Lampiran II Peraturan Direktur Jenderal Pajak |
||
Nomor |
: |
PER-147/PJ/2006 |
Tanggal |
: |
29 September 2006 |
PETUNJUK PENGISIAN
FORMULIR 1107 PUT
SURAT PEMBERITAHUAN
MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI
(SPT MASA PPN) BAGI
PEMUNGUT PPN
A. |
UMUM Formulir 1107 PUT harus diisi dan disampaikan dalam
bentuk formulir kertas (hard copy) pada
Masa Pajak yang bersangkutan. Apabila dalam Masa Pajak yang dilaporkan tidak ada pemungutan
PPN atau PPN dan PPnBM yang dilaporkan, Formulir ini tetap dibuat dan diisi
dengan angka 0 (Nol). |
B. |
PETUNJUK PENGISIAN |
|||
|
1. |
BAGIAN PERTAMA |
||
|
|
- |
Nama Pemungut PPN Cukup jelas. |
|
|
|
- |
NPWP Cukup jelas. |
|
|
|
- |
Alamat Diisi dengan alamat lengkap
Pemungut PPN sesuai dengan alamat tempat domisili dan/atau tempat kedudukan
terakhir. |
|
|
|
- |
Masa Cukup jelas. |
|
|
|
- |
No. Telp. Diisi dengan nomor telepon Pemungut
PPN sesuai dengan alamat tempat domisili dan/atau tempat kedudukan, dan/atau
nomor lain yang dapat dengan cepat dihubungi. |
|
|
|
- |
Pembetulan Ke : ……. (........................) Cukup jelas. |
|
|
|
- |
Usaha Diisi dengan jenis usaha yang menjadi
kegiatan usaha Wajib Pajak Pemungut PPN. |
|
|
|
|
Contoh |
Bendaharawan Pemerintah,
Kontraktor di bidang pengusahaan pertambangan minyak dan gas bumi. |
2. |
BAGIAN KEDUA |
||
|
A. |
PPN DAN PPn BM YANG
DIPUNGUT OLEH BENDAHARAWAN PEMERINTAH |
|
|
|
1. |
PPN yang dipungut oleh Penerbit
SPM melalui KPKN Diisi
dengan jumlah pada Kolom PPN dari Lampiran 1- Daftar PPN dan PPn BM Yang Dipungut
Oleh Bendaharawan Pemerintah, huruf A. PPn BM yang dipungut oleh
Penerbit SPM melalui KPKN Diisi
dengan jumlah pada Kolom PPn BM dari Lampiran 1- Daftar PPN dan PPn BM Yang
Dipungut Oleh Bendaharawan Pemerintah, huruf A. Jumlah PPN dan PPn BM yang
dipungut oleh Penerbit SPM melalui KPKN Merupakan
penjumlahan dari PPN dan PPn BM yang dipungut oleh Penerbit SPM melalui KPKN. |
|
|
2. |
PPN yang dipungut
oleh Bendahara Pengeluaran Diisi dengan
jumlah pada Kolom PPN dari Lampiran 1- Daftar PPN dan PPn BM Yang Dipungut
Oleh Bendaharawan Pemerintah, huruf B. PPn BM yang dipungut oleh
Bendahara Pengeluaran Diisi
dengan jumlah pada Kolom PPn BM dari Lampiran 1- Daftar PPN dan PPn BM Yang
Dipungut Oleh Bendaharawan Pemerintah, huruf B. Jumlah PPN dan PPn BM yang
dipungut oleh Bendahara Pengeluaran Merupakan penjumlahan dari PPN dan PPn BM yang dipungut
oleh Bendahara Pengeluaran. |
|
B. |
PPN DAN PPn BM YANG
DIPUNGUT OLEH SELAIN BENDAHARAWAN PEMERINTAH PPN yang dipungut Diisi dengan jumlah pada Kolom PPN dari Lampiran 2 -
Daftar PPN dan PPn BM Yang Dipungut Oleh Selain Bendaharawan Pemerintah PPn BM yang
dipungut Diisi dengan jumlah pada Kolom PPn BM dari Lampiran 2 -
Daftar PPN dan PPn BM Yang Dipungut Oleh Selain Bendaharawan Pemerintah Jumlah PPN dan PPn
BM yang dipungut Merupakan penjumlahan dari PPN dan PPn BM yang dipungut
oleh selain Bendaharawan Pemerintah. |
|
|
Catatan : PPN dan
PPn BM tidak dipungut Bendaharawan Pemerintah untuk : |
||
|
a. |
Pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp 1.000.000,00
(satu juta rupiah) bagi Bendahara Pengeluaran dan tidak merupakan pembayaran
yang terpecah-pecah; |
|
|
b. |
Pembayaran untuk pembebasan tanah; |
|
|
c. |
Pembayaran atas penyerahan BKP dan/atau JKP yang menurut
ketentuan perundang-undangan yang berlaku, mendapat fasilitas PPN tidak
dipungut dan/atau dibebaskan dari pengenaan PPN; |
|
|
d. |
Pembayaran atas penyerahan Bahan Bakar Minyak dan Bukan
Bahan Bakar Minyak oleh PT (PERSERO) PERTAMINA; |
|
|
e. |
Pembayaran atas rekening telepon; |
|
|
f. |
Pembayaran atas jasa angkutan udara yang diserahkan oleh
perusahaan penerbangan; atau |
|
|
g. |
Pembayaran lainnya untuk penyerahan barang atau jasa
yang menurut ketentuan Perundang-undangan yang berlaku tidak dikenakan PPN. |
|
|
PPN dan PPn BM tidak dipungut oleh Selain Bendaharawan
Pemerintah (dalam hal ini adalah Kontraktor) untuk : |
||
|
a. |
Pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp 10.000.000,00
(sepuluh juta rupiah) dan tidak merupakan pembayaran yang terpecah-pecah; |
|
|
b. |
Pembayaran atas penyerahan BKP dan/atau JKP yang menurut
ketentuan perundang-undangan yang berlaku, mendapat fasilitas PPN tidak
dipungut dan/atau dibebaskan dari pengenaan PPN; |
|
|
c. |
Pembayaran atas penyerahan Bahan Bakar Minyak dan Bukan
Bahan Bakar Minyak oleh PT PERTAMINA (Persero); |
|
|
d. |
Pembayaran atas rekening telepon; |
|
|
e. |
Pembayaran atas jasa angkutan udara yang diserahkan oleh
perusahaan penerbangan; atau |
|
|
f. |
Pembayaran lainnya untuk penyerahan barang atau jasa
yang menurut ketentuan Perundang-undangan yang berlaku tidak dikenakan PPN. |
|
|
Besarnya tarif PPn BM dihitung berdasarkan ketentuan
yang berlaku sebagai berikut : |
||
|
1. |
Peraturan Pemerintah Nomor 145 Tahun 2000 tentang
Kelompok Barang Kena Pajak Yang Tergolong Mewah Yang Dikenakan Pajak
Penjualan Atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2006. |
|
|
2. |
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 353/KMK.03/2003 tentang
Jenis Kendaraan Bermotor Yang Dikenakan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah. |
|
|
3. |
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 620/KMK.03/2004 tentang
Jenis Barang Kena Pajak Yang Tergolong Mewah Selain Kendaraan Bermotor Yang
Dikenakan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. |
BAGIAN LAMPIRAN
|
Surat Kuasa Khusus Diisi tanda X, jika SPT Masa PPN Bagi Pemungut
ditandatangani oleh Kuasa Pemungut PPN. |
|||||||||
|
SSP
|
|||||||||
|
Diisi dengan tanda X, jika terdapat SSP yang dilampirkan
beserta jumlah lembar SSP dan nilainya, baik PPN maupun PPn BM. SSP yang
dilampirkan dapat berupa copy dari SSP yang asli. |
|||||||||
|
…………………………… diisi dengan tanda X, jika ada dokumen yang dilampirkan
selain lembar SSP PPN dimaksud di atas beserta keterangan jenis dokumen yang
dilampirkan. |
Dokumen
selain lembar SSP PPN yang kurang dibayar dapat berupa :
a. |
Surat Keterangan dibebaskan dari pengenaan PPN,
sepanjang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan perpajakan. |
b. |
Surat Keterangan dibebaskan dari pengenaan PPn BM
sepanjang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan perpajakan. |
c. |
Faktur Pajak tentang PPN Tidak Dipungut/Dibebaskan,
sepanjang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan perpajakan. |
BAGIAN PERNYATAAN
Pernyataan ini merupakan
pertanggungjawaban Pemungut PPN akan kebenaran dan kelengkapan pengisian SPT
Masa PPN Bagi Pemungut PPN. Apabila diisi dengan tidak benar atau tidak lengkap
atau kurang lengkap, maka Pemungut PPN bertanggung jawab sepenuhnya atas
sanksi-sanksi sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
……………………………………………, |
|
|
- |
|
|
- |
|
|
|
|
Diisi dengan tempat (nama kota),
tanggal, bulan, dan tahun.
|
|
Kuasa
|
Bendaharawan/Pengurus
|
Tanda tangan
|
:
|
|
|
Nama Jelas
|
:
|
|
Diisi dengan nama jelas Pemungut
PPN atau kuasanya dan ditandatangani oleh Pemungut PPN atau kuasanya.
Jabatan
Diisi jabatan penandatangan SPT.
Cap Perusahaan
Stempel/cap Pemungut
PPN/Kantor/Instansi.
|
Pemungut PPN |
|
Diisi dengan tanda
X pada kotak, jika yang mengisi
dan menandatangani SPT Masa PPN Bagi Pemungut PPN adalah WP Pemungut PPN
sendiri. Untuk Badan Usaha, SPT Masa PPN Bagi Pemungut PPN ditandatangani
oleh pengurus atau direksi. |
||
|
Kuasa |
|
Diisi dengan tanda X pada kotak, jika yang mengisi dan
menandatangani SPT Masa PPN Bagi Pemungut PPN adalah kuasa, berdasarkan Surat
Kuasa Khusus dari Pemungut PPN. Surat Kuasa Khusus dimaksud harus dilampirkan
dalam setiap penyampaian SPT Masa PPN Bagi Pemungut PPN. |