Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara ekslusif untuk www.ortax.org dan TaxBaseX. Pengambilan dokumen ini yang dilakukan tanpa ijin adalah tindakan ilegal.
29 Desember 1995
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
NOMOR SE - 26/PJ.24/1995
TENTANG
PERUBAHAN KODE NOTA UNTUK PEMBUATAN NOTA PENGHITUNGAN DAN KODE KETETAPAN PER JENIS PAJAK
DIREKTUR JENDERAL PAJAK,
Berlandaskan pada Undang-undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No.9 Tahun 1994, Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor : 625/KMK.04/1995 tanggal 27 Desember 1994 tentang Tata Cara Pemeriksaan Dibidang Perpajakan, dan Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor : SE-43/PJ.111/1995 tanggal 4 September 1995 tentang Penjelasan Lebih Lanjut Menangani Pelaksanaan Uji Coba Pemeriksaan Sederhana Kantor dan Pemeriksaan Sederhana Lapangan, maka dipandang perlu untuk menyesuaikan kode Nota guna pembuatan Nota Penghitungan yang telah ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-451/PJ/1992 tanggal 18 Desember 1992 tentang Tata Cara Penerbitan STP, SKP, SKPT, SKKPP dan SPb atas PPh, PPN dan PPn BM dengan mempergunakan Komputer, serta menyesuaikan tabel kode ketetapan perjenis pajak, Nomor Ketetapan Pajak
& Daftar pengantar yang telah ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : KEP-09/PJ/1992 tanggal 22 Januari 1992 tentang Tata Cara Manual Penerbitan STP, SKP, SKPT, SKKPP, SPb, serta Penetapan Bentuk, Jenis, Kode, Ukuran, dan Warna Formulir Ketetapan Pajak atas PPh, PPN dan PPn BM.
Penyesuaiaan kode nota untuk pembuatan Nota Penghitungan dan tabel kode ketetapan per jenis Pajak adalah sebagai berikut :
A. |
Kode Nota pada Nota Penghitungan dikelompokkan sebagai berikut :
1. |
Pemeriksaan Sederhana : |
|
1.1 |
Pemeriksaan Sederhana Kantor (PSK) : |
|
|
1.1.1 |
Seksi PPh Badan; |
|
|
1.1.2 |
Seksi PPh Perseorangan: |
|
|
1.1.3 |
Seksi Pemotongan/Pemungutan PPh; |
|
|
1.1.4 |
Seksi PPN & PTLL; |
|
1.2 |
Pemeriksaan Sederhana Lapangan (PSL) : |
|
|
1.2.1 |
Kantor Pelayanan Pajak; |
|
|
1.2.2 |
Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak; |
|
|
1.2.3 |
Tenaga Ahli (Akuntan Publik): |
2 |
Pemeriksaan Lengkap (PL):
2.1. |
Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak; |
2.2. |
Tim Gabungan; |
23. |
Kantor Wilayah (Bidang RIKPAN/Tenaga fungsional pemeriksa); |
2.4. |
Kantor Pusat (Dit .Rikpa/tenaga fungsional pemeriksa). |
|
Catatan : |
untuk KPP Tipe B, khusus Nota Penghitungan jenis Pajak Penghasilan pasal 25/29 Badan memakai kode 1.1.1 dan jenis Pajak Penghasilan Pasal 21, 23, 26 memakai kode 1.1.3 |
Cara pengisian kode Nota pada Formulir Penghitungan Kode Nota yang tercantum pada formulir Nota Penghitungan terdiri dari 3 angka (digit). masing-masing digit menunjukkan asal/sumber pembuat Nota Penghitungan.
| X | X | X | |___|___|___|
a. |
Digit pertama menunjukkan jenis pemeriksaan; |
b. |
Digit kedua dan ketiga menunjukkan unit yang melakukan pemeriksaan. |
Untuk lebih lengkapnya, urutan Kode Nota adalah sebagai berikut :
1.1.1 |
PSK yang dilakukan oleh Seksi PPh Badan; |
1.1.2 |
PSK yang dilakukan oleh Seksi PPh Perserorangan; |
1.1.3 |
PSK yang dilakukan oleh Seksi Pemotongan/Pemungutan PPh ; |
1.1.4 |
PSK yang dilakukan oleh Seksi PPN dan PTLL; |
1.2.1 |
PSL yang dilakukan oleh Kantor Pelayanan Pajak; |
1.2.2 |
PSL yang dilakukan oleh Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak; |
1.2.3 |
PSL yang dilakukan oleh Tenaga Ahli (Akuntan Publik); |
2.0.1 |
PL yang dilakukan oleh Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak; |
2.0.2 |
PL yang dilakukan oleh Tim Gabungan; |
2.0.3 |
PL yang dilakukan oleh Kantor Wilayah (Bidang RIKPAN/Tenaga fungsional pemeriksa); |
2.0.4 |
PL yang dilakukan oleh Kantor Pusat (Dit.Rikpa/tenaga fungsional pemeriksa);
|
|
Contoh : |
|
I 1 I 1 I 4 I Pemeriksaan Sederhana Kantor yang dilakukan oleh Seksi PPN & PTLL |
|
B. |
Nomor kode ketetapan per jenis pajak disesuaikan dengan sebagai berikut :
JENIS PAJAK |
JENIS SURAT KETETAPAN |
STP |
SKPKB |
SKPKBT |
SKPLB |
SKPN |
1.1 |
PPh Pasal 21 |
101 |
201 |
301 |
401 |
501 |
1.2 |
PPh Pasal 21 Yang sebenarnya tidak terutang |
- |
- |
- |
411 |
- |
2.1 |
PPh Pasal 22 |
12 |
202 |
302 |
402 |
502 |
2.2 |
PPh Pasal 22 Impor atas Impor/Perolehan |
- |
212 |
312 |
- |
- |
2.3 |
PPh Pasal 22 yang seharusnya tidak terutang |
- |
- |
- |
422 |
- |
3.1 |
PPh Pasal 23 |
103 |
203 |
303 |
403 |
503 |
3.2 |
PPh Pasal 23 yang seharusnya tidak terutang |
- |
- |
- |
413 |
- |
4.1 |
PPh Pasal 26 |
104 |
204 |
304 |
404 |
504 |
4.2 |
PPh Pasal 26 yang seharusnya tidak terutang |
- |
-- |
- |
414 |
- |
5.1. |
PPh Pasal 25/29 Orang Pribadi |
105 |
205 |
305 |
405 |
505 |
5.2. |
PPh Pasal 25/29 Orang Pribadi disumbangkan untuk negara *) |
- |
- |
- |
415 |
- |
5.3 |
PPh Pasal 25/29 Orang Pribadi yang seharusnya tidak terutang |
- |
- |
- |
425 |
- |
6.1 |
PPh Pasal 25/29 Badan |
106 |
206 |
306 |
405 |
406 |
6.2 |
PPh Pasal 25/29 Badan yang disumbangkan untuk negara *) |
- |
- |
- |
416 |
- |
6.3 |
PPh pasal 25/29 Badan yang seharusnya tidak terutang |
- |
- |
- |
426 |
- |
7.1 |
PPN Barang dan Jasa |
107 |
207 |
307 |
407 |
507 |
7.2. |
PPN Barang dan Jasa yang ditunda/ditanggung Pemerintah/ tidak seharusnya ditangguhkan/ dikreditkan |
117 |
217 |
317 |
- |
- |
7.3 |
PPN barang dan Jasa atas Impor/Penyerahan |
- |
227 |
327 |
- |
- |
7.4. |
PPN Barang dan Jasa yang seharusnya tidak terutang |
- |
- |
- |
437 |
- |
8.1 |
PPn BM |
108 |
208 |
308 |
408 |
508 |
8.2. |
PPn BM yang ditunda/ditanggung Pemerintah/tidak seharusnya ditangguhkan/ dikreditkan |
108 |
208 |
308 |
408 |
508 |
8.3 |
PPN Barang dan Jasa atas Impor/penyerahan |
- |
228 |
328 |
- |
- |
8.4. |
PPn BM yang seharusnya tidak terutang |
- |
- |
- |
438 |
- |
9. |
Bunga Penagihan |
109 |
- |
- |
- |
- |
*) Catatan : Kode diatas berlaku untuk masa dan/atau tahun pajak 1994 ke bawah
Kode Nota dan kode ketetapan per jenis pajak di atas berlaku sejak tanggal surat edaran ini.
|
A.n DIREKTUR JENDERAL PAJAK,
SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
ttd.
KARSONO SURJOWIBOWO
Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara ekslusif untuk www.ortax.org dan TaxBaseX. Pengambilan dokumen ini yang dilakukan tanpa ijin adalah tindakan ilegal.