Lampiran
I Peraturan
Direktur Jenderal Pajak |
||
Nomor |
: |
PER-160/PJ./2006 |
Tanggal |
: |
06
Nopember 2006 |
TATA CARA PENERIMAAN
DAN PENGOLAHAN SPT DALAM BENTUK KERTAS
(HARD COPY)
Tempat Penerimaan SPT
Tempat Penerimaan SPT adalah TPT pada KPP atau KP4
A. |
PENERIMAAN MELALUI
KP4 Petugas di KP4 bertugas : |
||
|
1. |
Menerima SPT yang disampaikan secara langsung ke KP4
maupun yang disampaikan melalui Kantor Pos secara tercatat atau perusahaan
jasa ekspedisi atau perusahaan jasa kurir yang ditunjuk oleh Direktur
Jenderal Pajak. |
|
|
2. |
Menolak SPT yang disampaikan secara langsung atau yang
disampaikan melalui Kantor Pos secara tercatat atau perusahaan jasa ekspedisi
atau perusahaan jasa kurir yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak dalam
hal PKP atau Pemungut PPN tersebut terdaftar di KPP yang membawahi KP4
tersebut, yaitu : |
|
|
|
a. |
SPT yang disampaikan langsung oleh PKP atau Pemungut
PPN, ditolak dan dikembalikan secara langsung kepada PKP atau Pemungut PPN. |
|
|
b. |
SPT yang disampaikan melalui Kantor Pos secara tercatat atau
perusahaan jasa ekspedisi atau perusahaan jasa kurir yang ditunjuk oleh
Direktur Jenderal Pajak ditolak dengan mengirimkan kembali SPT dan membuat
Surat Penolakan SPT Masa PPN atau SPT Masa PPN bagi pemungut PPN
(S.7.2.23.01) rangkap 2 untuk ditandatangani oleh Kepala KP4 untuk dikirimkan
kepada PKP atau Pemungut PPN (lembar kesatu untuk PKP atau Pemungut PPN,
lembar kedua untuk arsip). |
|
3. |
Meneliti kelengkapan SPT sebagaimana dimaksud pada
Lampiran IV huruf B Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini. |
|
|
4. |
Apabila SPT tidak lengkap sebagaimana diatur dalam Pasal
4 Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini, maka sebagaimana diatur dalam Pasal
5 ayat (1) : |
|
|
|
a. |
SPT yang disampaikan langsung oleh PKP atau Pemungut PPN,
ditolak dan dikembalikan secara langsung kepada PKP atau Pemungut PPN untuk
dilengkapi; |
|
|
b. |
SPT yang disampaikan melalui Kantor Pos secara tercatat
atau perusahaan jasa ekspedisi atau perusahaan jasa kurir yang ditunjuk oleh Direktur
Jenderal Pajak, ditolak dengan mengirimkan kembali SPT dan membuat Surat
Penolakan SPT Masa PPN atau SPT Masa PPN bagi Pemungut PPN (S.7.2.23.02)
rangkap 2 untuk ditandatangani oleh Kepala KP4 untuk dikirimkan kepada PKP
atau Pemungut PPN (lembar kesatu untuk PKP atau Pemungut PPN, lembar kedua
untuk arsip). |
|
5. |
Membuat Lembar Pengawasan Arus Dokumen (LPAD) dan Bukti
Penerimaan Surat (BPS) untuk SPT Lengkap. Catatan : Dalam hal SPT lengkap yang diterima langsung dari PKP
atau Pemungut PPN yang telah melewati batas waktu penyampaian SPT sesuai
dengan ketentuan dalam UU KUP agar pada BPS diberikan tanda (X) pada kotak
Terlambat. |
|
|
6. |
Menyerahkan BPS kepada PKP atau Pemungut PPN sebagai tanda
terima atas SPT lengkap yang disampaikan secara langsung oleh PKP atau
Pemungut PPN. |
|
|
7. |
Menggabungkan SPT dengan LPAD. |
|
|
8. |
Mengelompokkan SPT yang diterima : |
|
|
|
a. |
langsung dari PKP atau Pemungut PPN kedalam kelompok SPT
lengkap; |
|
|
b. |
Melalui Kantor Pos secara tercatat atau perusahaan jasa
ekspedisi atau perusahaan jasa kurir yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal
Pajak ke dalam SPT Lengkap dan SPT tidak lengkap (ditolak). |
|
9. |
Membuat Daftar Nominatif Pengantar Pengiriman SPT ke
KPP. |
|
|
10. |
Mengirimkan SPT beserta Daftar Nominatif Pengantar
Pengiriman SPT ke KPP. Catatan : |
|
|
|
- |
Pengiriman SPT beserta daftar pengantar harus dilakukan pada
hari kerja berikutnya setelah tanggal penerimaan SPT. |
|
|
- |
Dalam hal lokasi KP4 berjauhan dengan KPP, maka daftar
pengantar dapat dikirimkan ke KPP melalui faksimili. |
B. |
PENERIMAAN MELALUI
KPP |
||||||
|
1. |
UNIT PELAKSANA |
|||||
|
|
a. |
Unit pelaksana penelitian kelengkapan SPT adalah TPT di
KPP. |
||||
|
|
b. |
Unit pelaksana perekaman SPT adalah Seksi PPN & PTLL
pada KPP atau Seksi Pengolahan Data dan Informasi pada KPP Modern. |
||||
|
|
c. |
Unit pelaksana penelitian kebenaran formal pengisian SPT
adalah Seksi PPN & PTLL pada KPP atau Seksi Pengawasan dan Konsultasi
pada KPP Modern. |
||||
|
|
d. |
Unit pelaksana penyimpanan sementara SPT adalah Seksi
PPN & PTLL. |
||||
|
|
e. |
Unit pelaksana penyimpanan akhir SPT adalah Seksi TUP
pada KPP atau Seksi Pelayanan pada KPP Modern. |
||||
|
2. |
PROSEDUR
PENERIMAAN, PENELITIAN, DAN PEREKAMAN SPT PADA KPP YANG BELUM MELAKSANAKAN
ADMINISTRASI MODERN. |
|||||
|
|
a. |
Petugas TPT pada
Seksi TUP : |
||||
|
|
|
1). |
Menerima SPT yang disampaikan : |
|||
|
|
|
|
a). |
Secara langsung ke KPP; |
||
|
|
|
|
b). |
Melalui Kantor Pos secara tercatat atau perusahaan jasa
ekspedisi atau perusahaan jasa kurir yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal
Pajak; atau |
||
|
|
|
|
c). |
Melalui KP4 (beserta Daftar Nominatif Pengantar
Pengiriman SPT). |
||
|
|
|
2). |
Menolak SPT yang disampaikan secara langsung dalam hal
PKP atau Pemungut PPN tersebut tidak terdaftar di KPP tersebut, yaitu : |
|||
|
|
|
|
a). |
SPT yang disampaikan langsung oleh PKP atau Pemungut
PPN, ditolak dan dikembalikan secara langsung kepada PKP atau Pemungut PPN. |
||
|
|
|
|
b). |
SPT yang disampaikan melalui Kantor Pos secara tercatat
atau perusahaan jasa ekspedisi atau perusahaan jasa kurir yang ditunjuk oleh
Direktur Jenderal Pajak ditolak dengan mengirimkan kembali SPT dan membuat
Surat Penolakan SPT Masa PPN atau SPT Masa PPN bagi Pemungut PPN
(S.7.2.23.01) rangkap 2 untuk ditandatangani oleh Kasi TUP/Kasi Pelayanan
untuk dikirimkan kepada PKP atau Pemungut PPN (lembar kesatu untuk PKP atau
Pemungut PPN, lembar kedua untuk arsip). |
||
|
|
|
3). |
Meneliti kelengkapan SPT sebagaimana dimaksud pada
Lampiran IV huruf B Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini. Catatan : SPT yang disampaikan melalui KP4 tidak perlu dilakukan
penelitian kelengkapan SPT lagi, tetapi langsung melakukan perekaman
elemen-elemen sebagaimana dimaksud pada huruf e. |
|||
|
|
|
4). |
Dalam hal SPT tidak lengkap sebagaimana diatur dalam
Pasal 4 Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini, maka sebagaimana diatur dalam
Pasal 5 ayat (1). |
|||
|
|
|
|
a). |
SPT yang disampaikan langsung oleh PKP atau Pemungut
PPN, ditolak dan dikembalikan secara langsung kepada PKP atau Pemungut; |
||
|
|
|
|
b). |
SPT yang disampaikan melalui Kantor Pos secara tercatat
atau perusahaan jasa ekspedisi atau perusahaan jasa kurir yang ditunjuk oleh
Direktur Jenderal Pajak ditolak dengan mengirimkan kembali SPT dan membuat
Surat Penolakan SPT Masa PPN atau SPT Masa PPN bagi Pemungut PPN
(S.7.2.23.02) rangkap 2 untuk ditandatangani oleh Kasi TUP/Kasi Pelayanan
(lembar kesatu untuk PKP atau Pemungut PPN, lembar kedua untuk arsip). |
||
|
|
|
5). |
Merekam elemen-elemen SPT Lengkap antara lain : NPWP,
Masa Pajak, Kode Jenis SPT (0 = SPT Bukan Pembetulan; 1 = SPT Pembetulan);
Kode Nihil (0) atau Kurang Bayar (1) atau Lebih Bayar (2), Kode Kompensasi (0
= tidak ada kompensasi; 1 = ada kompensasi), dan Kode Restitusi SPT Lebih
Bayar ( 0 = tidak ada restitusi; 1 = ada restitusi), dan Kode Alasannya untuk
keperluan tanda terima SPT, dan mencetak tanda terima SPT, membubuhkan tanda
tangan, nama jelas, Nomor Induk Pegawai (NIP) dan Cap Kantor serta memberikan
tanda (X) pada kotak Tepat Waktu atau Terlambat pada tanda terima SPT hasil
keluaran komputer. Tanda terima SPT terdiri dari dua bagian, yaitu Lembar
Pengawasan Arus Dokumen (bagian atas) dan Bukti Penerimaan Surat (bagian
bawah). Catatan : Dalam hal sistem tidak berfungsi, petugas TPT membuat
LPAD dan BPS secara manual dan membubuhkan tanda tangan, nama jelas, NIP dan
Cap Kantor serta memberikan tanda (X) pada kotak tepat waktu atau terlambat
pada tanda terima SPT. Tanda terima terdiri dari dua bagian, yaitu Lembar
Pengawasan Arus Dokumen (bagian atas) dan Bukti Penerimaan Surat (bagian
bawah). Perekaman LPAD dilakukan segera setelah sistem berfungsi kembali,
tanpa mencetak tanda terima. |
|||
|
|
|
6). |
Menyerahkan BPS kepada PKP atau Pemungut PPN sebagai
tanda terima atas SPT lengkap yang disampaikan secara langsung oleh PKP atau
Pemungut PPN. |
|||
|
|
|
7). |
Menggabungkan SPT dengan LPAD. |
|||
|
|
|
8). |
Melakukan pengelompokkan SPT per jenis usaha sebagaiman
dimaksud pada Lampiran IV huruf B.1.c Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini. |
|||
|
|
|
9). |
Mencetak KP.PPN 1.8 rangkap 4 yang berfungsi sebagai
batch header untuk setiap kelompok SPT. |
|||
|
|
|
10). |
Menerima dan merekam SPT dari KP4 pada menu perekaman
tanda terima SPT. |
|||
|
|
|
11). |
Mengirim SPT ke Seksi PPN & PTLL disertai dengan
KP.PPN 1.8. (lembar ke 1,2 dan 3). |
|||
|
|
|
12). |
Menerima kembali KP.PPN 1.8 lembar ke-2 yang telah
ditandatangani dalam hal fisik SPT telah sesuai dengan KP.PPN 1.8. |
|||
|
|
|
13). |
Menerima kembali KP.PPN 1.8 (lembar ke-1,2 dan 3)
berikut SPT-nya dari Seksi PPN & PTLL dalam hal fisik SPT tidak sesuai
dengan KP.PPN 1.8. |
|||
|
|
b. |
Petugas pada Seksi
PPN & PTLL : |
||||
|
|
|
1). |
Menerima dari Petugas TPT atas SPT berikut KP.PPN 1.8
lembar ke-1,2 dan 3 dan telah dikelompokkan. |
|||
|
|
|
2). |
Mengecek dan mencocokkan kebenaran fisik SPT apakah
telah sesuai dengan isi batch header
yang tercantum dalam KP.PPN 1.8. |
|||
|
|
|
3). |
Membubuhkan paraf dan tanggal pada lembar ke-2 KP.PPN
1.8 dan mengembalikannya kepada Petugas SPT sebagai tanda terima, apabila
fisik SPT dan KP.PPN 1.8-nya telah sesuai. |
|||
|
|
|
4). |
Mengembalikan KP.PPN 1.8 (lembar ke-1, 2 dan 3) berikut
SPT-nya kepada Petugas TPT bila isi batch tidak sesuai dengan jumlah fisik
SPT untuk dilengkapi/diperbaiki. |
|||
|
|
|
5). |
Merekam SPT lengkap, dengan prioritas sebagai berikut : |
|||
|
|
|
|
a. |
SPT LB yang diajukan permohonan pengembalian (restitusi)
oleh PKP Kriteria Tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17C UU KUP; |
||
|
|
|
|
b. |
SPT LB yang diajukan permohonan pengembalian (restitusi)
oleh PKP karena ekspor atau karena penyerahan kepada Pemungut PPN, dalam hal
PKP adalah : |
||
|
|
|
|
|
- |
produsen (75% dari total ekspor/penyerahan kepada
pemungut adalah hasil produksi sendiri). |
|
|
|
|
|
|
- |
perusahaan terbuka, |
|
|
|
|
|
|
- |
Perusahaan milik negara atau milik daerah. |
|
|
|
|
|
c. |
SPT LB karena ekspor atau penyerahan kepada Pemungut PPN
yang diajukan permohonan pengembalian (restitusi) oleh PKP-PKP selain
tersebut pada butir b; |
||
|
|
|
|
d. |
SPT LB yang diajukan oleh PKP selain yang disebut pada
butir a,b, dan c; |
||
|
|
|
|
e. |
SPT Kurang Bayar; |
||
|
|
|
|
f. |
SPT Nihil. |
||
|
|
|
6). |
Melakukan penelitian kebenaran formal pengisian SPT atas
lengkap dengan dukungan komputer pada saat perekaman SPT sebagaimana dimaksud
pada Lampiran IV huruf C Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini. |
|||
|
|
|
7). |
Mengisi Lembar Penelitian SPT dengan Komputer
sebagaimana dimaksud dalam lampiran VI.5 bagi SPT yang menurut komputer
terdapat kesalahan matematis dan/atau terlambat disampaikan/dibayar, kemudian
melekatkan lembar tersebut pada SPT yang bersangkutan. |
|||
|
|
|
8). |
Memberitahu PKP atau Pemungut PPN atau menyiapkan surat
himbauan dalam hal terdapat kesalahan matematis dalam SPT. Catatan : |
|||
|
|
|
|
- |
Untuk SPT Lebih bayar yang mengajukan permohonan
pengembalian (Restitusi), apabila terjadi kesalahan matematis, tidak perlu
dibuat himbauan tetapi langsung diteruskan ke unit Pemeriksa. |
||
|
|
|
|
- |
Atas SPT yang terdapat kesalahan matematis namun tidak
dilakukan pembetulan oleh PKP atau Pemungut PPN, akan menjadi pertimbangan
dalam analisis resiko untuk pemeriksaan. |
||
|
|
|
9). |
Menyiapkan nota hitung dalam hal terdapat keterlambatan
penyampaian SPT dan/atau keterlambatan pembayaran. |
|||
|
|
|
10). |
Mencetak : |
|||
|
|
|
|
a). |
Daftar PKP yang tidak memasukkan SPT per jenis usaha : |
||
|
|
|
|
|
- |
Industri |
|
|
|
|
|
|
- |
Perdagangan |
|
|
|
|
|
|
- |
Jasa |
|
|
|
|
|
b). |
Daftar SPT Lebih Bayar yang meminta
pengembalian/kompensasi per masa pajak per jenis usaha |
||
|
|
|
|
c). |
Surat Teguran; |
||
|
|
|
|
d). |
Laporan sesuai dengan ketentuan yang berlaku |
||
|
|
|
11). |
Menyiapkan SPT Lebih Bayar yang meminta permohonan
pengembalian (restitusi) untuk dikirim ke unit pemeriksa sesuai dengan
ketentuan pemeriksaan atas SPT Masa PPN Lebih bayar |
|||
|
|
|
12) |
Mengirim ke Petugas penyimpanan sementara SPT pada Seksi
PPN dan PTLL untuk kelompok SPT lainnya yang telah selesai direkam berikut
KP.PPN. 1.8. lembar ke-3. |
|||
|
|
|
13) |
Mengirim Surat Teguran kepada PKP atau Pemungut PPN setelah
sebelumnya mengecek apakah PKP atau Pemungut PPN yang akan ditegur
benar-benar disampaikan SPT. Catatan : |
|||
|
|
|
|
- |
Pengecekan sebelum pengiriman Surat Teguran harus dilakukan,
karena Surat Teguran hanya dikirim kepada PKP atau Pemungut PPN yang
benar-benar tidak memasukkan SPT. |
||
|
|
|
|
- |
PKP atau Pemungut PPN yang menyampaikan SPT Lengkap akan
tetapi telah melampaui batas waktu penyampaian SPT sesuai dengan ketentuan
dalam UU KUP, tetap dikenakan sanksi administrasi sesuai ketentuan perpajakan
yang berlaku (Pasal 7 UU KUP). |
||
|
|
c. |
Petugas Arsip pada
Seksi PPN & PTLL : |
||||
|
|
|
1) |
Menerima SPT untuk disimpan sementara berikut KP.PPN.1.8
lembar ke-3. |
|||
|
|
|
2) |
Mengirim SPT ke Seksi TUP. |
|||
|
|
|
3). |
Mengirim SPT yang akan dilakukan pemeriksaan. |
|||
|
|
d. |
Petugas Penyimpanan
Akhir SPT pada Seksi TUP : |
||||
|
|
|
1). |
Menerima SPT dari Seksi PPN & PTLL untuk disimpan
dalam rumah berkas. |
|||
|
|
|
2). |
Menerima Nota Penghitungan dari Seksi PPN & PTLL
atau unit pemeriksa untuk direkam. |
|||
|
|
|
3). |
Mencetak dan mengirim produk hukum berupa surat
ketetapan pajak kepada PKP sesuai dengan prosedur yang ditentukan dan
mengirim tembusan ke Seksi Penagihan dalam hal skp menyatakan kurang bayar
atau Seksi Penerimaan dan Keberatan dalam hal skp menyatakan lebih bayar. |
|||
|
3. |
PROSEDUR
PENERIMAAN, PENELITIAN, DAN PEREKAMAN SPT PADA KPP YANG SUDAH MELAKSANAKAN
ADMINISTRASI MODERN |
|||||
|
|
a. |
Petugas TPT pada
Seksi TUP : |
||||
|
|
|
1). |
Menerima SPT yang disampaikan : |
|||
|
|
|
|
a). |
secara langsung ke KPP; |
||
|
|
|
|
b). |
melalui Kantor Pos secara tercatat atau perusahaan jasa
ekspedisi atau perusahaan jasa kurir yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal
Pajak; atau |
||
|
|
|
|
c). |
melalui KP4 (beserta Daftar Nominatif Pengantar
Pengiriman SPT). |
||
|
|
|
2). |
Menolak SPT yang disampaikan secara langsung dalam hal
PKP atau Pemungut PPN tersebut tidak terdaftar di KPP tersebut, yaitu : |
|||
|
|
|
|
a). |
SPT yang disampaikan langsung oleh PKP atau Pemungut
PPN, ditolak dan dikembalikan secara langsung kepada PKP atau Pemungut PPN; |
||
|
|
|
|
b). |
SPT yang disampaikan melalui Kantor Pos secara tercatat atau
perusahaan jasa ekspedisi atau perusahaan jasa kurir yang ditunjuk oleh
Direktur Jenderal Pajak ditolak dengan mengirimkan kembali SPT dan membuat
Surat Penolakan SPT Masa PPN atau SPT Masa PPN bagi Pemungut PPN
(S.7.2.23.01) rangkap 2 untuk ditandatangani oleh Kasi TUP/Kasi Pelayanan
untuk dikirimkan kepada PKP atau Pemungut PPN (lembar kesatu untuk PKP atau
Pemungut PPN, lembar kedua untuk arsip). |
||
|
|
|
3). |
Meneliti kelengkapan SPT sebagaimana dimaksud pada Lampiran
IV huruf B Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini. Catatan : SPT yang disampaikan melalui KP4 tidak perlu dilakukan
penelitian kelengkapan SPT lagi, tetapi langsung melakukan perekaman
elemen-elemen sebagaimana dimaksud pada huruf e. |
|||
|
|
|
4). |
Dalam hal SPT tidak lengkap sebagaimana diatur dalam
Pasal 4 Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini, maka sebagaimana diatur dalam
Pasal 5 ayat (1) : |
|||
|
|
|
|
a). |
SPT yang disampaikan langsung oleh PKP atau Pemungut PPN,
ditolak dan dikembalikan kepada PKP atau Pemungut PPN untuk dilengkapi dengan
penjelasan seperlunya; |
||
|
|
|
|
b). |
SPT yang disampaikan melalui Kantor Pos secara tercatat atau
perusahaan jasa ekspedisi atau perusahaan jasa kurir yang ditunjuk oleh
Direktur Jenderal Pajak ditolak dengan mengirimkan kembali SPT dan membuat
Surat Penolakan SPT Masa PPN atau SPT Masa PPN bagi Pemungut PPN
(S.7.2.23.02) rangkap 2 untuk ditandatangani oleh Kasi TUP/Kasi Pelayanan
(lembar kesatu untuk PKP atau Pemungut PPN, lembar kedua untuk arsip). |
||
|
|
|
5). |
Merekam elemen-elemen SPT Lengkap antara lain : NPWP, Masa
Pajak, Kode Jenis SPT SPT (0 = SPT bukan Pembetulan; 1 = SPT Pembetulan; Kode
Nihil (0) atau Kurang Bayar (1) atau Lebih Bayar (2), Kode Kompensasi (0 =
tidak ada kompensasi; 1 = ada kompensasi), dan Kode Restitusi SPT Lebih Bayar
(0 = tidak ada restitusi; 1 = ada restitusi), dan Kode Alasannya untuk
keperluan tanda terima SPT, dan mencetak tanda terima SPT, membubuhkan tanda
tangan, nama jelas, Nomor Induk Pegawai (NIP) dan Cap Kantor serta memberikan
tanda (X) pada kotak Tepat waktu atau Terlambat pada tanda terima SPT hasil
keluaran komputer. Tanda terima SPT terdiri dari dua bagian, yaitu Lembar
Pengawasan Arus Dokumen (bagian atas) dan Bukti Penerimaan Surat (bagian
bawah). Catatan : Dalam hal sistem tidak berfungsi, Petugas TPT membuat
LPAD dan BPS secara manual dan membubuhkan tanda tangan, nama jelas, NIP dan
Cap Kantor serta memberikan tanda (X) pada kotak tepat waktu atau terlambat
pada tanda terima SPT. Tanda Terima terdiri dari dua bagian, yaitu Lembar
Pengawasan Arus Dokumen (bagian atas) dan Bukti Penerimaan Surat (bagian
bawah). Perekaman LPAD dilakukan segera setelah sistem berfungsi kembali,
tanpa mencetak tanda terima. |
|||
|
|
|
6). |
Menyerahkan BPS kepada PKP atau Pemungut PPN sebagai tanda
terima atas SPT lengkap yang disampaikan secara langsung oleh PKP atau
Pemungut PPN. |
|||
|
|
|
7). |
Menggabungkan SPT dengan LPAD. |
|||
|
|
|
8). |
Melakukan pengelompokkan SPT per jenis usaha sebagaimana
dimaksud pada Lampiran IV huruf B.1.c Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini. |
|||
|
|
|
9). |
Mencetak KP.PPN 1.8 rangkap 4 yang berfungsi sebagai
batch header untuk setiap kelompok SPT. |
|||
|
|
|
10). |
Menerima dan merekam SPT dari KP4 pada menu perekaman
tanda terima SPT. |
|||
|
|
|
11). |
Mengirim SPT ke Seksi PPN & PTLL atau Seksi
Pengolahan Data dan Informasi pada KPP Modern disertai dengan KP.PPN.1.8.
(lembar ke-1,2 dan 3). |
|||
|
|
|
12). |
Menerima kembali KP.PPN 1.8 lembar ke-2 yang telah
ditandatangani dalam hal fisik SPT telah sesuai dengan KP.PPN 1.8. |
|||
|
|
|
13). |
Menerima kembali KP.PPN 1.8 (lembar ke-1, 2 dan 3) berikut
SPT-nya dari Seksi PPN/PTLL atau Seksi Pengolahan Data dan Informasi dalam
hal fisik SPT tidak sesuai dengan KP.PPN 1.8. |
|||
|
|
b. |
Petugas pada Seksi
PDI. |
||||
|
|
|
1). |
Menerima dari Petugas TPT atas SPT berikut KP.PPN 1.8 lembar
ke-1,2 dan 3 dan telah dikelompokkan. |
|||
|
|
|
2). |
Mengecek dan mencocokkan kebenaran fisik SPT apakah
telah sesuai dengan isi batch header yang
tercantum dalam KP.PPN 1.8. |
|||
|
|
|
3). |
Membubuhkan paraf dan tanggal pada lembar ke-2 KP.PPN
1.8 dan mengembalikannya kepada Petugas TPT sebagai tanda terima, apabila
fisik SPT dan KP.PPN 1.8-nya telah sesuai. |
|||
|
|
|
4). |
Mengembalikan KP.PPN 1.8 (lembar ke-1, 2 dan 3) berikut
SPT-nya kepada Petugas TPT bila isi batch tidak sesuai dengan jumlah fisik
SPT untuk dilengkapi/diperbaiki. |
|||
|
|
|
5). |
Merekam SPT lengkap, dengan prioritas sebagai berikut : |
|||
|
|
|
|
a. |
SPT LB yang diajukan permohonan pengembalian (restitusi)
oleh PKP Kriteria Tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17C UU KUP; |
||
|
|
|
|
b. |
SPT LB yang diajukan permohonan pengembalian (restitusi)
oleh PKP karena ekspor atau karena penyerahan kepada Pemungut PPN, dalam hal
PKP adalah : |
||
|
|
|
|
|
- |
produsen (75% dari total ekspor/penyerahan kepada
pemungut adalah hasil produksi sendiri), |
|
|
|
|
|
|
- |
perusahaan terbuka, |
|
|
|
|
|
|
- |
perusahaan milik negara atau milik daerah, |
|
|
|
|
|
c. |
SPT LB karena ekspor atau penyerahan kepada Pemungut PPN
yang diajukan permohonan pengembalian (restitusi) oleh PKP-PKP selain
tersebut pada butir b; |
||
|
|
|
|
d. |
SPT LB yang diajukan oleh PKP selain yang disebut pada
butir a,b, dan c; |
||
|
|
|
|
e. |
SPT Kurang Bayar; |
||
|
|
|
|
f. |
SPT Nihil. |
||
|
|
|
6). |
Mengirim SPT yang telah direkam ke Seksi Pengawasan dan
Konsultasi dengan KP.PPN 1.8 lembar ke-3. |
|||
|
|
c. |
Seksi Pengawasan
dan Konsultasi pada KPP Modern. |
||||
|
|
|
1). |
Menerima SPT dari Seksi PDI beserta KP.PPN 1.8 lembar
ke-3. |
|||
|
|
|
2). |
Melakukan penelitian kebenaran formal pengisian SPT atas
SPT lengkap dengan dukungan komputer pada saat perekaman SPT sebagaimana dimaksud
pada Lampiran IV huruf C Peraturan Direktur Jenderal Pajak ini. |
|||
|
|
|
3). |
Mengisi Lembar Penelitian SPT dengan Komputer
sebagaimana dimaksud dalam Lampiran VI.5 bagi SPT yang menurut komputer terdapat
kesalahan matematis dan/atau terlambat disampaikan/dibayar, kemudian
melekatkan lembar tersebut pada SPT yang bersangkutan. |
|||
|
|
|
4). |
Memberitahu PKP atau Pemungut PPN atau menyiapkan surat himbauan
dalam hal terdapat kesalahan matematis dalam SPT. Catatan : |
|||
|
|
|
|
- |
Untuk SPT Lebih Bayar yang mengajukan permohonan
pengembalian (Restitusi), apabila terjadi kesalahan matematis, tidak perlu
dibuat himbauan tetapi langsung diteruskan ke Seksi Pemeriksaan. |
||
|
|
|
|
- |
Atas SPT yang terdapat kesalahan matematis namun tidak
dilakukan pembetulan oleh PKP atau Pemungut PPN, akan menjadi pertimbangan
dalam analisis resiko untuk pemeriksaan. |
||
|
|
|
5). |
Menyiapkan nota hitung dalam hal terdapat keterlambatan
penyampaian SPT dan/atau keterlambatan pembayaran. |
|||
|
|
|
6). |
Menyiapkan SPT Lebih bayar yang meminta pengembalian
(restitusi) untuk dikirim ke unit pemeriksa sesuai dengan ketentuan pemeriksaan
atas SPT Masa PPN Lebih Bayar. |
|||
|
|
|
7). |
Mengirim SPT ke Seksi Pelayanan. |
|||
|
|
d. |
Petugas Penyimpanan
Akhir SPT pada Seksi Pelayanan : |
||||
|
|
|
1). |
Menerima SPT dari Seksi Pengawasan dan Konsultasi untuk disimpan
dalam rumah berkas. |
|||
|
|
|
2). |
Mencetak nota hitung dalam hal terdapat keterlambatan
penyampaian SPT dan/atau keterlambatan pembayaran. |
|||
|
|
|
3). |
Melihat pada layar Komputer daftar PKP atau Pemungut PPN
yang tidak memasukkan SPT. |
|||
|
|
|
4). |
Mencetak dan mengirim Surat Teguran kepada PKP atau
Pemungut PPN setelah sebelumnya mengecek apakah PKP atau Pemungut PPN yang
akan ditegur benar-benar tidak menyampaikan SPT. Catatan : |
|||
|
|
|
|
- |
Pengecekan sebelum pengiriman Surat Teguran harus
dilakukan, karena Surat Teguran hanya dikirim kepada PKP atau Pemungut PPN
yang benar-benar tidak memasukkan SPT. |
||
|
|
|
|
- |
PKP atau Pemungut PPN yang menyampaikan SPT Lengkap akan
tetapi telah melampaui batas waktu penyampaian SPT sesuai dengan ketentuan
dalam UU KUP, tetap dikenakan sanksi administrasi sesuai ketentuan perpajakan
yang berlaku (Pasal 7 UU KUP). |
||
|
|
|
5). |
Mencetak dan mengirimkan produk hukum berupa surat pajak
kepada PKP sesuai dengan prosedur yang ditentukan dan mengirim tembusan ke
Seksi Penagihan dalam hal skp menyatakan kurang bayar atau Seksi Pengawasan
dan Konsultasi dalam hal skp menyatakan lebih bayar. |
|||