1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

C.

PETUNJUK PENGISIAN

1.

LAJUR BAGIAN PALING ATAS SPT MASA PPN (FORMULIR 1106)

-

Nama PKP

Diisi dengan nama lengkap Orang Pribadi atau Badan yang wajib mengisi SPT Masa PPN sesuai dengan yang tercantum pada Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (KP.PDIP.4.3-00).

-

NPWP

Diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) sesuai dengan yang tercantum pada Surat Keterangan Terdaftar (KP.PDIP.4.2-00) yang juga berfungsi sebagai Nomor Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (NPPKP).

-

Masa

Diisi dengan Masa Pajak yang bersangkutan. Untuk SPT Masa Pembetulan, diisi dengan Masa Pajak yang dibetulkan.

Contoh

:

Masa Pajak Januari 2006, sebagai berikut :

0

1

s.d

0

1

-

2

0

0

6

Masa Pajak Januari s.d Maret 2006, sebagai berikut :

0

1

s.d

0

3

-

2

0

0

6

Diisi hanya oleh PKP yang menggunakan jangka waktu lain yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan (pasal 1 Angka 1 UU KUP).

-

Usaha

Diisi dengan semua jenis usaha yang dilakukan oleh PKP mulai dari kegiatan utama (core business) PKP.

Contoh : Industri Minyak Goreng, Importir, Konsultan.

-

Pembetulan Ke : ………...(……………………..)

Untuk SPT Masa Pembetulan maka baris: “Pembetulan Ke : ……………………… (……………………)”

Diisi dengan angka kesekian kali melakukan pembetulan.

Contoh : Pembetulan kesatu Masa Pajak Januari 2006, sebagai berikut :

Pembetulan Ke : 1 (satu)

-

No. Telp

Diisi dengan nomor telepon PKP sesuai dengan alamat tempat domisili dan atau tempat kedudukan, dan atau nomor lain yang dapat dengan cepat dihubungi.

-

Wajib PPn BM

Diisi dengan tanda X pada kotak jika PKP menghasilkan BKP yang tergolong mewah.

2.

BAGIAN A. PENGHITUNGAN PPN KURANG BAYAR/LEBIH BAYAR

 -

Jumlah Penyerahan yang terutang PPN

Diisi dari Lampiran 1 – Daftar Pajak Keluaran (Formulir 1106 A) butir I.4 kolom (6)

-

Jumlah Penyerahan yang tidak terutang PPN

Diisi jumlah penyerahan tidak terutang PPN, tidak termasuk penyerahan yang PPN-nya Tidak Dipungut dan atau penyerahan yang PPN-nya Dibebaskan.

-

Jumlah Seluruh Penyerahan

Jumlah Ditambah jumlah

-

Pajak Keluaran yang harus dipungut Sendiri

Diisi dari Lampiran 1 – Daftar Pajak Keluaran (Formulir 1106 A) butir III kolom (7).

-

Pajak Masukan Yang dapat diperhitungkan

Diisi dari Lampiran 2 – Daftar Pajak Masukan (Formulir 1106 B) butir I angka 7 kolom (7)

-

PPN yang kurang atau (lebih) dibayar

a.	Diisi dengan tanda X pada kotak kurang bayar apabila angka pada lebih besar dari angka pada atau tanda X pada kotak lebih bayar apabila angka pada lebih kecil dari angka pada .
b.	Diisi dengan tanda X pada kotak kurang bayar apabila angka pada sama dengan angka pada
c.	diisi dengan selisih antara angka pada dikurangi dengan angka pada . Dalam hal angka pada sama dengan angka pada (NIHIL) maka diisi dengan angka 0 (Nol).

Contoh : Pajak yang Kurang Dibayar

Contoh	Bagian A	Pajak Pertambahan Nilai
Contoh 1		Rp.	1.000.000
		Rp.	200.000	(-)
		Rp.	800.000
Contoh 2		Rp.	1.000.000
		Rp.	(300.000)	(-)
		Rp.	1.300.000
Contoh 3		Rp.	(300.000)
		Rp.	(500.000)	(-)
		Rp.	(200.000)

Contoh : Pajak yang Lebih Dibayar

Contoh	Bagian A	Pajak Pertambahan Nilai
Contoh 1		Rp.	120.000
		Rp.	200.000	(-)
		Rp.	80.000
Contoh 2		Rp.	(200.000)
		Rp.	300.000	(-)
		Rp.	500.000
Contoh 3		Rp.	(600.000)
		Rp.	(300.000)	(-)
		Rp.	(300.000)

Contoh : Pajak Nihil

Contoh	Bagian A	Pajak Pertambahan Nilai
Contoh 1		Rp.	120.000
		Rp.	120.000	(-)
		Rp.	0
Contoh 2		Rp.	0
		Rp.	0	(-)
		Rp.	0
Contoh 3		Rp.	(600.000)
		Rp.	(600.000)	(-)
		Rp.	0