1 2
Lampiran I Keputusan Direktur Jenderal Pajak |
||
Nomor |
: |
KEP-234/PJ./2003 |
Tanggal |
: |
27 Agustus 2003 |
TATACARA PEMBERIAN DAN
PENATAUSAHAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
YANG DIBEBASKAN ATAS IMPOR
DAN ATAU PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK
TERTENTU YANG BERSIFAT STRATEGIS
A. |
UMUM
|
||||||
|
1. |
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang terutang atas impor
dan atau penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) tertentu yang bersifat strategis
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf a dapat dibebaskan setelah
memperoleh Surat Keterangan Bebas Pajak Pertambahan Nilai (SKB PPN) yang
diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pajak untuk setiap kali melakukan
impor dan atau penyerahan. |
|||||
|
2. |
SKB PPN tidak diperlukan untuk pembebasan PPN yang terutang
atas impor BKP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf b dan huruf d. |
|||||
|
3. |
SKB PPN tidak diperlukan untuk pembebasan PPN yang
terutang atas penyerahan BKP sebagaimana dimaksud dalam. Pasal 1 huruf b, huruf
c, huruf d, huruf g, dan huruf h. |
|||||
|
4. |
Atas permohonan SKB PPN, Direktur Jenderal Pajak c.q.
Kepala Kantor Pelayanan Pajak harus memberikan keputusan dalam jangka waktu 5
(lima) hari kerja setelah surat permohonan diterima lengkap. |
|||||
|
5. |
Dalam hal permohonan SKB PPN dikabulkan seluruhnya atau
sebagian, SKB PPN tersebut diterbitkan dengan menggunakan formulir
sebagaimana dimaksud dalam Lampiran III atau Lampiran IV Keputusan Direktur
Jenderal Pajak ini. |
|||||
|
6. |
Dalam hal permohonan SKB PPN ditolak seluruhnya, maka
surat penolakan diterbitkan dengan menggunakan format surat dinas biasa,
dengan menyebutkan alasan penolakan secara jelas. |
|||||
|
7. |
Pengusaha Kena Pajak (PKP) wajib melaporkan PPN yang
dibebaskan atas impor dan atau penyerahan BKP tertentu yang bersifat
strategis dalam SPT Masa PPN. |
|||||
B. |
TATA CARA PERMOHONAN DAN PENATAUSAHAAN PEMBEBASAN
PPN ATAS IMPOR BKP TERTENTU YANG BERSIFAT STRATEGIS SEBAGAIMANA DIMAKSUD
DALAM PASAL 1 HURUF a. |
||||||
|
1. |
PKP yang mengimpor BKP tertentu yang
bersifat strategis wajib mengajukan permohonan SKB PPN kepada Direktur
Jenderal Pajak c.q. Kepala Kantor Pelayanan Pajak dimana PKP terdaftar dengan
contoh formulir sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II Keputusan Direktur
Jenderal Pajak ini. |
|||||
|
2. |
Permohonan harus sudah diajukan sebelum impor dilakukan. |
|||||
|
3. |
Permohonan SKB PPN diajukan dengan melampirkan: |
|||||
|
|
a. |
Fotokopi Kartu NPWP; |
||||
|
|
b. |
Fotokopi Surat Pengukuhan PKP; |
||||
|
|
c. |
Surat Kuasa Khusus bila dalam permohonan atau pengurusan
SKB PPN diwakilkan kepada orang lain; |
||||
|
|
d. |
Dokumen impor berupa : |
||||
|
|
|
1) |
Invoice; |
|||
|
|
|
2) |
Bill of Lading (B/L) atau Airway Bill (AWB); |
|||
|
|
|
3) |
Dokumen Kontrak pembelian yang bersangkutan atau dokumen
yang dapat dipersamakan; |
|||
|
|
|
4) |
Dokumen pembayaran berupa Letter of Credit (L/C) atau bukti
transfer atau bukti lainnya yang berkaitan dengan pembayaran tersebut. |
|||
|
|
e. |
Penjelasan tertulis secara rinci mengenai kegunaan dari
BKP yang di impor dalam rangkaian proses produksi menghasilkan BKP. |
||||
|
4. |
SKB PPN atas impor BU Tertentu yang bersifat strategis,
dengan bentuk sebagaimana dimaksud dalam Lampiran Ill Keputusan Direktur
Jenderal Pajak ini, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak atas nama
Direktur Jenderal Pajak dalam 3 (tiga) rangkap dengan peruntukan sebagai
berikut : |
|||||
|
|
- |
Lembar ke-1 |
: |
untuk Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; |
||
|
|
- |
Lembar ke-2 |
: |
untuk PKP pemohon SKB; |
||
|
|
- |
Lembar ke-3 |
: |
untuk Kantor Pelayanan Pajak penerbitan SKB PPN. |
||
|
5. |
Direktur Jenderal Bea dan Cukai setelah menerima SKB PPN
dari PKP wajib membubuhkan cap "PPN DIBEBASKAN SESUAI PP NOMOR 12 TAHUN
2001 SEBAGAIMANA TELAH BEBERAPA KALI DlUBAH TERAKHIR DENGAN PP NOMOR 46
TAHUN 2003" serta mencantumkan nomor dan tanggal SKB PPN pada setiap
lembar PIB , sebagaimana contoh dalam Lampiran V; |
|||||
C. |
TATA CARA PERMOHONAN DAN PENATAUSAHAAN PEMBEBASAN PPN
ATAS PENYERAHAN BKP TERTENTU YANG BERSIFAT STRATEGIS SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM
PASAL 1 HURUF a. |
||||||
|
1. |
PKP yang menerima penyerahan BKP Tertentu yang bersifat
strategis wajib mengajukan permohonan SKB PPN kepada Direktur Jcnderal
Pajak c.q. Kepala Kantor Pelayanan Pajak dimana PKP terdaftar dengan contoh
formulir sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II Keputusan Direktur Jenderal
Pajak ini. |
|||||
|
2. |
Permohonan tersebut harus sudah diajukan sebelum
penyerahan BKP tersebut dilakukan. |
|||||
|
3 |
Permohonan SKB PPN diajukan dengan melampirkan : |
|||||
|
|
a. |
Fotokopi Kartu NPWP; |
||||
|
|
b. |
Fotokopi Surat Pengukuhan PKP; |
||||
|
|
c. |
Surat Kuasa Khusus bila dalam permohonan atau pengurusan
SKB PPN diwakilkan kepada orang lain; |
||||
|
|
d |
Dokumen kontrak pembelian atau surat perjanjian jual
beli atau dokumen yang dapat dipersamakan; |
||||
|
|
e. |
Penjelasan tertulis secara rinci mengenai kegunaan dari
BKP yang diserahkan dalam rangkaian proses produksi menghasilkan BKP. |
||||
|
4. |
SKB PPN atas penyerahan BKP Tertentu yang bersifat
strategis, dengan bentuk sebagaimana dimaksud dalam Lampiran IV Keputusan
Direktur Jenderal Pajak ini, diterbitkan oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak
atas nama Direktur Jenderal Pajak dalam 4 (empat) rangkap dengan peruntukan
sebagai berikut : |
|||||
|
|
- |
Lembar ke-1 |
: |
untuk PKP yang menyerahkan BKP Tertentu yang
bersifat strategis (penjual) melalui PKP yang menerima penyerahan BKP
Tertentu yang bersifat strategis (pemohon SKB); |
||
|
|
- |
Lembar ke-2 |
: |
untuk PKP pemohon SKB; |
||
|
|
- |
Lembar ke-3 |
: |
untuk KPP tempat PKP yang menyerahkan BKP Tertentu Yang
Bersifat Strategis terdaftar (KPP penjual); |
||
|
|
- |
Lembar ke-4 |
: |
untuk Kantor Pelayanan Pajak penerbit SKB PPN. |
||
|
5. |
PKP yang menyerahkan BKP Tertentu yang bersifat
strategis setelah menerima SKB PPN lembar ke-1 wajib membuat Faktur Paiak
minimal dalam 3 (tiga) rangkap dan membubuhkan cap "PPN DIBEBASKAN
SESUAI PP NOMOR 12 TAHUN 2001 SEBAGAIMANA TELAH BEBERAPA KALI DIUBAH TERAKHIR
DENGAN PP NOMOR 46 TAHUN 2003" serta mencantumkan nomor dan
tanggal SKB PPN pada setiap lembar Faktur Pajak dimaksud,
sebagaimana contoh dalam Lampiran V Keputusan Direktur Jenderal Pajak
ini. |
|||||
|
6 |
Peruntukan dari masing-masing lembar Faktur Pajak
sebagaimana dimaksud dalam butir 5 adalah sebaga berikut : |
|||||
|
|
- |
Lembar ke-1 |
: |
untuk PKP yang menerima penyerahan BKP Tertentu yang
bersifat strategis (pembeli); |
||
|
|
- |
Lembar ke-2 |
: |
untuk PKP yang menyerahkan BKP Tertentu yang bersifat
strategis (penjual); |
||
|
|
- |
Lembar ke-3 |
: |
untuk Kantor Pelayanan Pajak tempat PKP yang menyerahkan
BKP Tertentu yang bersifat strategis terdaftar, sebagai lampiran SPT
Masa PPN. |
||
D. |
TATACARA PEMBERIAN DAN PENATAUSAHAAN PEMBEBASAN PPN ATAS
IMPOR BKP TERTENTU YANG BERSIFAT STRATEGIS SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM
PASAL 1 HURUF b dan d. |
||||||
|
Direktur Jenderal Bea dan Cukai wajib membubuhkan cap
"PPN DIBEBASKAN SESUAI PP NOMOR 12 TAHUN 2001 SEBAGAIMANA TELAH BEBERAPA
KALI DIUBAH TERAKHIR DENGAN PP NOMOR 46 TAHUN 2003" pada setiap lembar
PIB, sebagaimana contoh dalam Lampiran V Keputusan Direktur Jenderal Pajak
ini; |
||||||
E. |
TATACARA PEMBERIAN DAN PENATAUSAHAAN PEMBEBASAN PPN ATAS
PENYERAHAN BKP TERTENTU YANG BERSIFAT STRATEGIS SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM
PASAL 1 HURUF b, c, d, g, dan h. |
||||||
|
1. |
PKP yang melakukan penyerahan BKP Tertentu yang bersifat
strategis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf b dan d wajib
menerbitkan Faktur Pajak minimal dalam 3 (tiga) rangkap. |
|||||
|
2. |
Dalam setiap Faktur Pajak yang diterbitkan tersebut
dalam butir I dibubuhi cap " PPN DIBEBASKAN SESUAI PP NOMOR 12 TAHUN
2001 SEBAGAIMANA TELAH BEBERAPA KALI DIUBAH TERAKHIR DENGAN PP NOMOR 46 TAHUN
2003”, sebagaimana contoh dalam Lampiran V Keputusan Direktur Jenderal Pajak
ini. |
|||||
|
3. |
Peruntukan dari masing-masing lembar Faktur Pajak sebagaimana
dimaksud dalam butir 1 di atas adalah sebagai berikut : |
|||||
|
|
- |
Lembar ke-1 |
: |
untuk PKP yang menerima penyerahan
BKP Tertentu yang bersifat strategis (Pembeli); |
||
|
|
- |
Lembar ke-2 |
: |
untuk PKP yang menyerahkan BKP Tertentu yang
bersifat strategis (penjual); |
||
|
|
- |
Lembar ke-3 |
: |
untuk Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak
yang menyerahkan BKP Tertentu yang bersifat strategis terdaftar, sebagai
lampiran SPT Masa PPN. |
||
|
4. |
Petani atau Perusahaan Air Minum atau Perusahaan Listrik
yang semata-mata hanya melakukan penyerahan BKP Tertentu yang bersifat
strategis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf c, huruf g, dan huruf h
tidak perlu menerbitkan Faktur Pajak. |
|||||
|
5 |
Perusahaan listrik yang selain melakukan penyerahan BKP
Tertentu Yang Bersifat Strategis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huruf h
juga melakukan penyerahan listrik untuk perumahan dengan daya di atas 6600 watt,
wajib menerbitkan Faktur Pajak hanya atas penyerahan listrik untuk perumahan
dengan daya di atas 6600 watt. |
|||||
Contoh Permohonan SKB PPN Atas
Impor Atau Penyerahan BKP Tertentu yang bersifat strategis sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 huruf a |
|
Lampiran II Keputusan Direktur Jenderal Pajak |
||
Nomor |
: |
KEP-234/PJ./2003 |
||
Tanggal |
: |
27 Agustus 2003 |
Nomor |
: |
|
Lampiran |
: |
|
Hal |
: |
Permohonan
Surat Keterangan Bebas PPN |
Yth. Direktur Jenderal Pajak
c.q. Kepala Kantor Pelayanan Pajak
..............................................................
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 12 Tahun 2001 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2003, dengan ini kami :
Nama |
: |
|
Alamat |
: |
|
NPWP |
: |
|
Jenis
Usaha |
: |
|
Mengajukan permohonan untuk
diberikan Surat Keterangan Bebas Pajak Pertambahan Nilai atas impor atau
penyerahan *) BKP Tertentu yang bersifat strategis sebagai berikut :
No |
Nama/Jenis Barang Kena Pajak |
Kuantum |
Nilai Impor/Harga Jual*) |
PPN yang Terutang (Rp) |
Keterangan |
|
|
|
|
|
|
BKP tersebut diperoleh dari :
- |
Nama |
: |
............................................ |
- |
Alamat |
: |
............................................ |
- |
NPWP |
: |
............................................
(khusus impor, NPWP tidak perlu diisi) |
Terlampir disampaikan :
|
...................................... |
|
|
...................................... |
|
|
...................................... |
|
|
...................................... |
|
|
...................................... |
|
|
...................................... |
....................,........................ ............................................. |
*) coret yang tidak perlu
Petunjuk pengisian
Permohonan SKB PPN Atas Impor Atau Penyerahan BKP Tertentu yang bersifat
strategis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 huraf a |
|
Lampiran II Keputusan Direktur Jenderal Pajak |
||
Nomor |
: |
KEP-234/PJ./2003 |
||
Tanggal |
: |
27 Agustus 2003 |
PETUNJUK PENGISIAN PERMOHONAN
SURAT KETERANGAN BEBAS PPN (SKB PPN)
1. |
Nomor, Lampiran, dan Hal |
||||||
|
Nomor |
: |
Cukup jelas. |
||||
|
Lampiran |
: |
Diisi sesuai banyaknya lampiran contoh : 1 set, 2 set
dsb. |
||||
|
Hal |
: |
Cukup jelas. |
||||
|
|
||||||
2 |
Alamat surat permohonan ditujukan Cukup Jelas |
||||||
3 |
Nama, Alamat, NPWP, dan Jenis Usaha |
||||||
|
Nama |
: |
Cukup Jelas |
||||
|
Alamat |
: |
Cukup Jelas |
||||
|
NPWP |
: |
Cukup Jelas |
||||
|
Jenis Usaha |
: |
Diisi berdasarkan jenis usahanya sesuai dengan
Klasifikasi Lapangan Usaha. |
||||
4 |
Tabel permohonan pembebasan BKP tertentu yang bersifat
strategis |
||||||
|
Kolom (1) |
: |
Diisi dengan Nomor urut. |
||||
|
Kolom (2) |
: |
Diisi dengan Nama atau Jenis BKP yang dlimpor atau yang
dibeli/diperoleh. |
||||
|
Kolom (3) |
: |
Diisi dengan jumlah BKP dalam satuan seperti 1
buah, 1 set, 1 pcs, 1 unit dsb. |
||||
|
Kolom (4) |
: |
Diisi dengan Nilai Impor atau Harga Jual dalam satuan
rupiah. Nilai Impor atau Harga Jual dalam valuta asing agar
dikonversi dengan kurs sesuai Keputusan Menteri Keuangan yang berlaku pada
saat pembuatan permohonan. Dalam kolom ini dicantumkan juga Nilai Impor atau Harga
Jual dalam valuta asing tersebut. |
||||
|
Kolom (5) |
: |
Diisi dengan Nilai PPN yang terutang dalam satuan
rupiah. Apabila Nilai PPN menggunakan valuta asing agar kurs
disesuaikan sebagaimana dimaksud dalam kolom (4) serta mencantumkan pula
nilai PPN yang terutang dalam valuta asing tsb. |
||||
|
Kolom (6) |
: |
- |
Diisi dengan spesifikasi teknis, kegunaan, dan hal-hal lain
yang perlu dijelaskan atas impor atau penyerahan BKP yang bersangkutan. Apabila tidak mencukupi, maka dapat dibuat lampiran
dalam suatu rincian yang terpisah secara lengkap. |
|||
|
|
|
- |
Dalam hal impor, diisi dengan kurs sesuai Keputusan Menteri
Keuangan yang berlaku pada saat pembuatan permohonan |
|||
|
|
|
- |
Dalam hal impor, sebutkan pula Kantor Pelayanan Bea dan
Cukai tempat penyelesaian PIB (dokumen impor). |
|||
|
|
|
- |
Hal-hal lain yang perlu dijelaskan. |
|||
5 |
Perolehan BKP |
||||||
|
- |
Diisi dengan Nama, Alamat, dan NPWP pihak yang
menyerahkan BKP. |
|||||
|
- |
Dalam hal impor, diisi dengan Nama dan Alamat Suplier di
Luar Negeri. |
|||||
6. |
Daftar Lampiran Diisi sesuai lampiran dokumen yang diminta atau
dipersyaratkan. |
||||||
7. |
Tempat dan tanggal Permohonan Diisi tempat dan tanggal diajukannya permohonan. |
||||||
8. |
Tanda Tangan dan Nama Jelas Pemohon |
||||||
|
- |
Surat Permohonan SKB PPN dianggap sah apabila
ditandatangani oleh pengurus/ direksi/ pegawai yang berwenang dan dibubuhi
cap perusahaan yang bersangkutan. |
|||||
|
- |
Dalam hal permohonan atau pengurusan SKB PPN
ditandatangani/diwakilkan kepada orang lain, maka harus dilampiri dengan
Surat Kuasa Khusus yang diterbitkan dan ditandatangani oleh pejabat
perusahaan yang berwenang |
|||||