMAAN DAN
PENGOLAHAN SPT TAHUNAN PPh WP ORANG PRIBADI/BADAN PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK
YANG BELUM MELAKSANAKAN SISTEM INFORMASI PERPAJAKAN (BELUM SIP) |
||||||||
|
I. |
PENERIMAAN SPT OLEH PETUGAS
PENERIMA SPT DI KANTOR PELAYANAN PAJAK |
|||||||
|
|
Petugas Penerima / Peneliti
SPT meliputi : |
|||||||
|
|
1. |
Petugas Penerima / Peneliti
SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi (1770) terdiri dari : |
||||||
|
|
|
a. |
Petugas Penerima / Peneliti SPT
1770 Lebih Bayar; |
|||||
|
|
|
b. |
Petugas Penerima / Peneliti
SPT 1770 Kurang Bayar; |
|||||
|
|
|
c. |
Petugas Penerima / Peneliti
SPT 1770 NIHIL |
|||||
|
|
2. |
Petugas Penerima / Peneliti
SPT Tahunan PPh WP Badan (1771) terdiri dari : |
||||||
|
|
|
a. |
Petugas Penerima / Peneliti
SPT 1771 Lebih Bayar; |
|||||
|
|
|
b. |
Petugas Penerima / Peneliti
SPT 1771 Kurang Bayar; |
|||||
|
|
|
c. |
Petugas Penerima / Peneliti
SPT 1771 NIHIL |
|||||
|
|
|
|||||||
|
|
Petugas Penerima SPT mempunyai
tugas : |
|||||||
|
|
1. |
Menerima SPT yang sudah diisi termasuk SPT Pembetulan dan Formulir Permohonan Perpanjangan SPT (1770-Y/1771-Y) baik yang disampaikan langsung oleh WP atau yang dikirim melalui Pos/Ekspeditur. Dalam hal WP pindah dan ternyata masih memasukkan SPT di KPP lama, maka SPT tersebut harus diterima oleh KPP lama, kemudian segera dikirimkan ke KPP baru untuk diolah dan direkam. |
||||||
|
|
2. |
Mengecek kelengkapan SPT
berdasarkan pedoman sebagaimana dimaksud pada lampiran III.1 atau III.2
dengan hasil sebagai berikut : |
||||||
|
|
|
a. |
Apabila SPT termasuk dalam SPT
dengan kriteria LENGKAP, maka harus diterima. |
|||||
|
|
|
|
Catatan : |
|||||
|
|
|
|
- |
Untuk WP yang memperoleh
fasilitas Tax Holiday/Pajak Ditanggung Pemerintah, bukti setoran PPh Pasal 29
tidak menjadi persyaratan. |
||||
|
|
|
|
- |
Untuk Laporan Keuangan yang
disampaikan oleh WP sebagai lampiran, Neraca dan Daftar Laba/Rugi nya harus
dibubuhi Cap Kantor Pelayanan Pajak, tanggal penerimaan, Nama, NIP, dan tanda
tangan petugas penerima. |
||||
|
|
|
b. |
Apabila SPT termasuk dalam SPT
dengan kriteria TIDAK LENGKAP, maka harus dikembalikan kepada WP yang
bersangkutan. |
|||||
|
|
|
|
Jika SPT diterima melalui
Pos/Ekspeditur dalam keadaan TIDAK LENGKAP maka SPT tersebut harus segera
dikembalikan oleh Seksi TUP/PDTUP kepada WP yang bersangkutan dengan disertai
KP.Tipa. PPh 1-96 (lampiran III.3) dengan Pos tercatat. |
|||||
|
|
3. |
Mencatat tanggal penerimaan
SPT pada sudut kanan atas SPT (kolom diisi oleh petugas). Dalam hal diterima
melalui Pos / Ekspeditur, maka tanggal penerimaannya adalah : |
||||||
|
|
|
a. |
tanggal Cap Pos, apabila
dikirim melalui Pos tercatat; |
|||||
|
|
|
b. |
tanggal penerimaan fisik,
apabila dikirim melalui Pos biasa / Ekspeditur. |
|||||
|
|
4. |
Membuat tangda terima SPT
dengan mengisi formulir KP.Tipa.PPh.1.4-96 secara lengkap dalam rangkap tiga
dengan menggunakan ball point. Tanda terima tersebut harus dibubuhi tanggal
penerimaan, nama jelas, NIP, tanda tangan penerima SPT dan Stempel KPP. |
||||||
|
|
|
Catatan : |
||||||
|
|
|
a. |
Nomor urut KP.Tipa.PPh.1.4-96
dengan mempergunakan Numerator untuk masing masing SPT Tahunan WP Orang
Pribadi/Badan. |
|||||
|
|
|
b. |
Memberi tanda X dalam kotak
yang sesuai. Dalam hal terdapat lampiran
yang belum tercetak pada formulir KP.Tipa.PPh.1.4-96 agar dituliskan Jenis
lampiran tersebutpada baris yang tersedia, antara lain : |
|||||
|
|
|
|
- |
Tanda Bukti Pembayaran Fiskal
Luar Negeri (TBPFLN); |
||||
|
|
|
|
- |
Bukti Pemotongan PPh Pasal 21
dan/ atau 1721-A1 /1721.A2 |
||||
|
|
|
c. |
Dalam hal kolom Angsuran PPh
Pasal 25 tahun pajak berikutnya tidak diisi (kolom P.14 untuk SPT Tahunan PPh
WP Badan atau kolom P.17 untuk SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi), maka
petugas harus mengisinya sesuai dengan ketentuan. |
|||||
|
|
5. |
Memberikan KP.Tipa.PPh.1.4-96
lembar ke-1 (lembar untuk WP) kepada Wajib Pajak. Dalam Hal SPT diterima
melalui Pos/Ekspeditur, maka KP.Tipa.PPh.1.4-96 tetap dibuat dan lembar ke-1
dikirimkan kepada WP melalui Pos tercatat. Tanggal penerimaanya adalah : |
||||||
|
|
|
a. |
tanggal Cap Pos, apabila dikirim
melalui Pos tercatat; |
|||||
|
|
|
b. |
tanggal penerimaan fisik,
apabila dikirim melalui Pos biasa / Ekspeditur. |
|||||
|
|
6. |
Menggabungkan
KP.Tipa.PPh.1.4-96 lembar ke-3 dengan SPT yang bersangkutan, dan selanjutnya
mengelompokkan SPT menjadi : |
||||||
|
|
|
a. |
Kelompok SPT Tahunan PPh WP
Orang Pribadi (Form. 1770) |
|||||
|
|
|
|
- |
Lebih Bayar (L): |
||||
|
|
|
|
- |
Kurang Bayar (K): |
||||
|
|
|
|
- |
Nihil (N) |
||||
|
|
|
b. |
Kelompok SPT Tahunan PPh WP
Badan (Form. 1770) |
|||||
|
|
|
|
- |
Lebih Bayar (L): |
||||
|
|
|
|
- |
Kurang Bayar (K): |
||||
|
|
|
|
- |
Nihil (N) |
||||
|
|
7. |
Mengirimkan KP.Tipa.PPh.1.4-96
lembar ke-2 kepada Pemegang Buku Register Pengawasan SPT(KP,PPh.1.6-94 eks
KP.PPh.1.Q.1) dengn Buku Ekspedisi untuk dicatat. |
||||||
|
|
8. |
Mengirimkan SPT yang telah
disortir per kelompok L/K/N tersebut kepada Editor dengan mendahulukan
kelompok SPT Lebih Bayar. Pengirimannya dilakukan secara bertahap dengan
menggunakan Buku Ekspedisi. |
||||||
|
|
9. |
Menerima SPT Pembetulan dan
membuat KP.Tipa.1.4-96 dalam rangkap tiga : |
||||||
|
|
|
- |
Lembar ke-1 |
: |
diserahkan kepada Wajib Pajak; |
|||
|
|
|
- |
Lembar ke-2 dan ke-3 |
: |
dilekatkan pada SPT. |
|||
|
|
|
SPT dan KP.Tipa.PPh.1.4-96
setelah diberi cap “Pembetulan”, dikirim kepada Pemegang Buku Register
Pengawasan SPT Pembetulan (KP.PPh.1.9-94 eks KP.PPh.1.Q.4) dengan menggunakan
Buku Ekspedisi Untuk dicatat. |
||||||
|
|
10. |
Menerima SPT dari Kantor
Penyuluhan Pajak. Apabila SPT bukan merupakan SPT Pembetulan, maka
KP.Tipa.1.4-96 lembar ke-2 dilepas dari SPT untuk selanjutnya di proses
sebagaimana butir 5,6 dan 7 Dan apabila merupakan SPT Pembetulan diteruskan
kepada Pemegang Buku KP.PPh.1.9-94 eks KP. PPh.1.Q.4 dengan menggunakan Buku
Ekspedisi untuk dicatat. |
||||||
|
|
|
|||||||
|
II. |
PENERIMAAN SPT OLEH PETUGAS
DIKANTOR PENYULUHAN PAJAK |
|||||||
|
|
Petugas Penerima SPT di kantor
Penyuluhan Pajak mempunyai tugas : |
|||||||
|
|
1. |
Menerima SPT yang sudah diisi
termasuk SPT Pembetulan dan SPT Perpanjangan (1770-Y/1771-Y) baik yang
disampaikan langsung oleh WP maupun yang dikirim melalui Pos / Ekspeditur,
selanjutnya di proses sebagaimana halnya bila SPT tersebut diterima melalui
Petugas Penerima SPT dikantor Pelayanan Pajak (lihat Angka I butir 1s/d 5) |
||||||
|
|
2. |
Mengirimkan SPT tersebut pada
butir 1 beserta KP.Tipa.1.4-96 lembar ke-2 dan ke-3 ke Seksi TUP/ PDTUP
(penerima SPT) dilampiri dengan daftar pengantar (nominatif). |
||||||
|
|
|
|||||||
|
III. |
PEMEGANG BUKU REGISTER
PENGAWASAN SPT TAHUNAN PPh |
|||||||
|
|
(KP.PPh.1.6-94 eks
KP.PPh.1.Q.1) |
|||||||
|
|
Pemegang Buku Kp.PPh.1.6.-94
mempunyai tugas : |
|||||||
|
|
1. |
Menerima KP.Tipa.PPh.1.4-96
lembar ke-2 dari Petugas Penerima SPT dan mencatatnya ke dalam Buku
KP.PPh.1.6-94 eks KP.PPh.1.Q.1. |
||||||
|
|
2. |
Mengirimkan KP.Tipa.PPh.1.4-96
lembar ke-2 yang telah dicatat, kepada Operator Komputer dengan menggunakan
Buku Ekspedisi. |
||||||
|
|
3. |
Menerima Surat Teguran karena
tidak memasukkan SPT hasil keluaran komputer dan mengirimkannya kepada WP
yang bersangkutan setelah di cek dan dicatat kedalam Buku KP.PPh.1.6-94 eks
KP.PPh.1.Q.1. |
||||||
|
|
|
Catatan : |
||||||
|
|
|
Surat Teguran tidak jadi
dikirim kepada WP dan dimusnahkan, dalam hal : |
||||||
|
|
|
- |
WP ternyata baru terdaftar
dalam tahun pajak yang bersangkutan dan belum mempunyai kewajiban
menyampaikan SPT Tahun Pajak yang lalu atau sebelumnya; |
|||||
|
|
|
- |
WP menyelenggarakan pembukuan
dimana tahun bukunya tidak sama dengan tahun takwin; |
|||||
|
|
|
- |
WP mengajukan permohonan
perpanjangan jangka waktu penyampaian SPT dan telah mendapat persetujuan
Kepala Kantor Pelayanan Pajak. |
|||||
|
|
|
|||||||
|
IV. |
PEMEGANG BUKU REGISTER
PENGAWASAN SPT PEMBETULAN TAHUNAN PPh |
|||||||
|
|
( KP.PPh.1.9-94 eks
KP.PPh.1.Q.4 ) |
|||||||
|
|
Petugas Pemegang Buku
KP.PPh.1.9-94 mempunyai tugas : |
|||||||
|
|
1. |
Menerima SPT pembetulan
disertai KP.Tipa.PPh.1.4-96 lembar ke-2 dan ke-3 dari Petugas Penerima SPT
dan mencatatnya ke dalam Buku KP.PPh.1.9-94 eks KP.PPh.1.Q.4. |
||||||
|
|
2. |
Mengirimkan KP.Tipa.1.4-96
lembar ke-2 kepada Petugas Pemegang Buku Tabelaris Pembayaran Masa di Seksi
PPh yang bersangkutan. |
||||||
|
|
3. |
Mengirimkan SPT Pembetulan dan
KP.Tipa.PPh.1.4-96 lembar ke-3 kepada Editor, dengan menggunakan Buku
Ekspedisi. |
||||||
|
|
|
|||||||
|
V. |
PENELITIAN DENGAN DUKUNGAN
KOMPUTER |
|||||||
|
|
Penelitian dengan dukungan
komputer ini dilakukan oleh : |
|||||||
|
|
A. |
Editor |
||||||
|
|
B. |
Sistem/Operator Komputer |
||||||
|
|
|
|
||||||
|
|
|
Ad A. Editor : |
||||||
|
|
|
1. |
Menerima SPT berikut KP.Tipa .PPh.1.4-96
lembar ke-3 dari Petugas Penerima SPT yang telah dikelompokkan dalam L/K/N. |
|||||
|
|
|
2. |
Menerima SPT Pembetulan
berikut KP.Tipa.PPh.1.4-96 lembar ke-3 dari Pemegang Buku KP.PPh.1.9-94 eks
KP.PPh.1.Q.4 |
|||||
|
|
|
3. |
Mencocokkan
KP.Tipa.PPh..1.4-96 lembar ke-3 dengan kelengkapan dokumen SPT yang
bersangkutan. Apabila terdapat ketidakcocokan agar ditanyakan kebenarannya kepada Petugas Penerima SPT. |
|||||
|
|
|
4. |
Mencantumkan Kode SPT pada
kolom “UNTUK DINAS” disudut kanan atas sebagaimana tersebut pada lampiran
III.4 angka I atau III.5 angka I. |
|||||
|
|
|
5. |
Melengkapi elemen NPWP, Nama,
Alamat, Kode KLU dan Kode PTKP (SPT 1770) yang belum tercantum dalam SPT
berdasarkan Laporan Keuangan atau Data intern. |
|||||
|
|
|
6. |
Mengedit SPT dengan memberi
tanda “V” dengan menggunakan spidol warna merah pada elemen-elemen SPT yang
akan direkam. Elemen-elemen SPT yang akan direkam dapat dilihat pada daftar
Lampiran III.4. angka II atau III.5 angka II. |
|||||
|
|
|
|
Catatan : |
|||||
|
|
|
|
Khusus untuk SPT Wajib Pajak
LP2P diberlakukan prosedur sesuai dengan Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor :
SE.17/PJ.23/1989 tanggal 20 Maret 1989. |
|||||
|
|
|
7. |
Memindahkan elemen-elemen dari
Neraca dan Daftar Laba/Rugi ke transkrip laporan keuangan / KP.Tipa.PPh.5-96 (lampiran III.6). |
|||||
|
|
|
8. |
Memisahkan slip Pembetulan
Identitas (apabila dalam SPT terdapat pembetulan identitas) dan menyerahkan
kepada Petugas Pendaftaran Wajib Pajak untuk di catat kedalam Buku
KP.PDIP.4.14. eks KPU. 13.A |
|||||
|
|
|
9. |
Membuat batch untuk tiap
kelompok SPT (L/K/N), tiap batch maksimum 20 SPT disertai dengan daftar
nominatif NPWP rangkp dua, satu lembar sebagai arsip/tanda terima setelah
diparaf oleh penerima. |
|||||
|
|
|
10. |
Mengirimkan batch-batch SPT
disertai dengan daftar nominatif NPWP kepada Operator Komputer untuk direkam. |
|||||
|
|
|
11. |
Menerima kembali SPT yang
unbalance akibat kesalahan matematis dari Operator Komputer untuk
dIbalancekan. |
|||||
|
|
|
12. |
Melakukan koreksi terhadap SPT
unbalance. Koreksi dilakukan dengan mencoret elemen yang diperbaiki dan
menuliskan koreksinya diatas elemen tersebut dengan menggunakan tinta yang
berbeda serta diparaf disampingnya. Angka yang lama tetap dapat dibaca. |
|||||
|
|
|
13. |
Memberi keterangan “SPT
Unbalance” pada SPT yang tidak dapat di balancekan oleh editor. |
|||||
|
|
|
14. |
Mengirimkan SPT tersebut pada
butir 12 yang sudah dilakukan koreksi kepada Operator Komputer untuk direkam
ulang. |
|||||
|
|
|
15. |
Mengirim SPT tersebut pada
butir 13 kepada Petugas Pemegang Buku KP.PPh.1.7-94 eks KP.PPh. 1.Q.2 untuk
diterbitkan KP.Tipa.PPh.1-96 (Lampiran III.3) |
|||||
|
|
|
|
||||||
|
|
|
ad. B. Sistem / Operator
Komputer : |
||||||
|
|
|
1. |
Menerima KP.Tipa.PPh.1.4-96
lembar ke-2 dari Pemegang Buku KP.PPh.1.6-94 eks KP.PPh.1.Q.1 untuk direkam
sesuai dengan elemen-elemen SPT/KP.Tipa.PPh.5-96 yang akan direkam dan
selanjutnya dikirim kepada Pemegang
Buku KP.PPh.1.7-94, eks KP.PPh.1.Q.2. |
|||||
|
|
|
|
Catatan : |
|||||
|
|
|
|
Perekaman KP.Tipa.PPh.1.4-96
dilakukan secepatnya, dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari Kerja setelah
berakhirnya batas waktu penyampaian SPT Tahunan. Dalam hal diterima setelah
tanggal tersebut perekaman dilakukan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari
kerja setelah tanggal penerimaan. |
|||||
|
|
|
2. |
Mencetak daftar Angsuran PPh
Pasal 25 tahun pajak berikutnya secara bertahap minimal sekali dalam seminggu
untuk dikirim ke Seksi PPh yang bersangkutan. |
|||||
|
|
|
3. |
Mencetak Surat Teguran bagi
Wajib Pajak yang tidak menyampaikan SPT sesuai dengan prosedur yang berlaku
dan mengirimkannya kepada Pemegang Buku KP.PPh.1.6-96 eks KP.PPh.1.Q.1. |
|||||
|
|
|
4. |
Menerima batch-batch SPT dari
Editor dan mencocokan jumlahnya dengan daftar nominatif NPWP. Setelah
diparaf, satu lembar dikembalikan kepada Editor sebagai tanda terima. |
|||||
|
|
|
|
Catatan : |
|||||
|
|
|
|
Apabila daftar isi batch tidak
sesuai dengan jumlah SPT secara fisik maka batch tersebut dikembalikan kepada
Editor untuk disesuaikan/ dilengkapi. |
|||||
|
|
|
5. |
Merekam elemen-elemen SPT yang
telah diberi tanda “V” dan elemen-elemen dari KP.Tipa.PPh.5-96. |
|||||
|
|
|
6. |
Membuat lembar Penelitian SPT
Dengan Komputer (lampiran III.7 atau III.8) sesuai ketentuan untuk dilekatkan
pada SPT yang bersangkutan, dalam hal : |
|||||
|
|
|
|
a. |
Unsur-unsur dalam SPT ada yang
salah atau seharusnya diisi tetapi tidak diisi. |
||||
|
|
|
|
b. |
Penyampaian SPT lewat tiga
bulan setelah akhir tahun pajak / SSP Pasal 29 lewat tanggal 25 bulan ketiga
setelah tahun pajak terakhir. |
||||
|
|
|
7. |
Mengirimkan SPT beserta Lembar
Penelitian SPT Dengan Komputer tersebut pada butir 6.a kepada Editor dalam
batch baru dengan jumlah maksimum 20 SPT tiap batch dan SPT pada butir 6.b.
kepada Pemegang Buku KP.PPh.1.7-94. eks KP.PPh.1.Q.2 dengan Buku Ekspedisi. |
|||||
|
|
|
|
Catatan : |
|||||
|
|
|
|
Dalam hal Editor tidak dapat
lagi membalancekan SPT tersebut pada butir 6.a, maka SPT dikirim pada
Pemegang Buku KP.PPh.1.7-94. eks KP.PPh.1.Q.2 untuk diterbitkan
KP.Tipa.PPh.1-96. |
|||||
|
|
|
8. |
Menerima kembali dan merekam
SPT yang telah diperbaiki oleh Editor, termasuk kelengkapan SPT yang diterima kemudian dari Pemegang Buku
KP.PPh.1.7-94. eks KP.PPh.1.Q.2. |
|||||
|
|
|
9. |
Mengirimkan SPT yang sudah
direkam kepada Pemegang Buku KP.PPh.1.7-94 eks KP.PPh.1.Q.2 dengan Buku
Ekspedisi untuk dicatat pada kolom yang sesuai. |
|||||
|
|
|
10. |
Menerima slip pembetulan
identitas WP dari Petugas Pendaftaran Wajib Pajak dan melakukan up-dating
pada Master File Lokal (MFL) Wajib Pajak. Selanjutnya mengirimkan slip
tersebut kepada Petugas Register/arsip untuk dimasukkan kedalam Berkas Induk
WP yang bersangkutan. |
|||||
|
|
|
11. |
Menerima dan merekam Formulir
1770-Y/1771-Y atau KP.PPh.1.3-94 eks KP.PPh-1P dari Pemegang Buku Register
Perpanjangan Jangka Waktu (KP.PPh.1.8-94 eks KP.PPh.1.Q.3). |
|||||
|
|
|
12. |
Mencetak Daftar SPT Lebih
Bayar / Rugi Tidak Lebih Bayar Kelompok A dan B menurut kebutuhan. |
|||||
|
|
|
13. |
Mencetak Statistik Pengolahan
Data SPT PPh yang telah direkam sebagai pendukung penyusunan Laporan Keadaan
SPT Tahunan PPh (KPL.KPP.4.1) dan Laporan Pengolahan Data SPT Tahunan PPh
(KPL.KPP.9.7). |
|||||
|
|
|
14. |
Mengirimkan cartridge data
hasil perekaman ke Pusat PDIP sesuai dengan prosedur yang berlaku. |
|||||
|
|
|
|||||||
|
VI. |
PEMEGANG BUKU REGISTER
PENERIMAAN SPT TAHUNAN PPh. |
|||||||
|
|
(KP.PPh.1.7-94 eks
KP.PPh.1Q.2) |
|||||||
|
|
Pemegang Buku KP.PPh.1.7-94
mempunyai tugas : |
|||||||
|
|
1. |
Menerima KP.Tipa.PPh1.4-96
lembar ke-2 dari Operator Komputer dan mencatatnya kadalam Buku KP.PPh.1.7-94
eks KP.PPh.1.Q.2 pada kolom yang sesuai kemudian mengirimkannya kepada
Petugas Pengawasan Pembayaran/Seksi PPh yang bersangkutan. |
||||||
|
|
2. |
Menerima SPT yang telah
direkam oleh Operator Komputer, kemudian mencatatnya kedalam Buku
KP.PPh.1.7-94 eks KP.PPh.1.Q.2 pada kolom yang sesuai. |
||||||
|
|
3. |
Mengelompokkan SPT balance
murni yang selesai dicatat di Buku KP.PPh.1.7-94 eks KP.PPh.1.Q.2 ke dalam
kelompok : |
||||||
|
|
|
a. |
SPT Kurang Bayar dan Nihil; |
|||||
|
|
|
b. |
SPT Lebih Bayar Kelompok A; |
|||||
|
|
|
c. |
SPT Lebih Bayar Kelompok B. |
|||||
|
|
4. |
Mengelompokkan SPT balance
tidak murni yang sudah selesai dicatat di Buku KP.PPh.1.7-94 eks KP.
PPh.1.Q.2 ke dalam kelompok : |
||||||
|
|
|
a. |
SPT Kurang Bayar dan Nihil
yang tidak akan diterbitkan STP; |
|||||
|
|
|
b. |
SPT Kurang Bayar dan Nihil
yang akan diterbitkan STP; |
|||||
|
|
|
c. |
SPT Lebih Bayar Kelompok A; |
|||||
|
|
|
d. |
SPT Lebih Bayar Kelompok B. |
|||||
|
|
5. |
Mengirimkan kelompok SPT
tersebut pada : |
||||||
|
|
|
a. |
Butir 3a dan 4a, kepada
Petugas Tapsip dengan Buku Ekspedisi untuk disimpan dalam Berkas Induk WP
atau dipersiapkan pengirimannya dalam hal perlu dilakukan Pemeriksaan
Sederhana oleh Seksi PPh yang bersangkutan dan Pemeriksaan Lengkap oleh
Karikpa. |
|||||
|
|
|
b. |
Butir 3b dan 4c ke Seksi PPh
yang bersangkutan untuk dilakukan Pemeriksaan Sederhana. |
|||||
|
|
|
c. |
Butir 4b kepada Petugas Tapsip
dengan Buku Ekspedisi untuk diterbitkan STP-nya. |
|||||
|
|
|
d. |
Butir 3c dan 4d kepada Petugas
Tapsip untuk selanjutnya dikirim ke Karikpa guna dilakukan Pemeriksaan
Lengkap. |
|||||
|
|
6. |
Membuat KP.Tipa.PPh.1-96
terhadap : |
||||||
|
|
|
a. |
SPT TIDAK LENGKAP yang
diterima melalui Pos/Ekspeditur, kemudian mengirimkannya kepada WP dengan
dilampiri SPT tersebut; |
|||||
|
|
|
b. |
SPT unbalance yang tidak dapat
diperbaiki oleh Editor, selanjutnya mengirimkan KP.Tipa.PPh.1-96 kepada WP
yang bersangkutan. Setelah dicatat dibuku tersendiri, tindasan
KP.Tipa.PPh.1-96, disimpan berdasarkan tanggal KP.Tipa.PPh 1-96. |
|||||
|
|
7. |
Mengirim SPT tersebut pada
Butir 6b ke Seksi PPh yang bersangkutan dengan Buku Ekspedisi utuk dilakukan
Pemeriksaan Sederhana Lapangan apabila sampai lewat batas waktu yang
ditentukan tidak ada tanggapan dari WP. |
||||||
|
|
8. |
Menerima Laporan Statistik
Pengolahan Data SPT PPh hasil keluaran komputer sebagai bahan penyusunan
KPL.KPP.41 dan Laporan KPL.KPP.9.7. |
||||||
|
|
|
|||||||
|
VII. |
PETUGAS PADA SUBSEKSI TAPSIP |
|||||||
|
|
Petugas di Subseksi Tapsip
mempunyai tugas |
|||||||
|
|
1. |
Menerima SPT tersebut pada
angka VI : |
||||||
|
|
|
a. |
Butir 3a dan 4a dari Pemegang
Buku KP.PPh.17-94 eks KP.PPh.1.Q.2 untuk disimpan dalam Berkas Induk WP; |
|||||
|
|
|
b. |
Butir 4b dalam Pemegang Buku
KP.PPh.1.7-94 eks KP.PPh.1.Q.2 selanjutnya menerbitkan STP dan Pemberitahuan
Hasil Penelitian SPT (KP.Tipa.PPh.2096 Lampiran III.9.) untuk dikirim kepada
WP. |
|||||
|
|
2. |
Mengirimkan SPT beserta berkas
Wajib Pajak ke Seksi PPh yang bersangkutan dan /atau ke Karikpa berdasarkan
kriteria Pemeriksaan Sederhana dan/atau Pemeriksaan Lengkap yang ditetapkan. |
||||||
|
|
3. |
Menerima SPT yang diselesaikan
dilakukan Pemeriksaan Sederhana/ Pemeriksaan Lengkap disertai Nota
Perhitungan dan Laporan Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan Sederhana/Pemeriksaan
Lengkap dari Seksi PPh yang bersangkutan/Karikpa. |
||||||
|
|
4. |
Menerbitkan
STP/SKPLB/SKPN/SKPKB/SKPKBT dan membuat KP.Tipa.PPh.2-96 (untuk STP). |
||||||
|
|
5. |
Mengirimkan
STP/SKPLB/SKPN/SKPKB/SKBKBT dan KP.Tipa.PPh.2-96 (untuk STP) kepada WP. |
||||||
|
|
6. |
Mengirim tindasan STP/SKPLB/SKPN/SKPKB/SKBKBT
ke Seksi PPh terkait, Seksi Penagihan, serta Seksi Penerimaan dan Keberatan
sesuai ketentuan. |
||||||
|
|
7. |
Menyimpan semua SPT yang telah
selesai pengolahannya kedalam Berkas Induk WP. |
||||||
|
|
|
|||||||
|
VIII. |
PETUGAS PEMERIKSA SEDERHANA
PADA SEKSI PPh PERSEORANGAN/ BADAN ATAU SEKSI PPh BADAN DAN PEMOTONGAN /
PEMUNGUTAN |
|||||||
|
|
Petugas Pemeriksa Sederhana
mempunyai tugas : Menerima SPT Lebih Bayar/Rugi
Tidak Lebih Byar Kelompok A dan SPT lainnya sebagaimana dimaksud Dalam
Lampiran I bagian D angka I keputusan ini, dari Seksi TUP/PDTUP/Subseksi
Tapsip melalui Kasi PPh / Kasubsi Verifikasi untuk dilakukan Pemeriksaan
Sederhana. |
|||||||
|
|
|
|||||||
|
IX. |
PERPANJANGAN JANGKA WAKTU
PENYAMPAIAN SPT |
|||||||
|
|
1. |
Petugas Penerima SPT menerima
Surat Permohonan Perpanjangan Jangka Waktu Penyampaian SPT (Formulir
1770-Y/1771-Y) dari WP dan meneruskannya kepada Pemegang Buku KP.PPh.1.8-94
untuk dicatat. |
||||||
|
|
2. |
Pemegang Buku KP.PPh.1.8-94
mengirimkan formulir 1770-Y/1771-Y
kepada Operator Komputer untuk direkam. |
||||||
|
|
3. |
Operator Komputer mengirim
formulir 1770-Y/1771-Y yang sudah direkam kepada Pemegang Buku KP.PPh.1.6-94
eks KP.PPh.1.Q.1 untuk dicatat. |
||||||
|
|
4. |
Pemegang Buku KP.PPh.1.6-94
eks KP.PPh.1.Q.1 mengirimkan formulir 1770-Y / 1771-Y kepada Kepala Kantor
Pelayanan Pajak untuk mendapatkan persetujuan. |
||||||
|
|
5. |
Pemegang Buku KP.PPh.1.8-94
menerima formulir 1770-Y/1771-Y yang sudah mendapat persetujuan/ditolak oleh
Kepala KPP, membuat KP.PPh.1.3.1 (SK.Persetujuan Permohonan Perpanjangan
Jangka Waktu Penyampaian SPT), mengirim dan menerima kembali KP.PPh.1.3.1
setelah ditandatangani Kepala KPP. |
||||||
|
|
6. |
Pemegang Buku KP.PPh.1.8-94
mengirimkan KP.PPh.1.3.1 yang asli kepada WP dan tindasannya dicatat kedalam
Buku KP.PPh.1.8-94, selanjutnya dikirim kepada Operator Komputer untuk
direkam. |
||||||
|
|
|
Catatan : |
||||||
|
|
|
Dalam hal permohonan ditolak,
maka untuk dicatat dalam kolom yang sesuai : |
||||||
|
|
|
a. |
(1) |
Formulir 1770-Y/1771-Y dikirim
kepada Pemegang Buku KP.PPh.1.6-94. eks KP.PPh.1.Q.1 untuk dicatat. |
||||
|
|
|
|
(2) |
Formulir 1770-Y/1771-Y
diteruskan kepada Petugas Tapsip untuk digabungkan ke Berkas Induk WP. |
||||
|
|
|
b. |
Dalam hal permohonan
perpanjangan waktu penyampaian diterima : |
|||||
|
|
|
|
(1) |
Jika SPT disampaikan dalam
batas waktu yang disetujui dalam KP.PPh.1.3.1. maka digabung dengan SPT yang
bersangkutan kemudian diproses sebagaimana mestinya. |
||||
|
|
|
|
(2) |
Jika SPT tidak disampaikan
dalam batas waktu yang telah disetujui, maka harus diterbitkan Surat Teguran. |
||||
|
|
|
c. |
Perpanjangan jangka waktu
penyampaian SPT hanya dapat diberikan kepada WP sebanyak dua kali,
masing-masing untuk jangka waktu maksimal tiga bulan. |
|||||
|
|
7. |
Operator Komputer merekam
KP.PPh.1.3.1 dan selanjutnya mengirimkan kepada Pemegang Buku KP. PPh.1.6-94,
eks KP.PPh.1.Q.1. |
||||||
B. |
TATA CARA PENERIMAAN DAN
PENGOLAHAN SPT TAHUNAN PPh WP ORANG PRIBADI /BADAN PADA KANTOR PELAYANAN
PAJAK YANG MELAKSANAKAN SISTEM INFORMASI PERPAJAKAN (SIP) |
||||||
|
I. |
PENERIMAAN SPT Penerimaan SPT dilakukan di
Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) oleh Petugas Penerima/Peneliti SPT, Yang
meliputi : |
|||||
|
|
1. |
Petugas Penerima /Peneliti SPT
Tahunan PPh WP Orang Pribadi (1770) terdiri dari : |
||||
|
|
|
a. |
Petugas Penerima / Peneliti
SPT 1770 Lebih Bayar; |
|||
|
|
|
b. |
Petugas Penerima / Peneliti
SPT 1770 Kurang Bayar; |
|||
|
|
|
c. |
Petugas Penerima / Peneliti
SPT 1770 Nihil. |
|||
|
|
2. |
Petugas Penerima / Peneliti
SPT Tahunan PPh WP Badan (1771) terdiri dari : |
||||
|
|
|
a. |
Petugas Penerima / Peneliti
SPT 1771 Lebih Bayar; |
|||
|
|
|
b. |
Petugas Penerima / Peneliti
SPT 1771 Kurang Bayar; |
|||
|
|
|
c. |
Petugas Penerima / Peneliti
SPT 1771 Nihil. |
|||
|
|
Petugas Penerima / Peneliti
SPT mempunyai tugas ; |
|||||
|
|
1. |
Menerima SPT yang sudh diisi
termasuk SPT Pembetulan dan Formulir Permohonan Perpanjangan SPT
(1770-Y/1771-Y), baik yang disampaikan langsung oleh WP, maupun yang
dikirimkan melalui Pos/Ekspeditur atau yang diterima melalui Kantor
Penyuluhan Pajak. |
||||
|
|
|
Dalam hal WP pindah dan ternyata
masih menyampaikan SPT di KPP lama, maka SPT tersebut harus diterima oleh KPP
lama dengan ketentuan : |
||||
|
|
|
a. |
Apabila WP masih terdaftar di
Master File Lokal (MFL), dibuat tanda terima melalui sistem komputer; |
|||
|
|
|
b. |
Apabila WP sudah tidak
terdaftar di Master File Lokal (MFL), dibuat tanda terima sacara manual
dengan menggunakan komputer, kemudian segera dikirimkan ke KPP baru untuk
diolah dan direkam. |
|||
|
|
2. |
Mengecek kelengkapan SPT
berdasarkan pedoman sebagaimana dimaksud pada lampiran III.1. atau III.2 dengan
hasil sebagai berikut : |
||||
|
|
|
a. |
Apabila SPT termasuk dalam SPT
dengan kriteria LENGKAP, maka harus diterima. |
|||
|
|
|
|
Catatan : |
|||
|
|
|
|
- |
Untuk
WP yang memperoleh fasilitas Tax Holiday/Pajak Ditanggung Pemerintah, maka
bukti setoran PPh Psl. 29 tidak menjadi persyaratan. |
||
|
|
|
|
- |
Untuk Laporan Keuangan yang
disampaikan oleh Wp sebagai lampiran, Neraca dan Daftar Laba/Ruginya harus
dibubuhi Cap Kantor Pelayanan Pajak, tanggal penerimaan, nama, NIP dan
tandatangan Petugas Penerima/Peneliti. |
||
|
|
|
b. |
Apabila SPT termasuk dalam SPT
dengan kriteria TIDAK LENGKAP, maka harus dikembalikan kepada WP yang
bersangkutan. Jika SPT diterima melalui Pos / Ekspeditur dalam keadaan TIDAK
LENGKAP, Maka SPT diteruskan ke Seksi TUP/PDTUP untuk dibuatkan
KP.Tipa.PPh.1-96, kemudian dikirim kembali ke WP yang bersangkutan dengan Pos
tercatat. |
|||
|
|
3. |
Menerima SPT yang termasuk
kriteria LENGKAP |
||||
|
|
|
a. |
Lembar ke-1 SPT diserahkan
kepada Operator TPT melalui Petugas Penghubung; |
|||
|
|
|
b. |
Lembar ke-2 SPT diserahkan
kembali kepada Wajib Pajak atau kuasanya. |
|||
|
|
|
|
||||
|
|
|
Petugas Penghubung mempunyai
tugas : |
||||
|
|
|
a. |
Mengirim SPT Lengkap L/K/N
yang telah dimasukka dalam kotak kepada Operator TPT: |
|||
|
|
|
b. |
Mengirim kotak yang telah
kosong dari Operator kepada Penerima
/ Peneliti SPT. |
|||
|
|
|
|
||||
|
|
|
Petugas Operator TPT mempunyai
tugas : |
||||
|
|
|
a. |
Menerima SPT Lengkap L/K/N
dari Petugas Penerima / Peneliti SPT,
melalui Penghubung; |
|||
|
|
|
b. |
Membuat tanda terima dan
Lembar Pengawasan Arus Dokumen melalui sistem komputer setelah dilakukan
perekaman data yang diperlukan. |
|||
|
|
|
|
Catatan : |
|||
|
|
|
|
- |
Nomor
urut tanda terima akan keluar secara otomatis dari sistem komputer untuk
masing-masing SPT Tahunan PPh Orang Pribadi/Badan. |
||
|
|
|
|
- |
Tanggal penerimaan SPT pada
tanda terima, secara otomatis akan tertera sesuai dengan tanggal dilakukannya
perekaman data terima, kecuali SPT yang diterima melalui
Pos/Ekspeditur/Kantor Penyuluhan Pajak, maka tanggal penerimaannya adalah : |
||
|
|
|
|
|
- |
tanggal
Cap Pos, apabila dikirim melalui Pos tercatat: |
|
|
|
|
|
|
- |
tanggal
penerimaan fisik, apabila dikirim melalui Pos biasa / Ekspeditur; |
|
|
|
|
|
|
- |
tanggal
diterima oleh Kapenpa, apabila dikirim melalui Kapenpa, |
|
|
|
|
|
- |
Tanda terima dicetak dalam
satu lembar menggunakan formulir yang ditentukan, terdiri dari dua bagian
yaitu : |
||
|
|
|
|
|
- |
bagian
atas merupakan Lembar Pengawasan Arus Dokumen ; |
|
|
|
|
|
|
- |
bagian
bawah merupakan tanda terima yang harus diberikan kepada Wajib Pajak yang
bersangkutan, kecuali yang diterima dari Kapenpa ; |
|
|
|
|
|
|
- |
memasukkan
SPT yang telah direkam ke dalam kotak L/K/N ; |
|
|
|
|
|
|
- |
mencetak
daftar nominatif SPT yang diterima per status L/K/N ; |
|
|
|
|
|
|
- |
menerima
SPT dari KPP lain selanjutnya merekam untuk tanda terima SPT namun tidak
perlu dikirim kepada WP. |
|
|
|
|
|
||||
|
|
|
Petugas Pemisahan SPT
mempunyai tugas : |
||||
|
|
|
a. |
Mengambil SPT yang telah
direkam, print out tanda terima dan lembar Pengawasan Arus Dokumen Dari
Operator TPT ; |
|||
|
|
|
b. |
Memaraf,
memberi tanggal, dan mengisi kolom “diteruskan ke Seksi TUP/PDTUP” pada
lembar Pengawasan Arus Dokumen ; |
|||
|
|
|
c. |
Menggabungkan lembar ke-1 SPT
dengan Lembar Pengawasan Arus Dokumen
dan mengirimkannya kepada Subseksi SPT/Pendaftaran WP dan SPT beserta daftar nominatifnya (print
out komputer). |
|||
|
|
|
d. |
Menyerahkan lembar tanda
terima kepada koordinator Penerima SPT. |
|||
|
|
|
|
||||
|
|
|
Petugas Koordinator Penerima
SPT mempunyai tugas : |
||||
|
|
|
a. |
Menandatangani, membubuhkan
nama jelas, NIP, dan stempel KPP pada tanda terima SPT; |
|||
|
|
|
b. |
Memanggil
dan menyerahkan lembar tanda terima kepada WP atau kuasanya : |
|||
|
|
|
|
Catatan
: |
|||
|
|
|
|
Dalam
hal SPT diterima melalui Pos / Ekspeditur, maka tanda terima harus dikirimkan
kepada WP oleh Kasubbag TU melalui Pos tercatat. |
|||
|
|
|
|||||
|
II. |
PENGADMINISTRASIAN SPT DI
SEKSI TUP/PDTUP |
|||||
|
|
Petugas di Subseksi
SPT/Pendaftaran WP dan SPT mempunyai tugas : |
|||||
|
|
1. |
Mencatat SPT yang diterima
dari TPT ke dalam Buku Ekspedisi untuk dikirim ke Seksi PPh
Perseorangan/Badan atau Seksi PPh Badan dan Pemotongan/Pemungutan. Dalam
melakukan pencatatan tersebut juga diteliti apakah terdapat SLIP Pembetulan
Identitas pada SPT Wajib Pajak. Jika ada, maka SLIP tersebut dirobek dari SPT
kemudian dikirim kepada Petugas di Subseksi Pendaftaran WP/Pendaftaran WP dan
SPT, untuk dilakukan updating data WP baik pada administrasi maupun Master
File Lokal (MFL) di komputer. |
||||
|
|
2. |
Membuat Batch dan Daftar
Nominatif (NPWP), satu batch maksimum sejumlah 20 SPT. |
||||
|
|
3. |
Mengirim SPT ke Seksi PPh
(Subseksi Verifikasi)yang bersangkutan melalui Kasi TUP/PDTUP dengan
menggunakan Buku Ekspedisi, dan mendahulukan SPT Lebih Bayar. |
||||
|
|
4. |
Melakukan pengawasan atas
kepatuhan pemasukan SPT dan memonitor penerimaan SPT dari layar komputer
(KP.PPh.1.6-94 eks. KP.PPh.1.Q.1 dan KP.PPh.1.7-94 eks KP.PPh.1.Q.2). |
||||
|
|
5. |
Menerima dari Seksi PPh
(Subseksi Verifikasi) SPT Kurang Bayar dan Nihil yang akan diterbitkan
STP (sanksi
terlambat/kurang membayar PPh Pasal 29 dan denda terlambat memasukkan SPT),
dan membuat Nota Penghitungan serta mengirimkan SPT beserta Nota Penghitungan
tersebut ke Subseksi Tapsip melalui Kasi TUP/PDTUP. |
||||
|
|
6. |
Mencetak Surat Teguran dan
mengirimkannya kepada Wajib Pajak yang belum atau tidak memasukkan SPT
setelah ditanda tangani Kasi TUP/PDTUP. |
||||
|
|
7. |
Mencetak Laporan Pengolahan
Data SPT Tahunan PPh (KPL.KPP.9.7) untuk dikirim ke Pusat PDIP. |
||||
|
|
|
|||||
|
III. |
PENELITIAN DENGAN DUKUNGAN
KOMPUTER |
|||||
|
|
Penelitian dengan dukungan
komputer ini dilakukan pada Seksi PPh yang bersangkutan oleh : |
|||||
|
|
A. |
Subseksi Verifikasi |
||||
|
|
B. |
Editor |
||||
|
|
C. |
Sistem/Operator Komputer |
||||
|
|
|
|
||||
|
|
Ad.A Subseksi Verifikasi |
|||||
|
|
1. |
Menerima SPT dari Seksi
TUP/PDTUP melalui Kasi PPh : |
||||
|
|
2. |
Mengirim SPT ke Editor; |
||||
|
|
3. |
Menerima SPT yang telah
dikirim oleh Operator; |
||||
|
|
4. |
Mengirim SPT Kurang Bayar dan
Nihil yang terlambat / kurang membayar PPh Pasal 29 / terlambat memasukkan
SPT ke Subseksi SPT / Pendaftaran WP dan SPT melalui Kasi TUP/PDTUP; |
||||
|
|
5. |
Mengirim SPT Lebih Bayar
Kelompok A ke Kasi PPh untuk dilakukan PSK/PSL; |
||||
|
|
6. |
Mengirim SPT Kurang Bayar,
Nihil (yang tidak terlambat / kurang membayar PPh Pasal 29 / tidak terlambat
memasukkan SPT) dan Lebih Bayar Kelompok B ke Subseksi Tapsip melalui Kasi
TUP/PDTUP; |
||||
|
|
7. |
Menerima KP.Tipa.PPh.1-96 dari
Editor, dan meneruskannya kepada Kasi PPh yang bersangkutan, untuk diproses
lebih lanjut; |
||||
|
|
8. |
Menerima surat jawaban WP
mengenai KP.Tipa.PPh.1-96 dari Kasi PPh dan meneruskannya ke Editor |
||||
|
|
9. |
Menerima SPT L(A), L(B), K/N
dari Operator. |
||||
|
|
|
|
||||
|
|
Ad.B. Editor : |
|||||
|
|
1. |
Menerima SPT berikut Lembar
Pengawasan Arus Dokumen dari Subseksi Verifikasi: |
||||
|
|
2. |
Mencantumkan Kode SPT pada
kolom “UNTUK DINAS” disudut kanan atas sebagaimana dimaksud pada Lampiran
III.4 angka I atau III.5 angka I : |
||||
|
|
3. |
Melengkapi Kode KLU dan Kode
PTKP (form 1770) yang belum tercantum dalam SPT berdasarkan Laporan Keuangan
atau data intern; |
||||
|
|
4. |
Mengedit SPT dengan memberi
tanda “V” dengan menggunakan spidol warna merah pada elemen-elemen SPT yang
akan direkam. Jika ditemukan elemen yang salah supaya dibetulkan.
Elemen-elemen SPT yang akan direkam, dilihat pada daftar Lampiran III.4 angka
II atau III.5 angka II; |
||||
|
|
|
Catatan
: |
||||
|
|
|
a. |
Khusus
untuk SPT Wajib Pajak LP2P diperlakukan prosedur sesuai dengan Surat Edaran
Dirjen Pajak Nomor : SE-17/PJ.23/1989 tanggal 20 Maret 1989; |
|||
|
|
|
b. |
Dalam
hal kolom Angsuran PPh Pasal 25 tahun pajak berikutnya tidak diisi (kolom P.14 untuk SPT Tahunan PPh WP
Badan atau kolom P.17 untuk SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi), Maka petugas
harus mengisinya sesuai dengan ketentuan. |
|||
|
|
5. |
Memindahkan elemen-elemen dari
Neraca dan Laporan Laba/Rugi ke transkrip laporan keuangan /KP.Tipa.PPh.5-96
(Lampiran III.6). |
||||
|
|
6. |
Mengelompokkan SPT kedalam
kelompok : |
||||
|
|
|
a. |
SPT Lebih Bayar Kelompok A; |
|||
|
|
|
b. |
SPT
Lebih Bayar Kelompok B; |
|||
|
|
|
c. |
SPT Kurang Bayar dan Nihil
yang akan diterbitkan STP; |
|||
|
|
|
d. |
SPT Kurang Bayar dan Nihil
yang tidak akan diterbitkan STP. |
|||
|
|
7. |
Membuat batch untuk tiap
kelompok SPT, tiap batch maksimum 20 SPT disertai dengan daftar nominatif
NPWP. Batch SPT dibuat rangkap dua dan pada bagian atasnya agar diberi
tanda/keterangan tentang kelompok SPT sebagaimana dimaksud pada butir 6. Satu
lembar batch tersebut sebagai pengantar dan satu lembar lainnya sebagai
arsip/tanda terima setelah diparaf oleh Penerima (Operator Komputer); |
||||
|
|
8. |
Mengirimkan batch-batch SPT
disertai daftar nominatif NPWP kepada
Operator Komputer untuk direkam; |
||||
|
|
9. |
Menerima kembali SPT unbalance
akibat kesalahan matematis dari Operator Komputer untuk di balancekan; |
||||
|
|
10. |
Melakukan koreksi terhadap SPT
unbalance dengan mencoret elemen yang diperbaiki dan menuliskan koreksinya di
atas elemen tersebut dengan menggunakan tinta yang berbeda serta diparaf di
sampingnya. Angka yang lama harus tetap dapat dibaca; |
||||
|
|
11. |
Mengelompokkan SPT tersebut
pada butir 10 ke dalam kelompok pada butir 6, kemudian mengirimkan kepada
Operator Komputersetelah sebelumnya di batch seperti pada butir 7, untuk
direkam ulang; |
||||
|
|
12. |
Membuat KP.Tipa.PPh.1-96 dalam
hal Editor tidak dapat lagi mengusahakan agar SPT unbalance menjadi balance,
dan meneruskannya kepada Kasubsi Verifikasi; |
||||
|
|
13. |
Menerima surat jawaban WP atas
KP.Tipa.PPh.1-96 dari Subseksi Verifikasi; |
||||
|
|
14. |
Memberiketerangan tidak dapat
dibalancekan atas SPT pada butir 12 yang tidak ditanggapi WP dan selanjutnya
mengirim kepada Kasi PPh yang bersangkutan melalui Kasubsi Verifikasi untuk
dilakukan pemeriksaan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. |
||||
|
|
|
|
||||
|
|
Ad. C Sistem / Operator
Komputer : |
|||||
|
|
1. |
Menerima batch-batch dari
Editor dan mencocokkan jumlahnya dengan daftar nominatif NPWP. |
||||
|
|
|
Setelah diparaf, satu lembar
daftar tersebut dikembalikan kepada Editor sebagai tanda terima; |
||||
|
|
|
Catatan : |
||||
|
|
|
Apabila isi batch tidak sama
dengan jumlah SPT secara fisik, maka batch tersebut dikembalikan Kepada
Editor untuk disesuaikan/dilengkapi. |
||||
|
|
2. |
Merekam elemen-elemen SPT yang
telah diberi tanda “V” dan elemen-elemen dari KP.Tipa.PPh. 5-96; |
||||
|
|
3. |
Membuat Lembar Penelitian SPT
Dengan Komputer (Lampiran III.7. atau Lampiran III.8.) sesuai dengan
ketentuan, untuk dilekatkan pada SPT yang bersangkutan, dalam hal : |
||||
|
|
|
a. |
Unsur-unsur dalam SPT ada yang
salah atau seharusnya diisi tetapi tidak diisi; |
|||
|
|
|
b. |
Penyampaian
SPT/SSP PPh Pasal 29 lewat batas waktu yang ditentukan; |
|||
|
|
4. |
Mengirim SPT beserta Lembar
Penelitian Dengan Komputer sebagaimana tersebut pada butir 3.a, kepada Editor
dalam batch baru dengan jumlah maksimum 20 SPT setiap batch; |
||||
|
|
5. |
Menerima kembali dan merekam
SPT yang telah diperbaiki oleh Editor; |
||||
|
|
6. |
Mengirim dengan Buku
Ekspedisi, SPT-SPT yang sudah direkam kepada : |
||||
|
|
|
a. |
Kasi PPh yang bersangkutan
melalui Kasubsi Verifikasi untuk dilakukan Pemeriksaan Sederhana (untuk SPT
Lebih Bayar Kelompok A, baik SPT yang ada maupun yang tidak ada Lembar
Penelitian dengan Komputer sebagaimana dimaksud pada butir 3.b.); |
|||
|
|
|
b. |
Kasi
TUP/PDTUP melalui Kasubsi Verifikasi dan Kasi PPh (untuk SPT Lebih Bayar
Kelompok B dan Kurang Bayar/Nihil baik yang akan diterbitkan STP atau tidak); |
|||
|
|
7. |
Mencetak Daftar Angsuran PPh
Pasal 25 tahun pajak berikutnya apabila diperlukan; |
||||
|
|
8. |
Mencetak Daftar SPT Rugi Tidak
Lebih Bayar, untuk diteruskan ke Seksi TUP/PDTUP melalui Kasubsi Verifikasi dan Kasi PPh. |
||||
|
|
|
|||||
|
IV. |
PETUGAS PADA SUBSEKSI TAPSIP |
|||||
|
|
Petugas di Subseksi Tapsip
mempunyai tugas : |
|||||
|
|
1. |
Menerima SPT tersebut pada
angka III butir 6b dari Seksi PPh (Subseksi Verifikasi) melalui Kasi
TUP/PDTUP untuk ditindaklanjuti sebagai berikut : |
||||
|
|
|
a. |
SPT Lebih Bayar Kelompok B
dikirim ke Karikpa / Unit Pemeriksaan lainnya untuk dilakukan Pemeriksaan Lengkap
dengan surat pengantar Kasi TUP/PDTUP dan menggunakan Buku Ekspedisi ; |
|||
|
|
|
b. |
Menerbitkan STP serta
KP.Tipa.PPh.2-96 (Lampiran III.9.) atas SPT Kurang / Terlambat Bayar dan
Nihil berdasarkan Nota Penghitungan yang diterima dari Subseksi SPT/Pendaftaran
WP dan SPT; |
|||
|
|
|
c. |
Menyimpan SPT Kurang Bayar dan
Nihil yang tidak akan diterbitkan STP kedalam Berkas Induk WP. |
|||
|
|
2. |
Mengirimkan SPT beserta berkas
Wajib Pajak ke Seksi PPh yang bersangkutan dan/atau ke Karikpa/ Unit
Pemeriksaan lainnya berdasarkan kriteria Pemeriksaan Sederhana dan/atau
Pemeriksaan Lengkap yang ditetapkan. |
||||
|
|
3. |
a. |
Menerima SPT yang selesai
dilakukan Pemeriksaan Sederhana dan Laporan Hasil Pemeriksaan disertai Nota
Penghitungan dari Seksi PPh yang bersangkutan, melalui Kasi TUP/PDTUP,
selanjutnya menerbitkan STP / SKPLB / SKPN / SKPKB / SKPKBT: |
|||
|
|
|
b. |
Menerima SPT yang telah
dilakukan Pemeriksaan Lengkap beserta Laporan Hasil Pemeriksaan disertai Nota
Penghitungan dan DKHP dari Karikpa / Unit Pemeriksaan lainnya melalui Kepala
KPP dan Kasi TUP/PDTUP, selanjutnya menerbitkan STP/SKPLB/SKPN/SKPKB/SKPKBT: |
|||
|
|
4. |
Mengirim
STP/SKPLB/SKPN/SKPKB/SKPKBT kepada WP melalui Pos; |
||||
|
|
5. |
Mengirim tindasan
STP/SKPLB/SKPN/SKPKB/SKBKBT ke Seksi Penagihan, Seksi PPh terkait dan khusus
SKPLB ke Seksi Penerimaan dan Keberatan; |
||||
|
|
6. |
Menyimpan semua SPT yang telah
selesai pengolahannya ke dalam berkas Induk WP. |
||||
|
|
|
|||||
|
V. |
PETUGAS PEMERIKSA SEDERHANA
PADA SEKSI PPh PERSEORANGAN/BADAN ATAU SEKSI PPh BADAN DAN PEMOTONGAN /
PEMUNGUTAN |
|||||
|
|
Petugas Pemeriksa Sederhana
mempunyai tugas : |
|||||
|
|
Menerima SPT yang memenuhi
kreteria untuk diperiksa sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I Bagian D
angaka I Keputusan ini, dari Seksi TUP/PDTUP/Subseksi Tapsip melalui Seksi
PPh /Subseksi Verifikasi untuk dilakukan Pemeriksaan Sederhana, sesuai dengan
pedoman pemeriksaan Yang berlaku. |
|||||
|
|
|
|||||
|
VI. |
PERPANJANGAN JANGKA WAKTU
PENYAMPAIAN SPT |
|||||
|
|
a. |
Petugas Penerima / Peneliti
SPT di Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) mempunyai tugas : |
||||
|
|
|
1. |
Menerima dan meneliti surat
permohonan perpanjangan jangka waktu penyampaian SPT(Formulir 1770-Y/1771-Y)
dari WP, dan meneruskan kepada Operator untuk direkam; |
|||
|
|
|
2. |
Memberikan tanda terima
(lembar bagian bawah) kepada WP atau Kuasanya. Dalam hal permohonan diterima
melalui Pos/Ekspeditur, maka tanda terima dikirim kepada WP Dengan Pos
tercatat; |
|||
|
|
|
3. |
Menggabungkan Lembar
Pengawasan Arus Dokumen (lembar bagian atas dari formulir tanda terima)
dengan surat permohonan WP, selanjutnya menyerahkan kepada Petugas Subseksi
SPT/ Pendaftaran WP dan SPT untuk dicatat pada Buku Ekspedisi dan diteruskan
kepada kepala KPP Melalui Kasi TUP/PDTUP untuk mendapatkan
keputusan/persetujuan. |
|||
|
|
b. |
Petugas pada Subseksi
SPT/Pendaftaran WP dan SPT mempunyai tugas : |
||||
|
|
|
1. |
Menerima kembali surat
permohonan WP yang sudah mendapat persetujuan dari Kepala KPP, kemudian
merekam pada komputer Seksi TUP/PDTUP. Output hasil perekaman data ini adalah
KP.PPh.1.3.1; |
|||
|
|
|
2. |
Menyerahkan KP.PPh.1.3.1
kepada Kepala KPP melalui Kasi TUP/PDTUP untuk di tandatangani, selanjutnya
mengirimkannya melalui Pos kepada WP yang bersangkutan; |
|||
|
|
|
3. |
Mengirim KP.PPh.1.3.1. kepada
petugas Tapsip untuk disimpan pada berkas WP dalam hal permohonan WP ditolak; |
|||
|
|
|
4. |
Apabila permohonan diterima,
arsip KP.PPh.1.3.1. digabung dengan SPT Wajib Pajak pada saat SPT
disampaikan, untuk selanjutnya SPT di proses sebagaimana mestinya. |
|||
|
|
|
|
Catatan : |
|||
|
|
|
|
a. |
Jika SPT tidak disampaikan
oleh WP dalam batas waktu yang telah disetujui, harus diterbitkan Surat
Teguran melalui sisitem komputer pada Seksi TUP/PDTUP. |
||
|
|
|
|
b. |
Perpanjangan jangka waktu
penyampaian SPT hanya dapat diberikan kepada WP sebanyak dua kali,
masing-masing untuk jangka waktu maksimal tiga bulan. |
||
C. |
TATA CARA PENELITIAN SPT
TAHUNAN PPh WP ORANG PRIBADI / BADAN |
||||
|
I. |
PENILAIAN KELENGKAPAN SPT
TAHUNAN PPh WP ORANG PRIBADI / BADAN |
|||
|
|
1. |
Penilaian kelengkapan SPT
Tahunan PPh WP Orang Pribadi/Badan dilakukan oleh Petugas Penerima SPT yang meliputi : |
||
|
|
|
a. |
Pengecekan kelengkapan SPT
Tahunan PPh yang berupa pengisian semua unsur yang tercantum dalam SPT Induk
dan semua lampirannya; |
|
|
|
|
b. |
Pengecekkan adanya tandatangan
Wajib Pajak pada SPT Induk (Formulir 1770/1771) atau tanda tangan Kuasa Wajib
Pajak; |
|
|
|
|
c. |
Pengecekan adanya Surat Kuasa
Khusus apabila SPT di tanda tangani oleh Kuasa Wajib Pajak; |
|
|
|
|
d. |
Pengecekan adanya SSP PPh
Pasal 29, kecuali SPT Lebih Bayar atau SPT Nihil. |
|
|
|
2. |
Apabila pada saat penilaian
kelengkapan SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi / Badan sebagaimana dimaksud
dalam butir 1 ternyata SPT tidak lengkap, maka Petugas Penerima SPT harus
menolak dan mengembalikan SPT tersebut langsung kepada Wajib Pajak dengan
memberikan penjelasan seperlunya. Terhadap SPT tidak lengkap yang diterima
melalui pos maka SPT tersebut dikirim kembali dengan KP.Tipa.PPh.1-96. |
||
|
|
3. |
Apabila Wajib Pajak melakukan
pembetulan pengisian SPT sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (1)
Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang nomor 9 Tahun 1994,
maka SPT akan direkam kembali.2. |
||
|
|
|
|||
|
II. |
PENILAIAN KEBENARAN FORMAL
PENGISIAN SPT TAHUNAN PPh WP ORANG PRIBADI/BADAN DAN PEREKAMAN SPT TAHUNAN
PPh WP ORANG PRIBADI/ BADAN |
|||
|
|
1. |
Penilaian kebenaran formal
pengisian SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi / Badan dilakukan dengan dukungan
komputer pada saat perekaman SPT yang meliputi kegiatan : |
||
|
|
|
a. |
Pengecekan apakah kolom-kolom
pada SPT telah diisi lengkap; |
|
|
|
|
b. |
Pengecekan apakah angka-angka
dalam SPT Induk sudah cocok dengan angka-angka dalam lampiran-lampirannya : |
|
|
|
|
c. |
Pengecekan apakah ada
kesalahan tulis dan/atau kesalahan hitung: |
|
|
|
|
d. |
Pengecekan apakah Wajib Pajak
menyampaikan SPT tepat pada waktunya; dan |
|
|
|
|
e. |
Pengecekan apakah Wajib Pajak
menyetor PPh Pasal 29 tepat pada waktunya. |
|
|
|
2. |
Terhadap SPT unbalance,
Operator Komputer akan mengisi lembar penelitian dari komputer yang
menunjukan elemen SPT yang salah tulis dan/atau salah hitung. |
||
|
|
3. |
SPT unbalance bersama lembar
penelitian dari komputer yang dibuat oleh Operator Komputer selanjutnya
dikirim kepada editor untuk diperbaiki menjadi balance tidak murni. |
||
|
|
4. |
SPT unbalance yang diperbaiki
menjadi balance seperti tersebut pada butir 3 (balance tidak murni)
selanjutnya dikirim kembali kepada Operator Komputer untuk direkam ulang. |
||
|
|
5. |
Tata cara penelitian dan
pengolahan SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi Wajib LP2P : |
||
|
|
|
a. |
SPT Tahunan PPh WP Orang
Pribadi Wajib LP2Plebih Bayar dan Kurang bayar di nihilkan sepanjang Wajib
Pajak yang bersangkutan menerima atau memperoleh penghasilan semata-mata
berasal dari satu Bendaharawan Gaji, yaitu Bendaharawan Pemerintah
berdasarkan Peraturan pemerintah
Nomor 45 Tahun 1994 yang membayarkan gaji dan tun -tunjangan yang
melekat pada gaji : |
|
|
|
|
b. |
Untuk mengetahui apakah WP
Orang Pribadi Wajib LP2P hanya menerima / memperoleh penghasilan dari satu Bendaharawan
Gaji antara lain dapat dilakukan dengan meneliti : |
|
|
|
|
|
1) |
NPWP dengan kepala 5 atau yang
jelas tertulis jenis pekerjaannya seperti Pegawai Negeri Sipil/ABRI/Pensiunan
Pegawai Negeri Sipil dan ABRI ; dan |
|
|
|
|
2) |
Tidak ada penghasilan lain
(pada huruf J formulir 1770 yang diisi hanya butir J.2) : dan |
|
|
|
|
3) |
Lampiran kredit pajak yang
dilampirkan pada SPT yang bersangkutan hanya terdiri dari potongan dari satu
Bendaharawan Pembayar Gaji saja (formulir 1721-A2); dan |
|
|
|
|
4) |
Pada lampiran IV SPT (Formulir
1770-IV) hanya diisi kredit pajak pada kolom (3) PPh Pasal 21 dengan Pemotong
hanya satu Bendaharawan. |
|
|
|
c. |
Cara menihilkan SPT Tahunan
tersebut pada huruf a dan b adalah sebagai berikut : |
|
|
|
|
|
1) |
PPh terutang dihitung sesuai
dengan Penghasilan Kena Pajak yang sebenarnya; |
|
|
|
|
2) |
Besarnya kredit pajak
disamakan dengan besarnya PPh terutang; |
|
|
|
|
3) |
PPh yang masih harus dibayar
huruf N 15.a pada Formulir 1770 menjadi “Nihil”. |
|
|
|
d. |
Dalam hal WP Orang Pribadi
Wajib LP2P menerima / memperoleh penghasilan tidak hanya dari satu
Bendaharawan Gaji saja, misalnya dari Bendaharawan lain selain Bendaharawan
Gaji berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1994 atau menerima /
memperoleh penghasilan dari sumber-sumber lainnya (antara lain deviden atau royalti),
maka SPT-nya tidak dinihilkan. Apabila SPT yang disampaikan termasuk SPT
Lebih Bayar Kelompok A, maka dilakukan Pemeriksaan Sederhana; |
|
|
|
|
e. |
Kegiatan penelitian dan
pengolahan sebagaimana di maksud pada huruf a, b dan c dilaksanakan oleh
Seksi TUP/PDTUP pada KPP yang belum melaksanakan SIP dan Seksi PPh terkait
pada KPP yang melakanakan SIP. Terhadap hasil penelitian SPT Tahunan PPh WP
Orang Pribadi Wajib LP2P yang menyatakan Lebih Bayar diterbitkan
KP.Tipa.PPh.2-96 Dalam hal Wajib Pajak memintanya. |
|
|
|
|
|||
|
III. |
JANGKA WAKTU PENYELESAIAN |
|||
|
|
1. |
Penilaian kelengkapan SPT
harus diselesaikan : |
||
|
|
|
a. |
dalam hal SPT disampaikan
langsung oleh Wajib Pajak atau kuasanya, harus diselesaikan pada saat
diterima; |
|
|
|
|
b. |
dalam hal SPT disampaikan
melalui Pos, selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah diterima. |
|
|
|
2. |
Penelitian dan perekaman SPT
Tahunan PPh Lebih Bayar yang lengkap harus diselesaikan paling lambat 1
(satu) bulan sejak SPT diterima. |
||
|
|
3. |
Penelitian dan perekaman SPT
Tahunan PPH Kurang Bayar / Nihil yang lengkap harus diselesaikan paling
lambat 3 (tiga) bulan sejak SPT diterima. |
||
|
|
4. |
Pengiriman SPT Tahunan PPh
Lebih Bayar Kelompok A dan SPT Tahunan Rugi Tidak Lebih Bayar ke Seksi PPh
yang bersangkutan pada KPP yang belum melaksanakan SIP Serta pengiriman SPT
Tahunan PPh Lebih Bayar Kelompok B ke Karikpa harus sudah selesai
dilaksanakan dalam jangka waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak
Perekaman SPT dan setelah diterimanya ketentuan pengelompokkan SPT Lebih
Bayar /SPT Rugi Tidak Lebih Bayar dari Kakanwil. |
||
|
|
|
|||
|
IV. |
HASIL KEGIATAN PENELITIAN SPT
TAHUNAN PPh WP ORANG PRIBADI /BADAN |
|||
|
|
1. |
Hasil penilaian kelengkapan
SPT dapat berupa : |
||
|
|
|
a. |
tanda terima SPT dalam hal SPT
lengkap; |
|
|
|
|
b. |
surat permintaan kelengkapan
kepada Wajib Pajak disertai dengan pengembalian SPT yang tidak lengkap dengan
menggunakan KP.Tipa.PPh.1-96, dalam hal SPT disampaikan melalui
Pos/Ekspeditur. |
|
|
|
2. |
Hasil Penelitian SPT dapat
berupa : |
||
|
|
|
a. |
STP dan Pemberitahuan Hasil
Penelitian SPT (KP.Tipa.PPh.2-96), dalam hal SPT Yang semula Nihil /Kurang
bayar setelah diteliti ternyata terdapat salah tulis/salah Hitung,
sehingga menghasilkan tambahan pajak yang masih harus dibayar; |
|
|
|
|
b. |
Nota Pemindahan Dari
Penelitian Ke Pemeriksaan Sederhana/Pemeriksaan Lengkap(KP.Tipa.PPh.3-96)
dalam hal SPT yang semula menyatakan Kurang Bayar atau Nihil setelah diteliti
menjadi Lebih Bayar Kelompok A atau Kelompok B; |
|
|
|
|
|
Catatan : |
|
|
|
|
|
- |
SPT yang semula menyatakan
Lebih Bayar setelah diteliti menjadi Kurang Bayar atau Nihil. |
|
|
|
|
- |
SPT yang semula menyatakan
Kurang Bayar setelah diteliti menjadi Nihil atau jumlah Kurang Bayarnya
menjadi lebih kecil. |
|
|
|
c. |
STP , dalam hal SPT tidak
masuk atau terlambat disampaikan dan/atau pajak yang Terutang
terlambat/kurang disetor. |
|
|
|
|
|||
|
V. |
UNIT PELAKSANA |
|||
|
|
1. |
a. |
Unit pelaksana penilaian
kelengkapan SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi / Badan pada Kantor Pelayanan
Pajak yang belum melaksanakan Sistem Informasi Perpajakkan (belum SIP) adalah
Seksi TUP/PDTUP; |
|
|
|
|
b. |
Unit pelaksana penilaian
kelengkapan SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi/Badan pada Kantor Pelayanan
Pajak yang melaksanakan Sistem Informasi Perpajakkan (SIP) adalah Tempat
Pelayanan Terpadu (TPT). |
|
|
|
2. |
a. |
Unit pelaksana penilaian
kebenaran formal pengisian SPT Tahunan PPH WP Orang Pribadi / Badan pada
Kantor Pelayanan Pajak yang belum melaksanakan Sistem Informasi Perpajakan
(belum SIP) adalah Seksi PDI / PDTUP; |
|
|
|
|
b. |
Unit pelaksana penilaian
kebenaran formal pengisian SPT Tahunan PPh WP OrangPribadi / Badan pada
Kantor Pelayanan Pajak yang belum melaksanakan Sistem InFormasi Perpajakan
(SIP) adalah Seksi PPh Perseorangan /Badan atau Seksi PPh Badan dan
Pemotongan / Pemungutan. |
PEMERIKSAAN SEDERHANA SPT
TAHUNAN PPh WP ORANG PRIBADI/BADAN
I. |
KRITERIA SPT TAHUNAN PPh WP
ORANG PRIBADI / BADAN YANG DILAKUKAN PEMERIKSAAN |
|||
|
I. |
SPT Tahunan PPh WP Orang
Pribadi/Badan Lebih Bayar. |
||
|
|
1. |
SPT Tahunan PPh WP Orang
Pribadi/Badan Lebih Bayar termasuk : |
|
|
|
|
- |
SPT yang semula menyatakan
Lebih Bayar setelah diteliti menjadi Kurang Bayar atau Nihil. |
|
|
|
- |
SPT yang semula menyatakan
Kurang Bayar / Nihil setelah diteliti menjadi Lebih Bayar. Dikelompokkan
menjadi Kelompok A dan Kelompok B. Penentuan SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi
/ Badan Lebih Bayar dalam Kelompok A dan Kelompok B dilakukan Oleh Kakanwil DJP
paling lambat pada akhir bulan November setiap tahun pajak yang bersangkutan
berdasarkan angka-angka pembanding tahun pajak sebelumnya. |
|
|
2. |
SPT yang menyatakan rugi,
tetapi tidak lebih bayar. |
|
|
|
3. |
SPT PPh Tahunan unbalance yang
tidak bisa dibalancekan |
|
|
|
4. |
SPT yang tidak dibetulkan
meskipun telah dihimbau atau tidak disampaikan meskipun telah ditegur karena
adanya data prioritas, yang batasannya ditentukan oleh Direktur Jenderal
Pajak; |
|
|
|
5. |
SPT Tahunan WP Orang Pribadi /
Badan Kurang Bayar / Nihil lainnya, diproses melalui pemeriksaan berdasarkan
kriteria yang ditetapkan sendiri. |
|
|
|
|||
II. |
KEGIATAN PEMERIKSAAN |
|||
|
1. |
Pemeriksaan dilakukan setelah
SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi/Badan selesai direkam kedalam komputer. |
||
|
2. |
Pemeriksaan Sederhana Kantor |
||
|
|
SPT yang dilakukan Pemeriksaan
Sederhana Kantor adalah : |
||
|
|
a. |
SPT Lebih Bayar Kelompok A
dengan berpatokan kepada ketentuan yang telah digariskan oleh Kakanwil,
sebagai berikut : |
|
|
|
|
a.1. |
Tempat tinggal kedudukan Wajib
Pajak (yang termasuk katagori kecil) jauh dari KPP; |
|
|
|
a.2 |
Jumlah PPh dalam SPT Lebih
Bayar tidak material; |
|
|
|
a.3 |
Besarnya usaha atau sumber
penghasilan WP berdasarkan pertimbangan tertentu perlu dilakukan Pemeriksaan
Sederhana Kantor. |
|
|
b. |
SPT yang semula menyatakan
Lebih Bayar setelah diteliti menjadi Kurang Bayar atau Nihil ; |
|
|
|
c. |
SPT yang menyatakan Kurang
Bayar / Nihil setelah diteliti menjadi Lebih Bayar; |
|
|
|
d. |
SPT yang menyatakan Rugi
tetapi tidak lebih bayar, kecuali ditentukan lain oleh Kakanwil DJP; |
|
|
|
e. |
SPT PPh Tahunan unbalance yang
tidak bisa di balancekan; |
|
|
|
|
Catatan : |
|
|
|
|
Pemeriksaan Sederhana Kantor
hanya meliputi jenis pajak tertentu. |
|
|
3. |
Pemeriksaan Sederhana Lapangan SPT yang dilakukan Pemeriksaan
Sederhana Lapangan adalah : |
||
|
|
a. |
SPT Lebih Bayar Kelompok A
diluar Pemeriksaan Sederhana Kantor sebagaimana dimaksud pada butir 2 huruf
a; |
|
|
|
b. |
SPT yang semula menyatakan
Kurang Bayar / Nihil setelah diteliti menjadi Lebih Bayar Kelompok A, dengan
memperhatikan butir 2 huruf a; |
|
|
|
c. |
SPT yang menyatakan Rugi,
tetapi tidak lebih bayar yang ditentukan oleh Kakanwil DJP untuk dilakukan
PSL; |
|
|
|
d. |
SPT yang tidak dibetulkan
meskipun telah dihimbau atau tidak disampaikan meskipun telah ditegur karena
adanya data prioritas, yang batasannya ditentukan oleh Direktur Jenderal
Pajak/Kepala Kanwil DJP. |
|
|
|
|
Catatan : |
|
|
|
|
Pengaturan mengenai
Pemeriksaan Sederhana Lapangan dikoordinasikan oleh KePala Kantor Pelayanan
Pajak atau Pejabat yang ditunjuk. |
|
|
4. |
a. |
Apabila dalam Pemeriksaan
Sederhana ditemukan adanya indikasi bukti permulaan tindak pidana di bidang
perpajakan, maka pemeriksaan segera dihentikan untuk diperiksa dalam rangka
pemeriksaan bukti permulaan tindak pidana di bidang perpajakan oleh unit yang
terkait; |
|
|
|
b. |
Kegiatan Pemeriksaan Sederhana
terhadap SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi/Badan Kurang Bayar/Nihil yang
dilakukan berdasarkan kriteria yang ditetapkan tersendiri dimulai setelah
Pemeriksaan Sederhana atas masing-masing jenis SPT Tahunan PPh WP Orang
Pribadi/Badan Lebih Bayar sudah selesai seluruhnya, kecuali Atas izin Kakanwil
DJP atasannya; |
|
|
|
c. |
Atas kegiatan sebagaimana
dimaksud dalam huruf b Kepala KPP yang bersangkutan wajib melaporkan kepada
Kakanwil DJP atasannya tentang penyelesaian Pemeriksaan Sederhana atas
masing-masing SPT Tahunan PPh Lebih Bayar disertai dengan daftar rencana SPT
Tahunan PPh WP Orang Pribadi/Badan Kurang Bayar/Nihil yang akan diperiksa
berikut alasannya; |
|
|
|
d. |
Dalam hal dilakukan pemindahan
dari Pemeriksaan Sederhana Kantor ke Pemeriksaan Sederhana Lapangan atau
Pemeriksaan Lengkap, digunakan Nota Pamindahan dari Pemeriksaan Sederhana
Kantor ke Pemeriksaan Sederhana Lapangan/Pemeriksaan Lengkap
(KP.Tipa.PPh.3.a-96). |
|
|
|
|
||
|
5. |
Pemeriksaan Lengkap. |
||
|
|
SPT Tahunan PPh WP Orang
Pribadi/Badan yang dilakukan Pemeriksaan Lengkap diatur dengan ketentuan tersendiri. |
||
|
|
|
||
|
6. |
Laporan |
||
|
|
a. |
Kepala KPP yang bersangkutan
wajib melaporkan kepada Kakanwil DJP atasannya tentang kegiatan Pemeriksaan
Sederhana atas SPT Tahunan WP Orang Pribadi / Badan Kurang Bayar/Nihil
sebagaimana dimaksud pada butir 4 huruf c selambat-lambatnya tanggal 10 Juli
Tahun berikutnya dengan menggunakan formulir seperti tersebut dalam lampiran
III.16a; |
|
|
|
b. |
Kakanwil DJP menyampaikan
laporan dalam bentuk kompilasi seluruh KPP di wilayahnya kepada Direktur
Pemeriksaan Pajak Kantor Pusat Dirjen Pajak selambat-lambatnya tanggal 10
Agustus tahun berikutnya dengan menggunakan formulir sebagaimana dimaksud
dalam Lampiran III.16b; |
|
|
|
c. |
Laporan sebagaimana dimaksud
pada huruf b berisi : |
|
|
|
|
c.1. |
Jumlah SPT Tahunan WP Orang
Pribadi /Badan Kurang Bayar /Nihil sesuai dengan Daftar Rencana Pemeriksaan
Sederhana Kantor dan Daftar Rencana Pemeriksaan Sederhana Lapangan
sebagaimana dimaksudkan dalam Lampiran III.15. yang merupakan penyempurnaan
Formulir KP.Rik.PS.1.26; |
|
|
|
c.2 |
Jumlah
SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi /Badan Kurang Bayar/Nihil yang dilakukan
PemeriksaanSederhana Kantor dan Pemeriksaan Sederhana Lapangan |
|
|
|
c.3 |
Jumlah PPh yang terutang
sebelum dan setelah dilakukan Pemeriksaan Sederhana Kantor dan Pemeriksaan
Sederhana Lapangan. |
|
|
|||
III. |
UNIT PELAKSANA |
|||
|
1. |
Unit pelaksana Pemeriksaan
Sederhana adalah Seksi PPh yang bersangkutan. |
||
|
2. |
Unit pelaksana Pemeriksaan
Lengkap adalah Karikpa. |
||
|
|
|||
|
|
|||
IV. |
TATA CARA PEMERIKSAAN |
|||
|
Pemeriksaan dilaksanakan
berdasarkan Pedoman Pemeriksaan yang diatur tersendiri. |
Lampiran II Keputusan Direktur Jenderal
Pajak |
||
Nomor |
: |
KEP. 16/PJ/1996 |
Tanggal |
: |
15 Maret 1996 |
TATA CARA PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SPT TAHUNAN PPh PASAL 21 PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK YANG BELUM MELAKSANAKAN SISTEM INFORMASI PERPAJAKAN (BELUM SIP)
I. |
PENERIMAAN SPT OLEH PETUGAS
PENERIMA SPT DI KANTOR PELAYANAN PAJAK |
|||||||||||
|
Petugas Penerima / Peneliti
SPT Tahunan PPh Pasal 21 (1721) terdiri dari : |
|||||||||||
|
1. |
Petugas Penerima / Peneliti
SPT 1721 Lebih Bayar; |
||||||||||
|
2. |
Petugas Penerima / Peneliti
SPT 1721 Kurang Bayar; |
||||||||||
|
3. |
Petugas Penerima / Peneliti
SPT 1721 Nihil. |
||||||||||
|
|
|||||||||||
|
Petugas Penerima SPT mempunyai
tugas : |
|||||||||||
|
1. |
Menerima SPT yang sudah diisi
termasuk SPT Pembetulan, dan SPT Perpanjangan (1721-Y), baik yang disampaikan
langsung oleh Pemotong Pajak atau yang dikirimkan melalui
Pos/Ekspeditur/Kapenpa. Dalam hal Pemotong Pajak pindah dan ternyata masih
memasukkan SPT di KPP lama, maka SPT tersebut harus diterima oleh KPP lama,
kemudian segera dikirimkan ke KPP baru untuk diolah dan direkam. |
||||||||||
|
2. |
Mengecek kelengkapan SPT
berdasarkan pedoman sebagaimana dimaksud pada Lampiran III.12. |
||||||||||
|
|
a. |
Apabila SPT termasuk kriteria
LENGKAP harus diterima. |
|||||||||
|
|
b. |
Apabila SPT termasuk kriteria
TIDAK LENGKAP harus dikembalikan kepada Pemotong Pajak yang bersangkutan.
Jika SPT diterima melalui Pos/Ekspeditur/Kapenka dalam keadaan TIDAK LENGKAP
maka SPT tersebut harus segera dikembalikan kepada Pemotong Pajak yang
bersangkutan dengan disertai KP.Tipa.PPh.1-96 (Lampiran III.3) dengan Pos
tercatat. |
|||||||||
|
3. |
Mencatat tanggal penerimaan
SPT pada sudut kanan atas SPT (kolom diisi oleh petugas). Dalam hal diterima
melalui Pos/Ekspeditur, maka tanggal penerimaannya adalah ; |
||||||||||
|
|
a. |
tanggal Cap Pos, apabila
dikirim melalui Pos tercatat; |
|||||||||
|
|
b. |
tanggal penerimaan fisik,
apabila dikirim melalui Pos biasa/Ekspeditur. |
|||||||||
|
4. |
Membuat tanda terima SPT
dengan mengisi formulir KP.Tipa.PPh.1.4-96 secara lengkap dalam rangkap tiga
dengan menggunakan ball point. Tanda terima tersebut harus dibubuhi tanggal
penerimaan, nama jelas, NIP, tanda tangan penerima SPT dan stempel KPP. |
||||||||||
|
|
a. |
Nomor urut KP.Tipa.PPh.1.4-96
dengan mempergunakan Numerator untuk masing-masing SPT Tahunan PPh Pasal 21. |
|||||||||
|
|
b. |
Memberi tanda X dalam kotak
yang sesuai dalam hal ada lampiran yang belum tercetakpada formulir
KP.Tipa.PPh.1.4-96 agar dituliskan jenis lampiran tersebut pada baris yang
tersedia, misalnya : |
|||||||||
|
|
|
- |
Tanda Bukti Pembayaran Fiskal
Luar Negeri (TBPFLN) sebanyak 10 lembar. |
||||||||
|
5. |
Memberikan KP.Tipa.PPh.1.4-96
lembar ke-1 (lembar untuk Pemotong Pajak) kepada Pemotong Pajak. |
||||||||||
|
|
Dalam hal SPT diterima melalui
Pos/Ekspeditur, maka KP.Tipa.PPh.1.4-96 tetap dibuat dan lembar ke-1
dikirimkan kepada Pemotong Pajak melalui Pos tercatat. Tanggal penerimaannya
adalah : |
||||||||||
|
|
a. |
tanggal Cap Pos, apabila
dikirim melalui Pos tercatat; |
|||||||||
|
|
b. |
tanggal penerimaan fisik,
apabila dikirim melalui Pos biasa/Ekspeditur; |
|||||||||
|
6. |
Menggabungkan
KP.Tipa.PPh.1.4-96 lembar ke-3 dengan SPT yang bersangkutan, dan selanjutnya
mengelompokkan SPT menjadi : |
||||||||||
|
|
- |
Lebih Bayar (L) |
|||||||||
|
|
- |
Kurang Bayar (K) |
|||||||||
|
|
- |
Nihil (N) |
|||||||||
|
7. |
Mengirimkan KP.Tipa.PPh.1.4-96
lembar ke-2 kepada Pemegang Buku Register Pengawasan SPT Tahunan PPh Pasal 21
(KP.PPh.1.6-94 eks KP.PPh.1.Q.1) dengan Buku Ekspedisi untuk dicatat. |
||||||||||
|
8. |
Mengirimkan SPT yang telah
disortir per kelompok L/K/N tersebut kepada Editor dengan mendahulukan
kelompok SPT Lebih Bayar. Pengirimannya dilakukan secara bertahap dengan
menggunakan Buku Ekspedisi. |
||||||||||
|
9. |
Menerima SPT Pembetulan dan
membuat KP.Tipa.PPh.1.4-96 dalam rangkap tiga : |
||||||||||
|
|
- |
Lembar ke-1 |
: |
diserahkan kepada Pemotong
Pajak; |
|||||||
|
|
- |
Lembar ke-2 dan ke-3 |
: |
dilekatkan pada SPT |
|||||||
|
|
SPT dan KP.Tipa.PPh.1.4-96
setelah diberi cap “Pembetulan”, dikirim kepada Pemegang Buku Register
PengaWasan SPT Pembetulan (KP.PPh.1.9-94 eks KP.PPh.1.Q.4)dengan menggunakan
Buku Ekspedisi untuk dicatat. |
||||||||||
|
10. |
Menerima SPT dari Kantor
Penyuluhan Pajak, Apabila SPT bukan merupakan SPT Pembetulan, maka
KP.Tipa.PPh.1.4-96 lembar ke-2 dilepas dari SPT untuk selanjutnya diproses
sebagaimana dimaksud pada Butir 6,7, dan 8. Dan apabila merupakan SPT
Pembetulan diteruskan kepada Pemegang Buku KP.PPh.1.9-94 Eks KP.PPh.1.Q.4
dengan menggunakan Buku Ekspedisi untuk dicatat. |
||||||||||
|
|
|||||||||||
II. |
PENERIMAAN SPT OLEH PETUGAS DI
KANTOR PENYULUHAN PAJAK |
|||||||||||
|
Petugas Penerima SPT di Kantor
Penyuluhan Pajak mempunyai tugas : |
|||||||||||
|
1. |
Menerima SPT yang sudah diisi termasuk
SPT Pembetulan dan SPT Perpanjangan (1721-Y) baik yang disampaikan langsung
oleh Pemotong Pajak maupun yang dikirim melalui pos/Ekspeditur, selanjutnya
diproses sebagaimana halnya bila SPT tersebut diterima melalui Petugas
Penerima SPT di Kantor Pelayanan Pajak (lihat angka 1 butir 1s/d 5) |
||||||||||
|
2. |
Mengirimkan SPT tersebut pada
butir 1 beserta KP.Tipa.PPh.1.4-96 lembar ke-2 dan ke-3 ke Seksi TUP /PDTUP
(penerima SPT)dilampiri dengan daftar pengantar (nominatif) |
||||||||||
|
|
|||||||||||
III. |
PEMEGANG BUKU REGISTER
PENGAWASAN SPT TAHUNAN PPh (KP.PPh.1.6-94 eks KP.PPh.1.Q.1) |
|||||||||||
|
Pemegang Buku KP.PPh.1..6-94 mempunyai tugas : |
|||||||||||
|
1. |
Menerima KP.Tipa.PPh.1.4-96
lembar ke-2 dari Petugas Penerima SPT dan mencatatnya ke dalam Buku KP.Tipa.
PPh.1.6-94 eks KP.PPh.1.Q.1. |
||||||||||
|
2. |
Mengirimkan KP.Tipa.PPh.1.4-96
lembar ke-2 yang telah dicatat, kepada Operator Komputer dengan menggunakan
Buku Ekspedisi. |
||||||||||
|
3. |
Menerima Surat Teguran tidak
memasukkan SPT hasil keluaran komputer dan mengirimkannya kepada Pemotong
Pajak yang bersangkutan setelah dicek dan dicatat kedalam Buku PPh
KP.PPh.1.6-94 eks KP.PPh.1.Q.1. |
||||||||||
|
|
Catatan : |
||||||||||
|
|
Surat Teguran tidak jadi
dikirim kepada Pemotong Pajak dan dimusnahkan, |
||||||||||
|
|
Dalam hal : |
||||||||||
|
|
- |
Pemotong Pajak ternyata baru
terdaftar dalam tahun pajak yang bersangkutan dan belum mempunyai kewajiban
menyampaikan SPT Tahun Pajak yang lalu atau sebelumnya; |
|||||||||
|
|
- |
Pemotong Pajak mengajukan
permohonan perpanjangan jangka waktu penyampaian SPT dan telah mendapat
persetujuan Kepala Kantor Pelayanan Pajak. |
|||||||||
|
|
|||||||||||
IV. |
PEMEGANG BUKU REGISTER
PENGAWASAN SPT PEMBETULAN TAHUNAN PPh (KP.PPh.1.9-94 Eks KP.PPh.1.Q.4) |
|||||||||||
|
Petugas Pemegang Buku
KP.PPh.1.9-94 mempunyai tugas : |
|||||||||||
|
1. |
Menerima SPT Pembetulan
disertai KP.Tipa.PPh.1.4-96 lembar ke-2 dan ke-3 dari Petugas Penerima SPT
dan mencatatnya kedalam Buku KP.PPh.1.9-94 eks KP.PPh.1.Q.4 |
||||||||||
|
2. |
Mengirimkan KP.Tipa.PPh.1.4-96
lembar ke-2 kepada Petugas Pemegang Buku Tabelaris Pembayaran Masa di Seksi
PPh yang bersangkutan. |
||||||||||
|
3. |
Mengirimkan SPT Pembetulan dan
KP.Tipa.PPh.1.4-96 lembar ke-3 kepada Editor, dengan menggunakan Buku
Ekspedisi. |
||||||||||
|
|
|||||||||||
V. |
PENELITIAN DENGAN DUKUNGAN
KOMPUTER |
|||||||||||
|
Penelitian dengan menggunakan dukungan
komputer ini dilakukan oleh : |
|||||||||||
|
A. |
Editor |
||||||||||
|
B. |
Sistem / Operator Komputer |
||||||||||
|
|
|
||||||||||
|
|
Ad A. Editor : |
||||||||||
|
|
1. |
Menerima SPT berikut
KP.Tipa.PPh.1.4-96 lembar ke-3 dari Petugas Penerima SPT yang telah
dikelompokkan dalam L/K/N. |
|||||||||
|
|
2. |
Menerima SPT Pembetulan
berikut KP.Tipa.PPh.1.4-96 lembar ke-3 dari Pemegang Buku KP.PPh.1.9-94 eks
KP.PPh.1.Q.4 |
|||||||||
|
|
3. |
Mencocokan KP.Tipa.PPh.1.4-96
lembar ke-3 dengan kelengkapan dokumen SPT yang bersangkutan. |
|||||||||
|
|
|
Apabila terdapat
ketidakcocokan agar ditanyakan kebenarannya kepada Petugas Penerima SPT. |
|||||||||
|
|
4. |
Mencantumkan Kode SPT pada
kolom “UNTUK DINAS” disudut kanan atas sebagaimana tersebut pada Lampiran
III.13 angka I. |
|||||||||
|
|
5. |
Melengkapi elemen NPWP, Nama,
Alamat yang belum tercantum dalam SPT data intern. |
|||||||||
|
|
6. |
Mengedit SPT dengan memberi
tanda “V” dengan menggunakan spidol
warna merah pada elemen-elemen SPT yang akan direkam. Elemen-elemen SPT yang
akan direkam dapat dilihat pada daftar Lampiran III.13 Angka II. |
|||||||||
|
|
7. |
Memisahkan Pemberitahuan
Tertulis Pembetulan Identitas
Pemotong Pajak (apabila ada) dan menyerahkan kepada Petugas Pendaftaran Wajib
Pajak untuk dicatat kedalam Buku KP.PDIP.4.14. eks KPU.13.A. |
|||||||||
|
|
8. |
Membuat batch untuk tiap kelompok
SPT (L/K/N), tiap batch maksimum 20 (dua puluh) SPT disertai dengan daftar
nominatif NPWP rangkap 2 (dua), 1
(satu) lembar sebagai arsip/tanda terima setelah diparaf oleh penerima. |
|||||||||
|
|
9. |
Mengirimkan batch-batch SPT
disertai dengan daftar nominatif NPWP tersebut kepada Operator Komputer untuk
direkam. |
|||||||||
|
|
10. |
Menerima kembali SPT yang
unbalance akibat kesalahan matematis dari Operator Komputer untuk di
balancekan. |
|||||||||
|
|
11. |
Melakukan koreksi terhadap SPT
unbalance. Koreksi dilakukan dengan
mencoret elemen yang diperbaiki dan menuliskan koreksinya diatas elemen
terseBut dengan menggunakan tinta yang berbeda serta diparaf disampingnya.
Angka yang lama harus tetap didapat dibaca. |
|||||||||
|
|
12. |
Memberi
keterangan “SPT UNBALANCE” pada SPT yang tidak dapat di balancekan oleh
Editor. |
|||||||||
|
|
13. |
Mengirimkan
SPT tersebut pada butir 11 yang sudah dilakukan koreksi kepada Operator
Komputer untuk direkam ulang. |
|||||||||
|
|
14. |
Mengirim
SPT sebagaimana tersebut pada butir 12 kepada Petugas Pemegang Buku
KP.PPh.1.7-94 eks KP.PPh.1.Q.2 untuk diterbitkan KP.Tipa.PPh.1-96 (Lampiran
III.3) |
|||||||||
|
|
|
|
|||||||||
|
|
Ad. B.
Sistem / Operator Komputer : |
||||||||||
|
|
1. |
Menerima
KP.Tipa.PPh.1.4-96 lembar ke-2 dari Pemegang Buku KP.PPh.1.6-94 eks
KP.PPh.1.Q.1 untuk direkam dan selanjutnya untuk dikirim kepada Pemegang Buku
KP.PPh.1.7-94, eks KP.PPh.1.Q.2 |
|||||||||
|
|
|
Catatan
: |
|||||||||
|
|
|
Perekaman
KP.Tipa.PPh.1.4-96 dilakukan secepatnya dengan batas waktu selambat-lambatnya
tanggal 30 April setelah berakhirnya Tahun Pajak. |
|||||||||
|
|
|
Dalam
hal diterima setelah tanggal tersebut, maka perekaman dilakukan
selambat-lambatnya 1 (satu) Bulan setelah tanggal penerima. |
|||||||||
|
|
2. |
Mencetak
Surat Teguran bagi Pemotong Pajak yang tidak menyampaikan SPT sesuai dengan
prosedur yang berlaku dan mengirimkannya kepada Pemegang Buku KP.PPh.1.6-94.
eks KP.PPh.1.Q.1 |
|||||||||
|
|
3. |
Menerima
batch-batch SPT dari Editor dan mencocokkan jumlahnya dengan daftar nominatif
NPWP Setelah diparaf, satu lembar dikembalikan kepada Editor sebagai tanda
terima. |
|||||||||
|
|
|
Catatan
: |
|||||||||
|
|
|
Apabila
isi batch tidak sesuai dengan SPT secara fisik maka batch tersebut
dikembalikan kepada Editor untuk disesuaikan/dilengkapi. |
|||||||||
|
|
4. |
Merekam
elemen-elemen SPT yang telah diberi tanda “V”. |
|||||||||
|
|
5. |
Membuat
Lembar Penelitian SPT dengan Komputer (Lampiran III.14) sesuai dengan
ketentuan untuk dilekatkan pada SPT yang bersangkutan, dalam hal : |
|||||||||
|
|
|
a. |
Unsur-unsur
dalam SPT ada yang salah atau seharusnya diisi tetapi tidak diisi; |
||||||||
|
|
|
b. |
Penyampaian
SPT/SSP lewat tanggal 31 Maret setelah berakhirnya tahun pajak. |
||||||||
|
|
6. |
Mengirimkan
SPT beserta Lembar Penelitian SPT dengan Komputer tersebut pada butir 5.a
kepada Editor dalam batch baru dengan jumlah maksimum 20 SPT tiap batch dan
SPT sebagaimana tersebut pada butir 5b kepada Pemegang Buku KP.PPh.1.7-94.
eks KP.PPh.1.Q.2 dengan Buku Ekspedisi. |
|||||||||
|
|
|
Catatan
: |
|||||||||
|
|
|
Dalam
hal Editor tidak dapat lagi membalancekan SPT sebagaimana tersebut pada butir
5a, maka SPT dikirim kepada Pemegang Buku KP.PPh.1.7-94, eks KP.PPh.1.Q.2,
untuk diterbitkan KP.Tipa.PPh.1-96. |
|||||||||
|
|
7. |
Menerima kembali dan merekam
SPT yang telah diperbaiki oleh Editor, termasuk kelengkapan SPT yang diterima
kemudian dari Pemegang Buku KP.PPh.1.7-94, eks KP.PPh.1.Q.2. |
|||||||||
|
|
8. |
Mengirimkan SPT yang sudah
direkam kepada Pemegang Buku KP.PPh.1.7-94, eks KP.PPh.1.Q.2 dengan Buku
Ekspedisi untuk dicatat pada kolom yang sesuai. |
|||||||||
|
|
9. |
Menerima Pemberitahuan
Tertulis Pembetulan Identitas Pemotong Pajak dari Petugas Pendaftaran Wajib
Pajak dan melakukan updating pada Master File Lokal (MFL) Wajib Pajak.
Selanjutnya mengirimkan pemberitahuan pembetulan tersebut kepada petugas
Register/arsip untuk dimasukkan ke dalam Berkas Induk WP yang bersangkutan. |
|||||||||
|
|
10. |
Menerima dan merekam formulir
1721-Y atau KP.PPh.1.3-94 eks KP.PPh-1P dari Pemegang Buku Register
Perpanjangan Jangka Waktu (KP.PPh.1.8-94 eks KP.PPh.1.Q.3). |
|||||||||
|
|
11. |
Menerima tindasan Daftar
Kesimpulan Hasil Pemeriksaan Sederhana Kantor/DKHPSK dan Daftar Kesimpulan
Hasil Pemeriksaan Sederhana Lapangan/DKHPSL (Lampiran III.17) dari Petugas
Pemeriksa sederhana untuk direkam. |
|||||||||
|
|
12. |
Mencetak
Laporan Statistik Pengolahan Data SPT PPh yang telah direkam sebagai
pendukung penyusun Laporan Keadaan SPT Tahunan PPh (KPL.KPP.4.1) dan Laporan
Pengolahan Data SPT Tahunan PPh Pasal 21 (KPL.KPP.9.8) |
|||||||||
|
|
13. |
Mengirimkan
cartridge data hasil perekaman ke Pusat PDIP sesuai dengan prosedur yang
berlaku. |
|||||||||
|
|
|||||||||||
VI. |
PEMEGANG BUKU REGISTER
PENERIMAAN SPT TAHUNAN PPh (KP.PPh.1.7-94 eks KP.PPh.1.Q.2) |
|||||||||||
|
Pemegang Buku KP.PPh.1.7-94
mempunyai tugas : |
|||||||||||
|
1. |
Menerima KP.Tipa.PPh.1.4-96
lembar ke-2 dari Operator Komputer dan mencatatnya ke dalam Buku KP.PPh
1.7-94 eks KP.PPh.1.Q>2 pada kolom yang sesuai. |
||||||||||
|
2. |
Menerima SPT yang telah
direkam oleh Operator Komputer, kemudian mencatatnya kedalam Buku KP.PPh.1.7-94
eks KP.PPh.1.Q.2 pada kolom yang sesuai. |
||||||||||
|
3. |
Mengelompokkan
SPT balance murni yang selesai dicatat di Buku KP.PPh.1.7-94 eks KP.PPh.1.Q.2
kedalam kelompok : |
||||||||||
|
|
a. |
SPT
Kurang Bayar dan Nihil |
|||||||||
|
|
b. |
SPT
Lebih Bayar. |
|||||||||
|
4. |
Mengelompokkan
SPT balance tidak murni yang sudah selesai dicatat di Buku KP.PPh.1.7-94 eks
KP.PPh. 1.Q.2. kedalam kelompok : |
||||||||||
|
|
a. |
SPT
Kurang Bayar dan Nihil yang akan diterbitkan STP; |
|||||||||
|
|
b. |
SPT
Kurang Bayar dan Nihil yang tidak akan diterbitkan STP; |
|||||||||
|
|
c. |
SPT
Lebih Bayar. |
|||||||||
|
5. |
Mengirimkan
kelompok SPT tersebut pada : |
||||||||||
|
|
a. |
Butir
3a dan 4b, kepada Petugas Tapsip dengan Buku Ekspedisi untuk disimpan dalam
Berkas Induk WP atau dipersiapkan pengirimannyadalam hal perlu dilakukan
Pemeriksaan Sederhana oleh Seksi PPh yang bersangkutan dan Pemeriksaan
Lengkap oleh Karikpa; |
|||||||||
|
|
b. |
Butir
3b dan 4c ke Seksi Pemotongan dan Pemungutan PPh atau Seksi PPh Badan dan
Pemotongan/Pemungutan dengan Buku Ekspedisi untuk dilakukan Pemeriksaan
Sederhana; |
|||||||||
|
|
c. |
Butir
4a kepada petugas Tapsip dengan Buku Ekspedisi untuk diterbitkan STP-nya. |
|||||||||
|
6. |
Membuat
KP.Tipa. PPh.1-96 terhadap : |
||||||||||
|
|
a. |
SPT
TIDAK LENGKAP yang diterima melalui Pos/Ekspeditur/Kapenpa, kemudian
mengirimkannya kepada Pemotong Pajak dengan dilampiri SPT tersebut; |
|||||||||
|
|
b. |
SPT
unbalance yang tidak dapat diperbaiki oleh Editor, selanjutnya mengirimkan
KP.Tipa.PPh.1-96 kepada Pemotong Pajak yang bersangkutan. Setelah dicatat di
buku tersendiri, tindasan KP.Tipa.PPh.1-96, disimpan berdasrkan tanggal
KP.Tipa.PPh.1-96. |
|||||||||
|
7. |
Mengirim
SPT sebagaimana tersebut pada butir 6b ke Seksi PPh yang bersangkutan dengan
Buku Ekspedisi untuk dilakukan Pemeriksaan Sederhana apabila sampai lewat
batas waktu yang ditentukan tidak ada tanggapan dari Pemotong Pajak. |
||||||||||
|
8. |
Menerima
Laporan Statistik Pengolahan Data SPT PPh hasil keluaran komputer sebagai
bahan penyusunan KPL.KPP.4.1 dan Laporan KPL.KPP.9.8. |
||||||||||
|
|
|||||||||||
VII. |
PETUGAS PADA SUBSEKSI TAPSIP |
|||||||||||
|
Petugas di Subseksi Tapsip
mempunyai tugas : |
|||||||||||
|
1. |
Menerima SPT tersebut Pada
angka VI : |
||||||||||
|
|
a. |
Butir 3a dan 4b dari Pemegang
Buku KP.PPh.1.7-94 eks KP.PPh.1.Q.2 untuk disimpan dalam Berkas Induk WP; |
|||||||||
|
|
b. |
Butir 4a dari Pemegang Buku
KP.PPh.1.7-94 eks KP.PPh.1.Q.2 selanjutnya menerbitkan STP dan Pemberitahuan
Hasail Penelitian SPT (KP.Tipa.PPh.2-96 Lampiran III.9.) untuk dikirim kepada
Pemotong Pajak. |
|||||||||
|
2. |
Mengirimkan SPT ke Seksi
Pemotongan dan Pemungutan PPh atau Seksi PPh Badan dan Pemotongan/Pemungutan
dan/atau Karikpa berdasarkan kriteria Pemeriksaan Sederhana dan/atau
Pemeriksaan Lengkap yang ditetapkan. |
||||||||||
|
3. |
Menerima
SPT yang selesai dilakukan Pemeriksaan Sederhana/Pemeriksaan Lengkap disertai
Nota Penghitungan dan Laporan Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan
Sederhana/Pemeriksaan Lengkap dari Seksi PPh/ Karikpa yang bersangkutan. |
||||||||||
|
4. |
Menerbitkan
STP/SKPLB/SKPN/SKPKB dan membuat KP.Tipa.PPh.2-96 (untuk STP) |
||||||||||
|
5. |
Mengirimkan
STP/SKPLB/SKPN/SKPKB dan KP.Tipa.PPh.2-96 (untuk STP) kepada Pemotong Pajak. |
||||||||||
|
6. |
Mengirim tindasan
STP/SKPLB/SKPN/SKPKB ke Seksi Penerimaan dan Keberatan serta Seksi Penagihan
sesuai dengan ketentuan. |
||||||||||
|
7. |
Menyimpan semua SPT yang telah
selesai pengolahannya kedalam Berkas Induk WP. |
||||||||||
|
|
|||||||||||
VIII. |
PETUGAS PEMERIKSA SEDERHANA
PADA SEKSI PEMOTONGAN DAN PEMUNGUTAN PPH ATAU SEKSI PPH BADAN DAN PEMOTONGAN
/ PEMUNGUTAN |
|||||||||||
|
Petugas Pemeriksaan Sederhana
mempunyai tugas : |
|||||||||||
|
Menerima SPT Lebih Bayar, SPT
Kurang Bayar/Nihil yang memenuhi kriteria tertentu sebagaimana dimaksud dalam
Lampiran II bagian D angka I Keputusan ini, untuk dilakukan Pemeriksaan Sederhana
sesuai dengan Kriteria Pemeriksaan Sederhana, sesuai dengan pedoman
pemeriksaan yang berlaku. |
|||||||||||
|
|
|||||||||||
IX. |
PERPANJANGAN JANGKA WAKTU
PENYAMPAIAN SPT |
|||||||||||
|
1. |
Petugas Penerima SPT menerima surat
permohonan perpanjangan jangka waktu penyampaian SPT (Formulir 1721-Y) dari
WP dan meneruskannya kepada Pemegang Buku KP.PPh.1.8-94 untuk dicatat. |
||||||||||
|
2. |
Pemegang Buku KP.PPh.1.8-94
mengirimkan formulir 1721-Y kepada Operator Komputer untuk direkam. |
||||||||||
|
3. |
Operator
Komputer mengirim formulir 1721-Y yang sudah direkam kepada Pemegang Buku
KP.PPh.1.6-94 eks KP.PPh.1.Q.1. untuk dicatat. |
||||||||||
|
4. |
Pemegang Buku KP.PPh.1.6-94 eks
KP.PPh.1.Q.1 mengirimkan formulir 1721-Y kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak
untuk mendapatkan persetujuan. |
||||||||||
|
5. |
Pemegang Buku KP.PPh.1.8-94
menerima formulir 1721-Y yang sudah mendapat persetujuan/ditolak oleh Kepala KPP; membuat KP.PPh.1.3.1
(SK. Persetujuan Permohonan Perpanjangan Jangka Waktu Penyampaian SPT);
mengirim dan menerima kembali KP.PPh.1.3.1 setelah ditandatangani Kepala KPP. |
||||||||||
|
6. |
Pemegang Buku KP.PPh.1.8-94 mengirimkan
KP.PPh.1.3.1 yang asli kepada WP dan tindasannya dicatat kedalam Buku
KP.PPh.1.8-94, selanjutnya dikirim kepada Operator Komputer untuk direkam. |
||||||||||
|
|
Catatan : |
||||||||||
|
|
Dalam hal permohonan ditolak untuk
dicatat dalam kolom yang sesuai :
|
||||||||||
|
|
a. |
(1) |
Formulir 1721-Y dikirim kepada
Pemegang Buku KP.PPh.1.6-94, eks KP.PPh.1.Q.1 untuk dicatat. |
||||||||
|
|
|
(2) |
Formulir 1721-Y diteruskan kepada
Petugas Tapsip untuk digabungkan ke Berkas Induk WP. |
||||||||
|
|
b. |
Dalam hal permohonan
perpanjangan waktu penyampaian diterima : |
|||||||||
|
|
|
(1) |
Jika SPT disampaikan dalam batas
waktu yang telah disetujui dalam KP.PPh.1.3.1 digabung dengan SPT yang
bersangkutan kemudian diproses sebagaimana mestinya. |
||||||||
|
|
|
(2) |
Jika SPT tidak disampaikan
dalam batas waktu yang telah disetujui, harus diterbitkan Surat Teguran. |
||||||||
|
|
c. |
Perpanjangan jangka waktu
penyampaian SPT hanya dapat diberikan Kepada WP sebanyak dua kali,
masing-masing untuk jangka waktu maksimal tiga bulan. |
|||||||||
|
7. |
Operator
Komputer merekam KP.PPh.1.3.1 dan selanjutnya mengirimkan kepada Pemegang
Buku KP.PPh.1.6-94 eks KP.PPh.1.Q.1 |
||||||||||
TATA CARA
PENERIMAAN DAN PENGOLAHAN SPT TAHUNAN PPh PASAL 21 PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK
YANG MELAKSANAKAN SISTEM INFORMASI PERPAJAKAN (SIP)
1. |
PENERIMAAN SPT |
||
|
Penerimaan SPT dilakukan di
Tempat Pelayanan Terpadu (TPT) oleh Petugas Penerima / Peneliti SPT yang
sekaligus sebagai Operator Data Entry di unit tersebut, yang terdiri dari : |
||
|
Petugas Penerima / Peneliti
SPT Tahunan PPh Pasal 21 (1721) terdiri dari : |
||
|
1. |
Petugas Penerima / Peneliti
SPT 1721 Lebih Bayar; |
|
|
2. |
Petugas Penerima / Peneliti
SPT 1721 Kurang Bayar; |
|
|
3. |
Petugas Penerima / Peneliti
SPT 1721 Nihil. |
|
|
|
||
|
Petugas Penerima SPT mempunyai
tugas : |
||
|
1. |
Menerima SPT yang sudah diisi
termasuk SPT Pembetulan dan SPT Perpanjangan (1721-Y), baik yang disampaikan
langsung oleh Pemotong Pajak, yang dikirimkan melalui Pos / Ekspeditur atau
yang diterima melalui Kantor Penyuluhan Pajak. Dalam hal Pemotong Pajak pindah
dan ternyata masih menyampaikan SPT di KPP lama, maka SPT tersebut harus
diterima oleh KPP lama, dengan ketentuan : |
|
|
|
a. |
Apabila WP masih terdaftar di
Master File Lokal (MFL), dibuat tanda terima melalui sistem komputer; |
|
|
b. |
Apabila WP sudah tidak
terdaftar di Master File Lokal (MFL), dibuat tanda terima secara manual
komputer. |
|
|
Kemudian segera dikirimkan ke
KPP baru untuk diolah dan direkam. |
|
|
2. |
Mengecek kelengkapan SPT
berdasarkan pedoman sebagaimana dimaksud pada Lampiran III.12. |
|
|
|
a. |
Apabila SPT termasuk kriteria
LENGKAP harus diterima. |
|
|
b. |
Apabila SPT yang termasuk
kriteria TIDAK LENGKAP harus dikembalikan kepada WP yang bersangkutan jika
SPT diterima melalui Pos / Ekspeditur dalam keadaan TIDAK LENGKAP maka SPT
diteruskan ke Seksi TUP/PDTUP untuk dibuatkan KP.Tipa.PPh.1-96 kemudian
dikirim kembali ke WP yang bersangkutan dengan Pos tercatat. |
|
3. |
Menerima SPT yang termasuk
kriteria LENGKAP. |
|
|
|
a. |
Lembar ke-1 SPT diserahkan
kepada Operator TPT melalui Petugas Penghubung; |
|
|
b. |
Lembar ke-2 SPT diserahkan
kembali kepada Wajib Pajak atau kuasanya. |
|
|
||
|
Petugas Penghubung mempunyai
tugas : |
||
|
a. |
Mengirim SPT Lengkap L/K/N
yang telah dimasukan dalam kotak kepada Operator TPT; |
|
|
b. |
Mengirim kotak yang telah
kosong dari Operator kepada Penerima / Peneliti SPT. |
|
|
|
||
|
Petugas Operator TPT mempunyai
tugas : |
||
|
a. |
Menerima SPT dari Petugas
Penerima / Peneliti SPT, melalui Penghubung; |
|
|
b. |
Membuat tanda terima dan
Lembar Pengawasan Arus Dokumen melalui sistem komputer setelah dilakukan
perekaman data yang diperlukan. |
|
|
|
||
|
Catatan : |
||
|
- |
Tanggal penerimaan SPT pada
tanda terima, secara otomatis akan tertera sesuai dengan tanggal dilakukannya
perekaman tanda terima, kecuali SPT yang diterima melalui
Pos/Ekspeditur/Kantor Penyuluhan Pajak, maka tanggal penerimaannya adalah : |
|
|
|
* |
tanggal Cap Pos, apabila
dikirim melalui Pos tercatat; |
|
|
* |
tanggal penerimaan fisik,
apabila dikirim melalui Pos biasa / Ekspeditur; |
|
|
* |
tanggal diterima oleh Kapenpa,
apabila dikirim melalui Kapenpa. |
|
- |
Tanda terima dicetak dalam
satu lembar menggunakan formulir yang ditentukan, terdiri dari dua bagian
yaitu : |
|
|
|
* |
bagian atas merupakan Lembar
Pengawasan Arus Dokumen; |
|
|
* |
bagian bawah
merupakan tanda terima yang harus diberikan kepada Wajib Pajak yang
bersangkutan, kecuali yang diterima dari Kapenpa; |
|
|
* |
memasukkan SPT yang telah
direkam ke dalam kotak L/K/N; |
|
|
* |
mencetak daftar nominatif SPT
yang diterima; |
|
|
* |
menerima SPT dari KPP lain
selanjutnya merekam untuk tanda terima SPT namun tidak perlu dikirim kepada
WP. |
|
|
||
|
Petugas Pemisah SPT mempunyai
tugas : |
||
|
a. |
Mengambil SPT yang telah direkam,
print out tanda terima dan Lembar Pengawasan Arus Dokumen dari Operator TPT; |
|
|
b. |
Memaraf, memberi tanggal, dan
mengisi kolom “ diteruskan ke Seksi TUP/PDTUP “ Lembar Pengawasan Arus
Dokumen; |
|
|
c. |
Menggabungkan lembar ke-1 SPT dengan
Lembar Pengawasan Arus Dokumen dan mengirimkannya kepada Subseksi SPT
/Pendaftaran WP dan SPT beserta daftar nominatifnya (print out komputer). |
|
|
d. |
Menyerahkan lembar tanda
terima kepada Koordinator Penerima SPT. |
|
|
|
||
|
Petugas Koordinator Penerimaan
SPT mempunyai tugas : |
||
|
a. |
Menandatangani, membubuhkan
nama jelas, NIP, dan stempel KPP pada tanda terima SPT; |
|
|
b. |
Memanggil dan menyerahkan
lembar tanda terima kepada WP atau kuasanya |
|
|
|
|
|
|
Catatan : |
||
|
Dalam hal SPT diterima melalui
Pos / Ekspeditur, maka tanda terima harus dikirimkan kepada WP oleh Kasubbag
TU melalui Pos tercatat. |
II. |
PENGADMINISTRASIAN SPT DI
SEKSI TUP/PDTUP |
|||||
|
Petugas di Subseksi
SPT/Pendaftaran WP dan SPT mempunyai tugas : |
|||||
|
1. |
Mencatat SPT yang diterima
dari TPT kedalam Buku Ekspedisi untuk dikirim ke Seksi Pemotongan dan Pemungutan
PPh atau Seksi PPh Badan dan Pemotongan/Pemungutan. Dalam melakukan
pencatatan tersebut juga diteliti apakah terdapat SLIP Pembetulan Identitas
pada SPT Wajib Pajak. Jika ada, maka SLIP tersebut dirobek dari SPT kemudian
dikirim kepada Petugas di Subseksi Pendaftaran WP/Pendaftaran WP dan
SPT,untuk dilakukan Updating data WP baik pada administrasi maupun Master
File Lokal (MFL) di komputer. |
||||
|
2. |
Membuat Batch dan Daftar
Nominatif (NPWP), satu batch maksimum sejumlah 20 (dua puluh) SPT. |
||||
|
3. |
Mengirim SPT ke Seksi PPh
(Subseksi Verifikasi) melalui Kasi TUP/PDTUP menggunakan Buku Ekspedisi,
dengan mendahulukan SPT Lebih Bayar. |
||||
|
4. |
Melakukan pengawasan atas kepatuhan
pemasukan SPT dan memonitor penerimaan SPT dari layar komputer (KP.PPh.1.6-94
eks KP.PPh.1.Q.1 dan KP.PPh.1.7-94 eks KP.PPh.1.Q.2). |
||||
|
5. |
Menerima
dari Seksi PPh (Subseksi Verifikasi) SPT Kurang Bayar dan Nihil yang akan diterbitkan
STP (sanksi terlambat / kurang membayar kekurangan PPh Pasal 21 yang masih
harus disetor), dan membuat Nota Penghitungan serta mengirimkan SPT beserta
Nota Penghitungan ke Subseksi Tapsip melalui Kasi TUP/PDTUP. |
||||
|
6. |
Mencetak Surat Teguran dan
mengirimkannya kepada Wajib Pajak yang belum atau tidak memasukkan SPT
setelah ditandatangani oleh Kasi TUP/PDTUP. |
||||
|
7. |
Mencetak Laporan Pengolahan
Data SPT Tahunan PPh Pasal 21 (KPL.KPP.9.8) untuk dikirim ke pusat PDIP. |
||||
|
|
|||||
III. |
PENELITIAN DENGAN DUKUNGAN
KOMPUTER |
|||||
|
Penelitian dengan dukungan
komputer ini dilakukan pada Seksi Pemotongan dan Pemungutan PPh atau Seksi
PPh Badan dan Pemotongan/Pemungutan oleh : |
|||||
|
A. |
Subseksi
Verifikasi |
||||
|
B. |
Editor |
||||
|
C. |
Sisitem/Operator
Komputer |
||||
|
|
|
||||
|
|
Ad,A.
Subseksi Verifikasi |
||||
|
|
1. |
Menerima
SPT dari Seksi TUP/PDTUP melalui Kasi PPh. |
|||
|
|
2. |
Mengirim
SPT ke Editor. |
|||
|
|
3. |
Menerima
SPT yang telah direkam dari Operator. |
|||
|
|
4. |
Mengirim
SPT Kurang Bayar dan Nihil yang terlambat/kurang membayar kekurangan PPh
Pasal 21 yang masih harus disetor, ke Subseksi SPT / Subseksi Pendaftaran WP
dan SPT melalui Kasi TUP/PDTUP. |
|||
|
|
5. |
Mengirim
SPT Lebih Bayar Kelompok A ke Kasi PPh untuk dilakukan PSK/PSL. |
|||
|
|
6. |
Mengirim
SPT Kurang Bayar, Nihil (yang tidak terlambat/kurang membayar PPh, untuk
diproses lebih lanjut. |
|||
|
|
7. |
Menerima
KP.Tipa.PPh.1-96 dar editor, dan meneruskannya kepada Kasi PPh, untuk
diproses lebih lanjut. |
|||
|
|
8. |
Menerima
surat jawaban Wajib Pajak mengenai KP.Tipa.PPh.1-96 dari Kasi Pemotongan dan
Pemungutan PPh atau Kasi PPh Badan dan Pemotongan / Pemungutan, dan
meneruskan ke Editor |
|||
|
|
9. |
Menerima
SPT Lebih Bayar, Kurang Bayar, dan Nihil dari Operator. |
|||
|
|
|
|
|||
|
|
Ad B.
Editor : |
||||
|
|
1. |
Menerima
SPT berikut Lembar Pengawasan Arus Dokumen dari Subseksi Verifikasi. |
|||
|
|
2. |
Mencantumkan
Kode SPT pada kolom “UNTUK DINAS” disudut kanan atas sebagaimana dimaksud
pada Lampiran III.13 angka I. |
|||
|
|
3. |
Melengkapi
Kode KLU dan Kode PTKP (form 1721) yang belum tercantum dalam SPT berdasarkan
Laporan Keuangan atau data intern. |
|||
|
|
4. |
Mengedit
SPT dengan memberi tanda “V” dengan menggunakan spidol warna merah pada
elemen-elemen SPT yang akan direkam. Jika ditemukan elemen yang salah supaya
dibetulkan. |
|||
|
|
5. |
Memindahkan
elemen-elemen dari Neraca dan Laporan Laba/Rugi ke transkrip laporan keuangan
/ KP.Tipa. PPh .5-96 Lampiran III.6). |
|||
|
|
6. |
Mengelompokkan
SPT kedalam kelompok : |
|||
|
|
|
a. |
SPT
Lebih Bayar Kelompok A; |
||
|
|
|
b. |
SPT
Lebih Bayar Kelompok B; |
||
|
|
|
c. |
SPT
Kurang Bayar dan Nihil yang akan diterbitkan STP; |
||
|
|
|
d. |
SPT
Kurang Bayar dan Nihil yang tidak akan diterbitkan STP. |
||
|
|
7. |
Membuat
batch untuk tiap kelompok SPT, tiap batch maksimum 20 (dua puluh) SPT
disertai dengan daftar nominatif NPWP. Batch SPT dibuat rangkap dua dan pada
bagian atasnya agar diberi tanda /keterangan tentang kelompok SPT sebagaimana
dimaksud pada butir 6. Satu lembar sebagai pengantar dan satu lembar lainnya
sebagai arsip/tanda terima setelah diparafoleh Penerima (Operator Komputer). |
|||
|
|
8. |
Mengirimkan
batch-batchSPT disertai dengan daftar nominatif NPWP kepada Operator Komputer
untuk direkam. |
|||
|
|
9. |
Menerima
kembali SPT unbalance akibat kesalahan matematis dari Operator Komputer untuk
dibalancekan. |
|||
|
|
10. |
Melakukan
koreksi terhadap SPT unbalance dengan mencoret elemen yang diperbaiki dan
menuliskan koreksinya diatas elemen tersebut dengan menggunakan tinta yang
berbeda serta diparaf disampingnya. Angka yang lama harus tetap dapat dibaca. |
|||
|
|
11. |
Mengelompokkan
SPT tersebut pada butir 10 ke dalam kelompok pada butir 6, kemudian
mengirimkan kepada Operator Komputer setelah sebelumnya dibatch seperti pada
butir 7, untuk direkam ulang. |
|||
|
|
12. |
Membuat
KP.Tipa.PPh .I-96, dalam hal Editor tidak dapat lagi mengusahakan agar SPT
unbalance menjadi balance, dan meneruskannya kepada Kasubsi Verifikasi. |
|||
|
|
13. |
Menerima
surat jawaban Wajib Pajak atas KP.Tipa.PPh.1-96 dari Subseksi Verifikasi. |
|||
|
|
14. |
Memberi
keterangan tidak dapat dibalancekan atas SPT pada butir 12yang tidak
ditanggapi WP dan selanjutnya mengirim kepada Kasi PPh melalui Kasubsi
Verifikasi untuk dilakukan Pemeriksaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. |
|||
|
|
|
|
|||
|
|
Ad. C.
Sistem / Operator Komputer : |
||||
|
|
1. |
Menerima
batch-batch dari Editor dan mencocokkan jumlahnya dengan daftar nominatif
NPWP. Setelah di paraf, satu lembar daftar tersebut dikembalikan kepada
Editor sebagai tanda terima. |
|||
|
|
|
Catatan
: |
|||
|
|
|
Apabila
isi batch tidak sama dengan jumlah SPT secara fisik, maka batch tersebut
dikembalikan kepada Editor untuk disesuaikan / dilengkapi. |
|||
|
|
2. |
Merekam
elemen-elemen SPT yang telah diberi tanda “V” dan elemen-elemen dari
KP.Tipa.PPh.5-96. |
|||
|
|
3. |
Membuat
Lembar Penelitian SPT Dengan Komputer (Lampiran III.7. atau Lampiran III.8)
sesuai dengan ketentuan, untuk dilekatkan pada SPT yang bersangkutan, dalam
hal : |
|||
|
|
|
a. |
Unsur-unsur
dalam SPT ada yang salah atau seharusnya diisi tetapi tidak diisi; |
||
|
|
|
b. |
Penyampaian
SPT/SSP PPh Pasal 29 lewat batas waktu yang ditentukan. |
||
|
|
4. |
Mengirim
SPT beserta Lembar Penelitian Dengan Komputer sebagaimana tersebut pada butir
3.a. kepada Editor dalam batch baru dengan jumlah maksimum 20 (dua puluh) SPT
setiap batch. |
|||
|
|
5. |
Menerima
kembali dan merekam SPT yang telah diperbaiki oleh Editor. |
|||
|
|
6. |
Mengirim
dengan Buku Ekspedisi, SPT-SPT yang sudah direkam kepada : |
|||
|
|
|
a. |
Kasi
PPh yang bersangkutan melalui Kasubsi Verifikasi untuk dilakukan Pemeriksaan
Sederhana (untuk SPT Lebih Bayar Kelompok A, baik SPT yang ada maupun yang
tidak ada Lembar Penelitian dengan Komputer sebagaimana dimaksud pada butir
3.b); |
||
|
|
|
b. |
Kasi TUP/PDTUP
melalui Kasubsi Verifikasi dan Kasi PPh (untuk SPT Lebih Bayar Kelompok B dan
Kurang Bayar/Nihil baik yang maupun tidak akan diterbitkan STP). |
||
|
|
7. |
Mencetak
Daftar Angsuran PPh Pasal 25 tahun pajak berikutnya apabila diperlukan. |
|||
|
|
8. |
Mencetak
Daftar SPT Rugi Tidak Lebih Bayar, untuk diteruskan kepada Seksi TUP/PDTUP
melalui Kasubsi Verifikasi dan Kasi PPh. |
|||
|
|
|||||
IV. |
PETUGAS PADA SUBSEKSI TAPSIP |
|||||
|
Petugas di Subseksi Tapsip
mempunyai tugas : |
|||||
|
1. |
Menerima
SPT tersebut pada angka III butir 6a dari Petugas Perekaman SPT (Operator
Komputer Seksi Pemotongan dan Pemungutan PPh atau Seksi PPh Badan dan
Pemotongan/Pemungutan) melalui Kasi TUP/PDTUP untuk ditindaklanjuti sebagai
berikut : |
||||
|
|
a. |
SPT
Kurang Bayar dan Nihil yang akan diterbitkan STP, dibuatkan Nota Penghitungan
dan diterbitkan STP Serta KP.Tipa.PPh.2-96 (Lampiran III.9); |
|||
|
|
b. |
SPT
Kurang Bayar dan Nihil yang tidak akan diterbitkan STP disimpan dalam Berkas
Induk WP. |
|||
|
2. |
Mengirimkan
SPT beserta berkas Wajib Pajak ke Seksi PPh yang bersangkutan dan/atau ke
Karikpa berdasarkan kriteria Pemeriksaan Sederhana dan/atau Pemeriksaan
Lengkap yang ditetapkan. |
||||
|
3. |
Menerima
SPT yang selesai dilakukan Pemeriksaan Sederhana dan Laporan Hasil
Pemeriksaan disertai dengan Nota Penghitungan dari Seksi Pemotongan dan
Pemungutan PPh atau Seksi PPh Badan dan Pemotongan/Pemungutan, selanjutnya
menerbitkan STP/SKPLB/SKPN/SKPKB. |
||||
|
4. |
Menerbitkan
STP/SKPLB/SKPN/SKPKB dan membuat KP.Tipa.PPh.2-96 (untuk STP) |
||||
|
5. |
Mengirim
STP/SKPLB/SKPN/SKPKB kepada Pemotong Pajak. |
||||
|
6. |
Mengirim tindasan
STP/SKPLB/SKPN/SKPKB ke Seksi Pemotongan dan Pemungutan PPh atau Seksi PPh Badan
dan Pemotongan/Pemungutan atau PPh Badan dan Pemotongan/Pemungutan, Seksi
Penerimaan dan Keberatan (khusus SKPLB) serta ke Seksi Penagihan. |
||||
|
7. |
Menyimpan
semua SPT yang telah selesai pengolahannya ke dalam Berkas Induk WP. |
||||
|
|
|||||
V. |
PETUGAS PEMERIKSA SEDERHANA
PADA SEKSI PEMOTONGAN DAN PEMUNGUTAN PPh ATAU SEKSI PPh BADAN DAN PEMOTONGAN
/PEMUNGUTAN |
|||||
|
Petugas Pemeriksa Sederhana
mempunyai tugas : |
|||||
|
Menerima SPT Lebih Bayar, SPT
Kurang Bayar / Nihil yang memenuhi kriteria tertentu sebagaimana dimaksud
Dalam Lampiran II bagian D angka I Keputusan ini, untuk dilakukan Pemeriksaan
Sederhana sesuai dengan pedoman pemeriksaan yang berlaku. |
|||||
|
|
|||||
VI. |
PERPANJANGAN JANGKA WAKTU PENYAMPAIAN
SPT |
|||||
|
a. |
Petugas Penerima SPT di tempat
Pelayanan Terpadu (TPT) mempunyai tugas : |
||||
|
|
1. |
Menerima surat permohonan
perpanjangan jangka waktu penyampaian SPT (Formulir 1721-Y) dari Pemotong
Pajak |
|||
|
|
2. |
Memberikan
tanda terima (lembar bagian bawah) kepada Pemotong Pajak atau Kuasanya. Dalam
hal permohonan diterima melalui Pos, maka tanda terima dikirim ke Pemotong
Pajak dengan Pos Tercatat. |
|||
|
|
3. |
Menggabungkan Lembar
Pengawasan Arus Dokumen (lembar bagian atas dari formulir tanda terima)
dengan surat permohonan Pemotong Pajak, selanjutnya menyerahkan kepada
Petugas Subseksi SPT/Pendaftaran WP dan SPT untuk dicatat pada Buku Ekspedisi
dan diteruskan kepada kepala KPP untuk mendapatkan keputusan / persetujuan. |
|||
|
b. |
Petugas pada Subseksi
SPT/Pendaftaran WP dan SPT mempunyai tugas : |
||||
|
|
1. |
Menerima
kembali surat permohonan perpanjangan dari Pemotong Pajak yang sudah mendapat
persetujuan dari Kepala KPP, kemudian merekam pada komputer Seksi TUP/PDTUP.
Keluaran hasil perekaman data ini adalah KP.PPh.1.3.1. |
|||
|
|
2. |
Menyerahkan
KP.PPh.1.3.1 kepada Kepala KPP melalui Kasi TUP/PDTUP untuk ditandatangani,
selanjutnya mengirimkannya kepada Pemotong Pajak yang bersangkutan. |
|||
|
|
3. |
Mengirim
KP.PPh.1.3.1 kepada petugas Tapsip untuk disimpan pada Berkas Induk WP dalam
hal permohonan Pemotong Pajak ditolak. |
|||
|
|
4. |
Apabila
permohonan diterima, arsip KP.PPh.1.3.1 digabung dengan SPT Pemotong Pajak
pada saat SPT disampaikan, untuk selanjutnya SPT diproses sebagaimana
mestinya. |
|||
|
|
|
Catatan
: |
|||
|
|
|
a. |
Jika
SPT tidak disampaikan oleh Pemotong Pajak dalam batas waktu yang disetujui,
maka harus diterbitkan Surat Teguran melalui Sistem komputer pada Seksi
TUP/PDTUP; |
||
|
|
|
b. |
Perpanjangan
jangka waktu penyampaian SPT hanya dapat diberikan kepada Pemotong Pajak
sebanyak 2 (dua) kali, masing-masing untuk jangka waktu maksimal 3 (tiga)
bulan. |
||
TATA CARA PENELITIAN SPT TAHUNAN
PPh PASAL 21
I. |
PENILAIAN KELENGKAPAN SPT
TAHUNAN PPh PASAL 21 |
|||
|
1. |
Penilaian
kelengkapan SPT Tahunan PPh Pasal 21 dilakukan oleh Petugas Penerima SPT yang
meliputi kegiatan : |
||
|
|
a. |
pengecekan
kelengkapan SPT Tahunan PPh Pasal 21 beserta lampirannya; |
|
|
|
b. |
pengecekan
adanya tanda tangan Pemotong Pajak pada SPT Induk (formulir1721) dan formulir
1721 A1 atau formulir 1721 A2, atau tanda tangan kuasa Pemotong Pajak. |
|
|
|
c. |
pengecekan
adanya Surat Kuasa Khusus apabila SPT ditandatangani oleh Kuasa Pemotong
Pajak; |
|
|
|
d. |
pengecekan
adanya SSP dalam hal terdapat kekurangan penyetoran. |
|
|
2. |
Apabila
pada saat pengecekan kelengkapan SPT Tahunan PPh Pasal 21 sebagaimana
dimaksud dalam butir 1 ternyata SPT tidak lengkap, maka Petugas Penerima SPT
harus menolak dan mengembalikan SPT tersebut langsung kepada Pemotong Pajak
dengan memberikan penjelasan seperlunya. Dalam hal SPT tidak lengkap yang
diterima melalui Pos/Ekpeditur, maka SPT dikirim kembali dengan dilampiri
KP.Tipa.PPh.1-96; |
||
|
3. |
Apabila
Pemotong Pajak melakukan pembetulan pengisian SPT sebagaimana dimaksud dalam
pasal 8 ayat (1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah di Ubah dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 1994, maka SPT akan direkam kembali. |
||
|
|
|||
II. |
PENILAIAN KEBENARAN FORMAL PENGISIAN
SPT TAHUNAN PPh PASAL 21 DAN PEREKAMAN SPT TAHUNAN PPh PASAL 21 |
|||
|
1. |
Penilaian
kebenaran formal pengisian SPT tahunan PPh Pasal 21 dilakukan dengan dukungan
komputer pada saat perekaman SPT, yang meliputi kegiatan : |
||
|
|
a. |
Pengecekan
apakah kolom-kolom pada SPT telah diisi lengkap; |
|
|
|
b. |
Pengecekan
apakah angka-angka dalam SPT Induk sudah cocok dengan angka-angka dalam
lampiran-lampirannya; |
|
|
|
c. |
Pengecekan
apakah ada kesalahan tulis dan/atau kesalahan hitung; |
|
|
|
d. |
Pengecekan
apakah Pemotong Pajak menyampaikan SPT tepat pada waktunya; dan |
|
|
|
e. |
Pengecekan
apakah Pemotong Pajak menyetor jumlah pajak yang masih harus disetor tepat
pada waktunya. |
|
|
2. |
Dalam
SPT unbalance, maka Operator Komputer akan mengisi Lembar Penelitian SPT
Dengan Komputer yang menunjukan elemen SPT yang salah tulis dan/atau salah
hitung. |
||
|
3. |
SPT unbalance
bersama Lembar Penelitian SPT Dengan Komputer yang dibuat oleh Operator
Komputer selanjutnya dikirim kepada Editor untuk diperbaiki menjadi balance
(balance tidak murni). |
||
|
4. |
SPT
unbalance yang setelah diperbaiki menjadi balance seperti tersebut pada butir
3 (balance tidak murni) selanjutnya dikirim kepada Operator Komputer untuk
direkam ulang. |
||
|
|
|||
III. |
JANGKA WAKTU PENYELESAIAN |
|||
|
1. |
Penilaian
kelengkapan SPT harus diselesaikan : |
||
|
|
a. |
dalam hal
SPT disampaikan langsung oleh Pemotong Pajak atau kuasanya harus diselesaikan
pada saat diterima |
|
|
|
b. |
dalam
hal SPT disampaikan melalui Pos, selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja
setelah diterima. |
|
|
2. |
Penelitian
dan Perekaman SPT Tahunan PPh Pasal 21 Lebih Bayar yang lengkap harus
diselesaikan paling lambat 1 (satu) bulan sejak SPT diterima. |
||
|
3. |
Penelitian
dan perekaman SPT Tahunan PPh Pasal 21 Kurang Bayar / Nihil yang lengkap harus
diselesaikan paling lambat 3 (tiga) bulan sejak SPT diterima. |
||
|
|
|||
IV. |
HASIL KEGIATAN PENELITIAN SPT
TAHUNAN PPh PASAL 21 |
|||
|
1. |
Hasil
penilaian kelengkapan SPT dapat berupa : |
||
|
|
a. |
tanda
terima SPT dalam hal SPT lengkap; |
|
|
|
b. |
Surat
permintaan kelengkapan kepada Pemotong Pajak disertai pengembalian SPT yang
tidak lengkap dengan menggunakan KP.Tipa.1-96, dalam hal SPT disampaikan
melalui Pos/Ekspeditur. |
|
|
2. |
Hasil
penelitian SPT dapat berupa : |
||
|
|
a. |
STP dan
Pemberitahuan Hasil Penelitian SPT (KP.Tipa.PPh.2-96), dalam hal SPT yang
semula Nihil/Kurang Bayar setelah diteliti ternyata terdapat salah
tulis/salah hitung, sehingga menghasilkan tambahan pajak yang masih harus
dibayar; |
|
|
|
b. |
Nota Pemindahan
dari Penelitian ke Pemeriksaan Sederhana / Pemeriksaan Lengkap
(KP.Tipa.PPh.3-96), dalam hal SPT yang semula menyatakan Kurang Bayar atau
Nihil setelah diteliti menjadi Lebih Bayar Kelompok A atau Kelompok B; |
|
|
|
|
Catatan
: |
|
|
|
|
- |
SPT
yang semula menyatakan Lebih Bayar setelah diteliti menjadi Kurang Bayar atau
Nihil. |
|
|
|
- |
SPT
yang semula menyatakan Kurang Bayar setelah diteliti menjadi Nihil atau jumlah
kurang bayarnya menjadi lebih kecil. Dapat diusulkan dalam Rencana
Pemeriksaan Sederhana. |
|
|
c. |
STP,
dalam hal SPT tidak masuk atau terlambat disampaikan dan/atau pajak yang
terutang kurang/terlambat disetor. |
|
|
|
|||
V. |
UNIT PELAKSANA |
|||
|
1. |
a. |
Unit
pelaksana penilaian kelengkapan SPT Tahunan PPh Pasal 21 pada Kantor
Pelayanan Pajak yang belum melaksanakan Sistem Informasi Perpajakan (belum
SIP) adalah Seksi TUP/PDTUP; |
|
|
|
b. |
Unit pelaksana
penilaian kelengkapan SPT Tahunan PPh Pasal 21 pada Kantor Pelayanan Pajak
yang melaksanakan Sistem Informasi Perpajakan (SIP) adalah Tempat Pelayanan
Terpadu (TPT). |
|
|
2. |
a. |
Unit pelaksana
penilaian kebenaran formal pengisian SPT Tahunan PPh Pasal 21 pada Kantor
Pelayanan Pajak yang belum melaksanakan Sistem Informasi Perpajakan (belum
SIP) adalah Seksi PDI/PDTUP. |
|
|
|
b. |
Unit pelaksana
penilaian kebenaran formal pengisisan SPT Tahunan PPh Pasal 21 pada Kantor
Pelayanan Pajak yang melaksanakan Sistem Informasi Perpajakan (SIP) adalah
Seksi Pemotongan dan Pemungutan PPh atau Seksi PPh Badan dan Pemotongan /
Pemungutan. |
D. |
PEMERIKSAAN SEDERHANA SPT
TAHUNAN PPh PASAL 21 |
||||
|
I. |
KRITERIA SPT TAHUNAN PPh PASAL
21 YANG DILAKUKAN PEMERIKSAAN SEDERHANA : |
|||
|
|
1. |
SPT PPh Pasal 21 Lebih Bayar
termasuk : |
||
|
|
|
- |
SPT yang semula menyatakan
Lebih Bayar setelah lebih diteliti menjadi Kurang Bayar atau Nihil; |
|
|
|
|
- |
SPT yang semula menyatakan
Kurang Bayar / Nihil setelah diteliti menjadi Lebih Bayar. |
|
|
|
|
|
Dengan berpedoman kepada ketentuan
yang telah digariskan oleh Kepala Kanwil, sebagai berikut : |
|
|
|
|
|
a. |
Tempat tinggal / kedudukan WP
(yang masuk kategori kecil) jauh dari KPP; |
|
|
|
|
b. |
Jumlah Pajak Penghasilan dalam
SPT Lebih Bayar tidak material; |
|
|
|
|
c. |
Besarnya usaha atau sumber
penghasilan WP yang berdasarkan pertimbangan tertentu perlu dilakukan PSK. |
|
|
2. |
SPT PPh Pasal 21 Kurang Bayar
/ Nihil yang memenuhi kriteria sebagai berikut : |
||
|
|
|
a. |
SPT yang Pemotong Pajaknya adalah
Rumah Sakit, Perguruan Tinggi Swasta dan Hotel; |
|
|
|
|
b. |
SPT
yang Pemotong Pajaknya mendapatkan izin untuk melakukan pemotongan dan
penyetoran PPh Pasal 21 secara terpusat. |
|
|
|
3. |
SPT Tahunan PPh Pasal 21, Kurang
Bayar / Nihil lainnya, diproses melalui pemeriksaan berdasarkan kriteria yang
ditetapkan tersendiri. |
||
|
|
|
|||
|
II. |
KEGIATAN PEMERIKSAAN |
|||
|
|
1. |
Pemeriksaan dilakukan setelah
SPT PPh Pasal 21 selesai direkam kedalam komputer. |
||
|
|
2. |
SPT yang dilakukan Pemeriksaan
Sederhana Kantor adalah : |
||
|
|
|
a. |
SPT PPh Pasal 21 Lebih Bayar
dengan berpedoman kepada ketentuan yang telah digariskan oleh Kepala Kanwil,
sebagai berikut : |
|
|
|
|
|
a.1. |
Tempat Tinggal / Kedudukan WP
(yang masuk kategori kecil) jauh dari KPP; |
|
|
|
|
a.2. |
Jumlah Pajak Penghasilan dalam
SPT Lebih Bayar tidak material; |
|
|
|
|
a.3. |
Besarnya
usaha atau sumber penghasilan WP yang berdasarkan pertimbangan tertentu perlu
dilakukan PSK |
|
|
|
b. |
SPT yang semula menyatakan
Lebih Bayar setelah diteliti menjadi Kurang Bayar atau Nihil; |
|
|
|
|
c. |
SPT yang
semula menyatakan Kurang Bayar/Nihil setelah diteliti menjadi Lebih Bayar
untuk WP dengan jumlah karyawan yang mempunyai penghasilan di atas PTKP
kurang dari dua puluh orang. |
|
|
|
3. |
SPT PPh Pasal 21 yang dilakukan
Pemeriksaan Sederhana Lapangan adalah : |
||
|
|
|
a. |
SPT PPh Pasal 21 Lebih Bayar
diluar PSK sebagaimana dimaksud pada butir 2a; |
|
|
|
|
b. |
SPT PPh Pasal 21 Kurang Bayar
/ Nihil yang memenuhi kriteria sebagai berikut : |
|
|
|
|
|
b.1. |
SPT yang semula menyatakan
Kurang Bayar/Nihil setelah diteliti menjadi Lebih Bayar untuk WP dengan
jumlah karyawan yng mempunyai penhasilan diatas PTKP dua puluh orang atau
lebih; |
|
|
|
|
b.2. |
SPT yang Pemotong Pajaknya adalah
Rumah Sakit, Perguruan Tinggi Swasta dan Hotel; |
|
|
|
|
b.3. |
SPT
yang Pemotong Pajaknya mendapatkan izin untuk melakukan pemotongan dan
penyetoran PPh Pasal 21 secara terpusat. |
|
|
4. |
Kegiatan Pemeriksaan Sederhana
SPT Tahunan PPh Pasal 21 Kurang Bayar/Nihil diatur sebagai berikut : |
||
|
|
|
a. |
Dimulai
setelah Pemeriksaan Sederhana SPT PPh Pasal 21 Lebih Bayar sudah selesai,
kecuali atas izin Kakanwil DJP atasannya; |
|
|
|
|
b. |
Atas kegiatan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a, Kepala KPP yang bersangkutan wajib
melaporkan Kepada Kakanwil DJP
atasannya tentang penyelesaian Pemeriksaan Sederhana Atas SPT PPh Pasal 21
Lebih Bayar disertai dengan daftar rencana SPT PPh Pasal 21 Kurang Bayar/Nihil
yang akan diperiksa Berikut alasannya; |
|
|
|
|
c. |
Apabila
dalam Pemeriksaan Sederhana diketemukan adanya indikasi bukti permulaan
tindak pidana di bidang perpajakan, maka pemeriksaan segera dihentikan untuk diperiksa
dalam rangka pemeriksaan bukti permulaan tindak pidana dibidang perpajakan
oleh unit yang terkait. |
|
|
|
5. |
Laporan |
||
|
|
|
a. |
Kepala
KPP yang bersangkutan wajib melaporkan kepada Kakanwil DJP atasannya tentang kegiatan
Pemeriksaan Sederhana atas SPT PPh Pasal 21 Kurang Bayar/Nihil sebagaimana
dimaksud pada butir 4 huruf b selambat-lambatnya tanggal 10 Juli tahun
berikutnya dengan menggunakan formulir seperti tersebut dalam Lampiran
III.16a; |
|
|
|
|
b. |
Kakanwil
DJP menyampaikan laporan dalam bentuk kompilasi kegiatan Pemeriksaan
Sederhana dari seluruh KPP di wilayahnya kepada Direktur Pemeriksaan Pajak
Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak selambat –lambatnya tanggal 10 Agustus
tahun berikutnya dengan menggunakan formulir sebagaimana dimaksud dalam
Lampiran III.16b; |
|
|
|
|
c. |
Laporan
sebagaimana dimaksud pada huruf b berisi : |
|
|
|
|
|
c.1. |
Jumlah SPT PPh Pasal 21 Kurang
Bayar/Nihil sesuai dengan daftar Rencana Pemeriksaan Sederhana Kantor dan
Daftar Rencana Pemeriksaan Sederhana Lapangan sebagaimana dimaksud dengan
Lampiran III.15 yang merupakan penyempurnaan Formulir KP.RIK.Ps.1.26; |
|
|
|
|
c.2. |
jumlah SPT PPh Pasal 21 Kurang
Bayar/Nihil yang dilakukan Pemeriksaan Sederhana Kantor dan Pemeriksaan
Sederhana Lapangan; |
|
|
|
|
c.3. |
jumlah
PPh yang terutang sebelum dan setelah dilakukan Pemeriksaan Sederhana Kantor
dan Pemeriksaan Lapangan. |
|
|
|
|||
|
III. |
UNIT PELAKSANA |
|||
|
|
Unit pelaksana Pemeriksaan
Sederhana adalah Seksi Pemotongan dan Pemungutan PPh atau Seksi PPh Badan dan
Pemotongan / Pemungutan. |
|||
|
|
|
|||
|
IV. |
TATA CARA PEMERIKSAAN |
|||
|
|
Pemeriksaan Sederhana
dilakukan berdasarkan Pedoman Pemeriksaan yang diatur tersendiri. |
Lampiran III Keputusan Direktur Jenderal
Pajak |
||
Nomor |
: |
KEP. 16 /PJ/1996 |
Tanggal |
: |
15 Maret 1996 |
DAFTAR
FORMULIR
NO |
NAMA
FORMULIR |
KODE |
INDEKS |
1. |
Kriteria SPT Tahunan PPh WP
Orang Pribadi Tahun 1995 (Lengkap) |
- |
111.1. |
2. |
Kriteria SPT Tahunan PPh WP
Badan Tahun 1995 (Lengkap) |
- |
111.2 |
3. |
Surat perihal SPT Tahunan
Tidak Lengkap/Unbalance |
KP.Tipa.PPh.1-96 |
111.3 |
4. |
Petunjuk Pelaksanaan Editing
pada Persiapan Data Untuk Perekaman SPT Tahunan PPh Orang Pribadi Tahun Pajak
1995 (1770) |
- |
111.4 |
5. |
Petunjuk Pelaksana Editing
pada Persiapan Data Untuk Perekaman SPT Tahunan PPh Badan Tahun Pajak 1995
(1771) |
- |
111.5 |
6. |
Transkrip Kutipan
Elemen-elemen dari Laporan Keuangan Wajib Pajak |
KP.Tipa.PPh.5-96 |
111.6 |
7. |
Lembar Penelitin SPT Tahunan
PPh WP Orang Pribadi (form.1770) Dengan Komputer |
- |
111.7 |
8. |
Lembar Penelitian SPT Tahunan
PPh WP Badan (form. 1771) Dengan Komputer |
- |
111.8 |
9. |
Surat Pemberitahuan Hasil
Penelitian SPT |
KP.Tipa.PPh.2-96 |
111.9 |
10. |
Nota Pemindahan dari
Penelitian ke Pemeriksaan Sederhana Kantor/Lapangan/Pemeriksaan Lengkap |
KP.Tipa.PPh.3-96 |
111.10 |
11. |
Nota Pemindahan dari
Pemeriksaan Sederhana Kantor ke Pemeriksaan Sederhana Lapangan / Pemeriksaan
Lengkap |
KP.Tipa.PPh.3a-96 |
111.11 |
12. |
Kriteria SPT Tahunan PPh Pasal
21 Tahun 1995 (Lengkap) |
- |
111.12 |
13. |
Petunjuk Pelaksanaan Editing
pada Persiapan Data Untuk Perekaman SPT Tahunan PPh 1721 Tahun 1996 |
- |
111.13 |
14. |
Lembar Penelitian SPT Tahunan
PPh 1721 Dengan Komputer |
- |
111.14 |
15. |
Daftar Rencana Pemeriksaan
Sederhana (DPRS) |
- |
111.15 |
16. |
Laporan Pelaksana Pemeriksaan
Sederhana (LPPS) LPPS dari KPP LPPS dari Kanwil |
- |
111.16 111.16a 111.16b |
17. |
Tanda Terima SPT Tahunan
Lembar ke-1 |
KP.Tipa..PPh.1.4-96 |
111.17a |
|
Tanda Terima SPT Tahunan
Lembar ke-2 |
KP.Tipa.PPh.1.4-96 |
111.17b |
|
Tanda Terima SPT Tahunan
Lembar ke-3 |
KP.Tipa.PPh.1.4-96 |
111.17c |
18. |
Lembar Pengawasan Arus Dokumen
dan Bukti Penerimaan SPT (untuk KPP yang melaksanakan SIP) |
- |
111.18 |
Lampiran III.1 Keputusan Direktur Jenderal
Pajak |
||
Nomor |
: |
KEP. 16 /PJ/1996 |
Tanggal |
: |
15 Maret 1996 |
KRITERIA
SPT TAHUNAN PPh WP ORANG PRIBADI TAHUN 1995 (LENGKAP)
SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi
dinyatakan lengkap apabila dipenuhi persyaratan sebagai berikut :
NO |
Nama/Bentuk
Formulir |
Kode
Formulir |
Keterangan |
I |
Formulir
Baku |
|
|
01 |
SPT Tahunan PPh WP Orang
Pribadi ( Induk SPT-1770 ) |
KP.PPh.1.2-95 |
Disampaikan
setelah diisi dan ditandatangani oleh WP atau kuasanya pada kolom yang
tersedia. |
02 |
Lampiran
IA SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi (Formulir 1770 – IA ) |
KP.PPh.1.2.IA-95 |
Diisi
dan disampaikan apabila WP menerima atau memperoleh penghasilan atau
memperoleh penghasilan neto dalam negeri dari usaha, pekerjaan bebas, dan
dari luar usaha bagi WP yang menyelenggarakan pembukuan. Dalam hal tidak ada penghasilan
dimaksud, Formulir ini diisi nihil dan wajib disampaikan. |
03 |
Lampiran
IB SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi (Formulir 1770 – IB ) |
KP.PPh.1.2.IB-95 |
Diisi dan disampaikan apabila
WP menerima atau memperoleh penghasilan neto dalam negeri dari usaha,
pekerjaan bebas, dan dari luar usaha bagi WP yang menggunakan Norma
Perhitungan. Dalam hal tidak ada penghasilan dimaksud, Formulir ini diisi
nihil dan wajib disampaikan. |
04 |
Lampiran
II SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi (Formulir 1770 – II ) |
KP.PPh.1.2.3-95 |
Diisi dan disampaikan apabila
WP menerima atau memperoleh penghasilan neto dalam negeri sehubungan dengan
pekerjaan dan Daftar Susunan Keluarga. Dalam hal tidak ada penghasilan
dan/atau tanggungan keluarga dimaksud, Formulir ini diisi nihil dan wajib
disampaikan. |
05 |
Lampiran
III SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi ( Formulir 1770 – III ) |
KP.PPh.1.2.3-95 |
TIDAK PERLU DIISI |
06 |
Lampiran
IV SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi ( Formulir 1770 – IV ) |
KP.PPh.1.2.4-95 |
Diisi dan disampaikan apabila
ada pemotongan/pemungutan PPh oleh pihak lain dan PPh yang ditanggung
Pemerintah. Dalam hal tidak ada, diisi nihil dan wajib disampaikan. |
07 |
Lampiran
V SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi ( Formulir 1770 – V ) |
KP.PPh.1.2.5-95 |
Diisi dan disampaikan dalam
hal ada penghasilan neto dan pajak atas penghasilan yang dibayar/terutang di
luar negeri. Dalam hal tidak ada, diisi nihil dan wajib disampaikan. |
II |
Surat-Surat
Setoran Pajak (PPh Pasal 29) |
KP.PDIP
5.1-94 (lembar ketiga) |
Disampaikan apabila pada
angka19a dari induk SPT menunjukkan ada pembayaran. Dalam hal nihil atau
lebih bayar, Surat Setoran Pajak tidak perlu disampaikan. |
III |
Lain-lain |
|
|
01 |
Neraca
dan Daftar Laba/Rugi Tahun 1995 |
|
Disampaikan apabila WP
menyelenggarakan pembukuan. |
02 |
Ringkasan
catatan peredaran bruto usaha/penerimaan bruto pekerjaan bebas 1995 |
|
Disampaikan apabila WP
menggunakan Norma Perhitungan. |
03 |
Surat
Kuasa Khusus |
|
Disampaikan apabila SPT
Tahunan PPh tidak ditandatangani oleh WP sendiri. |
04 |
Daftar
harta dan penghitungan penyusunan/amortisasi |
|
Disampaikan apabila WP
melakukan penyusutan/amortisasi. |
Dalam hal
WP menyampaikan lampiran selain sebagaimana tersebut pada angka I sampai III,
maka lampiran tersebut merupakan lampiran kelengkapan SPT Tahunan PPh WP Orang
Pribadi Tahun 1995 dari WP yang bersangkutan.
Lampiran III.2 Keputusan Direktur Jenderal
Pajak |
||
Nomor |
: |
KEP. 16 /PJ/1996 |
Tanggal |
: |
15 Maret 1996 |
KRITERIA SPT TAHUNAN PPh WP BADAN TAHUN 1995 (LENGKAP)
SPT
Tahunan PPh WP Badan dinyatakan lengkap apabila dipenuhi persyaratan sebagai
berikut :
NO |
Nama/Bentuk
Formulir |
Kode
Formulir |
Keterangan |
I |
Formulir
Baku |
|
|
01 |
SPT
Tahunan PPh WP Badan ( Induk SPT-1771 ) |
KP.PPh.2.2-95 |
Disampaikan
setelah diisi dan ditandatangani oleh WP atau kuasanya pada kolom yang
tersedia. |
02 |
Lampiran
I SPT Tahunan PPh WP Badan ( Formulir 1771 – I ) |
KP.PPh.2.2.I-95 |
Diisi dan disampaikan apabila
WP Badan yang menerima atau memperoleh penghasilan neto dalam negeri dari
usaha dan dari luar usaha. Dalam hal tidak ada penghasilan dimaksud, Formulir
ini diisi nihil dan wajib disampaikan. |
03 |
Lampiran
II SPT Tahunan PPh WP Badan ( Formulir 1771 – II ) |
KP.PPh.2.2.2-95 |
Diisi dan disampaikan WP Badan
mengenai Daftar Susunan Pengurus Komisaris / Badan Pemeriksa Koperasi / Daftar
Pemegang Saham / Pemilik Modal, Daftar Cabang / Badan Anggota Koperasi. |
04 |
Lampiran
III SPT Tahunan PPh WP Badan ( Formulir 1771 – III ) |
KP.PPh.2.2.3-95 |
TIDAK PERLU DIISI |
05 |
Lampiran
IV SPT Tahunan PPh WP Badan ( Formulir 1771 – IV ) |
KP.PPh.2.2.4-95 |
Diisi dan disampaikan dalam
hal ada pemotongan/pemungutan PPh
oleh pihak lain dan PPh yang ditanggung Pemerintah. Apabila tidak ada diisi
nihil. |
06 |
Lampiran
V SPT Tahunan PPh WP Badan ( Formulir 1771 – V ) |
KP.PPh.2.2.5-95 |
Diisi dan disampaikan dalam
hal ada penghasilan neto dan pajak atas penghasilan yang dibayar/terutang di
luar negeri. Apabila tidak ada, diisi nihil. |
07 |
Lampiran
VI SPT Tahunan PPh WP Badan ( Formulir 1771 – VI ) |
KP.PPh.2.2.6-95 |
Diisi dan disampaikan dalam
hal terdapat deviden, bonus, tandem, dan gratifikasi. Apabila tidak
ada/nihil. |
II |
Surat-Surat
Setoran Pajak (PPh Pasal 29) |
KP.PDIP
5.1-94 (lembar ketiga) |
Disampaikan apabila pada angka
N.12 dari induk SPT (Formulir 1771) menunjukkan ada jumlah PPh yang masih
harus dibayar. Dalam hal nihil atau Lebih Bayar maka Surat Setoran Pajak
nihil tidak perlu dilampirkan. |
III |
Lain-lain |
|
|
01 |
Neraca dan
Daftar Laba/Rugi Tahun Pajak 1995 |
|
Wajib disampaikan oleh WP. |
02 |
Surat
Kuasa Khusus |
|
Disampaikan apabila SPT
Tahunan PPh tidak ditandatangani oleh WP sendiri. |
03 |
Daftar
harta dan penghitungan penyusunan/amortisasi |
|
Disampaikan apabila WP
melakukan penyusutan/amortisasi. |
Dalam hal WP melampirkan lampiran selain sebagaimana tersebut pada angka I s/d III maka lampiran tersebut merupakan lampiran kelengkapan SPT Tahunan PPh WP Badan Tah