1    2    3   

 

Lampiran III.8

Keputusan  Direktur Jenderal Pajak

Nomor  

:

KEP 3/PJ/2000

Tanggal

:

11 Februari  2000

 

 

NPWP

:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

NAMA WAJIB PAJAK

:

…………………………………………………

TAHUN PAJAK

:

…………………………………………………

 

I.

Unsur-unsur dalam SPT yang salah/ seharusnya diisi :

 

1770-1 A (3) # 1770  -1 Penjumlahan  (A.1.3 s.d A.5.3)

 

1770-1 A (7) # 1770  -1 Penjumlahan  (A.1.7 s.d A.5.7)

 

1770-1 A (3) # 1770  -1 Penjumlahan  (C.1.3 s.d C.7.3)

 

1770-1 A (3) # 1770  -1 Penjumlahan  (C.1.5 s.d C.5.5)

 

l.1  # 1770-1 Jumlah A (7)

 

1.2 # 1770-1 Jumlah B(1) + B (2)

 

1.3 # 1770-I Jumlah C (5)

 

1.4  # 1770-II Jumlah B (4)

 

1.5 # I.1 + I,2 + I.3 + I.4

 

J.6 >0. Bukan Pembukuan      

 

 J.8 # Status Keluarga

 

J.7 # J.5 –J.6

 

J.9 # J.7 – J.8

 

 K.10 # J.9 x Tarif Pasal 17

 

K.12 # K.10 + K11

 

L13 # 1770-II Jumlah A(3) + A(3) + A (4) + A (5) + A(6) + B (6)

 

L.14 Kode/ L.14 tidak sesuai dengan pperhitungan K.12 – L 13

 

L.15 # L. 15a + L.15b + L.15c

 

M.16 Kode/M.16 tidak sesuai dengan perhitungan L.14 – L.15

 

PPh Pasal 29  yang dibayar # PPh yang masih harus dibayar

II.

Ketepatan Waktu menyampaikan SPT dan menyetorkan SSP PPh Pasal 29

 

 

SPT Disampaikan lewat tanggal 31 Maret……………

 

 

SPT PPh Pasal 29 lewat tanggal 25 Maret……………

 

 

……………………………

Petugas Operator

 

 

……………………………

NIP

 

Berilah tanda √ dalam

 

yang sesuai

 

 

 


 

Lampiran III.9

Keputusan  Direktur Jenderal Pajak

Nomor  

:

KEP 3/PJ/2000

Tanggal

:

11 Februari  2000

 

 

LEMBARAN PENELITIAN SPT -1771

DENGAN KOMPUTER

 

NPWP

:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

NAMA WAJIB PAJAK

:

…………………………………………………

TAHUN PAJAK

:

…………………………………………………

 

I.

Unsur-unsur dalam SPT yang salah/ seharusnya diisi :

 

1771-1 A (3) # 1771  -1 Penjumlahan  (A.1.3 s.d A.4.3)

 

1771-1 A (5) # 1771  -1 Penjumlahan  (A.1.5 s.d A.4.5)

 

1771-1 B (3) # 1771  -1 Penjumlahan  (B.1.3 s.d A.6.3)

 

1770-1 C (3) # 1771  -1 Penjumlahan  (C.1.3 s.d C.8.3)

 

J.1  # 1771-1 Jumlah (A .5- B.3- C.3)

 

J.2 # 1771-III (Jumlah kolom 5)

 

J.3 # J1 + J2

 

K.5 # J.3 – K.4

 

L.6 # K.5 X tariff pasal  174

 

L.8 #  L.6 + L.7

 

M.9 # 1771-II {(4+5+6) + 1771-III(7)}

 

M.10 kode/bayar  tidak sesuai dengan perhitungan dengan M.8 dan M.9

 

M.11 # M.11a +M.11b+M.11c+M.11d

 

N. 12 Kode bayar tidak sesuai dengan perhitungan M.10 dan M.11

 

PPh Pasal 29  yang dibayar # PPh yang masih harus dibayar

II.

Ketepatan Waktu menyampaikan SPT dan menyetorkan SSP PPh Pasal 29

 

SPT Disampaikan lewat tanggal 31 Maret……………

 

SPT PPh Pasal 29 lewat tanggal 25 Maret……………

 

 

 

……………………………

Petugas Operator

 

 

……………………………

NIP

 

Berilah tanda √ dalam

 

yang sesuai

 

 

 

 

 


 

Lampiran III.10

Keputusan  Direktur Jenderal Pajak

Nomor  

:

KEP 35/PJ/2000

Tanggal

:

11 Februari  2000

KRITERIA  SPT 1721 ( LENGKAP )

SPT 1721 dinyatakan lengkap bila memenuhi persyaratan sebagai berikut :

 

No

Nama/ Bentuk formulir

Kode Formulir

Keterangan

I.

Formulir  Baku

 

 

01

SPT tahunan PPh Pasal 21/SPT Induk (Formulir 1721)

KP. PPh 3.2 – 98

Wajib disampaikan setelah diisi lengkap sesuai lampirannya dan ditanda-tangani  oleh WP atau  kuasanya pada kolom yang tersedia

02

Lampiran I SPT tahunan PPh Pasal 21 (Formulir 1721-A)

KP. PPh 3.2.1 -98

Wajib diisi dan disampaikan walaupun jumlah penghasilan bruto dan.atau PPh pasal 21 terutang jumlahnya nihil atau (-)

03

Lampiran IA

(Formulir 1721-A1)

KP. PPh 3.2.2-98

Wajib diisi dan disampaikan oleh Pemotong Pajak   yang mempunyai  pegawai tetap atau penerima pensiun /THT yang penghasilan nettonya melampaui PTKP

04

Lampiran IB

(Formulir 1721-A2)

KP. PPh 3.2.3-98

Wajib diisi dan disampaikan oleh Pemotong Pajak (khusus Bendaharawan Pemerintah) yang membayar penghasilan kepada pegawai tetap atau penerima pensiun/ THT yang penghasilan nettonya melampaui PTKP

05

Lampiran II SPT tahunan PPh Pasal 21 (Formulir 1721-B)

KP. PPh 3.2.4-98

Wajib diisi dan disampaikan walalupun jumlah penghasilan dan/atau PPh pasal 21 terutang jumlahnya nihil atau (-)

06

Lampiran III SPT tahunan PPh Pasal 21 (Formulir 1721-C)

 

 KP. PPh 3.2.5-98

 Wajib diisi dan disampaikan walalupun jumlah penghasilan dan/atau PPh pasal 21 terutang jumlahnya nihil atau (-)

 

II

Surat Setoran Pajak (PPh pasal 29)

KP. PDIP. 5.1- 98

(Lembar ke-3)

Wajib disampaikan apabila pada  huruf F.7.a dalam SPT induk  (formulir 1721) menunjukkan pada jumlah PPh pasal 21 yang masih harus disetor. Dalam hal PPh pasal 21 terutang jumlahnya nihil atau lebih maka Surat Setoran Pajak tidak perlu dilampirkan

 

III

Lain- lain

 

 

01

Surat Kuasa Khusus

 

Wajib disampaikan apabila SPT Tahunan tidak ditandatangani oleh Pemotong Pajak sendiri.

02

Laporan Keuangan Tahunan

 

Wajib disampaikan bagi WP Kerjasama Operasi (Joint Operation) dan Kantor Perwakilan (Representative Office).

 

Dalam hal Pemotong Pajak melampirkan lampiran selain tersebut pada angka 1 sampai dengan III, maka lampiran tersebut merupakan lampiran kelengkapan SPT 1721 dari Pemotong Pajak yang bersangkutan.

 

 

 


 

Lampiran III.11

Keputusan  Direktur Jenderal Pajak

Nomor  

:

KEP 35/PJ/2000

Tanggal

:

11 Februari  2000

 

PETUNJUK EDITING untuk perekaman spt 1721

I.

sistem Pengkodean pada kolom “DIISI OLEH DINAS”

 

1.

Tanggal spt disampaikan  

=

diisi oleh Petugas  Penerima SPT dengan  tanggal SPT diterima

 

2.

STATUS  SPT                                  

=

Diisi oleh editor dengan ketentuan sbb

 

 

 

 

00

-

Normal

 

 

 

 

01

-

Balance setelah diperbaiki  atau SPT Tidak Lengkap kemudian dilengkapi

 

 

 

 

02

-

Tidak Lengkap, yaitu SPT yang sudah dikirimi KP. Tipa PPh.1-00 untuk dilengkapi, tetapi tidak dilengkapi oleh WP (termasuk SPT pembetulan)

 

 

 

 

03

-

SPT pembetulan oleh WP lengkap

 

 

 

 

04

-

SPT pembetulan oleh WP yang semula tidak lengkap kemudian dilengkapi

 

3.

N/K/L(F7)

=

Diisi oleh  Editor dengan memperhatikan isi        pada F.7, yaitu

 

 

 

 

00

-

Untuk Nihil

 

 

 

 

01

-

Untuk Kurang Disetor

 

 

 

 

02

-

Untuk Lebih Disetor

 

4.

LAMPIRAN

=

Diisi oleh  Editor dengan memperhatikan isi pada Bagian H. Lampiran  dan pengecekan bukti lampirannya

 

 

 

 

00

-

tidak diisi

 

 

 

 

01

-

Jika semua lampirannya yang disebut oleh WP  ada dan lengkap

 

 

 

 

02

-

Jika Lampiran yang disebutkan oleh WP tidak lengkap

 

5.

Kode KLU                                              

=

Diisi oleh Editor  dengan memperhatikan pengisian pada huruf D.

 

II.

Pemberian tanda oleh  Editor pada elemen SPT  SPT 1721 yang akan direkam, yaitu sebagai berikut :

No

NAMA ELEMEN

SUMBER

 

FORMULIR 1721 (induk)

 

1

Jenis SPT

Nomor Formulir (1721)

2

Tahun Pajak

Tercetak pada sudut kanan atas SPT

3

NPWP

Baris A

4

Nomor Registrasi

Dalam label SPT

5

Nama Pemotong Pajak

Baris B

6

Alamat Pemotong Pajak

Baris C

7

Jumlah Pegawai Tetap

F.1. kolom (2)

8

Jumlah Penghasilan Bruto Pegawai Tetap

F.1. kolom (3)

9

PPh pasal 21/26 yang Terutang Pegawai Tetap

F.1. kolom (4)

10

Jumlah Pegawai Tidak Tetap

F.2. kolom (2)

11

Jumlah Penghasilan Bruto Pegawai TidakTetap

F.2. kolom (3)

12

PPh pasal 21/26 yang Terutang Pegawai Tidak Tetap

F.2. kolom (4)

13

PPh pasal 21/26 yang telah disetor

F.4 kolom (4)

14

STP PPh pasal 21/26

F.5 kolom (4)

15

PPh Pasal 21 yang masih harus disetor/ yang lebih disetor

F.7 kolom (4)

16

Tanggal dan Jumlah SSP

Tanggal Pelunasan jumlah pada F.7.a dan jumlah SSP yang dilampirkan

 

 Formulir 1721-A : DAFTAR PEGAWAI TETAP DAN PENERIMA PENSIUN THT

17

Jumlah Pegawai tetap diatas Batas PTKP

A. Jumlah

18

Jumlah Pegawai Tetap di atas batas PTKP yang ber- NPWP

A. Jumlah

19

Jumlah Pegawai Tetap yang tidak ber-NPWP

A. Jumlah

20

Jumlah Penghasilan  Bruto  di atas  batas PTKP

A. Jumlah Kolom (4)

21

Jumlah Pegawai tetap di bawah Batas PTKP

B. Jumlah

22

Jumlah Penghasilan  Bruto  di bawah batas PTKP

B. Jumlah Kolom (4)

23

Jumlah karyawan tetap seluruhnya

C. Jumlah

24

Jumlah seluruh penghasilan bruto

C. Jumlah Kolom (4)

25

Jumlah PPh Pasal 21 Terutang Pegawai Tetap

C. Jumlah Kolom (5)

 

Formulir 1721- A1 : PENGHASILAN PENGHITUNGAN PPh  21 PEGAWAI TETAP ATAU PENERIMA PENSIUN THT

No

NAMA ELEMEN

SUMBER

26

Nomor Urut

Huruf A

27

Nama Pegawai/Penerima Pensiun THT

Huruf E

28

NPWP Pegawai /Penerima Pensiun/ THT

Huruf F

29

Status Kawin/ Tidak Kawin

Huruf I diberi kode :

 

 

1.

Tidak Kawin (TK)

2.

Kawin  (K)

30

Jenis Kelamin

Hurf I Diberi kode :

 

 

1.

Laki –laki

2.

Perempuan

31

Jumlah Tanggungan  Keluarga

Huruf J

32

Masa Perolehan Penghasilan

Huruf K

33

Jumlah Penghasilan

Huruf L.7

34

Lantiem, Bonus, Gratifikasi, jasa Produksi  dan THR

Huruf L.8

35

Jumlah Penghasilan bruto

Huruf L. 9

36

Biaya Jabatan/Biaya Pensiun angka 7

Huruf L.10

37

Biaya Jabatan/Biaya Pensiun angka 8

Huruf  L.11

38

Iuran Pensiun /Iuran THT

Huruf  L.12

39

Jumlah Pengurangan

Huruf  L.13

40

Jumlah Penghasilan Netto

Huruf  L.14

41

Penghasilan Neto Tahun Sebelumnya

Huruf  L.15

42

Jumlah Penghasilan  neto untuk  penghitungan PPh

Huruf  L.16

43

Pasal 21 (disetahunkan)

Huruf  L.17

44

Penghasilan Tidak Kena Pajak

Huruf  L.18

45

Penghasilan Kena Pajak Setahun/Disetahunkan

Huruf  L.19

46

PPh pasal 21 atas PKP setahun / disetahunkan

Huruf  L.20

47

PPh pasal 21 yang telah dipotong  masa sebelumnya

Huruf  L.21

48

PPh pasal 21 terutang

Huruf  L.22

49

PPh pasal 21 yang telah dipotong  dan dilunasi

Huruf  L.23 Diberi kode :

50.

Kode NKL

0

-

Nihil

50

Jumlah PPh 21

1

-

Kurang Bayar

 

 

2

-

Lebih  Bayar

 

Formulir 1721 A2 : PENGHASILAN DAN PENGHITUNGAN  PPH PASAL 21 PEGAWAI NEGERI SIPIL/ ANGGOTA ABRI/ PEJABAT NEGARA/ PENSIUNAN

 

No

NAMA ELEMEN

SUMBER

51

Nomor Urut

Huruf A

52

Nama Pegawai/Penerima Pensiun THT

Huruf E

53

NPWP Pegawai /Penerima Pensiun/ THT

Huruf F

 

Status Kawin/ Tidak Kawin

Huruf I diberi kode :

 

54

 

1.

Tidak Kawin (TK)

2.

Kawin  (K)

 

Jenis Kelamin

Hurf I Diberi kode :

 

55

 

1.

Laki –laki

2.

Perempuan

56

Jumlah Tanggungan  Keluarga

Huruf L

57

Masa Perolehan Penghasilan

Huruf  M

58

Jumlah gaji dan tanggungan keluarga

Huruf  N.4

59

Jumlah penghasilan bruto

Huruf  N. 10

60

Biaya jabatan/ biaya pensiun

Huruf  N. 11

61

Iuran Pensiun

Huruf  N.12

62

Jumlah pengurangan

Huruf  N.13

63

Jumlah penghasilan neto

Huruf  N.14

64

Jumlah neto untuk  penghitungan PPh pasal 21 (setahun/disetahunkan)

Huruf  N.15

65

Penghasilan Tidak Kena Pajak

Huruf  N.16

66

Penghasilan Kena Pajak

Huruf  N.17

67

PPh pasal 21 terutang

Huruf  N.18

68

PPh pasal 21 telah dipotong

Huruf  N.19

 

Kode N/KB/1.B

Huruf  N.20 diberikan kode:

 

 

0

-

Nihil

 

 

1

-

Kurang Bayar

69

 

2

-

Lebih  Bayar

70.

Jumlah  PPh pasal 21 yang kurang/Lebih Dipotong

Huruf  N.20

 

Formulir 1721-B  : DAFTAR PEGAWAI TIDAK TETAP, PENERIMA HONORARIUM  DAN PENGHASILAN LAINNYA/ PENERIOMA PENGHASILAN YANG DIKENAKAN PPh PASAL 21 FINAL/ PEGAWAI DENGAN STATUS WAJIB PAJAK LUAR NEGERI

 

No

NAMA ELEMEN

SUMBER

71

a.

Pegawai Harian Lepas, penerima honor dll yang dihitung atas dasar banyaknya hari

C.1 Kolom (2)

 

b.

Penghasilan Bruto

C.1 Kolom (3)

 

c.

Penghasilan Sebagai Dasar penerapan tariff

C.1 Kolom (4)

 

d.

PPh pasal 21 terutang

C.1 Kolom (5)

72

a.

Pegawai tdak tetap, pemagang dan calon pegawai

C.2 Kolom (2)

 

b.

Penghasilan Bruto

C.2 Kolom (3)

 

c.

Penghasilan Sebagai Dasar penerapan tariff

C.2 Kolom (4)

 

d.

PPh pasal 21 terutang

C.2 Kolom (5)

73

a.

Penerima honorarium, uang saku, hadiah dll

C.3 Kolom (2)

 

b.

Penghasilan Bruto

C.3 Kolom (3)

 

c.

Penghasilan Sebagai Dasar penerapan tariff

C.3 Kolom (4)

 

d.

PPh pasal 21 terutang

C.3 Kolom (5)

74

a.

Komisaris/ anggota  Dewan Pengawas

C.4 Kolom (2)

 

b.

Penghasilan Bruto

C.4 Kolom (3)

 

c.

Penghasilan Sebagai Dasar penerapan tariff

C.4 Kolom (4)

 

d.

PPh pasal 21 terutang

C.4 Kolom (5)

75

a.

Mantan pegawai

C.5 Kolom (2)

 

b.

Penghasilan Bruto

C.5 Kolom (3)

 

c.

Penghasilan Sebagai Dasar penerapan tariff

C.5 Kolom (4)

 

d.

PPh pasal 21 terutang

C.5 Kolom (5)

76

a.

Peserta Program Pensiun

C.6 Kolom (2)

 

b.

Penghasilan Bruto

C.6 Kolom (3)

 

c.

Penghasilan sebagai dasar penerapan tariff

C.6 Kolom (4)

 

d.

PPh Pasal 21 terutang

C.6 Kolom (5)

77

a.

Tenaga ahli sebagaimana diatur dalam petunjuk pemotongan PPh pasal 21/26

C.7 Kolom (2)

 

b.

Penghasilan Bruto

C.7 Kolom (3)

 

c.

Penghasilan sebagai dasar penerapan tariff

C.7 Kolom (4)

 

d.

PPh Pasal 21 terutang

C.7 Kolom (5)

78

a.

Penerima uang pesangon, uang tebusan, pensiun , THT,  dan Hadiah

C.8 Kolom (2)

 

b.

Penghasilan Bruto

C.8 Kolom (3)

 

c.

Penghasilan sebagai dasar penerapan tariff

C.8 Kolom (4)

 

d.

PPh Pasal 21 terutang

C.8 Kolom (5)

79

a.

Petugas Dinas luar asuransi dan petugas penjaja barang dagangan

C.9 Kolom (2)

 

b.

Penghasilan Bruto

C.9 Kolom (3)

 

c.

Penghasilan Sebagai Dasar penerapan tariff

C.9 Kolom (4)

 

d.

PPh pasal 21 terutang

C.9 Kolom (5)

80

a.

Pejabat Negara, Pegawai negeri sipil, ABRI, dan pensiunan

C.10 Kolom (2)

 

b.

Penghasilan Bruto

C.10 Kolom (3)

 

c.

Penghasilan Sebagai Dasar penerapan tariff

C.10 Kolom (4)

 

d.

PPh pasal 21 terutang

C.10 Kolom (5)

81

a.

Pegawai/Pemberi jasa dengan status  WP luar negeri

C.11 Kolom (2)

 

b.

Penghasilan Bruto

C.11 Kolom (3)

 

c.

Penghasilan Sebagai Dasar penerapan tariff

C.11 Kolom (4)

 

d.

PPh pasal 21 terutang

C.11 Kolom (5)

82

a.

Jumlah Seluruh tidak tetap/ Harian WP luar negeri

C.12 Kolom (2)

 

b.

Penghasilan Bruto

C.12 Kolom (3)

 

c.

Penghasilan Sebagai Dasar penerapan tariff

C.12 Kolom (4)

 

d.

PPh pasal 21 terutang

C.12 Kolom (5)

 

 Formulir 1721 – C : DAFTAR PENGHASILAN YANG DIBAYARKAN KEPADA PENGURUS/ DEWAN KOMISARIS/ DEWAN PENGAWAS

 

83

Nama Pengurus/Dewan Komisaris/ Dewan Pengawas

Bagian A Kolom (2)

84

NPWP Pengurus/Dewan Komisaris/ Dewan Pengawas

Bagian A Kolom (3)

85

Penghasilan Bruto Dewan Pengurus/ Dewan Komisaris/ Dewan Pengawas

Bagian A Kolom (5)

86

PPh pasal 21 terutang Pengurus/ Dewan Komisaris/ Dewan Pengurus

Bagian A Kolom (6)

87

Nama Tenaga Ahli

Bagian B Kolom (2)

88

NPWP Tenaga Ahli

Bagian B Kolom (3)

89

Penghasilan Bruto Tenaga Ahli

Bagian B Kolom (5)

90

Penghasilan sebagai dasar penerapan tarif Tenaga Ahli

Bagian B Kolom (6)

91

PPh Pasal 21 Terutang Tenaga Ahli

Bagian B Kolom (7)

 Catatan : semua elemen berisi jumlah rupiah penuh tanpa sen

 


 

Lampiran III.12

Keputusan  Direktur Jenderal Pajak

Nomor  

:

KEP 35/PJ/2000

Tanggal

:

11 Februari  2000

 

NPWP

:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

NAMA WAJIB PAJAK

:

…………………………………………………

TAHUN PAJAK

:

…………………………………………………

 

I.

Unsur-unsur dalam SPT yang salah/ seharusnya diisi :

 

F.1.2 # Jumlah pada baris C  (Form 1721-A)

 

F.1.3#  Jumlah C kolom 4 (Form 1721-A)

 

F.1.4 # Jumlah C kolom 5 (Form 1721-A)

 

F.2.2 # Jumlah  angka 12 kolom  2 ( Form 1721 – B)

 

F.2.3 # Jumlah  angka 12 kolom  3 ( Form 1721 – B)

 

F.2.4 # Jumlah  angka 12 kolom  5 ( Form 1721 – B)

 

F.7 # (F3.4 + F2.4) –(F.4 + F.5) atau (F.4 + F.5) – (F.1.4 + F.2.4)

 

Form 1721 –A, Jumlah pada baris C# jumlah pada baris A + jumlah pada baris  B

 

Form 1721 –A, Jumlah C kolom 4 # Jumlah A kolom 4- /jumlah B kolom 4

 

Form 1721 –B, Jumlah Angka 12 kolom 2 # Penjumlahan  angka 1 s/d 5.11

 

Form 1721 –B, Jumlah kolom 3 # Penjumlahan kolom 3.1 s.d 3.11

 

Form 1721 –B, Jumlah kolom 4 # Penjumlahan kolom 4.1 s.d 4.11

 

Form 1721 –A, Jumlah kolom 5 # Penjumlahan kolom 5.1 s.d 5.11

II.

Ketepatan Waktu menyampaikan SPT dan menyetorkan SSP PPh Pasal 29

 

SPT Disampaikan lewat tanggal 31 Maret……………

 

SPT PPh Pasal 29 lewat tanggal 25 Maret……………

 

 

 

 

……………………………

Petugas Operator

 

 

……………………………

NIP

 

Berilah tanda √ dalam

 

yang sesuai

 

 


 

Lampiran III.13

Keputusan  Direktur Jenderal Pajak

Nomor  

:

KEP 35/PJ/2000

Tanggal

:

11 Februari  2000

 

 

LEMBAR PENGAWASAN ARUS DOKUMEN

Nomor   :

Tanggal :

 

N a m a

:

N.P.W.P.

:

Alamat

:

No. P.K.P.

:

 

 

Ms/Thn Pajak

:

Jenis Pajak

:

 

 

 

TEMPAT PELAYANAN TERPADU

U r a i a n

Prf / Tg

Surat diterima : 1. langsung

                        2. melalui pos

………………

………………

 

U r a i a n

Prf / Tg

Diteruskan ke :

1. Seksi : ………………………………

2. Diterima Seksi

3. Selesai diproses

 

………………

………………

………………

U r a i a n

Prf / Tg

    PENYIDIKAN

 

………………

………………

………………

………………

1. Diberitahukan ke penuntut umum

2. Penyidikan

3. Selesai disidik

4. Disampaikan ke penuntut umum

    PENETAPAN

 

………………

………………

………………

………………

………………

 

1. S T P

2. S K P N

3. S K P K B

4. S K P K B T

5. S K P L B

    RESTITUSI

 

………………

………………

1. S K P K P P

2. S P M K P

    PENGARSIPAN

 

………………

………………

 

………………

1. Dimasukkan ke induk berkas

2. Diteruskan ke :

    ………………

3. Diterima kembali

 

 

SEKSI TERKAIT

U r i a n

Prf / Tg

Diteruskan ke :

1. Seksi : ………………………………

2. Diterima Seksi

3. Selesai diproses

 

………………

………………

………………

Diteruskan ke :

1. Seksi : ………………………………

2. Diterima Seksi

3. Selesai diproses

 

………………

………………

………………

Diteruskan ke :

1. Seksi : ………………………………

2. Diterima Seksi

3. Selesai diproses

 

………………

………………

………………

PENGELOLAAN

SPT. Tahunan PPh / Masa PPN

U r a i a n

Prf / Tg

    PENGOLAHAN SPT

 

………………

………………

………………

………………

1. Dicatat pada 1Q - 1

2. Selesai di-Edit

3. Selesai direkam

4. Dicatat pada 1Q - 2

   PEMERIKSAAN

 

………………

 

………………

………………

6. Lengkap

7. Sederhana :

    7.1. Lapangan

    7.2. Kantor

 

 

 LOGO

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KANTOR WILAYAH                                               

KANTOR PELAYANAN PAJAK                              

 

Telepon :

 

        Facsimile :

 

 

BUKTI PENERIMAAN SURAT

Nomor :

 

N a m a

:

N.P.W.P.

:

Alamat

:

No. P.K.P.

:

 

 

Ms/Thn Pajak

:

Jenis Pajak

:

 

 

 

 

 

Petugas Penerima,