1   2   3   4

 

 

LAMPIRAN III

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84/KMK.04/2003 TENTANG TATALAKSANA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PENERIMAAN NEGARA DALAM RANGKA IMPOR DAN PENERIMAAN NEGARA ATAS BARANG KENA CUKAI BUATAN DALAM NEGERI

 

 

TATALAKSANA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PENERIMAAN NEGARA

DALAM RANGKA IMPOR MELALUI POS INDONESIA

 

A.

Importir atau Penerimaan Kiriman Pabean

 

1.

Menerima Penetapan Pencacahan dan Pembeaan Kiriman Pos (PPKP) yang dibuat/ditetapkan oleh KPBC yang di dalamnya ditetapkan besarnya Penerimaan Negara Dalam Rangka Impor yang harus dibayar oleh Importir atau Penerima Kiriman Pabean.

 

2.

Mengisi dan menandatangani formulir SSPCP dengan lengkap dan benar, berdasarkan PPKP untuk Pembayaran Penerimaan Negara Dalam Rangka Impor.

 

3.

Melakukan pembayaran Penerimaan Negara Dalam Rangka Impor di Kantor PT. Pos Indonesia dengan menyerahkan :

 

 

a.

PPKP dan SSPCP yang telah diisi dengan lengkap dan benar; dan

 

 

b.

Uang Pembayaran yag jumlahnya sama dengan jumlah nominal yang tercantum dalam SSPCP yang bersangkutan.

 

4.

Meneriman kembali PPKP dan SSPCP dari PT. Pos Indonesia untuk dilengkapi dan diperbaiki, dalam hal pengisiannya belum lengkap dan benar.

 

5.

Menyerahkan kembali PPKP dan SSPCP yang telah dilengkapi dan diperbaiki beserta uang pembayaran sebagaimana dimaksud dalam butir 3.

 

6.

Meneriman barang kiriman dan SSPCP setelah melaksanakan pembayaran Penerimaan Negara Dalam Rangka Impor.

 

B.

PT Pos Indonesia

 

1.

Meneliti kebenaran pengisian SSPCP dengan data yang tercantum dalam PPKP.

 

2.

Menerima uang pembayaran yang jumlahnya sama dengan jumlah nominal yang tercantum dalam SSPCP apabila dokumen tersebut telah diisi dengan lengkap dan benar.

 

3.

Mengembalikan PPKP dan SSPCP kepada Importir atau Penerima Kiriman Pabean untuk dilengkapi dan diperbaiki, apabila pengisiannya belum lengkap dan benar.

 

4.

Menerima kembali PPKP dan SSPCP yang telah dilengkapi dan diperbaiki beserta uang pembayaran sebagaimana dimaksud dalam butir 2.

 

5.

Menyerahkan Barang Kiriman Pabean dan SSPCP kepada Importir atau Penerima Kiriman Pabean.

 

6.

Mendistribusikan SSPCP kepada :

 

 

a.

Lembar ke-1a untuk KPBC;

 

 

b.

Lembar ke-1b untuk Penyetor/Wajib Pajak;

 

 

c.

Lembar ke-2a untuk KPBC melalui KPKN;

 

 

d.

Lembar ke-2b dan ke-2c untuk KPP melalui KPKN;

 

 

e.

Lembar ke-3a dan ke-3b untuk KPP melalui Penyetor/Wajib Pajak; dan

 

 

f.

Lembar ke-4 untuk PT Pos Indonesia.

 

7.

Menjawab perintaan konfirmasi mengenai suatu pembayaran atau penyetoran apabila ada permintaan dari KPBC atau KPP.

 

C.

Kantor Pelayanan Bea dan Cukai (KPBC).

 

1.

Membuat/menetapkan PPKP dengan mencantumkan besarnya Penerimaan Negara Dalam Rangka Impor yang harus dibayar oleh Peneriman Kiriman Pabean , dalam rangkap 6 (enam) :

 

 

a.

Lembar ke-1 untuk KPBC pada kantor pos lalu Bea (setelah Penerimaan Negara Dalam Rangka Impor dibayar);

 

 

b.

Lembar ke-2 untuk loket Kantor PT. Pos Indonesia;

 

 

c.

Lembar ke-3 untuk penerima kiriman pabean;

 

 

d.

Lembar ke-4 untuk Kantor Pusat PT. Pos Indonesia;

 

 

e.

Lembar ke-5 untuk KPP; dan

 

 

f.

Lembar ke-6 untuk KPBC.

 

2.

Menyerahkan PPKP :

 

 

a.

Lembar ke-1 s/d ke-5, ke PT Pos Indonesia menyertai Barang Kiriman Pabean yang telah diperiksa/dicacah; dan

 

 

b.

Lembar ke-6 ke KPBC sebagai Arsip.

 

3.

Menerima PPKP lembar ke-1 dilampiri SSPCP lembar ke-1a dari Kantor PT Pos Indonesia.

 

4.

Melakukan penatausahaaan dokumen-dokumen yang berkenaan dengan Barang Kiriman Pabean termasuk SSPCP setiap hari sesuai petunjuk yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai.

 

5.

Melakukan rekonsiliasi dengan cara meneliti/mencocokkan PPKP lembar ke-1, SSPCP lembar ke-1a yang diterima dari PT. Kantor Pos Indonesia, dengan PPKP lembar ke-6 yang ada pada KPBC.

 

6.

Memberitahukan kepada Kantor PT Pos Indonesia pada setiap akhir bulan, apabila PPKP lembar ke-1 beserta lampirannya belum diterima sebagaimana dimaksud dalam butir 3.

 

D.

Kantor Perbendaharaaan dan Kas Negara (KPKN).

 

1.

Menerima SSPCP lembar ke-2a, ke-2b dan ke-2c dari PT. Pos Indonesia.

 

2.

Mengirim SSPCP lembar ke-2a ke KPBC.

 

3.

Mengirim SSPCP lembar ke-2b dan ke-2c ke KPP.

 

4.

Menjawab permintaan konfirmasi mengenai suatu setoran apabila ada permintaan dari KPBC atau KPP.

 

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

 

ttd,

 

BOEDIONO

 

 

Salinan sesuai dengan aslinya

KEPALA BIRO UMUM

u.b.

KEPALA BAGIAN T.U. DEPARTEMEN

 

ttd.

 

KOEMORO WARSITO, S.H.

NIP 060041898


 

LAMPIRAN IV

 

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84/KMK.04/2003 TENTANG TATALAKSANA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PENERIMAAN NEGARA DALAM RANGKA IMPOR DAN PENERIMAAN NEGARA ATAS BARANG KENA CUKAI BUATAN DALAM NEGERI

 

 

 

 

DEPARTEMEN KEUANGAN RI
DIT. JEND. BEA DAN CUKAI
Kantor Pelayanan Bea dan Cukai ……

Kode Kantor :

DIT. JEND.PAJAK
Kantor Pelayanan Pajak ………

SURAT SETORAN PABEAN,
CUKAI DAN PAJAK DALAM
RANGKA IMPOR
(SSPCP)

 

Lembar ke-1a

:

KPBC

Lembar ke-1b

:

PENYETOR

Lembar ke-2a,2b,2c

:

KPKN

Lembar ke-3a,3b

:

KPP

Lembar ke-4

:

BANK/KANTOR

POS & GIRO

A.

NPWP

:

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Nama

:

.......................................................................

Alamat

:

.......................................................................

 

 

 

........................................................ Kode Pos

 

 

 

 

 

B.

BERDASARKAN DOKUMEN :

....................... NOMOR ............................................... TANGGAL ........................

C.

PENERIMAAN PABEAN DAN CUKAI

 

KODE MAP

JUMLAH SETORAN

Bea Masuk

 

0211

Rp..............

Bea Masuk berasal dari SPM hibah

 

0218

Rp..............

Denda Administrasi

 

0219

Rp..............

Penerimaan Pabean lainnya

 

0161

Rp..............

Cukai Hasil Tembakau

 

0162

Rp..............

Cukai Etil Alkohol

 

0163

Rp..............

Cukai Minuman Mengandung Etil Alkohol

 

0169

Rp..............

Penerimaan Cukai lainnya

 

0547

Rp..............

 

Kode Bagian Anggaran

 

 

 

PNBP/Jasa Pekerjaan

15.05

 

0547

Rp..............

 

KODE JENIS SETORAN

KODE MAP

 

PENERIMAAN PAJAK

 

 

 

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) impor

100

0132

Rp..............

NPWP :

cc ccc ccc c ccc ccc

 

 

 

NTPP

 

NTB

 

 

 

Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) impor

100

0134

Rp..............

NPWP :

cc ccc ccc c ccc ccc

 

 

 

NTPP

 

NTB

 

 

 

Pajak Penghasilan Pasal 22 (PPh Pasal 22) impor

100

0113

Rp..............

NPWP :

cc ccc ccc c ccc ccc

 

 

 

NTPP

 

NTB

 

 

 

 

Masa Pajak

Tahun

Jan

Feb

Mar

Apr

Mei

Jun

Jul

Ags

Sep

Okt

Nop

Des

 

 

 

 

Beri tanda silang pada salah satu kolom bukan untuk masa yang berkenaan

Diisi tahun terhutangnya pajak

 

Diterima oleh :

BANK

:

...................

Cabang

:

...................

No. SSPCP

:

...................

Unit KPKN

:

...................

Tanggal

:

...................

Waktu

:

...................

 

Cap dan tanda tangan

Nama Jelas : .......................

Diterima oleh :

Kantor Pos & Giro

:

...................

Cabang

:

...................

No. SSPCP

:

...................

Unit KPKN

:

...................

Tanggal

:

...................

Waktu

:

...................

 

Cap dan tanda tangan

Nama Jelas : .......................

 

Penyetor/Wajib Pajak
...............,Tgl...................
Cap dan tanda tangan

 

 

 

 

Nama Jelas : ...................

Catatan : Kurs yang digunakan sebagai Dasar penghitungan ................... = Rp ..............

 


 

I.

PETUNJUK PENGISIAN SURAT SETORAN PABEAN, CUKAI DAN PAJAK DALAM RANGKA IMPOR (SSPCP)

 

-

Pengsian SSPCP dilakukan dengan menggunakan huruf cetak kapital atau diketik.

 

-

Satu SSPCP digunakan untuk semua jenis penyetoran Penerimaan Pabean, Cukai dan Penerimaan Pajak dalam Rangka Impor, untuk satu dokumen pabean.

 

-

Kesalahan pengisian akan merugikan penyetor sendiri.

 

II.

CARA PENGISIAN

 

1.

Pada kolom Kantor Pelayanan Bea dan Cukai (KPBC) dan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) diisi :

 

 

-

KPBC tempat pemasukan barang dimana PIB diajukan, KPBC setempat dimana kiriman pos dilalubeakan atau KPBC yang menerbitkan Surat Tagihan;

 

 

-

KPP Importir atau Wajib Pajak.

 

2.

Huruf A

:

1.

Diisi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) yang dimiliki.

 

 

 

 

2.

Diisi nama Importir/Pemberitahu/Penyetor sesuai dengan kartu NPWP.

 

 

 

 

3.

Diisi alamat Importir/Pemberitahu/Penyetor sesuai dengan kartu NPWP.

 

3.

Huruf B

:

Diisi jenis, nomor dan tanggal dokumen yang digunakan sebagai dasar penyetoran (misalnya : PIB, PIBT, atau Surat Penetapan Kekurangan Pembayaran Bea Masuk, Cukai, PDRI dan atau denda administrasi ST/SP/SPSA).

 

4.

Huruf C

:

Diisi jenis penerimaan, Kode Mata Anggaran Penerimaan (MAP) dan Jumlah Setoran.

 

 

 

 

-

Bea Masuk

0211

 

 

 

 

-

Bea Masuk berasal dari SPM hibah

0212

 

 

 

 

-

Denda Administrasi

0218

 

 

 

 

-

Penerimaan Pabean lainnya

(misalnya bunga dan biaya surat paksa)

0219

 

 

 

 

-

Cukai Hasil Tembakau

0161

 

 

 

 

-

Cukai Etil Alkohol

0162

 

 

 

 

-

Cukai Minuman Mengandung Etil Alkohol

0163

 

 

 

 

-

Penerimaan Cukai Lainya (misalnya : bunga, biaya surat paksa, biaya pengganti pencetakan pita cukai, biaya pengganti pembuatan label tanda pengawasan )

0169

 

 

 

 

-

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)/Jasa Pekerjaan

0547

 

 

 

 

-

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) impor

0132

 

 

 

 

-

Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) impor

0134

 

 

 

 

-

Pajak Penghasilan Pasal 22 (PPh Pasal 22) impor

0113

 

5.

Pada kolom NPWP yang berada pada kolom penerimaan pajak diisi NPWP yang dimiliki Importir atau Wajib Pajak yang sesuai dengan lokasi pembayaran penerimaan Pajak tersebut, dalam hal NPWP tersebut berbeda dengan NPWP pada huruf A.

 

6.

Pada kolom yang berkenaan dengan Masa Pajak, diberi tanda silang pada kolom bulan untuk masa yang berkenaan serta diisi tahun terhutangnya pajak untuk setoran yang dimaksud.

 

7.

Huruf D : Diisi jumlah seluruh Pabean, Cukai dan Pajak dengan angka dan huruf.

 

8.

Pada kolom Penyetor/Wajib Pajak, diisi tanggal /bulan/tahun pengisian SSPCP, Cap,-Tanda tangan dan Nama Jelas Penyetor /Wajib Pajak.

 

9.

Pada kolom pengesahan Bank atau Kantor Pos dan Giro diisi secara lengkap meliputi : (diisi oleh petugas Bank/Kantor Pos dan Giro)

 

 

-

Nama Bank/Kantor Pos dan Giro tempat penyetoran;

 

 

-

Cabang Bank/Kantor Pos dan Giro tempat penyetoran;

 

 

-

Nomor SSPCP;

 

 

-

Unit KPKN;

 

 

-

Tanggal, bulan dan tahun penyetoran;

 

 

-

Waktu penyetoran (jam dan menit); dan

 

 

-

Tanda tangan dan Nama jelas Petugas Bank/Kantor Pos dan Giro.

 

10.

Pada Kolom catatan diisi nilai kurs yang digunakan sebagai dasar penghitungan setoran.

 

 

 

III.

UKURAN DAN WARNA

 

 

Ukuran

:

210 x 297 MM.

 

 

Warna

:

Putih

 

 

Keterangan

:

Lembar ke-1a dan ke-1b (asli) jeis kertas HVS, lembar lainnya (copy) doorslag.

 

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

 

ttd,

 

BOEDIONO

 

 

Salinan sesuai dengan aslinya

KEPALA BIRO UMUM

u.b.

KEPALA BAGIAN T.U. DEPARTEMEN

 

ttd.

 

KOEMORO WARSITO, S.H.

NIP 060041898