LAMPIRAN 1 KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA |
||
NOMOR |
: |
283/KMK.01/2001 |
TENTANG |
: |
PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI
LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN |
TEKNIK PENYUSUNAN KEPUTUSAN MENTERI
KEUANGAN DAN
KEPUTUSAN PIMPINAN UNIT ORGANISASI
ESELON I
DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN
I. |
Jenis Keputusan Menteri Keuangan |
||||||
|
A. |
Keputusan Menteri Keuangan yang
bersifat mengatur. |
|||||
|
B. |
Keputusan Menteri Keuangan yang
bersifat menetapkan. |
|||||
II. |
Bentuk Keputusan Menteri Keuangan
dan Keputusan Pimpinan Unit Organisasi Eselon I Di Lingkungan Departemen
Keuangan |
||||||
|
A. |
Keputusan Menteri Keuangan yang
bersifat mengatur yang ditandatangani oleh Menteri Keuangan. |
|||||
|
B. |
Keputusan Menteri Keuangan yang
bersifat menetapkan yang ditandatangani oleh Menteri Keuangan. |
|||||
|
C. |
Keputusan Menteri Keuangan yang
bersifat mengatur yang ditandatangani Pimpinan Unit Organisasi Eselon I
atas nama Menteri Keuangan. |
|||||
|
D. |
Keputusan Menteri Keuangan yang
bersifat menetapkan yang ditandatangani Pimpinan Unit Organisasi Eselon I
atau Eselon di bawahnya atas nama Menteri Keuangan. |
|||||
|
E. |
Keputusan Pimpinan Unit Organissi
Eselon I yang bersifat mengatur. |
|||||
|
F. |
Keputusan Pimpinan Unit Organissi
Eselon I yang bersifat menetapkan. |
|||||
IIA. |
Keputusan Menteri Keuangan yang
bersifat Mengatur yang ditandatangani oleh Menteri Keuangan |
||||||
1. |
Keputusan Menteri Keuangan dibuat
dalam kertas kop berlambang Garuda bewarna emas yang terletak di tengah
margin. |
||||||
2. |
Di bawah lambang Garuda tertera
tulisan Menteri Keuangan Republik Indonesia, seluruhnya ditulis dengan huruf
kapital, berwarna emas yang terletak di tengah margin. |
||||||
3. |
Keputusan Menteri Keuangan,
terdiri atas : |
||||||
|
A. |
Judul; |
|||||
|
B. |
Pembukaan; |
|||||
|
C. |
Batang Tubuh; |
|||||
|
D. |
Penutup; |
|||||
|
E. |
Lampiran (bila diperlukan). |
|||||
3A. |
Judul |
||||||
4. |
Setiap Keputusan Menteri Keuangan
diberi Judul. |
||||||
5. |
Judul Keputusan Menteri Keuangan
memuat keterangan mengenai nomor, tanda baca garis miring (/), huruf KMK.
tanda baca titik (.), nomor kodering unit pengusul, tanda baca garis miring
(/), tahun penetapan, tentang dan nama keputusan. |
||||||
6. |
Kata TENTANG ditulis seluruhnya
dengan huruf kapital tanpa spasi serta diletakkan di tengah margin. |
||||||
7. |
Nama Keputusan Menteri Keuangan
dibuat secara singkat dan mencerminkan isi yang diatur. |
||||||
8. |
Judul ditulis seluruhnya dengan
huruf kapital yang diletakkan di tengah margin tanpa diakhiri tanda baca. |
||||||
|
Contoh : KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45/KMK.06/2003 TENTANG PENERAPAN PRINSIP MENGENAL
NASABAH BAGI LEMBAGA KEUANGAN NON BANK |
||||||
9. |
Pada judul Keputusan Menteri
Keuangan tentang perubahan ditambahkan frasa "PERUBAHAN ATAS"
dengan huruf kapital semua di depan nama Keputusan Menteri Keuangan yang
diubah. |
||||||
10. |
Bagi Keputusan Menteri Keuangan
yang telah diubah lebih dari sekali, di antara kata "PERUBAHAN" dan
kata "ATAS" disisipkan bilangan tingkat yang menunjukkan tingkat
perubahan tersebut tanpa merinci perubahan sebelumnya. |
||||||
|
Contoh : KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR ......KMK.017/2003 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS KEPUTUSAN
MENTERI KEUANGAN NOMOR 45/KMK.06/2003 TENTANG
PENERAPAN PRINSIP MENGENAL NASABAH BAGI LEMBAGA KEUANGAN NON
BANK |
||||||
11. |
Pada judul Keputusan Menteri
Keuangan tentang pencabutan ditambahkan kata "PENCABUTAN" dengan
huruf kapital semua di depan nama Keputusan Menteri Keuangan yang dicabut. |
||||||
|
Contoh : KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR .......KMK.06/2003 TENTANG PENCABUTAN KEPUTUSAN MENTERI
KEUANGAN NOMOR 45/KMK.06/2003 TENTANG PENERAPAN
PRINSIP MENGENAL NASABAH BAGI LEMBAGA KEUANGAN NON BANK |
||||||
3B. |
Pembukaan |
||||||
12. |
Pembukaan Keputusan Menteri
Keuangan memuat : |
||||||
|
1. |
Jabatan pembentuk keputusan; |
|||||
|
2. |
Konseiderans; |
|||||
|
3. |
Dasar Hukum; |
|||||
|
4. |
Memutuskan; |
|||||
|
5. |
Menentapkan; |
|||||
|
6. |
Nama Keputusan Menteri Keuangan. |
|||||
3.B.1 |
Jabatan Pembentuk Keputusan |
||||||
13. |
Jabatan Pembentuk Keputusan |
||||||
|
a. |
Jabatan pembentuk keputusan
dicantumkan setelah nama peraturan, ditulis semuanya dengan huruf kapital dan
diakhiri dengan tanda baca koma (,). |
|||||
|
b. |
Jabatan-jabatan lain yang melekat
pada jabatan pembentuk keputusan tidak perlu dicantumkan, misalnya : Menteri Keuangan Republik
Indonesia selaku Pemegang Saham atau Wakil Pemerintah sebagai pemilik modal
dan lain-lain. |
|||||
|
Keterangan tentang
jabatan-jabatan tersebut dapat dimasukkan ke dalam konsiderans. |
||||||
3.B.2 |
Konsiderans |
||||||
14. |
Konsiderans diawali dengan kata
Menimbang yang dicantumkan setelah nama jabatan diletakkan di sebelah kiri
margin, huruf awal ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda
baca titik dua (:). |
||||||
15. |
Konsiderans memuat uraian singkat
mengenai pokok-pokok pikiran yang menjadi latar belakang dan alasan pembuatan
keputusan. |
||||||
16. |
Dalam hal peraturan yang lebih
tinggi menyatakan dengan jelas bahwa perlu diatur lebih lanjut dengan suatu
peraturan pelaksanaan tertentu, maka dalam konsiderans dapat merujuk pada
pasal-pasal tertentu dari peraturan yang lebih tinggi tersebut. |
||||||
|
Contoh : |
||||||
|
Menimbang |
: |
bahwa dalam rangka melaksanakan
ketentuan Pasal ..... (Undang-undang/Peraturan Pemerintah/Keputusan
Presiden/Keputusan Menteri keuangan) ditetapkan Keputusan Menteri Keuangan
tentang .......................................................................................; |
||||
17. |
Jika konsiderans memuat lebih
dari satu pokok pikiran, tiap-tiap pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam
rangkaian kalimat yang merupakan kesatuan pengertian, disusun secara
berurutan, tiap pokok pokiran diawali dengan huruf abjad, dirumuskan dalam
satu kalimat yang diawali dengan kata "bahwa" dan diakhiri dengan
tanda baca titik koma (;). |
||||||
18. |
Rumusan butur pertimbangan
terakhir berbunyi : |
||||||
|
|
"bahwa berdasarkan
pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, dan seterusnya, perlu
menetapkan Keputusan Menteri Keuangan tentang
......................................................". |
|||||
|
Contoh dari nomor 14, 15, 16, 17,
dan 18 : |
||||||
|
Menimbang |
: |
a. |
bahwa
...................................................................................................... |
|||
|
|
b. |
bahwa ..................................................................................................... |
||||
|
|
c. |
bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud, dalam huruf a, b dan seterusnya, perlu menetapkan
Keputusan Menteri Keuangan tentang
............................................................................; |
||||
3.B.3. |
Dasar Hukum |
||||||
19. |
Dasar hukum diawali dengan kata
Mengingat yang dicantumkan setelah Menimbang, huruf awal ditulis dengan huruf
kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik dua (:). |
||||||
20. |
Dasar hukum memuat peraturan
perundang-undangan yang memerintahkan pembuatan keputusan atau yang mempunyai
kaitan langsung dengan materi yang akan diatur. |
||||||
21. |
Dalam dasar hukum perlu
dicantumkan Keputusan Presiden mengenai pembentukan kabinet sebagai dasar
pejabat yang ditunjuk sebagai Menteri Keuangan menandatangani Keputusan Menteri
Keuangan. |
||||||
22. |
Yang dipakai sebagai dasar hukum
hanyalah peraturan perundang-undangan yang tingkat derajatnya sama atau lebih
tinggi. |
||||||
23. |
Keputusan Menteri Keuangan yang
akan dicabut tidak dimuat sebagai dasar hukum. |
||||||
24. |
Jika jumlah peraturan
perundang-undangan yang dijadikan dasar hukum lebih dari satu, urutan
pencantuman perlu memperhatikan tata urutan hierarki peraturan
perundang-undangan yang diurutkan secara kronologis berdasarkan saat
pengeluarannya. |
||||||
25. |
Dasar hukum yang bukan
Undang-Undang Dasar 1945 tidak perlu mencantumkan pasal, tetapi cukup
mencantumkan nama perturan perundang-undangan yang bersangkutan. |
||||||
26. |
Nama peraturan perundang-undangan
tertentu ditulis lengkapdisertai nomor Lembacaran Negara Republik Indonesia
dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia. Contoh : |
||||||
|
1. |
Undang-undang Nomor 19 Tahun 1992
tentang Merek (Lembacaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 81.
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3490); |
|||||
|
2. |
......................................................................................................... |
|||||
27. |
Judul peraturan
perundang-undangan dari zaman Hindia Belanda atau yang dikeluarkan oleh
Pemerintah Kolonial Belanda sampai dengan tanggal 27 Desember 1949 yang digunakan
sebagai dasar hukum, ditulis lebih dulu terjemahannya dalam bahasa Indonesia
dan kemudian judul asli Bahasa Belanda, dan dilengkapi dengan tahun dan nomor
Staatsblad yang dictak miring di antara tanda baca kurung ((...)). Contoh : |
||||||
|
1. |
Kitab Undang-undang Hukum Dagang (Wetboek
van Koophandel, Staatsblad 1847:23); |
|||||
|
2. |
................................................................................................................................ |
|||||
28. |
Ketetapan Majelis Permusyawaratan
Rakyat (TAP MPR), Instruksi Presiden dan Instruksi Menteri Keuangan tidak
digunakan sebagai dasar hukum, kecuali TAP MPR yang memerintahkan pembentukan
suatu peraturan. |
||||||
29. |
Jika dasar hukum lebih dari satu
peraturan perundang-undangan, maka tiap dasar hukum diawali dengan angka Arab
1, 2, 3 dan seterusnya dan diakhiri dengan tanda baca titik koma (;). |
||||||
29a. |
Dalam pembukaan dapat dicantumkan
diktum "Memperhatikan" setelah dasar hukum ditempatkan di sebelah
kiri margin sejajar kata "Menimbang", yang diawali dengan huruf
kapital dan diakhiri tanda baca titik dua (:). |
||||||
29b. |
Diktum "Memperhatikan"
memuat nomor surat dari suatu instansi terkait tentang Persetujuan atau
rekomendasi atau keterangan lain untuk mendukung penerbitan Keputusan Menteri
Keuangan. |
||||||
3.B.4 |
Memutuskan |
||||||
30. |
Kata "MEMUTUSKAN"
ditulis seluruhnya dengan huruf kapital tanda spasi, dan diakhiri dengan
tanda baca titik dua (:) serta diletakkan di tengah margin. Contoh : MEMUTUSKAN : |
||||||
3.B.5 |
Menetapkan |
||||||
31. |
Kata "Menetapkan"
dicantumkan setelah kata "MEMUTUSKAN" yang disejajarkan ke bawah
dengan kata Menimbang dan Mengingat, huruf awal kata Menetapkan ditulis
dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik dua (:). |
||||||
32. |
Nama yang tercantum dalam Judul
Keputusan Menteri Keuangan dicantumkan lagi setelah kata Menetapkan dan
didahului dengan jenis/bentuk Keputusan Menteri Keuangan tanpa frasa Republik
Indonesia serta ditulis seluruhnya dengan huruf kapital dan diakhiri dengan
tanda baca titik (.). Contoh dari nomor 31 dan 32: |
||||||
|
Menetapkan |
: |
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN
TENTANG PENERAPAN PRINSIP MENGENAL NASABAH BAGI LEMBAGA KEUANGAN NON BANK. |
||||
3.C. |
Batang Tubuh |
||||||
33. |
Batan tubuh Keputusan Menteri
Keuangan memuat semua substansi keputusan. |
||||||
34. |
Substansi dalam batang tubuh
dikelompokkan ke dalam : |
||||||
|
1. |
Ketentuan Umum; |
|||||
|
2. |
Materi Pokok yang Diatur; |
|||||
|
3. |
Ketentuan Sanksi Administratif
(bila diperlukan); |
|||||
|
4. |
Ketentuan Peralihan (bila
diperlukan); |
|||||
|
5. |
Ketentuan Penutup. |
|||||
35. |
Jika Keputusan Menteri Keuangan
mempunyai materi yang ruang lingkupnya sangat luas dan karena itu mempunyai
banyak pasal, maka pasal-pasal tersebut dapat dikelompokkan menjadi bab,
bagian, dan paragraf. |
||||||
36. |
Pengelompokkan materi peraturan
perundang-undangan dalam bab, bagian, dan paragraf tidak merupakan keharusan. |
||||||
37. |
Pengelompokkan materi dalam bab,
bagian, dan paragraf dilakukan atas dasar kesamaan materi. |
||||||
38. |
Pada umumnya urutan
pengelompokkan adalah sebagai berikut : |
||||||
|
a. |
pasal-pasal (tanpa bab, bagian,
dan paragraf); |
|||||
|
b. |
bab dengan pasal-pasal, tanpa
bagian dan paragraf; |
|||||
|
c. |
bab dengan bagian dan
pasal-pasal, tanpa paragraf; |
|||||
|
d. |
bab dengan bagian dan paragraf
yang berisi pasal-pasal. |
|||||
39. |
Bab |
||||||
|
a. |
kata bab seluruhnya ditulis
dengan huruf kapital. |
|||||
|
b. |
bab diberi nomor urut dengan
angka Romawi dan judul bab seluruhnya ditulis dengan huruf kapital. |
|||||
|
|
Contoh : BAB I KETENTUAN UMUM |
|||||
CONTOH BENTUK KEPUTUSAN B.2.b.
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR
/KMK....UP....TAHUN</< a>font> TENTANG ( nama peraturan semuanya
menggunakan huruf kapital, dan diakhiri tanpa tanda baca ) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA, |
|||||||
Menimbang |
: |
a. |
Bahwa
..................................................................................................; |
||||
|
|
b. |
Bahwa
..................................................................................................; |
||||
|
|
c. |
bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu menetapkan Keputusan Menteri
Keuangan tentang................................................ |
||||
|
|
|
|
||||
Mengingat |
: |
1. |
..................................................................................................; |
||||
|
|
2. |
..................................................................................................; |
||||
|
|
3. |
..................................................................................................; |
||||
MEMUTUSKAN : |
|||||||
Menetapkan |
: |
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TENTANG [Nama peraturan
semuanya menggunakan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik (.)] |
|||||
PERTAMA |
: |
..................................................................................................; |
|||||
KEDUA |
: |
..................................................................................................; |
|||||
KETIGA |
: |
..................................................................................................; |
|||||
KEEMPAT |
: |
Apabila dikemudian hari ternyata
terdapat kekeliruan dalam Keputusan Menteri Keuangan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya. |
|||||
Keputusan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada
tanggal ................................................................ |
|||||||
Salinan Keputusan Menteri Keuangan ini disampaikan
kepada : |
|||||||
1. |
..................................................................................................; |
||||||
2. |
..................................................................................................; |
||||||
3. |
Dst, |
||||||
|
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal ...................... MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NAMA (tanpa gelar dan atau pangkat) |
||||||
Asli Keputusan Menteri Keuangan
ini disampaikan kepada yang bersangkutan untuk diketahui dan dipergunakan
sebagaimana mestinya. |
|||||||
CONTOH BENTUK KEPUTUSAN B.2.c.
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR
/KMK....UP....TAHUN</< a>font> TENTANG ( nama peraturan semuanya
menggunakan huruf kapital, dan diakhiri tanpa tanda baca ) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA, |
|||||||
Menimbang |
: |
a. |
bahwa
..................................................................................................; |
||||
|
|
b. |
bahwa ..................................................................................................; |
||||
|
|
c. |
bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu menetapkan Keputusan Menteri
Keuangan tentang............................. |
||||
|
|
|
|
||||
Mengingat |
: |
1. |
..................................................................................................; |
||||
|
|
2. |
..................................................................................................; |
||||
|
|
3. |
..................................................................................................; |
||||
MEMUTUSKAN : |
|||||||
Menetapkan |
: |
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TENTANG [Nama peraturan
semuanya menggunakan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik (.)] |
|||||
PERTAMA |
: |
..................................................................................................; |
|||||
KEDUA |
: |
..................................................................................................; |
|||||
KETIGA |
: |
Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan
dalam Keputusan Menteri Keuangan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya. |
|||||
KEEMPAT |
: |
Keputusan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada
tanggal ...................................... |
|||||
Salinan Keputusan Menteri Keuangan ini disampaikan
kepada : |
|||||||
1. |
..................................................................................................; |
||||||
2. |
..................................................................................................; |
||||||
3. |
Dst, |
||||||
|
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal ....................... MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NAMA (tanpa gelar dan atau pangkat) |
||||||
Asli Keputusan Menteri Keuangan
ini disampaikan kepada yang bersangkutan untuk diketahui dan dipergunakan
sebagaimana mestinya. |
|||||||
CONTOH BENTUK KEPUTUSAN B.2.d.
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR
/KMK....UP....TAHUN TENTANG ( nama peraturan semuanya
menggunakan huruf kapital, dan diakhiri tanpa tanda baca ) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA, |
|||||||
Menimbang |
: |
a. |
bahwa
..................................................................................................; |
||||
|
|
b. |
bahwa ..................................................................................................; |
||||
|
|
c. |
bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu menetapkan Keputusan Menteri
Keuangan tentang................................ |
||||
|
|
|
|
||||
Mengingat |
: |
1. |
..................................................................................................; |
||||
|
|
2. |
..................................................................................................; |
||||
|
|
3. |
..................................................................................................; |
||||
MEMUTUSKAN : |
|||||||
Menetapkan |
: |
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TENTANG [Nama peraturan
semuanya menggunakan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik (.)] |
|||||
PERTAMA |
: |
..................................................................................................; |
|||||
KEDUA |
: |
..................................................................................................; |
|||||
KETIGA |
: |
Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan
dalam Keputusan Menteri Keuangan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya. |
|||||
KEEMPAT |
: |
Keputusan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada
tanggal ........................ |
|||||
Salinan Keputusan Menteri Keuangan ini disampaikan
kepada : |
|||||||
1. |
..................................................................................................; |
||||||
2. |
..................................................................................................; |
||||||
3. |
Dst, |
||||||
Asli Keputusan Menteri Keuangan
ini disampaikan kepada yang bersangkutan untuk diketahui dan dipergunakan
sebagaimana mestinya. |
|||||||
|
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal ........................ MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NAMA (tanpa gelar dan atau pangkat) |
||||||
Asli Keputusan Menteri Keuangan
ini disampaikan kepada yang bersangkutan untuk diketahui dan dipergunakan
sebagaimana mestinya. |
|||||||
CONTOH BENTUK KEPUTUSAN C
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR
/KMK....UP....TAHUN TENTANG ( nama peraturan semuanya
menggunakan huruf kapital, dan diakhiri tanpa tanda baca ) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA, |
||||||
Menimbang |
: |
a. |
bahwa
..................................................................................................; |
|||
|
|
b. |
bahwa
..................................................................................................; |
|||
|
|
c. |
bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu menetapkan Keputusan Menteri
Keuangan tentang ....................... |
|||
|
|
|
|
|||
Mengingat |
: |
1. |
..................................................................................................; |
|||
|
|
2. |
..................................................................................................; |
|||
|
|
3. |
..................................................................................................; |
|||
MEMUTUSKAN : |
||||||
Menetapkan |
: |
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TENTANG [Nama peraturan
semuanya menggunakan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik (.)] |
||||
Pasal 1 |
||||||
..................................................................................................; |
||||||
Pasal 2 |
||||||
..................................................................................................; |
||||||
Dst, |
||||||
Keputusan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada
tanggal ditetapkan. |
||||||
Agar setiap orang mengetahuinya,
memerintahkan pengumuman Keputusan Menteri Keuangan ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia. |
||||||
|
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal ..................... SEKRETARIS JENDERAL, NAMA (tanpa gelar dan atau pangkat) NIP |
|||||
CONTOH BENTUK KEPUTUSAN D.1.
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR
/KM.1/TAHUN TENTANG ( nama peraturan semuanya
menggunakan huruf kapital, dan diakhiri tanpa tanda baca ) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA, |
|||||||
Menimbang |
: |
a. |
bahwa
..................................................................................................; |
||||
|
|
b. |
bahwa
..................................................................................................; |
||||
|
|
c. |
bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu menetapkan Keputusan Menteri
Keuangan tentang ..................... |
||||
|
|
|
|
||||
Mengingat |
: |
1. |
..................................................................................................; |
||||
|
|
2. |
..................................................................................................; |
||||
|
|
3. |
..................................................................................................; |
||||
MEMUTUSKAN : |
|||||||
Menetapkan |
: |
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TENTANG [Nama peraturan
semuanya menggunakan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik (.)] |
|||||
PERTAMA |
: |
..................................................................................................; |
|||||
KEDUA |
: |
..................................................................................................; |
|||||
KETIGA |
: |
..................................................................................................; |
|||||
KEEMPAT |
: |
Keputusan Menteri Keuangan ini mulai berlaku pada
tanggal ditetapkan. |
|||||
Salinan Keputusan Menteri Keuangan ini disampaikan
kepada : |
|||||||
1. |
..................................................................................................; |
||||||
2. |
..................................................................................................; |
||||||
3. |
Dst, |
||||||
Asli Keputusan Menteri Keuangan
ini disampaikan kepada yang bersangkutan untuk diketahui dan dipergunakan
sebagaimana mestinya. |
|||||||
|
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal ........................ SEKRETARIS JENDERAL, NAMA (tanpa gelar dan atau pangkat) NIP |
||||||
CONTOH BENTUK KEPUTUSAN D.2.a.1
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR ... /KM.3-4/SKOR/ ...
(tahun) TENTANG OTORISASI ANGGARAN BELANJA RUTIN
TAHUN ................. MENTERI KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA, |
|||||||
Membaca |
: |
................ (Latar belakang penerbitan Keputusan
Menteri Keuangan); |
|||||
|
|
|
|||||
Menimbang |
: |
bahwa tidak tersedianya dana untuk kegiatan rutin dalam
DIK atau dokumen anggaran rutin lainnya, maka perlu disediakan pembiayaan
anggaran rutin dengan menerbitkan SKOR dalam bentuk Keputusan Menteri
Keuangan tentang Otorisasi Anggaran Belanja Rutin Tahun ................ |
|||||
|
|
|
|
||||
Mengingat |
: |
1. |
Undang-undang APBN No. .......
Tahun ....... tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun ....... Nomor ....... , Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor .........); |
||||
|
|
2. |
Keputusan Presiden Nomor .......
Tahun ....... tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun ....... Nomor ....... :
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor .......); |
||||
|
|
3. |
Keputusan Menteri Keuangan No.
......KMK.03/....... tanggal ....... tentang Penggantian Pejabat yang Diberi
Kuasa untuk Atas Nama Menteri Keuangan RI Menandatangani Surat Keputusan
Otorisasi (SKO) atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; |
||||
|
|
|
|
||||
Memperhatikan |
: |
.............................................. (surat
rekomendasi dari instansi terkait, kalau ada); |
|||||
MEMUTUSKAN: |
|||||||
Menetapkan |
: |
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TENTANG OTORISASI ANGGARAN
BELANJA RUTIN TAHUN ..............(.) |
|||||
|
|
|
|||||
PERTAMA |
: |
Memberikan Kuasa Kepada
Direktorat Jenderal Anggaran (Kode) / Kepala Kantor Perbendaharaan dan Kas
Negara (Kode) melakukan pembayaran jumlah uang setinggi-tingginya Rp.
........................................... (================ Diisi dengan
huruf ===================== ) |
|||||
KEDUA |
: |
Membayar atas beban : |
|||||
|
|
a. |
Kode Anggaran |
: |
|
||
b. |
Program |
: |
|
||||
c. |
Kegiatan |
: |
|
||||
d. |
Kantor Satuan Kerja |
: |
|
||||
e. |
Mata Anggaran |
: |
|
||||
f. |
Lokasi |
: |
|
||||
|
|
|
|
|
|
||
KETIGA |
: |
Pembayaran dimaksud untuk keperluan .......................
(sesuai dengan peruntukannya). |
|||||
KEEMPAT |
: |
a. |
..................................................
(diisi ketentuan khusus/lain-lain, misalnya tata cara pembayaran, tahap
pembayaran dan lain-lain). |
||||
|
: |
b. |
Laporan realisasi/pencairan dana agar disampaikan kepada
Direktorat Jenderal Anggaran c/q. Direktorat Pembinaan Anggaran II. |
||||
|
|
|
|
||||
KELIMA |
: |
Keputusan Menteri Keuangan ini
berlaku sejak tanggal ........... sampai dengan akhir tahun anggaran, kecuali
ditentukan lain/khusus. |
|||||
Salinan Keputusan Menteri
Keuangan ini disampaikan kepada : |
|||||||
1. |
Ketua Badan Pemeriksa Keuangan; |
||||||
2. |
Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan; |
||||||
3. |
Kepala Badan Akuntansi Keuangan Negara Departemen
Keuangan (up. Kepala Pusat Akuntansi Barang Milik/Kekayaan Negara); |
||||||
4. |
Kepala Pusat Pengolahan Data dan Informasi Anggaran; |
||||||
5. |
............ (sesuai dengan kebutuhan). |
||||||
|
|
||||||
|
|
||||||
|
|
||||||
|
|
||||||
|
Ditetapkan
di Jakarta pada
tanggal ........................ DIREKTUR
JENDERAL ANGGARAN, NAMA
(tanpa gelar dan atau pangkat) NIP |
||||||
CONTOH BENTUK KEPUTUSAN D.2.a.2
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR ... /KM.3-4/SKOR/ ...
(tahun) TENTANG OTORISASI ANGGARAN BELANJA RUTIN
TAHUN ................. MENTERI KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA, |
||||||||
Membaca |
: |
................... (Latar belakang penerbitan Keputusan
Menteri Keuangan); |
||||||
|
|
|
||||||
Menimbang |
: |
bahwa dana yang disediakan dalam DIK tidak mencukupi,
maka perlu disediakan pembiayaan anggaran rutin dengan menerbitkan SKOR dalam
bentuk Keputusan Menteri Keuangan tentang Otorisasi Anggaran Belanja Rutin
Tahun .......... |
||||||
|
|
|
|
|||||
Mengingat |
: |
1. |
Undang-undang APBN No. .......
Tahun ....... tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun ....... Nomor ....... , Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor .........); |
|||||
|
|
2. |
Keputusan Presiden Nomor .......
Tahun ....... tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun ....... Nomor ....... :
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor .......); |
|||||
|
|
3. |
Keputusan Menteri Keuangan No.
......KMK.03/....... tanggal ....... tentang Penggantian Pejabat yang Diberi
Kuasa untuk Atas Nama Menteri Keuangan RI Menandatangani Surat Keputusan
Otorisasi (SKO) atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; |
|||||
|
|
|
|
|||||
Memperhatikan |
: |
.............................................. (surat
rekomendasi dari instansi terkait, kalau ada); |
||||||
MEMUTUSKAN: |
||||||||
Menetapkan |
: |
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TENTANG OTORISASI ANGGARAN
BELANJA RUTIN TAHUN ..............(.) |
||||||
|
|
|
||||||
PERTAMA |
: |
Memberikan Kuasa Kepada
Direktorat Jenderal Anggaran (Kode) / Kepala Kantor Perbendaharaan dan Kas
Negara (Kode) melakukan pembayaran jumlah uang setinggi-tingginya Rp.
........................................... (================ Diisi dengan
huruf ===================== ) |
||||||
KEDUA |
: |
Membayar atas beban : |
||||||
|
|
a. |
Kode Anggaran |
: |
|
|||
b. |
Program |
: |
|
|||||
c. |
Kegiatan |
: |
|
|||||
d. |
Kantor Satuan Kerja |
: |
|
|||||
e. |
Mata Anggaran |
: |
|
|||||
f. |
Lokasi |
: |
|
|||||
|
|
|
|
|
|
|||
KETIGA |
: |
Pembayaran dimaksud untuk keperluan
....................... (sesuai dengan peruntukannya). |
||||||
KEEMPAT |
: |
a. |
.....................................................
(diisi ketentuan khusus/lain-lain, misalnya tata cara pembayaran, tahap
pembayaran dan lain-lain). |
|||||
|
: |
b. |
Laporan realisasi/pencairan dana agar disampaikan kepada
Direktorat Jenderal Anggaran c/q. Direktorat Pembinaan Anggaran II. |
|||||
|
|
|
|
|||||
KELIMA |
: |
Keputusan Menteri Keuangan ini
berlaku sejak tanggal ........... sampai dengan akhir tahun anggaran, kecuali
ditentukan lain/khusus. |
||||||
Salinan Keputusan Menteri
Keuangan ini disampaikan kepada : |
||||||||
1. |
Ketua Badan Pemeriksa Keuangan; |
|||||||
2. |
Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan; |
|||||||
3. |
Kepala Badan Akuntansi Keuangan Negara Departemen
Keuangan (up. Kepala Pusat Akuntansi Barang Milik/Kekayaan Negara); |
|||||||
4. |
Kepala Pusat Pengolahan Data dan Informasi Anggaran; |
|||||||
5. |
............ (sesuai dengan kebutuhan). |
|||||||
|
|
|||||||
|
|
|||||||
|
|
|||||||
|
|
|||||||
|
Ditetapkan
di Jakarta pada
tanggal ........................ DIREKTUR
JENDERAL ANGGARAN, NAMA
(tanpa gelar dan atau pangkat) NIP |
|||||||
CONTOH BENTUK KEPUTUSAN D.2.b.1
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR ... /KM.3-4/SKOP/ ...
(tahun) TENTANG OTORISASI ANGGARAN BELANJA
PEMBANGUNAN TAHUN ................. MENTERI KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA, |
|||||||
Membaca |
: |
...................... (Latar belakang penerbitan
Keputusan Menteri Keuangan); |
|||||
|
|
|
|||||
Menimbang |
: |
bahwa dana yang disediakan dalam DIK tidak mencukupi,
maka perlu disediakan pembiayaan anggaran rutin dengan menerbitkan SKOR dalam
bentuk Keputusan Menteri Keuangan tentang Otorisasi Anggaran Belanja Rutin
Tahun .......... |
|||||
|
|
|
|
||||
Mengingat |
: |
1. |
Undang-undang APBN No. .......
Tahun ....... tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun ....... Nomor ....... , Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor .........); |
||||
|
|
2. |
Keputusan Presiden Nomor .......
Tahun ....... tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun ....... Nomor ....... :
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor .......); |
||||
|
|
3. |
Keputusan Menteri Keuangan No.
......KMK.03/....... tanggal ....... tentang Penggantian Pejabat yang Diberi
Kuasa untuk Atas Nama Menteri Keuangan RI Menandatangani Surat Keputusan
Otorisasi (SKO) atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; |
||||
|
|
|
|
||||
Memperhatikan |
: |
.............................................. (surat
rekomendasi dari instansi terkait, kalau ada); |
|||||
MEMUTUSKAN: |
|||||||
Menetapkan |
: |
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN
TENTANG OTORISASI ANGGARAN BELANJA PEMBANGUNAN TAHUN ..............(.) |
|||||
|
|
|
|||||
PERTAMA |
: |
Memberikan Kuasa Kepada
Direktorat Jenderal Anggaran (Kode) / Kepala Kantor Perbendaharaan dan Kas
Negara (Kode) melakukan pembayaran jumlah uang setinggi-tingginya Rp.
........................................... (================ Diisi dengan
huruf ===================== ) |
|||||
KEDUA |
: |
Membayar atas beban : |
|||||
|
|
a. |
Kode Anggaran |
: |
|
||
b. |
Program |
: |
|
||||
c. |
Kegiatan |
: |
|
||||
d. |
Kantor Satuan Kerja |
: |
|
||||
e. |
Mata Anggaran |
: |
|
||||
f. |
Lokasi |
: |
|
||||
|
|
|
|
|
|
||
KETIGA |
: |
Pembayaran dimaksud untuk keperluan
....................... (sesuai dengan peruntukannya). |
|||||
KEEMPAT |
: |
a. |
.................................. (diisi ketentuan
khusus/lain-lain, misalnya tata cara pembayaran, tahap pembayaran dan
lain-lain). |
||||
|
: |
b. |
Laporan realisasi/pencairan dana agar disampaikan kepada
Direktorat Jenderal Anggaran c/q. Direktorat Pembinaan Anggaran II. |
||||
|
|
|
|
||||
KELIMA |
: |
Keputusan Menteri Keuangan ini
berlaku sejak tanggal ........... sampai dengan akhir tahun anggaran, kecuali
ditentukan lain/khusus. |
|||||
Salinan Keputusan Menteri
Keuangan ini disampaikan kepada : |
|||||||
1. |
Ketua Badan Pemeriksa Keuangan; |
||||||
2. |
Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan; |
||||||
3. |
Kepala Badan Akuntansi Keuangan Negara Departemen
Keuangan (up. Kepala Pusat Akuntansi Barang Milik/Kekayaan Negara); |
||||||
4. |
Kepala Pusat Pengolahan Data dan Informasi Anggaran; |
||||||
5. |
............ (sesuai dengan kebutuhan). |
||||||
|
|
||||||
|
|
||||||
|
|
||||||
|
|
||||||
|
Ditetapkan
di Jakarta pada
tanggal ........................ DIREKTUR
JENDERAL ANGGARAN, NAMA
(tanpa gelar dan atau pangkat) NIP |
||||||
CONTOH BENTUK KEPUTUSAN D.2.b.2
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA NOMOR ... /KM.3-4/SKOP/ ...
(tahun) TENTANG OTORISASI ANGGARAN BELANJA
PEMBANGUNAN TAHUN ................. MENTERI KEUANGAN REPUBLIK
INDONESIA, |
|||||||
Membaca |
: |
.................... (Latar belakang penerbitan
Keputusan Menteri Keuangan); |
|||||
|
|
|
|||||
Menimbang |
: |
bahwa dana yang disediakan dalam DIK tidak mencukupi,
maka perlu disediakan pembiayaan anggaran rutin dengan menerbitkan SKOR dalam
bentuk Keputusan Menteri Keuangan tentang Otorisasi Anggaran Belanja Rutin
Tahun .......... |
|||||
|
|
|
|
||||
Mengingat |
: |
1. |
Undang-undang APBN No. .......
Tahun ....... tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun ....... Nomor ....... , Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor .........); |
||||
|
|
2. |
Keputusan Presiden Nomor .......
Tahun ....... tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun ....... Nomor ....... :
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor .......); |
||||
|
|
3. |
Keputusan Menteri Keuangan No.
......KMK.03/....... tanggal ....... tentang Penggantian Pejabat yang Diberi
Kuasa untuk Atas Nama Menteri Keuangan RI Menandatangani Surat Keputusan
Otorisasi (SKO) atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; |
||||
|
|
|
|
||||
Memperhatikan |
: |
.............................................. (surat
rekomendasi dari instansi terkait, kalau ada); |
|||||
MEMUTUSKAN: |
|||||||
Menetapkan |
: |
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN
TENTANG OTORISASI ANGGARAN BELANJA PEMBANGUNAN TAHUN ..............(.) |
|||||
|
|
|
|||||
PERTAMA |
: |
Memberikan Kuasa Kepada
Direktorat Jenderal Anggaran (Kode) / Kepala Kantor Perbendaharaan dan Kas
Negara (Kode) melakukan pembayaran jumlah uang setinggi-tingginya Rp.
........................................... (================ Diisi dengan
huruf ===================== ) |
|||||
KEDUA |
: |
Membayar atas beban : |
|||||
|
|
a. |
Kode Anggaran |
: |
|
||
b. |
Program |
: |
|
||||
c. |
Kegiatan |
: |
|
||||
d. |
Kantor Satuan Kerja |
: |
|
||||
e. |
Mata Anggaran |
: |
|
||||
f. |
Lokasi |
: |
|
||||
KETIGA |
: |
Pembayaran dimaksud untuk keperluan
....................... (sesuai dengan peruntukannya). |
|||||
KEEMPAT |
: |
a. |
.......................................................................................
(diisi ketentuan khusus/lain-lain, misalnya tata cara pembayaran, tahap pembayaran
dan lain-lain). |
||||
|
: |
b. |
Laporan realisasi/pencairan dana agar disampaikan kepada
Direktorat Jenderal Anggaran c/q. Direktorat Pembinaan Anggaran II. |
||||
|
|
|
|
||||
KELIMA |
: |
Keputusan Menteri Keuangan ini
berlaku sejak tanggal ........... sampai dengan akhir tahun anggaran, kecuali
ditentukan lain/khusus. |
|||||
|
Salinan Keputusan Menteri
Keuangan ini disampaikan kepada : |
||||||
|
1. |
Ketua Badan Pemeriksa Keuangan; |
|||||
|
2. |
Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan; |
|||||
|
3. |
Kepala Badan Akuntansi Keuangan Negara Departemen
Keuangan (up. Kepala Pusat Akuntansi Barang Milik/Kekayaan Negara); |
|||||
|
4. |
Kepala Pusat Pengolahan Data dan Informasi Anggaran; |
|||||
|
5. |
............ (sesuai dengan kebutuhan). |
|||||
|
|
|
|||||
|
|
|
|||||
|
Ditetapkan
di Jakarta pada
tanggal ........................ DIREKTUR
JENDERAL ANGGARAN, NAMA
(tanpa gelar dan atau pangkat) NIP |
||||||