Lampiran 6 |
||
Surat Edaran Dirjen Pajak |
||
Nomor |
: |
SE-04/PJ.7/2000 |
Tanggal |
: |
12 April 2000 |
PETUNJUK
DAN TATA CARA PENERBITAN LP2
PEMERIKSAAN RUTIN
1. |
Lembar Penugasan Pemeriksan (LP2)
untuk Pemeriksaan Rutin diterbitkan oleh Direktorat Pemeriksaan Pajak dengan
menggunakan program Aplikasi Penerbitan LP2. |
|
2. |
Direktorat Pemeriksaan Pajak
menerbitkan LP2 berdasarkan : |
|
|
a. |
Daftar Persediaan Wajib Pajak
Kriteria Seleksi; |
|
b. |
Daftar Nominatif Wajib Pajak
(yang akan diperiksa); |
|
c. |
Surat Pemberitahuan tentang
SPT Tahunan PPh-Rugi; atau |
|
d. |
Surat Permohonan Izin
Penggabungan, Pemerkaran atau Pengambilan Usaha. |
3. |
Dalam hal Wajib Pajak di samping
terpilih berdasarkan sistem kriteria seleksi (butir 1 huruf a), tercantum
pula dalam Daftar Nominatif Wajib Pajak (butir 1 huruf b), maka LP2 untuk
Pemeriksaan Rutin diterbitkan berdasarkan Daftar Persediaan Wajib Pajak
Kriteria Seleksi (butir 1 huruf a) dengan memperhatikan ketentuan yang
mengatur tentang Unit Pelakasan Pemeriksaan Pajak yang akan melaksanakan
Pemeriksaan Rutin tersebut. |
|
4. |
Untuk tujuan penerbitan LP2,
Pemeriksaan Rutin diberi kode dengan nomor sebagaimana tercantum pada Lampiran
6.1 |
|
5. |
LP2 diterbitkan dalam rangkap
4 (empat) dan seluruhnya dikirimkan ke Unit Pelaksana Pemeriksaan Pajak yang
akan melaksanakan pemeriksaan dengan menggunakan Surat Pengatur Pengiriman
LP2. |
|
6. |
Surat Pengantar Pengiriman LP2
dibuat dalam rangkap 5 (lima) dan dikirimkan ke : |
|
|
- |
Unit Pelaksana Pemeriksaan
Pajak dalam 2 (dua) rangkap, dan 1 (satu) rangkap berfungsi sebagai tanda
terima yang dikembalikan kepada penerbi LP2; |
|
- |
KPP dan atau Karikpa terkait; |
|
- |
Kantor Wilayah DJP terkait,
dalam hal Unit Pelaksana Pemeriksaan Pajak bukan Kantor Wilayah DJP yang
bersangkutan; |
|
- |
Arsip. |
Lampiran 6.1 |
||
Surat Edaran Dirjen Pajak |
||
Nomor |
: |
SE-04/PJ.7/2000 |
Tanggal |
: |
12 April 2000 |
DAFTAR
KODE KRITERIA PEMILIAH SPT
PEMERIKSAAN RUTIN
Jenis
Pemeriksaan |
KODE |
||||||
Pemeriksaan |
Pemeriksaan |
Pemeriksaan |
|||||
WP |
WP |
WP |
WP |
WP |
WP |
||
Bukan Kriteria Seleksi : |
|
|
|
|
|
|
|
a. |
SPT PPh Bagian Tahun Pajak
akibat perubahan tahun buku |
2011 |
2012 |
|
|
|
|
b. |
SPT Tahunan PPh WP yang dalam tahun
pajak ybs melakukan penilaian kembali aktiva tetap |
2021 |
2022 |
|
|
|
|
c. |
SPT Tahunan PPh WP yang dalam
tahun pajak ybs melakukan penggabungan, pemekaran, pengambilalihan usaha atau
likuidasi |
2031 |
2032 |
1031 |
1032 |
|
|
d. |
SPT Tahunan PPh WP OP yang
menyalahi ketentuan penggunaan Norma Penghitungan Penghasilan Neto |
2041 |
2042 |
1041 |
1042 |
|
|
e. |
SPT Tahunan PPh WP OP yang
menjalankan usaha atau pekerjaan bebas atau WP Badan, yang tempat terdaftarnya
berpindah dari KPP tempat WP semula terdaftar ke KPP lainnya atau mengajukan
permohonan pencabutan NPWP |
|
|
1051 |
1052 |
|
|
f. |
SPT Tahunan PPh WP OP atau Badan
yang tetap tidak disampaikan meskipun telah ditegur dengan menerbitkan surat
Teguran, termasuk SPT kempos dan WP NE |
2061 |
2062 |
1061 |
1062 |
|
|
g. |
SPT Tahunan PPh WP OP atau Badan
yang menyatakan rugi (apabila tidak termasuk dalam Pemeriksaan Rutin
berdasarkan kriteria seleksi) |
2071 |
2072 |
1071 |
1072 |
0071 |
0072 |
Kriteria Seleksi : |
|
|
|
|
|
|
|
a. |
SPT Tahunan PPh WP OP atau Badan
terpilih untuk diperiksa berdasarkan sistem Kriteria seleksi |
2081 |
2082 |
1081 |
1082 |
0081 |
0082 |
b. |
Wajib Pajak lainnya yang
memenuhi kriteria pemeriksaan berdasarkan uji petik yang ditetapkan oleh
Direktur pemeriksaan Pajak. |
2091 |
2092 |
|
|
|
|
Lampiran 7 |
||
Surat Edaran Dirjen Pajak |
||
Nomor |
: |
SE-04/PJ.7/2000 |
Tanggal |
: |
12 April 2000 |
DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
KANTOR PELAYANAN PAJAK .......................(1)
Nomor |
: |
|
Sifat |
: |
|
Lampiran |
: |
|
Hal |
: |
PSK Dengan Audit Program Khusus |
Yth. Kepala Kantor
Wilayah...............
......................................................(2)
Sehubungan dengan akan
dilakukannya pemeriksaan terhadap Wajib Pajak :
Nama |
: |
................................................................(3) |
NPWP |
: |
................................................................(4) |
Alamat |
: |
................................................................(5) |
Tahun Pajak |
: |
................................................................(6) |
Kode Pemeriksaan |
: |
................................................................(7) |
dengan
ini diberitahukan bahwa Wajib Pajak tersebut telah memenuhi semua syarat-syarat
untuk dapat dilakukan pemeriksaan pajak dengan menerapkan audit program khusus
sebagaimana dimaksud dalam butir 2.5 Surat Edaran Direktur Jenderal nomor :
SE-04/PJ.7/2000 tanggal 12 April 2000 hal Kebijaksanaan Pemeriksaan Tahun 2000.
Demikian untuk dapat dimaklumi.
Kepala Kantor, ................................... |
PETUNJUK
PENGISIAN
SURAT PEMBERITAHUAN PSK DENGAN AUDIT PROGRAM KHUSUS
(Lampiran 7)
Angka (1) |
: |
Diisi dengan nama KPP yang
akan melaksanakan PSK dengan menerapkan Audit Program Khusus |
Angka (2) |
: |
Diisi dengan Kepala Kantor
Wilayah DJP atasannya |
Angka (3) |
: |
Diisi dengan nama Wajib Pajak
yang akan diperiksa |
Angka (4) |
: |
Diisi dengan Nomor Pokok Wajib
Pajak yang akan diperiksa |
Angka (5) |
: |
Diisi dengan alamat Wajib
Pajak yang akan diperiksa |
Angka (6) |
: |
Diisi dengan tahun pajak yang
akan diperiksa |
Angka (7) |
: |
Diisi dengan kode pemeriksaan
sebagaimana dimaksud pada Lampiran 6.1 |
Angka (8) |
: |
Diisi dengan nama, NIP dan
tanda tangan pejabat serta cap jabatan |
Lampiran 8 |
||
Surat Edaran Dirjen Pajak |
||
Nomor |
: |
SE-04/PJ.7/2000 |
Tanggal |
: |
12 April 2000 |
Audit
Program Khusus Pemeriksaan Sederhana Kantor Terhadap
Wajib Pajak Tertentu Yang Menyampaikan SPT Tahunan PPh Yang
Berdasarkan Sistem Kriteria Seleksi Memperoleh Skor 700
Atau Lebih (Menyatakan Lebih Bayar)
Pendahuluan
Dalam ketentuan mengenai kebijakan pemeriksaan yang ditetapkan setiap
tahun, penyelesaian pemeriksaan terahadap Wajib Pajak yang menyampaikan SPT
Tahunan PPh yang berdasarkan sistem kriteria seleksi memperoleh skor 700 atau
lebih (menyatakan Lebih Bayar) selalu menjadi prioritas utama. Mengingat
terbatasnya sumber daya untuk melakukan pemeriksaan terhadap Wajib Pajak yang
menyampaikan SPT Tahunan PPh yang berdasarkan sistem kriteria seleksi
memperoleh skor 700 atau lebih (menyatakan Lebih Bayar) tersebut, maka
dipandang perlu untuk menyederhanakan pelaksanaan pemeriksaannya, sehingga
diharapakan jangka waktu pemeriksaan menjadi lebih singkat. Dengan demikian,
pelayanan terhadap Wajib Pajak dapat ditingkatkan mutunya. Penyederhanaan
pelaksaan pemeriksaan tersebut akan diberlakukan hanya terhadap Wajib Pajak
Tertentu saja, yang SPT Lebih Bayar-nya akan diperiksa melalui Pemeriksaan
Sederhana oleh Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Pemeriksaan terhadap Wajib Pajak
Tertentu tersebut akan dilaksanakan melalui Pemeriksaan Sederhana Kantor
(PSK). Dalam hal setelah PSK selesai dilaksanakan dan kemudian ditemukan
data baru dan atau data yang belum terungkap yang dapat mengakibatkan
penambahan jumlah pajak yang terutang, maka terhadap SPT Tahunan PPh Wajib
Pajak yang bersangkutan akan dilakukan Pemeriksaan Ulang melalui Pemeriksaan
Lengkap.
Adapun yang dimaksud dengan
Wajib Pajak Tertentu adalah Wajib Pajak yang secara umum dapat dianggap sebagai
Wajib Pajak patuh dan memenuhi seluruh kriteria dibawah ini :
1. |
Laporan Keuangan-nya diaudit
oleh Akuntan Publik dengan pernyataan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian
(unqualified opinion); |
2. |
Menyampaikan Surat Pemberitahuan
tepat waktu (baik melalui perpanjangan waktu maupun tidak); |
3. |
Memenuhi Pembayaran Pajaknya
tepat waktu sehingga tidak memiliki tunggakan pajak yang jumlahnya
signifikan; |
4. |
Jumlah koreksi yang telah dilakukan
dalam pemeriksaan terhadap SPT Tahunan PPh tahun atau tahun-tahun pajak
sebelumnya tidak signifikan; |
5. |
Tidak ada kerugian tahun atau
tahun-tahun pajak sebelumnya yang belum dilakukan pemeriksaan; |
6. |
Lokasi usaha (bukan cabang)
terletak diwilayah KPP yang sama. |
Prosedur
administrasi dan audit program yang diuraikan dibawah ini merupakan prosedur
dan program khusus sebagai panduan dalam melaksanakan PSK terhadap Wajib Pajak Tertentu
dimaksud. Prosedur dan program pemeriksaan yang lazim masih tetap dapat
diterapkan dalam PSK ini sepanjang tidak bertentangan dengan maksud dan tujuan
pemeriksaan.
Prosedur Administrasi
1. |
Usul
pemeriksaan terhadap Wajib Pajak Tertentu yang menyampaikan SPT
Tahunan PPh yang berdasarkan sistem kriteria seleksi memperoleh skor 700 atau
lebih (menyatakan Lebih Bayar) disampaikan oleh Kepala KPP yang bersangkutan
kepada Kepala Kantor Wilayah DJP atasannya dengan menyertakan informasi yang dibutuhkan
untuk kriteria penetapan sebagai Wajib Pajak Tertentu yang pemeriksaannya
dapat dilakukan melalui PSK dengan audit program khusus. |
2. |
PSK hanya dapat dilakukan
setelah mendapat persetujuan Kepala Kantor Wilayah DJP dan berdasarkan Lembar
Penugasan Pemeriksaan (LP2) |
3. |
Berdasarkan Surat Perintah
Pemeriksaan Pajak (SPPP), pemeriksaan memberitahukan secara tertulis tentang
akan dilakukannya pemeriksaan terhadap Wajib Pajak. |
4. |
Pemeriksa tidak perlu melakukan
peminjaman buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen dari Wajib Pajak
yang bersangkutan, tetapi cukup dengan meneliti berkas Wajib Pajak yang
terdapat di KPP. |
5. |
Pemeriksa tidak perlu meminta
Pemeriksaan Wajib Pajak Lokasi atas cabang usaha Wajib Pajak. |
6. |
Pemeriksa memberitahukan secara
tertulis kepada Wajib Pajak yang bersangkutan tentang hasil pemeriksaan
berupa hal-hal yang berbeda antara SPT Tahunan PPh Wajib Pajak dengan hasil
pemeriksaan. |
7. |
Jangka waktu pelaksanaan pemeriksaan dibatasi selama 2
(dua) minggu dan tidak dapat diperpanjang. |
Audit Program
1. |
Laporan Akuntan Publik |
||
|
1.1 |
Pemeriksa pernyataan pendapat Akuntan
Publik atas laporan keuangan yang disajikan oleh Wajib Pajak. |
|
|
1.2 |
Lakukan perbandingan Laporan
Rugi Laba tahun yang diperiksa dengan Laporan Rugi Laba tahun sebelumnya,
jika dianggap perlu lakukan pula hal sama terhadap Neraca. |
|
|
1.3 |
Periksa perkiraan-perkiraan
yang berdasarkan hasil analisis menunjukkan adanya perubahan yang cukup
material. |
|
|
1.4 |
Periksa rekonsiliasi fiskal
yang dilakukan oleh Akuntan Publik. |
|
|
1.5 |
Yakinkan bahwa rekonsiliasi
fiskal yang dilakukan oleh Akuntan Publik telah termasuk koreksi atas
jenis-jenis biaya yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan tidak boleh dikurangkan. |
|
|
1.6 |
Lakukan koreksi terhadap
jenis-jenis biaya yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan tidak boleh dikurangkan dari penghasilan, sepanjang belum
dikoreksi sendiri oleh Wajib Pajak (belum termasuk dalam rekonsiliasi
fiskal). |
|
|
1.7 |
Teliti rincian aktiva tetap
berwujud dan tidak berwujud yang terdapat dalam Neraca pada Laporan Akuntan
Publik. |
|
|
1.8 |
Periksa rincian aktiva tetap
berwujud dan tidak berwujud menurut kelompoknya dengan informasi sebagai
berikut : |
|
|
|
- |
nilai perolehan; |
|
|
- |
akumulasi penyusunan pada awal
tahun; |
|
|
- |
penambahan selama tahun
berjalan; |
|
|
- |
penarikan selama tahun
berjalan; |
|
|
- |
dasar penyusutan/amortisasi; |
|
|
- |
metode dan tarif
penyusutan/amortisasi; |
|
|
- |
penyusutan/amortisasi tahun
berjalan; |
|
|
- |
nilai buku pada akhir tahun. |
|
1.9 |
Yakinkan kebenaran perhitungan
penyusutan dan amortisasi, kemudian cocokkan dengan jumlah yang tercantum
dalam SPT Tahunan PPh. |
|
|
1.10 |
Lakukan koreksi berdasarkan
audit program pada butir 1.9 diatas. |
|
2. |
Hasil Pemeriksaan terhadap SPT
Tahunan PPh Wajib Pajak untuk tahun atau tahun-tahun pajak sebelumnya. |
||
|
2.1 |
Dapatkan dan pelajari Laporan
Pemeriksaan Pajak (LPP) dan Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) atas hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan terhadap SPT Tahunan Wajib Pajak untuk tahun
atau tahun-tahun pajak sebelumnya. |
|
|
2.2 |
Lihat koreksi hasil
pemeriksaan yang terdapat dalam LPP terdahulu, kemudian teliti apakah kesalahan
yang sama tidak terutang dalam laporan keuangan yang sedang diperiksa. |
|
|
2.3 |
Lakukan koreksi apabila
kesalahan yang sama (butir 2.2) terulang kembali sepanjang datanya memadai
(bukan berdasarkan taksiran). |
|
3. |
Surat Setoran Pajak |
||
|
3.1 |
Periksa keabsahan Surat
Setoran Pajak (SSP) yang terdapat dalam berkas Wajib Pajak. |
|
|
3.2 |
Lekukan konfirmasi SSP ke Bank
Persepsi atau Kantor Pos terkait, apabila SSP lembar kedua tidak ada dalam
berkas Wajib Pajak. |
|
|
3.3 |
Teliti jumlah setoran yang
setara dalam SSP, lalu cocokkan dengan jumlah yang terdapat dalam SPT Tahunan
PPh. |
|
|
3.4 |
Lakukan koreksi atas
pembayaran pajak yang belum sesuai dengan ketentuan |
|
4. |
Kompensasi Kerugian |
||
|
4.1 |
Teliti bila ada kerugian yang
belum dikompensasikan. |
|
|
4.2 |
Yakinkan bahwa kerugian yagn
dikompensasikan berasal dari kerugian yang telah diperiksa (ada surat
ketetapan pajaknya). |
|
|
4.3 |
Lakukan koreksi bila kompensasi
kerugian tersebut tidak sesuai dengan ketentuan. |
Lampiran 9 |
||
Surat Edaran Dirjen Pajak |
||
Nomor |
: |
SE-04/PJ.7/2000 |
Tanggal |
: |
12 April 2000 |
DEPARTEMEN
KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
.......................................................................................(1)
Nomor |
: |
SP- |
..................................,.........19.... |
Sifat |
: |
Segera |
|
Lampiran |
: |
Satu set |
|
Hal |
: |
Laporan Pemeriksaan Pajak (LPP) dan Nota Penghitungan Pajak (NPP) |
Yth.
................................ .......................
................................................................(2)
Sehubungan dengan pemeriksaan
yang telah dilakukan terhadap Wajib Pajak :
Nama |
: |
...................................................................(3) |
|||||||||||||||
NPWP (lama) |
: |
|
|||||||||||||||
Alamat |
: |
...................................................................(5) |
|||||||||||||||
Tahun Pajak |
: |
....................................................................(6) |
berdasarkan Surat Perintah
Pemeriksaan Pajak (SPPP) untuk :
- |
Tahun Pajak............. |
Nomor. ............. |
tanggal.......................(7) |
- |
Tahun Pajak............. |
Nomor. ............. |
tanggal....................... |
- |
dan seterusnya |
|
|
dan
mengingat telah diterimanya Surat Pemberitahuan Telah Terdaftar di KPP Baru
(KP.PDIP.4.26-95) Nomor : .....................(8) tanggal
.................(9). dengan ini terlampir disampaikan LPP dan NPP untuk
masing-masing tahun pajak atas nama Wajib Pajak tersebut diatas untuk
ditindaklanjuti dengan menerbitkan surat ketetapan pajak sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
Demikian untuk dimaklumi.
Kepala Kantor, ........................................... |
Tembusan :
.............................................(11)
PETUNJUK
PENGISIAN
SURAT PENGANTAR PENGIRIMAN LPP DAN NPP
(Lampiran 9)
Angka (1) |
: |
Diisi dengan nama KPP lama. |
|
Angka (2) |
: |
Diisi dengan Kepala KPP baru. |
|
Angka (3) |
: |
Diisi dengan nama Wajib Pajak . |
|
Angka (4) |
: |
Diisi dengan NPWP lama. |
|
Angka (5) |
: |
Diisi dengan alamat lama. |
|
Angka (6) |
: |
Diisi dengan tahun atau tahun-tahun pajak yang
diperiksa. |
|
Angka (7) |
: |
Diisi dengan Tahun Pajak. Nomor dan Tanggal SPPP untuk
masing-masing Tahunn Pajak yang diperiksa. |
|
Angka (8) |
: |
Diisi dengan Nomor KP.PDIP.4.26.95 yang diterima dari
KPP baru. |
|
Angka (9) |
: |
Diisi dengan Tanggal KP.PDIP.4.26.95 yang diterima dari
KPP baru. |
|
Angka (10) |
: |
Diisi dengan nama, NIP, tandatangan dan cap jabatan
Kepala KPP lama |
|
Angka (11) |
: |
Diisi dengan : |
|
|
|
1. |
Kepala Kantor Wilayah DJP atsan KPP baru |
2. |
Kepala Kantor Wilayah DJP atasan KPP lama |
Lampiran 10 |
||
Surat Edaran Dirjen Pajak |
||
Nomor |
: |
SE-04/PJ.7/2000 |
Tanggal |
: |
12 April 2000 |
PEDOMAN
PELAKSANAAN PEMERIKSAAN SEDERHANA KANTOR (PSK)
YANG DIAJUKAN OLEH PKP EKSPORTIR TERTENTU (PET)
I. |
UMUM |
|
1. |
Pemeriksaan Sederhana Kantor dilakukan berdasarkan : Surat Perintah Pemeriksaan
Pajak (SP3) yang berupa daftar PET yang mengajukan permohonan restitusi PPN dan
PPnBM yang telah ditandatangani oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak yang
bersangkutan. |
|
2. |
Dalam melaksanakan PSK.
Pemeriksaan Pajak harus memenuhi ketentuan sebagai berikut : |
|
|
2.1. |
Memiliki Tanda Pengenal
sebagai Pemeriksa yang dilengkapi dengan Surat Perintah Pemeriksaan Pajak. |
|
2.2. |
Melaksanakan pemeriksaan pajak
sesuai denga prosedur-prosedur dan teknik-teknik pemeriksaan yang khusus
untuk PSK dalam rangka restitusi PPN yang diajukan oleh PET. |
|
2.3. |
Untuk setiap kegiatan pemeriksaan
harus dibuat Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP) |
|
2.4. |
Kertas Kerja Pemeriksaan
adalah dasar untuk membuat konsep Laporan Pemeriksaan Pajak. |
|
2.5. |
Setiap Laporan Pemeriksaan
Pajak harus dibuat secara lengkap dan harus dapat ditindaklanjuti
dengan Nota Penghitungan Pajak sebagai dasar penerbitan surat ketetapan pajak |
|
2.6. |
Pemeriksa dilarang memberitahukan
kepada pihak lain yang tidak berhak segala sesuatu yang diketahui atau diberitahukan
kepadanya oleh PET dalam rangka pemeriksaan. |
3. |
Jangka waktu penyelesaian
pemeriksaan pajak untuk PSK yang dilaksanakan dalam rangka restitusi PPN dan
PPnBM yang permohonannya diajukan oleh PET adalah 6 (enam) hari kerja
terhitung sejak tanggal permohonan diterima. |
II. |
PELAKSANAAN PEMERIKSAAN |
|
1. |
Prosedur Pemeriksaan Prosedur pemeriksaan dibawah
ini adalah prosedur pemeriksaan yang minimal harus dilaksanakan dalam
setiap pelaksanaan PSK yang dilaksanakan dalam rangka restitusi PPN dan PPnBM
yang permohonannya diajukan oleh PET. |
|
|
a. |
Lakukan pengecekan kebenaran
formal pengisian SPT. Dalam hal dari penelitian tersebut ternyata perlu diterbitkan
Surat Tagihan Pajak, maka penerbitan dilakukan bersamaan dengan penerbitan
surat ketetapan pajak. |
b. |
Teliti Faktur Pajak Masukan
yang dilampirkan oleh PET apakah PPN-nya dapat dikreditkan atau tidak. Dalam hal
terdapat keraguan mengenai PPN yang tercantum dalam Faktur Pajak Masukan
dapat dikreditkan atau tidak, Kepala KPP memutuskan keraguan tersebut
berdasarkan Faktur Pajak Masukan yang sudah tidak diragukan. |
|
c. |
Beritahukan kepada PET
mengenai koreksi yang dilakukan atas penelitian terhadap Faktur Pajak Masukan
sebagaimana dimaksud pada butir b dengan disertai alasannya. |
|
d. |
Teliti Faktur Pajak Keluaran
yang dilampirkan oleh PET apakah Barang Kena Pajak yang tercantum dalam
Faktur Pajak Keluaran tersebut sama dengan Barang Kena Pajak yang diekspor. |
|
e. |
Lakukan kofifmasi Fakrur Pajak
Masukan kepada KPP penjual setelah SPMKP diterbitkan . |
|
2. |
Pelaporan Pemeriksaan
Sederhana |
|
|
a. |
Hasil pemeriksaan dituangkan dalam
Laporan Pemeriksaan Pajak; |
b. |
Hasil pemeriksaan
diberitahukan secara tertulis kepada PET segera setelah PSK selesai dilakukan
dan tidak menunggu tanggapan dari PET. Dalam hal PET memberikan tanggapan
atas hasil pemeriksaan, tanggapan tersebut harus diperhatikan pada waktu
melakukan post audit. |