Lampiran 1 :
Biaya jabatan dan Biaya
Pensiun sebagaimana tertuang pada angka
10 halaman 20 dan selanjutnya pada Buku Petunjuk Pengisian
SPT Tahunan Pasal 21, diubah sesuai Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 521/KMK.04/1998 tanggal 18 Desember 1998, menjadi sebagai berikut :
No. |
J e n i s |
% |
Maksimum per tahun |
Maksimum per bulan |
1. |
Biaya Jabatan |
5% dari bruto |
Rp.
1.296.000,00 |
Rp.
108.000,00 |
2. |
Biaya Pensiun |
5% dari bruto |
Rp. 432.000,00 |
Rp. 36.000,00 |
Biaya Jabatan
dan Biaya Pensiun ini mulai
berlaku sejak tanggal 1 Januari 1999.
DIREKTUR
JENDERAL , |
ttd A.
ANSHARI RITONGA
|
NIP.
060027032
|
Lampiran 2 :
PTKP sebagaimana
tertuang pada angka 17 halaman 26 dan selanjutnya pada Buku Petunjuk
Pengisian SPT Tahunan Pasal 21, diubah sesuai Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 361/KMK.04/1998 tanggal
27 Juli 1998, menjadi sebagai berikut :
No. |
PTKP atas
|
Besarnya |
1. |
Diri Wajib Pajak |
Rp.
2.880.000,00 |
2. |
Tambahan untuk Wajib Pajak
yang kawin |
Rp.
1.440.000,00 |
3. |
Tambahan untuk setiap orang keluarga sedarah dan semenda
dalam garis keturunan lurus, serta anak angkat
yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk
setiap keluarga. |
Rp.
1.440.000,00 |
PTKP ini mulai berlaku sejak tanggal
1 Januari 1999
DIREKTUR
JENDERAL , |
ttd A.
ANSHARI RITONGA
|
NIP.
060027032
|
Lampiran 3 :
Contoh penghitungan PPh Pasal 21 terutang sebagaimana tertuang pada angka 18 halaman
39 pada Buku Petunjuk Pengisian SPT Tahunan Pasal 21, dibaca menjadi sebagai berikut :
Butir 2 huruf a :
Untuk bendaharawan instansi yang lama, PPh Pasal 21 yang terutang atas penghasilan
Pegawai Negeri Sipil (PNS), anggota ABRI, atau Pejabat Negara yang dipindahtugaskan sejak tanggal 1 Juni 1999 :
Gaji Januari s.d Mei 1999 (5 bulan) : 5 x Rp 700.000,00 |
Rp 3.500.000,00 |
|||||
Pengurangan : |
||||||
1. |
Biaya jabatan |
: |
5% x Rp 3.500.000,00
|
= |
Rp 175.000,00 |
|
2. |
Iuran Pensiun |
: |
5% x Rp 15.000,00
|
= |
Rp 75.000,00
|
|
Jumlah pengurangan |
Rp
250.000,00 |
|||||
Penghasilan neto 5 bulan |
Rp 3.250.000,00 |
|||||
Penghasilan neto disetahunkan : 12/5 x Rp
3.250.000,00 |
Rp 7.800.000,00 |
|||||
PTKP
(TK/-) |
Rp 2.880.000,00
|
|||||
Penghasilan Kena Pajak |
Rp 4.920.000,00 |
|||||
PPh Pasal 21 terutang 1 tahun : 10% x Rp 4.920.000,00 |
Rp 492.000,00 |
|||||
PPh Pasal 21 terutang 5 bulan : 5/12 x Rp 492.000,00 |
Rp
205.000,00 |
|||||
Dengan demikian angka 18 ini diisi dengan Rp 205.000,00. |
|
Butir 2 huruf b :
Untuk Bendaharawan instansi yang baru , PPh Pasal 21 yang terutang :
Gaji Juni s.d Desember 1999 (7 bulan) : 7 x Rp 700.000,00 |
Rp 4.900.000,00 |
|||||
Pengurangan : |
||||||
1. |
Biaya jabatan |
: |
5% x Rp 4.900.000,00
|
= |
Rp 245.000,00 |
|
2. |
Iuran Pensiun |
: |
7x Rp 15.000,00
|
= |
Rp 105.000,00
|
|
Jumlah pengurangan |
Rp
350.000,00 |
|||||
Penghasilan neto 7 bulan |
Rp 4.550.000,00 |
|||||
Penghasilan neto di instansi yang lama 12/5 x Rp 3.250.000,00 |
|
|||||
Penghasilan neto setahun : |
Rp 7.800.000,00 |
|||||
PTKP
(TK/-) |
Rp 2.880.000,00
|
|||||
Penghasilan Kena Pajak |
Rp 4.920.000,00 |
|||||
PPh Pasal 21 terutang 1 tahun : 10% x Rp 4.920.000,00 |
Rp
492.000,00 |
|||||
PPh Pasal 21 terutang pada instansi baru Rp 492.000 - Rp 205.000 |
Rp
287.000,00 |
|||||
Dengan demikian angka 18 ini diisi dengan Rp 287.000,00. |
|
Catatan :
Untuk penghitungan PPh Pasal 21 terutang
pada butir 3 dan butir 4 huruf
a dan b tidak diberikan contoh perhitungannya, karena cara penghitungan PPh Pasal 21 terutangnya
sama dengan contoh di atas.
DIREKTUR JENDERAL
, |
ttd A.
ANSHARI RITONGA
|
NIP.
060027032
|