|
2.2.2. |
Pekerjaan Lapangan Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam pekerjaan
lapangan antara lain adalah : |
|||||||
|
|
A. |
Pengumpulan Data Objek Pajak serta Pemberian NOP |
||||||
|
|
|
1. |
Pendataan dengan Penyampaian dan pemantauan pengembalian
SPOP |
|||||
|
|
|
|
a. |
Pendataan dengan penyampaian dan pemantauan pengembalian
SPOP Perorangan |
||||
|
|
|
|
|
(i) |
Dengan menggunakan konsep sket/peta blok, petugas
lapangan bersama-sama dengan aparat desa/kelurahan setempat membuat sket letak
relatif bidang objek pajak yang ada pada blok yang bersangkutan. Pada waktu membuat sket letak relatif objek pajak
tersebut, Petugas lapangan memberikan NOP pada setiap bidang objek pajak dan
mencatat data objek dan subjek pajak PBB dari buku induk/Buku C/Register
Desa/daftar ringkas?informasi lainnya pada Daftar Sementara Data Objek dan
Subjek PBB sebagaimana Lampiran 13. |
|||
|
|
|
|
|
(ii) |
Setelah letak relatif objek pajak dalam satu desa/kelurahan
selesai dibuat, Petugas Lapangan bersama –sama dengan aparat desa/kelurahan
mengidentifikasikan batas RT/RW atau yang setingkat dengan itu, dan
selanjutnya menyampaikan SPOP dan stiker NOP kepada para Ketua RT/RW sebanyak jumlah objek pajak yang ada di
wilayahnya untuk disampaikan kepada subjek pajak yang ada bangunannya. |
|||
|
|
|
|
|
(iii) |
Petugas lapangan mengumpulkan SPOP yang telah diisi
dengan jelas benar dan lengkap serta ditandatangani oleh subjek pajak atau kuasanya
melalui para ketua RT/RW yang bersangkutan. Pada konsep sket/peta blok diberi tanda apakah SPOP yang
disampaikan kepada wajib pajak tersebut di atas sudah atau belum
dikembalikan. |
|||
|
|
|
|
|
(iv) |
Bila dalam suatu blok terdapat objek pajak yang bernilai
tinggi/mempunyai karakteristik objek khusus, dilakukan penilaian individual. |
|||
|
|
|
|
b. |
Pendataan dengan penyampaian dan pemantauan pengembalian
SPOP Kolektif. Pada dasarnya, pendataan dengan alternatif ini
dilaksanakan dengan tata cara yang sama seperti pendataan dengan penyebaran
SPOP Perorangan. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah : |
||||
|
|
|
|
|
(i) |
Data objek dan subjek pajak yang telah disusun, disesuaikan
dengan keadaan lapangan dan diisikan ke dalam SPOP Kolektif sesuai dengan
urutan NOP (Contoh formulir SPOP Kolektif sebagaimana Lampiran 3). |
|||
|
|
|
|
|
(ii) |
Pemberian NOP pada objek pajak dilakukan tanpa
penempelan stiker NOP. |
|||
|
|
|
|
|
(iii) |
Data rinci setiap bangunan dimasukkan ke dalam LSPOP
Kolektif sesuai urutan NOP. |
|||
|
|
|
|
|
(iv) |
Apabila di dalam blok terdapat objek pajak yang bernilai
tinggi/mempunyai karakteristik objek khusus, pengisian SPOP menggunakan SPOP
Perorangan dan dilakukan Penilaian Individual. |
|||
|
|
|
2. |
Pendataan dengan Identifikasi Objek Pajak |
|||||
|
|
|
|
a. |
Dengan menggunakan konsep peta blok, petugas lapangan
mengadakan identifikasi batas-batas objek pajak. Terhadap objek pajak yang
tidak dapat diidentifikasikan batasnya, petugas lapangan melakukan pengukuran
sisi objek pajak. Kegiatan tersebut dilakukan pada setiap bidang objek pajak.
Setelah selesai mengidentifikasikan bidang objek pajak, langsung diberi NOP
atas bidang objek pajak tersebut dan ditempel stiker NOP untuk objek pajak
yang ada bangunannya. Selanjutnya petugas lapangan mengisikan data objek dan
subjek pajak pada SPOP. |
||||
|
|
|
|
b. |
Setelah SPOP diisi, maka petugas lapangan
mengkonfirmasikan kepada subjek pajak yang bersangkutan atau kuasanya. Dalam hal pada saat itu, SPOP belum dapat dikonfirmasikan
kepada subjek pajak yang bersangkutan atau kuasanya, maka dibuatkan salinan
SPOP dan diserahkan kepada aparat desa/kelurahan atau pihak lain yang
berkompeten untuk diteruskan kepada subjek pajak yang bersangkutan.
Penyerahan SPOP dimaksud disertai denan tanda terima SPOP. |
||||
|
|
|
|
c. |
Setiap hari petugas lapangan mengumpulkan SPOP yang
telah dikonfirmasikan kepada subjek pajak yang bersangkutan atau kuasanya. |
||||
|
|
|
3. |
Pendataan dengan Verifikasi Data Objek Pajak |
|||||
|
|
|
|
a. |
Peta blok yang telah diisi dengan batas-batas bidang
objek pajak hasil plotting/foto copy dari peta rincik, pada masing-masing
bidang objek pajaknya diberi nama subjek pajak sesuai yang terdapat dalam
buku rincik. |
||||
|
|
|
|
b. |
Dengan menggunakan peta blok sebagaimana dimaksud pada
butir a, petugas lapangan mengadakan penempelan Stiker NOP untuk objek pajak
yang ada bangunannya sekaligus meneliti apakah ada perubahan data. |
||||
|
|
|
|
c. |
Dalam hal terjadi Perubahan data, maka petugas melakukan
kegiatan mulai dari identifikasi dan pengukuran objek pajak sampai dengan
mengisi SPOP sesuai dengan data yang sebenarnyadan mengkonfirmasikan kepada
subjek pajak yang bersangkutan atau kuasanya. Dalam hal SPOP belum dapat
dikonfirmasikan kepada subjek pajak yang bersangkutan atau kuasanya, maka
dibuatkan salinan SPOP dan diserahkan kepada aparat desa/kelurahan atau pihak
lain yang berkompeten untuk diteruskan kepada subjek pajak yang bersangkutan
disertai dengan tanda terima SPOP. Dalam hal tidak terjadi perubahan data, maka petugas
lapangan mengisi SPOP dengan menyalin data yang sudah ada pada Kantor
Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan serta mengkonfirmasikan kepada subjek pajak
yang bersangkutan atau kuasanya. |
||||
|
|
|
|
d. |
Setiap hari petugas lapangan mengumpulkan SPOP yang
telah dikonfirmasikan kepada subjek pajak yang bersangkutan atau kuasanya. |
||||
|
|
|
4. |
Pendataan dengan Pengukuran Bidang Objek Pajak |
|||||
|
|
|
|
a. |
Dengan menggunakan konsep sket/peta blok, petugas
lapangan mengadakan pengukuran batas-batas objek pajak sesuai dengan Surat
Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-38/PJ.6/1993 tanggal 30 Juni 1993
tentang Petunjuk Teknis Pengukuran dan Identifikasi Objek PBB. Kegiatan tersebut dilakukan pada setiap bidang objek
pajak. Setelah selesai mengukur satu bidang objek pajak, langsung diberi NOP
atas bidang objek pajak tersebut dan ditempel stiker NOP bagi objek pajak
yang ada bangunannya. Selanjutnya petugas lapangan mengisikan data objek dan
subjek pajak pada SPOP. |
||||
|
|
|
|
b. |
Setelah SPOP diisi, maka petugas lapangan
mengkonfirmasikan kepada subjek pajak yang bersangkutan atau kuasanya. Dalam hal SPOP belum dapat dikonfirmasikan kepada subjek
pajak yang bersangkutan atau kuasanya, maka dibuatkan salinan SPOP dan
diserahkan kepada aparat desa/kelurahan atau pihak lain yang berkompeten
untuk diteruskan kepada subjek pajak yang bersangkutan. Penyerahan SPOP,
dimaksud disertai dengan tanda terima SPOP. |
||||
|
|
|
|
c. |
Setiap hari petugas lapangan mengumpulkan SPOP yang
telah dikonfirmasikan kepada subjek pajak yang bersangkutan atau kuasanya. |
||||
|
|
B. |
Penyerahan Hasil Pekerjaan Lapangan |
||||||
|
|
|
1. |
Petugas lapangan mengadakan penelitian terhadap SPOP
hasil pendataan, dan selanjutnya diberi kode ZNT sesuai dengan letaknya. |
|||||
|
|
|
2. |
Penelitian SPOP dan pemberian kode ZNT tersebut di atas
dibuatkan Daftar Penjagaannya. Contoh formulir Daftar Penjagaan dapat dilihat pada
Lampiran 14. |
|||||
|
|
|
3. |
Penyerahan hasil pekerjaan lapangan berupa SPOP dan net
konsep sket/peta blokkepada Petugas Pengawas Lapangan, harus dibuatkan tanda
terima. Selanjutnya Pengawas meneliti hasil pekerjaan lapangan dan
menandatanganinya. |
|||||
|
|
|
4. |
Untuk SPOP Kolektif, sebelum diserahkan kepada pengawas
petugas lapangan, data hasil pendataan terlebih dahulu dikonfirmasikan kepada
Kepala Desa. Penyerahan tersebut disertai dengan tanda terima penyerahan
sebagaimana Lampiran 15. |
|||||
|
|
|
5. |
Secara hirarki, Pengawasan Petugas Lapangan meneruskan
hasil pekerjaan lapangan yang diterimanya dari petugas Lapangan kepada
pejabat yang ditunjuk untuk diproses lebih lanjut. |
|||||
|
|
C. |
Penelitian Hasil Pekerjaan Lapangan |
||||||
|
|
|
1. |
Penelitian SPOP |
|||||
|
|
|
|
a. |
Penelitian ini dimaksud agar butir yang ada dalam SPOP diisi
dengan jelas, benar, lengkap, serta ditandatangani oleh pihak-pihak yang
bersangkutan. |
||||
|
|
|
|
b. |
Dalam hal pengisian tersebut belum memenuhi syarat
sebagaimana yang telah ditentukan, agar dikembalikan kepada petugas lapangan
untuk dilengkapi. |
||||
|
|
|
|
c. |
Selain itu SPOP dicocokkan dengan sket/peta blok/ZNT
agar data atributik yang telah dicatat pada SPOP sesuai dengan data grafisnya
(posisi relatifnya pada sket/peta blok) |
||||
|
|
|
|
d. |
Untuk SPOP Kolektif setelah selesai pelaksanaan
pengumpulan data perlu diadakan verifikasi hasil pekerjaan Lapangan oleh
petugas Kantor Pelayanan PBB dengan didampingi Kepala Desa/perangkat
desa/pemuka masyarakat/wajib pajak. Kegiatan verifikasi lapangan meliputi : |
||||
|
|
|
|
|
(i) |
Mencocokkan nama wajib pajak, data objek dan subjek
pajak termasuk rincian data dalam LSPOP Kolektif; |
|||
|
|
|
|
|
(ii) |
Mencocokkan letak relatif objek pajak pada konsep sket/peta
blok dan batas ZNT; |
|||
|
|
|
|
|
Apabila terjadi perubahan/kesalahan data, petugas
verifikasi lapangan segera melakukan perbaikan data dan menandatanganinya
dengan sepengetahuan Kepala Desa. Hasil pelaksanaan verifikasi lapangan
dituangkan dalam formulir sebagaimana Lampiran 16. |
||||
|
|
|
2. |
Penelitian Net Konsep Sket/peta Blok dan Net Konsep
Sket/Peta ZNT |
|||||
|
|
|
|
a. |
Penelitian ini dimaksudkan agar net konsep sket/peta
blok yang dibuat telah memenuhi spesifikasi teknis yang ditentukan, seperti
halnya penulisan NOP, penentuan batas blok, ukuran peta, skala peta, legenda,
dan keterangan-keterangan lain yang diperlukan untuk pembuatan sket/peta
blok. |
||||
|
|
|
|
b. |
Selanjutnya penelitian ini juga dimaksudkan agar net
konsep sket/peta ZNT tersebut telah dibuat sesuai dengan spesifikasi teknis
yang ditentukan, seperti halnya penentuan batas ZNT, pencantuman kode ZNT,
penulisan NIR, dan keterangan-keterangan lain yang diperlukan untuk pembuatan
sket/peta ZNT. |
||||
|
|
|
3. |
Penyempurnaan NIR dan ZNT Jika berdasarkan hasil pekerjaan lapangan diperoleh data
pasar baru serta diketahui bahwa batas ZNT yang terdapat dalam sket/konsep
peta ZNT mengalami perubahan, maka NIR beserta sket/konsep peta ZNT dapat
diubah berdasarkan data baru tersebut. Pekerjaan penyempurnaan NIR dan ZNT
sebagaimana dimaksud di atas, selain dilaksanakan dalam satu paket dengan
kegiatan pembentukan basis data SISMIOP, dapat juga dilaksanakan secara
tersendiri serta merupakan kegiatan rutin setiap tahun dalam upaya
penyempurnaan ZNT/NIP untuk menentukan penggolongan NJOP bumi. |
|||||
|
2.2.3. |
Pekerjaan Kantor |
||||||||||||||||
|
|
A. |
Penelitian Data Masukan Penelitian ini dimaksudkan agar pengisian SPOP dan
formulir data harga jual diisi dengan benar, jelas, dan lengkap serta
ditandatangani oleh pihak-pihak yang bersangkutan. Sedangkan net konsep/peta
blok digambar sesuai dengan petunjuk teknis pengukuran dan identifikasi objek
pajak bumi dan bangunan. Dalam hal pengisian/penggambaran tersebut belum
memenuhi syarat, maka data masukan tersebut harus dikembalikan kepada petugas
yang bersangkutan. |
|||||||||||||||
|
|
B. |
Pembendelan SPOP dan formulir-formulir data pasar |
|||||||||||||||
|
|
|
1. |
SPOP |
||||||||||||||
|
|
|
|
a. |
Pembendelan SPOP dan data pendukungnya penting sekali
untuk memudahkan penyimpanan dan pencarian kembali apabila diperlukan. Cara sederhana
namun efektif adalah dengan memasang nomor pengenal di setiap formulir SPOP
yang dijid dalam setiap bendel yang berisi kira-kira 100 objek pajak. |
|||||||||||||
|
|
|
|
b. |
Pembendelan SPOP tidak harus dikelompokkan berdasarkan kriteria
tertentu (misalnya per blok) tetapi dapat dibendel secara acak karena karena
pengenalan dan lokasi setiap formulir SPOP secara mudah dapat dicari dengan
menggunakan komputer. |
|||||||||||||
|
|
|
|
c. |
Setiap bendel SPOP diberi nomor yang unik, terdiri atas
enam digit dengan sistematika sebagai berikut : |
|||||||||||||
|
|
|
|
|
(i) |
Dua digit pertama menyatakan tahun pendataan |
||||||||||||
|
|
|
|
|
(ii) |
Empat digit selanjutnya merupakan nomor bendel |
||||||||||||
|
|
|
|
|
Contoh : 97.0001, 97.0125, 97.1450, dst. |
|||||||||||||
|
|
|
|
|
Nomor bendel ini dapat ditulis atau dicetak, kemudian
ditempatkan pada sudut kanan atas halaman muka dan samping kiri ketebalan
bendel. |
|||||||||||||
|
|
|
|
d. |
Setiap formulir SPOP yang ada pada setiap bendel diberi
nomor berurutan pada sudut kanan atas yang terdiri atas sembilan digit. Enam
digit pertama menyatakan nomor bendel sebagaimana dimaksud pada huruf c,
sedangkan tiga digit terakhir menyatakan nomor lembar SPOP dan lampirannya. |
|||||||||||||
|
|
|
|
|
Contoh |
: |
97.0125.001, 97.0125.002, 97.0125.003, dst. |
|||||||||||
|
|
|
|
|
|
: |
97.0126.001, 97.0126.002, 97.0126.003, dst. |
|||||||||||
|
|
|
|
|
Penjilidan bendel sebaiknya menggunakan kertas karton
tipis yang ditutup dengan plastik untuk melindungi dari debu dan memperlambat
kerusakan. |
|||||||||||||
|
|
|
2. |
Formulir-formulir data pasar Formulir data pasar terdiri dari Formulir Data Harga
Jual, Formulir Pengumpulan Data Tanah, Formulir Pengumpulan Data Transaksi,
dan Daftar Upah Pekerja, Harga Bahan Bangunan, dan Sewa Alat. Untuk
memudahkan menemukan kembali apabila diperlukan, pembendelan formulir data
pasar disesuaikan dengan kelompoknya masing-masing. Untuk pemeliharaan basis
data, pembendelan SPOP dan formulir-formulir data pasar dapat dilakukan
setelah perekaman data. |
||||||||||||||
|
|
C. |
Perekaman Data |
|||||||||||||||
|
|
|
1. |
Perekaman ZNT dan DBKB Perekaman ZNT dilakukan dengan memasukkan kode
masing-masing ZNT beserta NIR-nya ke dalam komputer. Perekaman DBKB dilakukan dengan memasukkan harga bahan bangunan
dan upah pekerja dari setiap wilayah Daerah Kabupaten// |
||||||||||||||
|
|
|
2. |
Perekaman SPOP |
||||||||||||||
|
|
|
|
a. |
SPOP yang sudah dibendel diserahkan kepada masing-masing
Operator Date Entry untuk direkam ke dalam komputer. Proses penerimaan dan
perekaman SPOP dikoordinir oleh Operator Console. |
|||||||||||||
|
|
|
|
b. |
Perekaman data dilaksanakan setiap hari, dan apabila
jumlah yang akan direkam cukup banyak, perekaman dapat dilaksanakan siang dan
malam. Untuk itu perlu dibuatkan jadwal penugasan Operator Data Entry. |
|||||||||||||
|
|
D. |
Pengawasan Kualitas Data |
|||||||||||||||
|
|
|
1. |
Validasi DHR |
||||||||||||||
|
|
|
|
a. |
Kegiatan ini dimaksudkan untuk memeriksa kebenaran
perekaman data dari SPOP ke dalam komputer yang dilaksanakan oleh petugas yang
ditunjuk oleh pejabat yang berwenang. |
|||||||||||||
|
|
|
|
b. |
Petugas Pemeriksa memberi tanda dengan warna tertentu,
misalnya merah, atas setiap kesalahan yang ditemui dalam DHR. |
|||||||||||||
|
|
|
|
c. |
Petugas pemeriksa membuat Daftar Hasil Pemeriksaan DHR
yang memuat nomor urut, NOP, jenis kesalahan, dan keterangan lainnya Daftar
tersebut ditandatangani oleh petugas pemeriksa dan diserahkan kepada petugas
perekam data melalui Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi. Contoh formulir Daftar Hasil Pemeriksaan dapat dilihat
pada Lampiran 17. |
|||||||||||||
|
|
|
|
d. |
Hasil Pemeriksaan tersebut dijadikan bahan untuk
membetulkan kesalahan yang terjadi dalam perekaman data. |
|||||||||||||
|
|
|
|
e. |
Bahan yang dijadikan acuan dalam pemeriksaan DHR adalah
SPOP, peta blok, dan peta ZNT yang bersangkutan. |
|||||||||||||
|
|
|
|
f. |
Validasi hasil rekaman dapat juga dilaksanakan tanpa melalui
hasil cetakan (hard copy) DHR, yaitu langsung dari SPOP ke layar komputer
(screen). Kegiatan tersebut dilakukan oleh bukan petugas yang merekam data
dari desa/kelurahan yang sedang divalidasi, tetapi harus dilakukan oleh
petugas lain. |
|||||||||||||
|
|
|
2. |
Penggunaan Hasil Validasi |
||||||||||||||
|
|
|
|
a. |
Mencocokkan SK Kepala Kantor Wilayah DJP dengan peta
ZNT, untuk mengetahui kebenaran dan kesamaan kode ZNT dan NIR yang ada pada Lampiran
SK Kepala Kantor Wilayah tersebut yang tidak tercatat pada peta ZNT. |
|||||||||||||
|
|
|
|
b. |
Mencocokkan jumlah objek pajak yang telah direkam dengan
objek pajak yang terdapat di lapangan/peta blok. |
|||||||||||||
|
|
|
|
c. |
Mengetahui objek-objek, pajak yang tidak
dikenakan/dikecualikan dan pengenaan pajak, agar tidak diterbitkan SPPT atas
objek dimaksud. |
|||||||||||||
|
|
|
|
d. |
Mengetahui objek-objek janggal untuk diteliti ulang. |
|||||||||||||
|
|
E. |
Penyimpanan Bendel Bendel-bendel SPOP dan formulir-formulir data pasar yang
telah direkam ke dalam komputer, disimpan pada rak bertingkat dan terbuka
yang dapat dicapai dari dua sisi dengan jarak antar rak kira-kira 45 cm.
Letak bendel-bendel SPOP dalam rak disusun sesuai dengan urutan nomor bendel,
sehingga memudahkan penempatan dan pencarian kembali apabila diperlukan
(terutama apabila ada wajib pajak yang mengajukan keberatan). Penatausahaan bendel-bendel SPOP dan Bendel
formulir-formulir data pasar dilakukan oleh petugas yang ditunjuk oleh Kepala
Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan. |
|||||||||||||||
|
|
F. |
Pembuatan dan
Penyimpanan Sket/Peta |
|||||||||||||||
|
|
|
1. |
Pembuatan Sket/Peta Blok Petugas lapangan setiap hari menggambar hasil ukuran di
lapangan pada net sket/peta blok (pada milimeter blok) per bidang objek
pajak. Yang digambarkan pada peta blok, selain batas penguasaan/pemilikan
tanah (dengan garis tegas), juga batas bidang bangunan (dengan garis
putus-putus). Petugas gambar memindahkan sket/peta blok dari milimeter blok
ke drafting film sesuai dengan Petunjuk Teknis Pemetaan PBB. Sket/peta blok
yang sudah selesai digambar kemudian dilichtdruk/fotocopy. Selanjutnya pada
peta blok hasil lichtdruk/fotocopy tersebut digambar/ditegaskan batas ZNT
yang ada dalam blok serta kode dari ZNT yang bersangkutan. Contoh sket/peta
blok dapat dilihat pada Lampiran 18. Untuk menunjang pelaksanaan aplikasi SIG PBB diusahakan
pengadaan peta yang mempunyai grid dan koordinat. |
||||||||||||||
|
|
|
2. |
Pembuatan Sket/Peta Desa/Kelurahan Sket/peta desa/kelurahan dibuat berdasarkan sket/peta
blok yang ada pada drafting film/kalkir dengan cara menggambar batas bloknya.
Yang perlu diperhatikan dalam penggambaran sket/peta desa/kelurahan adalah
pada waktu penyesuaian batas-batas blok. Detail yang digambar pada peta
desa/kelurahan adalah jaringan jalan, sungai, batas wilayah administrasi
pemerintahan, dan batas blok. Tata cara pembuatan sket/peta desa/kelurahan
dapat dilihat pada Petunjuk Teknis Pemetaan PBB. Untuk menunjang pelaksanaan aplikasi SIG PBB diusahakan
pengadaan peta yang mempunyai grid dan koordinat. |
||||||||||||||
|
|
|
3. |
Pembuatan Peta Digital Pekerjaan pembuatan peta digital untuk keperluan
aplikasi SIG PBB dapat dilakukan sepanjang sarana dan prasarana pendukung
telah tersedia. Petunjuk mengenai standarisasi Peta Digital akan diatur dalam
aturan tersendiri. Adapun pelaksanaan selengkapnya dapat dilihat pada Bab II
butir 2.4. tentang Sistem Informasi
Geografi PBB. |
||||||||||||||
|
|
|
4. |
Pembuatan Sket/peta ZNT Tata cara pembuatan konsep sket/peta ZNT dijelaskan
dalam Bab II butir 2.3.3 huruf A angka 1 tentang Pembuatan Konsep Sket/Peta
ZNT dan Penentuan NIR. |
||||||||||||||
|
|
|
5. |
Penyimpanan Sket/peta ZNT |
||||||||||||||
|
|
|
|
a. |
Sket/peta yang digambar di
atas drafting film/kalkir disimpan di dalam lemari gantung peta yang dapat memuat
segala jenis sket/peta. Pada kanan atas gantungan sket/peta diberi indeks
yang diambil dari kode wilayah sesuai dengan jenis sket/peta yang
bersangkutan. Apabila sket/peta tersebut terdiri atas lebih dari satu lembar,
di belakang kode wilayah dimaksud diberi tanda jumlah lembar. |
|||||||||||||
|
|
|
|
b. |
Sistematika indeks sket/peta
ditentukan sebagai berikut : |
|||||||||||||
|
|
|
|
|
(i) |
Sket/peta desa/kelurahan dan
ZNT |
||||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
||||||||||||
|
|
|
|
|
|
00.00.000.000.(00) |
|
|||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Nomor Lembar Sket/Peta |
||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Kode Desa/Kelurahan |
||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Kode Kecamatan |
||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Kode Daerah Kabupaten/ |
||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Kode Daerah Propinsi |
||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||||||
|
|
|
|
|
(ii) |
Sket/peta blok |
|
|||||||||||
|
|
|
|
|
|
00.00.00.000.000.(00) |
|
|||||||||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Nomor Lembar Sket/Peta |
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Nomor Blok |
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Kode Desa/Kelurahan |
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Kode Kecamatan |
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Kode Daerah Kabupaten/ |
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Kode Daerah Propinsi |
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|||||||||||
|
|
|
|
c. |
Khusus pada penyimpanan
sket/peta blok, setiap gantungan sket/peta blok lembar pertama ditempel
karton berwarna bertuliskan indeksnya sebagai penunjuk, batas setiap desa/kelurahan.
Pada setiap gantungan sket/peta blok lembar pertama untuk kelurahan dalam
setiap kecamatan, ditempel karton berwarna lain yang bertuliskan sket/peta
tersebut sebagai batas dari setiap kecamatan. |
|||||||||||||
|
|
|
|
d. |
Sket/peta yang disimpan
tersebut di atas agar dibuatkan buku penjagaannya untuk mengetahui jenis dan
jumlah lembar sket/peta yang ada. |
|||||||||||||
|
|
|
|
e. |
Sket/peta blok hasil lichtdruk/fotocopy
dibendel per desa/kelurahan, serta disimpan pada lemari peta yang cocok untuk
itu. Peta ini merupakan peta kerja bagi setiap keperluan administrasi PBB.
Perubahan data grafis pada peta ini dilaksanakan oleh petugas khusus yang
ditunjuk Kepala Kantor Pelayanan PBB. |
|||||||||||||
|
|
|
Pemutakhiran Data Selama dalam proses
pembentukan basis data dimungkinkan terjadi perubahan objek pajak, subjek
pajak, atau zona nilai tanah. Setiap terjadi perubahan harus dilaporkan secara
hirarkis sesuai dengan rentang kendali pengawasan. Dalam hal terjadi perubahan
sebagaimana dimaksud di atas, maka pemutakhiran datanya dapat dilaksanakan
sebagai berikut : |
|||||||||||||||
|
|
|
1. |
Perubahan Data Objek Pajak |
||||||||||||||
|
|
|
|
a. |
Perubahan data objek pajak
dapat terjadi antara lain karena perubahan nama subjek pajak, kesalahan dalam
pengukuran objek pajak, pemecahan atau penggabungan bidang objek pajak. |
|||||||||||||
|
|
|
|
b. |
Setiap terjadi perubahan data
objek pajak khususnya perubahan yang berhubungan dengan karakteristik objek
pajak, agar dibuatkan SPOP. Untuk membedakan dengan SPOP yang telah dibuat
terdahulu atas objek pajak yang berubah, maka pada SPOP tersebut diberi tanda
“PERBAIKAN”. Pemberian tanda dimaksud dapat ditulis tangan atau dicap. |
|||||||||||||
|
|
|
|
c. |
Khususnya perubahan data objek
pajak karena adanya pemecahan bidang harus disertakan informasi grafisnya. Dalam
hal tidak disertai dengan informasi grafisnya, maka perlu diadakan peninjauan
ke lapangan. Hal ini sangat diperlukan guna menentukan NOP bagi pecahan
bidang objek pajak dimaksud. |
|||||||||||||
|
|
|
|
d. |
Setelah diteliti seperlunya, maka
SPOP yang diberi tanda “PERBAIKAN” tersebut dibendel secara khusus dan
selanjutnya diadakan pemutakhiran datanya pada komputer. |
|||||||||||||
|
|
|
|
e. |
Pemutakhiran data yang menyangkut
data karakteristik objek pajak dilakukan per bidang objek pajak. |
|||||||||||||
|
|
|
2. |
Perubahan NIR dan/atau kode
ZNT |
||||||||||||||
|
|
|
|
a. |
Setiap perubahan NIR agar dibuatkan
daftar perubahannya sebagaimana Lampiran 19. Dalam daftar perubahan tersebut
dicatat kode ZNT-nya, NIR lama, dan NIR yang baru. |
|||||||||||||
|
|
|
|
b. |
Apabila terjadi perubahan NIR yang
mengakibatkan perubahan batas ZNT, maka disamping dibuat daftar perubahan
sebagaimana dimaksud dalam butir (a), juga dibuatkan daftar perubahannya
dalam Formulir Pemutakhiran Kode Zona Nilai Tanah. Dalam daftar tersebut,
dicatat NOP-NOP yang termasuk dalam ZNT lama maupun yang baru. Contoh Formulir Pemutakhiran
Kode Zona Nilai Tanah dapat dilihat pada Lampiran 20. |
|||||||||||||
|
|
|
|
c. |
Setelah diteliti seperlunya,
maka daftar-daftar sebagaimana dimaksud huruf (a) dan (b) di atas di bendel,
dan selanjutnya diadakan pemutakhiran data pada komputer. |
|||||||||||||
|
|
|
|
Perubahan data lainnya, misalnya
penulisan nama jalan dan sebagainya, dapat dilaksanakan pada DHR yang
diterbitkan sehubungan dengan standarisasi nama jalan atau persiapan
pembuatan Lampiran Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Pajak tentang klasifikasi NJOP. Setiap terjadi perubahan
khususnya yang menyangkut perubahan NOP dan ZNT, selain diadakan pemutakhiran
datanya pada komputer, juga diadakan perubahan pada peta-peta yang berkaitan
dengan perubahan-perubahan dimaksud. |
||||||||||||||
|
|
H. |
Produk Keluaran |
|||||||||||||||
|
|
|
1. |
Peta Blok manual dan/atau
Digital |
||||||||||||||
|
|
|
2. |
Peta Desa/Kelurahan Manual
dan/atau Digital |
||||||||||||||
|
|
|
3. |
Peta ZNT |
||||||||||||||
|
|
|
4. |
DHR yang divalidasi |
||||||||||||||