DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

 

 

PETUNJUK PENGISIAN SURAT PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK

 

PERHATIAN
 

-

Isilah formulir ini dengan benar, lengkap dan gunakan huruf balok.

 

-

Pengisisn ‘huruf’ dimulai dari kotak awal.

 

-

Pengisian ‘angka’ dimulai dari kotak akhir secara berurutan dengan angka terkahir dari kanan ke kiri.

 

No. Formulir

:

Diisi oleh petugas

KANTOR PELAYANAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN

:

Diisi oleh petugas

JENIS TRANSAKSI

:

Diisi oleh petugas

NOP

:

Diisi oleh petugas

NOP BERSAMA

:

Diisi oleh petugas

 

A.

INFORMASI TAMBAHAN UNTUK DATA BARU

 

NOP ASAL

:

Diisi oleh petugas

NO SPPT LAMA

:

Diisi oleh petugas

 

B.

DATA LETAK OBJEK PAJAK

 

 

 

NAMA JALAN

:

Isilah dengan nama alamat objek pajak

 

 

 

 

 

Gunakan singkatan sebagai berikut :

 

JL

Untuk Jalan

KAV

Untuk Kaveling

GG

Untuk Gang

 

BJ

Untuk Banjar

KO

Untuk Komplek

KP

Untuk Kampung

 

DS

Untuk Dusun

SB

Untuk Subak

LK

Untuk Lingkungan

 

BLK

Untuk Belakang

DLM

Untuk dalam

UJ

Untuk Ujung

 

 

 

 

 

BLOK/KAV/NOMOR

:

Isilah dengan Nomor, Blok, Kaveling.

 

 

 

 

 

Contoh Pengisian NAMA JALAN – BLOK/KAV/NOMOR

 

 

 

 

 

NAMA JALAN

BLOPK/KAV/NOMOR

 

JL. HR. RASUNA SAID

KAV B7

 

JL. SRIWIJAYA IV

10

 

JL. LABU GG III

15

 

GG AYUB

28

 

KP. RAMBUTAN

BLOK C1 – 22

 

JL. CEMPAKA PUTIH ELOK BLK

BLOK D1 - 15

 

 

 

KELURAHAN/DESA

:

Isilah dengan nama Kelurahan/Desa dimana objek pajak berada.

 

RW/RT

:

Isilah dengan nama RW/RT dimana objek pajak berada.

 

 

 

 

C.

DATA SUBJEK PAJAK

 

 

 

 

 

STATUS

:

Berilah tanda silang (X) sesuai dengan keadaan yang sebenarnya pada saat formulir diisi.

 

 

 

 

 

PEKERJAAN

:

Berilah tanda silang (X) pada butir I (PNS), 2(ABRI), 3(Pensiunan) jika penghasilan subjek pajak semata-mata berasal dari gaji atau uang pensiun. Butir 4 (Badan) diberi tanda silang (X) jika objek pajak tersebut milik Badan atau Pemerintah. Butir 5 (Lainnya) diberi tanda silang (X) jika subjek pajak adalah PNS, ABRI, Pensiunan yang mempunyai penghasilan lain diluar gaji atau uang pensiunan, dan pekerjaan lainnya selain PNS, ABRI dan Pensiunan.

 

 

 

 

 

NAMA SUBJEK PAJAK

:

Isilah dengan lengkap.

Gelar, titel, pangkat dan yang sejenis, penulisannya disingkat di belakang nama subjek pajak setelah koma diberi jarak satu spasi dan diakhiri dengan titik.

 

 

 

Contoh :

ALI, H.

SUWARNO, JEND.

JOHANNES, PROF.DR IR.SH.

 

 

 

 

 

NPWP

:

Isilah dengan Nomor Pokok Wajib pajak (NPWP). Jika objek pajak milik perorangan maka NPWP yang dicantumkan adalah NPWP Perseorangan.

 

 

 

 

 

NAMA JALAN

:

Isilah dengan nama jalan/alamat subjek pajak sesuai petunjuk huruf B.

 

 

 

 

 

KELURAHAN/DESA

:

Isilah dengan nama kelurahan/desa dimana subjek pajak bertempat tinggal.

 

 

 

 

 

RW/RT

:

Isilah dengan nama RW/RT dimana subjek pajak bertempat tinggal.

 

 

 

 

 

KABUPATEN/KOTAMADYA—KODE POS

:

Isilah dengan nama Kabupaten/kodya dan nomor kode pos dimana subejk pajak bertempat tinggal.

 

 

 

 

 

NOMOR KTP

:

Isilah dengan Nomor KTP dari subjek pajak perseorangan.

 

 

 

 

D.

DATA TANAH

 

 

 

 

 

LUAS TANAH

:

Isilah dengan luas tanah objek pajak yang dimiliki/dimanfaatkan (dalam meter persegi) sesuai dengan petunjuk pengisian angka.

 

 

 

 

 

ZONA NILAI TANAH

:

Diisi oleh petugas.

 

 

 

 

 

JENIS TANAH

:

Berilah tanda silang (X) sesuai dengan pemanfaatan tanah, pada Kolom yang tersedia.

 

 

 

 

E.

DATA BANGUNAN

 

 

 

 

 

 

 

JUMLAH BANGUNAN

:

Isilah dengan jumlah bangunan yang ada pada objek pajak (bidang tanah) yang bersangkutan. Setiap bangunan, adanya harus dirinci ke dalam satu lampiran SPOP.

 

 

 

 

F.

PERNYATAAN SUBJEK PAJAK

 

 

 

 

 

 

 

NAMA SUBJEK PAJAK/KUASANYA, TANGGAL,

 

TANDA TANGAN

:

Isilah di atas masing-masing garis yang disediakan.

 

 

 

 

G.

IDENTITAS PENDATA/PEJABAT YANG BERWENANG

 

 

 

 

 

Diisi oleh petugas.

 

 

 

 

 

 

SKET/DENAH LOKASI OBJEK PAJAK

 

 

 

 

 

-

Diisi/digambar oleh Subjek Pajak jika subjek pajak mendaftarkan objek pajaknya.

 

-

Apabila kegiatan pendataan dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak, Sket/Denah Lokasi objek pajak tidak perlu diisi/digambar.

 

Next >>