DAFTAR ISI
1. |
LAMPIRAN 1 |
|
|
PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DAN OTOMATISASI DAFTAR BIAYA
KOMPONEN BANGUNAN (DBKB). |
|
|
1.1 |
PENDAHULUAN |
|
1.2 |
TAHAP-TAHAP PENYUSUNAN DBKB |
|
1.3 |
FORMULASI MODEL DBKB |
|
1.4 |
PENGGUNAAN TABEL DBKB 2000 |
|
1.5 |
PENUTUP |
2. |
LAMPIRAN 2 |
|
|
TABEL DBKB KOMPONEN UTAMA (JPB
2,3,4,5,6,7,8,9,12,13,14,15 DAN 16) |
|
3. |
LAMPIRAN 3 |
|
|
TABEL DBKB KOMPONEN MATERIAL |
|
4. |
LAMPIRAN 4 |
|
|
DAFTAR KOMPONEN FASILITAS |
|
5. |
LAMPIRAN 5 |
|
|
TABEL PENYUSUTAN |
|
6. |
LAMPIRAN 6 |
|
|
LEMBAR KERJA PERHITUNGAN NJOP BANGUNAN |
|
7. |
LAMPIRAN 7 |
|
|
TABEL KONVERSI KELAS BANGUNAN |
|
8. |
LAMPIRAN 8 |
|
|
CONTOH PENGGUNAAN TABEL DAN PERHITUNGAN NJOP BANGUNAN |
|
9. |
LAMPIRAN 9 |
|
|
CONTOH PERHITUNGAN NJOP BANGUNAN MENGGUNAKAN TABEL DBKB |
|
10. |
LAMPIRAN 10 |
|
|
Lampiran SPOP dan Petunjuk Pengisian LSPOP |
Lampiran 1 |
: |
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak |
Nomor |
: |
SE-62/Pj.6/1999 |
Tanggal |
: |
21 Oktober 1999 |
PETUNJUK
TEKNIS PENGGUNAAN DAN OTOMATISASI
DAFTAR
BIAYA KOMPONEN BANGUNAN (DBKB)
1.
PENDAHULUAN
Dalam rangka menunjang dan memperlancar pelaksanaan tugas Direktorat Pajak Bumi dan Bangunan untuk menentukan Nilai Jual Pajak (NJOP) secara cepat dan optimal sesuai dengan kondisi pasar, maka diperlukan upaya-upaya peningkatan kualitas data dan sarana penunjang. Salah satu upaya mendesak untuk segera dilaksanakan sehubungan dengan kebutuhan peningkatan penerimaan PBB adalah pengembangan system Daftar Biaya Komponen Bangunan (DBKB) yang berlaku terhadap harga pasar agar selalu dapat diperbaharui (di update) dengan cepat dan efisien.
Pada
dasarnya penyusutan DBKB terdahulu dilatarbelakangi oleh struktur gedung dengan
karakteristik khusus yang tidak dapat digeneralisasi menjadi struktur
sederhana. Karakteristik khusus tersebut antara lain terdapat dalam komponen
penyusun (struktur maupun pelapis/finishing), fasilitas pendukung, fungsi dan
wujud bangunan.
Penilaian
bangunan secara individual untuk obyek-obyek non standar ini dilakukan
menggunakan metode pendekatan biaya (cost approach). Penilaian tersebut pad dasarnya
dilakukan dengan menghitung secara rinci semua komponen bangunan baru
(Replacement Cost New) per meter persegi bangunan dikurangi dengan
penyusutannya (Depreciation). Penerapan DBKB tersebut dikelompokkan berdasarkan
jenis penggunaan bangunan (JPB) sesuai dengan tipe konstruksinya yaitu :
Jenis Penggunaan Bangunan |
1 |
(JPB 1) |
: |
Perumahan, |
Jenis Penggunaan Bangunan |
2 |
(JPB 2) |
: |
Perkantoran, |
Jenis Penggunaan Bangunan |
3 |
(JPB 3) |
: |
Pabrik, |
Jenis Penggunaan Bangunan |
4 |
(JPB 4) |
: |
Mal/pertokoan/pasar/ruko, |
Jenis Penggunaan Bangunan |
5 |
(JPB 5) |
: |
Rumah sakit/klinik, |
Jenis Penggunaan Bangunan |
6 |
(JPB 6) |
: |
Gedung olah raga/rekreasi, |
Jenis Penggunaan Bangunan |
7 |
(JPB 7) |
: |
Hotel/restoran/wisma, |
Jenis Penggunaan Bangunan |
8 |
(JPB 8) |
: |
Bengkel/gudang/pertanian, |
Jenis Penggunaan Bangunan |
9 |
(JPB 9) |
: |
Gedung pemerintah, |
Jenis Penggunaan Bangunan |
10 |
(JPB 10) |
: |
Lain-lain, |
Jenis Penggunaan Bangunan |
11 |
(JPB 11) |
: |
Bangunan tidak kena pajak, |
Jenis Penggunaan Bangunan |
12 |
(JPB 12) |
: |
Basemen/bangunan parkir, |
Jenis Penggunaan Bangunan |
13 |
(JPB 13) |
: |
Apartemen/kondominium, |
Jenis Penggunaan Bangunan |
14 |
(JPB 14) |
: |
Pompa bensin, |
Jenis Penggunaan Bangunan |
15 |
(JPB 15) |
: |
Tangki minyak, |
Jenis Penggunaan Bangunan |
16 |
(JPB 16) |
: |
Gedung sekolah. |
Karakteristik Daftar Biaya
Komponen Bangunan (DBKB) ini antara lain adalah :
a) |
Latar belakang (background),
formulasi dan diagram alur program (flow chart) dapat diketahui sehingga
dapat dilakukan updating secara tepat dan cepat, |
|
b) |
Sudah dapat mengakomodasi
perubahan-perubahan yang terjadi terhadap factor internal dan eksternal
secara cepat, |
|
c) |
Konsep pembagian jumlah lantai
dan komposisi material penyususn bangunan disusun secara rinci sesuai dengan
kondisi actual gedung yang dinilai, |
|
d) |
Kriteria banguna terdiri dari
16 Jenis Penggunaan Bangunan (JPB) dan 19 macam fasilitas pendukung, |
|
e) |
Penggolongan bangunan dibagi
ke dalam 3 komponen yaitu : |
|
|
- |
Komponen struktur utama, yaitu
komponen struktur rangka bangunan yang terdiri dari fondasi, pelat lantai,
kolom, balok, tangga dan dinding geser. Struktur bangunan bawah tanah
(basemen) dalam perhitungannya dikeluarkan dari struktur utama, |
|
- |
Komponen struktur material,
yaitu komponen pelapis (kulit) struktur rangka bangunan, |
|
- |
Komponen fasilitas, yaitu
merupakan komponen pelengkap fungsi bangunan. |
2.
TAHAP-TAHAP PENYUSUNAN DBKB
DBKB merupakan
salah satu aturan yang akan digunakan oleh semua KP PBB untuk menentukan Nilai
Jual Objek Pajak (NJOP). Oleh karena itu penyusunan DBKB harus dilakukan secara
cermat sesuai dengan kaidah-kaidah struktur dan non struktur. Karena struktur
bangunan dewasa ini sangat beragam, maka diperlukan teknik pengukuran yang
mampu memberikan informasi ke arah kebijakan yang bertujuan meningkatkan
penerimaan.
Penyusunan
DBKB ini dilakukan secara bertahap dengan maksud agar diperoleh hasil yang
maksimal dengan memanfaatkan data-data yang sudah ada. Tahapan-tahapn tersebut
antara lain:
a) |
Menentukan material penyusun
bangunan yang akan digunakan sebagai data masukan (input) bagi perhitungan komponen
struktur bangunan. Harga material yang di-input-kan merupakan harga material
tahun 1999 untuk wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya. |
b) |
Menghitung harga satuan dengan
menggunakan metode BOW yang telah disesuaikan bagi komponen utama dan metode unit
in place bagi komponen material, |
c) |
Menghitung nilai bangunan per
JPB menggunakan model yang telah dipilih sehingga dihasilkan nilai DBKB per
meter persegi untuk setiap lantainya, |
d) |
Melakukan generalisasi nilai
DBKB komponen utama dan material menggunakan metode statistik tertentu,
sehingga dihasilkan sebuah formula tren untuk memprediksi (forecast) jumlah
lantai bangunan menjadi “tidak terbatas”, |
e) |
Menghitung nilai DBKB fasilitas
pendukung menggunakan model yang telah ditentukan, sehingga diperoleh nilai
komponen fasilitas lengkap dengan sistem pendukungnya, |
f) |
Menghitung nilai DBKB total
dengan cara menjumlahkan nilai DBKB komponen utama, komponen material dan komponen
fasilitas, |
g) |
Biaya yang terdapat dalam
formula ini dihitung dalam ribuan rupiah dan sudah termasuk biaya langsung
(direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost), |
h) |
Perubahan nilai (up dating) DBKB
ini dapat dilakukan dengan cara meng-up date harga-harga material sesuai
dengan fluktuasi di pasar, |
i) |
Besarnya penyusutan dihitung
berdasarkan table yang tercantum dalam KEP-04/PJ.6/1998 tanggal 16 Juni 1998
lampitan 30. |
3.
FORMULASI MODEL
DBKB
Formulasi model untuk optimalisasi penghitungan DBKB dibagi ke-dalam tiga bagian utaman seperti dalam KEP-04/PJ.6/1998, yaitu komponen utama, komponen material dan fasilitas. Data masukan terdiri dari 27 macam (11 macam komponen utama material dan 16 macam komponen fasilitas) mencakup seluruh komponen pekerjaan, sedangkan detail data masukan diusahakan seminimal mungkin dengan memperhatikan komposisi optimal.
Gambar 1.
Formulasi perhitungan DBKB Non Standar
Biaya langsung (direct cost)
yang diperhitungkan dalam formulasi ini antara lain:
1. |
Komponen utama meliputi : |
1.1. |
Pekerjaan persiapan : |
1.1.1. |
Pagar pembatas sementara, |
1.1.2. |
Peralatan pekerjaan lapangan
(site), |
1.1.3. |
Pemasangan pembatas as-as pengukuran
(bouwplank), |
1.2. |
Pekerjaan bawah tanah
(substruktur): |
1.2.1. |
Pemasangan tiang pancang
(piling system), |
1.2.2. |
Penggalian (excavation), |
1.2.3. |
Pemotongan tiang pancang, |
1.2.4. |
Pelat pengikat fondasi tiang pancang
(pile cap) |
1.2.5. |
Balok pengikat antar kolom
(tie beam), |
1.2.6. |
Dinding penahan tanah
(retaining wall) |
1.2.7. |
Pelat lantai basemen, kolom
basemen, tangga, dinding geser (shear wall), |
1.2.8. |
Pembuangan tanah (disposal) dan
urugan tanah kembali (backfilling). |
1.3. |
Pekerjaan atas tanah
(superstruktur): |
1.3.1. |
Balok lantai, |
1.3.2. |
Kolom lantai, |
1.3.3. |
Pelat lantai, |
1.3.4. |
Dinding geser, |
1.3.5. |
Tangga. |
|
|
2. |
Komponen material meliputi : |
2.1. |
Material dinding dalam,
merupakan material pembentuk diding dalam, misalnya tembok bata yang dilapis
dengan cat, maka material dinding dalamnya adalah pasangan bata ˝ batu dan
pelapis dinding dalamnya adalah cat, |
2.2. |
Material dinding luar,
merupakan material pembentuk dinding luar, namun demikian jika dinding luar
terbuat dari kaca, maka material dinding luarnya adalah kaca sedangkan
pelapisnya tidak ada, |
2.3. |
Pelapis (finishing) dinding
dalam, |
2.4. |
Pelapis (finishing) dinding luar, |
2.5. |
Langit-langit (ceiling), |
2.6. |
Penutup atap, |
2.7. |
Penutup lantai, |
2.8. |
Sanitasi |
|
|
3. |
Komponen fasilitas meliputi : |
3.1. |
Pendingin ruangan (Air
conditioner), |
3.2. |
Lift (elevator), |
3.3. |
Tangga berjalan (escalator), |
3.4. |
Pgar pembatas halaman, |
3.5. |
Proteksi api, |
3.6. |
Pembangkit tenaga listrik
(genset), |
3.7. |
Jaringan telepon (PABX), |
3.8. |
Sumur artesis, |
3.9. |
Sistem air panas (boiler), |
3.10. |
Sistem mekanis dan kelistrikan
(mechanical-electrical), |
3.11. |
Sistem Perpipaan (plumbing), |
3.12. |
Sistem penangkal petir, |
3.13. |
Sistem pengolahan limbah
(water treatment plant), |
3.14. |
Sistem tata suara, |
3.15. |
Video intercom, |
3.16. |
Sistem petelevisian (MATV dan
CCTV) |
3.17. |
Kolam renang, |
3.18. |
Perkerasan, |
3.19. |
Lapangan tenis, |
3.20. |
Bak penampungan air
(reservoir). |
|
|
|
Sedangkan biaya tidak langsung
(indirect cost) yang turut pula diperhitungkan adalah : |
1. |
PPN, |
2. |
IMB dan biaya lain yang
berhubungan dengan masalah hokum |
3. |
Biaya perencanaan bangunan
(arsitektur), |
4. |
Profit kontraktor, |
5. |
Asuransi dll, |
3.1.
Analisa harga satuan komponen utama.
Analisa harga satuan komponen utama diperlukan untuk memformulasikan komponen-komponen penyusun bangunan menjadi sebuah unit struktur. Analisa ini diformulasikan menggunakan metode BOW yang telah disesuaikan. Dalam hal ini setiap komponen penyusun diuraikan menjadi elemen-elemen bangunan yang lebih spesifik. Misalnya untuk membuat 1 m3 balok beton bertulang diperlukan material penyusun sebagai berikut :
a) |
Perancah (bekisting), |
|
|
Rp |
229.750,- |
|||
|
- |
Triplek |
1,0 m2 x 42.000,- |
= |
Rp |
42.000,- |
|
|
|
- |
Kayu |
0,4 m3 x 425.000,- |
= |
Rp |
170.000,- |
|
|
|
- |
Paku |
4,0 kg x 2.000,- |
= |
Rp |
8.000,- |
|
|
|
- |
Scaffolding |
3,0 unit x 18.500,- |
= |
Rp |
55.500,- |
|
|
|
- |
Mandor |
0,1 x 17.500,- |
= |
Rp |
1.750,- |
|
|
|
- |
Kepala tukang |
0,5 x 15.000,- |
= |
Rp |
7.500,- |
|
|
|
- |
Tukang kayu |
0,6 x 10.000,- |
= |
Rp |
6.000,- |
|
|
|
- |
Pekerja |
1,2 x 7.500,- |
= |
Rp |
9.000,- |
|
|
b) |
Pembesian : |
|
|
Rp |
383.450,- |
|||
|
- |
Besi beton |
110 kg x 3.300,- |
= |
Rp |
363.000,- |
|
|
|
- |
Kawat beton |
2 kg x 2.500,- |
= |
Rp |
5.000,- |
|
|
|
- |
Mandor |
0,015 x 17.500,- |
= |
Rp |
262,- |
|
|
|
- |
Kepala tukang |
0,225 x 15.000,- |
= |
Rp |
3.370,- |
|
|
|
- |
Tukang kayu |
0,675 x 10.000,- |
= |
Rp |
6.750,- |
|
|
|
- |
Pekerja |
0,675 x 7.500,- |
= |
Rp |
5.062,- |
|
|
c) |
Pengecoran K-350 |
|
|
Rp |
295.258,- |
|||
|
- |
Semen abu-abu |
8 zak x 15.000,- |
= |
Rp |
120.000,- |
|
|
|
- |
Split |
0,814 m3 x 40.000,- |
= |
Rp |
38.258,- |
|
|
|
- |
Pasir beton |
0,48 m3 x 40.000,- |
= |
Rp |
19.200,- |
|
|
|
- |
Admixture |
4,52 lt x 5.000,- |
= |
Rp |
22.600,- |
|
|
|
- |
Slump |
1 cm x 1.950,- |
= |
Rp |
1.950,- |
|
|
|
- |
Mandor |
0,3 x 17.500,- |
= |
Rp |
5.250,- |
|
|
|
- |
Kepala tukang |
0,2 x 15.000,- |
= |
Rp |
3.000,- |
|
|
|
- |
Tukang kayu |
1,0 x 10.000,- |
= |
Rp |
10.000,- |
|
|
|
- |
Pekerja |
6,0 x 7.500,- |
= |
Rp |
45.000,- |
|
|
Jumlah…………………………………………………………………………………………… |
Rp |
948.458,- |
Dari analisa harga satuan kemudian
dilakukan perhitungan struktur utama terhadap setiap komponen penyusun
struktur bangunan, dalam hal ini setiap JPB diwakili oleh 1 (satu) model
bangunan. Nilai bangunan model diperoleh dengan cara mengalikan volume dari
bangunan model dengan harga satuan yang diperoleh dari hasil perhitungan
harga satuan. |
Karakteristik perhitungan
komponen struktur utama yang digunakan disini adalah : |
|
3.1.1. |
Pekerjaan pendahuluan
(preliminaries): |
3.1.1.1. |
Terdiri dari seluruh pekerjaan
yang tidak langsung berhubungan dengan pekerjaan struktur utama, misalnya
pekerjaan persiapan, pengukuran, pekerjaan pembersihan dan lain-lain. |
3.1.1.2. |
Untuk mempermudah proses, maka
nilainya dihitung menggunakan prosentase dari seluruh pekerjaan struktur,
sedangkan angka prosentasenya dicari dari nilai aktualnya. |
3.1.2. |
Pekerjaan struktur dan
lain-lain : |
3.1.2.1. |
Nilainya dihitung dengan
volume actual dikalikan harga satuan dari perhitungan sebelumnya. |
3.1.2.2. |
Perhitungan nilai DBKB per
lantai dicari menggunakan metode kumulatif artinya dihitung dahulu nilai per
lantai bangunan dan kemudian dicari nilai kumulatif terhadap keseluruhan
lantai bangunan. |
3.1.2.3. |
Nilai akhir DBKB sudah
termasuk indirect cost. |
3.1.2.4. |
Luas bangunan sudah dikurangi
luas basemen. |
3.2.
Analisa harga satuan komponen material.
Analisa harga satuan komponen material dihitung menggunakan metode unit in place, artinya dihitun berapa jumlah material dan upah jika dibuat sebuah model ukuran 1 m2.
Contoh :
Harga satuan pasangan dinding ˝
batu (1:3) per m2:
- |
Batu bata |
50 bh x 100,- |
= |
Rp |
5.000,- |
|
|
- |
Pasir pasang |
0,316 m3 x 30.000,- |
= |
Rp |
9.480,- |
|
|
- |
Semen abu |
0,038 zak x 15.000,- |
= |
Rp |
570,- |
|
|
- |
Mandor |
0,0225 x 17.500,- |
= |
Rp |
393,- |
|
|
- |
Kepala tukang |
0,015 x 15.000,- |
= |
Rp |
225,- |
|
|
- |
Tukang kayu |
0,2 x 10.000,- |
= |
Rp |
1.500,- |
|
|
- |
Pekerja |
0,6 x 7.500,- |
= |
Rp |
3.375,- |
|
|
Jumlah……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………… |
Rp |
20.543,-m2 |
3.3.
Analisa Komponen fasilitas.
Formulasi
data komponen fasilitas pendukung bangunan terdiri dari tiga modul yaitu :
a) |
Modul Daftar Harga Komponen
fasilitas. |
b) |
Modul Perhitungan Harga
Fasilitas. |
c) |
Modul Daftar Harga Fasilitas. |
Setiap
modul memiliki fungsi yang berbeda dan berhubungan antara satu dengan lainnya. Modul
Daftar Harga Komponen Fasilitas adalah interface untuk up date data harga
komponen fasilitas. Modul Perhitungan Harga Fasilitas adalah proses pengolahan
data harga komponen fasilitas menjadi harga fasilitas dalam hal ini sudah
bersifat tetap (fixed) tidak dapat diubah. Sedangkan Modul Daftar Harga
Fasilitas adalah modul keluaran (output) yang memberikan daftar harga
fasilitas.
Gambar 2.
Hubungan antar modul komponen fasilitas
3.3.1.
Modul daftar harga komponen fasilitas.
Tujuan utama modul ini adalah sebagai sarana input untuk perubahan harga komponen fasilitas yang dikelompokkan menurut fasilitas (up date data). Modul program ini berisi daftar harga komponen fasilitas yang dikelompokkan menurut fasilitas yang dibentuknya.
Adapun
komponen yang tercantum pada daftar dalam modul ini memenuhi kriteria sebagai
berikut :
a) |
Seluruh komponen pembentuk
fasilitas sesuai dengan bangunan model. Contohnya adalah lift memiliki
komponen : car, instalasi daya penunjang, dump weather 3/3, ARD, supervisory
panel, dan test/com. |
b) |
Beberapa komponen yang
mewakili harga dari fasilitas yang dibentuknya. Dalam hal ini beberapa
komponen lainnya tidak disertakan karena pertimbangan: kontribusi harga
komponen terhadap harga fasilitas sangat kecil, komponen tersebut memiliki
jumlah dan spesifikasi yang banyak, atau komponen tersebut memiliki nilai
yang bervariasi seperti material alat bantu.
|
c) |
Mewakili salah satu dari
komponen fasilitas yang memiliki fungsi sama tetapi memiliki beberapa variasi
spesifikasi. Contohnya adalah AC split daya 2 PK digunakan juga untuk
perhitungan harga AC split daya lainnya 1 PK, 1.5 Pk, 2.5 PK, dan 3 PK. |
Daftar Harga Komponen Fasilitas
terdiri dari kolom : Jenis Komponen, Satuan, Harga, dan Tahun. Penjelasannya
adalah :
a) |
Jenis Komponen merupakan
daftar dari komponen pembentuk fasilitas. |
b) |
Satuan adalah satuan unit
untuk menjelaskan besaran satu komponen. |
c) |
Harga adalah harga satu satuan
komponen. |
d) |
Tahun adalah tahun harga
tersebut berlaku. |
Beberapa
jenis fasilitas dalam pengelompokannya digabungkan seperti hydrant dan
sprinkler, alarm kebakaran, dan intercom kebakaran masuk kelompok proteksi Api:
MATV dan CCTV masuk kelompok TV.
Cara melakukan up-dating data
adalah sebagai berikut :
a) |
Untuk suatu fasilitas yang
akan di up date, kumpulkan data harga komponen yang baru selengkap mungkin
sesuai dengan daftar komponen fasilitas yang tertera. |
b) |
Harga-harga baru tsb. Kemudian
dimasukkan pada kolom Harga yaitu dengan mengganti harga lama dengan harga
baru. Harga yang dimasukkan harus sesuai dengan harga satuan yang telah
ditetapkan pada kolom satuan. |
c) |
Kemudian isikan tahun harga
baru tersebut pada kolom Tahun yaitu dengan mengganti data tahun yang ada.
Kolom ini berfungsi sebagai keterangan untuk periode up-dating data
berikutnya. |
3.3.2.
Modul perhitungan harga fasilitas.
Modul ini merupakan proses pengolahan harga komponen menjadi harga fasilitas dengan menggunakan suatu model bangunan. Secara umum modul ini berisi tabel utama dan tabel pelengkap yang bentuk dan jumlahnya berbeda pada setiap fasilitas. Fungsi tabel pelengkap adalah sebagai jembatan untuk suatu proses perhitungan. Urutan dari penempatan tabel utama dan tabel pelengkap juga tidak baku tetapi disusun menurut urutan proses perhitungan.
Tabel
utama adalah tabel yang memproses perhitungan harga komponen menjadi harga
konversi. Bagan dari tabel utama ini secara umum terdiri dari :
a) |
Daftar komponen yang
menjabarkan seluruh komponen pembentuk fasilitas dalam hal ini sesuai dengan
model bangunan. |
b) |
Spesifikasi komponen model
(jumlah dan harga). |
c) |
Model actual, merupakan
perhitungan harga fasilitas yang menggunakan daftar harga komponen dari modul
Daftar Harga Komponen Fasilitas. |
4.
PENGGUNAAN TABEL DBKB 2000
Tabel
DBKB 2000 ini dibagi ke dalam 3 (tiga) komponen yaitu :
1. |
Komponen utama (struktur
bangunan), |
2. |
Komponen material
(pelapis/finishing bangunan), |
3. |
Komponen fasilitas
(pelengkap). |
4.1. |
Tabel komponen utama. |
4.1.1. |
JPB 1 (PERUMAHAN LANTAI 1) |
|
Data yang diperlukan adalah
luas lantai bangunan. |
4.1.2. |
JPB 1,2,4 (TOKO DAN PASAR),
5,7,9,12,13 DAN 16 (LANTAI 2 s/d 4) |
|
Data yang diperlukan adalah
luas lantai bangunan. |
4.1.3. |
JPB 2/9,3,5,6,7,12 (BANGUNAN
PARKIR), 13 DAN 16 |
|
Data yang diperlukan adalah
JPB dan jumlah lantai struktur bangunan termasuk penthouse (pada hotel dan
apartemen) tetapi tidak termasuk basemen. |
Jml
Lantai |
NILAI
DBKB |
|||||||
JPB 2 |
JPB 4 |
JPB 5 |
JPB 6 |
JPB 7 |
JPB 12 |
JPB 13 |
JPB 16 |
|
1 |
|
|
|
|
↓ |
|
|
|
2 |
→ |
→ |
→ |
→ |
A |
|
|
|
3 |
|
|
|
|
|
|
|
|
4 |
|
|
|
|
|
|
|
|
5 |
|
|
|
|
|
|
|
|
6 |
|
|
|
|
|
|
|
|
7 |
|
|
|
|
|
|
|
|
8 |
|
|
|
|
|
|
|
|
dst |
|
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan
: Komponen utama, JPB 7, lantai 2 ………………… nilai Rp A/m2
4.1.4. |
JPB 3 |
|
Data yang diperlukan adalah
lebar bentang dan tinggi kolom, |
4.1.5. |
JPB 8 |
|
Data yang diperlukan adalah
lebar bentang dan tinggi kolom, daya dukung lantai atau tipe konstruksi, |
4.1.6. |
JPB 12 (BASEMEN) |
|
Data yang diperlukan jenis
adalah penggunaan basemen (untuk mal atau selain mal) dan jumlah lantai
basemen. |
4.1.7. |
JPB 14 |
|
Data yang diperlukan adalah
jumlah kanopi yang memayungi pompa bensin. |
4.1.8. |
JPB 15 |
|
Data yang diperlukan adalah
kapasitas tangki dan posisi tangki (di atas tanah atau di bawah tanah) |
4.2.
Tabel komponen material.
Tabel komponen material dibagi ke dalam 5 (lima) item yaitu tabel indeks material, table komponen material golongan A,B,C dan D. Cara mencari nilai DBKB dimulai dari tabel pertama (tabel indeks material) sebagai main table. Contoh ingin dicari nilai DBKB material dinding dalam pasangan ˝ batu untuk bangunan 20 lantai.
a) |
Lihat tabel indeks material
golongan (D). |
b) |
Lihat indeks (A) Material
dinding alam. |
c) |
Lihat indeks (e) Pasangan
dinding ˝ batu. |
d) |
Diperoleh indeks total Dae. |
e) |
Lihat tabel komponen material
golongan D, indeks A, indeks e dan jumlah lantai 20 diperoleh nilai DBKB
sebesar Rp 44.295/m2 |
TABEL KOMP. MATERIAL GOL. D
JML LT |
NILAI
DBKB |
|||||||||||
|
A |
C |
D |
|||||||||
|
d |
e |
f |
g |
h |
i |
j |
k |
l |
g |
h |
i |
1 |
|
↓ |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2 |
|
↓ |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3 |
|
↓ |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
- |
|
↓ |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
- |
|
↓ |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
20 |
→ |
44.295 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
21 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
22 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
23 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
24 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
25 |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
dst |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
DBKB baru
ini memungkinkan kita untuk dapat mengidentifikasi komponen bangunan sedetil
mungkin, seperti misalnya penutup lantai marmer hanya terdapat pada lantai 1,
sedangkan lantai 2 dan seterusnya menggunakan keramik, maka nilai DBKB marmer
dikalikan luas lantai 1 ditambah nilai DBKB keramik dikalikan luar lantai
selanjutnya.
4.3.
Tabel komponen fasilitas.
Komponen fasilitas yang diidentifikasi berjumlah 20 macam. Cara pembacaannya dapat langsung dilihat dalam daftar, sedangkan perhitungannya dipisahkan pada formulir tersendiri.
5. PETUNJUK KONVERSI
Mengingat dengan penggunaan DBKB tahun 2000 ini nantinya akan menimbulkan konsekuensi penambahan atau pembaharuan data LSPOP khususnya untuk objek pajak Non Standar yang sudah ada atau sudah terekam di dalam database SISMIOP, maka untuk menghindari terjadinya pendataan ulang diperlukan sarana untuk menjembatani perubahan aturan lama ke aturan baru yaitu dengan melakukan konversi LSPOP lama ke LSPOP baru.
Aturan konversi ini diberikan guna mengakomodasi dari kondisi aktual bangunan gedung berlantai banyak ke dalam bentuk kelas-kelas bangunan. Konversi ke dalam kelas bangunan dilakukan khususnya pada komponen material penyusun bangunan sedangkan komponen utama dan fasilitas tidak dilakukan karena pada dasarnya sudah terakomodasi di aturan lama. Adapun aturan konversi komponen material dapat dilihat pada lampiran 6.
6. PENUTUP
1. |
Petunjuk pelaksanaan ini berlaku untuk obyek dan subyek pajak PBB bangunan rendah dan tinggi. |
2. |
Hal-hal lain mengenai tata cara pendataan dan penilaian tanah dapat mengacu pada KEP-04/Pj.6/1998 tanggal 16 Juni 1998. |
Jakarta, 21 Oktober 1999 |
|
a.n |
Direktur Jenderal Pajak Direktur Pajak Bumi dan Bangunan ttd. Hasan Rachmany NIP. 060043511 |