(1) |
Harga
perolehan atau harga penjualan dalam hal
terjadi jual beli harta yang tidak dipengaruhi hubungan istimewa
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (4) adalah jumlah yang
sesungguhnya dikeluarkan atau diterima, sedangkan apabila terdapat
hubungan istimewa adalah jumlah yang seharusnya dikeluarkan atau
diterima. |
(2) |
Nilai
perolehan atau nilai penjualan dalam hal
terjadi tukar-menukar harta adalah jumlah yang seharusnya dikeluarkan
atau diterima berdasarkan harga pasar. |
(3) |
Nilai
perolehan atau pengalihan harta yang
dialihkan dalam rangka likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran,
pemecahan, atau pengambilalihan usaha adalah jumlah yang seharusnya
dikeluarkan atau diterima berdasarkan harga pasar, kecuali ditetapkan
lain oleh Menteri Keuangan. |
(4) |
Apabila
terjadi pengalihan harta :
a. |
yang
memenuhi syarat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a dan huruf b, maka
dasar penilaian bagi yang menerima pengalihan sama dengan nilai sisa
buku dari pihak yang melakukan pengalihan atau nilai yang ditetapkan
oleh Direktur Jenderal Pajak; |
b. |
yang
tidak memenuhi
syarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf a, maka dasar
penilaian bagi yang menerima pengalihan sama dengan nilai pasar dari
harta tersebut. |
|
(5) |
Apabila
terjadi pengalihan harta sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) huruf c, maka dasar penilaian harta
bagi badan yang menerima pengalihan sama dengan nilai pasar dari harta
tersebut. |
(6) |
Persediaan
dan pemakaian persediaan untuk
penghitungan harga pokok dinilai berdasarkan harga perolehan yang
dilakukan secara rata-rata atau dengan cara mendahulukan persediaan
yang diperoleh pertama. |