Keputusan Dirjen Bea dan Cukai Nomor : KEP - 27/BC/2004
Petunjuk Pelaksanaan Pembayaran Dan Penatausahaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (Pnbp) Direktorat Jenderal Bea Dan Cukai
Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara ekslusif untuk www.ortax.org dan TaxBaseX. Pengambilan dokumen ini yang dilakukan tanpa ijin adalah tindakan ilegal.
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI
NOMOR KEP - 27/BC/2004
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARAN DAN PENATAUSAHAAN
PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP) DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI
DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,
Menimbang :
- bahwa dalam rangka pelaksanaan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 118/KMK.04/2004 tentang Tata Laksana Pembayaran Dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Yang Berlaku Pada Direktorat Jenderal Bea Dan Cukai,perlu diterbitkan petunjuk pelaksanaannya;
- bahwa sebelum ditetapkannya Keputusan Menteri Keuangan nomor 118/KMK.04/2004, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai telah memungut dan menatausahakan jenis dan tarif PNBP berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
- bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, serta untuk tertib administrasi keuangan PNBP Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai tentang Tata Laksana Pembayaran Dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Yang Berlaku Pada Direktorat Jenderal Bea Dan Cukai;
Mengingat :
- Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3612);
- Undang-undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3613);
- Undang-undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3687);
- Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1997 tentang Jenis dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3694) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 1998 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3760);
- Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1999 tentang Tata Cara Penggunaan Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Bersumber Dari Kegiatan Tertentu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 136 dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3871);
- Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2003 tentang Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Departemen Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 95, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4313);
- Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4212);
- Keputusan Menteri Keuangan Nomor 101/KMK.05/1997 tentang Pemberitahuan Pabean sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 346/KMK.04/2003;
- Keputusan Menteri Keuangan Nomor 9/KMK.01/2003 tentang Pelimpahan Wewenang Kepada Pejabat Eselon I Dan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Di Lingkungan Departemen Keuangan Untuk Dan Atas Nama Menteri Keuangan Menetapkan Keputusan Menteri Keuangan Tentang Pengangkatan/Pembebasan Bendaharawan Dan Atasan Langsung Bendaharawan Di Lingkungan Departemen Keuangan;
- Keputusan Menteri Keuangan Nomor 84/KMK.04/2003 tentang Tatalaksana Pembayaran dan Penyetoran Penerimaan Negara Dalam Rangka Impor dan Penerimaan Negara atas Barang Kena Cukai Buatan Dalam Negeri;
- Keputusan Menteri Keuangan Nomor 118/KMK.04/2004 tentang Tata Laksana Pembayaran dan Penyetoran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang Berlaku Pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARAN DAN PENATAUSAHAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP) DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI.
Dalam Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini, yang dimaksud dengan :
1. | PNBP yang berlaku pada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang selanjutnya disebut PNBP Bea dan Cukai adalah :
|
||||||||||||||||||||||||||
2. | Bendaharawan adalah Bendaharawan Penerima PNBP Bea dan Cukai. | ||||||||||||||||||||||||||
3. | Penyelesaian Pemberitahuan Barang Impor Bayar adalah pemberitahuan pabean dengan menggunakan dokumen BC 2.0, BC 2.4, atau BC 2.5 yang wajib membayar Bea Masuk dan/atau Pajak Dalam rangka Impor. | ||||||||||||||||||||||||||
4. | Penyelesaian Pemberitahuan Barang Impor Bebas adalah pemberitahuan pabean dengan menggunakan dokumen BC 2.0, BC 2.4, atau BC 2.5 yang tidak wajib membayar Bea Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor. | ||||||||||||||||||||||||||
5. | SSB adalah Surat Sanggup Bayar dari Wajib Bayar untuk menjamin PNBP yang terutang dengan pembayaran berkala. | ||||||||||||||||||||||||||
6. | PSB adalah Pernyataan Sanggup Bayar dari Wajib Bayar untuk menjamin PNBP yang terutang dengan pembayaran kemudian. | ||||||||||||||||||||||||||
7. | Wajib Bayar adalah Wajib Bayar PNBP. |
(1) | Penerimaan dan/atau Penatausahaan PNBP Bea dan Cukai dilakukan oleh Bendaharawan. | ||||||||||
(2) | Penunjukan Bendaharawan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berdasarkan ketentuan yang diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor 9/KMK.01/2003 tentang Pelimpahan Wewenang Kepada Pejabat Eselon I Dan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Di Lingkungan Departemen Keuangan Untuk Dan Atas Nama Menteri Keuangan Menetapkan Keputusan Menteri Keuangan Tentang Pengangkatan/Pembebasan Bendaharawan Dan Atasan Langsung Bendaharawan Di Lingkungan Departemen Keuangan. | ||||||||||
(3) | Bendaharawan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) adalah :
|
(1) | Bendaharawan berkewajiban, menerima, menyimpan, menyetorkan dan menatausahakan PNBP sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. |
(2) | Bendaharawan berkewajiban menyetorkan PNBP yang diterima ke kas negara setiap hari kerja berikutnya untuk seluruh penerimaan PNBP hari kerja yang bersangkutan. |
(3) | Dalam hal penyetoran PNBP sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak dapat dilaksanakan karena letak geografis dan sarana transportasi yang tidak memungkinkan, Kepala Kantor Wilayah dapat memberikan persetujuan tertulis kepada Bendaharawan untuk melakukan penyetoran PNBP bulan yang bersangkutan pada tanggal 5 (lima) bulan berikutnya. |
(4) | Dalam hal tanggal 5 (lima) sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) jatuh pada hari libur, penyetoran PNBP dilaksanakan pada hari kerja berikutnya. |
BAB III
PENYELESAIAN PEMBERITAHUAN BARANG IMPOR DAN MANIFEST
(1) | Pelayanan penyelesaian pemberitahuan barang impor dengan menggunakan dokumen pemberitahuan pabean : a. BC 2.0; b. BC 2.4 dengan tujuan dijual ke dalam negeri; atau c. BC 2.5 dengan tujuan dijual ke DPIL, wajib membayar PNBP. |
(2) | Dalam hal pemberitahuan pabean sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan Penyelesaian Pemberitahuan Barang Impor Bayar, PNBP wajib dibayar bersamaan dengan pembayaran Bea Masuk dan Pajak Dalam Rangka Impor dengan menggunakan SSPCP. |
(3) | Dalam hal pemberitahuan pabean sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan Penyelesaian Pemberitahuan Barang Impor Bebas, PNBP wajib dibayar dengan menggunakan SSBP atau BPBP. |
Pelayanan penyelesaian pemberitahuan barang impor dan manifest :
a. BC 2.1 (PIBT);
b. BC 2.4 dan BC 2.5 selain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf
b. dan c; atau
c. BC 1.1 (Inward/outward manifest) nihil, tidak wajib membayar PNBP.
BAB IV
PEMBAYARAN BERKALA, PEMBAYARAN KEMUDIAN DAN KOMPENSASI
(1) | Wajib Bayar dengan pembayaran berkala wajib menyerahkan SSB dengan menggunakan contoh formulir sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini. |
(2) | Wajib Bayar dengan pembayaran kemudian wajib menyerahkan PSB dengan menggunakan contoh formulir sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran II Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini. |
(1) | Wajib Bayar dengan pembayaran berkala wajib melunasi pembayaran paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya. |
(2) | Pada periode bulan Desember, Wajib Bayar dengan pembayaran berkala wajib melunasi pembayaran pada awal minggu ke-4. |
(3) | Untuk periode setelah tanggal jatuh tempo sebagaimana dimaksud dalam ayat |
(4) | pembayarannya digabung dengan pembayaran bulan Januari tahun berikutnya. |
(5) | Wajib Bayar dengan pembayaran berkala wajib menyerahkan SSBP kepada Bendaharawan paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah jatuh tempo sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2), disertai daftar rekapitulasi pembayaran PNBP dengan menggunakan contoh formulir sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran III Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini. |
Wajib Bayar dengan pembayaran kemudian wajib :
1. menyerahkan SSBP; atau
2. membayar dengan tanda bukti BPBP, kepada Bendaharawan paling lambat 3 (tiga) hari kerja setelah timbulnya kewajiban membayar.
(1) | Dalam hal Wajib Bayar tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 atau Pasal 8, Kepala KPBC/BPIB menerbitkan Surat Tagihan I dengan menggunakan contoh formulir sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran IV Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini. |
(2) | Dalam waktu 30 (tiga puluh) hari setelah terbitnya Surat Tagihan I sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Wajib Bayar tidak memenuhi kewajibannya, Kepala KPBC/BPIB menerbitkan Surat Tagihan II dengan menggunakan contoh formulir sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran V Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini. |
(3) | Dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah terbitnya Surat Tagihan II sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Wajib Bayar tidak memenuhi kewajibannya, yang bersangkutan tidak dilayani sampai dipenuhi kewajibannya |
(1) | Pelunasan jasa pengujian laboratorium BPIB yang tidak menggunakan pembayaran berkala dilakukan paling lambat pada saat penyerahan hasil pengujian. |
(2) | Dalam hal yang bersangkutan tidak mengambil hasil pengujian pada tanggal penerbitan hasil pengujian, tanggal penerbitan hasil pengujian dianggap sebagai tanggal penyerahan hasil pengujian. |
(3) | Apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) hari kerja setelah diterbitkannya hasil pengujian yang bersangkutan tidak memenuhi kewajiban pelunasan pembayaran PNBP, Kepala BPIB melakukan penagihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9. |
Dalam hal terjadi pembatalan pelayanan, maka PNBP yang telah dilunasi dapat dikompensasikan pada pelayanan atau kegiatan sejenis berikutnya dalam bulan yang sama.
Tata Laksana pembayaran secara berkala, pembayaran kemudian dan kompensasi PNBP adalah sebagaimana ditetapkan ditetapkan dalam Lampiran VI Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini.
Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini mulai berlaku pada tanggal 1 Mei 2004.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta,
pada tanggal 01 April 2004
Direktur Jenderal Bea Dan Cukai,
ttd.
Eddy Abdurrachman
NIP 060044459
Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara ekslusif untuk www.ortax.org dan TaxBaseX. Pengambilan dokumen ini yang dilakukan tanpa ijin adalah tindakan ilegal.