03 Mei 2011 | 13 years ago

Potongan Pajak Kendaraan Ramah Lingkungan

Koran Jakarta

261 Views

Mobil listrik pernah disebut- sebut sebagai mobil eksperimental kaum environmentalis. Mereka pesimistis mobil tersebut bakal diterima pasar. Namun, pada kenyataannya, tren perkembangan teknologi otomotif di dunia bergerak ke arah kendaraan bertenaga listrik. Saat ini, hampir semua produsen otomotif dunia berlomba-lomba mengembangkan teknologi kendaraan yang ramah lingkungan, di antaranya teknologi hibrida. Teknologi hibrida kali pertama diterapkan pada mobil keluaran Toyota dan Honda. Pemperhati otomotif, Suhari Sargo, mengemukakan perjalanan mobil hibrida di Indonesia bisa dikatakan belum lancar.

Di Indonesia, mobil hibrida seperti Toyota Prius dikenakan tarif pajak dua kali lipat dari mobil konvensional karena Prius dianggap menggunakan dua mesin. “Di negara-negara lain, mobil hibrida malah mendapatkan potongan pajak karena dianggap lebih ramah lingkungan. Sebagai contoh, Prius hibrida di Malaysia dihargai sekitar 404 juta rupiah per unit, sedangkan di Indonesia harganya bisa mencapai 600 juta rupiah dengan model yang sama,” jelas Suhari. Selain agen tunggal pemegang merek (ATPM), mobil hibrida diproduksi oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Menariknya, mobil yang dinamai Marlip (Marmut Listrik) itu diyakini sudah dapat diproduksi secara massal. Marlip yang menggunakan tenaga aki 200Ah/12V bisa dikendarai untuk perjalanan selama delapan jam nonstop dengan pengisian ulang selama delapan jam. Mobil tersebut memiliki kecepatan rata-rata 40 kilometer per jam. Dilihat dari jenisnya, Marlip ada beberapa, antara lain kereta pasien, mobil golf, kendaraan patroli polisi, serta kendaraan perumahan untuk dua penumpang.

Saat ini, tengah dikembangkan pula mobil listrik yang diberi tambahan sel surya di bagian atapnya. Penambahan energi matahari itu untuk menambah daya jelajah kendaraan. Berbeda dengan mobil listrik lainnya, mobil hibrida bekerja dengan menggunakan prinsip regeneratif (isi ulang atau recharging saat kendaraan sedang beroperasi). Sementara pada mobil listrik, isi ulang hanya bisa dilakukan ketika pasokan listriknya habis dan mobil tidak dalam keadaan dikendarai.

Mobil hibrida produksi LIPI diperkirakan menghabiskan biaya produksi sekitar 170 juta sampai 180 juta rupiah per unit. Adapun harga jualnya mencapai sekitar 200 juta rupiah. Di Amsterdam, Belanda, keberadaan mobil listrik atau hibrida plug-in semakin diakui. Pemerintah setempat menargetkan pada 2015, ada sekitar 10 ribu unit mobil listrik yang beredar. Untuk mencapai target tersebut, mulai tahun ini, banyak dibangun tempat pengisian baterai di tempat-tempat umum. Setidaknya, 125 tempat pengisian baterai, bahkan bisa mencapai 750 tempat, diharapkan rampung pada semester I tahun 2011.

Apabila target itu terealisasi, Amsterdam akan menjadi salah satu trendsetter kota di Eropa untuk penggunaan mobil listrik. Selain Belanda, Jerman, melalui Daimler AG, akan mengembangkan motor listrik generasi terbaru. Perusahaan itu telah mengumumkan rencana kerja sama dengan Robert Bosch GmbH dalam pengembangan kendaraan tersebut, dan proses pembuatannya akan dimulai pada awal 2012.