1 2
LAMPIRAN I Keputusan Direktur Jenderal Pajak |
||
Nomor |
: |
KEP-229/PJ/2003 |
Tanggal |
: |
12 Agustus 2003 |
TATACARA
PEMBERIAN DAN PENATAUSAHAAN PEMBEBASAN
PAJAK
PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH ATAS
IMPOR
ATAU PENYERAHAN KENDARAAN BERMOTOR
A. |
UMUM |
||||||||
|
1. |
Pajak Penjualan
Atas Barang Mewah (PPn BM) yang terutang atas impor atau penyerahan Kendaraan
Bermotor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, dapat dibebaskan setelah Surat
Keterangan Bebas Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (SKB PPn BM) diterbitkan
oleh Direktur Jenderal Pajak untuk setiap impor atau setiap penyerahan. |
|||||||
|
2. |
SKB PPn
BM tidak dapat diberikan apabila permohonan SKB diajukan setelah impor atau
setelah penyerahan kendaraan bermotor. |
|||||||
|
3. |
Permohonan
untuk memperoleh SKB PPn BM diajukan kepada Direktur Jenderal Pajak c.q.
Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) tempat pemohon terdaftar dengan
menggunakan formulir permohonan sebagaimana contoh pada Lampiran III
Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini. Permohonan dibuat 2 (dua) rangkap,
lembar ke-1 untuk KPP dan lembar ke-2 untuk pemohon. |
|||||||
|
4. |
Pemohonan
SKB PPn BM dapat ditindak lanjuti apabila Orang Pribadi atau Badan tersebut tidak
mempunyai tunggakan hutang pajak yang telah jatuh tempo, kecuali yang telah
mendapatkan izin untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak. |
|||||||
|
5. |
SKB PPn
BM harus sudah diterbitkan oleh Kepala KPP paling lambat 10 (sepuluh) hari
kerja setelah permohonan diterima lengkap. |
|||||||
|
6. |
SKB PPn
BM atas pembelian/perolehan kendaraan bermotor yang dibebaskan dari pengenaan
PPn BM sebagaimana contoh pada Lampiran IV Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini
diterbitkan oleh Kepala KPP atas nama Direktur Jenderal Pajak dalam 4 (empat)
rangkap dengan peruntukan sebagai berikut: |
|||||||
|
|
- |
Lembar
Ke-1 |
: |
untuk
PKP penjual kendaraan bermotor; |
||||
|
|
- |
Lembar
Ke-2 |
: |
untuk KPP
dimana PKP penjual kendaraan bermotor terdaftar; |
||||
|
|
- |
Lembar
Ke-3 |
: |
untuk
Wajib Pajak pemohon SKB PPn BM; |
||||
|
|
- |
Lembar
Ke-4 |
: |
untuk
KPP penerbit SKB PPn BM. |
||||
|
7. |
SKB PPn
BM atas impor kendaraan bermotor yang dibebaskan dari pengenaan PPn BM
sebagaimana contoh pada Lampiran V Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini
diterbitkan oleh Kepala KPP atas nama Direktur Jenderal Pajak dalam 3 (tiga)
rangkap dengan peruntukan sebagai berikut : |
|||||||
|
|
- |
Lembar
Ke-1 |
: |
untuk
Kantor Pelayanan Bea dan Cukai ..................................., |
||||
|
|
- |
Lembar
Ke-2 |
: |
untuk
Wajib Pajak pemohon SKB PPn BM; |
||||
|
|
- |
Lembar
Ke-3 |
: |
untuk
KPP penerbit SKB PPn BM. |
||||
|
8. |
Pengusaha
Kena Pajak yang menyerahkan kendaraan bermotor yang dibebaskan dari pengenaan
PPn BM, wajib menerbitkan Faktur Pajak dan membubuhkan Cap "PPn BM DIBEBASKAN
SESUAI PP NOMOR 145 TAHUN 2000 SEBAGAIMANA TELAH BEBERAPA KALI DIUBAH
TERAKHIR DENGAN PP NOMOR 43 TAHUN 2003" sebagaimana contoh pada Lampiran
VI Keputusan Direktur Jenderal Pajak ini, serta mencantumkan nomor dan
tanggal SKB PPn BM pada setiap lembar Faktur Pajak dimaksud. |
|||||||
|
9. |
Direktur
Jenderal Bea dan Cukai setelah menerima SKB PPn BM atas impor kendaraan
bemotor wajib membubuhkan cap "PPn BM DIBEBASKAN SESUAI PP NOMOR 145
TAHUN 2000 SEBAGAIMANA TELAH BEBERAPA KALI DIUBAH TERAKHIR DENGAN PP NOMOR 43
TAHUN 2003" sebagaimana contoh pada Lampiran VI Keputusan Direktur
Jenderal Pajak ini, serta mencantumkan nomor dan tanggal SKB PPn BM pada
setiap lembar PIB pada saat penyelesaian dokumen impor. |
|||||||
|
10. |
Dalam hal
permohonan SKB ditolak seluruhnya, maka surat penolakan diterbitkan dengan
menggunakan format surat dinas biasa, dengan menyebutkan alasan penolakan
secara jelas. |
|||||||
B. |
TATACARA
PEMBEBASAN PPn BM ATAS IMPOR ATAU PEYERAHAN KENDARAAN AMBULAN, KENDARAAN
JENAZAH, KENDARAAN PEMADAM KEBAKARAN, KENDARAAN TAHANAN, DAN KENDARAAN
ANGKUTAN UMUM |
||||||||
|
1. |
Permohonan
SKB PPn BM diajukan oleh Orang Pribadi atau Badan yang melakukan impor atau
yang menerima penyerahan kendaraan ambulan, kendaraan jenazah, kendaraan
pemadam kebakaran, kendaraan tahanan, dan kendaraan angkutan umum kepada
Direktur Jenderal Pajak c.q. Kepala Kantor Pelayanan Pajak di tempat Orang
Pribadi atau Badan yang melakukan impor atau yang menerima penyerahan
kendaraan bermotor terdaftar. |
|||||||
|
2. |
Permohonan
dilengkapi dengan dokumen-dokumen sebagai berikut : |
|||||||
|
|
a. |
Fotokopi
kartu NPWP; |
||||||
|
|
b. |
Surat
Kuasa Khusus bila menunjuk pihak lain untuk pengurusan SKB PPn BM; |
||||||
|
|
c. |
Surat
Keterangan atau dokumen lain yang menunjukkan pengunaan kendaraan dimaksud; |
||||||
|
|
d. |
Surat
Pernyataan yang menyatakan bahwa kendaraan dimaksud tidak akan
dipindahtangankan atau diubah peruntukannya dan apabila ternyata
dipindahtangankan atau diubah peruntukannya, bersedia membayar kembali PPn BM
yang dibebaskan ditambah sanksi dengan ketentuan yang berlaku; |
||||||
|
|
e. |
Perjanjian
jual-beli kendaraan bermotor yang memuat keterangan-keterangan antara lain: |
||||||
|
|
|
(1) |
Nama
penjual; |
|||||
|
|
|
(2) |
Nama
pembeli; |
|||||
|
|
|
(3) |
Jenis
dan spesifikasi kendaraan yang dibeli; |
|||||
|
|
f. |
Ijin
Usaha dan Ijin Trayek yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang (untuk
kendaraan angkutan umum selain taksi) atau Persetujuan (Ijin) Prinsip yang
dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah setempat (untuk taksi); |
||||||
|
|
g. |
Khusus
untuk impor kendaraan bermotor, dilengkapi dengan dokumen impor berupa : |
||||||
|
|
|
- |
Invoice; |
|||||
|
|
|
- |
Bill of
Lading (B/L) atau Airway Bill (AWB); |
|||||
|
|
|
- |
Dokumen
Kontrak Pembelian yang bersangkutan atau dokumen yang dapat dipersamakan; |
|||||
|
|
|
- |
Dokumen
pembayaran yang berupa Letter of Credit (L/C) atau bukti transfer atau bukti
lainnya berkaitan dengan pembayaran tersebut. |
|||||
C. |
TATACARA
PEMBEBASAN PPn BM ATAS IMPOR ATAU PENYERAHAN KENDARAAN PROTOLER KENEGARAAN,
KENDARAAN DINAS ATAU KENDARAAN PATROLI TNI/POLRI |
||||||||
|
1. |
Permohonan
SKB PPn BM diajukan oleh TNI/POLRI untuk impor atau perolehan kendaraan dinas
atau kendaraan patroli TNI/POLRI dan oleh Sekretariat Negara untuk impor atau
perolehan kendaraan protokoler kenegaraan kepada Direktur Jenderal Pajak c.q.
Kepala Kantor Pelayanan Pajak ditempat Bendaharawan TNI/POLRI atau
Bendaharawan Sekretariat Negara terdaftar. |
|||||||
|
2. |
Permohonan
dilengkapi dengan dokumen-dokumen sebagai berikut: |
|||||||
|
|
a. |
Fotokopi
kartu NPWP; |
||||||
|
|
b. |
Surat
Kuasa Khusus bila menunjuk pihak lain untuk pengurusan SKB PPn BM; |
||||||
|
|
c. |
Surat Keterangan
atau dokumen lain yang menunjukkan penggunaan kendaraan dimaksud; |
||||||
|
|
d. |
Surat
pernyataan yang menyatakan bahwa kendaraan dimaksud tidak akan
dipindahtangankan atau diubah peruntukannya dan apabila ternyata
dipindahtangankan atau diubah peruntukannya, bersedia membayar kembali PPn BM
yang dibebaskan ditambah sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku; |
||||||
|
|
e. |
Kontrak
atau Surat Perintah Kerja untuk pengadaan kendaraan dimaksud; |
||||||
|
|
f. |
Khusus untuk
impor kendaraan bermotor, dilengkapi dengan dokumen impor berupa: |
||||||
|
|
|
- |
Invoice; |
|||||
|
|
|
- |
Bill of
Lading (B/L) atau Airway Bill (AWB); |
|||||
|
|
|
- |
Dokumen
Kontrak Pembelian yang bersangkutan atau dokumen yang dapat dipersamakan; |
|||||
|
|
|
- |
Dokumen
pembayaran yang berupa Letter of Credit (L/C) atau bukti transfer atau bukti
lainnya berkaitan dengan pembayaran tersebut. |
|||||
LAMPIRAN II |
||
Keputusan Direktur Jenderal Pajak |
||
Nomor |
: |
KEP-229/PJ/2003 |
Tanggal |
: |
12 Agustus 2003 |
TATA CARA
PENGEMBALIAN
PAJAK
PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH ATAS
IMPOR
ATAU PENYERAHAN KENDARAAN BERMOTOR
A. |
UMUM |
|||
|
1. |
Permohonan
pengembalian PPn BM yang telah dipungut atas impor atau penyerahan kendaraan
bermotor yang dibebaskan dari pengenaan PPn BM dapat dilakukan oleh : |
||
|
|
a. |
Orang
Pribadi atau Badan yang melakukan impor atau yang menerima penyerahan
kendaraan bermotor, yaitu: |
|
|
|
|
- |
Orang
Pribadi atau Badan yang melakukan impor atau yang menerima penyerahan
kendaraan ambulan, kendaraan ambulan, kendaraan jenazah, kendaraan pemadam
kebakaran, kendaraan tahanan; |
|
|
|
- |
Pengusaha
Angkutan Umum; |
|
|
|
- |
Sekretariat
Negara; atau |
|
|
|
- |
TNI/POLRI. |
|
|
b. |
Importir,
distributor, dealer, agen, penyalur, showroom, atau pihak ketiga lainnya
selain yang dimaksud pada buktir a diatas. |
|
|
2. |
Permohonan
pengembalian PPn BM diajukan kepada Direktur Jenderal Pajak c.q. Kepala KPP
ditempat pemohon terdaftar. |
||
|
3. |
Pengajuan
permohonan pengembalian PPn BM harus dilakukan paling lambat 12 (dua belas)
bulan setelah bulan terjadinya impor atau penyerahan kendaraan bermotor.
Untuk menentukan saat terjadinya impor berpedoman pada tanggal PIB, sedangkan
saat terjadinya penyerahan berpedoman pada Bukti Tanda Terima penyerahan
kendaraan bermotor. |
||
|
4. |
Atas
permohonan pengembalian PPn BM tersebut harus diterbitkan Surat Ketetapan
Pajak paling lambat 2 (dua) bulan sejak tanggal diterimanya permohonan secara
lengkap. |
||
B. |
PENGEMBALIAN
PPn BM YANG TELAH DIBAYAR ATAU DIPUNGUT ATAS IMPOR ATAU PEROLEHAN KENDARAAN
AMBULAN, KENDARAAN JENAZAH, KENDARAAN PEMADAM KEBAKARAN, DAN KENDARAAN
TAHANAN OLEH ORANG PRIBADI ATAU BADAN YANG MELAKUKAN IMPOR ATAU YANG MENERIMA
PENYERAHAN |
|||
|
1. |
Permohonan
pengembalian diajukan secara tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak c.q.
Kepala KPP ditempat Orang Pribadi atau Badan yang melakukan impor atau yang
menerima penyerahan kendaraan bermotor terdaftar. |
||
|
2. |
Permohonan
dilengkapi dokumen-dokumen sebagai berikut : |
||
|
|
a. |
Fotofopi
kartu NPWP; |
|
|
|
b. |
Fotokopi
Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKP) dan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK)
kendaraan ambulan, kendaraan janazah, kendaraan pemadam kebakaran, atau
kendaraan tahanan; |
|
|
|
c. |
Asli
dan Fotokopi Faktur Pajak dari penjual; |
|
|
|
d. |
Fotokopi
Faktur Pajak dari Pabrikan kepada Distributor/ Dealer/ Agen/ Penyalur/ Showroom
yang didalamnya dicantumkan PPn BM yang telah dipungut; |
|
|
|
e. |
Khusus
untuk kendaraan bermotor eks impor kendaraan CBU, dilengkapi dengan Surat
Ketarangan yang memuat nama, alamat dan NPWP importir kendaraan bermotor yang
diterbitkan oleh penjual kendaraan bermotor yang dimaksud; |
|
|
|
f. |
Surat
pernyataan yang menyatakan bahwa kendaraan dimaksud tidak akan
dipindahtangankan atau diubah peruntukannya dan apabila ternyata
dipindahtangankan atau diubah peruntukannya, bersedia membayar kembali PPn BM
yang dibebaskan ditambah sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku; |
|
|
|
g. |
Khusus
atas impor kendaraan bermotor yang dilakukan sendiri oleh pemakai kendaran
bermotor, dilengkapi dengan dokumen impor berupa: |
|
|
|
|
- |
Pemberitahuan
Impor Barang dan Surat Setoran Pajak; |
|
|
|
- |
Invoice; |
|
|
|
- |
Bill of
Lading (B/L) atau Airway Bill (AWB); |
|
|
|
- |
Dokumen
Kontrak Pembelian atau Purchase Order yang bersangkutan atau dokumen yaang
dapat dipersamakan; |
|
|
|
- |
Dokumen
pembayaran yang berupa Letter of Credit (L/C) atau bukti transfer atau bukti
lainnya yang berkaitan dengan Pembayaran tersebut. |
C. |
PENGEMBALIAN
PPn BM YANG TELAH DIBAYAR ATAU DIPUNGUT ATAS IMPOR ATAU PEROLEHAN KENDARAAN
ANGKUTAN UMUM OLEH PENGUSAHA ANGKUTAN UMUM |
|||
|
1. |
Permohonan
pengembalian diajukan secara tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak c.q. Kepala
KPP di tempat Pengusaha Angkutan Umum terdaftar. |
||
|
2. |
Permohonan
dilengkapi dokumen-dokumen sebagai berikut : |
||
|
|
a. |
Fotokopi
kartu NPWP; |
|
|
|
b. |
Fotocopy
BPKP dan STNK kendaraan angkutan umum (plat dasar kuning) dan atau Surat
Tanda Uji Kendaraan dari DLLAJR; |
|
|
|
c. |
Asli
dan Fotokopi Faktur Pajak Standar dari penjual; |
|
|
|
d. |
Fotokopi
Faktur Pajak Standar dari Pabrikan kepada Distributor/ Dealer/ Ager/
Penyalur/ Showroom yang didalamnya dicantumkan PPn BM yang telah dipungut; |
|
|
|
e. |
Khusus
untuk kendaraan bermotor eks impor kendaraan CBU dilengkapi dengan Surat
Keterangan yang memuat nama, alamat dan NPWP importir kendaraan bermotor yang
diterbitkan oleh penjual kendaraan bermotor dimaksud; |
|
|
|
f. |
Ijin
Usaha dan Ijin Trayek yang dikeluarkan oleh instansi yang berwenang (untuk
kendaraan angkutan umum selain taksi) atau Persetujuan (Ijin) Prinsip yang
dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah setempat (untuk taksi); |
|
|
|
g. |
Surat
pernyataan yang menyatakan bahwa kendaraan dimaksud tidak akan dipindahtangankan
atau diubah peruntukannya dan apabila ternyata dipindahtangankan atau diubah
peruntukannya, bersedia membayar kembali PPn BM yang dibebaskan ditambah
sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku; |
|
|
|
h. |
Khusus atas
impor kendaraan angkutan umum yang dilakukan sendiri oleh pengusaha angkutan
umum, dilengkapi dengan dokumen impor berupa : |
|
|
|
|
- |
Pemberitahuan
Impor Barang dan Surat Setoran Pajak; |
|
|
|
- |
Invoice; |
|
|
|
- |
Bill of
Lading (B/L) atau Airway Bill (AWB); |
|
|
|
- |
Dokumen
Kontrak Pembelian atau Purchase Order yang bersangkutan atau dokumen yang
dapat dipersamakan; |
|
|
|
- |
Dokumen
pembayaran yang berupa Letter of Credit (L/C) atau bukti transfer atau bukti lainnya
yang berkaitan dengan pembayaran tersebut. |
D. |
PENGEMBALAN
PPn BM YANG TELAH DIBAYAR ATAU DIPUNGUT ATAS IMPOR ATAU PEROLEHAN KENDARAN
PROTOKOLER KENEGARAAN OLEH SEKRETARIAT NEGARA ATAU KENDARAAN DINAS ATAU
KENDARAAN PATROLI TNI/POLRI |
|||
|
1. |
Permohonan
pengembalian diajukan secara tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak c.q.
Kepala KPP dimana Bendaharawan TNI/POLRI atau Bendaharawan Sekretariat Negara
tardaftar. |
||
|
2. |
Permohonan
dilengkapi dokumen-dokumen sebagai berikut : |
||
|
|
a. |
Fotokopi
kartu NPWP bendaharawan TNI/POLRI atau bendaharawan Sekretariat Negara; |
|
|
|
b. |
Fotokopi
BPKP dan STNK kendaraan dinas atau patroli TNI/POLRI atau kendaraan
protokoler kenegaraan; |
|
|
|
c. |
Asli dan
fotokopi Faktur Pajak dari penjual; |
|
|
|
d. |
Fotokopi
Faktur Pajak dari Pabrikan kepada Distributor/ Dealer/ Agen/ Penyalur/
Showroom yang di dalamnya dicantumkan PPn BM yang telah dipungut; |
|
|
|
e. |
Khusus untuk
kendaraan bermotor eks impor kendaraan CBU dilengkapi dengan Surat Keterangan
yang memuat nama, alamat dan NPWP importir kendaraan bermotor yan diterbitkan
oleh penjual kendaraan bermotor dimaksud; |
|
|
|
f. |
Surat pernyataan
yang menyatakan bahwa kendaraan dimaksud tidak akan dipindahtangankan atau
diubah peruntukannya dan apabila ternyata dipindahtangankan atau diubah
peruntukannya, bersedia membayar kembali PPn BM yang dibebaskan ditambah
sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku; |
|
|
|
g. |
Khusus
atas impor kendaraan bermotor yang dilakukan sendiri oleh TNI/POLRI atau
Sekretariat Negara, dilengkapi dengan dokumen impor berupa: |
|
|
|
|
- |
Pemberitahuan
Impor Barang dan Surat Setoran Pajak; |
|
|
|
- |
Invoice; |
|
|
|
- |
Bill of
Lading (B/L) atau Airway Bill (AWB); |
|
|
|
- |
Dokumen
Kontrak Pembelian atau Purchase Order yang bersangkutan atau dokumen yaang
dapat dipersamakan; |
|
|
|
- |
Dokumen
pembayaran yang berupa Letter of Credit (L/C) atau bukti transfer atau bukti
lainnya yang berkaitan dengan pembayaran tersebut. |
E. |
PENGEMBALIAN
PPn bm OLEH IMPORTIR/ DISTRIBUTOR/ DEALER/ AGEN/ PENYALUR/ SHOWROOM. |
|||
|
1. |
Permohonan
pengembalian diajukan secara tertulis kepada Direktur Jenderal Pajak c.q.
Kepala KPP ditempat Importir/ Distributor/ Agen/ Penyalur/ Showroom
terdaftar. |
||
|
2. |
Permohonan
dilengkapi dokumen-dokumen sebagai berikut: |
||
|
|
a. |
Fotokopi
kartu NPWP; |
|
|
|
b. |
SKB PPn
BM atas nama pembeli atau pihak yang menerima penyerahan kendaraan bermotor
dimaksud; |
|
|
|
c. |
Khusus
untuk selain importir dilengkapi dengan dokumen berupa: |
|
|
|
|
- |
Fotokopi
Faktur Pajak dari Pabrikan kepada distributor/ dealer/ agen/ penyalur/
showroom yang didalamnya dicantumkan PPn BM yang telah dipungut; |
|
|
|
- |
Khusus
untuk kendaraan bermotor eks impor kendaraan CBU dilengkapi dengan Surat
Keterangan yang memuat nama, alamat dan NPWP importir kendaraan bermotor yang
diterbitkan oleh penjual kendaraan bermotor dimaksud; |
|
|
d. |
Khusus
untuk importir (termasuk Pabrikan/ Distributor/ Dealer/ Agen/ Penyalur/ Showroom
serta pihak lain yang bertindak sebagai importir) dilengkapi dengan dokumen
impor berupa: |
|
|
|
|
- |
PIB dan
SSP; |
|
|
|
- |
Invoice; |
|
|
|
- |
Bill of
Lading (B/L) atau Airway Bill (AWB); |
|
|
|
- |
Dokumen
Kontrak Pembelian atau Purchase Order yang bersangkutan atau dokumen yang
dapat dipersamakan; |
|
|
|
- |
Dokumen
pembayaran yang berupa Letter of Credit (L/C) atau bukti transfer atau bukti
lainnya yang berkaitan dengan pembayaran tersebut. |
F. |
KONFIRMASI
PEMBAYARAN PPn BM |
|||
|
1. |
PPnBM
yang telah dibayar atas impor kendaraan CBU. Untuk
memperoleh kepastian bahwa PPnBM telah disetor ke Kas Negara, maka : |
||
|
|
- |
Kepala KPP
yang memproses permohonan pengembalian harus melakukan konfirmasi kepada
Kepala KPP ditempat importir terdaftar dengan mengirimkan informasi tentang
spesifikasi kendaraan bermotor eks impor kendaraan CBU yang dilakukan paling
lambat 3 (tiga) hari kerja setelah permohonan diterima lengkap. |
|
|
|
- |
Kepala
KPP yang menerima permintaan konfirmasi diwajibkan untuk menjawab permintaan
konfirmasi paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah tanggal diterimanya
permintaan konfirmasi. |
|
|
|
- |
Untuk dapat
menjawab permintaan konfirmasi dimaksud, Kepala KPP agar melakukan penelitian
terhadap SPT Masa PPN importir dimaksud dan dokumen impor (PIB dan Lembar
Lanjutan PIB serta SSP lembar ke-tiga) yang dilampirkan dalam SPT Masa PPN
tersebut. |
|
|
2. |
PPn BM
yang telah dipungut atas penyerahan kendaraan bermotor hasil
perakitan/produksi atau pengubahan. Untuk
memperoleh kepastian bahwa PPn BM telah disetor ke Kas Negara, maka : |
||
|
|
- |
Kepala
KPP yang memproses permohonan pengembalian harus melakukan konfirmasi kepada
Kepala KPP dimana pihak yang memungut PPn BM terdaftar dengan mengirimkan
foto kopi Faktur Pajak Standar yang diterbitkan oleh Pabrikan Kendaraan
Bermotor paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah permohonan diterima
lengkap. |
|
|
|
- |
Kepala
KPP yang menerima permintaan konfirmasi diwajibkan untuk menjawab permintaan
konfirmasi paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah tanggal
diterimanya permintaan konfirmasi. |
|
|
|
- |
Untuk
dapat menjawab permintaan konfirmasi dimaksud, Kepala KPP agar melakukan
penelitian antara lain dengan membandingkan fotokopi Faktur Pajak Standar
yang dikirim dengan Daftar Rincian Kendaraan Bermotor yang merupakan lampiran
SPT Masa PPN untuk Masa Pajak yang bersangkutan. |
|
LAMPIRAN III |
|||
Keputusan Direktur Jenderal Pajak |
||||
Nomor |
: |
KEP-229/PJ/2003 |
||
Tanggal |
: |
12 Agustus 2003 |
Nomor Surat |
: |
|
Lampiran |
: |
|
Hal |
: |
Permohonan Surat Keterangan
Bebas (SKB) PPnBM Atas Impor/Penyerahan *) Kendaraan Bermotor |
Yth . Direktur Jenderal Pajak
c.q. Kepala Kantor Pelayanan Pajak.............
.....................................................................
.....................................................................
Sesuai
dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 355/KMK.03/2003 tanggal 11 Agustus
2003. dengan ini kami :
Nama |
: |
............................................. |
Alamat |
: |
............................................. |
NPWP |
: |
............................................. |
mengajukan permohonan untuk diberikan
SKB PPnBM atas impor/penyerahan *) :
|
Kendaraan Dinas TNI/POLRI |
|
Kendaraan Tahanan |
||
|
Kendaraan Patroli TNI/POLRI |
|
Kendaraan Pemadam Kebakaran |
||
|
Kendaraan Protokoler Kenegaraan |
|
Kendaraan Jenazah |
||
|
Kendaraan Ambulan |
|
Kendaraan Angkutan Umum |
dengan uraian sebagai berikut :
No. |
Uraian
Kendaraan |
Unit |
Nilai
Impor/ |
Nilai
PPnBM |
Ket |
(1) |
(2) |
(3) |
(4) |
(5) |
(6) |
|
|
|
|
|
|
Kendaraan tersebut diperoleh
dari :
1. |
Nama |
: |
................................................ |
2. |
Alamat |
: |
................................................ |
3. |
NPWP |
: |
................................................ (khusus
Impor, NPWP tidak perlu diisi ) |
Terlampir disampaikan
dokumen-dokumen :
1. |
................................................ |
2. |
................................................ |
3. |
................................................ |
4. |
................................................ |
5. |
................................................ |
6. |
................................................ |
UNTUK DINASDiterima tanggal
......................................... Petugas , |
..............,................................ Pemohon, ................................................ |
*) Coret yang tidak perlu
|
LAMPIRAN III |
|||
Keputusan Direktur Jenderal Pajak |
||||
Nomor |
: |
KEP-229/PJ/2003 |
||
Tanggal |
: |
12 Agustus 2003 |
PETUNJUK PENGISIAN
PERMOHONAN SURAT KETERANGAN BEBAS PPnBM
(SKB PPn BM) ATAS IMPOR /PENYERAHAN KENDARAAN BERMOTOR
1. |
Nomor, Lampiran, dan Hal |
||||||||||||||||||
|
Nomor |
: |
Cukup Jelas |
||||||||||||||||
|
Lampiran |
: |
Diisi sesuai banyaknya lampiran
contoh : 1 set, 2set dsb |
||||||||||||||||
|
Hal |
: |
Cukup jelas |
||||||||||||||||
2. |
Alamat surat permohonan
ditujukan Diisi dengan nama dan alamat
Kantor Pelayanan Pajak tempat pemohon terdaftar. |
||||||||||||||||||
3. |
Nama, Alamat, NPWP, dan Nama
Pengurus |
||||||||||||||||||
|
Nama |
: |
Cukup Jelas |
||||||||||||||||
|
Alamat |
: |
Cukup Jelas |
||||||||||||||||
|
NPWP |
: |
Cukup Jelas |
||||||||||||||||
4. |
Tabel Jenis Kendaraan Bermotor
yang diimpor/diserahkan Diisi dengan memberi tanda
silang (X) pada kotak tersedia |
||||||||||||||||||
5. |
Tabel Permohonan SKB PPn BM |
||||||||||||||||||
|
Kolom (1) |
: |
Diisi
dengan Nomor Urut |
||||||||||||||||
|
Kolom (2) |
: |
Diisi
dengan data kendaraan berupa : |
||||||||||||||||
|
|
|
- |
Merk, |
|||||||||||||||
|
|
|
- |
Type, |
|||||||||||||||
|
|
|
- |
Jenis, |
|||||||||||||||
|
|
|
- |
Model, |
|||||||||||||||
|
|
|
- |
Tahun Pembuatan, |
|||||||||||||||
|
|
|
- |
Tahun Perakitan, |
|||||||||||||||
|
|
|
- |
Isi silinder, |
|||||||||||||||
|
|
|
- |
Nomor Rangka/NIK |
|||||||||||||||
|
|
|
- |
Nomor Mesin |
|||||||||||||||
|
|
|
Dalam
hal rincian kendaraan tidak tertampung dalam kolom uraian kendaraan, maka dapat
dibuat lampiran dalam suatu rincian yang terpisah secara lengkap (dapat juga
dibuat dalam bentuk tabel) . |
||||||||||||||||
|
Kolom (3) |
: |
Diisi
dengan jumlah/unit kendaraan yang diimpor atau diperoleh |
||||||||||||||||
|
Kolom (4) |
: |
Diisi
dengan Nilai Impor atau Harga Jual dalam satuan rupiah Nilai Impor
atau Harga Jual dalam valuta asing, agar dikonversi dengan kurs sesuai
Keputusan Menteri Keuangan yang berlaku pada saat permohonan dibuat. Nilai
Impor dan Harga Jual dalam Valuta Asing tersebut agar dicantumkan juga dalam
kolom ini. |
||||||||||||||||
|
Kolom (5) |
: |
Diisi dengan PPnBM yang
terutang dalam satuan rupiah Apabila
menggunakan valuta asing, agar kurs disesuaikan sebagaimana dimaksud dalam
kolom (4) serta mencantumkan pula nilai PPnBM yang terutang dalam valuta
asing tersebut. |
||||||||||||||||
|
Kolom (6) |
: |
Diisi
dengan; |
||||||||||||||||
|
|
|
- |
kurs
yang digunakan sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan yang berlaku, |
|||||||||||||||
|
|
|
- |
hal-hal
lain yang perlu dijelaskan lebih lanjut |
|||||||||||||||
|
Contoh :
|
||||||||||||||||||
|
|
||||||||||||||||||
6. |
Asal kendaraan diperoleh |
||||||||||||||||||
|
Contoh : |
||||||||||||||||||
|
Nama |
: |
X Corporation |
||||||||||||||||
|
Alamat |
: |
Tokyo, Jepang |
||||||||||||||||
|
NPWP |
: |
- |
||||||||||||||||
7. |
Daftar Lampiran Diisi sesuai lampiran dokumen yang dipersyaratkan. |
||||||||||||||||||
8. |
Tempat dan tanggal
permohonan Diisi tempat dan tanggal
diajukan Contoh : Jakarta , 20 Agustus
2003 |
||||||||||||||||||
9. |
Tanda
tangan, Nama, dan Jabatan Pemohon Cukup Jelas |
||||||||||||||||||
10. |
Untuk Dinas |
||||||||||||||||||
|
- |
Diisi tanggal, bulan dan tahun
diterima oleh Petugas KPP |
|||||||||||||||||
|
- |
Dibubuhi tanda tangan /paraf
petugas disertai nama dan NIP petugas yang menerima. |
|||||||||||||||||