MENU
DETAILS
-
BAB I KETENTUAN UMUM
-
BAB II OBYEK, TARIF, DAN YANG TERHUTANG BEA METERAI
-
BAB III PIHAK YANG TERUTANG DAN PEMUNGUT BEA METERAI
-
BAB IV PEMBAYARAN BEA METERAI YANG TERUTANG
-
BAB V METERAI TEMPEL, METERAI ELEKTRONIK, DAN METERAI DALAM BENTUK LAIN
-
BAB VI PEMETERAIAN KEMUDIAN
-
BAB VII LARANGAN BAGI PEJABAT YANG BERWENANG
-
BAB VIII FASILITAS PEMBEBASAN DARI PENGENAAN BEA METERAI
-
BAB IX KETENTUAN PIDANA
-
BAB X KETENTUAN LAIN-LAIN
-
BAB XI KETENTUAN PERALIHAN
-
BAB XII KETENTUAN PENUTUP
Bea Meterai
Susunan dalam Satu Naskah dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2020 tentang Bea Meterai
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan :
1. | Bea Meterai adalah pajak atas Dokumen. |
2. | Dokumen adalah sesuatu yang ditulis atau tulisan, dalam bentuk tulisan tangan, cetakan, atau elektronik, yang dapat dipakai sebagai alat bukti atau keterangan. |
3. | Tanda Tangan adalah tanda sebagai lambang nama sebagaimana lazimnya dipergunakan, termasuk paraf, teraan atau cap tanda tangan atau cap paraf, teraan atau cap nama, atau tanda lainnya sebagai pengganti tanda tangan, atau tanda tangan elektronik sebagaimana dimaksud dalam undang-undang di bidang informasi dan transaksi elektronik. |
4. | Meterai adalah label atau carik dalam bentuk tempel, elektronik, atau bentuk lainnya yang memiliki ciri dan mengandung unsur pengaman yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia, yang digunakan untuk membayar pajak atas Dokumen. |
5. | Pihak Yang Terutang adalah pihak yang dikenai Bea Meterai dan wajib membayar Bea Meterai yang terutang. |
6. | Pemeteraian Kemudian adalah pemeteraian yang memerlukan pengesahan dari pejabat yang ditetapkan oleh Menteri. |
7. | Setiap Orang adalah orang perseorangan dan/atau badan, baik yang berbentuk badan hukum maupun tidak berbadan hukum. |
8. | Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang keuangan. |
BAB I KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Penjelasan Pasal 1
Cukup jelas.
Cukup jelas.