Susunan dalam Satu Naskah dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
Bagian Kedua Belas
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
(1)
Objek
Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan adalah
kegiatan pengambilan Mineral Bukan Logam dan Batuan yang meliputi:
a.
asbes;
b.
batu
tulis;
c.
batu
setengah permata;
d.
batu
kapur;
e.
batu
apung;
f.
batu
permata;
g.
bentonit;
h.
dolomit;
i.
feldspar;
j.
garam
batu (halite);
k.
grafit;
l.
granit/andesit;
m.
gips;
n.
kalsit;
o.
kaolin;
p.
leusit;
q.
magnesit;
r.
mika;
s.
marmer;
t.
nitrat;
u.
opsidien;
v.
oker;
w.
pasir
dan kerikil;
x.
pasir
kuarsa;
y.
perlit;
z.
phospat;
aa.
talk;
bb.
tanah
serap (fullers earth);
cc.
tanah
diatome;
dd.
tanah
liat;
ee.
tawas
(alum);
ff.
tras;
gg.
yarosif;
hh.
zeolit;
ii.
basal;
jj.
trakkit;
dan
kk.
Mineral
Bukan Logam dan
Batuan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2)
Dikecualikan
dari objek Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) adalah:
a.
kegiatan
pengambilan
Mineral Bukan Logam dan Batuan yang nyata-nyata tidak dimanfaatkan
secara komersial, seperti kegiatan pengambilan tanah untuk keperluan
rumah tangga, pemancangan tiang listrik/telepon, penanaman kabel
listrik/telepon, penanaman pipa air/gas;
b.
kegiatan
pengambilan
Mineral Bukan Logam dan Batuan yang merupakan ikutan dari kegiatan
pertambangan lainnya, yang tidak dimanfaatkan secara komersial; dan
c.
pengambilan
Mineral Bukan
Logam dan Batuan lainnya yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah.