LAMPIRAN I PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA |
||
NOMOR |
: |
22 Tahun 1997 |
TANGGAL |
: |
7 Juli 1997 |
JENIS-JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN
PAJAK YANG BERLAKU UMUM
DI SEMUA DEPARTEMEN DAN LEMBAGA NON
DEPARTEMEN
NO. |
JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK |
1. |
Penerimaan
kembali anggaran (sisa anggaran rutin dan sisa anggaran pembangunan). |
2. |
Penerimaan
hasil penjualan barang/kekayaan negara. |
3. |
Penerimaan hasil penyewaan barang/kekayaan negara. |
4. |
Penerimaan
hasil penyimpanan uang negara (jasa giro). |
5. |
Penerimaan ganti rugi atas kerugian negara (tuntutan ganti
rugi dan tuntutan perbendaharaan). |
6. |
Penerimaan
denda keterlambatan penyelesaian pekerjaan pemerintah |
7. |
Penerimaan
dari hasil penjualan dokumen lelang. |
PRESEDIN
REPUBLIK
ttd. SOEHARTO |
LAMPIRAN IIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA |
||
NOMOR |
: |
22 Tahun 1997 |
TANGGAL |
: |
7 Juli 1997 |
(1) |
JENIS-JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU
PADA DEPARTEMEN LUAR NEGERI |
||||||
|
|
(2) |
JENIS-JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU
PADA DEPARTEMEN PERTAHANAN DAN KEAMANAN |
||||||||||||
|
|
(3) |
JENIS-JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU
PADA DEPARTEMEN KEHAKIMAN |
||||||||||||||||||||
|
|
(4) |
JENIS-JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU
PADA DEPARTEMEN PENERANGAN |
||||||||||
|
|
(5) |
JENIS-JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU
PADA DEPARTEMEN KEUANGAN |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(6) |
JENIS-JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU
PADA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN |
||||||||||||||||||||||||
|
|
(7) |
JENIS-JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU
PADA DEPARTEMEN PERTANIAN. |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(8) |
JENIS-JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU
PADA DEPARTEMEN PERTAMBANGAN DAN ENERGI |
||||||||||||||
|
|
(9) |
JENIS-JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU
PADA DEPARTEMEN KEHUTANAN |
||||||||||||||||||||||||
|
|
(10) |
JENIS-JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU
PADA DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM |
||||||||||||||||
|
|
(11) |
JENIS-JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU
PADA DEPARTEMEN PERHUBUNGAN |
||||||||||||||||||||||||||||
|
|
(12) |
JENIS-JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU
PADA DEPARTEMEN PARIWISATA, POS DAN TELEKOMUNIKASI |
||||||||||||||||||||
|
|
(13) |
JENIS-JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU
PADA DEPARTEMEN TENAGA KERJA |
||||||||||
|
|
(14) |
JENIS-JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU
PADA DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN |
||||||||||||
|
|
(15) |
JENIS-JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU
PADA DEPARTEMEN KESEHATAN |
||||||||||||||||||||||||||
|
|
(16) |
JENIS-JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU
PADA DEPARTEMEN AGAMA |
||||||||
|
|
(17) |
JENIS-JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU
PADA DEPARTEMEN SOSIAL |
||||||||||
|
|
LAMPIRAN IIB PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA |
||
NOMOR |
: |
22 Tahun 1997 |
TANGGAL |
: |
7 Juli 1997 |
(1) |
JENIS-JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU
PADA KEJAKSAAN AGUNG |
||||||||||||||
|
|
(2) |
JENIS-JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU
PADA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA |
||||
|
|
(3) |
JENIS-JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU
PADA BADAN PUSAT STATISTIK |
||||
|
|
(4) |
JENIS-JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU
PADA BADAN TENAGA ATOM NASIONAL |
||||||||
|
|
(5) |
JENIS-JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU
PADA LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL |
||||
|
|
(6) |
JENIS-JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU
PADA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA |
||||||||||
|
|
(7) |
JENIS-JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU
PADA ARSIP NASIONAL |
||||
|
|
(8) |
JENIS-JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU
PADA BADAN KOORDINASI SURVEY DAN PEMETAAN NASIONAL |
||||
|
|
(9) |
JENIS-JENIS PENERIMAAN NEGARABUKAN PAJAK YANG BERLAKU
PADA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI |
||||
|
|
(10) |
JENIS-JENIS PENERIMAAN NEGARABUKAN PAJAK YANG BERLAKU
PADA BADAN PERTAHANAN NASIONAL |
||||||||||||
|
|
PRESEDIN
REPUBLIK
ttd. SOEHARTO |