|
2.3. |
PENILAIAN |
||||
|
2.3.1. |
JENIS-JENIS OBJEK PAJAK |
||||
|
|
A. |
OBJEK PAJAK UMUM Objek Pajak Umum adalah objek
pajak yang memiliki konstruksi umum dengan keluasan tanah berdasarkan
kriteria-kriteria tertentu. Objek pajak umum terdiri atas : |
|||
|
|
|
1. |
Objek Pajak Standar Objek Pajak Standar adalah
objek-objek pajak yang memenuhi kriteria-kriteria sebagai berikut : |
||
|
|
|
|
Tanah |
: |
< 10.000
m2 |
|
|
|
|
Bangunan |
: |
Jumlah lantai < 4 |
|
|
|
|
Luas Bangunan |
: |
< 1.000
m2 |
|
|
|
2. |
Objek Pajak Non Standar Objek Pajak Non Standar adalah
objek-objek pajak yang memenuhi salah satu dari kriteria-kriteria sebagai
berikut : |
||
|
|
|
|
Tanah |
: |
> 10.000 m2 |
|
|
|
|
Bangunan |
: |
Jumlah lantai > 4 |
|
|
|
|
Luas Bangunan |
: |
> 1.000 m2 |
|
|
B. |
OBJEK PAJAK KHUSUS Objek Pajak Khusus adalah
objek pajak yang memiliki konstruksi khusus atau keberadaannya memiliki arti
yang khusus seperti : lapangan golf, pelabuhan laut, pelabuhan udara, jalan
tol, pompa bensin dan lain-lain. |
|||
|
2.3.2. |
PENDEKATAN DAN CARA PENILAIAN |
||||
|
|
A. |
PENDEKATAN PENILAIAN Sebagaimana dimaksudkan dalam
pasal 1 ayat 3 Undang-undang Nomor 12 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah
dengan Undang-undang Nomor 12 tahun 1994, maka dalam penentuan NJOP dikenal
tiga pendekatan penilaian, yaitu : |
|||
|
|
|
1. |
Pendekatan Data Pasar (Market
Data Approach) |
||
|
|
|
2. |
Pendekatan Biaya (Cost
Approach) |
||
|
|
|
3. |
Pendekatan kapitalisasi
pendapatan (Income Approach) |
||
|
|
|
1. |
Pendekatan Data Pasar Pendekatan data pasar
dilakukan dengan cara membandingkan objek pajak yang akan dinilai dengan
objek pajak lain yang sejenis yang nilai jualnya sudah diketahui dengan
melakukan penyesuaian yang dipandang perlu. Persyaratan utama yang harus
dipenuhi dalam penetapan, pendekatan ini adalah tersedianya data jual-beli
atau harga sewa yang wajar. Pendekatan data pasar terutama diterapkan untuk
penentuan NJOP bumi, dan untuk objek tertentu dapat juga dipergunakan untuk
penentuan NJOP bangunan. |
||
|
|
|
2. |
Pendekatan Biaya Pendekatan biaya digunakan untuk
penilaian bangunan yaitu dengan cara memperhitungkan biaya-biaya yang
dikeluarkan untuk membuat bangunan baru objek yang dinilai, dikurangi
penyusutan. Perkiraan biaya dilakukan dengan cara menghitung biaya setiap
komponen utama bangunan, material dan fasilitas lainnya. |
||
|
|
|
3. |
Pendekatan Kapitalisasi
Pendapatan Pendekatan kapitalisasi
pendapatan dilakukan dengan cara menghitung atau memproyeksikan seluruh
pendapatan sewa/penjualan dalam satu tahun dari objek pajak yang dinilai dikurangi
dengan kekosongan, biaya operasi dan/atau hak pengusaha. Selanjutnya
dikapitalisasikan dengan suatu tingkat kapitalisasi tertentu. Pendekatan ini
pada umumnya diterapkan untuk objek-objek komersial, yang dibangun untuk
usaha/menghasilkan pendapatan seperti hotel, apartemen, gedung perkantoran
yang disewakan, pelabuhan udara, pelabuhan laut, tempat rekreasi dan lain
sebagainya. Dalam penentuan NJOP, penilaian berdasarkan pendekatan
kapitalisasi pendapatan dipakai juga sebagai alat penguji terhadap nilai yang
dihasilkan dengan pendekatan lainnya. |
||
|
|
B. |
CARA PENILAIAN Mengingat jumlah objek pajak
yang sangat banyak dan menyebar di seluruh wilayah |
|||
|
|
|
1. |
Penilaian Massal Dalam sistem nilai NJOP bumi
dihitung berdasarkan NIR yang terdapat pada setiap ZNT, sedangkan NJOP
bangunan dihitung berdasarkan DBKB. Perhitungan Penilaian massal dilakukan
terhadap objek pajak dengan menggunakan program komputer konstruksi umum
(Computer Assisted Valuation/CAV). |
||
|
|
|
2. |
Penilaian Individual Penilaian individual diterapkan
untuk objek pajak umum yang bernilai tinggi (tertentu), baik objek pajak
khusus , ataupun objek pajak umum yang telah dinilai dengan CAV namun
hasilnya tidak mencerminkan nilai yang sebenarnya karena keterbatasan
aplikasi program. Proses penilaiannya adalah dengan memperhitungkan seluruh
karakteristik dari objek pajak tersebut. Pelaksanaan pendataan
dilakukan dengan menggunakan SPOP dan LSPOP, sedangkan untuk data-data
tambahan dengan menggunakan LKOK ataupun dengan lembar catatan lain untuk menampung
informasi tambahan sesuai dengan keperluan penilaian masing-masing objek
pajak. Proses penghitungan nilai dilaksanakan dengan menggunakan formulir
penilaian masing-masing objek pajak. Proses penghitungan nilai dilaksanakan
dengan menggunakan formulir penilaian sebagaimana dalam Lampiran Buku
Petunjuk Teknis Penilaian Objek Khusus PBB atau dengan lembaran khusus untuk
objek-objek tertentu seperti jaln tol, bandar udara, pelabuhan laut, lapangan
golf, pompa bensin dan lain-lain. Setiap penilaian harus memperhatikan
tanggal penilaian yang menjadi dasar ketetapan PBB per 1 Januari tahun pajak
sebagaimana diatur pada Pasal 8 ayat 2 UU No.12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi
dan Bangunan sebagaimana telah diubah dengan UU No. 12 Tahun 1994. |
|
2.3.3. |
PELAKSANAAN PENILAIAN |
||||||||||
|
|
A. |
PENILAIAN MASSAL |
|||||||||
|
|
|
1. |
PENILAIAN TANAH |
||||||||
|
|
|
1.1 |
Pembuatan Konsep Sket/Peta ZNT
dan Penentuan NIR |
||||||||
|
|
|
|
a. |
Batasan-batasan dalam
Pembuatan Sket/peta ZNT |
|||||||
|
|
|
|
|
(i) |
ZNT dibuat per kelurahan/desa |
||||||
|
|
|
|
|
(ii) |
Pengisian NIR tanah ditulis
dalam ribuan rupiah. |
||||||
|
|
|
|
|
Contoh : |
|||||||
|
|
|
|
|
NO. |
|
NIR |
PENULISAN |
|
|||
|
|
|
|
|
1. |
Rp. |
1.500.000 |
1.500 |
|
|||
|
|
|
|
|
2. |
Rp. |
220.000 |
220 |
|
|||
|
|
|
|
|
3. |
Rp. |
22.500 |
22,50 |
|
|||
|
|
|
|
|
4. |
Rp. |
600 |
0,60 |
|
|||
|
|
|
|
|
|
|||||||
|
|
|
|
|
(iii) |
Garis batas setiap ZNT diberi
warna yang berbeda sehingga jelas batas antar ZNT. |
||||||
|
|
|
|
|
|
|||||||
|
|
|
|
b. |
Bahan-bahan yang Diperlukan |
|||||||
|
|
|
|
|
(i) |
Peta kelurahan/desa yang telah
ada batas-batas bloknya. Peta dimaksud disalin/di foto
copy 2 (dua) lembar. Satu lenbar untuk konsep peta ZNT dan satu lembar lagi
untuk pembuatan peta ZNT akhir. |
||||||
|
|
|
|
|
(ii) |
File data tahun terakhir serta
DHKP. Data ini diperlukan untuk
standarisasi nama jalan. |
||||||
|
|
|
|
|
(iii) |
Buku klasifikasi Nilai Jual
Objek Pajak (Keputusan Kakanwil DJP) tahun terakhir. Data ini dipakai untuk pembanding
dalam penentuan NIR tanah dan sebagai bahan standarisasi nama jalan. |
||||||
|
|
|
|
|
(iv) |
Alat-alat tulis termasuk
pensil pewarna. |
||||||
|
|
|
|
|
|
|||||||
|
|
|
|
c. |
Proses Pembuatan Sket/Peta ZNT |
|||||||
|
|
|
|
|
(i) |
Tahap Persiapan |
||||||
|
|
|
|
|
|
Tahapan persiapan meliputi
kegiatan-kegiatan : |
||||||
|
|
|
|
|
|
1) |
Menyiapkan peta yang
diperlukan dalam penentuan NIR dan pembuatan ZNT, meliputi Peta Wilayah, Peta
Desa/Kelurahan, Peta Zona Nilai Tanah dan Peta Blok. |
|||||
|
|
|
|
|
|
2) |
Menyiapkan data-data dari
Kantor Pelayanan PBB yang diperlukan, seperti data dari laporan Notaris/PPAT,
data NIR dan ZNT lama, SK Kakanwil tentang Klasifikasi dan Penggolongan NJOP
Bumi dan sebagainya. |
|||||
|
|
|
|
|
|
3) |
Menyiapkan data-data yang
berhubungan dengan teknik penentuan nilai tanah, seperti data Jenis
Penggunaan Tanah dari BAPPEDA dan data potensi pengembangan wilayah
berdasarkan Rencana Kota (berdasarkan RUTRK dan RDTRK). |
|||||
|
|
|
|
|
|
4) |
Pembuatan rencana pelaksanaan
(meliputi personil, biaya serta jadwal kegiatan dengan mengacu pada Keputusan
ini. |
|||||
|
|
|
|
|
(ii) |
Pengumpulan data harga jual |
||||||
|
|
|
|
|
|
1) |
Data harga jual adalah
informasi mngenai harga transaksi dan/atau harga penawaran tanah dan/atau
bangunan. |
|||||
|
|
|
|
|
|
2) |
Sumber data berasal dari PPAT,
notaris, lurah/kepala desa, agen properti, penawaran penjualan properti
melalui majalah, brosur, direktori, pameran dan sebagainya. |
|||||
|
|
|
|
|
|
3) |
Data Lapangan yaitu data harga
jual yang diperoleh di lapangan merupakan data yang dianggap paling dapat
dipercaya akurasinya. Oleh karena itu pencarian data langsung ke lapangan
harus dilakukan baik untuk memperoleh data-data baru maupun mengecek
data-data yang diperoleh di kantor. |
|||||
|
|
|
|
|
|
4) |
Semua data harga jual yang
diperoleh harus ditulis dalam Formulir 1 : Data Transaksi Properti (Lampiran
30). |
|||||
|
|
|
|
|
|
5) |
Dalam rangka pengumpulan data harga
jual, juga diadakan inventarisasi nama-nama jalan yang ada di setiap
desa/kelurahan. Penulisan nama jalan disesuaikan dengan standar Baku
Penulisan Nama-nama Jalan Sebagaimana diuraikan dalam Lampiran 23. |
|||||
|
|
|
|
|
(iii) |
Kompilasi Data |
||||||
|
|
|
|
|
|
1) |
Data yang terkumpul dalam
masing-masing kelurahan/desa harus dikelompokkan menurut jenis penggunaannya
karena jenis penggunaan tanah/bangunan merupakan variabel yang signifikan
dalam menentukan nilai tanah. |
|||||
|
|
|
|
|
|
2) |
Kompilasi juga diperlukan
berdasarkan lokasi data untuk memudahkan tahap analisis data. |
|||||
|
|
|
|
|
(iv) |
Rekapitulasi Data dan Plotting
Data Transaksi pada Peta Kerja ZNT |
||||||
|
|
|
|
|
|
1) |
Semua data yang diperoleh
harus dimasukkan dalam Formulir 2 : Analisis Penentuan Nilai Pasar Wajar
(Lampiran 30). |
|||||
|
|
|
|
|
|
2) |
Nomor Data yang tertulis pada
Formulir 1 harus sama persis dengan nomor yang tertulis pada Formulir 2. Selanjutnya
nomor ini akan berfungsi lebih lanjut sebagai alat untuk mengidentifikasi
lokasi data pada Peta Taburan Data. |
|||||
|
|
|
|
|
|
3) |
Penyesuaian terhadap waktu dan
jenis data : |
|||||
|
|
|
|
|
|
|
- |
Penyesuaian terhadap waktu
dilakukan dengan membandingkan waktu transaksi dengan keadaan per 1 Januari
tahun pajak bersangkutan. |
||||
|
|
|
|
|
|
|
- |
Penyesuaian terhadap faktor
waktu dilakukan dengan mengacu pada faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi
nilai properti, keadaan ekonomi, tingkat inflasi, tingkat suku bunga dan
faktor lain yang berpengaruh. Perubahan nilai tanah tersebut adalah cenderung
meningkat. Oleh karena itu perlu dibuat penyesuaian dengan menambah
persentase antara 2% s/d 10% pertahun.
|
||||
|
|
|
|
|
|
|
- |
Penyesuaian terhadap jenis
data diperlukan untuk memenuhi ketentuan Nilai Pasar sebagaimana
prinsip-prinsip penilaian yang berlaku. Misalnya data hipotik/agunan di Bank,
data penawaran, data dari PPAT/Notaris yang tidak sepenuhnya mencerminkan
Nilai Pasar harus disesuaikan. Besar penyesuaian sangat tergantung pada
tingkat akurasi data dan keadaan di lapangan. Variasi besarnya prosentase
penyesuaian antara penilai satu dengan yang lain tidak dapat dihindari dan
tetap dibenarkan asalkan tidak menimbulkan penyimpangan yang terlalu jauh
dari Nilai pasar. Untuk mendapatkan nilai tanah data yang digunakan adalah
data transaksi jual beli yang memenuhi unsur pasar wajar. Oleh karena itu
data harga penawaran perlu disesuaikan dengan mengurangkan dalam persentase
5% s/d 20% sesuai dengan analisis di lapangan. Untuk data hipotik disesuaikan
dengan menambah dalam persentase 10% s/d 35% sesuai analisis di lapangan. |
||||
|
|
|
|
|
|
|
- |
Angka persentase penyesuaian
di atas bukan merupakan angka yang mutlak. Persentase penyesuaian harus
berdasarkan kepada kenyataan, data dan fakta di lapangan dan di analisis
terlebih dahulu, sehingga di setiap wilayah dapat berbeda. |
||||
|
|
|
|
|
(v) |
Menentukan Nilai Pasar tanah
per meter persegi |
||||||
|
|
|
|
|
|
1) |
Tanah kosong, Nilai Pasar
dibagi luas tanah dalam satuan meter persegi. |
|||||
|
|
|
|
|
|
2) |
Tanah dan bangunan; |
|||||
|
|
|
|
|
|
|
- |
Menentukan nilai bangunan
dengan menggunakan DBKB setempat. |
||||
|
|
|
|
|
|
|
- |
Nilai Pasar dikurangi nilai
bangunan diperoleh Nilai Pasar tanah kosong untuk kemudian dibagi luas tanah
dalam satuan meter persegi. |
||||
|
|
|
|
|
(vi) |
Membuat batas imajiner ZNT |
||||||
|
|
|
|
|
|
Batas imajiner dituangkan
dalam konsep peta ZNT yang telah berisi taburan data transaksi. Prinsip
pembuatan batas imajiner ZNT adalah : |
||||||
|
|
|
|
|
|
1) |
Mengacu pada peta ZNT lama bagi
wilayah yang telah ada peta ZNT-nya. |
|||||
|
|
|
|
|
|
2) |
Mempertimbangkan data
transaksi yang telah dianalisis yang telah diplot pada peta kerja ZNT. |
|||||
|
|
|
|
|
|
3) |
Pengelompokan persil tanah dalam
satu ZNT dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : |
|||||
|
|
|
|
|
|
|
- |
Nilai Pasar Tanah yang hampir
sama |
||||
|
|
|
|
|
|
|
- |
Memperoleh akses fasilitas
sosial dan fasilitas umum yang sama |
||||
|
|
|
|
|
|
|
- |
Aksesibilitas yang tidak jauh
berbeda |
||||
|
|
|
|
|
|
|
- |
Mempunyai potensi nilai yang
sama |
||||
|
|
|
|
|
(vii) |
Analisis Data Penentuan NIR |
||||||
|
|
|
|
|
|
1) |
Analisis data dilakukan berdasarkan
Zona Nilai Tanah, sehingga untuk ZNT yang berbeda harus menggunakan halaman
baru Formulir 3 dan 4 (masing-masing pada Lampiran 30). Data-data yang
dianalisis untuk memperoleh Nilai Indikasi Rata-rata (NIR) dalam satu ZNT
harus memenuhi kriteria sebagai berikut : |
|||||
|
|
|
|
|
|
|
- |
Data relatif baru |
||||
|
|
|
|
|
|
|
- |
Data transaksi atau penawaran
yang wajar |
||||
|
|
|
|
|
|
|
- |
Lokasi yang relatif berdekatan |
||||
|
|
|
|
|
|
|
- |
Jenis penggunaan tanah/bangunan
yang relatif sama |
||||
|
|
|
|
|
|
|
- |
Memperoleh fasilitas sosial
dan fasilitas umum yang relatif sama |
||||
|
|
|
|
|
|
2) |
Penyesuaian nilai tanah dan
penentuan NIR |
|||||
|
|
|
|
|
|
|
Sebelum menentukan NIR pada
masing-masing ZNT, nilai tanah yang telah dianalisa pada Formulir 2 (Lampiran
30) disesuaikan dengan ketentuan sebagai berikut : |
|||||
|
|
|
|
|
|
|
a. |
Untuk ZNT yang memiliki data transaksi
lebih dari satu penentuan NIR dilakukan dengan cara merata-rata data
transaksi tersebut dengan menggunakan formulir 3 (Lampiran 30). |
||||
|
|
|
|
|
|
|
b. |
Untuk ZNT yang hanya memiliki satu
data transaksi NIR ditentukan dengan cara mempertimbangkan data transaksi
dari ZNT lain yang terdekat dengan menggunakan formulir 3 setelah dilakukan
proses penyesuaian seperlunya. |
||||
|
|
|
|
|
|
|
c. |
Untuk ZNT yang tidak memiliki data
transaksi, penentuan NIR dapat mengacu pada NIR di ZNT lain yang terdekat
dengan melakukan penyesuaian faktor lokasi, jenis penggunaan tanah dan
keluasan pensil sebagaimana pada formulir 4 (Lampiran 30). |
||||
|
|
|
|
|
(viii) |
Pembuatan Peta ZNT Akhir |
||||||
|
|
|
|
|
|
1) |
Tahap ini dilaksanakan setelah
selesai pengukuran bidang milik dalam satu kelurahan/desa |
|||||
|
|
|
|
|
|
2) |
Garis batas ZNT dibuat mengikuti
garis bidang milik dan tidak boleh memotong bidang milik |
|||||
|
|
|
|
|
|
3) |
Cantumkan NIR (nilai tanah
hasil analisis dari Formulir 3 atau 4 bukan nilai tanah hasil klasifikasi
NJOP) dan kode ZNT pada peta kerja. |
|||||
|
|
|
|
|
|
4) |
Peta ZNT akhir diberi warna
yang berbeda pada setiap garis batas ZNT. |
|||||