Ketentuan lebih lanjut mengenai:
a. | nilai lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8A ayat (1); |
b. | kriteria belum melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak dan/atau ekspor Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2a); |
c. | penghitungan dan tata cara pengembalian kelebihan Pajak Masukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (4c); |
d. | Pengusaha Kena Pajak berisiko rendah yang diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (4c); |
e. | pedoman pengkreditan Pajak Masukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (6); |
f. | penentuan sektor usaha tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (6c); |
g. | pembayaran kembali Pajak Masukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (6e) huruf a; |
h. | pengkreditan Pajak Masukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (9a), ayat (9b), dan ayat (9c); dan |
i. | jumlah peredaran usaha tertentu, jenis kegiatan usaha tertentu, jenis Barang Kena Pajak tertentu, jenis Jasa Kena Pajak tertentu, dan besaran Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut dan disetor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9A ayat (1), |
diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan.