Lampiran I KEP. DIRJEN PAJAK |
||
Nomor |
: |
KEP-106/PJ.11/1991 |
Tanggal |
: |
6 Juni 1991 |
WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK
YANG DILIMPAHKAN
KEPADA
NO |
WEWENANG DIREKTUR JENDERAL PAJAK |
DASAR HUKUM |
DILIMPAHKAN KEPADA |
KETERANGAN |
|||||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 |
|||||||
1. |
Memberikan
bukti penerimaan pendaftaran WP dan bukti penerimaan laporan usaha untuk
dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak |
Pasal 2
UU No.6/1983 |
- |
Kasi
TUP. |
Dalam
hal komputer tidak berfungsi. |
||||||
- |
Kasubsi Pendaftaran
WP (KPP type A/B/C), berhalangan. |
||||||||||
2. |
Memberikan
Nomor Pokok Wajib Pajak |
Pasal 2
UU No.6/1983 |
- |
Kasi
TUP. |
- |
||||||
- |
Kasubsi
Pendaftaran WP (KPP type A/B/C), dalam hal Kasi TUP berhalangan. |
||||||||||
3. |
Menerbitkan
Keputusan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PKP) |
Pasal 3
ayat (3) UU No.8/1983 jo. Pasal 7 ayat (1) PP No.22/85 |
- |
Kasi
TUP/Kasubsi Pendaftaran WP (KPP type A). |
- |
||||||
- |
Kasi
INTUP/Kasubsi Pendaftaran WP dan SPT (KPP type B). |
||||||||||
- |
Kasubsi
INTUP (KPP type C). |
||||||||||
4. |
Penunjukan
orang pribadi atau perseorangan sebagai pemotong Pajak Penghasilan. |
Pasal 23
ayat (2) UU No.7/1983 |
- |
Kepala
KPP |
|
||||||
5. |
Memberikan
Surat Izin Perpanjangan Jangka Waktu Penyampaian SPT Tahunan PPh |
Pasal 3
ayat (4) UU No.6/1983 |
- |
Kepala
KPP |
Kepala
KPP dapat melimpahkan wewenangnya kepada Kasi TUP untuk perpanjangan s/d 3
bulan. |
||||||
6. |
Mengeluarkan
Surat Permintaan Kelengkapan SPT Tahunan PPh dan Kelengkapan SPT Masa PPN. |
Pasal 4
ayat (1) UU No.6/1983 |
Kasi TUP |
- |
|||||||
7. |
Mengeluarkan
Surat Pemberitahuan Hasil Penelitian SPT Tahunan PPh dan SPT Masa PPN. |
Pasal 4
ayat (1) jo. |
Kasi
TUP/Kasi PPh/ |
- |
Kasi TUP
dalam hal penelitian formal. |
||||||
- |
Kasi
PPh/Kasi PPN & PTLL dalam hal penelitian material. |
||||||||||
8. |
Mengeluarkan
Surat Permintaan Penjelasan mengenai biaya perusahaan dan bukti-bukti
Pembayaran Pajak. |
Pasal 4
ayat (1) dan ayat (4) UU No.6/1983 |
Kasi PPh |
- |
|||||||
9. |
Menerbitkan
Surat Tegoran atas SPT Tahunan PPh yang belum disampaikan oleh Wajib Pajak. |
Pasal 4
ayat (1) jo. Pasal 13 ayat (1) huruf b UU No.6/1983 |
Kasi TUP |
- |
|||||||
10. |
Menerbitkan
Surat Tegoran atas SPT Masa PPh dan SPT Masa PPN. |
Pasal 4
ayat (1) jo. Pasal 13 ayat (1) huruf b UU No.6/1983 |
Kasi
PPh/Kasi PPN&PTLL |
- |
|||||||
11. |
Memberikan
tanggal penerimaan pada SPT yang disampaikan langsung dan memberikan bukti
penerimaan SPT Tahunan PPh yang disampaikan langsung/melalui Pos oleh WP. |
Pasal 6
ayat (1) UU No.6/1983 |
Pejabat
yang ditunjuk oleh Kepala KPP. |
- |
|||||||
12. |
Memberikan
bukti penerimaan permohonan Wajib Pajak untuk mengangsur atau menunda
Pembayaran Pajak. |
Pasal 9
ayat (4) UU No.6/1983 |
Pejabat
yang ditunjuk oleh Kepala KPP. |
- |
|||||||
13. |
Menerbitkan
Keputusan kepada Wajib Pajak untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak. |
Pasal 9
ayat (4) UU No.6/1983 |
Kepala
KPP. |
- |
|||||||
14. |
Mengeluarkan
Surat Penolakan Permohonan Restitusi PPh atas bunga deposito berjangka, sertifikat
deposito dan tabungan. |
Peraturan
Pemerintah Nomor 21 Th. 1989 |
Kepala
KPP. |
- |
|||||||
15. |
Menerbitkan
|
Pasal 17
ayat (1) UU No.6/1983 |
Kepala KPP,
sepanjang penerbitan SKKPP yang belum melewati jangka waktu 13 bulan. |
- |
|||||||
16. |
Menerbitkan
|
Pasal 17
ayat (1) huruf a jo. Pasal 11 ayat (1) UU No.6/1983 |
Kepala
KPP. |
- |
|||||||
17. |
Menerbitkan
|
Pasal 11
ayat (2) UU No.6/1983 dan PP No.21/1989. |
Kepala
KPP. |
Kecuali
dalam hal kewenangan dilimpahkan kepada Ka.Kanwil. |
|||||||
18. |
Menerbitkan
Keputusan Pemberian Bunga Atas Kelambatan Pengembalian Kelebihan Pembayaran
Pajak (SKPB) |
Pasal 11
ayat (3) dan ayat (4)UU No.6/1983 |
Kepala
KPP. |
- |
|||||||
19. |
Menerbitkan
|
Pasal 11
ayat (4) UU No.6/1983 |
Kepala
KPP. |
Kecuali
dalam hal kewenangan dilimpahkan kepada Ka.Kanwil. |
|||||||
20. |
Menerbitkan
Tanda Pengenal Petugas Verifikasi Lapangan |
Pasal 4 huruf
a PP No.31/1985. |
Kepala
KPP. |
- |
|||||||
21. |
Menerbitkan
|
Pasal 4
huruf a PP No.31/1985. |
Kepala
KPP. |
- |
|||||||
22. |
Menerbitkan
|
Pasal 9 ayat
(1) UU No.7/1985 jo. ps.2 Kep.Men.Keu.RI No.960/KMK.04/1983 |
Kepala
KPP. |
- |
|||||||
23. |
Menerbitkan
|
Pasal 13
ayat (1) UU No.6/1983 |
Kepala
KPP. |
- |
|||||||
24. |
Menerbitkan
|
Pasal 14
ayat (1) UU No.6/1983 |
Kepala
KPP. |
Kepala
KPP dapat melimpahkan wewenangnya kepada Kasi yang bersangkutan untuk
menandatangani Nota Penghitungan. |
|||||||
25. |
Menerbitkan
Surat Pemberitaan |
Pasal 17
ayat (1) huruf b UU No.6/1983 |
Kepala
KPP. |
Termasuk
pemberitahuan besarnya Rugi Fiskal. |
|||||||
26. |
Menerbitkan
|
Pasal 15
ayat (1) UU No.6/1983 |
Kepala
KPP. |
- |
|||||||
27. |
Memberikan
bukti penerimaan |
Pasal 16
UU No.6/1983 |
Kasubsi
Keberatan atau pejabat yang ditunjuk oleh Kepala KPP. |
- |
|||||||
28. |
Menerbitkan
Keputusan pembetulan kesalahan tulis, kesalahan hitung yang terdapat dalam |
Pasal 16
UU No.6/1983 |
Kepala
KPP. |
- |
|||||||
29. |
Menerbitkan
Keputusan pembetulan kekeliruan dalam penerapan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan yang terdapat dalam |
Pasal 16
UU No.6/1983 |
Kepala
KPP. |
- |
|||||||
30. |
Mengeluarkan
Surat Tegoran atas ketetapan pajak yang tidak atau kurang dibayar setelah
lewat jatuh tempo pembayaran pajak. |
Pasal 18
ayat (2) UU No.6/1983 jo. Pasal 2 ayat (1) Kep.Men.Keu. No. 951/KMK.04/1983 |
Kepala
KPP. |
Kepala KPP
dapat melimpahkan wewenangnya kepada Kasi Penagihan dan Verifikasi. |
|||||||
31. |
Menerbitkan
Surat Paksa. |
Pasal 18
ayat (2) UU No.6/1983 jo. Pasal 4 UU No.19/1959 jo. Pasal 3 ayat (2) Kep.Men.
No. 951/KMK.04/1983. |
Kepala
KPP. |
- |
|||||||
32. |
Menerbitkan
Surat Perintah Penagihan Pajak seketika dan sekaligus |
Pasal 20
UU No.6/1983 |
Kepala
KPP. |
- |
|||||||
33. |
Menerbitkan
|
Pasal 9
ayat (1) UU No.19/1959. |
Kepala
KPP. |
- |
|||||||
34. |
Mengeluarkan
|
Kep.Men.Keu.
No. 952/KMK.04/1983. |
Kepala
KPP. |
- |
|||||||
35. |
Membuat
daftar usulan penghapusan piutang pajak |
Pasal 24
UU No.6/1983 jo. Pasal 6 Kep.Men.Keu. No. 952/KMK.04/1983. |
Kepala
KPP. |
- |
|||||||
36. |
Memberikan
bukti penerimaan Surat Permohonan Keberatan Wajib Pajak. |
Pasal 25
ayat (4) UU No.6/1983. |
Kasubsi
Keberatan atau Pejabat yang ditunjuk oleh Kepala KPP. |
- |
|||||||
37. |
Mengeluarkan
Surat Permintaan Kelengkapan kepada Wajib Pajak untuk melengkapi Surat
Keberatannya. |
Pasal 25
ayat (2) UU No.6/1983. |
Kepala
KPP. |
Kepala
KPP dapat melimpahkan wewenangnya kepada Kasubsi Keberatan atau pejabat lain
yang ditunjuk. |
|||||||
38. |
Mengeluarkan
Surat Pemberitahuan kepada Wajib Pajak bahwa Surat Keberatannya tidak dapat
dipertimbangkan karena tidak memenuhi persyaratan formal. |
Pasal 25
ayat (2) UU No.6/1983. jo. Pasal 5 PP No.35/83 |
Kepala
KPP. |
- |
|||||||
39. |
Memberikan
jawaban secara tertulis hal-hal yang menjadi dasar pengenaan, pemotongan atau
pemungutan pajak atas permintaan WP. |
Pasal 25
ayat (5) UU No.6/1983. |
Kepala
KPP. |
Kepala
KPP dapat melimpahkan wewenangnya kepada Kasi Keberatan. |
|||||||
40. |
Menerbitkan
Keputusan atas Surat Keberatan yang diajukan oleh Wajib Pajak sehubungan
dengan Ketetapan Pajak Penghasilan dan pemotongan/pemungutan oleh pihak
ketiga. |
Pasal 26
ayat (1) UU No.6/1983. |
Kepala
KPP. |
|
|||||||
1. |
Untuk
KPP Khusus: |
||||||||||
|
a. |
1). |
WP PPh
Badan yang jumlah pajak terutangnya tidak lebih dari Rp. 100.000.000,- atau
jumlah kerugian yang ditetapkan tidak lebih dari Rp. 500.000.000,- |
||||||||
|
|
2). |
WP Perseorangan
yang jumlah pajak terhutangnya tidak lebih dari Rp. 50.000.000,- atau jumlah
kerugian yang ditetapkan tidak lebih dari Rp. 250.000.000,- |
||||||||
|
b. |
Surat
ketetapan pajak yang dikenakan kepada pemotong/pemungut PPh (Psl.21, 22, 23 dan
26) yang jumlahnya tidak lebih dari Rp. 50.000.000,- |
|||||||||
|
c. |
Pemotongan/
pemungutan PPh (Psl. 21, 22, 23, dan 26) oleh pihak ketiga yang jumlahnya
tidak lebih dari Rp. 5.000.000,- |
|||||||||
2. |
Untuk
KPP Lainnya: |
||||||||||
|
a. |
1). |
WP badan
yang jumlah pajak terhutangnya tidak lebih dari Rp. 50.000.000,- atau jumlah
kerugian yang ditetapkan tidak lebih dari Rp. 250.000.000,- |
||||||||
|
|
2). |
WP
Perseorangan yang jumlah pajak terhutangnya tidak lebih dari Rp. 10.000.000,-
atau jumlah kerugian yang ditetapkan tidak lebih dari Rp. 50.000.000,- |
||||||||
|
b. |
Surat
ketetapan pajak yang dikenakan kepada pemotong/pemungut PPh (Ps. 21, 22, 23
dan 26) yang jumlahnya tidak lebih dari Rp. 25.000.000,- |
|||||||||
|
c. |
Pemotongan/pemungutan
PPh (Ps. 21, 22, 23 dan 26) oleh pihak ketiga yang jumlahnya tidak lebih dari
Rp. 2.500.000,- |
|||||||||
41. |
Menerbitkan
Keputusan Atas Surat Keberatan yang diajukan oleh Pengusaha Kena Pajak. |
Pasal 26
ayat (1) UU No.6/1983 |
Kepala
KPP. |
|
|||||||
1. |
Untuk
KPP Khusus : |
||||||||||
2. |
Untuk
KPP lainnya : |
||||||||||
42. |
Memberikan
bukti penerimaan |
Pasal 36
ayat (1) UU No.6/1983 jo. Kep.Men.Keu. No. 953/KMK.04/1983. |
Kasubsi
Keberatan atau pejabat yang ditunjuk oleh Kepala KPP. |
- |
|||||||
43. |
Menerbitkan
Keputusan atas permohonan pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi
berupa bunga, denda dan kenaikan. |
Pasal 36
ayat (1) huruf a UU No.6/1983. |
Kepala
KPP. |
|
|||||||
1. |
Untuk
KPP Khusus : |
||||||||||
2. |
Untuk
KPP lainnya : |
||||||||||
44. |
Menerbitkan
Keputusan atas permohonan pengurangan atau pembatalan Ketetapan Pajak yang
tidak benar. |
Pasal 36
ayat (1) huruf b UU No.6/1983. |
Kepala
KPP. |
|
|||||||
1. |
Untuk
KPP Khusus : |
||||||||||
|
a) |
Surat ketetapan
pajak PPh yang jumlah pajak terhutangnya tidak lebih dari Rp. 100.000.000,-
atau jumlah kerugian yang ditetapkan tidak lebih dari Rp. 500.000.000,- |
|||||||||
|
b) |
Surat
ketetapan pajak yang dikenakan kepada pemotong/pemungut PPh (Pasal 21, 22, 23
dan 26) yang jumlah pokok pajaknya tidak lebih dari Rp. 50.000.000,- |
|||||||||
|
c) |
Surat
ketetapan pajak PPN dan PPn BM yang jumlah pajak keluaran PPN/PPn BM yang
terhutang tidak lebih dari Rp. 100.000.000,- |
|||||||||
2. |
Untuk
KPP lainnya : |
||||||||||
|
a) |
Surat
ketetapan pajak PPh yang jumlah pajak terhutangnya tidak lebih dari Rp.
25.000.000,- atau jumlah kerugian yang ditetapkan tidak lebih dari Rp.
100.000.000,- |
|||||||||
|
b) |
Surat
ketetapan pajak yang dikenakan kepada pemotong/pemungut PPh (Pasal 21, 22, 23
dan 26) yang jumlah pokok pajaknya tidak lebih dari Rp. 25.000.000,- |
|||||||||
|
c) |
Surat
ketetapan pajak PPN dan PPn BM yang jumlah pajak keluaran PPN/PPn BM yang
terhutang tidak lebih dari Rp. 25.000.000,- |
|||||||||
45. |
Menerbitkan
Keputusan persetujuan/penolakan perubahan tahun pajak/tahun buku |
Pasal 12
ayat (2) UU No.7/1983 |
Kepala
KPP. |
- |
|||||||
46. |
Menerbitkan
Surat Izin Pemeteraian dengan menggunakan mesin teraan meterai atau alat
lainnya. |
Pasal 7
ayat (2) huruf b UU No.13/86 jo. Psl. 2 Kep.Men.Keu. No. 194/KMK.04/1966 |
Kepala
KPP. |
Kecuali
dalam hal kewenangan dilimpahkan kepada Direktur PPN & PTLL. |
|||||||
47. |
Menerbitkan
keputusan untuk menerima atau menolak permohonan pengkreditan Pajak Masukan. |
Pasal 10
ayat (2) PP No.22/1985. |
Kepala
KPP. |
- |
|||||||
48. |
Memberikan
persetujuan kepada WP untuk diperbolehkan melakukan penyusutan mulai pada
tahun harta tersebut dipergunakan dalam perusahaan atau dipergunakan untuk
mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan atau pada saat harta yang
bersangkutan mulai menghasilkan. |
Pasal 3
ayat (2) PP No.42/1985. |
Kepala
KPP. |
- |
|||||||
49. |
Menerbitkan
Surat Perintah penelitian lokasi perusahaan yang memohon pemusatan PPh Pasal
21. |
Pasal 21
UU No.7/83. |
Kepala
KPP. |
- |
|||||||
50. |
Menerbitkan
Keputusan pembebasan angsuran bulanan PPh Psl. 25 dan/atau pembebasan dari
pemotongan dan pemungutan oleh pihak lain (PPh Psl. 21, 22 dan 23). |
Pasal 17
ayat (3) PP. No.42/1985. |
Kepala
KPP. |
Termasuk
SKB PPh Pasal 22 impor emas batangan untuk ekspor (SE-25/PJ.43/1990) |
|||||||
51. |
Menerbitkan
keputusan pengurangan besarnya angsuran bulanan PPh Pasal 25. |
Pasal 24
ayat (1) PP No.42/1985. |
Kepala
KPP. |
- |
|||||||
52. |
Menerbitkan
Surat Pemberitahuan Yang Kewarganegaraan. |
Keppres
No. 13/1980 |
Kepala
KPP. |
- |
|||||||
53. |
Menerbitkan
Surat Keterangan Fiskal Luar Negeri (SKFLN). |
Keppres
No. 28/1990 jo. Kep.Men.Keu No. 768/KMK.04/1990. |
Kepala KPP,
yang wilayah kerjanya meliputi Bandara atau Pelabuhan laut pemberangkatan ke
luar negeri. |
SKFLN
dibayar di Bandara atau Pelabuhan Laut pemberangkatan ke Luar Negeri atau
dengan KP.PDIP. 61 /SSP, (Diluar Kanwil I, IV dan IX). |
|||||||
54. |
Menerbitkan
Surat Keterangan Bebas Fiskal Luar Negeri (SKBFLN). |
Keppres
No.28/1990 jo. Kep.Men.Keu. No. 768/KMK.04/1990. |
Kepala
KPP, yang wilayah kerjanya meliputi Bandara atau Pelabuhan laut
pemberangkatan ke luar negeri. |
- |
|||||||
55. |
Menerbitkan
Surat Izin Pengkreditan SKFLN untuk PPh Pasal 21. |
Pasal 26
ayat (2) UU No.7/1983. |
Kepala
KPP. |
SKFLN
dibayar sendiri oleh karyawan bukan dalam rangka dinas. |
|||||||
56. |
Menerbitkan
Surat Persetujuan Penggunaan Continuous Form sebagai bukti pemotongan PPh
Pasal 23. |
Pasal 20
ayat (2) UU No.7/1983. |
Kepala
KPP. |
- |
|||||||
57. |
Menerbitkan
Keputusan atas permohonan penangguhan pembayaran PPN dan/atau PPn. BM atas impor
atau perolehan barang modal bagi perusahaan di luar PMA dan PMDN. |
Kep.Men.Keu
No. 577/KMK.00/1989. |
Kepala
KPP. |
- |
|||||||
58. |
Menerbitkan
Surat Keterangan PPN ditanggung Pemerintah atas impor buku pelajaran umum, kitab
suci dan buku pelajaran agama. |
Keppres
No. 2/1990 jo. Kep.Men.Keu No. 397/KMK.04/1990. |
Kepala
KPP. |
Sesuai
dengan Kep.Men.Keu No. 392/KMK.04/1990. |
|||||||
59. |
Mengeluarkan
Pengumuman Lelang. |
Pasal 11
ayat (6, 7, 8, 9) UU No. 19/1959. |
Kepala
KPP. |
- |
|||||||
60. |
Mengeluarkan
Pembatalan Pengumuman Lelang. |
Pasal 11
UU No. 19/59 |
Kepala
KPP. |
- |
|||||||
61. |
Menerbitkan
perintah tertulis untuk menyanderakan penanggung pajak (setelah mendapat izin
tertulis dari Gubernur Kepala Daerah Tingkat I). |
Pasal 15
ayat (1) UU No. 19/1959. |
Kepala
KPP. |
- |
|||||||
DIREKTUR
JENDERAL PAJAK, ttd. Drs. MAR'IE MUHAMMAD |